Regenerasi New.docx

  • Uploaded by: firda ama
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Regenerasi New.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 957
  • Pages: 4
Regenerasi Sepanjang hidup suatu organisme, beberapa bagian tubuhnya dapat rusak atau lenyap. Sebagian besar organisme sampai derajat tertentu mempunyai kemampuan mengganti bagian-bagian yang rusak atau lenyap tersebut. Proses penggantian tersebut disebut dengan regenerasi. Umumnya tumbuhan mempunyai daya regenerasi yang besar. Banyak cabang-cabang dan daun-daunya, kadang seemua dibuang dengan pemangkasan. Jika sistem akar sehat, maka kuncup segera terlihat pula dahan atu batangnya. Kuncup berkembang menjadi cabang-cabang baru, daun dan bunga. Kenyataannya banyak kayu keras (mapel, bireh, dan sebaginya) dapat dipotong tepat setinggi tanah, dan pertunasan pada tepi tonggak tersebut akan segera menghasilkan batang baru dan daun. Kemampuan hewan untuk meregenerasi bagian yang hilang sangat bervariasi dari spesies ke spesies. Spons dapat meregenerasi seluruh organisme dari hanya dengan konglomerasi sel-selnya. Hal ini juga terjadi pada hidra. Seekor planaria dapat meregenerasi seluruh organisme atau satu bagiaan tengah. Bahkan bintang laut dapat meregenerasi seluruh organisme dari hanya satu tangan dan cakra tengah. Pada suatu kali seorang petani kerang oiser, mengorek-orek bintang laut dari sarang oiser, membelahnya dengan harapan mematikannya, dan kemudian membuang bagian-bagian tersebut kembali ke laut. Mereka segera mendapatkan kekecewaan terhadap kemampuan regenerasi yang menyolok dari golongan hewan ini. Cacing tanah, krustasea (udang), ikan, salamender dan kadal tak mempunyai daya regenerasi demikian, yaitu dapat meregenerasi seluruh organisme. Akan tetapi, mereka dapat meregenerasi bagian dengan cukup kokoh. Cacing tanah, dapat meregenerasi empat segmen pertama dari lima segmen kepalanya dan malahan bagian yang lebih panjang dari ekornya. Udang dan salamender dapat meregenerasi satu tangkainya yang lenyap. Banyak kadal akan melepaskan ekornya bila ditangkap pada ekornya. Mereka kemudian meregenerasi ekor baru pada waktu

senggang. Burung dan mamalia tidak daoat meregenerasi seluruh organ. Akan tetapi, mereka dapat meregenerasi jaringan, jadi memperbaiki bagian yang rusak atau lenyap. Penyembuhan luka kulit dan patah tulang adalah satu contoh pada regenerasi pada manusia. Pengantian yang terus menerus darah yang rusak, dan selsel epitel yang mengelupas merupakan contoh yang lainya. Kelenjar pencernaan, terutama hati dan pangkreas, mampu meregenerasi secara ekstensif setelah rusak. Apa yang terjadi pada proses regenerasi? Bila satu tangkai depan salamender di buang, proses perbaikan pertama ialah penyembuhan luka dengan cara penumbuhan kulit di atas luka tersebut. Kemudian suatu tunas sel-sel yang belum berdiferensiasi terlihat. Tunas ini mempunyai rupa yang mirip dengan tunas anggota tubuh pada embrio yang sedang berkembang. Pembelahan yang cepat dari sel-sel “embrio” yang belum khusus dari tunas anggota tubuh mungkin timbul dari dediferensiasi sel-sel khusus demikian, sebagai sel-sel otot dan sel-sel tulang rawan.

Dediferensiasi

berarti

bahwa

sel-sel

ini

kehilangan

struktur

dediferensiasinya sebelum berperan dalam tugas regenerasi. Ketika waktu berlalu, sel-sel dari anggota tubuh yang sedang regenerasi diatur dan berdiferensiasi sekali lagi menjadi otot, tulang dan jaringan lainya yang menjadikan kaki fungsional. Studi regenerasi mengungkapkan bahwa sel-sel dewasa dari jaringan tertentu yeng telah berdiferensiasi, misalnya, epidermis, mensintesis, dan menghasilkan zat yang secara aktif menghambat mitosis sel-sel muda dari jaringan yang sama. Zat ini disebut kalona. Dalam stadium stadium permulaan dari regenerasi tidak ada sel-sel dewasa sehingga tidak ada penghambatan pembelahan sel. Ketika jaringan dari struktur yang telah mengalami regenerasi berdiferensiasi, mulailah produksi kolona dan agaknya secara berangsur menghentikan pertumbuhan struktur tersebut. Pada hakekatnya, produksi kolona oleh sel-sel yang telah berdiferensiasi rupanya merupakan fenomena umum. Sebenarnya setiap jaringan yang telah di uji (termasuk hati, ginjal, paru-paru, uterus (rahim), folikel, rambut, dan sel-sel darah putih) menghasilkan kalona yang menghambat mitosis sel-sel muda dari jaringan

tersebut tetapi tidak ada jaringan-jaringan lainya. Walaupun demikian kalona tidak membahayakan aktifitas sel-sel ini. Meskipun sifat kalona masih belum diketahui secara kimiawi mereka bersift seperti protein atau pelipeptida. Meskipun aksinya sangat spesifik terhadap jaringan, tetapi tidak demikian terhadap spesies. Kalona epidermis dari mamalia (bahkan dari ikan) akan menghambat mitosis dalam epidermis dalam mamalia lainya. Dalam banyak hal, proses regenerasi mirip dengan proses perkembangan embrio. Dari pembelahan yang cepat dari sel-sel yang belum khusus (timbullah) organisasi yang kompleks dari sel-sel khusus. Ini melibatkan morfogenesis dan diferensiasi seperti perkembangan embrio. Akan tetapi, paling tidak, ada satu cara proses regenerasi, yang berbeda dari proses perkembangan embrio. Dapatkah anda menduga hal itu? Persamaan antara regenerasi dan perkembangan embrio telah menyebabkan beberapa ahli embriologi mempelajari regenerasi dengan harapan mendapatkan suatu pengertian bagaimana perkembangan embrio “terjadi”. Penemuan polaritas telah memperlihatkan bahwa kekuatan organisasi tertentu, mungkin kimiawi bekerja pada regenerasi. Belahan tengah planaria akan meregenerasi suatu kepala baru pada tepi potongan yang sama dengan tempat kepala mula-mula terdapat. Ekor diregenerasi pada tepi lainya. Telah ditemukan bahwa bahwa sel-sel pada permukaan depan mempunyai laju metabolik yang lebih tinggi dari pada permukaan di tepi “belakang”. Tampaknya perbedaan laju metabolisme sel-sel dari bagian-bagian beregenerasi ialah yang menentukan polaritas. Bila potongan bagian belakang cacing di buang dan kepala diperlakukan dengan suatu cairan yang mengandung penghambat metabolisme, polaritas cacing tersebut dapat terjadi sebaliknya dan kepala akan terbentuk di ujung posterior. Dalam membandingkan kemampuan regenerasi dari hewan-hewan yang berbeda, tampak ada beberapa hubungan antara kompleksitas dan kemampuanya untuk regenerasi. Daya regenerasi pada spons hampir sempurna. Pada manusia regenerasi terbatas pada perbaikan organ dan jaringan tertentu. Kita harapkan kita

tahu mengapa justru kemampuan regenerasi berkurang dengan meningkatnya kompleksitas struktur dan fisiologi. Dalam satu organisme, setidak-tidaknya diantara vertebrata, dengan meningkatnya umur juga tampak kemampuan regenerasi lenyap secara progresif. Ketika tungkai pertama-tama terlihat pada kecebong katak, bila lenyap, bagianbagian tersebut dapat diregenersi dengan mudah. Akan tetapi setelah metamorfosis, katak secara normal tidak dapat meregenerasi tungkai yang lenyap. Setiap orang tahu berapa lebih cepat, patah tulang dan luka kulit sembuh pada anak-anak daripada orang tua. Apa yang menyebabkan lenyapnya daya regenerasi ketika umur meningkat? Pada katak, mungkin daerah amputasi gagal menerima jumlah yang cukup beberapa zat yang di bebaskan oleh saraf. Bila saraf ekstra dipindahkan ke ujung tungkai depan tersebut dengan pembedahan, regenerasi terjadi. Diketahui bahwa resiko jaringan saraf terhadap jaringan lainya turun, ketika kecebong tumbuh menjadi kodok. Juga mungkin, menimbulkan regenerasi tungkai pada kodok dengan hanya menrangsang ujung. Hal ini memberikan suatu penjelasan lainya. Mungkin juga yang menua.

Related Documents

Regenerasi
May 2020 37
Regenerasi New.docx
June 2020 12

More Documents from "Dendri Yaneski"

Regenerasi New.docx
June 2020 12
Ppt Regenerasi.pptx
June 2020 8
Dossier 7.docx
December 2019 23
Daftar Pustaka.docx
April 2020 31
Al-ghazali
October 2019 45