BAB 1 PENDAHULUAN
Postnatal atau masa nifas atau puerperium adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari. Periode postnatal adalah suatu fase kritis pada kehidupan ibu dan bayi baru lahir. Perubahan besar yang terjadi pada fase ini akan menentukan kesejahteraan ibu dan bayi baru lahir.1Periode postnatal terjadi pada interval enam minggu antara kelahiran bayi dan kembalinya organ reproduksi ke keadaan normal yang tidak hamil.2 Diperkirakan bahwa di seluruh dunia, lebih dari setengah juta wanita muda yang meninggal setiap tahun sebagai akibat dari komplikasi yang timbul dari kehamilan dan persalinan. Namun, sebagian besar kematian ini dapat dihindari jika langkah-langkah pencegahan telah dilakukan sebelumnya.1 Secara umum, lebih dari 500.000 wanita meninggal
akibat proses
melahirkan setiap tahunnya dan lebih dari 90% kematian tersebut terjadi pada negara-negara berkembang.2 Meskipun kesehatan ibu sebagian besar dianggap sebagai kesehatan masyarakat tetapi diperkirakan 287.000
1
kematian maternal diseluruh dunia. Mortalitas maternal tetap sangat tinggi diberbagai negara berkembang.3 Menurut WHO kematian ibu ialah kematian selama kehamilan atau periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera. Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan SDKI tahun 1991 yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup. Dari tahun 2008-2013 diketahui bahwa cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan meningkat dari angka 81.08% ke 90.88%. Begitu juga dengan cakupan kunjungan masa nifas yang meningkat dari tahun 2008 yaitu 17.9% menjadi 86.64% pada tahun 2013. Tetapi, sayangnya cakupan kunjungan nifas masih 86.64% belum setinggi cakupan persalinan yaitu 90.88%. Apabila cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tidak sama dengan cakupan nifas maka ada kemungkinan terjadi komplikasi di masa nifas atau masa nifas tidak terkontrol oleh penolong persalinan. Dan, apabila semakin jauh jarak persalinan dengan kunjungan nifas maka risiko terjadinya kematian ibu akan semakin besar.4 Pada ibu dan bayi baru lahir, risiko tertinggi kematian terjadi pada saat persalinan, diikuti oleh jam pertama dan berapa hari setelah persalinan.
5
2
Menurut WHO, jam pertama, hari pertama dan minggu setelah kelahiran bayi adalah masa kritis baik bagi ibu maupun bayi. Sekitar 500.000 wanita meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan dan paling sering terjadi selama atau segera setelah persalinan. Penelitian juga menunjukkan bahwa kematian ibu dan bayi yang paling sering terjadi ialah dalam waktu 24 jam setelah bayi lahir.6 Perdarahan dan infeksi merupakan penyebab dari kematian ibu. Penanganan yang apropriat pada jam dan hari pertama setelah persalinan dapat memberikan dampak yang besar baik bagi ibu. Dengan demikian, telah direkomendasikan
bahwa
para
ahli
kesehatan
yang
terampil
untuk
mendampingi suatu persalinan dan memastikan hasil terbaik bagi ibu. Namun, sebagian besar wanita masih kurang peduli dengan masa ini. Baik petugas kesehatan terkadang kurang memperhatikan masa-masa ini. Fakta bahwa dua pertiga kematian ibu dan bayi baru lahir terjadi pada dua hari pertama setelah kelahiran membuktikan kurangnya perawataan. Perawatan pada
periode
setelah
kelahiran
sangat
penting
tidak hanya
untuk
kelangsungan hidup tetapi juga untuk masa depan ibu dan bayi baru lahir. Perubahan ini akan memberikan dampak kesejahteraan dan potensi bagi mereka untuk mendapatkan masa depan yang sehat.6
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Postnatal Care Postnatal atau masa nifas atau peurperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca persalinan harus terselanggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu.1,17 Pelayanan postnatal adalah suatu pelayanan pada wanita dan bayi baru lahir dalam enam minggu pertama setelah melahirkan. Interval postnatal ialah dimulai sejak bayi lahir hingga enam minggu setelahnya dengan rekomendasi kunjungan yaitu 6-24 jam, 3-6 hari, dan 6 minggu setelah kelahiran.3 Menurut World Heatlh Organization (WHO) Periode postnatal ini ialah waktu bahaya baik bagi ibu dan bayi baru lahir.6 Pelayanan postnatal perlu mendapatkan perhatian spesial bagi ibu dan bayi baru lahir dan mendapatkan perhatian khusus dan deteksi yang cepat, penatalaksanaan terhadap komplikasi
4
dan penyakit yang diderita, perhatian terhadap kebersihan, edukasi dan dukungan terhadap ASI, imunisasi dan juga nutrisi baik ibu dan bayi.7 Periode postpartum dan pascanatal sering digunakan secara bergantian tetapi kadang-kadang terpisah. Makna periode postpartum lebih mengarah pada kondisi ibu dan postnatal lebih mengacu pada hal-hal yang berkaitan dengan bayi. Oleh karena itu, maka disetujui hanya menggunakan istilah ‘pasca kelahiraan’ harus digunakan untuk semua masalah yang berkaitan dengan ibu dan bayi baru lahir. Perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan dan persalinan mungkinmemerlukan waktu yang lebih dari enam minggu untuk kembali ke masa sebelum hamil.6 Pengawasan yang baik oleh petugas yang terampil sangat diperlukan dalam hal ini untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi secara cepat dan tanggap. Menurut WHO, periode dari hari ke-2 hingga ke-7 sebagai periode postnatal dini dan periode dari hari ke-8 hingga hari ke-42 dianggap sebagai periode postnatal lanjut.6
2.2. Tujuan dan Jadwal Postnatal Care Di negara-negara maju hampir semua wanita dan bayi mereka menerima perawatan pasca persalinan dan postnatal meskipun frekuensinya bervariasi. Di negara-negara berkembang kebutuhan 5
untuk perawatan dan dukungan setelah lahir, hingga saat ini kurang dikenal. Meskipun telah diketahui bahwa periode ini perlu perhatian khusus, namun sering terabaikan. Tingkat penyediaan perawatan terampil
lebih
rendah
setelah
melahirkan
dibandingkan
saat
kehamilan dan persalinan meskipun risiko jangka panjang yang sama besar. Seperti, perawatan pasca melahirkan untuk ibu difokuskan pada pengamatan rutin dan pemeriksaan kehilangan darah vagina, involusi uterus, tekanan darah dan suhu tubuh. Sedangkan, perawatan postnatal ialah perawatan tali pusat, kebersihan dan pemantaauan berat badan dan pemberian makan dan atau imunisasi serta perawatan bayi baru lahir.6 Berdasarkan pedoman obstetrik, tujuan pelayanan postnatal antara lain :
Untuk
mendorong
perencanaan
perempuan
perawatan
setelah
berpartisipasi melahirkan
dan
dalam untuk
menyediakan informasi
Untuk memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu agar ia dapat mengenal dan menanggapi masalah
Membantu petugas kesehatan unuk identifikasi masalah dan koordinasi perawatan baik bagi ibu dan bayi dalam periode pascanatal sampai mereka keluar dari perawatan.8
6
2.2.1. Tujuan Postnatal Care Tujuan
utama
pelayanan
postnatal
adalah
untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan wanita dan bayinya dan untuk menumbuhkan lingkungan yang menawarkan bantuan dan dukungan kepada keluarga besar dan masyarakat untuk berbagai macam kebutuhan kesehatan dan social yang terkait. Kebutuhan ini dapat melibatkan kesehatan fisik dan mental
serta
mempengaruhi
masalah kesehatan
sosial dan
dan
budaya
yang
kesejahteraan.
dapat
Selain
itu,
membantu orang tua baru mendapatkan dukungan untuk menjadi orang tua dan tanggung jawabnya.6
2.2.2. Jadwal Postnatal Care Pengawasan yang dilakukan oleh petugas terampil selama 24 hingga 48 jam. Berdasarkan penelitian, dalam 24 hingga 48jam pertama adalah waktu yang paling penting bagi wanita dan bayi, dengan demikian kebijakan yang menyelamatkan jiwa untuk memberikan
perawatan
individual
selama
periode
pascanatal.6Pelayanan postnatal perlu dilakukan setidaknya dalam 24 jam pertama setelah melahirkan bila perlu lakukan kunjugan ke rumah untuk ibu dan bayi. Rekomendasi dari WHO ialah memberikan kunjungan kepada ibu dan bayi setidaknya total 7
empat kali pascakelahiran yaitu hari pertama (24jam), hari ke-3 (48-72jam), antara hari 7-14 dan minggu ke-6 pasca melahirkan.9
2.3. Konsep dan Rekomendasi Postnatal Care Menurut WHO, terdapat beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam
pelayanan
postnatal.
Pelayanan
postnatal
ini
meliputi
identifikasi dan manajemen hasil yang berpotensi serius pada wanita dan bayinya. Pedoman dari WHO akan menyajikan beberapa rekomendasi tentang jenis pekerja kesehatan yang dapat dengan aman memberikan intervensi perawatan kesehatan ibu dan bayi yang baru lahir melalui proses pengembangan pedoman.9
a. Penyediaan Perawatan Postnatal untuk Ibu dan Bayi Baru Lahir Table 1. Rekomendasi Penyediaan perawatan pascanatal untuk ibu dan bayi Rekomendasi 1 : Menentukan waktu pulang dari fasilitas kesehatan setelah melahirkan o Setelah melahirkan pervaginam yang tidak meiliki penyulit di fasilitas kesehatan, ibu yang sehat dan bayi yang baru lahir harus menerima perawatan di fasilitas
8
tersebut setidaknya 24 jam setelah kelahiran. o Untuk bayi yang baru lahir, perawatan ini mencakup penilaian segera saat lahir, pemeriksaan klinis sekitar 1 jam setelah lahir dan sebelum pulang. Rekomendasi 2 : jumlah dan waktu kunjungan pascanatal o Jika kelahiran dalam fasilitas kesehatan, ibu dan bayi yang baru lahir harus menerima perawatan setelah melahirkan di fasilitas tersebut setidaknya 24 jam setelah kelahiran o Jika melahirkan dirumah, pemeriksaan pascanatal sebaiknya secepatnya dalam 24 jam pertama setelah melahirkan o Minimal ada empat kali tambahan kunjungan pascanatal yaitu hari ke 3 (48-72jam), antara hari ke 7 hingga hari ke 14 dan minggu ke 6 setelah melahirkan Rekomendasi
3:
kunjungan
rumah
untuk
pelayanan
pascanatal o Kunjungan
rumah
pada
mingu
pertama
setelah
kelahiran sangat direkomendasikan untuk ibu dan bayi baru lahir.
9
Beberapa rekomendasi edukasi dari beberapa guideline ialah8;
Berikan dukungan pada ibu untuk melahirkan dengan penolong persalinan terampil hingga dapat menerima perawatan intrapartum dan pasca kelahiran termasuk pemberian uterotonika selama manajemen aktif kala 3.
b. Perawatan pascanatal untuk bayi baru lahir Tabel 2. Rekomendasi perawatan pascanatal untuk bayi baru lahir Rekomendasi 1: Penilaian bayi baru lahir Tanda yang perlu dinilai selama perawatan setekah melahirkan dan bayi baru lahir harus segera dirujuk untuk evaluasi lebih lanjut jika ada tanda-tanda seperti: o Berhenti makan dengan baik o Riwayat kejang o Pernapasan cepat o Tidak ada gerakan spontan o Demam suhu ≥ 37.5 o Suhu terlalu rendah < 35.5 o Penyakit kuning apapun dalam 24 jam pertama kehidupan o Telapak tangan kuning pada usia berapapun Keluarga harus didorong untuk mencari perawatan kesehatan lebih awal jika mereka mengidentifikasi tanda-tanda bahaya diatas pada kunjungan setelah melahirkan.
10
Rekomendasi 2: ASI Eksklusif o Semua bayi harus disusui secara eksklusif sejak lahir hingga usia 6 bulan . o Ibu perlu diberi konseling dan diberikan dukungan untuk selalu memberikan ASI eksklusif pada setiap kunjungan pascanatal Rekomendasi 3: Asuhan tali pusat o Pemberian klorheksidin harian pada tali pusat selama seminggu pertama kehidupan dianjurkan untuk bayi baru lahir di rumah. o Perawatan
tali
pusat
yang
bersih
dan
kering
direkomendasikan untuk bayi baru lahir di fasilitas kesehatan dan dirumah. o Penggunaan dianggap
klorheksidin
hanya
untuk
dalam
situasi
menggantikan
ini
dapat
penggunaan
bahan tradisional yang berbahaya. Rekomendasi 4: Asuhan pascanatal lainya o Memandikan bayi disarankan ditunda hingga 24 jam setelah lahir. Jika ini tidak mungkin karena alasan budaya maka harus ditunda setidaknya 6 jam. Pakaian bayi yang sesuai untuk suhu kamar dianjurkan yaitu satu hingga
dua
lapis
pakaian
orang
dewasa
dan
penggunaan topi. o Ibu dan bayi tidak boleh dipisahkan dan harus tinggal diruangan yang sama 24 jam sehari. o Komunikasi dan bermain dengan bayi yang baru lahir perlu didukung
11
o Imumisasi perlu dipromosikan sesuai dengan pedoman yang sesuai. o Bayi premature dan bayi berat lahir rendah harus diidentifikasi sesegera mungkin dan harus diberikan perawatan khusus sesuai dengan pedoman
Beberapa rekomendasi dari beberapa guideline lain ;
Segera setelah lahir, semua bayi perlu dikeringkan secara menyeluruh dan menilai pernapasan mereka serta tali pusat harus dijepit dan dipotong hanya setelah 1-3 menit kecual si bayi memerlukan resusitasi. Pengisapan rutin tidak boleh dilakukan secara berkala
Selama jam pertama direkomendasikan untuk dilakukan kontak dengan ibu untuk menjaga kehangatan dan inisiasi menyusui dini.
Pemeriksaan klinis lengkap dilakukan 1 jam setelah setelah kelahiran, ketika bayi telah mendapatkan ASI pertamanya. Perawatan ini termasuk pemberian vitamin K profilaksis dan vaksinasi hepatitis
B sesegera
mungkin setelah bayi lahir (dalam 24 jam )
Ketika tenaga kesehatan yang terlatih menghadiri kelahiran bayi baru lahir, perawatan tambahan seperti alat resusitasi harus disediakan. 12
c. Perawatan pascanatal untuk ibu Tabel 2.3 Rekomendasi Perawatan pascanatal untuk ibu Rekomendasi 1: Penilaian ibu o 24 jam pertama setelah kelahiran : Semua wanita postpartum harus memiliki penilaian rutin,perdarahan pervaginam, kontraksi uterus, tinggi fundus, suhu dan denyut jantung secara rutin selam 24 jam pertama dimulai dari jam pertama setelah kelahiran. Tekanan darah harus diukur segera setelah lahir. Jika normal,
pengukuran
dilakukan
dalam
6
tekanan jam.
darah
kedua
Kekosongan
urin
harus harus
didokumentasikan dalam 6 jam. o Setelah 24 jam kelahiran: pada setiap kontak pascakelahiran berikutnya, perlu diperhatikan lebih lanjut seperti buang air kecil dan inkotinensia urin, fungsi usus, penyembuhan luka perineum, sakit kepala, kelelahan, nyeri punggung, nyeri perineum, dan kebersihan perineum, nyeri payudara, nyeri tekan uterus dan lokia. o Pemberian
ASI
harus
dinilai
setiap
kunjungan
pascanatal
13
o Pada setiap kontak pascakelahiran, perempuan perlu ditanya
tentang
kesejahteraan
emosional
mereka,
dukungan keluarga dan social apa yang mereka miliki dan strategi penanganan mereka yang biasa untuk menangani masalah sehari-hari. Semua wanita dan keluarga/pasangan
mereka
harus
didorong
untuk
memberi tahu petugas tentang perubahan suasana hati, keadaaan emosi dan perilaku yang berada diluar pola normal wanita. o Dalam 10-14 hari setelah lahir, semua wanita harus ditanya tentang resolusi depresi postpartum ringan dan sementara. Jika gejala belum teratasi maka psikologis wanita harus terus dievaluasi untuk didepresi pasca melahirkan. o Perempuan harus diamati setiap risiko, tanda dan gejala kekerasan rumah tangga o Perempuan harus diberitahu siapa yang harus dihubungi untuk meminta nasihat dan manajemen o Semua wanita harus diberitahukan tentang melakukan hubungan dyspareunia
seksual sebagai
kembali bagian
dan
kemungkinan
dari
penilaian
14
kesejahteraan keseluruhan 2-6 minggu setelah kelahiran o Jika ada masalah yang memprihatinkan pada kontak pasca kelahiran, wanita tersebut harus dikelola dan atau dirujuk sesuai dengan pedoman. Rekomendasi 2 : Konsultasi o Semua wanita perlu diberitahukan mengenai proses fisiologis pemulihan setelah lahir dan diberitahu bahwa beberapa masalah kesehatan adalah umum dengan saran
perlu
memberitaahukan
kepada
petugas
kesehatan bila ada masalah terutama bila ada tanda dan
gejala
perdarahan
postpartum,
pre-
eklampsia,/eclampsia, infeksi dan tromboemboli, o Perempuan harus diberikan konsutali mengenai nutrisi o Perempuan
harus
diberikan
konsultasi
mengenai
kebersihan terutama mencuci tangan o Perempuan harus diberi penyuluhan mengenai jarak kehamilan dan keluarga berencana. Pilihan kontrasepsi harus didiskusikan dan metode kontrasepsi harus disediakan jika diminta o Perempuan harus diberitahukan tentang seks yang lebih aman dan penggunaan kondom
15
o Pada daerah endemis malaria, ibu dan bayi perlu tidur dalam kelambu berinsektisida o Semua perempuan harus didorong untuk mobilisasi sesegera mungkin setelah kelahiran. Mereka harus didorong untuk berolahraga ringan dan meluangkan waktu untuk beristirahat selama periode pascanatal. Rekomendasi 3 : Suplemen besi dan asam folat o Pemberian suplemen besi dan asam folat sebaiknya diberikan paling tidak 3 bulan setelah melahirkan Rekomendasi 4 : Antibiotik profilaksis o Penggunaan antibiotik pada wanita yang mengalami robekan perineum tingkat 3 atau 4 dianjurkan untuk mencegah komplikasi luka o Tidak
didapatkan
bukti
yang
cukup
untuk
merekomendasikan penggunaan rutin antibiotik pada semua wanita berisiko rendah dengan persalinan pervaginam untuk pencegahan endometriosis Rekomendasi 5 : Dukungan psikososial o Dukungan
psikososial
direkomendasikan pascamelahirkan
oleh
untuk disemua
orang
yang
pencegahan kalangan
wanita
terlatih depresi yang
16
berisiko tinggi mengembangkan kondisi ini. Tidak ada bukti yang cukup untuk merekomendasikan pembekalan formal rutin untuk semua wanita untuk mengurangi terjadinya/risiko depresi pasca melahirkan. o Para
petugas
kesempatan
bagi
kesehatan wanita
haurus untuk
memberikan mendiskusikan
pengalaman kelahiran mereka selama masa inap di rumah sakit o Setiap wanita yang kehilangan bayinya harus menerima perawatan suportif tambahan
Beberapa
rekomendasi
guideline
mengenai
perawatan
pascanatal pada ibu yaitu melanjutkan untuk memastikan semua wanita yang melahirkan menerima manajemen aktif dari kala III persalinan dan pemantauan ketat segera setelah lahir sebagai bagian dari perawatan persalinan mereka yang mengurangi risiko perdarahan postpartum pada periode pascanatal.9 2.4. Tanda dan gejala bahaya pada Postnatal care Periode postnatal merupakan fase yang rentan dalam kehidupan ibu dan bayi baru lahir. Kematian dalam bulan pertama kehidupan
17
mewakili 45% semua kematian balita dan ini terlalu banyak terjadi dalam minggu pertama kelahiran. Pada 2015, hampir satu juta kematian neonatal terjadi pada hari kelahiran dan hampir 2 juta bayi meninggal pada minggu pertama kehidupan.10Oleh karena itu, petugas kesehatan perlu untuk memperhatikan tanda dan bahaya yang dapat terjadi pada ibu dan bayi.
d. Tanda dan Gejala yang mengancam pada Ibu9 Tabel 2.4 Tanda dan gejala pada yang mengancam bagi ibu Gejala dan Tanda
Takipneu
Kehilangan darah perlahan
Penyakit
atau tiba-tiba
Tanda syok akibat hilangnya Perdarahan postpartum darah: takikardi, hipotensi, hipoperfusi,
hypovolemia,
perubahan kesadaran
Perdarahan massif
pervaginam Perdarahan postpartum +
demam dan abdomen yang sepsis lunak
demam
Menggigil
Nyeri perut
Takipneu
Infeksi Traktus Genital
18
Sakit
kepala
berat
atau
menetap
Tekanan
Pre eklampsia/eklampsia diastolic
>90
mmHg dan tanda lain dari preeclampsia
Sesak atau sulit bernafas Emboli paru atau nyeri dada
Nyeri tungkai unilateral
Trombosis Vena Dalam
e. Masalah kesehatan yang sering terjadi pada Ibu9 Tabel 2.5 Masalah kesehatan yang sering terjadi pada ibu Kondisi Baby Blue
Tindakan
Bila
gejala
menetap
segera ke dokter untuk manajaemen
depresi
pascaanatal Perineal
manajemen dan evaluasi
Nyeri
tanda infeksi, perbaikan
Tidak nyaman
yang
Perih
jahitan luka yang terbuka
Berbau
kembali
dispareunia
tidak
Segera ke dokter
Sarankan
adekuat,
untuk
terapi
19
dingin untuk topical dan paracetamol Sakit kepala
Sarankan untuk relaksasi dan
hindari
faktor
penyebab Kelelahan yang menetap
Tanya mengenai kondisi umum, sarankan diet dan latihan
Bila
kondisinya
mempengaruhi terhadap
perhatian
bayi
maka
evaluasi factor penyebab
Periksa
kadar
Hb
dan
terapi bila rendah Nyeri punggung
Manajemen seperti biasa
Konstipasi
Nilai diet asupan cairann
Bila efektif
dengan maka
diet
tidak
sarankan
penggunaan laksatif Hemoroid
Bila berat, bengkak atau prolapse,
evaluasi
ke
20
dokter untuk penanganan lebih lanjut
Inkontinensia Ani
Nilai derajat, durasi dan frekuensi , bila tidak dapat ditangani
dengan
baik
maka rujuk ke spesialis kandungan
Inkontinensia urin
Edukasi
latihan
dasar
panggul
f. Masalah kesehatan yang sering terjadi pada bayi9 Table 2.6 masalah kesehatan yang terjadi pada bayi Kondisi Ikterus
dalam
Tindakan 24
jam
pertama Ikterus pada bayi >24jam
Segera rujuk ke spesialis anak
Awasi dan catat keadaan umum
dan
hidrasi
dan
kesadaran Ikterus pada usia >7 tahun
Rujuk ke spesialis anak
/ menetap >14 hari Icterus pada bayi yang
Sarankan untuk terus ASI,
sedang ASI
bangunkan
bayi
saat
rutin
tidak
pemberian ASI
Suplemen
21
disarankan Sariawan
Edukasi tentang kebersihan
Segera
ke
dokter
untuk
mendapatkan obat antijamur Tidak
ada
meconium
dalam 24 jam Diare
Segera rujuk ke spesialis anak
Segera rujuk ke spesialis anak
Bayi menangis tak henti
Butuh tindakan segera
Tenangkan orang tua
Nilai keadaan umum seperti: riwayat
antenatal
dan
perinatal, onset dan durasi menangis, feses bayi, diet ibu bila menyusui, alergi, factor
yang
memperberat
dan memperingan Kolik
Sarankan orang tua untuk menggendong
bayi
bila
menangis
Jangan
menggunakan
dicycloverine Kolik pada bayi dengan
Pertimbangkan
susu formula
terhadap susu formula
Bayi lemah
alergi
Segera rujuk ke spesialis anak
22
2.5. Pemanfaaatan Postnatal Care dalam masyarakat Pelayanan postnatal menghadapi banyak tantangan dimana menjalin kontak antara ibu yang postpartum dan bayi baru lahir sulit akibat kelahiran di rumah, tempat yang jauh dari fasilitas kesehatan atau tradisi masyarakat.7 Menurut Bwalya dkk, kelahiran yang terjadi di pedesaan mengurangi kemungkinan mendapatkan pelayanan postnatal. Selain itu, paparan ibu atau akses ke media yang memiliki kunjungan perawatan antenatal lebih dari 4 kali memungkinkan meningkatkan kemungkinan memiliki pelayanan postanatal.11 Menurut penelitian Miller dikatakan bahwa kunjungan ke rumah postnatal, kualitas interaksi, penyedia perawatan, isi diskusi atau pendidikan selama kontak dan manfaat yang dirasakan dari berbagai jenis kontak sangat relative terhadap kenyamanan mereka dan dapat mempengaruhi dampak postnatal yang dirasakan serta juga akan menentukan kualitas perawatan. Selain itu, dengan adanya perawatan pascanatal akan membantu mengurangi lamanya tinggal di rumah sakit dan akan membantu meningkatkan rasa kepercayaan diri ornag tua untuk merawat bayinya dirumah. 12 Pengetahuan mengenai tanda dan gejala bahaya pasca melahirkan memiliki
hubungan
positif
kuat
dengan
pemanfaatan
perawatan
pascanatal. Ibu-ibu yang memiliki pengetahuan mengenai tanda dan gejala
bahaya
pasca
melahirkan
lebih
cenderung
mendapatkan 23
pelayanan postnatal dibandingan ibu-ibu yang tidak mengetahui tanda dan gejala bahaya tersebut. Menurut penelitian Belachew dkk, sesuai dengan penelitian di Uganda, selama masa nifas merupakan faktor penting dalam memotivasi ibu dan keluarga untuk menghadiri layanan perawatan kesehatan dengan tujuan pencegahan dan deteksi dini. Selain itu, ibu-ibu yang mendapatkan pelayanan antenatal juga salah satu faktor yang mendukung untuk perawatan postnatal. Akan tetapi, pemanfaatan perawatan dalam periode kritis yaitu 48 jam setelah melahirkan ini masih dinilai rendah. Alasan yang paling sering ialah kurangnya pengetahuan tentang manfaat dan waktu pelayanan postnatal. Pemanfaatan pelayanan postnatal ini akan memberikan pengetahuan kepada ibu mengenai tanda bahaya postnatal, dan komplikasi yang dapat terjadi.
13
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan no 97 tentang Pelayanan Kesehatan Kehamilan pasal 15 dijelaskan bahwa pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan meliputi pelayanan kesehatan bagi ibuu dan bayi baru lahir. Namun, pelayanan kesehatan ini dilakukan paling sedikit 3 kali yaitu satu kali pada periode 6 jam sampai dengan 3 hari pascapersalinan, satu kali pada periode 4 hari sampai dengan 28 hari pascapersalinan dan satu kali pada periode 29 hari sampai dengan 42 hari.16
24
2.6. Strategi peningkatan pelayanan pascanatal Strategi dalam pelayanan pasca persalinan Medicaid dan CHIP telah membentuk inisiatif kesehatan ibu dan bayi untuk meningkatkan tingkat kunjungan pasca persalinan. Beberapa strategi tersebut antara lain: a. Membantu wanita untuk mengembangkan rencana pelayanan postnatal
dan kunjungan nifas dan mengidentifikasikan
hambatan untuk akses perawatan kesehatan dan mencarikan solusi atas hambatan tersebut b. Memberikan informasi mengenai pelayanan postnatal dan memberikan dalam semacam kelas Pendidikan c. Petugas kesehatan mensurvei bagi ibu-ibu yang memiliki risiko dan membuat rencana perawatan yang dipersoanalisasi d. Petugas kesehatan berusaha untuk mempertahankan kontak dengan ibu-ibu yang hamil hingga memasuki masa nifas e. Memberikan insentif hadiah (item perawatan bayi) untuk mendorong mereka membuat janji f. Memberikan panduan yang dirancang untuk ibu-ibu mengenai kehamilan yang sehat g. Petugas
kesehatan
yang
merawat
ibu
yang
berisiko
seytidaknya setiap bulan memberikan dukungan
25
h. Petugas kesehatan memantau pelayanan postnatal terutama pada minggu 2 dan 4 setelah melahirkan untuk mendorong kunjungan
pelayanan
postnatal,
menilai
depresi,
dan
menawarkan rujukan postnatal i. Meningkatkan komponen program lain dengan buku pegangan, buku perjalanan, situs web, sms insentif anggota j. Melakukan kunjungan pelayanan postnatal selama 4-5 minggu setelah melahirkan sehingga dapat dijadwalkan ulang jika perlu k. Jadwalkan kunjungan pelayanan postnatal dalam 4 minggu sebelum tanggal kelahiran yang diharapkan l. Beritahukan kepada pasien pada masa antenatal mengenai pentingnya kunjungan postnatal dan siapa yang harus ditemui14 m. Meningkatkan jumlah kontak postnatal setelah kelahiran
15
n. Setidaknya tiga kontak telepon dan kunjungan postnatal untuk meoptimalkan
dirasakan
kecukupan
perawatan
yang
disediakann 15 o. Telepon kontak dapat menawarkan biaya uang paling efektif untuk memaksimalkan kualitas perawatan postnatal.15 Dalam meningkatkan upaya pelayanan postnatal maka kita harus memahami mengenai biaya dan manfaat dari kebijakan dan layanan
26
perawatan
setelah
melahirkan
yang
secara
selektif
untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Perawatan pasca melahirkan dapat mengurangi mortalitas dan morbiditas antara ibu dan bayi mereka. Termasuk untuk pengobatan komplikasi yang timbul dari persalinan, terutama bagi yang melahirkan di rumah.
15
Di Indonesia,
dalam meningkatkan strategi peningkatan pelayanan postnatal yang telah dilakukan ialah dengan memberikan panduan tentang pentingnya perawatan postnatal yang dicantumkan pada buku kesehatan ibu dan anak (KIA) yang dimiliki pada setiap ibu hamil. Selain itu, kunjungan rumah juga dilakukan terutama pada ibu-ibu yang berisiko dengan cara menempelkan stiker yang ditempel di depan rumah ibu dan bayi.16
27
BAB III
KESIMPULAN
Pelayanan postnatal adalah suatu pelayanan pada wanita dan bayi baru lahir dalam enam minggu pertama selama kehamilan. Interval postnatal ialah dimulai sejak bayi lahir hingga enam minggu setelahnya dengan rekomendasi kunjungan yaitu 6-24 jam, 3-6 hari, dan 6 minggu setelah kelahiran.3 Pelayanan postnatal perlu mendapatkan perhatian spesial bagi ibu dan bayi baru lahir serta mendapatkan perhattian khusus dan deteksi yang cepat, penatalaksanaan terhadap komplikasi dan penyakit yang diderita, perhatian terhadap kebersihan, edukasi dan dukungan terhadap ASI, imunisasi dan juga nutrisi baik ibu dan bayi. 7Pengawasan yang baik oleh petugas yang terampil sangat diperlukan dalam hal ini untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi secara cepat dan tanggap. Tujuan utama pelayanan postnatal adalah untuk mempertahankan dan
meningkatkan
kesehatan
ibu
dan
bayinya
dan
untuk
menumbuhkan lingkungan yang menawarkan bantuan dan dukungan kepada keluarga besar dan masyarakat untuk berbagai macam kebutuhan kesehatan dan sosial yang terkait. Kebutuhan ini dapat melibatkan kesehatan fisik dan mental serta masalah sosial dan 28
budaya yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan. Selain itu, orang tua baru perlu dukungan untuk menjadi orang tua dan tanggung jawabnya.6 Pedoman dari WHO menyajikan beberapa rekomendasi tentang jenis pekerja kesehatan yang dapat dengan aman memberikan intervensi perawatan kesehatan ibu dan bayi yang baru lahir melalui proses pengembangan pedoman.8 Pengetahuan mengenai tanda dan gejala bahaya pasca melahirkan memiliki hubungan positif kuat dengan pemanfaatan perawatan pascanatal. Ibu-ibu yang memiliki pengetahuan mengenai tanda dan gejala bahaya pasca melahirkan lebih cenderung mendapatkan perawatan pasca natal dibandingan ibu-ibu yang tidak mengetahui tanda dan gejala bahaya tersebut.13
29
DAFTAR PUSTAKA
1. Battawi,JA& Samar K H.2017. “Evaluation of Postnatal’s Mother Satisfiction with Nursing Care In El Shatby Maternity University Hospital”.IOSR Journal of Nursing and Health Science. ISSN: 23201940 Volume 6, Issue 6 Ver II (Nov-Dec 2017) PP 69-80 2. Sharma A, dkk. 2014. “Utilization Of Postnatal Care In Tribal Area Of Madhya Pradesh: A Community Based Cross Sectional Study”. International Journal of Medical Science and Public Health Vol 3. Issue 10 3. Limenih, MA,dkk. 2016. “Postnatal Care Service Utilization and Associated Factors among Women Who Gave Birth in The Last 12 Months Prior to the Study in Debre Markos Town, Northwestern Ethiopoia: A Community-Based Cross Sectional Study”. Hindawi Publishing Corporation. International Journal of Reproductive Medicine Volume 2016 Article ID 7095352 4. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodat in-ibu.pdf 5. Akibu M,dkk. 2018. “Prevalence and Determinants Of Complete Postnatal care Service Utilization in Northern Shoa, Ethiopia”.Journal of Pregnancy Volume 2018 Article ID 8625437 Hindawi Publishing Corporation 30
6. WHO. A handbook for building skills: counselling for maternal and newborn health care. 2013.WHO: Geneva. 7. Salam, RA dkk. “Essential childbirth and postnatal interventions for improved maternal and neonatal health“. Salam et al. Reproductive Health
2014,
11(Suppl
1):S3
http://www.reproductive-health-
journal.com/content/11/S1/S3 8. NHS. Obstetric guidelines 2017-19 (issue 4). 20017. Bedside clinical guidelines partnership in association with the Staffordshire, Shropshire & Black Country Newborn and Maternity Networkand Southern West MidlandsMaternity and Newborn Network Obstetric: UK 9. WHO. WHO Recommendations on Postnatal Care of the Mother and Newborn. October 2013. WHO: Geneva 10. AmouzouA dkk.2017.”Measuring postnatal care contacts for mothers and newborns: An analysis of data from the MICS and DHS surveys”.www.jogh.org. doi: 10.7189/jogh.07.020502 11. Duysburgh.E,dkk. 2015.”Opportunities to Improve Postpartum Care For Mothers and Infants: Design of Context-Spesific Packages of Postpartum Interventions in Rural Districts in Four Sub-Saharan African Countries”.Duysburgh et al. BMC Pregnancy and Childbirth (2015) 15:131 DOI 10.1186/s12884-015-0562-8
31
12. Mohan, D.dkk. 2015. “Determinants of postnatal care use at health facilities in rural Tanzania: multilevel analysis of a household survey”.Mohan et al. BMC Pregnancy and Childbirth (2015) 15:282 DOI 10.1186/s12884-015-0717-7 13. Belachew,T.dkk. “Postnatal Care Service Utilization and Associated Factors among Mothers in Lemo Woreda, Ethiopia”.Belachew et al., J Women’s Health Care 2016, 5:3 DOI: 10.4172/2167-0420.1000318 14. https://www.medicaid.gov/medicaid/quality-ofcare/downloads/strategies-to-improve-postpartum-care.pdf 15. Teklehaymanot,
AN.dkk.
2016.
“Early
Postnatal
Care
Service
Utilization and Associated Factors among Mothers Who Gave Birth in the Last 12 Months in Aseko District, Arsi Zone, South East Ethiopia in 2016”. Teklehaymanot et al., J Women's Health Care 2017, 6:1 DOI: 10.4172/2167-0420.1000358 16. http://sinforeg.litbang.depkes.go.id/upload/regulasi/PMK_No._97_ttg_P elayanan_Kesehatan_Kehamilan_.pdf 17. Prawiohardjo,
S.
dkk.
2010.
“ILMU
Kebidanan
Sarwono
Prawirohardjo”. Edisi 4. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
32