Referat Meningitis Unmul.pptx

  • Uploaded by: K2
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Referat Meningitis Unmul.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,652
  • Pages: 29
Referat

MENINGITIS

Shafira Tamara 1710029061 Pembimbing: dr. H. Luthfi Widyastono, Sp.S Laboratorium/SMF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda 2018

Latar Belakang Meningitis adalah penyakit infeksi dari cairan yang mengelilingi otak dan korda spinalis. Classic triad dari meningitis adalah demam, leher kaku, dan perubahan status mental. Angka kejadian meningitis mencapai 1-3 orang per 100.000 orang. Faktor risiko meningitis yaitu pasien yang mengalami defek dural, pasien yang sedang menjalani spinal procedure, diabetes melitus, alkoholisme, splenektomi, dan sickle cell disease. Mortality rate pasien meningitis adalah 21%, dengan kematian pasien pneumococcal meningitis lebih tinggi dari pasien meningococcal meningitis.

TINJAUAN PUSTAKA

Meningen Meningen adalah selaput yang membungkus otak dan sumsum tulang belakang, melindungi struktur saraf yang membawa pembuluh darah dan cairan serebrospinalis, memperkecil benturan yang terdiri dari 3 lapisan: 1. Duramater Lapisan luar melekat pada permukaan dalam cranium dan juga membentuk periosteum, sedangkan lapisan dalam berlanjut menjadi dura spinalis.

2. Arakhnoid Terdapat tonjolan yang mengarah ke dalam sinus venosus utama yaitu villi arachnoidea. Diduga bahwa liquor cerebrospinalis memasuki circulus venosus melalui villi. 3. Piamater Ruangan di antara arakhnoid dan pia mater disebut sub arakhnoid di mana mengalir cairan serebrospinalis dari otak ke sumsum tulang belakang.

Meningitis Definisi Peradangan atau inflamasi pada meningen termasuk duramater, arachnoid dan piamater yang melapisi otak dan medulla spinalis yang dapat disebabkan oleh beberapa etiologi (infeksi dan non infeksi) dan dapat diidentifikasi oleh peningkatan kadar leukosit dalam likuor cerebrospinal (LCS).

Meningitis Epidemiologi Faktor risiko utama meningitis adalah respons imunologi terhadap patogen spesifik yang lemah terkait dengan usia muda. Risiko terbesar pada bayi (1 – 12 bulan); 95 % terjadi antara 1 bulan dan 5 tahun, tetapi meningitis dapat terjadi pada setiap umur. Risiko tambahan adalah kolonisasi baru dengan bakteri patogen, kontak erat dengan individu yang menderita penyakit invasif, perumahan padat penduduk, kemiskinan, ras kulit hitam, jenis kelamin laki-laki dan pada bayi yang tidak diberikan ASI pada umur 2 – 5 bulan.

Meningitis Etiologi 1. Meningitis Bakterial  Bakteri non spesifik: Meningokokus, H. influenzae, S. pneumoniae, Stafilokokus, Streptokokus, E. coli, S. typhosa.  Bakteri spesifik : M. tuberkulosa. 2. Meningitis Virus  Virus Mumps  Virus Herpes, termasuk Epstein-Barr virus, herpes simplex, varicellazoster, Measles, dan Influenza  Virus yang menyebar melalui nyamuk dan serangga lainnya (Arbovirus) 3. Meningitis Jamur  Jamur patogenik: histiplasmosis, blastomycosis, coccidiodomycosis dan paracoccidiodomycosis.  Jamur oportunistik: aspergilosis, candidiasis, cryptococcosis, mucormycosis (phycomycosis) dan nocardiosis. 4. Meningitis karena parasit, seperti toksoplasma dan amoeba.

Meningitis Faktor Risiko Usia kurang dari 5 tahun dan lebih dari 60 tahun Alkoholisme dan pengguna narkoba

Sickle cell anemia Pasien kanker, terutama yang menerima kemoterapi Pasien yang telah menerima transplantasi dan memakai obat yang menekan sistem kekebalan tubuh Diabetes melitus Riwayat meningitis di lingkungan sekitar

Meningitis Patofisiologi

Meningitis Patogenesis

Meningitis Patogenesis Infeksi dapat mencapai selaput otak melalui : 1. Aliran darah (hematogen) oleh karena infeksi di tempat lain 2. Perluasan langsung dari infeksi (perkontinuitatum) 3. Implantasi langsung: trauma kepala terbuka, tindakan bedah otak, pungsi lumbal dan mielokel. 4. Meningitis pada neonatus dapat terjadi oleh karena: - Aspirasi cairan amnion yang terjadi pada saat bayi melalui jalan lahir atau oleh kuman-kuman yang normal ada pada jalan lahir - Infeksi bakteri secara transplacental terutama Listeria

Meningitis Patogenesis Meningitis Bakterial

- Bakteri melekat pada sel epitel mukosa nasofaring (kolonisasi) - Bakteri menembus rintangan mukosa - Bakteri memperbanyak diri dalam aliran darah dan menimbulkan bakteriemia. - Bakteri masuk ke dalam cairan serebrospinal - Bakteri memperbanyak diri dalam cairan serebrospinal - Bakteri menimbulkan peradangan pada selaput otak dan otak

Meningitis Patogenesis Meningitis Virus 1. Setempat: virus terbatas menginfeksi selaput lendir permukaan atau organ tertentu. 2. Penyebaran hematogen primer: virus masuk ke dalam darah kemudian menyebar ke organ dan berkembang biak di organ tersebut. 3. Penyebaran hematogen sekunder: virus berkembang biak di daerah pertama kali masuk (permukaan selaput lendir) kemudian menyebar ke organ lain. 4. Penyebaran melalui saraf: virus berkembang biak di permukaan selaput lendir dan menyebar melalui sistem saraf.

Meningitis Patogenesis Meningitis Jamur Infeksi pertama terjadi akibat inhalasi dari lingkungan sekitar. Pada saat dalam tubuh host, Cryptococcus membentuk kapsul polisakarida yang besar dan resisten terhadap fagositosis  jamur beradaptasi baik dalam host  reaksi kompleks primer paru kelenjar. Pada pasien lain dapat terbentuk lesi pulmonar fokal atau nodular. Cryptococcus dapat dorman dalam paru atau limfenodus sampai pertahanan host melemah. Cryptococcus neofarmans dapat menyebar dari paru dan limfenodus torakal ke aliran darah terutama pada host yang sistem kekebalannya terganggu.

Meningitis Manifestasi Klinis Gejala-gejala yang terkait dengan tanda non spesifik disertai dengan infeksi sistemik: demam, anoreksia, ISPA, mialgia, arthralgia, takikardia, hipotensi dan tanda-tanda kulit seperti ptechie, purpura, atau ruam macular eritematosa.

Meningitis Manifestasi Klinis Tanda-tanda peningkatan TIK:  muntah, nyeri kepala dapat menjalar ke tengkuk dan punggung, moaning cry, kejang umum, fokal, twitching, UUB menonjol, paresis, paralisis saraf N. III (okulomotorius) dan N. VI (abdusens), strabismus, hipertensi dengan bradikardia, apnea dan hiperventilasi, sikap dekortikasi atau deserebrasi, stopor, koma.

Meningitis Penegakkan Diagnosis 1. Anamnesis Pada anamnesis dapat diketahui adanya trias meningitis seperti demam, nyeri kepala dan kaku kuduk. Gejala lain seperti mual muntah, penurunan nafsu makan, mudah mengantuk, fotofobia, gelisah, kejang dan penurunan kesadaran. 2. Pemeriksaan Rangsang Meningeal - Kaku Kuduk - Kernig - Brudzinski I (Brudzinski Leher) - Brudzinski II (Brudzinski Kontra Lateral Tungkai)

Meningitis Penegakkan Diagnosis 3. Pemeriksaan Lumbal Pungsi Agent

Opening Pressure (mm H2 O)

WBC count (cells/µL)

Glucose (mg/dL)

Protein (mg/dL)

Bacterial meningitis 200-300

100-5000; >80% PMNs

< 40

>100

Viral meningitis

90-200

10-300; lymphocytes

Normal, reduced in Normal but may be LCM and mumps slightly elevated

Tuberculous meningitis

180-300

100-500; lymphocytes

Reduced, < 40

Elevated, >100

Cryptococcal meningitis

180-300

10-200; lymphocytes

Reduced

50-200

Aseptic meningitis

90-200

10-300; lymphocytes

Normal

Normal but may be slightly elevated

Normal values

80-200

0-5; lymphocytes 50-75

15-40

Meningitis Penegakkan Diagnosis 4. Pemeriksaan Darah - Pemeriksaan LED meningkat pada meningitis TB - Pada meningitis bakteri didapatkan peningkatan leukosit polimorfonuklear dengan shift ke kiri. - Elektrolit diperiksa untuk menilai dehidrasi. - Glukosa serum digunakan sebagai perbandingan terhadap glukosa pada cairan serebrospinal. - Ureum, kreatinin dan fungsi hati penting untuk menilai fungsi organ dan penyesuaian dosis terapi. - Tes serum untuk sipilis jika diduga akibat neurosipilis

Meningitis Penegakkan Diagnosis 5. Pemeriksaan Radiologis - Foto thorax: adanya infeksi sebelumnya pada paru-paru misalnya pada pneumonia dan tuberkulosis, foto kepala kemungkinan adanya penyakit pada mastoid dan sinus paranasal. - CT-Scan dan MRI tidak dapat dijadikan pemeriksaan diagnosis pasti meningitis. Beberapa pasien dapat ditemukan adanya enhancemen meningeal, namun jika tidak ditemukan bukan berarti meningitis dapat disingkirkan.

Meningitis Penatalaksanaan Meningitis Bakterial 1. Neonatus-1 bulan - Usia 0-7 hari, Ampicillin 50 mg/kgBB IV/8 jam atau dengan tambahan gentamicin 2.5 mg/kgBB IV/12 jam. - Usia 8-30 hari, 50-100 mg/kgBB IV/6 jam atau dengan tambahan gentamicin 2.5 mg/kgBB IV/12 jam. 2. Bayi usia 1-3 bulan - Cefotaxim (50 mg/kgBB IV/ 6 jam) - Ceftriaxone (induksi 75 mg/kg, lalu 50 mg/kgBB/12 jam) Ditambah ampicillin (50-100 mg/kgBB IV/ 6 jam) 3. Bayi usia 3 bulan sampai anak usia 7 tahun - Cefotaxime (50 mg/kgBB IV/6 jam, maksimal 12 g/hari) - Ceftriaxone (induksi 75 mg/kg, lalu 50 mg/kgBB IV/12 jam, maksimal 4 g/hari)

Meningitis Penatalaksanaan Meningitis Bakterial 4. Anak usia 7 tahun - Cefotaxime (50 mg/kgBB IV/ 6 jam, maksimal 12 g/hari) - Ceftriaxone (induksi 75 mg/kg, lalu 50 mg/kgBB IV/ 12 jam) - Vancomycin 15 mg/kgBB IV/ 8 jam 5. Dewasa hingga usia 50 tahun - Cefotaxime 2 g IV/ 4 jam - Ceftriaxone 2 g IV/ 12 jam - Vancomycin 750-1000 mg IV/12 jam atau 10-15 mg/kgBB IV/12 jam 6. Usia > 50 tahun - Cefotaxime 2 g IV/ 4 jam - Ceftriaxone 2 g IV/ 12 jam - Dapat ditambahkan Vancomycin 750-1000 mg IV/ 12 jam atau 1015 mg/kgBB IV/12 jam. Jika dicurigai basil gram negatif diberikan ceftazidime (2 g IV/ 8 jam).

Meningitis Penatalaksanaan Meningitis Tuberkulosa

Pengobatan dilakukan selama 9-12 bulan. Jika sebelumnya telah mendapat OAT, pengobatan tetap dilanjutkan tergantung kategori. Pemberian kortikosteroid diindikasikan pada meningitis stadium 2 atau 3 untuk mengurangi inflamasi pada proses lisis bakteri karena obat anti tuberkulosis. Biasanya dipilih dexamethason dengan dosis 60-80 mg/hari yang diturunkan secara bertahap selama 6 minggu.

Meningitis Penatalaksanaan Meningitis Viral Sebagian besar kasus meningitis viral dapat sembuh sendiri. Penatalaksanaan umum meningitis virus adalah terapi suportif seperti pemberian analgesik, antpiretik, nutrisi yang adekuat dan hidrasi. Pemberian asiklovir masih kontroversial, namun dapat diberikan sesegera mungkin jika kemungkinan besar meningitis disebabkan oleh virus herpes. Dosis asiklovir intravena adalah (10mg/kgBB/8jam)

Meningitis Penatalaksanaan Meningitis Jamur Pada meningitis akibat kandida dapat diberikan terapi inisial amphotericin B (0.7 mg/kgBB/hari), biasanya ditambahkan Flucytosine (25 mg/kgBB/ 6 jam) untuk mempertahankan kadar dalam serum (40-60 µg/ml) selama 4 minggu. Setelah terjadi resolusi, sebaiknya terapi dilanjutkan selama minimal 4 minggu. Dapat pula diberikan sebagai follow-up golongan azol seperti flukonazol dan itrakonazol.

Meningitis Komplikasi Komplikasi meningitis pada onset akut dapat berupa perubahan status mental, edema serebri dan peningkatan tekanan intrakranial, kejang, empiema atau efusi subdural, parese nervus kranialis, hidrosefalus, defisit sensorineural, hemiparesis atau quadriparesis, kebutaan. Pada onset lanjut dapat terjadi epilepsi, ataxia, abnormalitas serebrovaskular, intelektual yang menurun dan lain sebagainya. Komplikasi sistemik dari meningitis adalah syok septik, disseminated intravascular coagulaton (DIC), gangguan fungsi hipotalamus atau disfungsi endokrin, kolaps vasomotor dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

Meningitis Prognosis Prognosis meningitis tergantung kepada umur, mikroorganisme spesifik yang menimbulkan penyakit, banyaknya organisme dalam selaput otak, jenis meningitis dan lama penyakit sebelum diberikan antibiotik. Penderita usia neonatus, anak-anak dan dewasa tua mempunyai prognosis yang semakin jelek, yaitu dapat menimbulkan cacat berat dan kematian.

Kesimpulan Meningitis merupakan inflamasi pada selaput otak. Faktor risiko meningitis dapat berupa usia, kekebalan tubuh yang menurun, penyakit sistemik atau penyakit lain seperti tuberkulosis, mastoiditis dan sinusitis, atau adanya riwayat kontak dengan penderita meningitis. Meningitis terjadi karena berbagai penyebab, pada umumnya karena infeksi mikroorganisme. Meningitis akibat virus biasanya dapat sembuh dengan sendirinya, sementara meningitis karena bakteri dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi, morbiditas yang lama akibat gejala sisa neurologis atau bahkan menyebabkan kematian. Penegakkan diagnosis yang segera dan manajemen terapi yang sesuai dapat menghentikan perjalanan penyakit dan mencegah timbulnya komplikasi. Prognosis meningitis tergantung pada usia, tingkat keparahan penyakit, agen penyebab infeksi dan respon pengobatan.

TERIMA KASIH

Related Documents


More Documents from "Mohammad Aji"