Referat Kulit Icha.docx

  • Uploaded by: Irsalina
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Referat Kulit Icha.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,713
  • Pages: 19
REFERAT PROSES MELANOGENESIS PADA KULIT

Disusun oleh : Irsalina Idzni

1361050178

PEMBIMBING dr. Emil R Fadly,SpKK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN PERIODE 26 FEBRUARI – 31 MARET 2018 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 2018 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Mempunyai kulit putih masih menjadi dambaan wanita Asia. Kulit yang putih dan bersinar menjadi barometer kecantikkan di daerah Asia terutama Indonesia. Padahal, di Luar Negeri, banyak wanita justru ingin mendapatkan kulit kecoklatan nan eksotis. Kulit merupakan sebuah daya tarik, tak hanya bagi wanita tapi juga bagi kaum adam. Untuk mewujudkannya kebanyakan orang melakukan perawatan kecantikan. Warna kulit dapat menentukan ras atau suku bangsa misalnya kulit hitam suku bangsa negro, kulit kuning bangsa mongol, kulit putih dari eropa dan lain-lain yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu, ketebalan kulit, vaskularisasi di kulit, kadar oksihemoglobin, kadar hemoglobin reduksi, karoten yang terdapat di dalam tubuh, dan pigmen melanin kulit baik eumelanin (coklat-kehitaman) ataupun feomelanin (kuning-merah). Namun melanin yang paling menentukan warna kulit adalah pigmen melanin. Pigmen melanin dibuat oleh sel pembentuk pigmen (melanosit) yang terletak di bagian basal epidermis melalui proses fotokimiawi (melanogenesis) dalam suatu unsur intraselular melanosit yang disebut melanosom. Selain membuat, melanosom juga membawa melanin dari badan sel ke ujung lengan sel (dendrit) untuk dipindahkan ke dalam sel – sel epidermis diatasnya atau ke dalam sel melanofag yang berada di dalam dermis. Proses pembentukan melanin (melanogenesis) terjadi secara bertahap dan dibantu oleh sejumlah enzim, hormon, oksigen, mineral serta sinar ultraviolet. Di antara ras – ras kulit bangsa di dunia, tidak ada perbedaan jumlah melanosit. Perbedaan jumlah melanosit terdapat pada daerah – daerah tertentu pada tubuh. Di kulit 2

kepala dan lengan (bagian yang tidak tertutup pakaian) dalam 1 mm terdapat lebih kurang 2000 melanosit epidermal. Sedangkan pada bagian badan lain dalam 1 mm

2

terdapat kurang lebih 1000 melanosit epidermal. Kulit hitam cenderung memiliki melanosom besar, tunggal, padat dengan melanin, sedangkan melanosom pada orang kulit putih tersusun dari partikel kecil yang bergabung dan tidak padat dengan melanin. Keinginan orang banyak untuk merubah warna kulit kini jadi semakin mudah dengan adanya perkembangan teknologi yg semakin canggih dan penelitian yang terus

berkembang, hal tersebut didahului dengan pemahaman ilmu dasar proses melanogenesis yang mempengaruhi warna kulit.

B. Tujuan Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui proses melanisasi pada kulit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Kulit

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakanorgan terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh,pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur danjenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulitbagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapakkaki, punggung, bahu dan bokong.

Struktur kulit secara mikroskopis dibagi menjadi 3 bagian: 1. Epidermis Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitelberlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebalepidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangandan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadiregenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam): a. Stratum Korneum Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti. b. Stratum Lusidum Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dantelapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis. c. Stratum Granulosum

d. Stratum Spinosum Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filament filament tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi seldan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami

gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebihbanyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malphigi. Terdapat sel Langerhans. e. Stratum Basale (Stratum Germinativum) Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalampembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain.Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit.

Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan allergen (sel Langerhans).

2. Dermis Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai“True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis danmenghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebalpada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua lapisan :  Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.  Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang denganbertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyakkeriput. Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Fungsi

Dermis

:

struktur

penunjang,

menahanshearing forces dan respon inflamasi.

3. Subkutis

mechanical

strength,

suplai

nutrisi,

Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisanlemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgardengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah ditubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untukregenerasi. Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber(1,2).

Gambar 1. Anatomi kulit secara histopatologik kulit tebal dan tipis

B. Fisiologi Kulit Kulit merupakan organ paling luas permukaannya yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia, cahaya matahari mengandung sinar ultraviolet dan melindungi terhadap mikroorganisme serta

menjaga keseimbangan tubuh terhadap lingkungan. Kulit merupakan indikator bagi seseorang untuk memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan yang terjadi pada kulit. Misalnya menjadi pucat, kekuning–kuningan, kemerah–merahan atau suhu kulit meningkat, memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh gangguan kulit karena penyakit tertentu. Gangguan psikis juga dapat menyebabkan kelainan atau perubahan pada kulit. Misalnya karena stress, ketakutan atau dalam keadaaan marah, akan terjadi perubahan pada kulit wajah. Perubahan struktur kulit dapat menentukan apakah seseorang telah lanjut usia atau masih muda. Wanita atau pria juga dapat membedakan penampilan kulit. Warna kulit juga dapat menentukan ras atau suku bangsa misalnya kulit hitam suku bangsa negro, kulit kuning bangsa mongol, kulit putih dari eropa dan lain-lain. Perasaan pada kulit adalah perasaan reseptornya yang berada pada kulit. Pada organ sensorik kulit terdapat 4 perasaan yaitu rasa raba/tekan, dingin, panas, dan sakit. Kulit mengandung berbagai jenis ujung sensorik termasuk ujung saraf telanjang atau tidak bermielin. Pelebaran ujung saraf sensorik terminal dan ujung yang berselubung ditemukan pada jaringan ikat fibrosa dalam. Saraf sensorik berakhir sekitar folikel rambut, tetapi tidak ada ujung yang melebaratau berselubung untuk persarafan kulit. Penyebaran kulit pada berbagai bagian tubuh berbeda-beda dan dapat dilihat dari keempat jenis perasaan yang dapat ditimbulkan dari daerah-daerah tersebut. Pada pemeriksaan histologi, kulit hanya mengandung saraf telanjang yang berfungsi sebagai mekanoreseptor yang memberikan respon terhadap rangsangan raba. Ujung saraf sekitar folikel rambut menerima rasa raba dan gerakan rambut menimbulkan perasaan (raba taktil). Walaupun reseptor sensorik kulit kurang menunjukkan ciri khas, tetapi secara fisiologis fungsinya spesifik. Satu jenis rangsangan dilayani oleh ujung saraf tertentu dan hanya satu jenis perasaan kulit yang disadari.

C. Fungsi Kulit Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain menjalin kelangsungan hidup secara umum yaitu :

1. Proteksi Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet, gangguan

infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut – serabut jaringan penunjang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam asetil).

2. Proteksi rangsangan kimia Dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air. Di samping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum yang menyebabkan keasaman kulit antara pH 5 - 6,5. Ini merupakan perlindungan terhadap infeksi jamur dan sel –sel kulit yang telah mati melepaskan diri secara teratur.

3. Absorbsi Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikutmengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan dan metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah di antara sel, menembus sel–sel epidermis, atau melalui saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel–sel epidermis.

4. Pengatur panas Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas, medulla oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu visceral 36 - 37,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).

5. Ekskresi Kelenjar – kelenjar kulit mengeluarkan zat – zat yang tidak berguna lagi atau zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan

amonia. Sebum yang

diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan berminyak yang melindungi kulit) ini menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit.

6. Persepsi Kulit mengandung ujung – ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis, terhadap dingin diperankan oleh dermis, peradaban diperankan oleh papila dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis. Serabut saraf sensorik lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.

7. Pembentukan Pigmen Sel pembentukan pigmen (melanosit) terletak pada lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warnakulit. Enzim melanosum dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan tirosinase, ion Cu, dan O2 terhadap sinar matahari memengaruhi melanosum. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan – tangan dendrite sedangkan lapisan di bawahnya dibawa oleh melanofag.Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal – tipisnya kulit, reduksi Hb dan karoten.

8. Keratinisasi Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan.Sel basal yang lain akan berpindah keatas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum. Makin keatas sel ini semakin gepeng dan bergranula menjadi sel

granulosum. Semakin lama intinya

menghilang dan keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup. Keratinosit melalui proses sintasis dan degenerasi menjadi lapisan tanduk yang berlangsung kira –kira 14 - 21 hari dan memberikan perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.

9. Pembentukan vitamin D Dengan mengubah dehidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan vitamin D tidak cukup dengan hanya dari proses tersebut. Pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan(3).

D. Fungsi Kulit sebagai pembentukan pigmen Dari semua bahan pembangun warna kulit yang paling menentukan warna kulit adalah pigmen melanin yang dihasilkan di kulit. Melanin merupakan produk dari melanosit.Jumlah, tipe, ukuran, dan distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi warna kulit berbagai golongan ras/bangsa di dunia(4). Melanin merupakan suatu metabolit sekunder. Metabolit sekunder merupakan senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu dan lainnya. Begitu juga dengan fungsinya, melanin atau pigmen tergantung pada makhluk hidup yang memproduksinya. Misalnya pada manusia melanin berfungsi sebagai pemberi warna pada kulit, rambut dan mata, melanin juga berfungsi melindungi kulit dari paparan sinar ultra violet. Semakin sering kulit tubuh terkena paparan sinar ultra violet maka produksi melanin dalam tubuh bertambah banyak sehingga kulit akan terlihat lebih gelap. Untuk hewan melanin berfungsi sebagai pemberi warna untuk kulit, mata dan bulu. Tetapi pada beberapa serangga pigmennya berubah menjadi senyawa beracun dan digunakan sebagi signal apabila ada bahaya disekitarnya. Jadi pada serangga tersebut pigmen berfungsi ganda. Pada tanaman pigmen berfungsi sebagai pemberi warna pada daun dan bunga bagi tanaman yang memiliki bunga. Warna daun dan bunga setiap tanaman berbeda-beda, hal tersebut dikarenakan molekul pigmen yang ada pada tanaman tersebut berbeda. Selain melanin yang berwarna coklat, warna kulitjuga ditentukan oleh oxyhemoglobin yang berwarna merah, hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan, keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta lapisan stratum korneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-abuan. Terdapat pewarna lain seperti carotene, suatu pigmen warna kuning namun kurang berperan dalam warna kulit karena jumlah dan efeknya yang sedikit sekali, serta eleidin dalam stratum lucidum yang hanya terlihat pada kulit yang menebal dari telapak kaki bagian tumit.

Type

Description

Examples

Type I

Always burns, never tans (pale white skin)

Red haired with freckles

Type

Usually burns, tans minimally, very sun

Faik skinned, fair haired

sensitive (white skin)

Caucasians

Sometimes mild burns, tans gradually to light

Darker Caucasians

II Type

III Type IV Type V Type VI

brown skins Burns minimally, always tans well, moderate

Mediterranian type

brown skin

Caucasians

Rarely burns, tans profusely, dark brown skin, sun intensive skin Never burns (deeply pigmented dark brown to black skin), sun intensive skin

Some blacks

Darker blacks

Tabel 1. Tipe kulit menurut Fitzpatrick(5)

1. Histologi Melanosit Melanosit merupakan sel khusus yang terdapat pada epidermis, dijumpai di bawah atau di antara sel-sel stratum basalis dan pada folikel rambut

(6,7)

. Asal embriologi

darimelanosit berasal dari sel krista neural. Melanosit memiliki bentuk badan sel bulat tempat bermulanya cabang-cabang panjang yang ireguler dalam epidermis. Cabang-cabang ini berada di antara sel-sel stratum basalis dan stratum spinosum

(7,8)

.

Gambar 2. Diagram Melanosit. Juluran melanosit meluas hingga ke antara keratonosit. Granul melanin disintesis di dalam melanosit, kemudian bermigrasi ke dalam keratinosit.

Dengan mikroskop elektron terlihat sel yang berwarna pucat, berisikan banyak mitokondria kecil, kompleks golgi sangat berkembang, sisterna pendek pada retikulum endoplasma yang kasar

(7)

.

Meskipun melanosit tidak dilekatkan dengan keratinosit yang berdekatan dengannya oleh desmosom, melanosit ini diletakkan ke lamina basalis dengan hemidesmosom.

2. Melanogenesis Melanin dibentuk oleh melanosit dengan enzim tirosinase memainkan peranan penting dalam proses pembentukannya. Sebagai akibat dari kerja enzim tironase, tiroksin diubah menjadi 3,4 dihidroksiferil alanin (DOPA) dan kemudian menjadi dopaquinone, yang kemudian dikonversi, setelah melalui beberapa tahap transformasi menjadi melanin. Enzim tirosinase dibentuk dalam ribosom, ditransfer dalam lumer retikulum endoplasma kasar, melanosit diakumulasi dalam vesikel yang dibentuk oleh kompleks golgi(6). Proses pembentukan pigmen melanin terjadi pada butir – butir melanosom yang dihasilkan oleh sel – sel melanosit yang terdapat di antara sel – sel basal keratinositdi dalam lapisan basal (stratum germinativum). Melalui juluran lengan – lengannya yang dinamakan dendrit, melanosit memberikan melanosom kepada sejumlah sel – sel keratinosit di sekelilingnya. Satu sel melanosit melayani sekitar 36 sel keratinosit. Kesatuan ini dinamakan unit melanin epidermal. Melanosom yang terdapat di dalam keratinosit berbentuk partikel – partikel padat atau merupakan gabungan dari 3-4 buah partikel lebih kecil yang mempunyai membrane, dinamakan melanosom kompleks(4). 4 tahapan yang dapat dibedakan pada pembentukan granul melanin yang matang(4,6).

Tahap 1: Sebuah vesikel dikelilingi oleh membran dan menunjukkan awal proses dari aktivitas enzim tirosinase dan pembentukan substansi granul halus; pada bagian perifernya. Untaian-untaian padat elektron memiliki suatu susunan molekul tirosinase yang rapi pada sebuah matrik protein. Tahap 2: Vesikel (melanosom) berbentuk oval dan memperlihatkan pada bagian dalam filamen-filamen dengan jarak sekitar 10 nm atau garis lintang dengan jarak sama. Melanin disimpan dalam matriks protein.

Tahap 3: Peningkatan pembentukan melanin membuat struktur halus agak sulit terlihat. Mulai nampak adanya deposit melanin di dalam membrane vesikula. Mulai terjadi melanisasi melanosom Tahap 4: Deposit melanin memenuhi melanosom yang merupakan partikel padat berbentuk sama. Granul melanin matang dapat terlihat dengan mikroskop cahaya dan melanin secara sempurna mengisi vesikel. Utrastruktur tidak ada yang terlihat. Granul yang matang berbentuk elips, dengan panjang 1 μm dan diameter 0,4 μm..

Gambar 4. Diagram Melanosit, ilustrasi gambaran utama melanogenesis. Tirosinase di sintesis dalam retikulum endoplasma yang kasar dan diakumulasikan dalam vesikel kompleks Golgi. Vesikel yang bebas sekarang dinamakan melanosom. Sintesis melanin dimulai pada melanosom tahap II, di mana melanin diakumulasikan dan membentuk melanosom tahap III. Terakhir struktur ini hilang dengan aktivitas tirosinase dan membentuk granul melanin. Granul melanin bermigrasi ke arah juluran melanosit dan masuk ke dalam keratinosit.

Ketika dibentuk granul melanin migrasi di dalam perluasan sitoplasma melanosit dan ditransfer ke sel-sel dalam stratum germinativum dan spinosum dari epidermis. Proses transfer ini telah diobservasi secara langsung pada kultur jaringan kulit.

Granul melanin pada dasarnya diinjeksikan ke dalam keratinosit. Ketika di dalam keratinosit, granul melanin berakumulasi di dalam sitoplasma di daerah atas inti (supranuklear), jadi melindungi nukleus dari efek merusak radiasi matahari. Meskipun melanosit yang membentuk melanin, namun sel-sel epitel keratinositlah yang menjadi gudang dan berisi lebih banyak melanin, dibandingkan melanosit sendiri. Di dalam keratinosit, granul melanin bergabung dengan lisosom – alasan mengapa melanin menghilang pada sel epitel bagian atas. Di antara ras – ras kulit bangsa di dunia, tidak ada perbedaan jumlah melanosit. Perbedaan jumlah melanosit terdapat pada daerah – daerah tertentu pada tubuh. Di kulit 2

kepala dan lengan (bagian yang tidak tertutup pakaian) dalam 1mm terdapat lebih kurang 2

2000 melanosit epidermal. Sedangkan pada bagian badan lain dalam 1mm terdapat kurang lebih 1000 melanosit epidermal. Melanosom di dalam keratinosit akhirnya mengalami degradasi. Melanosom yang terbentuk dari gabungan beberapa partikel dan besarnya kurang dari 1 mikron akan mengalami degradasi. Ini terdapat pada ras Eropa (Kaukasoid), Mongoloid, dan Indian Amerika. Melanosom yang besarnya lebih dari 1 mikron dan tunggal, tidak mengalami degradasi, misalnya terdapat pada ras Negro dan Aborigin. Ukuran melanosom di pengaruhi oleh faktor genetik dan non genetik, misalnya penyinaran oleh sinar matahari (ultraviolet). Telah dibuktikan korelasi antara warna kulit dan besarnya melanosom. Kulit hitam memiliki melanosom besar, tunggal, padat dengan melanin, sedangkan melanosom pada orang kulit putih tersusun dari partikel kecil yang bergabung dan tidak padat dengan melanin. Pembentukan melanin dalam melanosit sangat kompleks. Ada 2 macam pigmen melanin dengan variasi warna yang terjadi 1. Eumelanin :

memberikan warna gelap, terutama hitam, coklat, dan variasinya. Pigmen ini tidak larut hampir di semua macam pelarut, mempunyai berat molekul tinggi, mengandung nitrogen, terjadi karena oksidasi polimerisasi dari bentuk intermediate yang berasal dari DOPA.

2. Feomelanin :

memberikan warna cerah, kuning sampai merah, larut dalam alkali, mengandung nitrogen dan sulfur. Terutama terdiri dari Benzotiazin dan Benzotiazol, berasal dari sisteinildopa, misalnya terdapat pada rambut manusia dan pada melanoma.

Gambar 5. Proses pembentukan eumelanin dan feomelanin

Pada biosintesa melanin tersebut, bila ada penambahan sistein dan glutathione pada Dopaquinon akan menyebabkan reaksi non-enzim yang cepat pada metabolisme melanosit. Pembentukan eumelanin dan feomelanin berada di bawah pengawasan genetik dan sangat tergantung pada kandungan Sulfhidril dalam sel melanosit tersebut. Hal ini menerangkan kemungkinan terjadinya pencampuran kedua warna eumelanin dan feomelanin bila kandungan sulfhidril tidak terlalu rendah untuk menghasilkan eumelanin atau terlalu tinggi untuk mengubah semua dopaquinon menjadi sisteinildopa. Setiap perbedaan kandungan sulfhidril dapat diharapkan menghasilkan kedua macam indol dan sisteinildopa dan terjadilah ko-polimerisasi yang menghasilkan warna campuran. Makin gelapnya kulit (tanning) setelah terpapar radiasi matahari ( panjang gel: 290320mm) adalah akibat proses tahap 2. Pertama, reaksi fisis dan kimiawi menggelapkan warna melanin yang belum muncul ke luar melanosit, dan merangsangnya secara cepat untuk masuk ke keratinosit. Kedua, kecepatan sintesis melanin dalam melanosit mengalami akselerasi, sehingga semakin meningkatkan jumlah pigmen melanin(4).

3. Intensitas Warna Kulit Intensitas warna kulit secara fundamental ditentukan oleh: 1. Jumlah melanosom yang terdapat di dalam keratinosit dan melanosit. 2. Kecepatan melanogenesis di dalam melanosit. 3. Kecepatan transfer di dalam populasi keratinosit Oleh karena itu dikenal 2 macam warna kulit: 1. Warna kulit konstitutif, yaitu yang secara genetik diturunkan tanpa dipengaruhi faktor sinar ultraviolet dan hormon, dan 2. Warna kulit fakultatif, yaitu warna kulit akibat pengaruh sinar ultraviolet dan hormon. Warna ini jelas tampak pada bagian badan yang tidak tertutup pakaian(4).

BAB III KESIMPULAN

Perbedaan warna kulit terjadi akibat adanya perbedaan ukuran dan penyebaran melanin dalam kulit. Perbedaan pigmentasi dapat muncul karena adanya variasi jumlah, ukuran, komposisi dan distribusi dari melanosom. Warna kulit terutama ditentukan oleh oxyhemoglobin yang berwarna merah, hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan, melanin yang berwarna coklat, keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta lapisan stratum korneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-abuan, caroteneyang berwarna kuning yang jumlah dan efeknyasedikit sekali, serta eleidin dalam stratum lucidum yang hanya terlihat pada kulit yang menebal dari telapak kaki bagian tumit. Dari semua bahan pembangun warna kulit tersebut,yang paling menentukan warna kulit adalah pigmen melanin yang dihasilkan di kulit.Melanin merupakan produk dari melanosit. Jumlah, tipe, ukuran, dan distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi warna kulit berbagai golongan ras/bangsa di dunia. Melanosit merupakan sel khusus yang terdapat pada epidermis, dijumpai di bawah atau di antara sel-sel stratum basalis dan pada folikel rambut.Proses pembentukan pigmen melanin terjadi pada butir – butir melanosom yang dihasilkan oleh sel – sel melanosit yang terdapat di antara sel – sel basal keratinositdi dalam lapisan basal (stratum germinativum). Melalui juluran lengan – lengannya yang dinamakan dendrit, melanosit memberikan melanosom kepada sejumlah sel – sel keratinosit di sekelilingnya. Satu sel melanosit melayani sekitar 36 sel keratinosit. Kesatuan ini dinamakan unit melanin epidermal. Melanosom yang terdapat di dalam keratinosit berbentuk partikel – partikel padat atau merupakan gabungan dari 3-4 buah partikel lebih kecil yang mempunyai membrane, dinamakan melanosom kompleks. Pembentukan melanin dalam melanosit sangat kompleks. Ada 2 macam pigmen melanin dengan variasi warna yang terjadi 1. Eumelanin : memberikan warna gelap, terutama hitam, coklat, dan variasinya. 2.Feomelanin : memberikan warna cerah, kuning sampai merah.

Intensitas warna kulit secara fundamental ditentukan oleh: 1. Jumlah melanosom yang terdapat di dalam keratinosit dan melanosit. 2. Kecepatan melanogenesis di dalam melanosit. 3. Kecepatan transfer di dalam populasi keratinosit

DAFTAR PUSTAKA

1. Rihatmadja Rahadi. Anatomi dan faal kulit. Dalam:Sri Linuwih Menaldi, Kusmarinah Bramono, Wresti Indriatmi, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ketujuh. Jakarta Balai Penerbit FKUI;2015.

2. Perdanakusuma S David. Anatomi fisiologi kulit dan penyembuhan luka. Universitas Airlangga. 2007.

3. Wasitaatmadja Syarif M. Fisiologi kulit. Dalam: Adhi Djuanda, Mochtar Hamzah, Siti Aisah, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi keenam. Jakarta Balai Penerbit FKUI;2011

4. Tranggono Retno Iswari, Fatma Latifah. Buku pegangan ilmu pengetahuan kosmetik. Jakarta, Gramedia pustaka utama. 2007.

5. Sachdeva S. Fitzpatrick skin typing: Aplications on dermatology. Indian J Dermatol Venereol Leprol 2009;75:94. th

6. Junquiera L.C, Carneiro J, Kelley R.O. Basic Histology. 10 edition, Washington, Lange, 2003: 316-23.

7. Ross M.H. Histology, A Text And Atlas, New York, Harper & Row 1985:416-23.

8. Bloom & Fawcett. Buku Ajar Histologi. Edisi ke-12, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 11994 : 536-46.

Related Documents

Kulit
August 2019 59
Kulit
June 2020 35
Kulit
April 2020 35

More Documents from "mohamad rafe"