REFERAT
HIDROSEFALUS DENGAN CT-SCAN
Disusun Oleh: Fildzah Fitriyani 1102014100
Pembimbing: dr. Kesuma Mulya, Sp. Rad
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI RSUD CILEGON FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI PERIODE 10 SEPTEMBER– 13 OKTOBER 2018
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum. Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan para sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman. Karena atas rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan referat ini dengan judul “ HIDROSEFALUS DENGAN CT-SCAN ” sebagai salah satu persyaratan mengikuti ujian kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Radiologi RSUD Cilegon. Berbagai kendala yang telah dihadapi penulis hingga referat ini selesai tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Atas bantuan yang telah diberikan, baik moril maupun materil, maka selanjutnya penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada dr. Kesuma Mulya, Sp. Rad selaku konsulen SMF Ilmu Radiologi RSUD Cilegon yang telah memberikan bimbingan, ilmu, saran dan kritik kepada penulis dalam penyelesaian referat ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan presentasi kasus ini, kesalahan dan kekurangan tidak dapat dihindari, baik dari segi materi maupun tata bahasa yang disajikan. Untuk itu penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan yang dibuat. Referat ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca dalam memberikan sumbang pikir dan perkembangan ilmu pengetahuan di dunia kedokteran. Akhir kata, dengan mengucapkan Alhamdulillah, semoga Allah SWT selalu merahmati kita semua. Cilegon, September 2018
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………................…............……...................…….....2 Daftar Isi..................................................................................................................3 Bab I. Pendahuluan …………………………………….........……...…………….4 Bab II. Pembahasan ……………………………………………………….............5 Bab III. Kesimpulan …………………………………................……………......22 Daftar Pustaka……………………………………………….........…………….. 23
3
BAB I PENDAHULUAN
Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktif yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi akumulasi CSS yang berlebihan pada satu atau lebih ventrikel atau ruang subarachnoid. Keadaan ini disebabkan oleh karena terdapat ketidak seimbangan antara produksi dan absorpsi dari CSS. Secara keseluruhan, insidensi hidrosefalus antara 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Insidensi hidrosefalus kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11%-43% disebabkan oleh stenosis aqueductus serebri. Tidak ada perbedaan bermakna insidensi untuk kedua jenis kelamin, juga dalam hal perbedaan ras. Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur. Pada remaja dan dewasa lebih sering disebabkan oleh toksoplasmosis. Hidrosefalus infantil; 46% adalah akibat abnormalitas perkembangan otak, 50% karena perdarahan subaraknoid dan meningitis, dan kurang dari 4% akibat tumor fossa posterior. Secara internasional, insiden hidrosefalus yang didapat juga tidak diketahui jumlahnya. Sekitar 100.000 shunt yang tertanam setiap tahun di negara maju, tetapi informasi untuk negara-negara lain masih sedikit.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi
Gambar 1. Aliran cairan serebrospinal CSS dibentuk di dalam system ventrikel serebrum, terutama oleh pleksus koroideus. Masing-masing dari keempat ventrikel mempunyai jaringan pleksus koroideus, yang terdiri atas lipatan vilosa dilapisi oleh epitel dan bagian tengahnya mengandung jaringan ikat dengan banyak pembuluh darah. Cairan dibentuk melalui sekresi dan difusi aktif. Terdapat sumber CSS nonkonroid, tetapi aspek pembentukan cairan ini masih belum diketahui sebelumnya. Sistem ventrikel terdiri atas sepasang ventrikel lateral, masing-masing dihubungkan oleh akuaduktus Sylvii ke ventrikel keempat tunggal yang terletak di garis tengah dan memiliki tiga lubang keluar, sepasang foramen Luschka di sebelah lateral dan sebuah foramen magendie di tengah. Lubang-lubang ini berjalan menuju
5
ke sebuah system yang saling berhubungan dan ruang subaraknoid yang mengalami pembesaran fokal dan disebut sisterna. Sisterna pada fosa posterior berhubungan dengan ruang subaraknoid diatas konveksitas serebrum melalui jalur yang melintasi tentorium. Ruang subaraknoid spinalis berhubungan dengan ruang subaraknoid intrakranium melalui sisterna basalis. Aliran CSS netto adalah dari ventrikel lateral menuju ventrikel ketiga kemudian ke ventrikel keempat lalu ke sisterna basalis, tentorium, dan ruang subaraknoid di atas konveksitas serebrum ke daerah sinus sagitalis, tempat terjadinya penyerapan ke dalam sirkulasi sistemik. Sebagian besar penyerapan CSS terjadi melalui vilus araknoidalis dan masuk kedalam saluran vena sinus sagitalis, tetapi cairan juga diserap melintasi lapisan ependim system ventrikel dan di ruang subaraknoid spinalis. Pada orang dewasa normal, volume total CSS adalah sekitar 150.
2.2 Definisi Hydrocephalus merupakan keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebro spinalis (Liquor Cerebrospinalis/LCS) tanpa atau pernah dengan tekanan intracranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan serebro spinal (ventrikel). Pelebaran ventrikel ini berpotensi menyebabkan kerusakan pada jaringan otak. Hidrosefalus dapat disebabkan gangguan dari formasi, aliran, penyerapan cerebrospinal (CSS) (Ashish, 2005). 2.3 Epidemiologi Insiden hidrosefalus kongenital di Amerika adalah 3 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan insiden untuk hidrosefalus akuisata (acquired hydrocephalus) tidak diketahui secara pasti karena penyebab penyakit yang berbeda-beda. Pada umumnya, insiden hidrosefalus untuk laki-laki dan perempuan adalah sama, kecuali pada sindrom Bickers-Adams, X-linked hydrocephalus ditularkan oleh perempuan
6
dan diderita oleh laki-laki. Hidrosefalus dewasa memiliki sekitar 40% dari total kasus hidrosefalus. 2.4 Klasifikasi Hidrosefalus dapat diklasifikasikan atas beberapa hal, antara lain : 1. Berdasarkan Anatomi / tempat obstruksi CSS -
Hidrosefalus tipe obstruksi / non komunikans Terjadi bila CSS otak terganggu (Gangguan di dalam atau pada sistem ventrikel yang mengakibatkan penyumbatan aliran CSS dalam sistem ventrikel otak), yang kebanyakan disebabkan oleh kongenital : stenosis akuaduktus Sylvius (menyebabkan dilatasi ventrikel lateralis dan ventrikel III. Ventrikel IV biasanya normal dalam ukuran dan lokasinya). Yang agak jarang ditemukan sebagai penyebab hidrosefalus adalah sindrom DandyWalker, Atresia foramen Monro, malformasi vaskuler atau tumor bawaan. Radang (Eksudat, infeksi meningeal). Perdarahan/trauma (hematoma subdural). Tumor dalam sistem ventrikel (tumor intraventrikuler, tumor parasellar, tumor fossa posterior).
-
Hidrosefalus tipe komunikans Jarang ditemukan. Terjadi karena proses berlebihan atau gangguan penyerapan (Gangguan di luar sistem ventrikel). - Perdarahan akibat trauma kelahiran menyebabkan perlekatan lalu menimbulkan blokade villi arachnoid. - Radang meningeal - Kongenital : 1. Perlekatan arachnoid/sisterna karena gangguan pembentukan. 2. Gangguan pembentukan villi arachnoid 3. Papilloma plexus choroideus
2. Berdasarkan Etiologinya : -
Tipe obstruksi i. Kongenital 1. Stenosis akuaduktus serebri
7
Mempunyai berbagai penyebab. Kebanyakan disebabkan oleh infeksi atau perdarahan selama kehidupan fetal; stenosis kongenital sejati adalah sangat jarang. (Toxoplasma/T.gondii, Rubella/German measles, X-linked hidrosefalus). 2. Sindrom Dandy-Walker Malformasi ini melibatkan 2-4% bayi baru lahir dengan hidrosefalus. Etiologinya tidak diketahui. Malformasi ini berupa ekspansi kistik ventrikel IV dan hipoplasia vermis serebelum. Hidrosefalus yang terjadi diakibatkan oleh hubungan antara dilatasi ventrikel IV dan rongga subarachnoid yang tidak adekuat; dan hal ini dapat tampil pada saat lahir, namun 80% kasusnya biasanya tampak dalam 3 bulan pertama. Kasus semacam ini sering terjadi bersamaan dengan anomali
lainnya
seperti
agenesis
korpus
kalosum,
abiopalatoskhisis, anomali okuler, anomali jantung, dan sebagainya. 3. Malformasi Arnold-Chiari Anomali kongenital yang jarang dimana 2 bagian otak yaitu batang otak dan cerebelum mengalami perpanjangan dari ukuran normal dan menonjol keluar menuju canalis spinalis. 4. Aneurisma vena Galeni Kerusakan vaskuler yang terjadi pada saat kelahiran, tetapi secara normal tidak dapat dideteksi sampai anak berusia beberapa bulan. Hal ini terjadi karena vena Galen mengalir di atas akuaduktus Sylvii, menggembung dan membentuk kantong aneurisma. Seringkali menyebabkan hidrosefalus. 5. Hidrancephaly Suatu kondisi dimana hemisfer otak tidak ada dan diganti dengan kantong CSS. ii. Didapat (Acquired) 1. Stenosis akuaduktus serebri (setelah infeksi atau perdarahan) Infeksi oleh bakteri Meningitis , menyebabkan radang pada selaput (meningen) di sekitar otak dan spinal cord. Hidrosefalus
8
berkembang ketika jaringan parut dari infeksi meningen menghambat aliran CSS dalam ruang subarachnoid, yang melalui akuaduktus pada sistem ventrikel atau mempengaruhi penyerapan CSS dalam villi arachnoid. Jika saat itu tidak mendapat pengobatan, bakteri meningitis dapat menyebabkan kematian dalam beberapa hari. Tanda-tanda dan gejala meningitis meliputi demam, sakit kepala, panas tinggi, kehilangan nafsu makan, kaku kuduk. Pada kasus yang ekstrim, gejala meningitis ditunjukkan dengan muntah dan kejang. Dapat diobati dengan antibiotik dosis tinggi. 2. Herniasi tentorial akibat tumor supratentorial 3. Hematoma intraventrikuler Jika cukup berat dapat mempengaruhi ventrikel, mengakibatkan darah mengalir dalam jaringan otak sekitar dan mengakibatkan perubahan neurologis. Kemungkinan hidrosefalus berkembang disebabkan oleh penyumbatan atau penurunan kemampuan otak untuk menyerap CSS. 4. Tumor (ventrikel, regio vinialis, fosa posterior) Sebagian besar tumor otak dialami oleh anak-anak pada usia 5-10 tahun. 70% tumor ini terjadi dibagian belakang otak yang disebut fosa posterior. Jenis lain dari tumor otakyang dapat menyebabkan hidrosefalus adalah tumor intraventrikuler dan kasus yang sering terjadi adalah tumor plexus choroideus (termasuk papiloma dan carsinoma). Tumor yang berada di bagian belakang otak sebagian besar akan menyumbat aliran CSS yang keluar dari ventrikel IV. Pada banyak kasus, cara terbaik untuk mengobati hidrosefalus yang berhubungan dengan tumor adalah menghilangkan tumor penyebab sumbatan. 5. Abses/granuloma 6. Kista arakhnoid Kista adalah kantung lunak atau lubang tertutup yang berisi cairan. Jika terdapat kista arachnoid maka kantung berisi CSS dan
9
dilapisi dengan jaringan pada membran arachnoid. Kista biasanya ditemukan pada anak-anak dan berada pada ventrikel otak atau pada ruang subarachnoid. Kista subarachnoid dapat menyebabkan hidrosefalus non komunikans dengan cara menyumbat aliran CSS dalam ventrikel khususnya ventrikel III. Berdasarkan lokasi kista, dokter bedah saraf dapat menghilangkan dinding kista dan mengeringkan cairan kista. Jika kista terdapat pada tempat yang tidak dapat dioperasi (dekat batang otak), dokter dapat memasang shunt untuk mengalirkan cairan agar bisa diserap. Hal ini akan menghentikan pertumbuhan kista dan melindungi batang otak. 3. Berdasarkan Usia -
Hidrosefalus tipe kongenital / infantil ( bayi )
-
Hidrosefalus tipe juvenile / adult ( anak-anak / dewasa ) Selain pembagian berdasarkan anatomi, etiologi, dan usia, terdapat juga
jenis Hidrosefalus Tekanan Normal ; sesuai konvensi, sindroma hidrosefalik termasuk tanda dan gejala peninggian TIK, seperti kepala yang besar dengan penonjolan fontanel. Akhir-akhir ini, dilaporkan temuan klinis hidrosefalus yang tidak bersamaan dengan peninggian TIK. Seseorang bisa didiagnosa mengalami hidrosefalus tekanan normal jika ventrikel otaknya mengalami pembesaran, tetapi hanya sedikit atau tidak ada peningkatan tekanan dalam ventrikel. Biasanya dialami oleh pasien usia lanjut, dan sebagian besar disebabkan aliran CSS yang terganggu dan compliance otak yang tidak normal. Hal ini dapat terjadi sebagai hasil dari perdarahan subarachnoid, trauma kepala, infeksi, tumor, atau komplikasi pembedahan. Namun, hidrosefalus jenis ini dapat terjadi walau tanpa memiliki faktor-faktor resiko dengan etiologi yang tidak diketahui..4 Pada dewasa dapat timbul “hidrosefalus tekanan normal” akibat dari : a).Perdarahan
subarachnoid,
b).meningitis,
c).trauma
kepala,
dan
d).idiopathic. Dengan trias gejala :
10
a).gangguan
mental
(dementia),
b).gangguan
koordinasi
(ataksia),
c).gangguan kencing (inkontinentia urin) Hidrosefalus ex-vacuo terjadi saat stroke atau trauma yang menyebabkan kerusakan otak. Dalam keadaan ini, jaringan otak dapat mengkerut. 2.5 Patofisiologi
Gambar 2. Patofisiologi hidrosefalus
Hidrosefalus timbul akibat terjadi ketidak seimbangan antara produksi dengan absorpsi dan gangguan sirkulasi CSS. Adapun keadaan-keadaan yang dapat mengakibatkan terjadinya ketidak seimbangan tersebut adalah: 1. Disgenesis serebri Hidrosefalus pada anak terjadi 46% akibat malformasi otak dan yang terbanyak adalah malformasi Arnold-Chiary. Berbagai malformasi serebral akibat kegagalan dalam proses pembentukan otak dapat menyebabkan
11
penimbunan CSS sebagai kompensasi dari tidak terdapatnya jaringan otak. Salah satu contoh jelas adalah hidroanensefali yang terjadi akibat kegagalan pertumbuhan hemisferium serebri. 2. Produksi CSS yang berlebihan Ini merupakan penyebab hidrosefalus yang jarang terjadi. Penyebab tersering adalah papiloma pleksus khoroideus, hidrosefalus jenis ini dapat disembuhkan. 3. Obstruksi aliran CSS Sebagian besar kasus hidrosefalus termasuk dalam kategori ini. Obstruksi dapat terjadi di dalam atau di luar sistem ventrikel. Obstruksi dapat disebabkan beberapa kelainan seperti: perdarahan subarakhnoid post trauma atau meningitis, di mana pada kedua proses tersebut terjadi inflamasi dan eksudasi yang mengakibatkan sumbatan pada akuaduktus Sylvius atau foramina pada ventrikel IV. Sisterna basalis juga dapat tersumbat oleh proses arakhnoiditis yang mengakibatkan hambatan dari aliran CSS. Tumor fossa posterior juga dapat menekan dari arah belakang yang mengakibatkan arteri basiliaris dapat menimbulkan obstruksi secara intermiten, di mana obstruksi tersebut berhubungan dengan pulsasi arteri yang bersangkutan. 4. Absorpsi CSS berkurang Kerusakan vili arakhnoidalis dapat mengakibatkan gangguan absorpsi CSS, selanjutnya terjadi penimbunan CSS. Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkankejadian tersebut adalah: 1. Post meningitis 2. Post perdarahan subarakhnoid 3. Kadar protein CSS yang sangat tinggi 5. Akibat atrofi serebri Bila karena sesuatu sebab terjadinya atrofi serebri, maka akan timbul penimbunan CSS yang merupakan kompensasi ruang terhadap proses atrofi tersebut.
12
Aspek umum pathogenesis. Banyak penyakit menyebabkan ketidak seimbangan produksi dan resorpsi LCS. Jika LCS dihasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit diresorpsi, sistem vestrikuler menjadi membesar (hidrosefalus). Peningkatan tekanan LCS di ventrikel menyebabkan pergeseran, dan akhirnya atrofi, substasia alba periventrikularis, sedangkan substantia grisea tidak terpengaruh, setidaknya pada fase awal. Abnormalitas klinis dan histologist yang disebabkan oleh hidrosefalus hanya dapat berkurang jika tekanan intraventrikel dikembalikan ke keadaan normal secepat mungkin. 2.6 Manifestasi Klinis Hidrocephalus pada bayi Penyebabnya paling umum kongenital adalah stenosis dari aquaduktus sylvius. Bentuk hidrosefalus didapat yang paling terjadi sering adalah setelah perdarahan intrakranial, terutama pada bayi prematur, meningitis, dan karena tumor. Hydrocephalus dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial akut tetapi karena tengkorak bayi relatif distensibility maka gejala menjadi tidak terlalu terlihat (Kaye, 2005). Klinis utama pada bayi adalah (Kaye, 2005): • gagal tumbuh kembang • peningkatan lingkar kepala • Fontanelle anterior menegang • suara 'cracked pot' pada perkusi tengkorak • ketika parah, terjadi penurunan kesadaran, dan muntah • ‘sun set’ phenomen • kulit kepala tipis dengan pembuluh melebar (vena ectasy)
13
Hydrocephalus pada Dewasa
a. Onset akut hydrocephalus dewasa Jenis ini terjadi khususnya pada pasien dengan tumor yang menyebabkan hydrocephalus
obstruktif,
walaupun
mungkin
terjadi
dengan
penyebab
hydrocephalus dan kerusakan neurologis akut yang cepat dapat terjadi pada pasien yang telah lama mengalami hidrosefalus kronis (Kaye, 2005). Gejala klinis utama disebabkan oleh tanda dan gejala peningkatan tekanan intrakranial antara lain (Kaye, 2005): • sakit kepala berat • muntah proyektil • papilloedema • Penurunan kesadaran. b. Onset kronis hydrocephalus dewasa Jenis ini terjadi lebih jarang daripada tipe sebelumnya pada pasien dengan hdrosefalus obstruktif
karena tumor. Gejala peningkatan tekanan intrakranial
hanya bertahap progresif dan sering terjadi keterlambatan diagnosis (Kaye, 2005).
2.8 Diagnosis Diagnosis dapat dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan radiologis. Perlu ditanyakan pada anamnesis adalah keluhan utama pasien, pada anak anak dapat ditanyakan: sejak kapan terjadinya pembesaran kepala, riwayat kehamilan dan persalinan (apa ibu menderita sakit selama hamil, meminum obat-obatan, dan apakah ada riwayat trauma dan persalinan yang sulit), apakah didapatkan kelainan lain seperti spina bifida, dll. Pemeriksaan fisis dilakukan dengan cara mencari adanya gejala klinis seperti yang telah dijelaskan diatas. Pemeriksaan radiologis, yang paling penting adalah CT scan atau MRI otak yang akan menunjukkan adanya ventrikel yang membesar. Jika ventrikel lateral dan ventrikel ke-3 semua sangat melebar, dan ventrikel ke-4 sempit, kemungkinan halangan adalah pada tingkat aquaduktus Sylvius. CT scan atau MRI akan membantu menentukan penyebabnya, dengan menentukan adanya tumor yang 14
menghalangi. Pada hidrosefalus komunikan semua ventrikel membesar (Kaye, 2005). Pada hidrosefalus obstruktif, CT scan sering menunjukkan adanya pelebaran dari ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di atas ventrikel lebih besar dari occipital horns pada anak yang besar. Ventrikel IV sering ukurannya normal dan adanya penurunan densitas oleh karena terjadi reabsorpsi transependimal dari CSS. Dalam bidang sagital MRI sangat membantu dalam menunjukkan stenosis aquaduktus dan lesi di ventrikel ke-3 menyebabkan hydrocephalus obstruktif (Kaye, 2005). Ultrasonography melalui fontanelle anterior yang masih terbuka sangat berguna dalam menilai ukuran ventrikel pada bayi dan mungkin tidak perlu untuk CT scan ulang. Dengan USG diharapkan dapat menunjukkan sistem ventrikel yang melebar. Pendapat lain mengatakan pemeriksaan USG ternyata tidak mempunyai nilai di dalam menentukan keadaan sistem ventrikel hal ini disebabkan oleh karena USG tidak dapat menggambarkan anatomi sistem ventrikel secara jelas, (Kaye, 2005). Plain tengkorak X-ray. Dapat menunjukkan erosi tulang penopang sekitar tuberculum sellae atau ‘copper beaten appearance’ ke bagian dalam calvarium (Kaye, 2005). Selain itu pada plain x-ray didapatkan gambaran tulang tipis, disproporsi kraniofasial, dan sutura melebar.
15
CT-Scan kepala
Gambar 3. CT-scan normal Pada hidrosefalus komunikan terjadi hubungan langsung antara CSS sistem ventrikel dan CSS di ruang subarakhnoid. Hambatan aliran CSS pada tipe ini biasanya terdapat pada bagian distal sistem ventrikel, yaitu pada ruang subarakhnoid atau pada granulatio arachnoidea. Hal ini mengakibatkan akumulasi CSS dan pembesaran ruang ventrikel. Jika produksi CSS berlebihan maka akan mengakibatkan hidrosefalus komunikan. Gambaran brain CT scan akan menunjukkan adanya dilatasi ringan dari semua sistem ventrikel termasuk ruang subarakhnoid di proksimal dari daerah sumbatan.
16
Gambar 4. CT Scan kepala potongan axial pada pasien hidrosefalus komunikan, tampak dilatasi pada sistem ventrikel dan disertai dengan atrofi.
Gambar 5. brain CT Scan potongan axial, tampak dilatasi kedua ventrikel lateral Pada hidrosefalus non komunikan, CSS pada ruang ventrikulus tidak bisa mencapai ruang subarakhnoid karena adanya hambatan aliran CSS pada foramen Monroe, aquaductus cerebri Sylvii, foramen magendi dan foramen luschka. Hal ini disertai dengan produksi CSS yang terus-menerus. Brain CT Scan dapat menentukan ukuran dari ventrikel. Jika terdapat tumor atau obstruksi, maka dapat ditentukan lokasi dan ukuran dari tumor tersebut. Pada
17
hidrosefalus non komunikan, brain CT scan sering menunjukkan adanya pelebaran ventrikel lateralis dan ventrikel III. Ventrikel IV sering tampak normal dan tampak mengalami penurunan densitas yang disebabkan oleh karena terjadinya reabsorpsi transependimal dari CSS.
Gambar 6. brain CT scan, tampak kista koloid pada ventrikel tiga (putih) yang disertai dengan hidrosefalus non komunikan
Gambar 7. Dandy Walker disertai dengan hidrosefalus
18
2.9 Penatalaksanaan Terapi medikamentosa Ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upay meningkatkan reasorbsinya. Dapat dicoba pada pasien yang tidak gawat, terutama pada pusat-pusat kesehatan dimana sarana bedah saraf tidak ada. Obat yang sering digunakan adalah: 1) Asetasolamid Cara pemberian dan dosis; Per oral 2-3 x 125 mg/hari, dosis ini dapat ditingkatkan sampai maksimal 1.200 mg/hari 2) Furosemid Cara pemberian dan dosis; Per oral, 1,2 mg/kgBB 1x/hari atau injeksi iv 0,6 mg/kgBB/hari Bila tidak ada perubahan setelah satu minggu pasien diprogramkan untuk operasi.
Terapi Pembedahan Terapi pembedahan biasanya langsung dikerjakan pada penderita hidrosefalus. Pada penderita gawat yang menunggu operasi biasanya diberikan : Mannitol per infus 0,5-2 g/kgBB/hari yang diberikan dalam jangka waktu 1030 menit. Jenis Terapi Operatif pada Pasien Hidrosefalus a. “Third Ventrikulostomi”/Ventrikel III Lewat kraniotom, ventrikel III dibuka melalui daerah khiasma optikum, dengan bantuan endoskopi. Selanjutnya dibuat lubang sehingga CSS dari ventrikel III dapat mengalir keluar. b. Operasi pintas/”Shunting” Ada 2 macam : Eksternal CSS dialirkan dari ventrikel ke luar tubuh, dan bersifat hanya sementara. Misalnya: pungsi lumbal yang berulang-ulang untuk terapi hidrosefalus tekanan normal. 19
Internal. CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain. (a) Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (ThorKjeldsen) (b) Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke atrium kanan. (c) Ventrikulo-Sinus, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior (d) Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronkhus (e) Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum (f) Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum “Lumbo Peritoneal Shunt” CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga peritoneum dengan operasi terbuka atau dengan jarum Touhy secara perkutan.
Komplikasi Shunting Infeksi Berupa peritonitis, meningitis atau peradangan sepanjang saluran subkutan. Pada pasien dengan VA Shunt. Bakteri aleni dapat mengawali terjadinya Shunt Nephritis yang biasanya disebabkan Staphylococcus epidermis ataupun aureus, dengan risiko terutama pada bayi. Profilaksis antibiotik dapat mengurangi risiko infeksi. Hematoma subdural Ventrikel yang kolaps akan menarik permukaan korteks serebri dari duramater. Pasien post-operatif diletakkan dalam posisi terlentang mengurangi risiko sedini mungkin. Obstruksi Dapat ditimbulkan oleh: - Ujung proksimal tertutup pleksus khoroideus. - Adanya serpihan-serpihan (debris) - Gumpalan darah. - Ujung distal tertutup omentum.
20
- Pada anak-anak yang sedang tumbuh dengan VA Shunt, ujung distal kateter dapat tertarik keluar dari ruang atrium kanan, dan mengakibatkan terbentuknya trombus dan timbul oklusi. Keadaan CSS yang rendah Beberapa pasien Post shunting mengeluh sakit kepala dan vomiting pada posisi duduk dan berdiri, hal ini ternyata disebabkan karena tekanan CSS yang rendah, keadaan ini dapat diperbaiki dengan jalan: - Intake cairan yang banyak. - Katup diganti dengan yang terbuka pada tekanan yang tinggi. Asites Asites CSS ataupun pseudokista pertama kali dilaporkan oleh Ames, kejadian ini diperkirakan 1% dari penderita dengan VP shunt. Adapun patogenesisnya masih bersifat kontroversial. Diduga sebagai penyebab kelainan ini adalah pembedahan abdominal sebelumnya, peritonitis, protein yang tinggi dalam CSS. Asites CSS biasanya terjadi pada anak dengan tekanan intrakranial di mana gejala yang timbul dapat berupa distensi perut, nyeri perut, mual dan muntah-muntah. Kraniosinostosis Keadaan ini terjadi sebagai akibat dari pembuatan shunt pada hidrosefalus yang berat, sehingga terjadi penututupan dini dari sutura kranialis
21
BAB III KESIMPULAN
Hidrosefalus adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebrospinal). Hidrosefalus dibagi berdasarkan anatomi dan berdasarkan etiologi. Berdasarkan anatomi terdapat hidrosefalus tipe obstruksi (non-komunikan) dan hidrosefalus tipe komunikan. Tipe obstruksi menandakan adanya sumbatan pada sirkulasi CSS, sedangkan tipe komunikan dapat menandakan adanya gangguan keseimbangan CSS. Hidrosefalus dapat didiagnosis lebih dini dengan mengukur lingkar kepala fronto-oksipital atau dapat ditegakkan salah satunya dengan CT-scan. Ct-Scan hidrosefalus komunikan akan memberikan gambaran dilatasi ventrikel termasuk ruang subarakhnoid. CT-scan hidrosefalus non-komunikan dapat memberikan gambaran dilatasi ventrikel disertai adanya lesi. Hidrosefalus dapat ditatalaksana dengan menggunakan terapi medikamentosa dan terapi pembedahan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Afdhalurrahman. 2013. Gambaran Neuroimaging Hidrosefalus Pada Anak. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 13(2): 117-122. Kahle, Leonhardt, Platzer. Sistem Saraf Dan Alat-Alat Sensoris, dalam Atlas Berwarna R.Sjamsuhidat, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. EGC, Jakarta : 2004 Sjahriar Rasad. Radiologi Diagnostik. Departemen Radiologi FK UI- RSCM. Jakarta. 2005.
23