A. PENGERTIAN Pengertian Rasio likuiditas menurut Irham Fahmi dalam bukunya “Analisis Kinerja Keuangan” adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajibanjangka pendeknya secara tepat waktu. Contohnya: pembayaran listrik, telepon, air PDAM, gaji karyawan, gaji teknisi, gaji lembur, tagihan telepon, dan sebagainya. Sedangkan menurut Dermawan Syahrial dan Djahotman Purba dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan” Rasio likuiditas itu, menggambarkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek (atau utang lancar) pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktivitas lancar. Dari kedua pengertian tersebut dapa saya simpulkan bahwa rasio likuiditas itu merupakan bagaimana cara suatu perusahaan mengatasi persoalan kewajiban jangka pendek yang ditanggungnya tepat waktu berdasarkan aset lancar yang dimiliki. B. MANFAAT DAN TUJUAN DARI RASIO LIKUIDITAS Perhitungan rasio likuiditas memberikan cukup banyak manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Pihak yang berkepentingan adalah pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan guna menilai kemampuan mereka sendiri. Kemudian pihak luar perusahaan juga memiliki kepentingan, seperti pihak kreditor atau penyedia dana bagi perusahaan, misalnya perbankan atau pihak distributor atau pihak suplier yang menyalurkan atau menjual barangn yang pembayarannya secara langsung kepada perusahaan. Maka dari itu, perhitungan rasio likuiditas tidak hanya berguna bagi perusahaan, namun juga bagi pihak luar perusahaan. Berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio likuiditas menurut Dr. Kasmir dalam bukunya “Analisis laporan Keuangan” sebagai berikut: 1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu) 2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban yang berumur dibawah satu tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancer
1
3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah. 4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. 5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. 6. Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang. 7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode. 8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki kelemahan yanng dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar. 9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini. Bagi pihak luar perusahaan seperti pihak penyandang dana (kreditor), investor, distributor, dan masyarakat luas rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga. Kemampuan membayar tersebut akan memberikan jaminan bagi pihak kreditor untuk memberikan pinjaman selanjutnya. Kemudian, bagi pihak distributor adanya kemampuan membayar mempermudah dalam memberikan keputusan untuk menyetujui penjualan barang dagangan secara angsuran. Artinya, ada jaminan bahwa pinjaman yang diberikan akan mampu dibayar secara tepat waktu. Namun, rasio likuiditas bukanlah satu-satunya cara atau syarat untuk menyetujui pinjaman atau penjualan barang secara kredit.
C. JENIS-JENIS RASIO LIKUIDITAS 1. Current Ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar . Rumus : Current ratio
=
Kas Hutang Lancar
X 100%
2
2.
Cash Ratio (Ratio Immediate Solvency) Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan surat berharga. Cash ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan kas dan surat berharga yang dapat segera diuangkan. Tidak terdapat
standar
likuiditas
untuk
cash
ratio sehingga
penilaiannya
tergantung pada kebijakan manajemen. Rumus : Kas
Cash Ratio = Pinjaman Jangka Pendek X 100%
3. Quick Ratio Quick ratio
merupakan rasio
antara
aktiva
lancar
sesudah dikurangi
persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat bisa digunakan untuk melunasi Persediaan dianggap aktiva menjadi
lancar yang paling
hutang lancar.
tidak lancar, sebab untuk
uang tunai (kas) memerlukan dua langkah yakni menjadi piutang
terlebih dulu sebelum menjadi kas. Rumus : Quick Ratio = =
Aktiva Lancar−Persediaan Hutang Lancar
X 100%
D. CONTOH SOAL Dari Laporan Posisi Keuangan PT. A diketahui:
Kas Rp 25.000.000,-
Piutang Dagang Rp 75.000.000,-
Barang dagangan Rp 200.000.000,-
Pinjaman jangka pendek 150.000.000
Jumlah Hutang Dagang,wesel,bunga dan pajak nya Rp 255.000.000,-
Hitunglah : a. Current Ratio b. Cash Ratio c. Quick Ratio Jawab : a.
Current Ratio
Kas = Rp 25.000.000 Hutang Lancar = Rp 255.000.000,3
=
Current Ratio
=
Kas Hutang Lancar
X 100%
Rp 25.000.000 X 100% Rp 255.000.000
= 9,8 % = 0,098 x ( artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 0,098 aktiva lancar ) Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus segera dipenuhi dengan mengunakan aktiva lancar yang dimilikinya.
b.
Cash Ratio
=
Cash Ratio
=
Kas Pinjaman Jangka Pendek
X 100%
Rp 300.000.000 X 100% Rp 150.000.000
= 200% =2x
c.
Quick Ratio = =
Aktiva Lancar−Persediiaan Hutang Lancar Rp 300.000.000−Rp 200.000.000 Rp 255.000.000
X 100% X 100%
= 39.22 % = 0.39 x
4