Rangkuman Sistem Informasi Akuntansi.docx

  • Uploaded by: Nadhira Aini
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rangkuman Sistem Informasi Akuntansi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,858
  • Pages: 11
RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI CHAPTER 2 JAMES HALL : PENGENALAN PENGOLAHAN TRANSAKSI Siklus Transaksi Dan Tipe Proses Transaksi Pada Ketiga Siklus Transaksi Transaksi pengolahan Sistem (TPS) sebagai suatu kegiatan yang terdiri dari tigasubsistem utama yaitu: 1) Siklus Pengeluaran yaitu siklus yang berfungsi untuk mencatat pengeluaran sumber daya ekonomis yang ada di dalam perusahaan, di mulai sejak ada permintaan barang dan jasa, hingga melakukan pembayaran terhadap pemasok. 2) Siklus Konversi yaitu siklus yang berfungsi mengubah bahan baku menjadi barang jadi (untuk perusahaan manufactur) atau berfungsi untuk membuat produk yang siap dijual kepada pembeli (untuk perusahaan jasa). 3) Siklus Pendapatan yaitu siklus yang bertujuan untuk mengubah produk perusahaan (baik barang maupun jasa) menjadi kas dengan penjualan. Sebuah transaksi keuangan didefinisikan sebagai suatu peristiwa ekonomi yang mempengaruhi aktiva dan ekuitas perusahaan, tercermin dalam rekeningnya, dan diukur dalam istilah moneter. Transaksi keuangan yang paling umum adalah pertukaran ekonomi dengan pihak eksternal. Pencatatan Akuntansi Dasar dalam Sistem Proses Transaksi A. SISTEM MANUAL 1. Dokumen . Sebuah dokumen memberikan bukti dari suatu peristiwa ekonomi dan dapat digunakan untuk memulai pemrosesan transaksi. Beberapa dokumen adalah hasil dari proses transaksi. Ada tiga jenis yaitu: 1) Dokumen sumber,dokumen yang dibuat di awal (sumber) dari transaksi yang digunakan untuk menangkap dan merumuskan data transaksi yang membutuhkan siklus transaksi untuk diproses. 2)Dokumen produk, hasil dari proses transaksi daripada mekanisme memicu untuk proses tersebut. Misalnya, gaji cek untuk karyawan adalah dokumen produk sistem penggajian. 3) Dokumen proses, dokumen produk dari satu sistem yang menjadi dokumen sumber untuk sistem lain. 2. Jurnal. Sebuah jurnal adalah catatan entri kronologis. Ada dua jenis utama jurnal: 1) Jurnal khusus digunakan untuk mencatat kelas khusus dari transaksi yang terjadi di volume tinggi. transaksi tersebut dapat dikelompokkan bersama dalam sebuah jurnal khusus dan diproses lebih terdistribusikan dari jurnal umum memungkinkan. 2) Jurnal umum untuk mencatat transaksi yang tidak berulang, jarang, dan transaksi dissimilar. Sebagai contoh, kita biasanya merekam periodik penyusutan dan penutupan entri dalam umum jurnal. 3. Buku Besar. Ada dua tipe dasar buku besar: (1) buku besar, yang berisi informasi akun perusahaan dalam bentuk rekening kontrol yang sangat diringkas, dan (2) buku besar pembantu, yang berisi rincian dari rekening individu yang merupakan account. B.

SISTEM BERBASIS KOMPUTER Audit berdasarkan sistem komputer lebih sulit diamati dari pada sistem manual. Pencatatan akuntansi dalam sistem berbasis komputer digambarkan oleh 4 tipe dari file yang saling berhubungan yaitu: 1) File master, umumnya memuat data akun. 2) File transaksi, yaitu file sementara dari pencatatan transaksi yang digunakan untuk mengubah atau memperbaharui file

master. 3) File referensi, menyimpan data yang digunakan sebagai standar memproses transaksi. 4) File arsip, memuat perekaman data transaksi masa lalu yang ditahan untuk referensi masa depan, transaksi tersebut membentuk sebuah bagian penting dari audit trail. Teknik Dokumentasi Untuk Menyajikan Sistem Manual dan Sistem Berbasis Komputer Ada lima teknik dokumentasi dasar yang perlu diketahui bagi seorang akuntan, yaitu: 1) Diagram Arus Data (DFD- Data flow diagrams)

2)

3)

4)

5)



Diagram arus data menggunakan simbol untuk merepresentasikan entitas, proses, arus data, dan penyimpanan data yang disinggung ke sistem. DFD digunakan untuk mempresentasikan sistem pada level kerincian yang berbeda dari yang umum sampai yang paling rinci. Single-level DFD cukup menunjukan sebagai alat dokumentasi. Diagram Hubungan Entitas (ERD- Entity Relationship Diagrams) Diagram hubungan entitas adalah teknik dokumentasi yang digunakan untuk menggambarkan hubungan diantara entitas, meliputi sumber daya fisik (mobil, kas, persediaan), kejadian (memesan persediaan, mengirim barang), dan agen (pemasok, staff penjualan). Diagram hubungan entitas biasa memperagakan database organisasi. Sistem Flowchart Sistem flowchart adalah penggambaran grafik, dari hubungan fisik diantara elemen kunci dari sebuah sistem. Elemen tersebut yaitu departemen organisasi, aktivitas manual, program computer, pencatatan akuntansi secara manual, dan pencatatan digital. Sistem flowchart juga menggambarkan tipe media komputer yang dipakai dalam sistem. Sistem flowchart dapat digunakan untuk menggambarkan proses manual maupun komputer. Program Flowchart Program Flowchart mengilustrasikan logika yang digunakan dalam program dan menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program. Setiap program yang mewakili sistem flowchart harus memiliki program flowchart pendukung yang menjelaskan logikanya. Simbol mewakili setiap langkah dari logika program, dan masing-masing simbol mewakili satu atau lebih baris kode program komputer. Garis-garis penghubung antara simbol menetapkan urutan logis dari eksekusi. Diagram Tata Letak Record ( Record Layout Diagram) Diagram Tata Letak Record digunakan untuk mengungkapkan struktur internal dari catatan yang merupakan file atau tabel database. Tata letak diagram biasanya menunjukkan nama, tipe data, dan panjang masing-masing atribut (atau lapangan) dalam catatan. Informasi struktur data yang terperinci diperlukan untuk tugas-tugas seperti mengidentifikasi jenis kegagalan sistem tertentu, menganalisis laporan kesalahan, dan merancang tes logika komputer untuk tujuan audit. Sistem Akuntansi Berbasis Komputer Sistem akuntansi berbasis komputer terbagi ke dalam dua kelompok yaitu: Batch System (Sistem Setumpuk) Merupakan pengelompokan transaksi serupa yang diakumulasi dari waktu ke waktu dan kemudian diproses bersama-sama. Selain itu, ada jeda waktu antara kejadian dengan pengolahan dan jeda waktu tersebut tergantung pada frekuensi proses batch. Proses penggajian adalah contoh dari sistem batch yang khas. Keuntungan dari Batch System yaitu organisasi dapat meningkatkan





efisiensinya dengan mengelompokkan sejumlah besar transaksi dalam batch daripada memproses setiap transaksi secara terpisah dan pemrosesan batch memungkinkan pengendalian atas proses transaksi. Real-time system Mencatat setiap transaksi yang timbul pada saat itu juga, sehingga tidak ada jeda waktu antara kejadian dengan pengolahan. Umumya membutuhkan sumber daya yang lebih besar dari bacth processing karena memerlukan kapasitas pengolahan khusus, namun perbedaan biaya ini menurun. Seringkali memiliki waktu pengembangan sistem yang lama. Contoh real-time processing adalah sistem reservasi maskapai penerbangan, yang memproses permintaan untuk layanan dari wisatawan secara langsung. Perbedaan antara sistem Batch dan real-time Metode Pengolahan Data Perbedaan Karakteristik Batch Real Time Kerangka Waktu Ada jeda waktu antara kegiatan Pengolahan berlangsung ketika Informasi ekonomi dengan pencatatannya. peristiwa ekonomi terjadi Sumber Daya Menggunakan sedikit sumber daya Sumber daya yang digunakan lebih karena sistem ini disimpan dalam besar dibanding pengolahan bacth pita magnetis Efisiensi Dapat mengeliminasi aktivitas yang Memproses sejumlah besar Operasional tidak diperlukan saat pemrosesan transaksi setiap hari sehingga sehingga mengefisiensi operasional menciptakan ketidakefisienan Pendekatan Pengolahan Data Alternatif Sistem Warisan Vs Sistem Modern Sistem Warisan memiiki beberapa fitur, yaitu aplikasi berbasis main frame, berorientasi pada batch, sistem warisan menggunakan file-file dengan basis data hierarkis untuk penyimpanan data. Sistem ini mengutamakan lingkungan pengguna tunggal yang menghalangi penyebaran informasi secara menyeluruh di dalam organisasi. Sistem modern cenderung berbasis client-server (jaringan) dan proses transaksinya secara real time. Namun, saat ini sistem modern banyak yang berbasismainframe dan menggunakan pemrosesan batch berbeda dengan sebelumnya dimana sistem modern menyimpan transaksi dan file utama dalam tabel basis data rasional. Skema Pemberian Kode Data yang Digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi Sistem Dengan Kode Kegunaan dari data coding di AIS adalah untuk; 1) Meringkas dan mewakili sejumlah besar informasi kompleks yang dapat diatur. 2) Menyediakan sarana akuntabilitas atas kelengkapan transaksi yang diproses. 3) Mengidentifikasi transaksi dan rekening yang unik dalam file. 4) Mendukung fungsi audit dengan menyediakan audit trail yang efektif. Skema Pengkodean Angka Dan Abjad.

1.

2.

3.

4.

5.

Sequential Codes (Kode berurutan) Kode berurutan menyajikan bagian dalam pemesanan secara berurutan (kenaikan atau penurunan). Aplikasi penomerannya dari dokumen sumber.Kelebihannya yaitu mendukung rekonsiliasi batch transaksi dan melacak setiap transaksi yang diproses, dan mengidentifikasi hilang atau salah tempat. Sehingga manajemen mengetahui penyebab, akibat dari kesalahan. Namun, kode berurutan menyajikan informasi yang berubah-ubah, sulit untuk diubah dan sulit disisipi item baru. Blok Code (Kode Blok) Kode blok merupakan variasi pada pengkodean berurutan yang sebagian kelemahannya bisa diperbaiki kembali. Pendekatan ini dapat digunakan untuk mewakili kelas seluruh bagian dengan membatasi setiap kelas untuk rentang tertentu dalam skema coding dengan pembangunan bagan akun. Semakin luas bagan akun, maka perusahaan dapat mengklasifikasikan transaksi sehingga semakin besar informasi yang didapat. Digit pertama dalam pengkodean adalah angka blocking yang merupakan klasifikasi akun. Angka lainnya yaitu ditetapkan berdasarkan kode yang berurutan. Kelebihannya yaitu memungkinkan untuk meyisipkan kode baru dalam blok tanpa harus merubah seluruh struktur coding. Namun, informasi dari kode blok berubah-ubah dan tidak begitu terlihat. Group Codes (Kode kelompok) Kode kelompok digunakan untuk mewakili bagian kompleks atau peristiwa yang melibatkan dua atau lebih dari data terkait. Kode ini terdiri dari bidang yang memiliki arti khusus. Kelebihannya yaitu; 1) Memfasilitasi representasi data dalam jumlah besar yang beragam, 2) Memungkinkan struktur data yang kompleks untuk diwakili dalam bentuk hirarki yang logis dan lebih mudah diingat oleh manusia, 3) Memberikan analisis rinci dan pelaporan baik di dalam kelas item maupun yang berbeda dari kelas item. Kekurangannya yaitu karena kode kelompok secara efektif dapat menyajikan informasi yang beragam dan berubah-ubah, sehingga cenderung melebihi kapasitas penggunaan yang berakibat dapat meningkatkan biaya penyimpanan, kesalahan administrasi dll. Alphabetic Code (Kode abjad) Kode abjad digunakan banyak tujuan seperti kode numerik. Kode abjad inimenyajikan nomor item dalam jumlah besar hingga 26 variasi per bidang. Namun, sulit untuk rasionalisasi arti kode berurutan yang telah ditetapkan dan penggunanya cenderung mengalami kesulitan menyortir catatan. Mnemonic Code (Kode mnemonic) Kode mnemonik digunakan sebagai singkatan, akronim, dan jenis-jenis kombinasi lainnya dalam menyampaikan arti. Contohnya adalah pemberian kode negara, seperti NY New York. Keuntungannya yaitu pengguna tidak perlu untuk menghafal arti, karena dapat tersampaikan dengan sendirinya informasi tentang item yang diminta. Kekurangannya memiliki kemampuan terbatas untuk menyajikan item dalam kelas.

Ringkasan Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi; James Hall Asia Edition Chapter 1 : SISTEM INFORMASI DARI PERSPEKTIF AKUNTAN

1. Memahami aliran informasi utama dalam lingkungan bisnis Informasi sangat penting dalam sebuah perusahaan. Informasi tersebut penting bagi para pengambil keputusan dan juga orang-orang yang ada di dalam perusahaan untuk memenuhi kebutuhan internal. Arus informasi juga dibutuhkan di luar perusahaan, seperti pemerintah, investor, dan pemegang kepentingan lainnya. Dalam sebuah perusahaan, secara horizontal dapat dibagi menjadi beberapa tingkat aktivitas. Berbagai aktivitas ini terdiri atas kegiatan perusahaan yang berorientasi pada produk, seperti produksi, penjualan, dan distribusi. Pada tingkat dasar, terdapat manajemen operasional yang secara langsung bertanggung jawab atas pengendalian operasional harian. Tingkat selanjutnya disebut manajemen menengah yang bertanggung jawab atas aktivitas perencanaan dan koordinasi jangka pendek yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Pada tingkat paling atas, disebut manajemen puncak bertanggung jawab atas perencanaan jangka panjang serta menetapkan berbagai tujuan dari perusahan. Setiap tingkatan masing-masing membutuhkan informasi sesuai kebutuhannya. Informasi mengalir dalam dua arah, yaitu arus horizontal, yang mendukung berbagai pekerjaan tingkat operasional dengan informasi yang terperinci mengenai berbagai transaksi bisnis yang meliputi kegiatan penjualan, pengiriman barang, penggunaan bahan baku, tenaga kerja, dan sebagainya. Kedua yaitu arus vertical, yaitu memberikan informasi secara ringkas mengenai aktivitas operasional dan lainnya ke semua tingkat manajer sehingga pihak manajemen dapat menggunakan informasi untuk keperluan perencanaan dan fungsi pengendaliannya yang kemudian akan disalurkan informasi ini dari para manajer senior ke manajer junior dalam bentuk instruksi, anggaran untuk kinerja perusahaan yang lebih baik. Untuk pihak eksternal perusahaan, seperti mitra dagang dan pemegang kepentingan, informasi perusahaan dapat disalurkan dalam bentuk laporan keuangan, pengembalian pajak, dan informasi perdagangan saham. 2. Memahami perbedaan antara system informasi akuntasi dengan system informasi manajemen serta transaksi keuangan dan nonkeuangan Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama. Suatu system disebut subsistem ketika dipandang sebagai komponen dari sitem yang lebih besar. Sebuah subsistem dianggap system ketika itu adalah focus perhatian. Terdapat dua system dalam system informasi, yaitu Dekomposisi Sistem adalah sebuah proses yang membagi system menjadi berbagai bagian kecil sehingga dapat dengan mudah melihat dan memahami hubungan antara subsistem. Dan Interpedensi Subsistem adalah keefektivitas fungsi serta interaktif antara subsistem dapat mencapai tujuan dari suatu system. Jadi, bila subsistem

yang penting rusak, maka akan mengganggu subsistem yang sehingga mengakibatkan system akan gagal mencapai tujuannya. Sistem informasi adalah serangkaian proses pengumpulan data sehingga menjadi sebuah informasi yang berguna bagi penggunanya. Transaksi adalah kegiatan perusahaan. Kegiatan ini bersifat keuangan dan non keuangan. Transaksi keuangan adalah kegiatan ekonomi yang mempengaruhi aktiva dan ekuitas perusahaan, yang dibagi dalam berbagai akun dan diukur dalam berbagai ukuran keuangan. Transaksi nonkeuangan adalah semua kegiatan yang diproses system informasi perusahaan tetapi tidak termasuk dalam transaksi keuangan. Kerangka kerja system informasi terbagi menjadi dua, yaitu system informasi akuntansi (SIA) dan system informasi manajemen (SIM). SIA terdiri atas tiga subsistem, yaitu system pemrosesan transaksi yaitu yang mendukung operasi bisnis harian melalui berbagai dokumen serta pesan untuk para pengguna di seluruh perusahaan. Kedua, system buku besar atau pelaporan keuangan yang mengukur dan melaporkan kondisi keuangan perusahaan. Dan ketiga, system pelaporan manajemen yang menydiakan berbagai laporan yang dibutuhkan yang berguna untuk pengambilan keputusan. SIM adalah proses transaksi nonkeuangan yang tidak dilaporkan pada sistem informasi akuntansi. 3. Mengetahui model umum dalam system informasi Model umum SIA adalah sebagai berikut;  Pengguna Akhir terdiri dari kelompok eksternal (kreditor, pemegang saham, investor, pemerintah, pemasok,dan pelanggan) dan kelompok internal (bank, SEC,IRS). Kelompok internal mendapatkan informasi perusahaan berupa laporan keuangan, pengembalian pajak, serta berbagai laporan lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaannya, sedangkan informasi bagi pengguna eksternal umumnya lebih sederhana dan terstruktur disbanding kelompok internal.  Data dan informasi. Data adalah kumpulan fakta yang akan atau tidak memiliki pengaruh atas pengguna, informasi adalah data yang diproses dan memiliki pengaruh bagi penggunanya untuk mengambil suatu putusan atau tindakan.  Sumber data yaitu berbagai transaksi keuangan baik dari pihak internal maupun eksternal ke system informasi perusahaan. Sumber data yang paling umum untuk perusahaan adalah sumber dari pihak eksternal karena meliputi hubungan antar berbagai entitas, seperti pembelian persediaan, penerimaan kas, sedangkan proses pembuatan dari bahan baku menjadi barang jadi, penggunaan tenaga kerja dan sebagainya merupakan sumber data internal.  Pengumpulan data. Ada dua aturan yang menetapkan prosedur pengumpulan data, yaitu relevansi dan efesiensi. System informasi harus memilih data yang relevan bagi pengguna dimana data yang berkontribusi pada informasi yang dianggap relevan. Selain itu, prosedur pengumpulan data harus efisien dalam sekali pengumpulan. Data-data yang dianggap relevan dapat mengurangi keseluruhan efisiensi system.  Pemrosesan data. Untuk mendapatkan informasi, tahap pemrosesan data biasanya menggunakan prosedur yang sederhana hingga ke hal yang rumit.

 Manajemen basis data. Basis data adalah tempat penyimpanan data keuangan dan nonkeuangan. Ada tiga tingkatan dalam hierarki data yang dapat disajikan dalam basis data; atribut data, yaitu bagian mendasar dari calon data yang menunjukkan karakteristik logis dan relevan. Record, yaitu serangkaian lengkap atribut untuk satu kejiadian pada tiap kelas entitas. File, adalah kumpulan record dari kelas yang identik. Hal dasar yang dilakukan manajemen basis data yaitu menyimpan (storage) berbagai record baru sesuai dalam basis data, menarik (retrieval) record dalam basis data untuk diproses, serta menghapus (deletion) record yang sudah using dalam basis data.  Pembuatan Informasi, yaitu proses menyusun, mengatur dan menyajikan informasi ke pengguna. Informasi yang berguna haruslah relevan, tepat waktu, akurat, lengkap, dan ringkas.  Umpan balik. Merupakan suatu output kiriman balik dari pihak eksternal maupun internal ke system sebagai sumber data guna untuk memulai atau mengubah proses. Sistem informasi memiliki tiga tujuan dasar, yaitu mendukung fungsi penyediaan bagi manajemen, mendukung pengambilan keputusan pihak manajemen, dan mendukung operasi hari ke hari perusahaan. Umumnya perusahaan mendapatkan sistem informasi melalui dua cara; pertama, mengembangkan sistem yang disesuaikan dari awal melalui aktivitas pengembangan sistem internal dan membeli sistem program komersial dari para vendor peranti lunak. Tiga jenis piranti lunak yang tersedia, yaitu sistem siap pakai (turkey system), yaitu sistem yang sudah jadi dan teruji dan siap untuk diimplementasikan. Kedua, sistem tulang punggung (backbone system) adalah struktur sistem dasar yang siap dikembangkan. Dan ketiga yaitu sitem yang didukung vendor (vendor supported system) adalah sistem yang disesuaikan dan yang dibeli perusahaan secara komersial dan tidak dikembangkan sendiri oleh internal perusahaan. 4. Mengenali beragam area fungsional bisnis dan berbagai aktivitas utamanya Struktur organisasi menggambarkan aliran pertanggungjawaban, kepemimpinan, dan akuntabilitas yang melingkupi organisasi tersebut. Setiap perusahaan terbagi menjadi beberapa segmen fungsional agar para manager dapat memfokuskan perhatiannya dan tugasnya untuk memperoleh efesiensi operasional yang baik. Ada tiga pendekatan yang paling umum dalam segmentasi, yaitu;  Lokasi georafis. Karena banyak perusahaan yang memiliki area operasi yang tersebar di berbagai wilayah di seluruh dunia, maka manajemen perusahaan dapat mengatur dan mengelola operasinya sesuai dengan wilayah geografisnya masing-masing.  Lini produk. Perusahaan yang memproduksi beragam jenis produk akan mengelola perusahaannya dengan membagi kegiatan operasinya berdasarkan lini produk dengan menciptakan berbagai divisi pda tiap produk.  Fungsi bisnis. Segmentasi fungsional membagi perusahaan ke dlm berbgai area tanggung jawab berdasarkan aliran sumber daya uatama pekerjaan. Segmentasi Fungsional, yaitu segmentasi berdasarkan fungsi bisnis merupakan metode pengaturan yang paling umum digunakan. Nama fungsi dan fungsinya akan berbeda pada tiap perusahaan tergantung pada lini bisnisnya. Manajemen Bahan Baku, tujuannya adalah merencanakan dan mengendalikan persediaan perusahaan sehingga memenuhi kebutuhan produksinya sekaligus menghindari kelebihan persediaan. Manajemen bahan baku memiliki tiga subfungsi, yaitu pembelian, penerimaan, dan penyimpanan.

Produksi. Aktivitas produksi terjadi apabila bahan baku, tenaga kerja, dan aktiva pabrik digunakan untuk menghasilkan barang jadi. Secara umum aktivitas produksi ada dua, yaitu aktivitas utama, yaitu aktivitas yang mengubah barang mentah menjadi barang jadi dan aktivitas sampingan, yaitu aktivitas yang memastikan kegiatan utama berjalan secara efisien dan efektif.beberapa aktivitas tersebut yaitu perencanaan produksi, pengendalian kualitas, dan pemeliharaan. Pemasaran. Fungsi pemasaran berhubungan dengan masalah strategi, promosi, periklanan, dan riset pasar. Distribusi. Keberhasilan perusahaan dapat ditentukan dengan tersampainya produk ke tangan pembeli, oleh karenanya, aktivitas distribusi juga sangat penting bagi perusahaan. Personalia. Fungsi personalia adalah agar dapat mengelola efektif sumber daya manusia di perusahaan, meliputi perekrutan, pendidikan, hubungan pekerjaan, dan sebagainya. Keuangan. Fungsi keuangan tentu berhubungan dengan kegiatan keuangan kas parusahaan sehari-hari, bagaimana mengelola keuangan perusahaan dengan baik dan benar. Fungsi akuntansi. Fungsi ini mengelola sumber daya informasi keuangan perusahaan, ada dua peran penting, pertama, akuntansi menangkap dan mencatat berbagai pengaruh keuangan dari berbagai transaksi perusahaan. Kedua, mendistribusikan informasi transaksi ke personel operasional untuk mengkoordinasikan tugas-tugas penting mereka. Sebuah informasi bermanfaat bagi penggunanya berdasarkan atas keandalannya, bahwa sebuah informasi memunculkan keputusan. Maka dari itu, sebuah informasi haruslah relevan, akurat, lengkap, ringkas, dan tepat waktu. Keandalan informasi sangat tergantung pada konsep independensi akuntansi. Aktivitas akuntansi harus terpisah dan berdiri sendiri dari berbagai area fungsional yang menyimpan sumber daya fisik. Fungsi Teknologi Informasi Fungsi teknologi informasi ini berkaitan dengan sumber daya informasi. Ada dua aktivitas pada fungsi ini, yaitu 1.

Pemrosesan Data Terpusat. Pada sistem data terpusat, semua pemrosesan data disediakan oleh satu atau lebih komputer besar yang ditempatkan di bagian pusat yang melayani pengguna di seluruh perusahaan. Fungsi teknologi informasi dianggap sebagai pusat biaya yang biaya operasinya dibebankan ke pengguna akhirnya.beberapa area teknologi informasi dalam operasional secara terperinci, yaitu administrasi bsis data, pemrosesan data, pengembangan dan pemeliharaan sistem.

2.

Pemrosesan Data Terdistribusi. Alternatif dari model terpusat adalah pemrosesan data terdistribusi- distributed data processing(DDP). DDP melibatkan pengaturan ulang fungsi IT ke unit kecil pemrosesan informasi (IPUs) yang didistribusikan ke pengguna akhir dan berada di bawah pengawasan mereka. IPUs dapat didistribusikan berdasarkan fungsi bisnis, lokasi geografis, maupun keduanya. Keuntungan alternatif ini adalah pengurangan biaya dalam pemrosesan data, pertanggungjawaban atas pengendalian biaya meningkat, kepuasan pengguna meningkat, dan kemampuannya untuk mendukung berbagai fasilitas komputasi agar dapat melindungi dari potensi bencana, banjir, sabotase, dan gempa bumi. Akan tetapi, DDP juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya, kesalahan manajemen

sumber daya perusahaan akibat melebihi jumlah minimum maka harus dikendalikan secara terpusat, ketidaksesuaian piranti keras, dan piranti lunak, pekerjaan yang redundan, mengkonsolidasikan aktivitas-aktivitas yang tidak kompatibel, terbatasnya menemukan pekerja yang berkualitas, dan kurangnya standar. Untuk itu, perlunya analisis yang mendalam serta pertimbangan penuh bila perusahaan ingin menggunakannya mengingat pro dan kontra terkait DDP ini. 5. Mengetahui tahapan dalam evolusi model sistem informasi Selama lima puluh tahun terakhir, model system informasi telah mengalami berbagai perubahan yang disebabkan adanya kelemahan dan keterbatasan pada model sebelumnya. Seorang akuntan harus mampu mengusai berbagai model pendekatan SIA yang mungkin akan dihadapinya. Ada lima model system informasi, yaitu; a)

Model Proses Manual. Model ini adalah bentuk system akuntansi yang paling tua dann tradisional. System manual meliputi berbagai kegiatan fisik, sumber daya, dan personel yang sangat khas dengan proses bisnis, seperti pencatatan pesanan, pergudangan bahan baku, memproduksi barang untuk dijual, pengiriman barang untuk pelanggan, serta penempatan pesanan ke pemasok. Keuntungan dalam model system manual ini, yaitu pertama, membantu pembentukkan hubungan yang penting antara mata kulia SIA dengan mata kuliah akuntansi lainnya karena dasar-dasar pencatatan dipelajari dalam model ini. Kedua, lebih mudah memahami logika proses bisnis bila tidak menggunakan terknologi karena menyangkut pembahasan pekerjaan fisik dasar seperti penjualan dan penggudangan. Ketiga, model ini memfasilitasi pemahaman control aktivitas internal, termasuk pemisahan fungsi, supervise, jejak audit, dan akses pengendalian. Akan tetapi model ini hanyalah alat bantu pelatihan. Saat ini, model proses manual jarang dipraktikkan.

b)

Model File Datar. Model ini menjelaskan sebuah lingkungan di mana file data tidak saling berhubungan. Para pengguna akhir di lingkungan ini memiliki sendiri data yang dibutuhkan sebagai pengganti data dari pengguna lain. Jadi, model ini tidak melalui system yang terintegrasi karena pemrosesan data dilakukan oleh aplikasi yang berdiri sendiri sehingga bila banyak yang membutuhkan data yang sama, mereka harus mendapatkan rangkaian data yang terpisah untuk dibentuk sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Hal ini menimbulkan beberapa masalah, seperti perusahan harus menanggung biaya prosedur pengumpulan dan penyimpanan data, untuk pembaruan data memerlukan waktu yang lama karena file data harus sesuai dengan penggunanya, informasi terbaru tidak akan tercermin pada data pengguna jika tidak disebarkan secara tepat sehingga memungkinkan pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang seudah kadalursa dan ketidakmampuan penggunanya untuk mendapatkan tambahan informasi ketika kebutuhannya berubahan. Meskipun begitu, model file datar masih dipakai oleh beberapa perusahaan

yang berasumsi bahwa pada akhir tahun mereka dapat melihat system warisan yang berhubungan dengan model ini. c) Model Basis Data. Model ini memusatkan data perusahaan ke satu basis data yang dibagikan ke para pengguna. Dengan data perusahaan yang berada di pusat, semua pengguna memiliki akses ke data yang mereka butuhkan untuk memenuhi kebutuhannya. Model basis data ini merupakan system piranti lunak khusus yang deprogram untuk mengetahui bagian data mana yang diakses oleh pengguna. Maka, jika pengguna meminta data yang tidak sesuai dengan hak aksesnya, akan ditolak. d)

Model REA. REA adalah kerangka kerja akuntansi untuk pemodelan sumber daya perusahaan (aktiva), kegiatan ekonomi yang mempengaruhi sumber daya, dan pelaku yang berpartisipasi di dalam kegiatan ekonomi. Model REA

mensyaratkan agar fenomena akuntansi dikarakterisasikan dalam cara yang konsisten pengembangan berbagai tampilan untuk beberapa pengguna. e) Sistem Sumber Daya Perusahaan (ERP). ERP adalah system informasi yang memungkinkan perusahaan untuk mengotomatiskan dan mengintegrasi proses kunci bisnisnya. Implementasi system ERP dapat berupa pengambilaliham dalam skala yang besar, serta memfasilitasi adanya data bersama diantara semua pengguna di perusahaan. Karena kompleksitas dan ukurannya, hanya beberapa perusahaan yang mau menggunakan system ERP. Beberapa model ERP yang umum adalah manajemen aktiva, akuntansi keuangan, sumber daya manusia, solusi khusus industry, dan manajemen persediaan. 6. Mengetahui hubungan antara audit eksternal, audit internal, audit teknologi informasi Seorang akuntan memiliki tiga peranan, yaitu; a)

Akuntan sebagai pengguna. akuntan adalah pengguna layanan komputer yang paling banyak. Sebagai pengguna akhir, seorang akuntan harus menyediakan gambaran yang jelas untuk memenuhi kebutuhan pengguna di perusahaan. b) Akuntan sebagai system desainer. Sebelum computer masuk, para akuntan bertanggung jawab atas berbagai aspek utama dalam system informasi. Kini dengan hadirnya computer, maka tanggung jawab desain system terbagi, dimana computer berfungsi atas tanggung jawab pada system fisiknya, sedangkan fungsi akuntan bertanggung jawab atas system konseptualnya. c) Akuntan sebagai auditor system. Auditor adalah pemeriksa kewajaran suatu laporan keuangan perusahaan. Audit dilakukan oleh pihak eksternal dan pihak internal. Audit eksternal dilakukan oleh kantor akuntan publik (KAP) yang independen dari perusahaan kliennya. Audit eksternal memiliki fungsi memberikan jasa asuransi yaitu layanan professional termasuk fungsi pembuktian, didesain untuk meningkatkan kuliatas informasi yang dapat digunakan pihak keuangan maupun nonkeuangan. Audit internal adalah fungsi penilaian yang berada dalam perusahaan, termasuk melakukan audit laporan keuangan, kesesuaian operasional perusahaan dengan kebijakannya. Dan ada pula audit system informasi, yang merupakan bagian audit keuangan yang lebih luas sebagai adanya teknologi computer. Audit ini melalukan evaluasi system informasi perusahaan apakah sesuai dengan pengendalian internal perusahaan.

Related Documents


More Documents from "Margareth Natalia"

Budidaya Patin.docx
June 2020 12
Gosdp.docx
April 2020 40
Sdpprint.docx
April 2020 45
Perang Bani Nadhir.docx
April 2020 40