KOMPONEN PENILAIAN PADA RESUSITASI NEONATUS 1. Pernapasan Penurunan upaya bernapas tanda yg pertama muncul pada bayi dgn ganggguan kardiorespirasi HR > 100x jaga jalan napas saja HR < 100x Ventilasi tekanan positif Distress napas ditandai: - Retraksi dinding dada - Merintih saat ekspirasi Tanda kesulitan pengembangan paru
Gangguan napas pasang CPAP atau VTP Indikasi: - Apnu atau dengan napas megapmegap - Napas spontan, sianosis sentral, dan laju denyut jantung < 100 kali per menit yang telah mendapat terapi oksigen aliran bebas namun tidak membaik - Bayi prematur napas yang tidak teratur atau mengalami periode apnu singkat berulang penurunan laju denyut jantung (< 100 kali per menit) tonus yang buruk pola napasnya menjadi semakin iregular/tidak adekuat setelah pemberian stimulasi untuk merangsang pernapasannya
2. Tonus Otot - Bergantung pada usia gestasi bayi - Akurat dalam memperkirakan kebutuhan resusitasi pada bayi - Bayi dengan tonus otot lemah (tidak bergerak-gerak dan postur tubuh ekstensi) seringkali membutuhkan resusitasi aktif.
3. Laju denyut jantung Tanda pertama dari perbaikan kondisi bayi adalah peningkatan laju denyut jantung Meraba pulsasi pada dasar tali pusat atau dengan menggunakan pulse oximetry Bila laju denyut jantung bayi terus menerus < 100 kali per menit, maka ventilasi bantuan harus dilakukan. Apabila laju denyut jantung bayi tetap < 60 kali per menit bahkan setelah diberikan VTP yang adekuat, kompresi dada perlu diberikan 4. Oksigenasi pulse oximetry dapat digunakan untuk membantu keputusan menaikkan atau menurunkan kadar oksigen pada bayi.
5. Nilai APGAR Metode objektif untuk menilai kondisi bayi baru lahir. Nilai Apgar tidak digunakan untuk menentukan kebutuhan dan intervensi resusitasi pada bayi baru lahir. Penilaian ini menentukan respons bayi baru lahir ketika melewati periode transisi pada beberapa menit awal kehidupan
kekurangan oksigen selama apnu primer,
LANGKAH AWAL RESUSITASI Menentukan kebutuhan resusitasi pada bayi baru lahir. Apabila jawaban TIDAK LANGKAH AWAL STABILISASI
bayi akan berusaha napas megap-megap dan kemudian memasuki periode apnu sekunder.
d. Memposisikan kembali bayi pada a. Beri Kehangatan - Area resusitasi terjaga hangat dengan suhu ruangan sekitar 25 hingga 26ºC - Letakkan bayi di bawah radiant warmer dalam beberapa menit pertama setelah lahir - Menggunakan alas/ matras penghangat tambahan bila perlu, terutama pada bayi-bayi kecil.
e. Menilai kembali upaya napas dan
b. Membuka jalan napas bayi
-
-
Posis setengah ekstensi (posisi menghidu).
-
Penghisapan
trakea
hanya
dilakukan pada bayi tidak bugar (depresi napas, tonus otot lemah, denyut jantung di bawah 100 kali per
menit)
dengan
kecurigaan
obstruksi jalan napas
c. Keringkan & Rangsang Taktil -
Sambil
mengeringkan,
berikan
rangsang taktil pada bayi berupa gosokan lembut pada punggung bayi
atau
menyentil/menepuk
telapak kaki bayi secara tidak berlebihan. -
Pernapasan merupakan tanda vital pertama yang
berhenti
jika
bayi
mengalami
kekurangan oksigen. Setelah periode awal pernapasan cepat, periode apnu primer akan terjadi. Pada periode ini, jika bayi diberikan rangsang taktil, bayi akan kembali bernapas. Namun jika bayi terus mengalami
posisi menghidu atau setengah ekstensi
laju denyut jantung bayi. -
Memastikan apakah bayi sudah dalam kondisi stabil atau bahkan mengalami perburukan. Perburukan resusitasi lanjut yang disebut resusitasi terintegrasi
-
-
-
-
-
-
-
TRIPS SCORE TRIPS is a common method used to determine mortality rates of newborn transport. TRIPS values have a higher mortality risk. In addition, the transport time and the quality of the ambulance reduce the mortality risk. Predicting the mortality rates based on TRIPS score prior to transportation will help determine which newborn is of higher vitality risk and thus requires high-priority transportation. Due to prediction of the mortality rates before transportation, the person that organizes the transportation scheduling will determine the equipment on the transportation depending on the predicted mortality rate of the newborn, which will also contribute to efficient use of equipment and better transportation for the patient. Can be measured within 1 minute without need for laboratory support. TRIPS has been validated for outborn infants of all birth weights requiring transport to a NICU, and its predictive performance for mortality and major morbidity in the NICU is equivalent to SNAP-II. TRIPS is derived from measurements that are obtained within 1 minute, and therefore provides a true reflection of stability at the exact time when it is measured.