Rangkuman Pt Modul 1-3.docx

  • Uploaded by: Muhammad Agung Riswan
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rangkuman Pt Modul 1-3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,267
  • Pages: 15
Nama

: Nurulya Miranti

NIM

: 858393953

Program Studi : BI PGSD Semeter 1 Kelas

:B

Tugas

: Merangkum Modul 1, 2, dan 3

PEMBELAJARAN TERPADU di SD Modul 1. Konsep Dasar dan Model-Model Pembelajaran Terpadu Kegiatan Belajar 1. Konsep Dasar Pembelajaran Terpadu A. Pengertian Pembelajaran Terpadu Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan, dan sikap. Pusat perhatian kurikulum terpadu terletak pada proses yang ditempuh seorang siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentukbentuk keterampilan yang harus dikembangkan. Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Fokus perhatian pembelajaran terpadu terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkan. Jika dibandingkan dengan pendekatan konvensional, maka pembelajaran terpadu tampaknya lebih menekankan pada keterlibatan anak dalam proses belajar atau mengarahkan anak secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.

B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu Pembelajaran terpadu berpusat pada siswa. Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang abstrak. Pembelajaran terpadu menyajikan konsep-konsep daari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Pembelajaran terpadu bersifat luwes, sebeb guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran yang

lainnya. Hasil pembelajaran dapat dikembangkan dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

C. Landasan Pembelajaran Terpadu Pembelajaran terpadu pada dasarnya merupakan implementasi dari kurikulum yang berlaku, juga selalu membutuhkan landasan-landasan yang kuat dan didasari atas hasil-hasil pemikiran yang mendalam. Landasan-landasan yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu di sekolah meliputi landasan filosofi, landasan psikologi, dan landasan praktis. 1. Landasan filosofi dimaksudkan pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, bahkan landasan filsafat ini merupakan landasan utama yang melandasi aspek-aspek lainnya. 2. Landasan Psikologis terutama berkaitan dengan psikologi peserta didik dan psikologi/teori belajar. 3. Landasan Praktis berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang pada umumnya terjadi dalam proses pembelajaran saat ini, sehingga harus mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu. Secara filosofi, kemunculan pembelajaran terpadu sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat, yaitu: 1. Aliran Progresivisme 2. Aliran Konstruktivisme 3. Aliran Humanisme

D. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Terpadu Dalam proses penggalian tema-tema perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu di sekolah dasar, yaitu: 1. Tema hendaknya tidak terlalu luas 2. Tema harus bermakna 3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa 4. Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukkan sebagian besar minat siswa 5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik 6. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbngkan kurikulum 7. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan sumber belajar

E. Manfaat Pembelajaran Terpadu Beberapa manfaat yang dapat dipetik dengan pelaksanaan pembelajaran terpadu yaitu: 1. Dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi penghematan karena tumpangtindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan 2. Siswa dapat melihat hubungan-hubungan yang bermakna 3. Pembelajaran terpadu dapat meningkatkan taraf kecakapan berpikir siswa 4. Kemungkinan pembelajaran yang terpotong-potong sedikit sekali terjadi 5. Pembelajaran terpadu memberikan penerapan-penerapan dunia nyata sehingga dapat mempertinggi kesempatan transfer pembelajaran 6. Diharapkan penguasaan materi pembelajaran akan semakin baik dan meningkat 7. Membentuk

pendekatan

menyeluruh

pembelajaran

terhadap

pengembangan

ilmu

pengetahuan 8. Motivasi belajar dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam pembelajaran antarmata pelajaran. 9. Membantu menciptakan struktur kognitif atau pengetahuan awal siswa 10. Terjadi kerja sama yang lebih meningkatkan antara para guru, para siswa, guru-siswa, dan siswa-orang tua/nara sumber lain Kegiatan Belajar 2. Model-Model Pembelajaran Terpadu A. Berbagai Model Pembelajaran Terpadu Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topic, dan unit tematisnya dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Model Penggalan (Fragmentasi) Model ini ditandai dengan pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran saja. Dalam proses pembelajaran, butir-butir materi tersebut dilaksanakan secara terpisah – pisah pada jam yang berbeda- beda. 2. Model Keterhubungan (Connected) Dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. 3. Model Sarang (Nested) Pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Untuk mengetahui telah dikuasainya keterampilan tersebut, ditunjukkan oleh kemampuan mereka dalam menyelesaikan tugas. 4. Model Urutan / Rangkaian (Sequenced)

Model pemaduan topic-topik antarmata pelajaran yang berbeda secara paralel. Topik-topik tersebut dapat dipadukan pembelajarannya pada alokasi jam yang sama. 5. Model Bagian (Shared) Bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pembelajaran atau lebih. 6. Model Jaring Laba-laba (Webbed) Model ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran. 7. Model Galur (Threaded) Model pemaduan bentuk keterampilan yang berfokus pada apa yang disebut meta-curiculum. 8. Model Keterpaduan (Integrated) Pemaduan sejumlah topic dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. 9. Model Celupan (Immersed) Dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakainya. 10. Model Jaringan (Networked) Modul pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda.

B. Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar 1. Model jarring laba-laba (Webbed) Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Adapun kekuatan dan kelemahannya yaitu: a. Kekuatan 

Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat diminati.



Model jarring laba-laba relative lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman.



Model ini mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema ke dalam semua bidang isi pelajaran.

b. Kelemahan 

Langkah yang sulit dalam pembelajaran terpadu model jarring laba-laba adalah menyeleksi tema.



Adanya kecenderungan merumuskan suatu tema yang dangkal sehingga hal ini henya berguna secara artifisial di dalam perencanaan kurikulum.



Guru dapat menjaga misi kurikulum.



Dalam pembelajaran guru lebih fokus pada kegiatan daripada pengembangan konsep.

2. Model Keterhubungan (Connected) Model

pembelajaran

ini

terpadu

yang

secara

sengaja

diusahakan

untuk

menghubungkan satu konsep dengan konsep lain. Model ini memiliki kekuatan dan kelemahan, yaitu; a. Kekuatan 

Siswa memiliki keuntungan gambaran yang besar seperti halnya suatu mata pelajaran yang terfokus pada satu aspek.



Konsep kunci dikembangkan siswa secara terus-meneru sehungga terjadi internalisasi.



Memungkinkan

siswa

mengkaji,

mengkonseptualisasi,

memperbaiki,

dan

mengasimilasi ide secara berangsur-angsur dan memudahkan transfer atau pemindahan ide-ide tersebut dalam memecahkan masalah. b. Kelemahan 

Mata pelajaran tidak terkait dan tetap terpisah.



Guru tidak didorong untuk bekerja secara bersama-sama.



Mengabaikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang lebih global dengan mata pelajaran lain.

3. Model Keterpaduan (Integrated) Pembelajarn terpadu yang menggunakan pendekatan antarmata pelajaran. Kekuatan dan Kelemahan model ini yaitu: a. Kekuatan 

Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan di antara berbagai mata pelajaran.



Memungkinkan pemahaman antarmata pelajaran dan memberikan penghargaan terhadap pengetahuan dan keahlian



Mampu membangun motivasi.

b. Kelemahan 

Model ini sangat sulit diterapkan secara penuh.



Menghendaki guru yang terampil, percaya diri, dan menguasai konsep, sikap dan keterampilan yang sangat diprioritaskan.



Menghendaki tim antarmata pelajaran yang terkadang sulit dilakukan, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan.

Modul 2. Prosedur Umum Pembelajaran Terpadu Kegiatan Belajar 1. Kegiatan Pendahuluan dalam Pembelajaran Terpadu A. Makna Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan merupakan bagian integral yang harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, fleksibel, efektif, dan efisien. Fungsi kegiatan pendahuluan terutama adalah untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Melalui kegiatan ini siswa akan termotivasi untuk aktif berbicara dan mengeluarkan pendapatnya sehingga pada akhirnya akan muncul rasa ingin tahu dari setiap anak.

B. Bentuk Kegiatan Pendahuluan Mengingat pentingnya peranan kegiatan pendahuluan dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran terpadu di sekolah dasar maka kegiatan ini harus direncanakan berdasarkan prosedur yang tepat, antara lain: 1. Penciptaan kondisi awal pembelajaran Proses pembelajaran terpadu akan berhasil dengan baik apabila guru sejak awal dapat mengkondisikan kegiatan belajar secara efektif. Keberhasilan siswa dalam belajar banyak ditentukan oleh frekuensi kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Dengan melakukan pengecekan kehadiran siswa setiap saat, secara tidak langsung guru telah memberikan motivasi terhadap siswa untuk selalu hadir dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran perlu didasari oleh kesiapan belajar. Kesiapan belajar merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Alternatif yang dilakukan guru yaitu : a. membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas dan sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar b. Menciptakan kondisi belajar yang kondusif dan konstruktif dalam kelas c. Menunjukkan sikap penuh semangat (antusiasme) dan minat mengajar yang tinggi d. Mengontrol (mengelola) seluruh siswa mulai dari awal pembelajaran e. Menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta minat dan perhatian siswa f. Menentukan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya

Suasana yang demokratis dalam pembelajaran terpadu akan menumbuhkan keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan, keberanian untuk bertanya, keberanian berpendapat atau mengeluarkan ide/gagasan, dan keberanian memperlihatkan unjuk kerja. Motivasi belajar juga penting dalam proses pembelajaran. Motivasi belajar berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oelh siswa. Cara untuk memunculkan motivasi dapat memberikan penguatan seperti memberi pujian atau hadiah, menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, atau memberi nasihat. Belajar dengan penuh perhatian akan menyebabkan proses dan hasil belajar yang lebih baik. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan perhatian siswa dapat dilakukan berbagai cara misalnya mengkaitkan pelajaran dengan pemgalaman, kebutuhan, cita-cita, bakat, atau minat siswa. 2. Memberi acuan Kegiatan paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas pelajaran adalah memberitahukan tujuan atau kompetensi dasar yang diharapkan dikuasai siswa setelah pembelajaran dilakukan. Kegiatan lain yang dilakukan di awal pembelajaran adalah menyampaikan tentang kegiatan belajar yang harus ditempuh siswa. Selain menyampaikan informasi tentang kegiatan yang dilakukan, guru uga memberikan informasi mengenai sumber-sumber belajar yang mendukung pembelajaran. Dengan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung, siswa akan terarah usahanya untuk mencapai kemampuan atau menguasai topic-topik tertentu. 3. Memberi kaitannya (Melaksanakan Apersepsi) Kegiatan apersepsi adalah kegiatan membuat kaitan pada awal pembelajaran. Apersepsi menekankan pada upaya guru dalam menghubungkan materi pelajaran yang sudah dimiliki oleh siswadengan materi yang akan dipelajari oleh siswa. Apersepsi berfungsi untuk mempersiapkan kondisi awal belajar pada diri siswa terutama kesiapan mental siswa menghadapi pelajaran. Dengan melihat kaitan antara apa yang akan dipelajari dengan pengalaman yang dimiliki, diharapkan siswa akan termotovasi dan memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang akan berlangsung. 4. Melaksanakan tes awal Tes awal dilakukan apabila materi yang akan dibahas merupakan materi baru dan kita ingin mengetahui seberapa banyak siswa telah menguasai materi yang baru akan dibahas. Setelah itu dilakukan penilaian awal yang bertujuan utuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran akan dipelajari sudah dimiliki oleh siswa.

Kegiatan Belajar 2. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Terpadu A. Makna Kegiatan Inti Pembelajaran Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran hendaknya melibatkan siswa sebanyak mungkin, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuat langsung, dan memenuhi kebutuhan siswa baik individual maupun kelompok.

B. Bentuk Kegiatan Inti Pembelajaran 1. Tujuan Penguasaan pengetahuan menuntut adanya kegiatan pengkajian seperti mendengarkan penjelasan guru, memperhatikan demonstrasi, melakukan observasi, melaksanakan percobaan, berdiskusi. Tujuan pembelajaran menentukan kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan guru. 2. Materi Jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran juga turut menentukan penentuan kegiatan pembelajaran. Apalbila materi yang akan dijelaskan adalah materi baru maka sebaiknya guru memberikan penjelasan singkat atau demonstrasi. Jika materi yang dijelaskan adalah materi sudah dikenal siswa maka guru dapat melaksanakan kegiatan dengan memberikan latihan soal. 3. Siswa Dalam menentukan kegiatan pembelajaran, guru juga perlu memperhatikan faktor yang mencakup karakteristik dan jumlah siswa di dalam kelas. 4. Guru Kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran. 5. Fasilitas, ruang, dan waktu Dengan menentukan dan menggunakan media pembelajaran, guru perlu memperhatikan fungsi media serta kekuatan dan kelemahan dari setiap jenis media pembelajaran.

Kegiatan Belajar 3. Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut dalam Pembelajaran Terpadu A. Makna Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Kegiatan akhir mempunyai makna sebagai kegiatan untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap kompetensi dasar dan bahan pembelajaran yang telah berlangsung dan dijalani oleh

siswa dan guru. Berdasarkan hasil kegiatan akhir, guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang di laksanakan. Kegiatan tindak lanjut pembelajaran merupakan kegiatan lanjutan yang di tempuh berdasarkan pada proses dan hasil belajar yang telah di capai siswa. Kegiatan tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa.

B. Bentuk Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut 1. Kegiatan akhir pembelajaran Kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk menyakinkan bahwa kompetensi yang ditetapkan dikuasai siswa di antaranya adalah meninjau kembali penguasaan siswa dan melakukan penilaian. Kegiatan meninjau kembali penguasaan siswa ini dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung. Penilaian dalam pembelajaran terpadu dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan pendekatan penilaian alternative. 2. Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran Kegiatan tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa baik dalam bentuk pengayaan maupun perbaikan. Alternatif kegiatan tindak lanjut adalah memberikan pekerjaan rumah, membahas kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit, menugaskan membaca materi pelajaran tertentu, memberikan motivasi atau bimbingan belajar, dan mengemukakan topic untuk pertemuan berikutnya.

Modul 3. Keterampilan Dasar Mengajar dalam Pembelajaran Terpadu Kegiatan Belajar 1.Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran dalam Pembelajaran Terpadu A. Pengertian Kegiatan membuka dan menutup pelajaran merupakan dua keterampilan yang harus dikuasai guru dalam melaksanakan pembelajaran terpadu. Kedua keterampilan tersebut apabila dilakukan dengan baik dan sesuai dengan prosedur pelaksanaannya, akan berpengaruh terhadap kualitas proses belajar dan hasil pembelajaran. Keterampilan membuka pelajaran merupakan keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam memulai pembelajaran terpadu, sedangkan keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam kegiatan mengakhiri kegiatan pembelajaran terpadu.

B. Manfaat Adapun manfaat yang diperoleh dari kegiatan membuka dan menutup pelajaran, yaitu: 1. Menyiapkan mental siswa memasuki kegiatan inti 2. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 3. Memberikan gambaran yang jelas tentang aktivitas belajar yang akan dilakukan dan batasbatas tugas yang harus dikerjakan siswa 4. Menyadarkan siswa akan adanya keterkaitan antara pengalaman yang sudah dimiliki dengan tema yang akan dipelajari 5. Memantapkan pemahaman siswa terhadap proses dan hasil belajar yang telah dilaluinya 6. Mengetahui tingkat keberhasilan dari pelaksanaan pembelajaran terpadu 7. Menetapkan kegiatan tindak lanjut yang harus dilakukan siswa untuk mengembangkan kompetensi yang telah dikuasainya.

C. Komponen keterampilan membuka pelajaran 1. Menumbuhkan perhatian siswa Perhatian merupakan pemusatan energi psikis pada suatu objek yang dipelajari/ Tanpa perhatian yang baik maka proses pembelajaran tidak akan tercapai dengan memuaskan. Adapun beberapa cara untuk memusatkan perhatian siswa yaitu dengan cara variasi gaya mengajar guru, penggunaan media pembelajaran yang tepat dan dapat menarik perhatian siswa, dan penggunaan pola interaksi pembelajaran yang bervariasi.

2. Membangkitkan motivasi siswa Kehangatan dan keantusiasan yang ditunjukkan oleh guru merupakan awal munculnya keinginan siswa untuk belajar. Hal itu berpengaruh terhadap tinggi rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan inti pembelajaran terpadu. Rasa ingin tahu akan mendorong siswa untuk berbuat sesuatu agar rasa ingin tahunya terpenuhi. Selain itu ide atau gagasan juga menggugah siswa untuk bertanya atau mengajukan pendapatnya. 3. Memberi acuan Pemberian acuan dalam kegiatan membuka pelajaran bertujuan untuk memberikan gambaran singkat tentang suatu tema yang akan dipelajari siswa dalam pembelajaran terpadu. Dalam penyampaiannya juga perlu menggunakan bahasa yang dapat dipahami siswa. Penjelasan tentang langkah-langkah yang harus dilakukan siswa akan membuat kegiatan pembelajaran terpasu menjadi lebih terarah. Selain itu, mengingatkan inti tema yang dipelajari juga penting disampaikan agar siswa lebih terarah didalam proses pembelajaran. 4. Membuat kaitan Upaya guru untuk mengkaitkan bahan pelajaran yang sudah disampaikan dengan bahan pelajaran yang akan disampaikan di sebut apersepsi yang dilakukan di awal pembelajaran. Guru akan mengkaitkan tema baru dengan pengetahuan, pengalaman, minat, dan kebutuhan siswa.

D. Komponen keterampilan menutup pelajaran Untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang telah di bahas maka pada setiap akhir penggal kegiatan pembelajaran terpadu, guru melakukan peninjauan kembali tentang penguasaan siswa tersebut. Kegiatan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu, dapat diakhiri dengan cara melakukan penilaian untuk melihat sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi yang di harapkan. Penerapan keterampilan membuka dan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu harus mengikuti prinsip-prinsip tertentu agar proses dan hasilnya dapat dicapai secara efektif dan efisien. Prinsip tersebut adalah prinsip bermakna dan prinsip kesinambungan.

Kegiatan Belajar 2. Keterampilan Menjelaskan dan Bertanya dalam Pembelajaran Terpadu A. Pengertian Keterampilan menjelaskan mengandung makna membuat sesuatu menjadi jelas, informasi djelaskan secara sistematis sehingga sehingga siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang hubungan informasi yang satu dengan yang lainnya. Keterampilan bertanya merupakan kemampuan guru memperoleh informasi tentang sesuatu objek yang ditanyakan dan meningkatkan terjadinya interaksi pembelajaran yang efektif.

B. Manfaat Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat antara lain: 1. Membantu siswa memahami berbagai konsep dari tema yang sedang dipelajari 2. Meningkatkan keterlibatan siswa 3. Memperkirakan tingkat pemahaman siswa terhadap penjelasan guru 4. Meningkatkan efektifitas pembicaraan di kelas 5. Membantu siswa menggali pengetahuan dari berbagai sumber 6. Menggunakan waktu lebih efektif dan efisien Keterampilan bertanya dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat antara lain: 1. Meningkatkan kegiatan belajar yang lebih variasi 2. Mendorong siswa menjadi sumber informasi 3. Memupuk kebiasaan siswa untuk aktif bertanya 4. Meningkatkan keterlibatan siswa 5. Menumbuhkan keberanian siswa berpendapat 6. Menguji pemahaman siswa

C. Komponen-komponen keterampilan menjelaskan Komponen keterampilan menjelaskan diawali dengan melakukan perencanaan mengenai isi tema pembelajaran terpadu yang akan dijelaskan dan menganalisis karateristik siswa dengan pihak yang akan menerima penjelasan. Dalam pelaksanaannya, komponen keterampilan menjelaskan yang perlu dikuasai guru tersebut terdiri atas kejelasan, penggunaan contoh/ilustrasi, pemberian tekanan, dan balikan.

D. Komponen-komponen keterampilan bertanya Komponen keterampilan bertanya terdiri atas pengungkapan pertanyaan yang jelas dan singkat, pemusatan, pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan, pemberian waktu berpikir, dan pemberian tuntunan. Dalam penerapannya, harus mengikuti prinsip-prinsip tertentu agar proses dan hasilnya dapat dicapai secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Kegiatan Belajar 3.

Keterampilan Memberi Penguatan dan Variasi dalam Pembelajaran

Terpadu A. Pengertian Penguatan (reinforcement) pada dasarnya merupakan suatu respon yang diberikan oleh guru terhadap perilaku atau perbuatan siswa yang dianggap positif, dan menyebabkan kemungkinan berulangnya kembali atau meningkatnya perilaku tersebut. Pemberian penguatan oleh guru terhadap perilaku siswa mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran. Respon positif guru akan membuat siswa merasa senang dan cenderung mengulangi bahkan meningkatkan perilaku tersebut.

B. Manfaat Manfaat menguasai keterampilan memberi penguatan dalam pembelajaran antara lain: 1. Membangkitkan dan memelihara perhatian dan motivasi belajar siswa terhadap tema-tema yang disajikan dalam pembelajaran 2. Memberikan kemudahan kepada siswa untuk mempelajari isi tema 3. Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa 4. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa 5. Memelihara iklim kelas Manfaat menguasai keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran terpadu antara lain : 1. Menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dan perhatian siswa terhadapt pembelajaran 2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahu 3. Memupuk perilaku positif siswa terhadap guru yang telah melakukan proses pembelajaran dengan lebih bervariasi 4. Menghindarkan siswa dari proses pembelajaran yang membosankan dan monoton 5. Meningkatkan kadar keaktifan dan keterlibatan siswa dalam berbagai pengalaman 6. Melayani karakteristik siswa dan gaya belajarnya

C. Komponen Pada Keterampilan Memberi Penguatan Keterampilan memberi penguatan bisa dilakukan dalam bentuk verbal melalui kata-kata atau kalimat dan non-verbal tidak dilakukan melalui kata-kata atau kalimat. Bentuk penguatan verbal berupa kata-kata atau kalimat pujian, dukungan, pengakuan, atau dorongan yang dapat menguatkan tingkah laku dan penampilan siswa. Kata – kata atau kalimat tersebut biasanya merupakan balikan atau informasi bagi siswa atas perilakunya yang ditampilkannya. Bentuk penguatan non-verbal ditunjukkan dengan cara-cara seperti raut wajah atau mimik muka, gerakan atau isyarat badan, gerak mendekati siswa, sentuhan, kegiatan yang menyenangkan, simbol atau tanda, dan penguatan dengan benda atau barang.

D. Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi Keterampilan mengadakan variasi dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu menyangkut tiga hal, yaitu variasi dalam gaya menhajar, pola interaksi pembelajaran, dan variasi dalam penggunaan media pembelajaran. Variasi dalam gaya mengajar berkaitan dengan gaya mengajar yang dapat divariasikan oleh seorang guru seperti penggunaan variasi suara, variasi dengan pemusatan perhatian, variasi dengan kesenyapan, variasi dengan kontak pandang, variasi dengan gerakan badan dan mimik, variasi dengan perubahan posisi guru. Variasi dalam pola interaksi pembelajaran terdiri atas pola interaksi satu arah (one-way traffic), pola interaksi dua arah (multi-way traffic). Variasi dalam penggunaan media dapat dikelompokkan menjadi media visual, media audio, dan media audio-visual.

Related Documents


More Documents from "M. Ihsan, S. Pd."

Pengumuman.docx
May 2020 1
Hipertensi.docx
December 2019 20
Sap Hipertensi.docx
December 2019 16
Hipertensi Nia.docx
December 2019 26