Rangkuman Evaluasi Pembelajaran Di Sd

  • Uploaded by: Laylatuz Zuhriyah
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rangkuman Evaluasi Pembelajaran Di Sd as PDF for free.

More details

  • Words: 1,735
  • Pages: 8
EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

Nama

: Lailatus Zukriyah

NIM

: 857047957

Kelas

: B

Kode Mata Kuliah

: MODUL 1 PDGK 4301

No. Absen

: 6

UNIVERSITAS TERBUKA JAKARTA 2019

EVALUASI PEMBELAJARAN MODUL 1

A. KEGIATAN BELAJAR 1 1. Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran Ada tiga istilah yang sering digunakan dalam evaluasi, yaitu tes, pengukuran, dan penilaian. Namun evaluasi tersebut memiliki makna yang berbeda dengan penilaian, pengukuran, maupun tes. Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa ( the worth and merit ) dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan, pertanggung jawaban serta meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Menurut rumusan tersebut, inti dari evaluasi adalah penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Pengukuran, penilaian dan evaluasi bersifat heirarki. Evaluasi didahului dengan

penilaian

sedangkan

penilaian

didahului

dengan

pengukuran.

Pengukuran diartikan sebagai kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan criteria, penilaian (assessment) merupakan kegiatan menafsirkan dan mendeskripsikan hasil pengukuran, sedangkan evaluasi merupakan pentapan nilai atau implikasi perilaku. Dalam penjelasan yang dipaparkan Brinkerhoff (1986:ix) menunjukan bahwa, dalam melakukan evaluasi, evaluator pada tahap awal harus focus menentukan tahap yang akan dievaluasi dan desain yang akan digunakan. Hal ini berarti harus ada kejelasan apa yang akan dievaluasi yang secara implicit menekankan adanya tujuan evaluasi, serta adanya perencanaan bagaimana melaksanakan evaluasi. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data, menganalisis dan membuat interpretasi terhadap data yang terkumpul serta membuat laporan. Selain itu, evaluator juga harus melakukan pengaturan terhadap evaluasi dan mengevaluasi apa yang telah dilakukan dalam melaksanakan evaluasi secara keseluruhan.

1

Sedangkan menurut Weiss (1972) ada empat hal yang di tekankan pada rumusan tujuan evaluasinya, yaitu: menunjuk pada penggunaan metode penelitian, menekankan pada hasil suatu program, pengguna criteria untuk menilai dan kontirbusi terhadap pengambilan keputusan dan perbaikan program di masa mendatang. Jadi berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan,

mendeskripsikan,

menginterpretasikan

dan

menyajikan

informasi tentang suatu program. Untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya. Tujuan dari evaluasi tersebut adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang suatu program informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan program, dampak atau hasil yang dicapai, efisiensi serta pemanfaatan hasil evaluasi yang di putusaskan dari program itu sendiri yaitu untuk mengambil keputusan apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Wujud dari hasil evaluasi adalah rekomendasi dari evaluator untuk pengambil keputusan 2. Penilaian Dalam Evaluasi Pembelajaran Perkembangan konsep penilaian pendidikan yang ada pada saat ini kearah yang lebih luas. Konsep- konsep tersebut pada umumnya berkisah pada pandangan bahwa penilaian tidak hanya diarahkan kepada tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditetapkan tetapi juga terhadap tujuan- tujuan yang tersembunyi termasuk efek samping yang mungkin berdampak pada proses penilaian. Selain itu penilaian tidak hanya melalui penilaian perilaku siswa tetapi juga melakukan pengkajian terhadap komponen-komponen pendidikan baik masukan proses maupun keluaran dan penilaian tidak hanya dimaksudkan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan-tujuan yangb telah ditetapkan tetapi juga untuk mengetahui tujuan-tujuan tersebut penting bagi siswa dan bagaimana siswa mencapainya. Mengingat luasnya tujuan dan objek penilaian maka alat yang digunakan dalam penilaian sangat beraneka ragam, tidak hanya terbatas pada tes tetapi juga alat penilaian bukan tes. Atas dasar itu maka lingkup dasar penilaian mencakup 3 sasaran pokok yaitu program pendidikan, proses pembelajaran dan hasil belajar. 2

3. Pengertian Penilaian Dalam Evaluasi Pembelajaran Penilaian hasil belajar merupakan komponen yang penting dalam kegiatan pembelajaran meningkatkan kualitas pembelajaran dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas sistem penilaian. Menurut Djemari Mardapi (2008:5) kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi peserta didik untuk belajar dengan lebih baik. Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Misalnya untuk dapat mengatakan baik, sedang, kurang, diperlukan adanya ketentuan atau ukuran yang jelas bagaimana yang baik, yang sedang dan yang kurang. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa ciri penilaian adalah adanya objek atau program yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara kenyataan atau apa adanya. Perbandingan bisa bersifat mutlak, bisa pula bersifat relatif. Perbandingan bersifat mutlak artinya hasil perbandingan tersebut menggambarkan posisi objek yang dinilai ditinjau dari kriteria yang berlaku. Sedangkan perbandingan bersifat relatif artinya hasil perbandingan lebih menggambarkan posisi suatu objek yang dinilai terhadap objek lainnya dengan bersumber pada kriteria yang sama. Dalam konteks ini penilaian yang di maksud dalam proses evaluasi pembelajaran adalah penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Pada hakikatnya hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, efektif, dan psikomotoris. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar, peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang dikuasai siswa menjadi unsure penting sebagai dasar dan acuan penilaian.

3

B. KEGIATAN BELAJAR 2 1. Jenis Penilaian Dalam Evaluasi Pembelajaran Dibedakan dari fungsinya, ada beberapa macam jenis penilaian, yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostic, penilaian selektif dan penilaian penempatan. Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program pembelajaran untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian, penilaian formatif diharapkan guru dapat memperbaiki program pengajaran dan strategi pelaksanaannya. Biasanya di sekolah-sekolah, tes formatif itu pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan pelajaran yang akan diajarkan oleh seorang guru, setelah guru mengadakan atau melaksanakan suatu tes formatif maka sebaiknya ditindaklanjuti lagi jika ada bagian-bagian yang memang belum dikuasai atau belum dipahami oleh peserta didik. Dengan begitu tujuan dari evaluasi formatif adalah untuk memperbaiki tingkat penguasaan materi dari peserta didik dan sekaligus memperbaiki dalam suatu proses pembelajaran. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program, yaitu akhir semester dan akhir tahun.Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh para siswa. Penilaian ini berorientasi kepada produk, bukan proses. Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa serta factor penyebabnya. Penilaian ini di laksanakan untuk untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial (remedial teaching), menemukan kasus-kasus, dll. Soal-soal tentunya disusun agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh para siswa. Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu. Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk mengetahui ketrampilan prasayarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu. Dengan perkataan lain, penilaian ini berorientasi

4

kepada kesiapan siswa untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar dengan kemampuan siswa. Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes dan bukan tes (nontes). Tes ini ada yang berikan secara lisan (menurut jawaban secara lisan), ada tes tulisan (menuntut jawaban secara tulisan), dan ada tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan. Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk objektif, ada juga yang dalam bentuk esai atau uraian. Sedangkan non tes sebagai alat penilaian mencakup observasi, kuesioner, wawancara, skala, sosiometri, studi kasus, dll.

2. Contoh Penilaian Dalam Evaluasi Pembelajaran a. Tes Uraian Secara umum tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Kelebihan atau keunggulan tes uraian ini antara lain: 1) Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi. 2) Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa. 3) Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis, analitis, dan sistematis. 4) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving). 5) Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sehingga tanpa memakan waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses berpikir siswa. Kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tes ini antara lain: 1) Sample tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif yang dapat menanyakan banyak hal melalui sejumlah pertanyaan.

5

2) Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat pertanyaan, maupun dalam cara memeriksanya. Guru bisa saja bertanya tentang hal-hal yang menarik baginya, dan jawabannya juga berdasarkan apa yang dikehendakinya. 3) Tes ini biasanya kurang realibel, mengungkap aspek yang terbatas, pemeriksaannya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas yang jumlah siswanya relatif besar. b. Jenis-jenis tes uraian 1) Uraian Bebas (free essay) Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung pada pandangan siswa itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh isi pertanyaan uraian bebas sifatnya umum. Melihat karakteristiknya, pertanyaan bentuk uraian bebas ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk: a) Mengungkapkan pandangan para siswa terhadap suatu maasalah sehingga dapat diketahui luas dan intensitasnya. b) Mengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka ragam sehingga tidak ada satupun jawaban yang pasti c) Mengembangkan daya analisis siswa dalam melihat suatu persoalan dari berbagai segi atau dimensi. Kelemahan tes ini ialah sukar menilainya karena jawaban siswa bisa bervariasi, sulit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada guru sebagai penilainya. 2) Uraian Terbatas Pertanyaan bentuk tes uraian terbatas telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan bisa dari segi: a. ruang lingkupnya, b. sudut pandang menjawabnya, c. indikatorindikatornya. Dengan adanya pembatasan tersebut, jawaban siswa akan lebih terarah sesuai dengan yang diharapkan. Cara memberikan penilaian juga lebih jelas indikatornya. Kriteria kebenaran jawaban bisa lebih mudah ditentukan. Oleh sebab itu, bentuk soal uraian terbatas lebih terarah dan telebih tepat digunakan daripada bentuk uraian bebas.

6

3) Uraian Berstruktur Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan soal-soal essay. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal

jawaban

singkat

sekalipun

bersifat

terbuka

dan

bebas

menjawabnya. Soal yang berstruktur berisi unsur-unsur a. pengantar soal, b. seprangkat data, dan c. serangkaian sub soal. Keuntungan soal berstruktur antara lain: a. satu soal bisa terdiri atas beberapa sub soal atau pertanyaan, b. setiap pertanyaan yang diajukan mengacu kepada suatu data tertentu sehingga lebih jelas dan terarah, c. soal-soal berkaitan satu sama lain dan bisa diurutkan berdasarkan tingkat kesulitannya. Data yang diajukan dalam berstuktur bisa berupa angka, tabel, grafik, gambar, bagan, kasus, bacaan tertentu, diagram, model, dll. Bentuk soal berstruktur bisa digunakan untuk mengukur semua aspek kognitif seperti ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Tingkat kesulitan soal dapat dibuat sedemikian rupa sehingga berurutan dari soal yang mudah menuju soal yang sukar. Kelemahan yang mungkin terjadi berkisar pada: a. bidang yang diujikan menjadi terbatas, dan b. kurang praktis sebab satu permasalahan harus dirumuskan dalam pemaparan yang lengkap disertai data yang memadai.

7

Related Documents


More Documents from "Muh Yusuf Manguluang"