Nama
: Cintya Monica Wulandari
NIM
: 16081152
Kelas
: 13F3
Mata Kuliah
: Penyusunan Proposal Penelitian Kuantitatif
Dosen Pengampu
: Dr. Triana Noor Edwina DS., M.Si.,
Tugas
: Rangkuman Jurnal
Variabel Y = Perilaku Konsumtif BAB I Latar permasalahan No. 1.
Pustaka
Kutipan Langsung
Kutipan Tidak Langsung
Hurlock, E. B. (2004). Mahasiswi merupakan bagian dari Mahasiswa Psikologi
masa remaja. Remaja di dalam mahasiswi merupakan bagian
Perkembangan
Suatu Bahasa aslinya disebut adolescene, dari masa remaja. Remaja
Pendekatan Sepanjang berasal Rentang
maupun
dari
Kehidupan. adolescene
Jakarta : Erlangga
Bahasa (kata
Latin berasal dari Bahasa Latin
bendanya, yakni adolescene yang artinya
adolescentia yang berarti remaja) tumbuh yang
artinya
mencapai adolescene,
“tumbuh
kematangan, seperti
untuk
untuk kematangan,
mencapai istilah
istilah adolescene mempunyai arti yang yang lebih luas, mencakup
dipergunakan saat ini mempunyai kematangan
mental,
arti yang lebih luas, mencakup emosional, fisik, dan sosial kematangan
mental,
emosional, (Hurlock, 2004)..
sosial, dan fisik (Hurlock, 2004). 2.
Anggreini,
R.
& Mahasiswi
yang
membutuhkan Mahasiswa
Mariyani, S. (2014). pengakuan dari lingkungan sosial mengikuti
cenderung lingkungannya
Hubungan control
antara cenderung mengikuti lingkungannya untuk memperoleh pengakuan diri
dan terlebih
dari
kelompok
teman sosial terlebih dari kelompok
perilaku
konsumtif sebayanya, sehingga mereka mudah teman sebayanya, sehingga
mahasiswi
universitas terpengaruh oleh apapun aktivitas mahasiswa
mudah
ESA UNGGUL. Jurnal yang dilakukan teman sebayanya terpengaruh Psikologi, 12(1), 34-42. termasuk dalam aktivitas membeli. aktivitas
oleh yang
apapun dilakukan
Mahasiswi cenderung melakukan teman
sebayanya
termasuk
penyesuaian diri secara berlebihan dalam
aktivitas
membeli
hanya untuk memperoleh pengakuan (Anggreini secara
sosial
(Anggreini
dan
Mariyani,
dan 2014).
Mariyani, 2014). 3.
Fitriani, N., Widodo, P. Majunya B.,
&
(2013). antara
Fauziah,
Pembangunan
Nasional Majunya
Pembangunan
N. Indonesia diiringi dengan tingkat Nasional Indonesia yang juga
Hubungan kompleksitas masyarakat yang lebih diiringi
dengan
keinginan
konformitas tinggi. Adanya kemajuan ini secara masyarakat yang lebih tinggi
dengan
perilaku nyata
konsumtif
menyebabkan
pada konsumtif
mahasiswa di
dan
genuk bertambah.
daya
hasrat menyebabkan beli
Kondisi
hasrat
juga konsumtif dan daya beli juga
tersebut bertambah.
Kondisi
ini
indah
Semarang. membawa kebiasaan dan gaya hidup membawa kebiasaan dan gaya
Jurnal
Psikologi juga berubah dalam waktu yang hidup orang di Indonesia juga
UNDIP, 12(1), 55-68
relatif singkat menuju ke arah berubah dalam waktu singkat semakin mewah dan berlebihan. menuju Pola konsumsi seperti ini terjadi mewah
ke
arah
dan
semakin
berlebihan.
pada semua lapisan masyarakat, Hampir tidak ada golongan meskipun
dengan
kadar
yang yang luput dari hal tersebut
berbeda-beda. Hampir tidak ada (Fitriani, golongan
yang
luput
dari
hal Fauziah, 2013).
tersebut. Kondisi seperti ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya tempat-tempat disebut
perbelanjaan
supermarket
atau
Widodo,
yang mall
dan
Fitriani,
Widodo,
dan
Fauziah,
(2013). 4.
Enrico, A., Aron, R. &
Enrico, Aron, dan Oktavia, (2014) Enrico, Aron, dan Oktavia,
Oktavia, W. (2014).
dalam kaitannya dengan perilaku (2014)
The factors that
konsumtif,
influenced
tendensi perilaku konsumtif remaja sebagian
consumptive behavior:
sebagian besar terbentuk dengan dengan melihat dan meniru
a survey of university
melihat dan meniru orang lain dalam orang lain
students in Jakarta.
konteks sosial. Ini terlihat dari sosial. Hal ini terliht dari
International Journal
kecenderungan
of Scientific and
cenderung
memasuki
Research Publication,
kelompok
maka
4(1), 1-6.
pemberian norma oleh kelompok pengaruh pemberian norma tersebut
menyatakan
bahwa
konsumtif
remaja
bahwa perilaku
mahasiswa
akan
menyatakan
terbentuk
dalam konteks
yang kecenderungan
mahasiswa
suatu yang
memasuki
cenderung
pengaruh suatu
berdampak
besar
kelompok
maka
pada oleh kelompok tersebut akan
timbulnya konformitas yang kuat. berdampak pada timbulnya Kondisi demikian dapat membuat konformitas mahasiswa untuk ikut atau lebih Kondisi
tersebut
menyesuaikan diri dengan norma mahasiswa atau
kelompok
agar
yang
membuat
untuk
lebih
diri
dengan
mendapat menyesuaikan
penerimaan dari kelompok tersebut.
kuat.
norma atau kelompok agar dapat
diterima
dalam
kelompok tersebut. 5.
Hurlock, E. B. (2002). Tugas Psikologi
perkembangan
menurut
Perkembangan:
(dalam menurut Havighurst (dalam
Suatu Hurlock, 2002) antara lain menerima Hurlock, 2002) antara lain
Pendekatan Sepanjang perubahan Rentang
Havighurst
remaja Tugas perkembangan remaja
fisik
dan
menerima menerima perubahan fisik dan
Kehidupan. perasaan maskulin dan feminism, menerima perasaan maskulin
Jakarta: Erlangga.
membentuk
hubungan
dengan
laki-laki
perempuan,
mencapai
sebaya dan
feminism,
membentuk
ataupun hubungan sebaya dengan lakikebebasan laki
ataupun
emosional dari orangtua dan orang mencapai
perempuan, kebebasan
dewasa
lainnya,
mempersiapkan kebebasan
mulai emosional dari orangtua dan
diri
untuk orang dewasa lainnya, mulai
secara
ekonomi, mempersiapkan
diri
untuk
menyeleksi dan menyiapkan diri kebebasan secara ekonomi, dengan
sebuah
pekerjaan, menyeleksi dan menyiapkan
membangun kemampuan social serta diri dengan sebuah pekerjaan, kompetensi, untuk
memiliki
keinginan membangun
bertanggungjawab
secara social
kemampuan
serta
social, mempersiapkan diri akan memiliki
kompetensi,
keinginan
untuk
pernikahan, dan kehidupan keluarga, bertanggungjawab dan membangun kesadaran yang social, harmonis dengan keluarga.
akan
secara
mempersiapkan
diri
pernikahan,
kehidupan
dan
keluarga,
dan
membangun kesadaran yang harmonis dengan keluarga. 6.
Monsk, F. J. (2002).
Remaja
dalam
berpakaian, Remaja
dalam
berpakaian,
Psikologi
berdandan, gaya rambut, tingkah berdandan,
Perkembangan
laku, perilaku konsumen kesenangan tingkah laku dan berperilaku
Pengantar
terhadap hal-hal tertentu mempunyai mempunyai ciri khas sendiri
dalam Berbagai
ciri
Bagiannya.
merupakan pembeli potensial untuk pembeli
Yogyakarta:
produk-produk
Gadjahmada
sepatu, kosmetik, bahkan sampai pakaian,
sepatu,
kosmetik,
University
makanan (Monsk, 2002).
sampai
makanan
khas
sendiri
kaum
seperti
remaja kaum
gaya
remaja
Press.
merupakan
potensial
pakaian, produk-produk
bahkan
rambut,
untuk seperti
(Monsk, 2002).
Sumber Masalah dan Kasus yang dialami No 1.
Pustaka
Kutipan Langsung
Fitriani, N., Widodo, P. B., & Menurut
Seimbring
Kutipan Tidak Langsung (dalam Menurut Seimbring (dalam
Fauziah,
N.
(2013). Fitriyani,
2013)
memperjelas Fitriyani,
2013)
orang
Hubungan antara konformitas bahwa orang yang konsumtif yang konsumtif tidak lagi dengan perilaku konsumtif dapat
dikatakan
tidak
lagi mempertimbangkan fungsi
pada mahasiswa di genuk mempertimbangkan fungsi dan dan indah
Semarang.
ketika
Jurnal kegunaan ketika membeli barang, membeli
Psikologi UNDIP, 12(1), 55- melainkan 68
kegunaan
barang,
mempertimbangkan melainkan
prestise yang melekat pada barang mempertimbangkan itu. Dalam arti luas konsumtif prestise yang melekat pada adalah perilaku berkonsumsi yang barang
tersebut.
Yang
boros dan berlebihan, yang lebih berarti konsumtif adalah mendahulukan
keinginan
dari perilaku berkonsumsi yang
pada kebutuhan serta tidak ada boros
dan
berlebihan.
skala prioritas atau dapat diartikan Seseorang sebagai gaya hidup yang mewah.
lebih
mendahulukan dari
pada
mereka
keinginan kebutuhan,
tidak
memiliki
skala prioritas atau dapat diartikan
sebagai
gaya
hidup yang mewah. 2.
Fitriani, N., Widodo, P. B., & Fitiani Fauziah,
N.
dan
Fauziah,
(2013). mahasiswi
(2013) Fitriani
dan
Fauziah,
berusaha (2013) mahasiswa maupun
Hubungan antara konformitas menyesuaikan diri dengan teman mahasiswi dengan perilaku konsumtif sebayanya
dengan
berusaha
berperilaku berperilaku sama dengan
pada mahasiswa di genuk kurang lebih sama atau identic, teman indah
Semarang.
sebayanya
Jurnal akibatnya adanya tekanan yang akibatnya
ada
tekanan
Psikologi UNDIP, 12(1), 55- nyata atau yang dibayangkan dari yang nyata dari kelompok 68
kelompok atau individu untuk atau
individu
untuk
mencapai tujuan tertentu. Bagi mencapai tujuan tertentu. remaja hubungan teman sebaya Bagi menjadi
sarana
belajar
untuk teman
mengamati dan meneliti minat sarana
remaja sebaya dengan
hubungan menjadi tujuan
serta pandangan teman sebaya untuk memudahkan proses dengan tujuan untuk memudahkan penyatuan dirinya kedalam proses penyatuan dirinya kedalam aktivitas teman sebaya. aktivitas teman sebaya.
Pengertian Perilaku Konsumtif No 1.
Pustaka
Kutipan Langsung
Tambunan, R. (2001). Remaja dan Perilaku
Kutipan Tidak Langsung
konsumtif Perilaku
konsumtif
Perilaku Konsumtif Jurnal merupakan keinginan untuk merupakan psikologi dan Masyarakat.
mengkonsumsi barang
yang
keinginan
barang- seseorang
untuk
sebenarnya mengkonsumsi
kurang diperlukan secara barang
barang-
yang
kurang
berlebihan untuk mencapai diperlukan secara berlebihan kepuasan
maksimal untuk mencapai kepuasan
(Tambunan, 2001).
maksimal
(Tambunan,
2001). 2.
Fromm, E. (1995). Masyarakat Perilaku konsumtif adalah Perilaku konsumtif adalah yang
sehat.
Jakarta: perilaku
Yayasan Obor Indonesia.
barang
mengkonsumsi perilaku seseorang dalam secara
kompulsif mengkonsumsi
barang
dan tidak rasional, yang secara kompulsif dan tidak tidak
didasarkan
kebutuhan keinginan
pada rasional,
dan
tidak
melainkan didasarkan pada kebutuhan dan dilakukan melainkan
demi menjaga penampilan dilakukan diri
yang
meningkatkan penampilan
keinginan demi diri
dan
menjaga dan
status sosial serta gengsi meningkatkan status sosial (Fromm, 1995). 3.
serta gengsi (Fromm, 1995).
Setiadi, N. J. (2003). Perilaku Perilaku konsumtif terjadi Perilaku konsumtif terjadi Konsumen.
Jakarta: ketika konsumen menganut ketika konsumen memiliki
Kencana.
gaya
hidup
yang asumsi bahwa gaya hidup
menganggap bahwa materi yang menganggap materi sebagai suatu yang dapat sebagai suatu yang dapat menimbulkan
kepuasann. menimbulkan
kepuasan
Adanya anggapan bahwa tersendiri. Adanya anggapan materi dapat mendatangkan membuat
individu
kepuasan membuat individu mengkonsumsi mengkonsumsi
kebutuhan yang diinginkannya secara
yang diinginkannya secara berlebihan berlebihan
kebutuhan
tanpa alasan
tanpa alasan yang jelas (Setiadi, 2003).
yang jelas (Setiadi, 2003).
Aspek-aspek Perilaku Konsumtif No 1.
Pustaka
Kutipan Langsung
Kutipan Tidak Langsung
Tambunan, R. (2001). Remaja Aspek-aspek perilaku konsumtif Aspek-aspek perilaku dan Konsumtif psikologi Masyarakat.
Perilaku menurut
Tambunan,
Jurnah adalah
keinginan
(2001) konsumtif menurut untuk Tambunan, (2001) adalah
dan mengkonsumsi secara berlebihan berupa
pemborosan
dan
inefisiensi biaya serta keinginan untuk mencapai kepuasan berupa mengikuti
mode
dan
untuk
memperoleh pengakuan sosial semata.
1. Adanya keinginan untuk mengkonsumsi secara berlebihan berupa: a.
Pemborosan
b.
inefisiensi
biaya 2. keinginan untuk mencapai kepuasan semata berupa:
a.
mengikuti mode
b. untuk memperoleh pengakuan sosial semata.
Data Umum No 1.
Pustaka
Kutipan Langsung
Kutipan Tidak Langsung
Anggreini, R. & Mariyani, S. Berdasarkan penelitian Anggreini Berdasarkan (2014). control
Hubungan diri
konsumtif
dan
penelitian
antara dan Maryanti, (2014) kategorisasi Anggreini dan Maryanti, perilaku dihasilkan bahwa terdapat 27 (2014)
kategorisasi
mahasiswi mahasiswi (26,7%) berada pada dihasilkan bahwa terdapat
universitas ESA UNGGUL. kategorisasi tinggi, 52 mahasiswi 27
mahasiswi
(26,7%)
Jurnal Psikologi, 12(1), 34- (51,5%) pada kategorisasi sedang berada pada kategorisasi 42.
dan 22 mahasiswi (21,8%) pada tinggi,
52
mahasiswi
kategorisasi rendah. Mahasiswi (51,5%) pada kategorisasi yang
berperilaku
konsumtif sedang dan 22 mahasiswi
tinggi adalah mahasiswi yang (21,8%) pada kategorisasi membeli barang karena emosi rendah. Mahasiswi yang sesaat
bukan
kebutuhannya
namun
karena berperilaku
konsumtif
karena tinggi adalah mahasiswi
berkeinginan untuk mendapatkan yang
membeli
barang
pengakuan sosial atau menjaga karena emosi sesaat bukan status sosial, membeli karena karena
kebutuhannya
untuk menjaga gengsi, karena namun
karena
uniknya
barang tersebut
dan berkeinginan
untuk
karena adanya potongan harga mendapatkan
pengakuan
serta iming-iming hadiah pada sosial atau menjaga status barang tersebut bukan merupakan sosial.
prioritas
mereka
sebagai
yang
sedang
mahasiswi menjalani
perkuliahan
atau
Pendidikan. Harapan No 1.
Pustaka Hurlock,
E.
B.
Kutipan Langsung (1980).
Kutipan Tidak Langsung
Havigurst (dalam Hurlock, Havigurst
Psikologi
1980)
Tugas
Perkembangan.
remaja
Jakarta: Erlangga.
antara lain menerima perubahan menurut
perkembangan Hurlock, 1980) Tugas
menurut
Havighurst perkembangan
fisik dan menerima perasaan antara maskulin
(dalam
dan
remaja
Havighurst lain
feminism, perubahan
menerima fisik
membentuk hubungan sebaya menerima dengan
laki-laki
dari
mencapai membentuk secara
kebebasan
hubungan
emosional sebaya dengan laki-laki
orangtua,
mempersiapkan
perasaan
ataupun maskulin dan feminism,
perempuan, kebebasan
dan
mulai ataupun
diri
secara
untuk mencapai
perempuan, kebebasan
ekonomi, secara emosional dari
menyeleksi dan mempersiapkan orangtua,
mulai
diri dengan sebuah pekerjaan, mempersiapkan
diri
membangun kemampuan sosial untuk kebebasan secara serta
kompetensi,
memiliki ekonomi,
menyeleksi
keinginan untuk bertanggung dan mempersiapkan diri jawab
secara
mempersiapkan pernikahan keluarga, kesadaran
dan dan yang
sosial, dengan diri
sebuah
akan pekerjaan, membangun
kehidupan kemampuan sosial serta membangun kompetensi, harmonis keinginan
memiliki untuk
dengan keluarga.
bertanggung
jawab
secara
sosial,
mempersiapkan
diri
akan
dan
pernikahan
kehidupan keluarga, dan membangun
kesadaran
yang harmonis dengan keluarga. 2.
Yulianti,
M.
I.,
& Bagi remaja khususnya remaja Bagi remaja hendaknya
Herdiyanto,
Y.
K.
(2015).
Hubungan
konformitas harga perilaku
diri
dan dengan
konsumtif
putri
untuk
mencegah memperioritaskan
terjadinya
perilaku kebutuhan
konsumtif
hendaknya memang
memperioritaskan kebutuhan
dibandingkan sering
kota
dengan sekedar keinginan mata”.
Psikologi
dengan
yang memang sekedar keinginn atau
dibutuhkan
Jurnal
dibutuhkan
dibandingkan
pada remaja putri di DENPASAR.
yang
disebut Selain
atau sering disebut “lapar hendaknya
“lapar itu remaja
Udayana, 2(1), 89-
mata”. Selain itu remaja memiliki harga diri yang
99.
putri
sebaiknya
dapat positif sehingga menjadi
menerima kekurangan dan pribadi
yang
tidak
kelebihan yang ada dalam terpengaruh
oleh
diri sehingga remaja putri kelompok
atau
dapat
mempertahankan konfotmitas yang tinggi
harga diri yang positif dan yang
dapat
menjadi pribadi yang tidak menjerumuskan ke halterpengaruh kelompok atau hal yang negative. Hal konformitas
yang
tinggi ini
dilakukan
agar
yang dapat menjerumuskan remaja tidak terlanjur ke hal-hal yang negative. terjebak dalam perilaku Hal
ini
remaja
dilakukan tidak
agar konsumtif
terlanjur mencegah
dan
dapat
terjadinya
terjebak
dalam
konsumtif
perilaku efek
dan
negative
dapat perilaku konsumtif yang
mencegah terjadinya efek tinggi negative konsumtif seperti
dari
dari
(Yulianti
dan
perilaku Herdiyanto, 2015).
yang
tinggi,
perilaku
yang
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan barang yang diinginkan, misalnya dengan
mencuri,
atau
tindakan kejahatan lainnya (Yulianti dan Herdiyanto, 2015).
Arti penting No 1.
Pustaka
Kutipan Langsung
Kutipan Tidak Langsung
Anggreini, R. & Mariyani, Perilaku
konsumtif
S. (2014). Hubungan
dikatakan
sebagai
antara control diri dan
kenakalan atau perilaku yang yang menyimpang ketika
perilaku konsumtif
menyimpang ketika mahasiswi mahasiswa
mahasiswi universitas
berbelanja dengan menggunakan dengan menggunakan uang
ESA UNGGUL. Jurnal
uang
Psikologi, 12(1), 34-42.
orangtua agar mendapatkan uang membohongi
kuliah,
dapat Perilaku konsumtif dapat perilaku dikatakan sebagai perilaku
membohongi kuliah,
untuk belanja, menjual barang- agar barang
berbelanja
berharga
untuk untuk
mahasiswa
mendapatkan belanja,
berbelanja dan mencuri uang barang-barang orang tua agar dapat membeli untuk
orang
tua uang
menjual berharga
berbelanja
dan
barang yang disukai (Anggreini mencuri uang orang tua dan Mariyani, 2014).
agar dapat membeli barang
yang
mereka
suka
(Anggreini dan Mariyani, 2014). 2.
Anggreini, R. & Mariyani, Mahasiswi
yang
dari
merupakan Mahasiswa
remaja
S. (2014). Hubungan
bagian
antara control diri dan
berperilaku
perilaku konsumtif
pada usianya berada dalam tahap konsumtif karena usianya
mahasiswi universitas
perkembangan
ESA UNGGUL. Jurnal
biasanya mempunyai keinginan perkembagan remaja yang
Psikologi, 12(1), 34-42.
membeli yang tinggi (Anggreini mempunyai
konsumtif
remaja
sering bagian
merupakan dari
karena mahasiswa
yang berada
dan Mariyani, 2014).
remaja, berperilaku
dalam
tahap
keinginan
membeli
yang
tinggi
(Anggreini dan Mariyani, 2014).
Faktor-faktor Perilaku Konsumtif No 1.
Pustaka Triyaningsih,
Kutipan Langsung S. faktor-faktor
Kutipan Tidak Langsung
yang faktor-faktor
yang
(2011).
mempengaruhi
perilaku perilaku
Dampak
konsumtif
menurut Triyaningsih (2011)
Online
Triyaningsih
Marketing
adalah
Hadirnya
iklan
Melalui
merupakan pesan
yang
Facebook
menawarkan suatu produk
Terhadap
yang
Perilaku
khalayak melalui media
Konsumtif
massa
Masyarakat.
untuk
mencoba
pada
bertujuan
mempengaruhi
masyarakat
untuk dan
konsumtif
menurut
adalah sebagai
(2011) berikut:
ditujukan
yang
mempengaruhi
akhirnya
1) Hadirnya
iklan
merupakan pesan yang menawarkan
suatu
produk yang ditujukan pada khalayak melalui media
massa
bertujuan mempengaruhi
yang untuk
membeli
produk
ditawarkan,
yang
masyarakat
untuk
konformitas
mencoba dan akhirnya
terjadi disebabkan karena
membeli produk yang
keinginan yang kuat pada
ditawarkan.
individu
untuk
tampil
2) Konformitas
terjadi
menarik dan tidak berbeda
disebabkan
dari kelompoknya serta
keinginan yang kuat
dapat
pada
diterima
sebagai
karena
individu
untuk
bagian dari kelompoknya,
tampil
menarik
dan
gaya
tidak
berbeda
dari
hidup
merupakan
salah satu faktor utama
kelompoknya
yang
dapat diterima sebagai
muncul
perilaku
konsumtif. Gaya hidup
bagian
merupakan
kelompoknya.
salah
satu
serta
dari
faktor utama yang muncul
3) Gaya hidup merupakan
perilaku konsumtif. Gaya
salah satu faktor utama
hidup
dimaksud
yang muncul perilaku
adalah gaya hidup yang
konsumtif. Gaya hidup
meniru orang luar negeri
yang dimaksud adalah
yang
gaya
yang
memakai
produk
hidup
mewah dari luar negeri
meniru
yang
negeri yang memakai
dianggap
meningkatkan sosial kartu
status
seseorang, kredit
dan
digunakan
orang
yang
produk luar
mewah negeri
dari yang
dianggap
oleh pengguna tanpa takut
meningkatkan
tidak mempunyai uang
sosial seseorang.
untuk berbelanja.
luar
status
4) Kartu kredit digunakan oleh pengguna tanpa takut tidak mempunyai
uang untuk berbelanja.
Alasan pemilihan Konformitas sebagai Variabel X No 1.
Pustaka
Kutipan Langsung
Fitriani, N., Widodo, P. Mahasiswi B.,
&
Fauziah,
diakui Mahasiswa ingin diterima dan
N. eksistensinya oleh lingkungan diakui
(2013). Hubungan antara dengan konformitas
ingin
Kutipan Tidak Langsung
berusaha
eksistensinya
menjadi lingkungan dengan berusaha
dengan bagian dari lingkungan itu. menjadi
bagian
perilaku konsumtif pada Kebutuhan untuk diterima dan lingkungan mahasiswa
di
dari tersebut.
genuk menjadi sama dengan orang Kebutuhan untuk diterima dan
indah Semarang. Jurnal lain
yang
sebaya
Psikologi UNDIP, 12(1), menyebabkan 55-68
oleh
berusaha
untuk
itu menjadi
sama
dengan
remaja kelompok lingkungan sebaya mengikuti tersebut menyebabkan remaja
berbagai atribut yang sedang berusaha
untuk
mengikuti
in. Menjadi masalah ketika atribut yang sedang in. menjadi kecenderungan
yang masalah ketika kecenderungan
sebenarnya wajar pada remaja yang sebenarnya wajar pada ini
dilakukan
berlebihan.
secara remaja ini dilakukan secara
Terkadang
apa berlebihan (Fitriani, Widodo,
yang dituntut oleh remaja di dan Fauziah, 2013). luar kemampuan orang tuanya sebagai sumber dana (Fitriani, Widodo, dan Fauziah, 2013). Pengertian konformitas No 1.
Pustaka
Kutipan Langsung
Kutipan Tidak Langsung
Sears, D. O. J. L. (2009). (Sears, 2009) berpendapat (Sears, 2009) berpendapat Psikologi Sosial Edisi bahwa
bila
seseorang bahwa apabila seseorang
Kelima.
Jakarta: menampilkan
Erlangga.
perilaku menampilkan perilaku tertentu
tertentu karena disebabkan karena disebabkan orang lain oleh
karena
orang
menampilkan
lain menampilkan perilaku tersebut
perilaku maka perilaku tersebut disebut
tersebut,
disebut konformitas.
konformitas. Aspek-aspek Konformitas No 1.
Pustaka
Kutipan Langsung
Kutipan Tidak Langsung
Sears, D. O. J. L. Konformitas sebuah kelompok Konformitas sebuah kelompok (2009).
Psikologi acuan dapat mudah terlihat acuan dapat mudah terlihat
Sosial Edisi Kelima. dengan adanya ciri-ciri yang dengan adanya ciri-ciri yang Jakarta: Erlangga.
khas. (David O.Sears, 2009) khas. (David O.Sears, 2009) mengemukakan secara eksplisit mengemukakan secara eksplisit bahwa
konformitas
remaja bahwa
konformitas
remaja
ditandai dengan adanya tiga hal ditandai dengan adanya tiga hal sebagai berikut :
sebagai berikut :
1.Kekompakan
1.Kekompakan
Kekuatan yang dimiliki
Kekuatan yang dimiliki
kelompok acuan menyebabkan kelompok acuan menyebabkan remaja tertarik dan ingin tetap remaja tertarik dan ingin tetap menjadi
anggota
kelompok. menjadi
anggota
kelompok.
Eratnya
hubungan
remaja Eratnya
hubungan
remaja
dengan
kelompok
acuan dengan
kelompok
acuan
disebabkan
perasaan
suka disebabkan
perasaan
suka
antara anggota kelompok serta antara anggota kelompok serta harapan memperoleh manfaat harapan memperoleh manfaat dari keanggotaannya. Semakin dari keanggotaannya. Semakin besar rasa suka anggota yang besar rasa suka anggota yang satu terhadap anggota yang satu terhadap anggota yang lain,
lain,
dan
semakin
harapan
untuk
manfaat
dari
besar dan semakin besar harapan
memperoleh untuk memperoleh manfaat dari keanggotaan keanggotaan
kelompok serta semakin besar semakin
kelompok besar
serta
kesetiaan
kesetiaan mereka, maka akan mereka, maka akan semakin semakin
kompak
kelompok kompak kelompok tersebut.
tersebut. a. a.
Penyesuaian Diri
Kekompakan tinggi
konformitas
Kekompakan
yang tinggi
menimbulkan yang
Penyesuaian Diri yang
menimbulkan
tingkat konformitas
yang
tingkat semakin
semakin tinggi. Alasan utamanya adalah
tinggi. Alasan utamanya adalah bahwa bila orang merasa dekat bahwa bila orang merasa dekat dengan anggota kelompok lain, dengan anggota kelompok lain, akan semakin menyenangkan akan semakin menyenangkan bagi mereka untuk mengakui bagi mereka untuk mengakui kita, dan semakin menyakitkan kita, dan semakin menyakitkan bila bila
mereka
mencela
kemungkinan
kita. kemungkinan
diri
besar
mempunyai
mencela
akan semakin
bila
keinginan
diri
besar
kita mempunyai
kita. untuk
untuk menyesuaikan
menyesuaikan semakin
mereka
akan
bila
kita
keinginan
yang
yang kuat untuk menjadi anggota
kuat untuk menjadi anggota sebuah kelompok tertentu. sebuah kelompok tertentu. b.
Perhatian terhadap Kelompok
karena
Perhatian
terhadap
Kelompok Peningkatan koformitas
Peningkatan koformitas terjadi terjadi
c.
karena
anggotanya
anggotanya enggan disebut sebagai orang
enggan disebut sebagai orang yang menyimpang. Seperti yang yang
menyimpang.
Seperti telah
kita
ketahui,
yang
telah
kita
penyimpangan
ketahui, penyimpangan
menimbulkan resiko
menimbulkan
ditolak.
Orang
yang
resiko ditolak. Orang yang terlalu sering menyimpang pada terlalu
sering
menyimpang saat-saat
yang
penting
pada saat-saat yang penting diperlukan, diperlukan,
tidak menyenangkan,
menyenangkan, bisa
tidak
dan
bahkan
bahkan bisa dikeluarkan dari kelompok.
dikeluarkan
kelompok.
dan
Semakin
dari Semakin
tinggi
perhatian
tinggi seseorang
dalam
kelompok
perhatian
seseorang
dalam semakin serius tingkat rasa
kelompok
semakin
serius takutnya terhadap penolakan,
tingkat rasa takutnya terhadap dan semakin kecil kemungkinan penolakan, dan semakin kecil untuk kemungkinan
untuk
tidak
meyetujui
tidak kelompok.
meyetujui kelompok.
2.Kesepakatan
2.Kesepakatan Pendapat Pendapat acuan
yang
memiliki
kelompok acuan sudah
yang
kelompok sudah
dibuat
dibuat memiliki tekanan kuat sehingga
tekanan
kuat remaja
harus
loyal
sehingga remaja harus loyal menyesuaikan
dan
pendapatnya
dan menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat kelompok. dengan pendapat kelompok. a. Kepercayaan a. Kepercayaan Penurunan konformitas
Penurunan
melakukan konformitas yang drastis karena
yang
drastis hancurnya
karena hancurnya kesepakatan disebabkan disebabkan kepercayaan. kepercayaan
oleh
melakukan
kesepakatan oleh
faktor kepercayaan.
faktor Tingkat
Tingkat kepercayaan terhadap mayoritas terhadap akan
menurun
bila
terjadi
mayoritas akan menurun bila perbedaan pendapat, meskipun terjadi
perbedaan
pendapat, orang yang berbeda pendapat
meskipun orang yang berbeda itu sebenarnya kurang ahli bila pendapat itu sebenarnya kurang dibandingkan anggota lain yang ahli bila dibandingkan anggota membentuk lain
yang
mayoritas. sudah
mayoritas.
membentuk seseorang
Bila
tidak
sudah
seseorang mempunyai
Bila tidak
kepercayaan
mempunyai terhadap pendapat kelompok,
kepercayaan terhadap pendapat maka hal ini dapat mengurangi kelompok, maka hal ini dapat ketergantungan mengurangi
ketergantungan terhadap
individu
kelompok
sebagai
individu terhadap kelompok sebuah kesepakatan. sebagai sebuah kesepakatan. b. Persamaan Pendapat Bila
dalam
b. Persamaan Pendapat Bila
dalam
suatu
suatu kelompok terdapat satu orang
kelompok terdapat satu orang saja tidak sependapat dengan saja tidak sependapat dengan anggota kelompok yang lain anggota kelompok yang lain maka konformitas akan turun. maka konformitas akan turun. Kehadiran orang yang tidak Kehadiran orang yang tidak sependapat sependapat
tersebut
tersebut menunjukkan
menunjukkan
terjadinya
terjadinya perbedaan yang dapat berakibat
perbedaan yang dapat berakibat pada berkurangnya kesepakatan pada
berkurangnya kelompok.
kesepakatan kelompok. Jadi persamaan dengan persamaan pendapat anggota
akan
dengan
pendapat
antar
kelompok
antar anggota kelompok maka konformitas konformitas
Jadi
akan
maka semakin
semakin tinggi.
tinggi.
c. Penyimpangan b. Penyimpangan terhadap
pendapat
terhadap kelompok
pendapat
kelompok
Bila orang mempunyai
Bila orang mempunyai pendapat yang berbeda dengan pendapat yang berbeda dengan orang lain dia akan dikucilkan orang lain dia akan dikucilkan dan dipandang sebagai orang dan dipandang sebagai orang yang menyimpang, baik dalam yang menyimpang, baik dalam pandangannya sendiri maupun pandangannya sendiri maupun dalam pandangan orang lain. dalam pandangan orang lain. Bila orang lain juga mempunyai Bila
orang
mempunyai
lain
juga pendapat yang berbeda, dia
pendapat
yang tidak
berbeda,
dia
tidak
dianggap
menyimpang
akan
dianggap
akan menyimpang dan tidak akan dan dikucilkan.
Jadi
kesimpulan
tidak akan dikucilkan. Jadi bahwa orang yang menyimpang kesimpulan bahwa orang yang akan menyebabkan penurunan menyimpang
akan kesepakatan merupakan aspek
menyebabkan
penurunan penting
dalam
melakukan
kesepakatan merupakan aspek konformitas. penting
dalam
melakukan
2. Ketaatan
konformitas.
Tekanan atau tuntutan
1. Ketaatan
kelompok acuan pada remaja
Tekanan atau tuntutan membuatnya rela melakukan kelompok acuan pada remaja tindakan walaupun remaja tidak membuatnya rela melakukan menginginkannya. tindakan
walaupun
remaja ketaatannya
tidak menginginkannya. Bila konformitasnya ketaatannya konformitasnya
tinggi akan
Bila
tinggi akan
maka tinggi
maka juga. tinggi
a. Tekanan
juga.
karena
Ganjaran, Ancaman, a. Tekanan
karena
atau Hukuman
Ganjaran, Ancaman, Salah atau Hukuman
satu
cara
untuk
menimbulkan ketaatan adalah
Salah
satu
cara
untuk dengan meningkatkan tekanan
menimbulkan ketaatan adalah terhadap
individu
dengan meningkatkan tekanan menampilkan terhadap
individu
menampilkan
untuk diinginkan
perilaku
untuk
perilaku
melalui
yang
ganjaran,
yang ancaman, atau hukuman karena
diinginkan melalui ganjaran, akan
menimbulkan
ketaatan
ancaman, atau hukuman karena yang semakin besar. Semua itu akan menimbulkan ketaatan merupakan insentif pokok untuk yang semakin besar. Semua itu mengubah perilaku seseorang. merupakan untuk
insentif
mengubah
pokok
b. Harapan Orang Lain
perilaku
seseorang.
Seseorang memenuhi
b. Harapan Orang Lain Seseorang
akan
akan
permintaan
rela orang
lain hanya karena orang lain
rela tersebut mengharapkannya. Dan
memenuhi permintaan orang ini akan mudah dilihat bila lain hanya karena orang lain permintaan tersebut
diajukan
mengharapkannya. langsung.
secara
Harapan-harapan
Dan ini akan mudah dilihat bila orang lain dapat menimbulkan permintaan
diajukan
secara ketaatan,
langsung.
Harapan-harapan harapan itu bersifat implisit.
orang lain dapat menimbulkan Salah ketaatan,
bahkan
bahkan
satu
meskipun memaksimalkan
harapan itu bersifat implisit. adalah Salah
satu
cara
memaksimalkan adalah
cara
untuk ketaatan
denganmenempatkan
untuk individu dalam situasi yang ketaatan terkendali,
dimana
segala
denganmenempatkan sesuatunya diatur sedemikian
individu dalam situasi yang rupa terkendali,
dimana
sehingga
ketidaktaatan
segala merupakan hal yang hampir
sesuatunya diatur sedemikian tidak mungkin timbul. rupa
meskipun
sehingga
ketidaktaatan
merupakan hal yang hampir
tidak mungkin timbul.
Dinamika Permasalahan No
Pustaka
Kutipan Langsung
Kutipan Tidak Langsung
Bab II Teori pendukung Perilaku Konsumtif No 1.
Pustaka
Kutipan Langsung konsumtif
Kutipan Tidak Langsung
Ermawati, E., &
Perilaku
Indriyanti, E.P2.
tindakan membeli sesuatu yang suatu
(2011). Hubungan
tidak
antara konsep diri
sehingga
dengan perilaku
berlebihan. Perilaku konsumtif berlebihan. Perilaku konsumtif
konsumtif pada remaja
ini didorong oleh keinginan tersebut
didorong
di SMP N 1
atau kesenangan untuk mencari keinginan
untuk
PIYUNGAN. Jurnal
kepuasan, kesenangan fisik atau kepuasan yang bukan didasari
Spirits, 2(1), 1-12.
hanya mencoba sesuatu yang oleh
terlalu sifatnya
adalah Perilaku
konsumtif tindakan
membeli
diperlukan sesuatu yang bersifat tidak menjadi diperlukan sehingga menjadi
(Ernawati
oleh
mencapai
factor
baru, bukan didasari oleh factor (Ernawati kebutuhan
adalah
kebutuhan
dan
Indriyanti,
dan 2011).
Indriyanti, 2011). 2.
Tambunan, R. (2001). (Tambunan,
2001)
Perilaku (Tambunan,
2001)
Perilaku
Remaja
dan konsumtif merupakan keinginan konsumtif
merupakan
Perilaku
untuk mengkonsumsi barang- keinginan
untuk
Konsumtif
barang yang sebenarnya kurang mengkonsumsi barang-barang
Jurnah
diperlukan secara berlebihan yang
psikologi
dan untuk
mencapai
maksimal.
sebenarnya
kurang
kepuasan diperlukan secara berlebihan untuk
mencapai
kepuasan
Masyarakat.
3.
Fromm,
E.
maksimal.
(1976). Fromm (1976) menyebutkan Fromm (1976) menyebutkan
Masyarakat yang
bahwa
perilaku
konsumtif bahwa
perilaku
konsumtif
sehat. adalah perilaku mengkonsumsi adalah perilaku mengkonsumsi
Jakarta:
barang secara kompulsif dan barang secara spontan dan
Yayasan Obor tidak Indonesia.
rasional,
yang
didasarkan
pada
melainkan
keinginan
dilakukan
demi
penampilan
tidak tidak
rasional,
kebutuhan didasarkan
pada
dan melainkan
menjaga dilakukan
diri
yang
demi
dan
menjaga
diri
meningkatkan status sosial serta meningkatkan gengsi.
kebutuhan
keinginan
dan penampilan
tidak
status
dan sosial
serta gengsi. Subjek penelitian
No
Pustaka
Kutipan Langsung
1.
Anggreini, R. &
Mahasiswi
Mariyani, S. (2014).
bagian
Hubungan antara
berperilaku konsumtif karena berperilaku konsumtif karena
control diri dan
pada usianya berada dalam usianya berada dalam tahap
perilaku konsumtif
tahap
perkembangan
mahasiswi universitas
yang
biasanya
ESA UNGGUL. Jurnal
keinginan membeli yang tinggi yang tinggi (Anggreini dan
Psikologi, 12(1), 34-
(Anggreini
42.
2014).
dari
yang
merupakan Mahasiswa merupakan bagian
remaja
dan
Kutipan Tidak Langsung
sering dari
remaja,
remaja perkembagan
mahasiswa
remaja
yang
mempunyai mempunyai keinginan membeli
Mariyani, Mariyani, 2014).
Aspek pendukung Perilaku Konsumtif No 1.
Pustaka
Kutipan Langsung
Kutipan Tidak Langsung
Faktor pendukung Perilaku Konsumtif No
Pustaka
Kutipan Langsung
Kutipan Tidak Langsung
Teori pendukung Konformitas No
Pustaka
Kutipan Langsung
Kutipan Tidak Langsung
Aspek pendukung Konformitas No
Pustaka
Kutipan Langsung
Kutipan Tidak Langsung
Alasan pemilihan aspek Konformitas No
Pustaka
Kutipan Langsung
Kutipan Tidak Langsung
Hubungan antara Konformitas dengan Perilaku Konsumtif No
Pustaka
Kutipan Langsung
Kutipan Tidak Langsung