Ramadhan Syahputra

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ramadhan Syahputra as PDF for free.

More details

  • Words: 3,527
  • Pages: 26
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada didalam, sumber daya alam merupakan suatu abstraksi yang mencerminkan apresiasi manusia dan berhubungan dengan suatu fungsi atau operasi. Setiap perusahaan memiliki sumber daya (Resources) yang terdiri dari manusia (Man), uang (Money), mesin (Machine), bahan perlengkapan (Materials), cara kerja (Method), dan pasar (Market) yang dikenal dengan istilah 6 M. Sumbersumber daya ini dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu. Perencanaan sumber daya manusia merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis dan lingkungan pada organisasi diwaktu yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tenaga kerja yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi tersebut. Untuk dapat bekerja secara efektif dan efisien, orang-orang dalam organisasi harus mempunyai posisi dan peranan yang jelas, yaitu adanya tujuan yang jelas dan meyakinkan kejelasan konsep tugas dan aktivitas yang harus dipikul, pemberian dan penerimaan tanggung jawab serta wewenang yang memungkinkan orang mengetahui keputusan apa yang harus diambil dalam usahanya mencapai tujuan, untuk itulah maka struktur organisasi itu harus diciptakan.

Dengan adanya struktur organisasi maka terjadi pembagian kerja menjadi fungsi-fungsi atau bagian-bagian khusus. Fungsi tersebut telah dibagi pada unit-unit organisasi dan pengarahan yang dilakukan pimpinan, namun menghindarkan kemungkinan unit-unit melakukan kegiatannya sendiri-sendiri, pengkoordinasian bertahan dengan usaha mengsinkronkan dan memadukan kegiatan sekelompok orang, kegiatan yang dikoordinasikan adalah kegiatan yang harmonis yang dapat dirangkai dan disatupadukan yang mengarah pada tujuan bersama. Pelaksanaan kegiatan tidaklah dapat berjalan dengan baik tanpa adanya koordinasi antara bagian-bagian atau masing-masing pihak dengan baik pula didalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Kegiatan-kegiatan dalam perusahaan ini akan saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain sehingga keberhasilan dari suatu kegiatan akan berpengaruh pula terhadap kegiatan lainnya. Demikian juga seandainya terjadi suatu kegagalan dari suatu kegiatan maka kegagalan ini akan berpengaruh pada kegiatan yang lain, akibat ini dapat berwujud hambatan bagi terlaksananya kegiatan yang lain tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan pembahasan dan menganalisa masalah struktur organisasi dan hubungannya dalam meningkatkan koordinasi kerja para karyawan dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Struktur Organisasi Dalam Peningkatan Koordinasi Kerja Di PDAM Tirtanadi Delitua”.

B. Perumusan Masalah Rumusan masalah sebagai berikut : Adapun masalah yang ingin penulis kemukakan yang diteliti yakni, pada perusahaan PDAM Tirtanadi Delitua “Struktur organisasi perusahaan belum dapat sepenuhnya melakukan peningkatan terhadap koordinasi kerja pada PDAM Tirtanadi Delitua, sebagai rencana kerja yang ditetapkan belum sepenuhya berjalan dengan baik”.

C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis melakukan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui struktur organisasi yang ditetapkan di PDAM Tirtanadi Delitua. 2. Untuk mengetahui sistem koordinasi yang diterapkan di PDAM Tirtanadi Delitua. 3. Untuk mengetahui pengaruh struktur organisasi terhadap peningkatan koordinasi kerja di PDAM Tirtanadi Delitua.

D. Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat penelitian tersebut adalah : 1. Bagi PDAM Tirtanadi Delitua, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan pemasukan dalam pembentukan struktur organisasi terhadap peningkatan koordinasi kerja karyawan.

2. Untuk menambah ilmu pengetahuan penulis dalam rangka mengembangkan wawasan keilmuan dan kemampuan berfikir. 3. Sebagai referensi pemula bagi peneliti lainnya yang memilih masalah atau objek yang sejenis dan sama.

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian, Unsur dan Jenis Struktur Organisasi Terdapat bermacam-macam pendapat para ahli mengenai struktur organisasi diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Struktur organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi. (Malayu, 2005:128) 2. Struktur organisasi adalah hasil dari proses yang ditermpuh oleh para manajer untuk memecahkan empat bagian persoalan yang terdiri dari pembagian pekerjaan (devision of labour), departemenisasi (departementalization), rentang kendali (span of control), dan delegasi (delegalization). (Wursanto, 2005:107) 3. Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. (Handoko, 2004:195)

Menurut (Winardi, 2004:118) unsur-unsur yang membentuk struktur organisasi adalah : a. b. c. d. e.

Spesialisasi kegiatan Standarisasi kegiatan Koordinasi kegiatan Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan Ukuran unit kerja Berikut ini penjelasan dari unsur-unsur yang membentuk struktur organisasi :

a. Spesialisasi Kegiatan Spesialisasi kegiatan mengacu pada spesialisasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalan organisasi (pembagian kerja) dan pengaturan-pengaturan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (Departementasi). Didalam sebuah organisasi, pembagian tugas pekerjaan adalah keharusan mutlak tanpa itu, kemungkinan terjadinya tumpang tindih amat besar. Pembagian tugas pekerjaan pada akhirnya akan menghasilkan departemen-departemen terkecil dalam organisasi. b. Standarisasi Kegiatan Standarisasi kegiatan merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin

kelayakdugaan

kegiatan-kegiatannya.

Menstandarisasi

berarti

menjadikan seragam dan taat azas. Para menejer menggunakan uraian pekerjaan, instruksi pelaksanaan peraturan dan ketetapan untuk menstandarisasi pekerjaan bawahan. Mereka menetapkan program seleksi, orientasi dan training formal untuk menstandarisasi keterampilan tenaga kerja melalui system perencanaan dan pengendalian formal para menejer berusaha menstandarisasi keluaran bawahan.

c. Koordinasi Kegiatan Koordinasi kegiatan yaitu prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi sub unit organisasi untuk menciptakan keserasian gerak langkah unit-unit yang ada didalam pencapaian tujuan. d. Sentralisasi dan Disentralisasi Pengambilan Keputusan Dalam struktur organisasi yang disentralisasikan keputusan dapat diambil pada tingkat tinggi. Salah satu manfaat utama dari sentralisasi adalah dia memberikan kesatuan arah dan koordinasi keputusan-keputusan diserahkan kepada mereka yang di Top Organisasi atau kepada kebijakan-kebijakan prosedur-prosedur dan peraturan-peraturan yang sangat membatasi wewenang mereka yang lebih mudah dalam oraganisasi dalam mengambil keputusan, hasilnya adalah bahwa diperolehnya keseragaman arah dan tingkat koordinasi yang lebih besar. Sedangkan dalam struktur organisasi yang disentralisasikan mengambil keputusan dibagi-bagi diantara orang-orang para tingkat manajemen menengah dan bawahan. Salah satu manfaat disentralisasi adalah kesanggupan untuk membuat penyesuaian yang tetap terhadap beraneka ragam kondisi, masing-masing menejer dalam satu unit disentralisasi dapat diperhitungkan ciri-ciri khusus dari situasi yang dihadapinya dibawah disentralisasi. Menejer bawah membuat keputusan berdasarkan variabel-variabel dan masalah-masalah yang paling aktual. Disentralisasi ini berada dalam unit mereka dan hanya sekali-sekali saja yang mengenai unit yang lebih besar karena itu pabrik divisi suatu perusahaan secara keseluruhan.

e. Ukuran Unit Kerja Ukuran unit kerja mengacu pada penentuan jumlah karyawan pada suatu kelompok kerja apabila karyawan terbagi atas spesialisasi yang terlalu banyak maka akan menambah koordinasi kerja.

Menurut Malayu (2005:150), struktur organsasi dibagi atas : a. b. c. d. e.

Organisasi lini (Line Organization) Organisasi Lini dan Staf (line and Staff Organization) Organisasi Fungsional (Functional Organization) Organisasi Lini, Staf dan Fungsional (Line, Staff, and Functional Organization) Organisasi Komite (Committes Organization) Berikut ini penjelasan dari struktur organisasi :

a. Organisasi Lini (Line Organization) Dalam organisai ini pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal melalui garis terpendek dari seorang atasan kepada bawahannya. Pelaporan tanggung jawab dari bawahan kepada atasan juga dilakukan melalui garis vertikal yang terpendek. Perintah-perintah hanya diberikan seorang atasan saja dan pelaporan tanggung jawab kepada atasan bersangkutan. Organisasi lini pada pokoknya adalah suatu bentuk organisasi yang didalamnya terdapat garis wewenang yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dengan bawahan. Dari pucuk pimpinan sampai pada setiap yang berada pada jabatan yang terendah, antara esselon yang satu dengan eselon yang lainnya, masing-masing dihubungkan dengan suatu garis wewenang lini garis perintah. Setiap

kepala unit atau departemen mempunyai tanggung jawab untuk melapor kepada kepala unit satu tingkat diatasnya atau atasannya secara langsung. STRUKTUR ORGANISASI LINI Direktur

Kepala Bagian Produksi

Pekerja A

Pekerja B

Kepala Bagian Pemasaran

Pekerja C

Pekerja D

Organisasi lini ini ada kebaikan dan keburukannya, yaitu sebagai berikut : Kebaikannya : 1. Kesatuan pimpinan dan asas kesatuan komando tetap dipertahankan sepenuhnya. 2. Garis komando dan pengendalian tegas, tidak mungkin terjadi kesimpangsiuran karena pimpinan langsung behubungan dengan karyawan. 3. Proses pengambilan keputusan, kebijaksanaan, dan intruksi-intruksi berjalan cepat, tidak bertele-tele. Keburukannya : 1. Tujuan pribadi pucuk pimpinan dan tujuan organisasi seringkali tidak dapat dibedakan. 2. Ada kecenderungan dan kesempatan pucuk pimpinan untuk bertindak secara otoriter/diktator.

3. Maju dan mundurnya organisasi bergantung kepada kecakapan pucuk pimpinan saja, karena wewenang menetapkan keputusan, kebijaksanaan, dan pengendalian dipegang sendiri.

b. Organisasi Lini dan Staff Organisasi lini dan staff (line and staff organization) ini pada dasarnya merupakan kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Kombinasi ini dilakukan dengan cara memanfaatkan kebaikan-kebaikannya dan meniadakan keburukan-keburukannya. Asas kesatuan komando tetap dipertahankan dan pelimpahan wewenang secara vertikal dari pucuk pimpinan kepada pimpinan di bawahnya. Pucuk pimpinan tetap sepenuhnya berhak menetapkan keputusan, kebijaksanaan, dan merealisasikan tujuan perusahaan. Dalam membantu kelancaran tugas pimpinan, ia mendapat bantuan dari para staf. Tugas para staf hanya untuk memberikan bantuan, pemikiran saran-saran, data, informasi, dan pelayanan kepada pimpinan

sebagai

bahan

pertimbangan

untuk

menetapkan

keputusan

dan

kebijaksanaannya. Garis wewenang tetap berada pada pimpinan, sedangkan staf hanya memiki wewenang staf saja, dipakai atau tidaknya saran-saran, data, dan informasi para staf sepenuhnya tergantung pada pimpinan sendiri. Tipe organisasi lini dan staf ini umumnya digunakan untuk organisasi yang besar, daerah kerjanya luas, dan pekerjaannya banyak.

Wewenang lini adalah kekuasaan, hak, dan tanggung jawab langsung bagi seseorang atas tercapainya tujua. Ia berwenang mengambil keputusan, kebijaksanaan dan berkuasa serta harus bertanggung jawab langsung tercapainya tujuan perusahaan. Wewenang lini dalam struktur organisasi digambar dengan garis ( __________ ). Wewenang staf adalah kekuasaan dan hak hanya untuk memberikan data, informasi, pelayanan, dan pemikiran untuk membantu kelancaran tugas-tugas manejer lini. Dalam struktur organisasi digambarkan dengan garis terputus-putus (-----------). STRUKTUR ORGANISASI LINI DAN STAF DIREKTUR UTAMA STAF Manajer Produksi

Manajer Pemasaran STAF

STAF

Unit A

Unit B

Unit C

Unit D

Unit E

Unit F

Kebaikan dan keburukan organisasi lini dan staf adalah : Kebaikannya : 1. Asas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan, sebab pimpinan tetap berada dalam satu tangan saja. 2. Adanya pengelompokan wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.

3. Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan, staf dan terlaksana. 4. Pimpinan mempunyi bawahan tertentu, sedang bawahan hanya mempunayai seorang atasan tertentu saja. 5. Bawahan hanya mendapat perintah dan memberikan tanggung jawab kepada seorang atasan tertentu saja. Keburukannya : 1. Kelompok pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah atau bantuan nasihat. 2. Solidaritas dan esprit de corps karyawan kurang, karena tidak saling mengenal. 3. Persaingan kurang sehat sering terjadi, sebab setiap unit atau bagian menganggap tugas-tugasnyalah yang terpenting.

c. Organisasi Fungsional Organisasi fungsional adalah organisasi yang disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Pada tipe organisasi fungsional ini masalah pemcbagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Pembagian kerja didasarkan pada “spesialisasi” yang sangat mendalam dan setiap pejabat hanya mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan sesuai dengan spesialisasinya. Direktur utama mendelegasikan wewenang kepada para direktur dan para direktur ini memerintahkan tugas atau spesialisasinya kepada pelaksananya.Dengan demikian maka para bawahan akan mendapat perintah dari beberapa orang atasan yang masing-

masing hanya menguasai satu keahlian (spesialisasi) saja dan bertanggung jawab sepenuhnya atas bidang (spesialisasinya) masing-masing. Jelas pelaksanaan atau bawahan mempunyai beberapa orang atasan langsungnya. STRUKTUR ORGANISASI FUNGSIONAL Direktur Utama

Direktur Perencanaan

Proyek A

Direktur Teknik

Proyek A

Proyek A

Direktur Peralatan

Proyek A

Kebaikan dan keburukan organisasi fungsional ini adalah : Kebaikannya : 1. Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal. 2. Keuntungan adanya spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin. 3. Para karyawan akan terampil di bidangnya masing-masing. 4. Efisiensi dan produktivitas dapat ditingkatkan. Keburukannya : 1. Para bawahan sering bingung karena mendapat perintah dari beberapa orang atasan. 2. Pekerjaan kadang-kadang sangat membosankan karyawan. 3. Para karyawan sulit mengadakan alih tugas.

4. Karyawan terlalu mementingkan bidangnya atau spesialisasinya sehingga koordinasi secara menyuluruh sulit dilakukan. 5. Sering

timbul

solidaritas

kelompok

yang

berlebihan,

sehingga

dapat

menimbulkan pengotak-otakan ikatan karyawan yang sempit.

d. Organisasi Lini, Staf dan Fungsional Organisasi tipe ini merupakan kombinasi dari organisasi lini, lini dan staf, fungsional dan biasanya diterapkan pada organisasi besar serta kompleks. Pada tingkat dewan komisaris diterapkan tipe organisasi lini dan staf, sedangkan pada tingkat midle manager diterapkan tipe organisasi fuingsional. Organisasi lini, lini dan staf, serta fungsional ini dilakukan dengan cara menggabungkan kebaikan dan menghilangkan keburukan dari ketiga tipe organisasi tersebut. Dengan demikian cocok untuk dipakai pada suatu organisasi yang besar dan kompleks. STRUKTUR ORGANISASI LINI, STAF DAN FUNGSIONAL Presiden Direktur Staf

Manajer Produksi

Manajer Teknik Karyawan Pelaksana

Manajer Pemasaran

e. Organisasi Komite Organisasi komite adalah suatu organisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi komite mengutamakan pimpinan, artinya dalam organisasi ini terdapat pimpinan kolektif presidium dan komite ini bersifat manajerial. Komite dapat juga bersifat formal atau informal, komite itu dapat dibentuk sebagai suatu bagian dari struktur organisasi formal, dengan tugas-tugas dan wewenang dibagi-bagikan secara khusus. Organisasi komite ini ada yang bersifat “tetap” dan ada juga yang bersifat “sementara”. Organisasi komite yang bersifat tetap, jika para anggotanya ditetapkan berdasarkan orangnya. Anggota organisasi komite dikelompokkan atas “Executive Committee dan Staff Committee”. Executive committee yaitu para anggota yang mempunyai wewenang garis. Staff committee yaitu para anggota yang mempunyai wewenang staf. Kebaikan dan keburukan organisasi Komite yaitu : Kebaikannya : 1. Keputusan yang diambil relatif lebih baik, karena diputuskan oleh beberapa orang. 2. Kecenderungan untuk bertindak secara otoriter/diktator dapat dicegah. 3. Pembinaan dan partisipasi dapat ditingkatkan.

Keburukannya : 1. Penanggung jawab keputusan kurang jelas, sebab keputusan merupakan keputusan bersama. 2. Waktu untuk mengambil keputusan lama dan biayanya besar. 3. Adanya tirani mayoritas yang dapat memaksakan keinginannya melalui voting suara.

B. Pengertian, Sifat dan Jenis Koordinasi Koordinasi adalah usaha mengarahkan seluruh unit-unit organisasi dengan tujuan memberikan sumbangan yang maksimal bagi tercapainya tujuan tertentu, jadi koordinasi merupakan usaha yang terkoordinir, harmonis, terarah dan terintegrasi menuju tujuan secara bersama-sama. Hal ini dimaksudkan untuk mensidronkan serta menyatukan kegiatan dari berbagai kelompok terlaksana untuk secara bersama-sama mencapai tujuan. Setelah segala sesuatunya direncanakan, diorganisir dan diarahkan tindakan selanjutnya adalah mengkoordinir kegiatan tersebut. Koordinasi merupakan langkah atau cara hubungan kerja yang serasi diantara mereka yang bertugas di berbagai bagian untuk menciptakan hasil yang nyata. Dalam koordinasi diperlukan system komunikasi yang baik dan umpan balik yang positif baik secara formal maupun informal dan baik secara vertikal dan horizontal.

Adapun pengertian koordinasi yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut : a.

Koordinasi

adalah

kegiatan

mengarahkan,

mengintegrasikan,

dan

mengkoordinasikan unsur-unsur manajemen dan pekerjaan-pekerjaan para bawahan dalam mencapai tujuan organisasi. (Malayu, 2005:85) b.

Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. (G.R. Terry, 2005:86)

c.

Koordinasi adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktivitas dari berbagai departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi bisa tercapai secara efektif. (Ernie, 2005:159)

d.

Koordinasi adalah proses pengintegrasian tujuan dan kegiatan pada satuan yang terpisah pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. (Yohannes, 2006:95)

Sifat-sifat koordinasi a. Koordinasi bersifat dinamis dan bukan statis. b. Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang menejer dalam mencapai tujuan dan sasaran. c. Koordinasi meninjau suatu pekerjaan secara menyeluruh.

Jenis-jenis koordinasi Menurut Malayu (2005:87) “Koordinasi dibedakan menjadi” : a. Koordinasi Vertikal yaitu kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada dibawah wewenang dan tanggung jawabnya. b. Koordinasi Horizontal yaitu mengkoordinasikan tindakan.-tindakan atau kegiatankegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalan tingkat organisasi yang setingkat. Koordinasi vertikal mengkoordinasikan kegiatan indifidu dan kelompok sepanjang hirarki kewenangan, koordiansi, koordinasi vertikal mencakup rantai komando tentang pengawasan, delegasi dan masalah sentralisasi dan desentralisasi. Makin berbeda fungsi yang diawasi tentang pengawasan berkurang, makin jauh jarak antara fungsi yang diawasi, makin kurang tentang pengawasan. Makin perlu koordinasi semakin sempit tentang pengawasan dan makin perlu perencanaan makin sempit pula tentang pengawasan. Delegasi merupakan proses mendistribusikan dan mempercayakan tugas pada orang lain. Delegasi kekuasaan merupakan keahlian pimpinan yang penting dan elementer sebab dengan delegasi kekuasaan salah satu jalan utama bagi setiap pemimpin untuk percaya pada diri sendiri, kesanggupan untuk menerima tanggung jawab adalah cobaan pertama bagi seorang pemimpin yang sukses. Prosesnya adalah manajer membebankan tugas dan memberikan wewenang

untuk bertindak serta menciptkan kewajiban bertindak. Akuntabilitas merupakan keharusan dapat dipertanggungjawabkan dalam pelaksanaan tugas oleh seseorang. Jika seseorang telah diberi wewenang yang sama besarnya dengan tanggungjawab, secara logis orang itu dapat dianggap mempunyai akuntabilitas untuk hasil kerjanya, akuntabilitas berasal dari wewenang yang diterimanya jika wewenang yang didelegasi tidak cukup maka tidak logis menganggap seseorang nsepenuhnya mampu memikul akuntabilitas. Koordinasi horizontal adalah tindakan-tindakn atau kegiatan-kegiatan penyatuan atau pengarahan yang dijalankan terhadap kegiatan-kegiatan dalam tingkat organisasi yang setingkat, organisasi horizontal dimana kegiatan dipadukan pada peringkat yang sama, diperoleh dengan cara membentuk tim, satuan tugas dan penghubung. Dengan ini muncul wewenang fungsional dan hubungan antara organisasi dan staf. Wewenang fungsional adalah wewenang bertindak dalam hubungannya dengan kegiatan orang lain atas unit yang berbeda di luar pemandu formal. Mereka yang memiliki wewenang ini diperlukan karena kemampuan teknis sehingga koordinasi dapat dicapai karena orang mengakui mereka. Selanjutnya orang-orang staf dapat juga dimanfaatkan untuk mengkoordinasi antara fungsi, karena mereka juga ahli memadukan ide serta memberikan nasehat pada pimpinan.

C. Cara Mengadakan Koordinasi Koordinasi tidak dapat diperintahkan dan dirasakan, tetapi adalah lebih baik dengan cara permintaan dan permohonan kepada pegawai, karena dengan cara ini akan lebih diserapi dan ditaati oleh para pegawai serta mereka merasa dihargai. Menurut Malayu (2005:88) cara mengadakan koordinasi, dapat dilakukan dengan cara : a. Memberikan keterangan langsung dengan secara bersahabat, keterangan mengenai pekerjaan saja tidak cukup, tetapi karena tindakan-tindakan yang tepat harus diambil untuk menciptakan, menghasilkan koordinasi yang diharapkan. b. Mengusahakan agar pengetahuan dan perencanaan tujuan yang akan dicapai oleh anggota tidak menurut masing-masing anggota dengan tujuannya sendiri. Tujuan ini adalah tujuan bersama. c. Mendorong anggota untuk bertukar pikiran untuk mengemukakan ide-ide dan lain-lain. d. Mendorong anggota untuk berpartisipasi dalam tingkat perumusan dan penciptaan sasaran. Kekuatan koordinasi merupakan suatu proses penciptaan hubungan yang baik dan harmonis diantara bagian-bagian maka agar proses berjalan lancar diperlukan beberapa syarat antara lain : a. Wewenang Wewenang merupakan alat atau dasar bukan untuk bertindak sedangkan delegasi wewenang merupakan kunci dinamika organisasi. Wewenang adalah kekuasaan resmi

yang dimiliki seseorang untuk bertindak dan memerintahkan orang lain. Tanpa ada wewenang terhadap suatu pekerjaan, janganlah mengejek pekerjaan tersebut. Karena tidak mempunyai dasar hukum untuk melakukannya. a. Mutual Service Yaitu kesadaran untuk saling membantu antara bawahan anggota, dengan demikian harus ada kesadaran dari masing-masing karyawan bahwa mereka sedang mengejar tujuan bersama dan tujuan itu hanya dapat dicapai dengan adanya kesadaran masing-masing untuk saling membantu. Jadi kesadaran tersebut maupun syarat mutlak bagi terwujudnya koordinasi, akan dapat dipelihara dan dipupuk adanya kesadaran untuk bekerja sama dan saling membantu.

D. Hubungan Struktur Organisasi Terhadap Koordinasi Kerja Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan-hubungan antarkomponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan. Struktur organisasi merinci pembagian aktivitas kerja dan menunjukkan berbagai tingkatan aktivitas berkaitan satu sama lain, sampai tingkat tertentu ia juga menunjukkan tingkat spesialisasi dari aktivitas kerja. Sedangkan koordinasi adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Tanpa koordinasi, individu-individu dan departemen-departemen akan kehilangan pegangan atas peran mereka dalam organisasi. Dalam hal ini yang menjadi hubungan antara

struktur organisasi dan koordinasi kerja yakni apabila struktur organisasi didalam suatu perusahaan baik maka tujuan akan tercapai dan koordinasi kerja dapat ditingkatkan, sebaliknya jika struktur organisasi suatu perusahaan tidak tersusun dengan baik maka terjadilah hambatan-hambatan bagi terlaksananya kegiatan dan koordinasi kerja tidak dapat ditingkatkan.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan dikantor PDAM Tirtanadi Delitua di Jalan Pamah Delitua Medan. Waktu penelitian mulai bulan Februari s/d April 2009 Tabel 1 . Jadwal Penelitian No

Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7

Pra Kunjungan/Penelitian Penyusunan Proposal Seminar Proposal Penelitian Laporan Penyusunan Laporan Bimbingan Skripsi Ujian Meja Hijau

I

Februari II III

IV

I

Maret II III

IV

I

April II III

IV

B. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan unit atau objek penelitian meliputi seluruh karyawan yang ada di PDAM Tirtanadi Delitua berjumlah 117 orang, yang ditarik secara strata berdasarkan golongan. Sampel adalah unit atau objek penelitian yang ditarik dari populasi untuk mewakili populasi yang dijadikan sebagai objek penelitian, mengingat banyaknya populasi maka ditarik sebagian sebagai mewakili populasi.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat maka penulis melakukan pengumpulan data melalui : 1. Library Research (Penelitian Kepustakaan) Penelitian kepustakaan merupakan suatu teknik penelitian yang dilaksanakan dengan cara membaca buku-buku literatur dan juga bahan-bahan yang dipelajari selama kuliah yang ada hubungannya dengan penulisan skripsi ini. 2. Field Research (Penelitian Lapangan) Penelitian lapangan merupakan pengamatan yang dilakukan dilapangan terhadap objek yang dipilih untuk diteliti. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.

D. Teknik Analisa Data Dalam menganalisa data yang dikumpulkan, penulis menggunakan metode yaitu : 1. Metode deskriptif Yaitu suatu cara dalam mengambil keputusan berdasarkan teori dan prinsip yang berlaku secara umum, kemudian dibandingkan dengan permasalahan yang dihadapi perusahaan dan memperoleh gambaran penyesuaian perbedaan antara keduanya. 2. Metode kuantitatif

Yaitu cara penarikan kesimpulan khususnya berdasarkan teori-teori yang sudah ada diterima sebagai kebenaran umum mengenai fakta yang amati atau objek yang diteliti.

Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dilakukan dengan teknisi Analisa Korelasi Product Moment : r=

{n∑ x

n∑ xy − ( ∑ x )( ∑ y ) 2

− (∑ x)

2

}{n∑ y

2

− (∑ y)

2

}

Keterangan : r

: Koefisien korelasi antara varabel x dan y

x

: Variabel bebas (Struktur Organisasi)

y

: Variabel terikat (Koordinasi Kerja)

x2

: Pengkuadratan variabel x

y2

: Pengkuadratan variabel y

n

: Jumlah subjek (responden)

Rumus Determinan Untuk mengetahui besarnya persentase hubungan Struktur Organisasi Dalam Peningkatan Koordinasi Kerja Di PDAM Tirtanadi Delitua, digunakan rumus Koefisien Determinasi yakni pengkuadratan nilai Koefisien Korelasi, yaitu sebagai berikut :

D = rxy 2 .100% Keterangan : D

: Koefisien korelasi

rxy

: Koefisien korelasi Product Moment antara x dan y

Uji t dengan rumus : Untuk mengetahui signifikansinya hubungan antara variabel bebas (X) dengan varabel terikat (Y), digunakan rumus uji t sebagai berikut : t=

r n−2 1− r2

Related Documents

Ramadhan Syahputra
April 2020 3
Ramadhan Syahputra
April 2020 6
Eddy Syahputra
April 2020 10
Ramadhan
October 2019 72
Ramadhan
May 2020 32
Ramadhan
October 2019 59