Mutiara Ramadhan IMAN MEMBANGKITKAN MOTIVASI KUAT Sebuah peradaban yang tinggi akan melahirkan suatu lingkungan yang sehat politik, ekonomi, budaya dan materil. Peradaban yang tinggi, semestinya mengikut perintah Allah dalam semua kegiatan manusia. Pembinaan akhlak umat melalui pendidikan agama atau pendidikan keyakinan itu, bertujuan agar umat tidak terjerumus kepada pola yang salah. Pengalaman individu seorang di tengah keluarganya akan memengaruhi tindakannya di luar. Karena itu, satu kelompok masyarakat akan tetap di anggap terbelakang, sepanjang ia gagal menciptakan satu lingkungan yang tepat untuk menyembah Allah sesuai dengan syari’at-Nya. Maka tidak dapat di sangkal bahwa Islam dan Iman akan menjadi motivasi yang kuat dan unggul, terarah dan bertanggung jawab, untuk membinan kehidupan masyarakat yang maju, baik secara moral maupun intelektual. Generasi umat Islam hari ini harus mampu membangkitkan kesadaran beragama yang pengaruhnya, semestinya tampak dalam tatanan kehidupan duniawi yang aman, damai dan tenteram. Sebab, Agama Islam dengan pedoman Alquran amat menganjurkan agar setiap keluarga menjaga diri dengan pola asuh yang baik dan tertaur. “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS.Tahrim,ayat 6). Satu catatan perjalanan menuju redha Allah diraih dengan al-qalb al-salim, yakni hati yang salim, tenteram dan sejahtera. Ketenteraman hati adalah titik awal mencapai kebaikan jiwa dan jasad, langkah awal dari kegiatan menuntut ilmu dan pengetahuan. “Sesungguhnya di dalam jasad terdapat segumpal mudhghah (benda darah), jika ia sehat maka baiklah seluruh jasad, dan jika ia fasad maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati” (Hadith riwayat Bukhari). Kebaikan hati ini sebenarnya menjadi titik tolak kehidupan yang sempurna dalam pandangan Islam. Kebersihan hati manusia akan membuka peluang besar untuk menerima semua perintah Allah dengan sempurna. Di sini dapat dipetik ajaran puasa Ramadhan yang dilakukan sekarang di dalam membentuk watak sabar, penyantun, berdisiplin, dengan ilmu dan amal yang baik. Nilai ajaran Islam berintikan kewajiban belajar sepanjang hayat, sepanjang usia. Menambah ilmu pengetahuan tidak hanya terbatas pada batas wilayah negeri saja. Malah dianjurkan jika perlu dinegeri lain. “ Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu'min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiaptiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS.9, at Taubah :122).
Dorongan Alquran ini telah dicatat oleh sejarah dunia bahwa Islam sejak awal telah mengubah sikap manusia dari apatis dan statis menjadi pribadi-pribadi yang optimis dan dinamis. Tidak dapat dimungkiri bahwa Islam telah mendatangkan perubahan sikap bagi manusia yang menganut ajarannya. Kemauan dan suruhan menuntut ilmu sesuai ajaran agama Islam telah melahirkan pakar-pakar ilmu pengetahuan. Di antaranya, Avicienna (Ibnu Sina), Avierroes (Ibnu Rusyid), Al Khawarizmi (yang melahirkan logaritma), dan banyak lagi ilmuwan lainnya. Sebenarnya, ilmu pengetahuan semata belum mempunyai arti yang besar sebelum ada usaha untuk mengamalkan ilmunya karena percaya kepada Allah SWT. “ Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mu'min, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Alquran), dan apa yang telah diturunkan sebelum kamu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.” (QS.4, an Nisa” : 162). Setinggi apapun ilmu pengetahuan belum akan mendatangkan manfaat sebelum mampu mengaplikasi di dalam kenyataan hidup manusia. Menambah ilmu pengetahuan, mesti disejalankan dengan usaha sungguh-sunggguh membersihkan diri dari bermacam perangai dan akidah yang salah. Islam tidak pernah membenarkan satu pengamalan yang berlawanan dengan kebersihan tauhid. Amalan dan akidah yang salah tidak boleh dibawa ke dalam ilmu yang diterapkan di tengah kehidupan umat muslim. Di dalam ajaran Islam, ilmu itu tidak berdiri sendiri. Islam tidak menganut paham bahwa ilmu pengetahuan itu bebas nilai (free of values). Ilmu pengatahuan akan dilihat manfaatnya apabila dapat diamalkan dan diterima hasilnya oleh umat banyak. Tidak dapat dibantah, bahwa amalan dan akidah yang salah dapat menyebabkan seseorang terjauh dari tauhid ubudiyah dan zikrullah dalam masa hayatnya. Ilmu hanyalah alat semata untuk mendapatkan atau menciptakan hidup dengan kebahagiaan. Bulan Ramadhan mengajarkan kita menambah ilmu dengan mengamalkan ilmu itu sebanyak-banyaknya, di dalam meraih redha Allah. Artinya menuntut Ilmu dan mengamalkan ibadah ikhlas karena Allah semata. Inilah puncak dari ibadaha di dalam bulan Ramadhan yang kita laksanakan hari ini. Semoga Allah selalu memberkati kita semua. Amin. Wassalam Buya H. Mas’oed Abidin <
[email protected] >