LAPORAN PENDAHULUAN (LP) KASUS INDIVIDU LANJUT USIA DENGAN KERUSAKAN MEMORI Oleh: Siti Rahmi Farhatani (1606955574) Lahan Praktik
: Ruang perawatan lansia Rumah Sakit Marzoeki Mahdi
Praktik Minggu ke
: 3 (tiga)
Topik LP
: Kerusakan Memori
I.
Definisi Demensia merupakan kondisi yang meliputi beberapa kelompok gangguan yang terjadi pada otak yang dikarakteristikan oleh penurunan kemampuan kognitif secara bertahap seperti kemampuan mengingat (memori), memahami, menilai, membuat keputusan dan komunikasi serta perubahan pada personalitas dan sikap (Miller, 2012). Demensia bukan merupakan suatu penyakit, melainkan sebuah syndrome, yaitu kumpulan manifestasi yang muncul dari berbagai penyebab. Lansia dikatakan mengalami demensia yaitu ketika lansia kehilangan fungsi kognitif yang kronis yang berkembang dari delirium dengan onset tiba-tiba dan durasi akut (Wallace, 2008). Dikarenakan mempengaruhi kemampuan kognitif dan kemampuan mengingat, maka lansia yang mengalami demensia biasanya mengalami kerusakan memori. Kerusakan memori merupakan ketidak mampuan untuk mengingat kembali beberapa informasi atau kebiasaan perilaku (Herdman & Kamitsuru, 2014).
II.
Etiologi Ada empat tipe demensia yang paling umum terjadi diantaranya yaitu alzheimer, vascular dementia, Lewy body dementia, dan frontotemporal dementia. 1. Alzheimer Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi beberapa teori menerangkan kemungkinan adanya faktor genetik, radikal bebas, toksin, pengaruh logam aluminium, infeksi virus dan pengaruh lingkungan lainnya (Miller, 2012). 2. Demensia vascular Penyebab terjadinya demensia vascular, yaitu gangguan sirkulasi darah di otak sampai pada kematian sel saraf pada lokasi pembuluh yang sakit (Cherubini et al., 2010, dalam Miller 2012). 3. Lewy Body Dementia, Hasil penelitian belum dapat menemukan penyebab spesifik dari demensia tipe ini, namun terdapat kemungkinan bahwa riwayat keluarga
menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya demensia tipe ini (Miller, 2012). 4. Fronrotemporal Dementia Faktor penyebab dari frontotemporal dementia, yaitu abnormalitas genetik, dan riwayat keluarga (Miller, 2012). III. Patofisiologi 1. Alzheimer Terjadi suatu kekusutan neuro fibriler dan plak-plak neurit serta perubahan aktifitas kholinergik di daerah-daerah tertentu di otak. Terjadi pula penumpukan fragmen protein beta amyloid (plak) dan helaianhelaian memutar protein tau (kusut) serta adanya kerusakan sel saraf dan kematian otak (Miller, 2012). 2. Demensia Vaskular Proses patologis yang mendasari yaitu adanya infark dari oklusi pembuluh darah besar, hemoragi pembuluh darah besar dan kecil, stroke lacunar dari arteri kecil dan penyakit Binwanger’s termasuk lesi difusi pada sumsum otak (Cherubini et al., 2010, dalam Miller 2012). 3. Lewy Body Dementia Lewy Body Dementia adalah agregasi abnormal protein alpha-synuclein. Ketika protein tersebut berkembang di korteks, maka dapat menyebabkan demensia. Alpha-synuclein juga mengagregasi di dalam otak klien dengan penyakit Parkinson namun agregatnya mungkin muncul dalam pola yang berbeda dengan Lewy bodies dementia (Miller, 2012). 4. Fronrotemporal Dementia yang merupakan sekelompok kondisi neurodegeneratif yang berhubungan dengan gangguan tau (sejenis protein di neuron) yang menyebabkan atrofi pada lobus frontal dan temporal (Miller, 2012). IV.
Manifestasi Klinis Adapun manifestasi klinis dari demensia, yaitu: 1. Afasia 2. Apatis 3. Depresi 4. Ketidak stabilan emosional 5. Defisit sensorik-motorik 6. Gangguan perilaku Sedangkan batasan karakteristik dari kerusakan memori, yaitu (Herdman & Kamitsuru, 2014): 1. Sering merasa lupa 2. Lupa untuk melakukan suatu kebiasaan yang sudah terjadwal 3. Tidak mampu untuk mempelajari informasi baru
4. Tidak mampu untuk mempelajari keterampilan baru 5. Tidak mampu untuk melakukan keterampilan yang sebelumnya telah dipelajari 6. Tidak mampu untuk mengingat kembali kejadian-kejadian 7. Tidak mampu untuk mengingat kembali informasi faktual 8. Tidak mampu untuk mengumpulkan informasi baru V.
Pengkajian Untuk menentukan atau mengetahui fungsi kognitif lansia, pengkajian dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen Mini Mental Status Examination (MMSE). MMSE merupakan suatu instrument yang digunakan untuk mengukur tingkat fungsi kognitif dan mental lansia yang membutuhkan waktu kurang dari 10 menit dan merupakan alat formal yang harus digunakan dalam setting klinis (Miller, 2012). MMSE terdiri dari beberapa aspek, yaitu orientasi, registrasi, perhatian dan kalkulasi, mengingat, dan bahasa (Kurlowicz & Wallace, 1999). Penghitungan skor dilakukan dengan menjumlahkan point yang didapat, kemudian menginterpretasikan berdasarkan kategori yang tersedia. >23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik 18-22 : Kerusakan fungsi mental ringan <17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
VI.
Penanganan Kerusakan Memori Menurut Gross et al. (2012), peningkatan kemampuan memori dapat dilakukan dengan melakukan memory training. Memory training dapat dilakukan dengan berbagai macam variasi kegiatan yang bertujuan untuk melatih daya ingat lansia. Salah satu contoh kegiatan memory training yang dapat dilakukan, yaitu pengenalan nama dan wajah untuk latihan mengingat nama orang beserta wajahnya, latihan angka atau penomoran seperti pengisian tanggalan yang bertujuan untuk mengingatkan lansia terhadap hari, tanggal, dan waktu. Selain itu, kegiatan memory training juga dapat dilakukan dengan meminta lansia untuk menceritakan kembali pengalamannya ataupun film yang telah ditonton atau buku yang dibaca (Gross et al., 2012).
VII. Rencana Asuhan Keperawatan NANDA Kerusakan Memori Definisi: Ketidak mampuan untuk mengingat kembali beberapa informasi atau kebiasaan perilaku (Herdman & Kamitsuru, 2014).
NOC Hasil Memori
Indikator Mampu mengingat kembali informasi yang baru saja diberikan dengan akurat (Klien mampu menceritakan atau menyebutkan informasi yang baru diberikan sekitar 510 menit yang lalu) • Mampu mengingat kembali informasi lampau dengan akurat (klien mampu menceritakan atau menyebutkan informasi yang diberikan beberapa jam yang lalu)
NIC Intervensi Memory Training
1.
2.
3.
4.
Aktivitas Stimulasi memory dengan mengulang pemikiran terakhir yang diungkapkan (meminta pendapat klien mengenai suatu hal, kemudian perawat mengulangi atau menyebutkan ulang pendapat yang diungkapkan klien) Mengenang pengalaman masa lalu klien (menanyakan atau meminta klien menceritakan pengalaman masa lalu, seperti pengalaman bekerja) Implementasikan teknik latihan memori (membuat list hobi klien, menggunakan nametag, menunjukkan gambar tokoh negara dan meminta klien menyebutkan nama tokoh) Memberikan latihan orientasi (meminta klien menyebutkan nama teman sekamarnya atau nama orang yang ditunjuk, meminta pasien menyebutkan
5.
6.
Orientasi Kognitif
a. Mampu mengidentifikasi diri (Klien mampu menyebutkan nama, tanggal lahir, dan asal daerah) b. Mampu mengidentifikasi orang lain (Klien mampu menyebutkan 1 nama orang yang ditunjuk dan 2 nama teman sekamar) c. Mampu mengidentifikasi tempat saat ini (Klien
Orientasi Realita
1.
2.
3.
hari, tanggal, bulan, tahun, musim, melatih klien untuk melingkari tanggalan pada kalender agar dapat membantu klien mengingat hari dan tanggal) Memberikan kesempatan untuk mengingat kejadian saat ini (menanyakan kegiatan apa saja yang klien lakukan tadi pagi) Mendorong klien untuk berpartisipasi dalam kelompok latihan memori (Mengajak klien mengikuti TAK untuk latihan memori) Menanyakan nama, tanggal lahir, dan asal daerah, kemudian memanggil klien dengan nama kesukaannya saat sedang berinteraksi Menanyakan satu pertanyaan dalam satu waktu (tidak menanyakan lebih dari 1 pertanyaan dalam satu waktu) Menanyakan tempat tinggal klien saat ini, nama panti dan ruanngan klien. Beritahu klien
mampu menyebutkan tempat tinggalnya saat ini, seperti nama panti, nama atau nomor ruangan) d. Mampu mengidentifikasi hari, tanggal, bulan, tahun, musim (Klien mampu menyebutkan hari, tanggal, bulan, tahun, dan musim saat ini)
4.
5.
6.
7.
8.
tempat saat ini, nama panti dan nama ruangan bila klien tidak dapat menjawab Menanyakan hari, tanggal, bulan, dan tahun saat ini. Beritahu klien apabila tidak dapat menjawab. Ajarkan klien cara melingkari tanggalan dikalender untuk membantu mengingat tanggal, bulan, tahun. Menunjuk 1 orang di sekitar klien dan meminta klien menyebutkan namanya. Beritahu bila klien tidak dapat menjawab Meminta klien menyebutkan 2 orang nama teman sekamarnya. Beritahu klien bila tidak dapat menjawab Berikan 1 perintah sederhana dalam satu waktu (misalnya meminta klien menyebutkan tanggal hari ini)
Daftar Pustaka Bulecheck, G. M., Dochterman, J. M., Butcher, H. K., & Wagner, C. M. (Eds.). (2013). Nusing international classification (NIC) (6th ed.). St. Louis: Elsevier. Gross, A.L., et al. (2012). Memory training interventions for adults: A metaanalysis. Aging Mental Health, 16(6), 722-734. Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (2014). NANDA international nursing diagnoses: definitions and classifications, 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell. Kurlowicz, L. & Wallace, M. (1999). The Mini-Mental State Examination (MMSE). Journal Of Gerontological Nursing, 25(5), 8-9. Miller, C. (2012). Nursing for Wellness in Older Adults: theory ang practice.( 6th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & WIlkin. Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (Eds.). (2013). Nursing outcomes classification (NOC): Measurement of health outcomes (5th ed.). St. Louis: Elsevier. Wallace, M. (2008). Essentials of gerontological nursing. New York: Springer Publishing Company.