Radiologi Frekuensi Tinggi.doc

  • Uploaded by: danuzurdano
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Radiologi Frekuensi Tinggi.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 3,682
  • Pages: 21
PESAWAT RONTGEN FREKUENSI TINGGI Pesawat roentgen frekuensi tinggi adalah pesawat pesdawat roentgen yang system kerjanya menggunakan frekuensi tinggi, pesawat ini membutuhkan tegangan 3 phasa (380 volt). Pesawat roentgen ini berbeda dengan pesawat rontgen konvensional atau karena pesawat rontgen ini telah menggunakan pengaturan secara computerize dengan melalui keyboard. Komponen utama pesawat rontgen ini adalah VCO (voltage control oscilator) yang fungsinya untuk menghasilkan frekuensi tinggi, dimana frekuensi tinggi tersebut digunakan sebagai trigger thiristor pada rangkaian inverter dan output inverter menjadi input tegangan pada rangkaian HTT, dengan frekuensi yang dihasilkan adalah 7-13 kHz. Gambar Blok Diagram :

1. PREPARATION 

Main switch on maka tegangan dari PLN masuk sebesar 380 volt (3 phase) yang masu kerangkaian tegangan tinggi (HTT) dan pemanas Filamen.



Pengaturan mAs

1. Tegangan dari PLN masuk kerangkaian penyearah system bridge (1a), pada rangkaian ini tegangan di searahkan sehingga keluarannya menjadi tegangan searah gelombang penuh. 2. tegangan searah gelombang penuh

masuk kerangkaian filter

(2a).output pada rangkaian filter ini diubah menjadi tegangan searah dengan ripple. 3. Output dari rangkaian filter menjadi masukkan bagi rangkaian inverter (3a). 4. mAs yang akan digunakan adalah 40 mAs, maka kita mengatur pada control consul, jika perbandingan 10 mAs = 1 volt. Dengan demikian pada Iro soll (VReff) yang digunakan adalah 4 volt. 5. rangkaian regulator (penguat differensial) digunakan unutk membandingkan IRo ist dan IRo soll, dimana IRo ist dikendalikan oleh rangkaian pengganti. 6. rangkaian pengganti disini dilengkapi dengan sensor (photo anoda) maka lampu, jika lampu didekatkan ke sensor maka cahaya tampak akan diubah menjadi sinyal listrik. 7. pada saat tegangan IRo soll lebih besar dari tegangan IRo ist maka output dari regulator akan bernilai 1. output regulator akan diubah ke VCO (voltagr ciontrol oscilator) menjadi frekuensi tinggi. 8. Φoutput dari rangkaian VCO merupakan trigger bagi Th1 dan Th2 serta Th3 dan Th4 pada rangkaian inverter 9. output dari rangkaian inverter yang merupakan tegangan yang menyerupai tegangan AC. 10. tegangan pada primer maksimum 350 volt untuk 3 phasa, transformator pemanas filament merupakan transformator step down, tegangan yang masuk ke primer pemanas filamen menimbulkan garis-garis gaya maghnet yang berubah setiap waktunya, sehingga induksi lilitan sekunder menimbulkan gaya

gerak listrik dengan

E

 d dt , karena jumlah lilitan pada

sekunder lebih sedikit maka tegangan pada sekunder lebih kecil yaitu 24 volt. 11. tegangan dari trafo filament memberikan supply tegangan pada filament tabung rontgen sehingga akan terjadi pemanasan filament (Thermionic Emission) dan electron-elektron akan terbebas dari ikatan atomnya sehingga menimbulkan awan electron disekitar filament.



Pengaturan kV 1.

teganagn dari PLN sebesar 380 volt masuk kerangkaian penyearah system bridge (1), pada rangkaian ini tegangan dari PLN akan disearahkan

2.

tegangan yang telah disearahkan masuk kerangkaian filter (2) pada rangkaian filter tegangan yang telah disearahkan akan diubah menjadi tegangan searah dengan ripple.

3.

output dari rangkaian filter ini akan menjadi in[putan bagi rangkaian inverter.

4.

missal tegangan yang akan digunakan adalah 70 kV, maka kita mengatur pada control consul. Jika perbandingan yang akan diginakan adalah 1 volt : 20 kV, maka kV soll kita memilih atau menggunakan tegangan sebesar 3.5 volt.

5.

pada saat itu kV ist akan bernilai 0 volt maka output dari rangkaian regulator adalah 3,5 volt. Output dari regulator akan masuk kerangkaian VCO (voltage control oscilator) dan tegangan akan diubah menjadi frekuensi tinggi 7-13 kHz.

6.

output dari rangkaian inverter merupakan masukan bagi primer transformator tegangan tinggi (3,5 volt) karena perbandingan P:S

= 1V : 20 kV maka output dari sekunder transformator tegangan tinggi adalah 70 kV. 7.

output transformator tegangan tinggi akan disearahkan oleh rangkaian filter (6). Pada rangkaian filter (condensator) akan disimpan unutk memberi supply pada tabung rontgen sehingga memberi beda potensial antara anoda dan katoda, sementara itu melalui voltage devider R1 & R2, tegangan ini diumpan balikkan menuju regulator selam kV soll lebih besar dari kV ist.

8.

jika kV ist lebih besar dari kV soll maka VCO tidak aktif, rangkaian inverter tidak aktif, HTT dan penyearah juga tidak aktif maka capasitor akan membuang muatannya.

9.

awan electron tertarik dari katoda ke anoda akibatnya terbentuk arus electron yang berlawanan dengan arus tabung . saat itu electron ada yang menumbuk inti atom (breamstrahlung) dan ada yang menumbuk kulit K (k kgarakteristik), ion-ion yang tertubruk akan terpental ketempat lain dan diisi kembali oleh partikel lain dari tempat lain. Perpinadahan partikel ini akan mengakibatkan terjadinya gelombang elektromaghnetik. Unutk gelombang elektromaghnetik yang panjangnya 0,1-1 Amstrong disebut sinar X, sehingga terjadilah Expose.

Pesawat Rontgen Frekuensi tinggi Shimadzu

GAMBAR 3.5.1 Rangkaian Osilator

Cara Kerja rangkaian osilator :

1. Jika menghendaki 90 – 125 Kv, berarti memberikan sinyal CCH1 Low dan CCH2 High. CCH1 low maka arus mengalir dari Vcc, R311, D135, M120, dank e B3. Optocoupler M120 bekerja dan tegangan colektornya menjadi low. Lalu diteruskan pada M201 PIN 11. CCH2 high maka optocoupler M120 tidak berkerja dan arus akan langsung mengalir dari Vcc, R306 yang high diinputkan ke pin 10 M201. oleh M201 akan di set pada pin 13 dan arus mengalir dari R244, R114, C34. kemudian pembuangan kapasitor dari C34 ke R114 yang menghasilkan osilasi oleh M20 pada pin 3 mengakibatkan pin 9 pada M18 terjadi masukan highlow secara kontinu. 2. Jika menghendaki 55-100kv berarti memberi sinyal CCH1 high dan CCH2 low. Saat CCH1 high maka optocoupler M120 tidak berkerja karena tidak mendapat bias basis dan colectornya akan high, arus akan mengalir dari Vcc, R306, collector high, ke M201 pin 11. saat CCH2 low menyebabkan arus akan mengalir dariVcc, R311,D134,M120,A1 low. Dengan demikian tegangan kolektornya low sehingga M201 pin 10 juga low. Maka oleh M201 akan diset ke pin 14 menyebabkan arus mengalir dari R242,D244,mengisi kapasitor C34,kemudian pembuangan dari C34,R114 sama seperti tadi akan tejadi pembangkitan osilasi oleh M20. 3. Jika menghendaki 0-60 KV, berarti CCH1 diberi high dan CCH2 juga high. Optocoupler M120 tidak bekerja keduanya dan tegangan kolektornya high keduanya maka arus akan langsung mengalir dari Vcc, R306, colektor, ke pin 11 dari M120. Serta dari Vcc, R306, colektor, ke pin 10 dari M201. Demultiflexer akan mengeset pin 15 dan arus akan mengalir dari R240, R114, C34, kemudian pembuangan kapasitor dari C34, R114, dan terjadi pembangkitan osilasi pin 3 dari M20 sebagai input M18 pin 9. 4. Selanjutnya untuk pengisian kapasitor CCHA diaktifkan, dengan demikian arus akan mengalir dari Vcc, D136, M121, ke A3. Akibatnya tegangan kolektor menjadi low tetapi oleh M29 3 – 2 diinverter menjadi high. 5. Sinyal KC tidak diaktifkan membuat M118 tidak bekerja dan tegangan colektornya high, arus akan mengalir dari Vcc, R304, input M28 keluaran M28 pin 4 akan high, mentriger M19 pin 9 menyebabkan keluaran pin 13 menjadi high secara kontinu. 6. Karena sifat gerbang AND akan high hanya jika kedua inputnya high, keluaran M18 pin 10 akan sama dengan pulsa M20 pin 3, sama dengan pulsa M18 pin 3 , mentriger M6 pin 11 yang befungsi sebagai pembagi frekuensi.

Untuk menerangkan cara kerja M6 lihat table dibawah ini : C H L H L Clock

Q H L L H

Q L H H L Awal

D H H L L Data

Qn Qn L H L H H L H L Hasil

Dari table diatas apabila C high, Q low, Q high, D low maka Qn menjadi high M15 pin1-2 high membias keluaran pin 3 high, M17 pin 4 high, diinvenyer oleh M14 pin 13 low, sehingga arus dari Vcc,R108, ditandai dengan menyalanya LED D147. dengan T14K low menyebabkan T14A mengalir ke T14K tadi. Apabila pulsa Qn tetap dipertahankan pada posisi high. 7. Siklus berikutnya jika C high, Q low, Q high, D low maka Qn menjadi low menyebabkan Qn menjadi high. Karena C high dan Qn high maka keluarga M15 pin 4 menjadi high, M17 pin 3 high, diinventer oleh M14 pin 13 menjadi low yang ditandai dengan menyalannya LED D148 oleh karena itu arus akan mengalir dari Vcc,T23A menuju ke T23K. 8. Pembangkit osilasi (M6) membagi pulsa clock menjadi dua : apabila pulsa keluarannya dijumlahkan sama dengan pulsa input. Oleh karena pembagian frekuensi ini TR14 dan TR23 bisa berkerja bergantian. Keterangan ganbar pulsa 3.5.2 1. M20 adalah pulsa clock akibat pengisian dan pengosongan kapasitor C34. 2. Pulsa CCHA adalah pulsa low menyatakan CCHA belum aktif dan CCHA high berarti aktif low. 3. Pulsa M19 (10) Q merupakan hasil dari pulsa M20 yang high, pulsa CCHA high oleh gerbang AND dibentuk menjadi high. 4. Pulsa M18 (9) adalah sama dengan pulsa clock karena sifat gerbang AND, yaitu input 1 = 1 ouptput 1 dan input 10 / 00 ouput akan 0. 5. Pulsa M6 (11) / clock pulsa ini sama dengan pulsa M18. 6. Pulsa M6 Q, memperlihatkan fungsi M6 yaitu membagi pulsa keluaran menjadi dua. Apabila pulsa yang satu high : yang lain low. Dan apabila pulsa clock low akan terjadi penahanan pulsa sehingga pulsa dibentuk lebih panjang.

7. Pulsa M16 (1) (6) merupakan pulsa clock atau menggunakan inputnya clock. 8. Pulsa M17 (4) TR14 merupakan pulsa yang telah diblok oleh M15 artinya pulsa clock berharga low menjadi low, high menjadi high sehingga bentuk pulsa yang tadinya ada penahanan dipotong kembali untuk mengaktifkan TR14. 9. Pulsa M17 (3) TR23 merupakan pulsa hasil pemotongan AND gate M15 yang hanya high jika clock high untuk mengaktifkan TR23. 10. Pulsa T1 – T2 output merupakan pulsa yang dihasilkan oleh M16, M17, TR14, M17, TR23. 11. Apabila M16 high, T1 – T2 menjadi high. Jika M16 low, M17 low. T1 – T2 membentuk pulsa low ( pulsa delay time). Sedangkan siklus berikutnya M16 high M17 – TR23 high. M17 – TR14 low, menghasilkan T1 – T2 low negative karena T1 – T2 low negative karena T1 – T2 bertegangan AC.

CARA KERJA GAMBAR 3.6.1 Kita ketahui bahwa pada saat pengisian SCR2 akan aktif sedangkan SCR3 off. Arus akan mengalir dari sisi positif beterai  F2  TR INV  SCR2  T2  Trafo primer  T1  TR INV kembali ke kutub negative baterai. Saat berikutnya arus mengalir dari sisi positif baterai  F2  TR INV  T1  Trafo primer  T2  SCR2  TR INV  kembali kesisi negatif baterai , sehingga tegangan DC baterai pada titik T2 – T1 diubah menjadi AC untuk mengisi capasitor tegangan tinggi. Apabila melakukan tahap persiapan SCR 3 akan aktif dan SCR 2 akan OFF, maka arus akan mengalir dari baterai sisi positif  F2  TR INV  T3  SCR3  TR INV  kembali kesisi negatif baterai ,siklus berikutnya dari sisi positif baterai  F2  TR INV  SCR 3  T3  TR INV  kembali ke negatif baterai. Dari hasil tadi T3 menjadi AC dan X Ray tube stator mendapat tenaga. Hal itu memungkinkan start rotating anoda dan rotasi anoda sebenarnya.

CARA KERJA GAMBAR 3.6.2 Rangkaian gambar 3.6.2 berfungsi untuk rotasi anoda pada saat dilakukan persiapan dengan mengaktifkan sinyal KC Low.

Pada M21 akan mengalir arus dari VCC  R117  R116  mengisi C36 dan pembuangan muatan capasitor C34  ke R116  M21 pin 7 menghasilkan pulsa clock pin 3 M21 secara terus menerus yang merupakan input M18 kaki 5 Pada saat melakukan persiapan KC diberi sinyal low mengakibatkan akan ada arus yang mengalir dari VCC  R309  D135  menuju B11 . bekerjanya M118 membuat tegangan kolektor low, tapi inverter M29 menjadi high Karena CCHA aktif maka M121 tidak bekerja dan tegangan kolektor menjadi high yang diteruskan ke M28 pin 1 . M28 pin 1 dan 2 high , keluarannya akan naik. M19 Q juga menjadi high constant. Output dari M!8 pin 4 dan 11 akan sama dengan pulsa clock M21/M16 pin 11/M15 pin 8 dan 12. oleh M16 pulsa clock dibagi dua. Jika pulsa clock high, Q high, dan D akan high , menghasilkan Q high yang membuat keluaran M15 pin 10 high. M17 pin 4 diinverter oleh M14 menjadi low yang ditandai dengan menyalanya led D147, sehingga akan ada arus yang mengalir dari vcc – R110 – T14A – dan kembali ke T14K. Sedangkan jika clock high,ˉQ low, D low akan membuat ˉQ menjadi high karena M16 bekerja D = Q dan Q dengan ˉQ harus berlawanan . dengan demikian M16 pin 11 dan M17 pin 3 menjadi high , diinverter menjadi low oleh M14 yang ditandai dengan menyalanya led D148 . lownya konektor J30 pin 4 , arus akan mengalir dari vcc  R110  T23A  T23K . Pada saat ccha aktif . M121 bekerja karena ada arus dari vcc  R312  D136  R3 . tegangan kolektor low diinverter oleh M29 pin 2 menjadi high, karena KC tidak aktif dan M118 belum bekerja tegangan kolektornya high yang mengakibatkan M28 pin 4 high, di inverter M14 pin 14 menjadi low, arus mengalir dari Vcc- R228D149 menyala sehingga arus mengalir dari Vcc- R119- SCR2A menuju SCR2K.dengan demikian SCR2K akan aktif. Untuk Ready KC akan aktif dan arus akan mengalir dari Vcc- R309- LED- M118 bekerja- menuju B11 yang low. Tegangan kolektor jatuh di inverter oleh M9 pin 4 jadi high, karena CCHA tidak aktif membuat M121 tidak bekerja dan tegangan kolektor high diumpankan pada M28 pin 1. M28 pin 1 dan 2 high keluarannya akan high pula, tetapi diinverter oleh M14 pin 15 menjadi low yang ditandai dengan menyalanya led D150,kemudian akan ada arus yang mengalir dari VCCR120SCR3Akembali ke SCR3K mengakibatkan SCR3 bekerja.

GAMBAR 3.9.1 Detektor Arus Tabung Fungsi rangkaian ini adalah sebagai pendeteksi arus tabung . Arus tabung yang dihubungkan di antara terminal N1 dengan E dan E dengan N2 berfungsi untuk mencegah berubah – ubahnya tegangan tinggi ke terminal N1 dan N2 ketika hubungan N1-E terjadi oleh beberapa perubahan diluar trafo tegangan tinggi. Selama exposure berlangsung arus tabung mengalir dalam suatu rangkaian yang ditujukan oleh tanda panah seperti pada gambar 3.9.1 ( N1→CN1→C→Anoda→ Katoda→C→CN2→N2→N1 ). Arus mengalir dari kondensator tegangan tinggi kutub positif terus ke Tabung sinar x dan ke kondensator tegangan tinggi sisi negatif keterminal CN2 terus ke N2 dan R183 R184 terus ke N3 dan terakhir ke terminal CN1. Resistor R183 dan R184 merupakan input penguat deferensial yang berfungsi untuk menghilangkan gangguan (noise) . output A11 diperkuat oleh penguat non inverting A7 . ouput A7 adalah sebagai input untuk M203 ( pada M25 ) yang merupakan suatu converter tegangan menjadi frekuensi (V/F) hubungan antara frekuensi dan tegangan tersebut adalah 1V = 20 Khz . frekuensi M203 dibagi 1/10 oleh M24 kemudian output frekuensi M24 dibagi menjadi ½ oleh M23 sehingga

frekuensi hasil converter totalnya dibagi 20 . output M23 merupakan sinyal TMV yang bernilai 100mA = 1Khz . jika nilai cek tidak sesuai maka kita atur tegangan output A7 untuk mencapai 100mA = 1Khz . Sinyal TMV dikirim ke CPU XSYS 86 untuk dicounter dan apabila telah mencapai harga pengesetan dari mAs (I soll ), maka sinyal X-ray menjadi off dan menghentikan penyinaran .

RANGKAIAN INVERTER FET Inverter FET berfengsi untuk mengubah tegangan dari battery utama menjadi tegangan AC 1kHz. Masukannya ke trafo daya T2 dan memperoleh daya bias transistor utama dan daya pemanasan filamen tabung sinar x dari output T2. Jika kita melaksanakan pengisian dengan menekan tombol charge. Sinyal on diberikan pada konektor J5 pin B7 XSYS-86 board ke papan control dan arus akan mengalir dari Vcc. D137 optocoupler M119 bekerja dan menuju sinyal dan B7 yang di berikan. Bekerjanya M119 membuat pada tegangan pada emiter menjadi high yang merupakan input bagi M8 pin 9 dan pin 13.

M10 adalah IC pembangkit osilasi akibat menglirnya arus diri Vcc terus ke D209 yang berfungsi untuk mempercepat pengisian kapasitor C24,kemudian terjadi pembuangan muatan C24 melewati R88 ke pin 7 dari M10 sehingga output pin 3 akan mengeluarkan pulsa clock untuk mentrigger pin 3 pada M6. M6 adalah IC pembagi frekuensi menjadi dua frekuensi yang berbeda. Jika yang satu low yang stunya high. Apabila clock high,Q high, D menjadi high maka keluaran Q akan high dan Q menjadi low. Dengan demikian M8 pin 10akan beroutput high, di inverter oleh M1 pin 13 menjadi low. Sehingga arua akan mengalir dari Vcc terus ke R69 menuju D181 yang menyala. J33 pin 3, dan ke pin 4 yang berharga low. Saat berikutnya jika clock high, Q low. D menjadi low maka keluaran Q menjadi low sedangkan Q berubah menjadi high. Input M8 pin 1 dan 2 high, outputnya akan high diteruskan oleh M8 pin 11 yang juga high, dan inverter oleh M1 pin 14 menjadi low, sehingga arus akan mengalir dari Vcc, R70, D102 yang menyala, pin 1 pada J33 menuju ke pin 2 yang berharga low. Jika J33 pin 4 low dari FE 2K, maka arus akan mengalir dari FE 2A yang high melewati M7 hingga bekerja dan kembali ke pin 4 FE 2K yang low. Dengan demikian arus akan mengalir melewati transistor M7 yang bekerja membias Q14, membias Q13, membias Q12 yang membuat ketiga FET tersebut bekerja kemudian arus kembali ke battery sisi negative. Bekerjanya Q12 mengakibatkan arus supplay akan mengalir dari battery sisi positif menuju konektor J55 pin 2,3,4  FET Q12  konektor J56  26 MB  OM  konektor 55 pin 1 dan kembali ke sisi negative battery. Jika J33 pin 2 low mengakibatkan arus akan mengalir dari J33 pin 1/FE 1A menuju optocoupler M7 1-2 kembali ke FE 1K yang berharga low. Sehingga arus catu daya akan mengalir melewati M7 7-8 mentrigger Q10, mentrigger Q9 yang kesemuanya menjadi aktif dan arus catu daya kembali ke sisi negative bottom. Sekarang arus supplay akan mengalir dari sisi positif battery menuju konektor J55 pin 2,3,4  Q11  J56 pin 3-4  26MA  OM  ke konektor J56 pin 12konektor j55 pin 1 dan kembali ke battery sisi negative. Dengan demikian transformator T2 akan mendapat tegangan AC dan supplay battery yang telah diubah.

RANGKAIAN PEMANAS FILAMEN M10 adalah D flip – flop yang berfungsi menghasilkan osilasi untuk mengaktifkan Ic M6. pengisian kapasitor C24 berasal dari Vcc kemudian R89 melewati D209 dan mengisi C24. sedangkan pengosongan dari C24 melewati R88 dan terus ke pin 7 dari M10. sehingga keluarannya berupa pulsa clock. Keluaran osilasi M10 pada pin 2 dan pin 6 akan di-Orkan oleh M9 dengan output dari M6 pin 1 dan pin 2. kedua output tersebut akan di inverterkan oleh M7. jika CPB dan CPC di cek maka pada pin tersebut akan terdapat gelombang gergaji. Gelombang gergaji ini tersebut akan di bandinngkan oleh komparator A4 dan A3 dengan output dari A2. Nilai penyetelan pemanasan filamen (FVR) dikirim dari XSYS-86 A2 pin J4. FVR adalah pembagi tegangan ,nilai pembagi tegangan FVR dimasukakn ke terminal input kembalikn pada pin 2 dari penguat deferensial pada terminal pembalik A1 lewat R77.

Pada R1 arus akan diubah menjadi tegangan dan deteksi. Nilai deteksi tersebut mengalir dari CP3,R54,difilter oleh C14 melewati R55 dan dimasukakn ke input pembalk pin 3 Penguat deferensiall. Sebelum FVR diatur tegangan deteksi pin 3 lebih besar dari pin 2 sehingga keluaran A1 menjadi positif dan melewati intekrator outputnya dibalik menjadi negatif menyebabkan keluaran A4 dan A3 menjadi low yang diinverterkan oleh M1 menjadi high sehingga optokopler M101 dan M102 tidak bisa bekerja. Apabila nilai penyetelan FVR lebih besar dari nilai yang dideteksi maka keluaran A1 menjadi negatif dan dengan demikian oleh intekrator outputnya menjadi positif sehingga keluaran A4 dan A3 menjadi high.D208 dan D206 di bias maju,oleh inverter akan dijadikan low. Dengan demikian arus akan mengalir dari Vcc,R16,LED optocoupler,menuju pin 15 dari M1.dan arus juga akan mengalir dari Vcc,R19,led optocoupler M102 menuju pin16 pada M1.walaupun let optocoupler telah menyala tetapi SCR Q1 dan SCR Q2 belum tentu bekrja karena masih tergantung dari trfo 120v bagian yang positif atau negatif. Apabila J27 pin 1 positifdan J27 pin 2 negatif,maka arus akan mengalir dari F4 menuju SCR Q2 yang dibias maju dan mengisi capasitor C1 kemudian disearahkan oleh D1 dan akan kembali ke negatif trafo yaittu J27 pin 2. Jika J27 pin 1 negatif dan J27 pin 2 positif,maka arus akan mengalir dari J27 pin 2 melewati SCR Q1 yang telah dibias maju dan disulut oleh optocoupler akan mengisi capasitor C1 dan disearahkan kembali oleh D16 kemudian kembali ke sisi negatif trafo yaitu J27 pin 1. Dari pengisian kapasitor C1 tadi di R1 arus akan diubah menjadi tegangan dan apabila tegangan ini lebih besar dari penyetelanpemanasan filamen (FVR) SCR Q1dan Q2 tidak bekerja lagi. Tegangan C1 dideteksi oleh CP1 yang merupakan masukan dari pin 5 dan dibandingkan dengan tegangan referensi pin 6 oleh komparatorA4. apabila pengisian kapasitor yang dideteksi pin5 lebih besar dari pin 6.maka keluaran pin 7 menjadi high. Melewati D241 dan mentriger pin 13, sehingga Q akan berubah dari low menjadi high oleh M34. selanjutnya diinverter oleh M5 menjadi low. Lownya keluaran M5 pin 11 membuat arus mengalir dari Vcc,R232,mengaktifkan LED D146 yang menandakan charge Over.

Kontrol Grid Bias. Jenis MC25L 50 menggunakan tabung triode. Rangkaian ini berfungsi untuk menghalangi terjadinya exposure dengan membrikan tegangan negative sebesar 2700 volt pada grid dan sisi positif dimasukan kekatoda tabung yang membuat adanya medan listrik antara katoda dan grid sehingga akan menghambaat aliran aliran elektron ke anoda.prinsip rangkaian ini hanya untuk memberikan masukan high pada D dari D flip flopapabila menghendaki terjadinya oscillasi dan bias grid negative sedangkan masukan data (D) low akan menghentikan oscillaasi/terjadinya exposure. M2 adalah multivibrator Astabil yang memenfaatkan pengisian dan pengosongan kapasitor dan keluarannya akan terjadi clok yang merupakan masukan M4.M3 adalah. M3 adalah D flip flop dimana masukan D = Q. ketika D nya high membuat keluaran Q high terus yang menghasilkan keluaran M4 menjadisama seperti pulsa clock sebab sifat gerbang AND demikian pulsa clock tadi dibagi menjadi dua pulsa yang berbeda oleh M5.karena flip flop dihubungkan dengan D maka keluarannya juga tergantung pada Q nya. Berlogika low atau high, Q high, D

menjadi high maka Q high dan Q low sehingga keluarannya M4 di CP3 high,diinverter M3 menjadi low mengakibatkan arus mengalir dari Vcc,M107, optocoupler M109, D105 menyala. Bekerjanya optocoupler M107 dan M109 menyebabkan catu daya transistor mengalir dari T2,disearahkan oleh D2, melalui sisi positif menuju M107, Q13,Q9, dan kembali kesisi negative D2.sedangkan yang lainnyacatudaya dari T2, penyearah D4, sisi positif penyearah, M109, Q15 bekerja, Q11 bekerja, dan kembali kesisi negative penyearah D3 sedankan catu daya untuk M110 menyebabkan aliran arus dariT2.D4 sisi positif \, M110 bekerja. Q16 bekerja, Q14 bekerja, dan arus mengalir menuju sisi negative D4. Dengan aktifnyaFET Q14 dan FET Q10 arus akan mengalir dari sisi positif battery volt DC berubah menjadi AC dan yang utama akibat adanya ossilsi.

Related Documents


More Documents from "Zainal Abidin"

Latihan Hsn.docx
December 2019 4
Larutan_buffer.docx
December 2019 7