BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian. Dalam dunia kemahasiswaan, pengenalan mengenai metodologi penelitian/riset sangat penting. Metodologi penelitian/riset dipelajari sebagai jalur atau langkah yang ditempuh untuk menanggapai suatu masalah sampai kepada kesimpulannya.
B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Metodologi Penelitian/Riset ? 2. Apa prinsip metodologi ? 3. Apa saja jenis metodologi penelitian/riset ? 4. Apa saja pembagian riset ? 5. Bagaimana langkah-langkah penelitian ?
C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian metodologi penelitian/riset. 2. Untuk mengetahui prinsip metodologi. 3. Untuk mengetahui jenis metodologi penelitian/riset. 4. Untuk mengetahui pembagian riset. 5. Untuk mengetahui langkah-langkah penelitian.
1
BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Metodologi Penelitian/Riset Metodologi penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu; dan “logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara saksama untuk mencapai suatu tujuan. Riset atau penelitian pada dasarnya merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh data atau infomasi yang sangat berguna untuk mengetahui sesuatu, untuk memecahkan persoalan (masalah), atau untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.1 Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris research (re berarti kembali dan search berarti mencari). Dengan demikian research berarti mencari kembali. Penelitian adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan suatu sistematika. Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. Beberapa pakar lain memberikan definisi penelitian sebagai berikut: a. David H Penny Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta. b. Suprapto Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan fakta –fakta atau prinsip-prisip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis. c. Sutrisno Hadi Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. d. Mohammad Ali Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu dengan melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.2
1 2
Supranto.2003.Metode Riset.Jakarta:PT.RinekaCipta, hlm: 15 Narbuko,Cholid.2003.Metodologi Penelitian.Jakarta:BumiAksara hlm.1
2
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian. 2. Prinsip Metodologi Beberapa prinsip metodologi oleh beberapa ahli, di antaranya: Rene Descartes Dalam karyanya Discourse On Methoda, dikemukakan 6 (enam ) prinsip metodologi yaitu: 1) Membicarakan masalah ilmu pengetahuan diawali dengan menyebutkan akal sehat (common sense) yang pada umumnya dimiliki oleh semua orang. 2) Akal sehat menurut Descartes ada yang kurang, adapula yang lebih banyak memilikinya, namun yang terpenting adalah penerapannya dalam aktivitas ilmiah. 3) Menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan dipergunakan dalam aktivitas ilmiah maupun penelitian. Descartes mengajukan 4 (empat) langkah atau aturan yang dapat mendukung metode yang dimaksud yaitu: a) Jangan pernah menerima baik apa saja sebagai yang benar, jika anda tidak mempunyai pengetahuan yang jelas mengenai kebenarannya. Artinya, dengan cermat hindari kesimpulan-kesimpulan dan pra konsepsi yang terburu-buru dan jangan memasukkan apapun ke dalam pertimbangan anda lebih dari pada yang terpapar dengan begitu jelas sehingga tidak perlu diragukan lagi, 3
b) Pecahkanlah setiap kesulitan anda menjadi sebanyak mungkin bagian dan sebanyak yang dapat dilakukan untuk mempermudah penyelesaiannya secara lebih baik. c) Arahkan pemikiran anda secara jernih dan tertib, mulai dari objek yang paling sederhana dan paling mudah diketahui, lalu meningkat sedikit demi sedikit, setahap demi setahap ke pengetahuan yang paling kompleks, dan dengan mengandaikan sesuatu urutan bahkan di antara objek yang sebelum itu tidak mempunyai ketertiban baru. d) Buatlah penomoran untuk seluruh permasalahan selengkap mungkin, dan adakan tinjauan ulang secara menyeluruh sehingga anda dapat merasa pasti tidak suatu pun yang ketinggalan. e) Langkah yang digambarkan Descartes ini menggambarkan suatu sikap skeptis metodis dalam memperoleh kebenaran yang pasti. 4) Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan bagi penerapan metode sebagai berikut: a) Mematuhi undang-undang dan adat istiadat negeri, sambil berpegang pada agama yang diajarkan sejak masa kanak-kanak. b) Bertindak tegas dan mantap, baik pada pendapat yang paling meyakinkan maupun yang paling meragukan. c) Berusaha lebih mengubah diri sendiri dari pada merombak tatanan dunia. 5) Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang acap kali terkecoh oleh indera. Kita memang dapat membayangkan diri kita tidak berubah namun kita tidak dapat membayangkan diri kita tidak bereksistensi, karena terbukti kita dapat menyangsikan kebenaran pendapat lain. Oleh karena itu, kita dapat saja meragukan segala sesuatu, namun kita tidak mungkin meragukan kita sendiri yang sedang dalam keadaan raguragu. 6) Menegaskan perihal dualisme dalam diri manusia yang terdiri atas dua substansi yaitu Rescogitans (jiwa bernalar) dan Res-Extensa (jasmani yang meluas). Tubuh (ResExtensa) diibaratkan dengan mesin yang tentunya karena ciptaan Tuhan, maka tertata lebih baik. Atas ketergantungan antara dua kodrat ialah jiwa bernalar dan kodrat jasmani. Jiwa secara kodrat tidak mungkin mati bersama dengan tubuh.
4
Alfred Julesayer Dalam karyanya yang berjudul Language, Truth and Logic yang terkait dengan prinsip metodologi adalah prinsip verifikasi. Terdapat dua jenis verifikasi yaitu: 1) Verifikasi dalam arti yang ketat (strong verifiable) yaitu sejauh mana kebenaran suatu proposisi (duga-dugaan) itu mendukung pengalaman secara meyakinkan 2) Verifikasi dalam arti yang lunak, yaitu jika telah membuka kemungkinan untuk menerima pernyataan dalam bidang sejarah (masa lampau) dan ramalan masa depan sebagai pernyataan yang mengandung makna 3) Ayer menampik kekuatiran metafisika dalam dunia ilmiah, karena pernyataanpernyataan metafisika (termasuk etika theologi) merupakan pernyataan yang Meaning Less (tidak bermakna) lantaran tidak dapat dilakukan verifikasi apapun.
Karl Raimund Popper K.R. Popper seorang filsuf kontemporer yang melihat kelemahan dalam prinsip verifikasi berupa sifat pembenaran (justification) terhadap teori yang telah ada. K.R. Popper mengajukan prinsip verifikasi sebagai berikut : 1) Popper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat dibuktikan kebenarannya melalui prinsip verifikasi. Teori-teori ilmiah selalu bersifat hipotetis (dugaan sementara), tak ada kebenaran terakhir. Setiap teori selalu terbuka untuk digantikan oleh teori lain yang lebih tepat. 2) Cara kerja metode induksi yang secara sistematis dimulai dari pengamatan (observasi) secara teliti gejala (simpton) yang sedang diselidiki. Pengamatan yang berulang -ulang itu akan memperlihatkan adanya ciri-ciri umum yang dirumuskan menjadi hipotesa. Selanjutnya hipotesa itu dikukuhkan dengan cara menemukan bukti-bukti empiris yang dapat mendukungnya. Hipotesa yang berhasil dibenarkan (justifikasi) akan berubah menjadi hukum. K.R. Popper menolak cara kerja di atas, terutama pada asas verifiabilitas, bahwa sebuah pernyataan itu dapat dibenarkan berdasarkan bukti-bukti verifikasi pengamatan empiris. 3) R Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip Falsifa Bilitas, yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya. Maksudnya sebuah hipotesa, hukum, ataukah teori kebenarannya bersifat sementara, sejauh belum ada ditemukan kesalahan-kesalahan yang ada di dalamnya. Misalnya, jika ada pernyataan bahwa semua angsa berbulu putih melalui prinsip falsifiabilitas itu cukup ditemukan 5
seekor angsa yang bukan berbulu putih (entah hitam, kuning, hijau, dan lain-lain), maka runtuhlah pernyataan tersebut. Namun apabila suatu hipotesa dapat bertahan melawan segala usaha penyangkalan, maka hipotesa tersebut semakin diperkokoh.
3. Jenis Metodologi Penelitian Secara umum metodelogi penelitian dapat kita bagi dalam 7 jenis metodelogi, diantaranya : a) Penelitian historis : penelitian yang bertujuan membuat rekunstruksi masa lampau secara
sistematis
dan
objektif
dengan
cara
mengumpulkan,
mengevaluasi,
memverfikasi, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat dan akurat. b) Penelitian diskriptif : penelitian yang bertujuan membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu objek penelitian tertentu. c) Penelitian pengembangan : penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki suatu pola dan perurutan pertumbuhan atau perubahan suatu objek atau gejala. Dimana peneliti ingin melihat hasil yang lebih efektif dan efisien dari hasil yang akan dicapainya. d) Penelitian kasus (lapangan) : penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan intraksi lingkungan suatu unit sosial, baik individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat. e) Penelitian korelasional : penelitian yang bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel atau gejala tertentu terhadap variabel atau gejala lainnya. f) Penelitian tindakan : penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilanketerampilan baru, cara pendekatan baru atau suatu produk pengetahuan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di lapangan secara nyata. g) Penelitian eksperimental : penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sebab akibat tertentu dengan memberikan perlakuan tertentu atau kondisi yang berbeda.3
3
Narbuko,Cholid.2003.Metodologi Penelitian.Jakarta:BumiAksara hlm.17
6
Secara metodologi, terdapat 4 (dua) macam metode penelitain : 1) Metode Kuantitatif : Adalah semua persoalan kehidupan terjadi dalam hubungan sebab akibat. Tindakan manusia merupakan akibat dari sebab-sebab tertentu. 2) Metode Kualitatif : Adalah manusia merupakan makhluk berkehendak bebas (free will) yang bertindak atas dasar keinginan pribadi. 3) Metode Campuran (Mixing Methods) Kuantitatif dan Kualitatif : Adalah logika triangulasi (hasil kualitatif bisa dikembangkan untuk diuji kuantitatif, atau hasil kuantitatif perlu diperdalam kepada para aktor secara kualitatif). 4) Metode Kritis atau Refleksif : Adalah fungsi praksis (perbaikan) ilmu pengetahuan untuk mengkritisi dan mengubah situasi yang tidak manusiawi.
4. Riset secara garis besar : a) Sebuah penyelidikan yang teroganisir, sistematis, tertata, kritis, objektik untuk dijadikan sebuah masalah yang lebih spesifik, yang dilakukan dengan tujuan untuk mencari jawaban atau solusi terhadap masalah tersebut. b) Suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, trkun, dan sistematik, yang bertujuan untuk menemukan, meninterprestasikan, dan merevisi fakta-fakta.
5. Manfaat riset dalam Islam a) Riset bertujuan agar riset yang dilakukan bermanfaat bagi kemaslahatan hidup manusia, baik itu secara teoritis atau akademik maupun secara empirik atau lapangan. b) Mengangkat derajat umat islam dengan adanya riset yang dilakukan kaum muslim sendiri dalam rangka menjunjung tinggi kejayaan umat.
7
6. Pembagian Riset i.
Menurut alasannya riset dapat dibagi menjadi dua : a) Riset Dasar (Basic Reseach) : suatu riset yang mempunyai alasan intelektual
bersifat
teoritis
bertujuan
untuk
pengembangan
ilmu
pengetahuan (intellectual reason) yaitu suatu alasan yang berdasarkan atas keinginan
untuk
mengetahui
semata-mata,
yang
tidak
langsung
mempunyai kegunaan praktis misalnya riset tentangruang angkasa, penyelidikan terhadap bulan, untuk menemukan rumus
matematik,
metode analisis, sistem, teori baru, dan lain sebagainya. b) Riset Terpakai (Applied Reseach) : suatu ruset yang mempunyai tujuan atau alasan praktis (practical reason) yaitu suatu alasan yang berdasarkan keinginan untuk mengetahui dengan tujuan agar bisa melakukan sesuatu jauh lebih baik, efektif dan efesien. ii.
Menurut tempat dapat dibagi menjadi tiga : a) Riset Perpustakaan adalah riset yang dilakukan dengan jalan membaca literatur, berupa buku-buku atau majalah jurnal dan sumber data lainnya di dalam perpustakaan. b) Riset Laboratorium adalah riset yang dilakukan dengan menggunakan alat-alat tertentu di dalam laboratorium yang biasanya bersifat eksperimen di mana dimungkinkan untuk pengontrolan terhadap pengaruh dari faktor tertenu. c) Riset Lapangan adalah riset yang dilakukan dengan jalan mendatangi rumah tangga, perusahaan-perusahaan, sawah-sawah, dan tempat-tempat lainnya.4
iii.
Menurut tekniknya : a) Riset yang dilakukan dengan teknik survei b) Riset yang dilakukan dengan teknik eksperimen. c) Riset dengan menggunakan model ekonometrik
4
Supranto.2003.Metode Riset.Jakarta:PT.RinekaCipta, hlm: 27
8
iv.
Menurut tingkat eksplansi a) Riset deskriptif : informasi yang diperoleh hanya untuk memberikan gambaran/menguraikan tentang suatu keadaan. b) Riset komparatif : informasi yang diperoleh untuk melihat perbedaan tentang apa saja dari dua kelompok (populasi) atau lebih. c) Riset sebab-akibat : informasi yang diperoleh untuk menjawab mengapa. d) Riset multivariant : membahas tentang banyak variabel.
v.
Menurut perspektif Islam: a) Riset istiqra’i : penelitian yang ditujukan untuk mencari kejelasan polapola kebudayaan dan kehidupan sosial manusia. Ini kemudian berkembang menjadi riset ilmu sosial. b) Riset bayani : penelitian yang ditujukan untuk mengenali gejala alam dengan segala gerak-gerik dan prosesnya. c) Riset jadali : untuk mencari hakekat atau kebenaran yang didasarkan oleh cara berfikir rasional (rasionale exercise). d) Riset burhani : eksperimen e) Riset irfani : menjelajah hakekat ajaran islam.
Ayat Al-Quran tentang penelitian/riset dalam (Q.S Yunus : 101) :
Artinya : Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".
Dalam ayat ini Allah menjelaskan perintah-Nya kepada Rasul-Nya agar dia menyuruh kaumnya untuk memperhatikan dengan mata kepala mereka dan dengan akal budi mereka segala yang ada di langit dan bumi. Mereka diperintahkan agar merenungkan keajaiban langit 9
yang penuh dengan bintang-bintang, matahari, bulan, keindahan pergantian malam dan siang, air hujan yang turun ke bumi, menghidupkan bumi yang mati, menumbuhkan tanamantanaman, dan pohon-pohon dengan buah-buahan yang warna-warni dan rasa. Hewan-hewan dengan bentuk dan warna yang bermacam-macam hidup di muka bumi, memberi manfaat yang tidak sedikit kpada manusia. Demikian pula keadaan bumi itu sendiri yang terdiri dari gurun pasir, lembah terjal, dataran yang luas, samudera yang penuh dengan berbagai ikan yang semuanya itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah SWT bagi orang-orang yang berfikir dan yakin kepada penciptanya.
7. Langkah-Langkah Penelitian/Riset Proses pelaksanaan penelitian/riset terdiri dari langkah-langkah yang juga menerapkan prinsip metode ilmiah. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan selama melakukan penelitian/riset adalah sebagai berikut: 1.
Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
2.
Melakukan studi pendahuluan
3.
Merumuskan hipotesis
4.
Mengidentifikasi variabel dan definisi operasional variabel
5.
Menentukan rancangan dan desain penelitian
6.
Menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian
7.
Menentukan subjek penelitian
8.
Melaksanakan penelitian
9.
Melakukan analisis data
10.
Merumuskan hasil penelitian dan pembahasan
11.
Menyusun laporan penelitian dan melakukan desiminasi.
Berikut akan dibahas setiap langkah-langkah penelitian (research), berikut ini:
10
Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah Sebagaimana halnya dalam metode ilmiah, pada penelitian/riset juga harus berangkat dari adanya permasalahan yang ingin pecahkan. Sebelum melaksanakan penelitian/riset perlu dilakukan identifikasi masalah. Proses identifikasi masalah penting dilakukan agar rumusan masalah menjadi tajam dan sebagai bentuk data awal bahwa dalam penelitian/riset tersebut memang dibutuhkan pemecahan masalah melalui penelitian. Identifikasi masalah dirumuskan bersesuaian sebagaimana latar belakang masalah, berdasarkan fakta dan data yang ada di lapangan. Identifikasi masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif, sementara rumusan masalah ditulis dalam bentuk kalimat tanya (berbentuk pertanyaan).
Melakukan Studi Pendahuluan Di dalam penelitian/riset, perlu dilakukan sebuah studi pendahuluan. Peneliti dapat melakukannya dengan menelusuri dan memahami kajian pustaka untuk bahan penyusun landasan teori yang dibutuhkan untuk menyusun hipotesis maupun pembahasan hasil penelitian nantinya. Sebuah penelitian dikatakan bagus apabila didasarkan pada landasan teori yang kukuh dan relevan. Banyak teori yang bersesuaian dengan penelitian, namun ternyata kurang relevan. Oleh karenanya, perlu dilakukan usaha memilah-milah teori yang sesuai. Selain itu studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui pengkajian kepustakaan akan dapat membuat penelitian lebih fokus pada masalah yang diteliti sehingga dapat memudahkan..penentuan..data..apa..yang..nantinya..akan..dibutuhkan.
Merumuskan Hipotesis Hipotesis perlu dirumuskan dalam sebuah penelitian, lebih-lebih penelitian kuantitatif. Dengan menyatakan hipotesis, maka penelitian yang dilakukan peneliti akan lebih fokus terhadap masalah yang diangkat. Selain itu dengan rumusan hipotesis, seorang peneliti tidak perlu lagi direpotkan dengan data-data yang seharusnya tidak dibutuhkannya, karena data yang diambilnya melalui instrumen penelitian hanyalah data-data yang berkaitan langsung dengan hipotesis. Data-data ini sajalah yang nantinya akan dianalisis. Hipotesis erat kaitannya dengan anggapan dasar. Anggapan dasar merupakan kesimpulan yang kebenarannya mutlak sehingga ketika seseorang membaca suatu anggapan dasar, tidak lagi 11
meragukan..kebenarannya.
Mengidentifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel Sebuah variabel dalam penelitian adalah fenomena yang akan atau tidak akan terjadi sebagai akibat adanya fenomena lain. Variabel penelitian sangat perlu ditentukan agar masalah yang diangkat dalam sebuah penelitian ilmiah menjadi jelas dan terukur. Dalam tahap selanjutnya, setelah variabel penelitian ditentukan, maka peneliti perlu membuat definisi operasional variabel itu sesuai dengan maksud atau tujuan penelitian. Definisi operasional variabel adalah definisi khusus yang dirumuskan sendiri oleh peneliti. Definisi operasional tidak sama dengan definisi konseptual yang didasarkan pada teori tertentu.
Menentukan Rancangan atau Desain Penelitian Rancangan penelitian sering pula disebut sebagai desain penelitian. Rancangan penelitian merupakan prosedur atau langkah-langkah aplikatif penelitian yang berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian bagi si peneliti yang bersangkutan. Rancangan penelitian harus ditetapkan secara terbuka sehingga orang lain dapat mengulang prosedur yang dilakukan untuk membuktikan kebenaran penelitian ilmiah yang telah dilakukan..peneliti.
Menentukan dan Mengembangkan Instrumen Penelitian Apakah yang dimaksud dengan instrumen penelitian? Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya. Beragam alat dan teknik pengumpulan data yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan dan jenis penelitian ilmiah yang dilakukan. Setiap bentuk dan jenis instrumen penelitian memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Karena itu sebelum menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian, perlu dilakukan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Salah satu kriteria pertimbangan yang dapat dipakai untuk menentukan instrumen penelitian adalah kesesuaiannya dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Tidak semua alat 12
atau instrumen pengumpul data cocok digunakan untuk penelitian-penelitian tertentu.
Menentukan Subjek Penelitian Orang yang terlibat dalam penelitian ilmiah dan berperan sebagai sumber data disebut subjek penelitian. Seringkali subjek penelitian berkaitan dengan populasi dan sampel penelitian. Apabila penelitian ilmiah yang dilakukan menggunakan sampel penelitian dalam sebuah populasi penelitian, maka peneliti harus berhati-hati dalam menentukannya. Hal ini dikarenakan, penelitian yang menggunakan sampel sebagai subjek penelitian akan menyimpulkan hasil penelitian yang berlaku umum terhadap seluruh populasi, walaupun data yang diambil hanya merupakan sampel yang jumlah jauh lebih kecil dari populasi penelitian. Pengambilan sampel penelitian yang salah akan mengarahkan peneliti kepada kesimpulan yang salah pula.Sampel yang dipilih harus merepsentasikan populasi penelitian.
Melaksanakan Penelitian Pelaksanaan penelitian adalah proses pengumpulan data sesuai dengan desain atau rancangan penelitian yang telah dibuat. Pelaksanaan penelitian harus dilakukan secara cermat dan hati-hati karena kan berhubungan dengan data yang dikumpulkan, keabsahan dan kebenaran data penelitian tentu saja akan menentukan kualitas penelitian yang dilakukan. Seringkali peneliti saat berada di lapangan dalam melaksanakan penelitiannya terkecoh oleh beragam data yang sekilas semuanya tampak penting dan berharga. Peneliti harus fokus pada pemecahan masalah yang telah dirumuskannya dengan mengacu pengambilan data berdasarkan instrumen penelitian yang telah dibuatnya secara ketat. Berdasarkan cara pengambilan data terhadap subjek penelitian, data dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu data langsung dan data tidak langsung. Data langsung adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari sumber data (subjek penelitian), sementara data tidak langsung adalah data yang diperoleh peneliti tanpa berhubungan secara langsung dengan subjek penelitian yaitu melalui penggunaan media tertentu misalnya wawancara menggunakan telepon,,,dan,,sebagainya.
13
Melakukan Analisis Data Beragam data yang terkumpul saat peneliti melaksanakan penelitiannya tidak akan mempunyai makna apapun sebelum dilakukan analisis. Ada beragam alat yang dapat digunakan untuk melakukan analisis data, bergantung pada jenis data itu sendiri. Bila penelitian ilmiah yang dilakukan bersifat kuantitatif, maka jenis data akan bersifat kuantitatif juga. Bila penelitian bersifat kualitatif, maka data yang diperoleh akan bersifat kualitatif dan selanjutnya perlu diolah menjadi data kuantitatif. Untuk itu perlu digunakan statistik dalam pengolahan..dan..analisis..data.
Merumuskan Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada hakekatnya merumuskan hasil penelitian dan melakukan pembahasan adalah kegiatan menjawab pertanyaan atau rumusan masalah penelitian, sesuai dengan hasil analisis data yang telah dilakukan. Pada saat melakukan pembahasan, berarti peneliti melakukan interpretasi dan diskusi hasil penelitian. Hasil penelitian dan pemabahasannya merupakan inti dari sebuah penelitian. Pada penelitian dengan pengajuan hipotesis, maka pada langkah inilah hipotesis itu dinyatakan diterima atau ditolak dan dibahas mengapa diterima atau ditolak. Bila hasil penelitian mendukung atau menolak suatu prinsip atau teori, maka dibahas pula mengapa demikian. Pembahasan penelitian harus dikembalikan kepada teori yang menjadi sandaran..penelitian..ilmiah..yang..telah..dilakukan.
Menyusun Laporan Penelitian dan Melakukan Desiminasi Seorang peneliti yang telah melakukan penelitian wajib menyusun laporan hasil penelitiannya. Penyusunan laporan dan desiminasi hasil penelitian merupakan langkah terakhir dalam pelaksanaan penelitian. Format laporan ilmiah seringkali telah dibakukan berdasarkan institusi atau pemberi sponsor di mana penelitia itu melakukannya. Desiminasi dapat dilakukan dalam bentuk seminar atau menuliskannya dalam jurnal-jurnal penelitian. Ini penting dilakukan agar hasil penelitian diketahui oleh masyarakat luas dan dapat dipergunakan bila diperlukan.
14
15
BAB III KESIMPULAN Kesimpulan Manfaat dari metodologi penelitian/riset adalah : 1. Dapat menyusun laporan/tulisan/karya ilmiah baik dalam bentuk paper, skripsi, thesis maupun disertasi. 2. Mengetahui arti pentingnya riset, sehingga keputusan-keputusan yang dibuat dapat dipikirkan dan diatur dengan sebaik-baiknya. 3. Dapat menilai hasil-hasil penelitian yang sudah ada, yaitu untuk mengukur sampai seberapa jauh suatu hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
16