D. Program Pembinaan Kesehatan Komunitas 1. Pokok-pokok upaya kesehatan a. Peningkatan upaya kesehatan Tujuan peningakatan upaya kesehatan adalah untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang bermutu,mereta dan terjangkau oleh masyarakat terutama yang berpenghasiln rendah dengan peran serta masyarakat secara aktif. Peningakatan upaya kesehatan ini di selenggarakan melalui pendekatan dan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Fungsi puskesmas sebagai pusat pengembangan pembinaan dan pelaaksanaan upaya kesehatan wilayah kerjanya. Secara bertahap puskesmas mengembangkan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, pencegahan dan pembrantasan penyakit khususnya imunisasi penyuluhan kesehatan masyarakat, pengobatan termasuk pelayanan karena kecelakaan, kesehatan sekolah, perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan gigi, kesehatan jiwa, laboraturium sederhana serta pencatatan dan laporan dalam rangka sistem informasi kesehatan. 2) Untuk pemerataan upaya kesehatan sampai desa secara bertahap di bangun puskesmas termasuk puskesmas keliling puskesmas pembantu dan pos kesehatan atau bentuk sarana kesehatan lainya serta di kembangankan peran serta masyarakat dengan upaya pembangunan kesehatan masyarakat pada tingkat desa. 3) Fungsi pelayanan rumah sakit dan laboraturium secara bertahap di tingkatkan supaya menjadi lebih efisien sehinga dapat menampung rujukan dari puskesmas sarana kesehatan lainnya. 4) Pengobatan tradisional yang terbukti berhasilguna dan berdayaguna dibina, dibimbing dan di manfaatkan untuk pelayanan kesehatan. Sedangkan pengawasan dan ketertiban terhadap penyimpangan dan penyalahgunaan yang merugikan masyarakat, secara terhadap di tingkatkan. 5) Penyuluhan kesehatana di tujukan kepada masyarakat melalui kegiatan-kegitan di puskesmas dan sarana kesehatan lainnya, juga melalui pemanfaatan media masa baik yang moderen maupun tradisional untuk mengarahkan dan pengendalikan penyuluhan kesehatan tersebut prlu di adakan pembinaan yang seksama. Sasaran penyuluhan adalah masyarakat dan tenaga kesehatan. b. Perbaikan gizi Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat terutama golongan yang berpenghasilan rendah. sasaran utama upaya ini ialah anak-anak 0-6 tahun.wanita hamil dan menyusui golongan pekerja yang berpenghasilan rendah serta penduduk di daerah rawan pangan. Untuk menjamin tercapainya tujuan tersebut perlu adanya upaya pangan dan gizi nasional yang menjamin ketertiban semua faktor, baik pemerintah maupun masyarakat termasuk swasta. Langkah-langkah dan kegiatan pokok yang di lakukan dalam rangka pelaksanaan upaya ini adalah sebagai berikut: 1) Peningakatan dan perluasan upaya perbaikan gizi keluarga untuk mengembangkan kemampuan perorangan keluarga dan masyarakat dalam kegiatan peningkatan gizi dan mutu hidup.
2) Peningkatan mutu gizi dan bahan pangan yang banyak di konsumsi rakyat ntara lain dengan suplementasi dan fortifikasi bahan pangan sesuai dengan pola masalah gizi utama yang terhadap dalam masyarakat 3) Pemantapan upaya bantuan pangan dengan mengembangkan sistem kewaspadaan (surveillance)pangan dan gizi di daerah rawan pangan. 4) Pengembngan pelayanan gizi di instansi khususnya rumah sakit dan pemberian makanan yang memenui syarat gizi bagi orang yang banyk seperti pabrik, perusahaan, asrama, panti asuhan, penitipan bayi, anak dan lanjut usia. 5) Peningakatan upaya penganeragaman makanan pokok. c. Peningkatan kesehatan lingkungan Upaya ini bertujuan meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka mencapai kualitas hidup yang optimal melalui upaya kesehatan lingkungan dan pelestarian lingkungan yang dinamis serta membangkitkan dan memupuk swasembada masyarakat dalam upaya kesehatan lingkungan. Langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut: 1) Peningkatan kesehatan lingkungan dengan pembangunan sarana yang di perlukan dan peningkatan pemanfaatan serta pemeliharaan sarana yang ada. 2) Peningakatan pengawasan kualitas lingkungan. 3) Pengelolahan lingkungan biologik dan pembinaan lingkungan sosial yang mendukung upaya penyehatan lingkungan 4) Pembinaan upaya penganaan dan penanggulangan masalah kesehatan lingkungan sebagai akibat negatif pembangunan (tekanan pembangunan) d. Pencegahan dan pemberantasan penyakit Tujuan upaya ini adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit. Dalam menentukan penyakit mana yang diberantas di pertimbangan faktor-faktor sebagai berikut: 1) Angka kesakitan atau angka kematian yang tinggi 2) Yang dapat menimbulkan wabah. 3) Yang menyerang terutama bayi, anak-anak, ibu dan angkatan kerja 4) Yang menyerang terutama daerah-daerah pembangunan sosial ekonomi. 5) Adanya metoda teknologi efektif. 6) Adanya ikatan internasional. Langkah pelaksanaan pembrantasan penyakit di lakukan di antara lain: 1) pengebalan(imuniasi) 2) pengobatan penderita, 3) menghilangkan sumber dan perantara penyakit, 4) karantina dan isolasi penderita, 5) perbaikan lingkungan, 6) pengamatan (surviellans) penyakit e. Peningkatan kesehatan kerja Tujuan upaya ini adalah meningkatkn produktifitas kerja melalui peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja. Langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan kerja anatara lain mencangkup: 1) Pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan.
2) Pembinaan lingkungan kerja yang memenuhi syarat kesehatan. 3) Penyelenggaraan upaya kesehatan tenaga kerja dan keluarganya secara menyeluruh. 4) Pembinaan tenaga kesehatan untuk upaya peningkatan kesehatan kerja. 5) Penyusunan, pembakuan dan peraturan syarat-syarat kesehatan bagi tenaga kerja. f. Pengengendalian pengandaan, pengaturan dan pengawasan obat, makanan dan sebagainya Upaya ini bertujuan untuk : 1) Memperluas, meratakan dan meningkatkan mutu upaya kesehatan dengan mencukupi persediaan obat dan alat-alat kesehatan yang bermutu baik dengan penyebaran yang makin merata dn harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat luas secara meningkatkan ketetapan, kerasionalan dan efisien penggunaan upaya ini makin di arahkan kepada peningkatan kemampuan bangsa indonesia. 2) Melindungi masyarakat dari kerugian dan bahaya terhadap penggunaan obat, alat kesehatan, makanan dan minuman, kosmetika dan obat tradisional yang tidak memenuhi syarat kesehatan serta mencegah penyalahgunaan narkotika dan bahan bahaya lainya. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas langkah pokok yang di ambil adalah sebagai berikut: 1) Peningkatan penerapan konsepsi daftar obat esensial nsional dan peningkatan produksi obat esensial oleh pemerintah. 2) Penyempurnaan sistem distribusi obat sektor pemerintah antara lain dengan pembangunan gudang obat dan alat kesehatan tingkat regionl, kabupaten dan rumah sakit. 3) Peningkat produksi bahan baku obat dan simplisia di dalam negri. 4) Peningkatan peran serta sektor swasta dalam pengadaan obat. 5) Peningkatan kemampuan di pusat dan daerah untuk melakukan pemeriksaan dan pengujin terhadap semua obat, makanan, dan minuman, kosmetik dan alat kesehatan obat tradisional, narkotika dan bahan berbahaya lainnya yang beredar dalam masyarakat. 6) Penyuluhan yang memadahi tentang obat, makanan, dan minuman, kosmetik, dan alat kesehatan, nakrotika serta bahan berbhaya lainya bagi tenaga kesehatan dan masyarakat. 7) Pengembangan sistem pengendalian akibat sampingan, keracunan, dan akibatakibat lain yang di sebabkan oleh obat makanan dan minuman kosmetik,alat kesehatan,narkotika dan bahan berbahya lainnya. 8) Pengendalian, pembinaan, pengaturan dan pengawasan mutu produksi, distribusi, lalu lintas dan penggunan obat, makanan dan minuman konsmetik dan alat kesehatan obat tradisional, nakrotika dan bahan berbahaya lainnya. g. Peningkatan manajemen dan hukum Upaya peningkatan kemampuan manajemen dan pengembangan hukum di bidang kesehatan merupakan bagian dari program nasional untuk penyempurnaan administrasi pembangunan dan pembangunan bidang hukum.
Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan hasil guna dan daya guna program bak yang di selenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat. Langkah-langkah yang di ambil dalam upaya ini meliputi antara lain adalah sebagai berikut: 1) Pembinaan fungsi perencanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan. 2) Penyempurnaan administrasi keuangan, perlengkpan, perkantoran, dan lain sebagainya. 3) Penyempurnaan organisasi dan tata kerja untuk di sesuaikan dengan fungsi dan beban kerja. 4) Peningkatan fungsi pengawasan yang mencangkup pengendalian,penilaian dan penertiban. 5) Pengembangan sisitem informasi kesehatan untuk perbaikan manajemen kesehatan di semua tingakat 6) Peningkatan prasarana fisik dan fasilitas kerja. 7) Pembinaan, pengembangan hukum di bidang kesehatan untuk menciptakan ketertiban dan kepastian hukum dan mempelancar pembangunan di bidang kesehatan. h. Pengembangan tenaga kesehatan Tujuan upaya pengembangan tenaga kesehatan adalah: 1) Meningkatkan penyediaan jumlah, jenis dan mutu tenaga kesehatan yang mampu mengemban tugas untuk mewujudkan perubahan, pertumbuhan dan pembaharuan dalam rangka memenuhi kebutuhan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat. 2) Meningkatkan peranan institusi pendidikan tenaga kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan teknologi tepat guna di bidang upaya kesehatan sesuai dengan pengembangan masyarakat, melalui proses pendidikan tenaga kesehatan. juga meningkatkan peran institusi sebagai sumber informasi dan invasi bagi pengembangan program pendidikan tenaga kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas dilakukan kegiatan pokok sebagai berikut ini tersebut: 1) Perencanaan tenaga kesehatan jangaka pendek, menegah dan panjang di lakukan secara menyeluruh dan terpadu dalam kerja sama yang mantap antara bidang upaya kesehatan,pendidikan,dan pengelolahan tenaga kesehatan. 2) Peningkatan pendidikan dan latihan tenaga kesehatan untuk memenuhi kebutuhan program upaya kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat. 3) Pengelolahan atau pembinaan tenaga kesehatan yang mencangkup administrasi pangkal tenaga kesehatan mulai dari pengangkatan, penyebaran sampai mengakhiri profesinya pendayagunaan kesahjetraan sosial, dan pengembangan karier serta keseragaman perlakuan dan perlindungan hukum di tingkatkan agar program kesehatan di lakukan secara berhasil guna dan berdayaguna. i. Penelitian dan pengembangan kesehatan Tujuan upaya penelitian dan pengembangan kesehatan adalah memberikan sarana cipta ilmiah dan teknologi yang diperlukan dalam pembanguan kesehatan. Oleh karena itu upaya ini di susun untuk membantu memecahkan masalah-masalah kesehatan dan mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan program-program kesehatan. Langkah-langkah yang diambil antara lain : 1) Pengembangan iklim yang mengggairahkan penelitian dan pengembangan.
2) Peningkatan kemampuan penelitian dan pengembangan institusional lembaga penelitian. 3) Peningktan kerja sama antara lembaga ilmiah, baik di dalam maupun luar negeri serta kerja sama antara para peneliti dan penyelenggara upaya kesehatan baik di pusat maupun daerah. 4) Pengembangan sistem dokumentasi dan informasi ilmiah kesehatan dan penyebarluasan hasil penelitian. 5) Mengembangkan metodologi penelitian dan pendekatan interdisiplin yang sesuai dengan kebutuhan E. Konsep dan Fungsi Puskesmas 1. Konsep Puskesmas a. Defenisi Suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes). Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. b. Visi dan Misi Puskesmas 1) Visi Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. 2) Misi a) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya. b) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dam masyarakat di wilayah kerjanya. c) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. d) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. c. Upaya Puskesmas 1) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Upaya berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta wajib diselenggarakan puskesmas di wilayah Indonesia. Komponennya : a) Upaya promosi kesehatan b) Upaya kesehatan lingkungan c) Upaya kesehtan Ibu dan Anak serta keluarga berencana d) Upaya perbaikan gizi masyarakat e) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular f) Upaya pengobatan
2) Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Komponennya: a) Upaya kesehatan sekolah b) Upaya kesehatan olahraga c) Upaya perawatan kesehatan masyarakat d) Upaya kesehatan kerja e) Upaya kesehatan gigi dan mulut f) Upaya kesehatan jiwa g) Upaya kesehatan usia lanjut h) Upaya pembinaan pengobatan tradisional d. Program Pokok Puskesmas Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 Program Pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu : 1) Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan 2) Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat). 3) Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita. 4) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll). 5) Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat. 6) Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat. e. Satuan Penunjang Puskesmas 1) Puskesmas Pembantu
Yaitu unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang kecil. 2) Puskesmas Keliling Yaitu unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas. Dengan fungsi dan tugas yaitu memberi pelayanan kesehatan daerah terpencil, transpor rujukan pasien, penyuluhan kesehtan dengan audiovisual. 2. Fungsi Puskesmas Ada tiga (3) fungsi utama yang diemban puskesmas dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dasar (PKD) kepada seluruh target sasaran masyarakat di wilayah kerjanya, yakni sebgai berikut : a. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan 1) Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan. 2) Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. b. Pusat Pemberdayaan Masyarakat 1) Memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat. 2) Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan 3) Ikut menetapkan penyelenggaraan dan memantau pelaksanaan program kesehatan 4) Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat 5) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri 6) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dam menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. c. Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer) secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinanmbungan (continue) yang mencakup : 1) Pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat promotif dan preventif dengan pendekatan kelompok. 2) Pelayanan medik dasar yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga Ketiga fungsi utama puskesmas tersebut dan dengan memperhatikan tujuan akhirnya maka setiap pelaksanan program kegiatan pelayanan kesehatan selalu dilaksanakan dengan memperhatikan landasan strategisnya yaitu : a. Perikemanusian
b. Pemberdayaan dan Kemandirian c. Adil dan merata d. Mengutamakan Manfaat. F. Public Health Nursing Perawatan kesehatan masyarakat adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok beresiko tinggi, dalam pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. (Allender & Spradley). Sementara itu, menurut Stanhope & Lancaster, bahwa keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu sintesa dari praktek keperawatan dan praktek kesehatan komunitas yang diterapkan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan penduduk. Menurut peneliti pengertian keperawatan kesehatan masyarakat yang lebih sesuai dengan kondisi Indonesia adalah yang disampaikan oleh kelompok kerja keperawatan CHS yaitu, suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan terutama pada kelompok resiko tinggi dalam upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat dengan penekanan pada peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan yang diberikan dapat terjangkau oleh komunitas dan melibatkan komunitas sebagi mitra dalam pemberian pelayanan keperawatan. klien dalam keperawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. (Allender & Spradley). Kegiatan Perawat Puskesmas mencakup Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang dilaksanakan perawat Puskesmas sesuai dengan kompetensi, peran dan fungsinya pada semua tatanan pelayanan kesehatan strata pertama baik di dalam gedung (poliklinik rawat jalan Puskesmas, ruang rawat inap Puskesmas, Puskesmas Pembantu) maupun diluar gedung Puskesmas (Puskesmas Keliling, Posyandu, Sekolah, Tempat Kerja, Panti, Rumah Tahanan (Rutan) atau Lembaga Permasyarakatan (Lapas), Rumah Keluarga) dengan prioritas upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan yang wajib dilaksanakan di Kabupaten atau Kota tertentu.(Kemenkes RI,2006). Ada dua istilah yang perlu diketahui sebelum membahas perawatan kesehatan masyarakat, yaitu Public Health Nursing (PHN) dan Community Health Nursing (CHN), kedua istilah tersebut bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia mempunyai arti yang sama yaitu Perawatan Kesehatan Masyarakat. Akan tetapi menurut Freeman, tidak lagi mengunakan istilah public tetapi mengantinya dengan community dikarenakan istilah public mengandung pengertian yang sangat luas dan tidak terbatas. Perawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus (spesialisasi ) dalam ilmu keperawatan. (Ruth).
Menurut beberapa ahli perkesmas adalah sebagai berikut : Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah lapangan khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitatif, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada keluarga yang sehat, individu yang sakit dan tidak dirawat di rumah sakit beserta keluarganya, kelompok masyarakat khusus yang mempunyai masalah kesehatan dimana hal tersebut akan mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. (Helvie, Smith & Maurer,dan Hitchcock). 1. Sasaran Perkesmas Sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akibat faktor ketidaktahuan, ketidakmauan maupun ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah kesehatannya. (Allender & Spradley, 2001). Prioritas sasaran adalah yang mempunyai masalah kesehatan terkait dengan masalah kesehatan prioritas daerah, terutama : yang belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas serta jaringannya), atau sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan tetapi memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah. Menurut Allender & Spradley (2001), sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular (antara lain : TB Paru, Kusta, Malaria, Demam Berdarah, Diare, ISPA/Pneumonia), penderita penyakit degenerative. Sebagai contoh, Pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat pada penderita TB Paru dibagi sesuai daerah binaan, asuhan keperawatan lebih difokuskan pada individu yang sakit belum mencakup seluruh anggota keluarga serta penekanan kegiatan pada aspek preventif dan kuratif. Penemuan kasus dengan pasif promotif case fanding. Kegagalan pengobatan karena kurangnya peran PMO, efek samping obat dan pasien merasa sembuh pada fase lanjutan. (Saluk, 2003). Sasaran keluarga, adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan atau risiko tinggi, dengan prioritas : keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan, keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan reproduksi, penyakit menular, keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan. (Allender & Spradley, 2001) Program perkesmas untuk keluarga miskin masih menjadi prioritas di puskesmas karena konsep dasar perkesmas bertujuan untuk melaksanakan ketiga level pencegahan penyakit dan kelompok sasaran utamanya adalah keluarga miskin dan kelompok resiko tinggi dengan berbagai kerentanannya terhadap masalah kesehatan. (CHS, 1997) Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak terikat dalam suatu institusi. (Allender & Spradley, 2001) Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia Lanjut, Kelompok penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja informal, kelompok masyarakat khusus
terikat dalam suatu institusi, antara lain sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan), lembaga pemasyarakatan (lapas). Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang mempunyai jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain, jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain, cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain. Selanjutnya adalah masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam berdarah, dan lain-lain), masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau akibat lainnya, masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain daerah terpencil, daerah perbatasan, masyarakat di daerah pemukiman baru dengan transportasi sulit seperti daerah transmigrasi. (Allender & Spradley, 2001) Masyarakat seharusnya bukan dijadikan objek intervensi dari pelayanan kesehatan melainkan merupakan mitra kerja dalam setiap kegiatan yang di tujukan terhadap pelayanan kesehatan di masyarakat, dari mulai perencanaan, pelaksanaan program sampai evaluasi kegiatan dilakukan bersama masyarakat, kegiatan ini merupakan lahan dari praktik keperawatan kesehatan masyarakat. (Anderson, 2007) 2. Peran dan Fungsi Perawat Komunitas Kegiatan perawat komunitas dalam membantu komunitas mengatasi masalah kesehatan, perawat komunitas dapat berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat, pendidik kesehatan, konselor, koordinator, konsultan, peneliti dan kolaborator. (Helvie, Smith & Maurer, dan Hitchcock 2009). Perawat memberikan asuhan keperawatan secara langsung terhadap klien, melalui kegiatan pengajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. (Helvie) Perawat komunitas sebagai advokasi diharapkan tanggap terhadap kebutuhan komunitas dan mampu mengkomunikasikan kebutuhan komunitas kepada pemberi pelayanan kesehatan secara tepat, mampu menggunakan sumber-sumber dan dukungan yang tersedia di masyarakat, membantu mengambil keputusan guna mempertahankan dan meningkatkan kesehatan pada individu, kelompok maupun masyarakat. (Hitchcock, 2009) Perawat sebagai pendidik mampu memberikan informasi kesehatan yang dibutuhkan melalui pendidikan kesehatan pada komunitas dan keluarga. (Hitchcock, 2009) Terkait penelitian ini, Perawat dapat memberikan informasi tentang bagaimana perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam merawat penderita, mencegah penularan dan bagaimana memodifikasi lingkungan. Sebagai koordinator perawat harus mempunyai kemampuan dalam mengidentifikasi sumber- sumber yang ada di komunitas, memotivasi dan melakukan koordinasi dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan pada populasi dan keluarga dengan masalah kesehatan. (Helvie,) Perawat perlu bekerjasama dengan pihak pemerintah maupun non pemerintah untuk mendapatkan dukungan. Peran dan fungsi perawat sebagai konseling dapat diberikan pada individu dan keluarga dalam membantu mengatasi masalah, beradaptasi terhadap konsekuensi adanya gangguan kesehatan serta meningkatkan hubungan interpersonal diantara anggota keluarga. (Smith & Maurer)
Peran perawat sebagai peneliti diharapkan mampu membaca riset terkini dan menerapkan penemuan riset tersebut pada praktik sebagai bagian dari aktifitas profesional. (Hitchcock, 1999) Sedangkan peran perawat sebagai konsultan, perawat membantu klien untuk memahami maslah dan membantu mereka dalam mengambil keputusan yang tepat serta sebagai katalisator untuk membuat individu berubah dan menggunakan perubahan. (Anderson,2007)
DAFTAR PUSTAKA Ali, Zaidin.2009. Pokok-pokok Kebijaksanaan Kesehatan Nasional. Depok. Anderson, Elizabeth T. 2001. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik. EGC : Jakarta Dermawan, Carl O. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : Gosyeng Publishing. Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Effendi, Ferry dan Makhfudi. 2009. Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta. Western, J.2004. Pengelolaan Sumber Daya manusia. Bumi Aksara : Jakarta.