Puasa Dan Kesehatan

  • Uploaded by: H Masoed Abidin bin Zainal Abidin Jabbar
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Puasa Dan Kesehatan as PDF for free.

More details

  • Words: 917
  • Pages: 2
Puasa & Kesehatan

َ َ َ َ ‫ن‬ ِ ‫ن‬ ِّ ‫م ال‬ َ ‫م تَتَّقُو‬ َ ِ ‫ما كُت‬ َ ِ ‫منُوا كُت‬ ُ ‫صيَا‬ ْ ُ ‫م لَعَل ّك‬ ْ ُ ‫ن قَبْلِك‬ َ َ‫م ك‬ ُ ُ ‫ب ع َلَيْك‬ َ ‫ن ءَا‬ ْ ‫م‬ َ ‫ب ع َلَى ال ّذِي‬ َ ‫يَاأيُّهَا ال ّذِي‬ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu benpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (QS. Al Baqarah:183) Islam adalah agama yang memberi petunjuk agar manusia dapat mencapai kebahagiaan, baik kebahagian individu maupun kebahagiaan masyarakat, serta kebahagiaan manusia secara menyeluruh, baik di dunia maupun di akhirat. Pada umumnya ulama memandang ajaran Islam memiliki tujuan untuk memelihara lima hal yaitu ; Agama, jiwa, akal, kehormatan (keturunan), dan kesehatan. Salah satu manfaat puasa adalah menjadikan tubuh manusia sehat serta terhindar dari gejala-gejala penyakit. Hal ini dipertegas oleh sabda Rasulullah SAW. yang diriwayatkan oleh Thabrani dan Abu Hurairah r.a. “Berpuasalah niscaya kamu sehat” Ibn al Qayyim al Jauziyyah pernah mengatakan, "Puasa atau berhenti dari makan dan minum (sejak subuh sampai senja hari,) adalah pelindung penyakit dalam jiwa, hati, pikiran, dan tubuh. Ia mempunyai manfaat yang sangat banyak. Aturan makan dalanm puasa menghasilkan obat yang melindungi, melembutkan, dan mencairkan gumpalan-gum-palan (plethora) yang tak dapat diserap oleh usus atau yang tak dapat dikeluarkan dengan mudah oleh tubuh. Aturan makan dalampuasajuga membantu niengendalikan nafsu un-tuk mengkonsumsi makanan dan zat-zat yang membahayakan secara berlebihan. Pengendalian seperti itu diperlukan untuk menyeimbangkan nafsu makan. Puasa sangat baik jika di-lakukan secara seimbang, jika ditunaikan karena perintah agama-yaitu pada saat puasa diwajibkan dalam bulan suci Ramadhan. Kebutuhan tubuh untuk beristirahat sepenuhnya secara priodik dari aktivitas makan (nesitherapy) adalah hal yang Sangat alami. Terlebih lagi, puasa menjaga keseim-bangan di dalam perut serta kekuatan otot. Puasa dapat melemahkan bibit penyakit, membantu memperbaiki sikap dan memberikan hasil yang sangat mengesankan dalam pemeliharaan tubuh. Puasa termasuk dalam katagori peng-obatan spritual (Psychotraphy/ psychichos, yang berkaitan dengan jiwa, dalam bahasa Arab disebut adwiyah ruhaniyyah) dan juga termasuk obat yang alami (natur-opathy; dalam bahasa Arab disebut adwiyah tabi’iyyah). Puasa yang sempurna (limotherapy) adalah salah satu pengobatan terbaik untuk penyakit-penyakit yang disebabkan oleh makan yang terlalu banyak, penyumbatan gastroin-testinal (usus) yang akut, atau sembelit (obstipasi) parah. Puasa adalah cara pengobatan yang lebih baik dan pada menggunakan obat-obatan pencahar. Jika orang yang berpuasa menaati dengan benar persyaratan yang bersifat natural maupun spritual untuk tidak makan, maka hatinya akan merasa tenang. Dia akan memperoleh manfaat yang besar Puasa akan memberikan perlindungan terhadap makanan yang mudah menimbulkan penyakit. Dengan demi-kian, puasa yang dilakukan sesekali itu dapat menyembuhkan penyumbatan pada usus dan memberikan keseimbangan zat-zat yang ada di dalam perut. Sedangkan mengenai manfàat-manfaat yang lain, semua tergantung kepada benar atau tidaknya puasa yang dilakukan seseorang. Demikianlah perkataan ibn Qayyim Aljawziyyah dalam buku Ramadhan motivating Believers to Action an Interfaith Per pective (Meraih Kemuliaan Ramadhan.terj) yang dikutip oleh Muhammad Al-Akili. Orang yang berpuasa adalah orang yang menahan lapar dan dahaga, mengendalikan nafsu ingin makan dan minum, ini dikerjakan oleh orang-orang yang beriman secara ikhlas; motivasinya semata-mata karena mengikuti perintah Allah SWT. Kalaupun banyak hikmah puasa yang dijumpai berdasarkan penelitian ilmiah, namun hal itu berarti dukungan, sehingga puasa merupakan ibadah yang menyenangkan. Puasa tidak memberikan negatif bahkan bagi orang-orang yang sehat dan sebagian penderita penyakit tertentu dapat memberikan dampak positif terhadap fisik dan mentalnya. Tubuh mampu menyesuaikan diri dengan keadaan berpuasa. Sejak seseorang berniat melakukan puasa esok harinya, hipotalamus yaitu bagian otak yang menghimpun informasi mengeluarkan perintah-perintah kepada kelenjar kelenjar hipofisis yang berada dibawahnya. Hipofisis mengatur agar sistem terkait dalam tubuh terutama sistem pencernaan mengadakan persiapan penyesuaian diri dengan akan terhentinya memasukan makanan dan cairan selama lebih kurang 14 jam setiap harinya. Dengan demikian pengeluaran cairan, enzim-enzim dan hormon-hormon oleh kelenjar-kelenjar dikurangi, sehingga keadaan seimbang dalam tubuh tetap terpelihara. Mekanisme pentahanan tubuh memang sangat rapi. Apakah karena tidak adanya pemasukan makanan dan cairan selama imsak (selama berpuasa) perlu diimbangi dengan makanan yang berlebihan setelah berbuka? Tidak, sama sekali tidak perlu. Makanan berlebihan setelah berbuka tidak akan membantu tubuh lebih bertenaga esok harinya, bahkan dengan makan berlebihan akan memaksa tubuh untuk bekerja lebih kenas. Darah akan berkumpul lebih banyak di perut untuk melaksanakan tugas-tugas pencernaan dan penyerapan, sehingga tubuh akan menjadi lebih lemas, lesu. rasa mengantuk dan tidak bertenaga untuk melaksanakan shalat tarawih, tadanus, berzikir dan berpikir. Makanlah secara wajar dan ikutilah petunjuk Rasulullah SAW, yaitu "Makan setelah merasa lapar dan berhentilah sebelum kenyang. Isi lambung seharusnya dibagi 3, yaitu 1/3 untuk makanan, 1/3 untuk minuman dan 1/3 untuk pernafasan" (HR. Ahmad, An-nasa’i dan At-Tirmidzi). Allah Sw berfirman: “Makan dan munumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan" (QS. A1-A’raf: 31) Prof.Dr.H.M. Jusuf Hanafiah mengatakan Rasulullah SAW. Menganjurkan berbuka puasa dengan makan yang manis, misalnya kurma. Anjuran ini sungguh tepat karena makanan yang mengandung glukose (hepar) selain enak rasanya, segera dicerna dan diserap dalam mulut dan lambung. Hal ini berpengaruh dalam meningkatkan kadar gula dalam darah, sehingga rasa lapar segera berkurang.

َ َ َّ ‫م‬ ْ ‫حَلًل طَي ِّبًا وَا‬ ‫ن‬ َ ‫م‬ ِ ‫فَكُلُوا‬ َ ‫م إِيَّاه ُ تَعْبُدُو‬ ْ ِ ‫ة الل ّهِ إ‬ َ ‫ه‬ ْ ُ ‫ن كُنْت‬ َ ْ‫شكُُروا نِع‬ ُ ّ ‫م الل‬ ُ ُ ‫ما َرَزقَك‬ Makan makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepadanya saja menyembah. (QS. An-Nahl: 114).

Puasa adalah suatu pengaturan makan yang sangat bermanfaat dan membawa hati menjadi pasrah kepada Allah SWT, menenangkan hati, jiwa, tubuh dan pikiran. Maha Suci Allah, Tuhan seru sekalian alam. Allahu a’lam.

Related Documents


More Documents from "adam"