Ptk.doc

  • Uploaded by: Fitri Er
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ptk.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 2,568
  • Pages: 9
A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan atau action research merupakan salah satu jenis penelitian yang sering dilakukan oleh para peneliti untuk memperbaiki sistem dan hasil kerja. Sukardi (2009) menjelaskan bahwa penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain. Penelitian ini dapat dilakukan baik secara grup maupun individual dengan harapan pengalaman mereka dapat ditiru atau diakses untuk memperbaiki kualitas kerja orang lain. Hal ini sejalan dengan pernyataan Riduwan (2009) bahwa penelitian tindakan ialah suatu proses yang dilalui oleh perorangan atau kelompok yang menghendaki perubahan dalam situasi tertentu untuk menguji prosedur yang diperkirakan akan menghasilkan perubahan tersebut, setelah sampai pada tahap kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, kemudian melaksanakan prosedur tersebut. Tujuan utama penelitian tindakan, yaitu untuk mengubah situasi, perilaku, organisasi, struktur mekanisme kerja, iklim kerja, sarana ddan prasarana, serta lingkungan disekitarnya. Sukidin (2001) dalam Sukardi (2009) menjelaskan bahwa subjek penelitian tindakan dapat berupa kelas maupun sekelompok orang yang bekerja di industri atau lembaga social lain yang berusaha meningkatkan kualitas kinerja. Sehingga dalam bidang pendidikan, penelitian tindakan biasa disebut dengan penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, di mana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk. Perhatian peneliti diarahkan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu tindakan (Rochiati, 2005). Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdapat tiga unsur, yakni sebagai berikut. 1. Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metedologi ilmiah dengan mengmpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. 2. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuantertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu masalah dalam proses belajar mengajar. 3. Kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) banyak didefinisikan oleh para ahli. Berikut ini beberapa definisi Penelitian Tindakan Kelas oleh beberapa ahli. 1. Menurut Jean Mc Niff dalam Yonny (2010), penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat, antara lain sebagai alat pengembangan kurikulum, sekolah, dan keahlian mengajar.

2. Menurut Rapoport (1970) dalam Hopkins (1993) peneltian tindakan kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu mencapai tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama. 3. Menurut Amat Jaedum (2008), penelitian tindakan kelas adalah salah satu jenis penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelasnya (metode, pendekatan, penggunaan media, teknik evaluasi, dan sebagainya). 4. Ani W (2008) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan penelitian berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran. Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan secara individu maupun kolaboratif. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dapat diterapkan oleh guru di kelas, baik secara perorangan maupun berkelompok dan bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran, serta sebagai alat pengembangan kurikulum, sekolah, maupun keahlian mengajar. Menurut Sumarmo (2006), penelitian tindakan kelas memiliki kelebihan dibandingkan dengan pendekatan lainnya, yaitu bersifat fleksibilitas dan implementasinya merupakan sebuah rancangan yang selalu diikuti dengan pencermatan sedini mungkin, sehingga mampumemberikan perubahan yang diharapkan, dan setelah itu sangat mungkin segera dilakukan perbaikan atau penyempurnaan. B. Ciri-Ciri Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian tindakan kelas memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan metode penelitian lainnya yang banyak digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Ciri-ciri penelitian tindakan kelas dibagi menjadi dua, yaitu cirri-ciri umum dan cirriciri khusus. Ciri-ciri umum penelitian tindakan kelas menurut Cohen dan Manion (1980), yaitu sebagai berikut. 1. Situasional, kontekstual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi dan secara langsung relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja. 2. Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis. PTK bersifat empiris, artinya ia mengandalkan observasinyata dan data prilaku. 3. Fleksibel dan adaptif sehinga memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dan pengabaian pengontrolan karena lebih menekan sifat tanggap dan pengujicobaan serta pembaharuan di tempat kejadian. 4. Partisipatori karena peneliti dan/atau anggota tim peneliti sendiri ambil bagian secara langsung atau tidak langsung dalam melakukan PTK.

5. Self-evaluation, yaitu modifikasi secara kontinu yang dievaluasi dalam suatu yang ada, ang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan cara tertentu. 6. Perubahan dalam praktik didasari pengumpulan informasi atau data yang memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan. 7. Secara ilmiah kuran ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis dan ilmiah. Ciri-ciri khusus penelitian tindakan kelas, diantaranya on the job problem oriented (masalah yang diteliti adalah masalah yang riil atau nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab peneliti) , problem solving oriented (berorientasi pada pemecahan masalah), improvementoriented (berorientasi pada peningkatan mutu), tindakan tertentu untuk memperbaiki PBM di kelas, pengkajian terhadap dampak tindakan, specifics contextual, partiipatory (collaborative), peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi, dan dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus dimana dalam satu siklus terdiri dari tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi dan selajutnya diulang kembali dalam beberapa siklus. Hal tersebut juga selaras dengan ciri-ciri khusus tentang penelitian tindakan kelas yang diungkapkan oleh Whitehead (2003), yaitu sebagai berikut. 1. Dalam PTK ada komitmen pada peningkatan pendidikan. Komitmen itu memungkinkan setiap yang terlibat untuk memberikan andil yang berarti demi tercapainya peningkatan yang mereka sendiri dapat ikut rasakan. 2. Dalam penelitian tindakan kelas, ada maksud jelas untuk melakukan intervensi ke dalam dan peningkatan pemahaman dan praktik seseorang serta untuk menerima tanggung jawab dirirnya sendiri. 3. Pada penelitian tindakan kelas melekat tindakan yang berpengetahuan, berkomitmen, dan bermaksud. Tindakan dalam PTK direncanakan berdasarkan hasil refleksi kritis terhadap praktik terkait berdasarkan nilainilai yang diakini kebenarannya. Tindakan dalam PTK juga dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat diubah kearah perbaikan. 4. Dalam PTK dilakukan pemantauan sistemik untuk menghasilkan data atau informasi yang valid. Mengingat hasil penting PTK adalah pemahaman yang lebih baik terhadap praktik dan pemahaman tentang bagaimana perbaikan ini telah terjadi, pengumpulan datanya harus sistematis sehinga peneliti dapat mengetahui arah perbaikannya dan juga dalam hal apa pembelajaran telah terjadi. 5. Melibatkan deskripsi autentik tentang tindakan. Deskripsi disini bukan penjelasan melainkan rangkaian cerita tentang kegiatan yang telah terjadi dan biasanya dalam bentuk laporan. 6. Perlunya validasi.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa tujuan dan manfaat dalam pelaksanaannya.Berikut ini beberapa tujuan dari penelitian tindakan kelas, antara lain serbagai berikut. 1. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru. 2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat. 3. Peningkatan relevansi pedidikan. 4. Sebagai alat training in service. 5. Sebagai alat untuk memasukan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya mengahambat inovasi dan perubahan. 6. Peningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan mengemankan berbagai jenis keterampilan dan meningkatkannya motivasi belajar siswa. 7. Menigkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan. 8. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah. 9. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran di samping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan juga ditunjukan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di dalamnya. Sejalan dengan tujuan penelitian tindakan kelas di atas, Sukardi (2009) mengemukakan tujuan penting dari penelitian tindakan kelas, yaitu.penelitian tindakan kelas merupakan salah satu strategi guna memperbaiki layanan dan hasil kerja, mengembangkan rencana tindakan untuk meningkatkan apa yang telah dilakukan oleh guru, mewujudkan proses penelitian yang mempunyai manfaat bagi peneliti dan pihak subjek yang diteliti, serta timbulnya kesadaran pada subjek yang ditelii sebagai akibat adanya tindakan nyata guna meningkatkan kualitas. Berdasarkan tujuan penelitian tindakan kelas tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas memiliki tujusn penting, yaitu untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi didalam kelas sehingga dapat meningkatkan atau memperbaiki mutu pembelajaran. Berikut ini beberapa alasan PTK menjadi salah satu pendekatan dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu pembelajaran, antara lain sebagai berikut. 1. Merupakan pendekatan pemecah masalah yang bukan sekedar trial and error. 2. Menggarap masalah-masalah faktual yang dihadapi guru dalam pembelajaran. 3. Tidak perlu meninggalkan tugas utama, yakni mengajar. 4. Guru sebagai peneliti. 5. Mengembangkan iklim akademik dan profesionalisme guru. 6. Dapat segera dilaksanakan pada saatmuncul kebutuhan. 7. Dilaksanakan dengan tujuan perbaikan.

8. Murah biayanya. 9. Desain lentur atau fleksibel. 10. Analisis data seketika dan tidak rumit. Manfaat jelas dan langsung. Selain memiliki tujuan, penelitian tindakan kelas juga memiliki berbagai manfaat, salah satunya membawa dampak tumbuhnya budaya meneliti pada gurur sehingga wawasan dan pengetahuan yang berasal dari pengalaman dalam penelitiannya semakin meningkat. Bahkan pengalaman yang diperoleh guru dalam melakukan penelitian tindakan kelas memungkinkan guru untuk menyusun kurikulum sesuai dengan kebutuhan. Manfaat lain pada penelitian tindakan kelas juga diungkapkan oleh Ani W (2008) dan Sukanti (2008). Manfaat-manfaat tersebut, yaitu sebagai berikut. 1. Menghasilkan laporan-laporan penelitian tindakan kelas yang dapat dijadikan 2. panduan dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil penelitian tindakan kelas yan dilaporkan dapat menjadi artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentinngan antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat dijurnal ilmiah. 3. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya dan tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah dikalangan guru. Hal ini telah ikut mendukung profesionalisme dan karir guru. 4. Mampu mewujudkan kerjasama, kolaborasi, dan sinergi antar-guru dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran. 5. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks local, sekolah dan kelas. 6. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswapun dapat ditingkatkan. 7. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan dan melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh. D. Model Penelitian Tindakan kelas Pada penelitian tindakan kelas terdapat beberapa jenis model yang dapat diterapkan. Berikut ini model-model penelitian tindakan kelas menurut Sukardi (2009), sebagai berikut: 1. Model Kemmis adalah model yang dikembangkan olej Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart tahun 1988, dimana pada model ini terdapat empat komponen penelitian tindakan kelas yang digunakan, yaitu perencanaan, tindakan observasi, dan refleksi pada suatu system spiral yang saling terkait antara langkah uyang satu dengan langkah berikutnya.

2. Model Ebbut adalah model yang menggunakan tiga tingkatan. Pada tingkat pertama terdapat ide awal dikembangkan menjadi langkah pertama, kemudian tindakan pertama tersebut dimonitor implementasi pengaruhnya terhadap subjek yang diteliti. Semua akibatnya akan tercatat secara sistematis termasuk keberhasilan dan kegagalan yang terjadi. Catatan monitoring tersebut digunakan sebagai bahan revisi rencana umum pada tahap kedua. Tingkat kedua, rencana umum hasil revisi dibuat langkah tindakannya, dilaksanakan, dimonitoring efek tindakan yang terjadi pada subjek yang diteliti, didokumentasikan efek tindakan tersebut secara detail dan digunakan sebagai bahan untuk masuk ke tingkat ketiga. Pada tingkatan ketiga, dilakukan tindakan seperti yang dilakukan pada tingkat sebelumnya, didokumentasikan edfek tindakan, kemudian kembali ke tujuan umum penelitian tindakan kelas untuk mengetahui apakah permasalahan yang telah dirumuskan dapat terpecahkan. 3. Model Eliot adalah pengembangan dari model Kemmis yang dilakukan oleh Eliot dan Edelman. Pada model ini, setelah ditemukannya ide dan permasalahan yang menyangkut dengan peningkatan praktis maka dilakukan tahapan reconnaissance atau peninjauan ke lapangan. Tujuan peninjauan ini adalah untuk melakukan studi kelayakan untuk mensinkronkan antara ide utama dan perencanaan dengan kondisi lapangan, sehingga diperoleh perencanaan yang lebih efektif dan dibutuhkan subjek yang diteliti. Setelah diperoleh perencanaan yang baik dan sesuai dengan keadaan lapangan maka tindakan yang terencana dan sistematis dapat diberikan kepada subjek yang diteliti. Pada akhir tindakan, peneliti melakukan kegiatan monitoring terhadap efek tindakan yang mungkin berupa keberhasilan dan hambatan yang disertai dengan fktor-faktor penyebab. Berdasarkan hasil data monitoring, peneliti dapat menggunakannya sebagai bahan perbaikan yang dapat diterapkan pada langkah tindakan keduan dan seterusnya sampai diperoleh informasi atau kesimpulan untuk pemecahan masalah. 4. Model McKernan. Pada model ini terdapat ide umum telah dibuat lebih rinci, yaitu dengan diidentifikasinya permasalahan, pembatasan masalah dan tujuan, penilaian kebutuhan subjek, dan dinyatakannya hipotesis atau jawaban sementara terhadap masalah du dalam setiap tingkatan atau daur. Pada model ini juga perlu diperhatikan bahwa pada setiap tahapan tindakan yang ada selalu dievaluasi guna untuk melihat hasil tindakan, apakah tujuan dan permasalahan penelitian telah dapat dicapai. Jika ternyata tindakan yang diberikan sudah dapat memecahkan masalah maka penelitian dapat diakhiri. Namun sebaliknya, apabila hasil penelitian belum dapat memecahkan masalah maka penelitian harus melakukan siklus berikutnya.

E. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat melakukan penelitian tindakan kelas, adalah sebagai berikut. 1. Setting penelitian menggambarkan kapan dan dimana penelitian akan dilakukan, subyek penelitian yang meliputi siapa, berapa jumlahnya, karakteristiknya, dan kolaboratornya. 2. Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas, meliputi perencanaan, implementasi tindakan atau treatment yang akan dilakukan, monitoring, refleksi. Pada perencanaan diperlukan identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan masalah, dan hipotesis tindakan. Permasalahan yang dapat dikaji dalam penelitian tindakan kelas menurut Diknas, yaitu masalah belajar siswa di sekolah; desain dan strategi pembelajaran di kelas; alat bantu, media, dan sumber belajar; sistem assesmen, evaluasi, dan hasil pembelajaran; pengembangan pribadi peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua dalam proses belajar mengajar; serta masalah kurikukulum. Tahap monitoring pada penelitian tindakan kelas, yaitu dengan memantau keberhasilan pelaksanaan tindakan dengan mengamati kejadian yang berlangsung selama pelaksanaan tindakan. Pada tahap refleksi ini dilakukan oleh kolaborator atau dengan partisipan yangv terkait dengan keberhasilan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Pada tahapan ini menjelaskan mengenai ukuran yang akan dijadikan patokan untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul saat penelitian. 3. Teknik pengumpulan data adalah pengumpulan data-data yang telah diperoleh di lapangan sebagai panduan untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang telah dilakukan pada saat refleksi. Teknik pengumpulan data dapat berupa observasi, wawancara, angket, foto, dan sebagainya. 4. Teknik analisis data merupakan tahapan untuk mengolah dan menafsirkan data yang telah diperoleh dari hasil tindakan yang telah dilakukan. 5. Penyusunan laporan penelitian tindakan kelas dilakukan setelah penelitian berakhir. Susunan laporan penelitian tersebut, yaitu sebagai berikut. A. Halaman Sampul (Judul Penelitian) B. Abstrak C. Kata Pengantar D. Daftar Isi E. Daftar Tabel (jika ada) F. Daftar Gambar (jika ada) G. Daftar Lampiran (jika ada) H. Bab I Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah 2. Identifikasi Masalah 3. Perumusan Masalah 4. Cara Memecahkan Masalah PTK 5. Hipotesis Tindakan 6. Tujuan Penelitian PTK 7. Manfaat Penelitian

I. Bab II Kajian Teori / Pustaka J. Bab III Metedologi Penelitian 1. Setting Penelitian 1.1. Tempat Penelitian 1.2. Waktu Penelitian 1.3. Siklus PTK 2. Persiapan PTK 3. Subjek Penelitian 4. Sumber Data 5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1.1. Teknik Pengumpulan data PTK 1.2. Alat Pengumpul Data PTK 6. Indikator Kerja 7. Analisis Data 8. Prosedur Penelitian 9. Personalia Penelitian 10. Rencana Pembiayaan 11. Rencana Kerja K. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Deskripsi Hasil Penelitian 2. Pembahasan L. Bab V Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan 2. Saran M. Daftar Pustaka N. Lampiran

Daftar Pustaka Jaedun, Amat. 2008. Prinsip-Prinsip Penelitian TIndakan. Makalah Pelatihan PTK Bagi Guru di Provinsi DIY. Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogya. Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta Sukanti. 2008. Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. VI No. 1. Tahun 2008

Sukardi, 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Komptensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara Widayati, Ani. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol VI. No. 1. Tahun 2008 Yoni, Acep.2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas: Peningkatan Kemampuan Menulis Melalui Penelitian Tindakan Kelas Mahasiswa, Guru, dan Dosen. Yogyakarta: Familia

More Documents from "Fitri Er"

Ptk.doc
April 2020 5
Dokumen (2).docx
July 2020 1
Soal.docx
April 2020 0
Bab Ii.docx
July 2020 3