Ptk Bu Novi.docx

  • Uploaded by: Puskesmas Munjul
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ptk Bu Novi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 12,403
  • Pages: 80
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PRAKARYA BUDIDAYA IKAN KONSUMSI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS IX-A SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 SINDANGRESMI TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Oleh: TRI NOVIANTI LIGARWATI R., S.St.Pi NIP. 19781106 200801 2 006

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMP NEGERI 1 SINDANGRESMI TAHUN 2018

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PRAKARYA BUDIDAYA IKAN KONSUMSI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS IX-A SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 SINDANGRESMI TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Oleh: TRI NOVIANTI LIGARWATI R., S.St.Pi NIP. 19781106 200801 2 006

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMP NEGERI 1 SINDANGRESMI TAHUN 2018

i

ii

iii

TRI NOVIANTI LIGARWATI R., S.St.Pi., NIP. 19781106 200801 2 006 “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PRAKARYA BUDIDAYA IKAN KONSUMSI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS IX-A SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 SINDANGRESMI TAHUN PELAJARAN 2018/2019” ABSTRAK Dominasi guru dalam proses pembelajaran ini menjadikan peserta didik bersikap pasif sehingga mereka lebih menunggu apa yang akan diberikan guru dari pada menemukan sendiri pengetahuan atau keterampilan yang mereka butuhkan. Guru kurang menggunakan model pembelajaran yang kreatif dalam pelajaran prakarya budidaya ikan konsumsi. Dalam hal ini peneliti berusaha mengatasi permasalahan tersebut melalui penerapan model kooperatif tipe examples non examples. Penerapan model kooperatif tipe examples non examples dalam proses belajar mengajar diharap dapat membantu pemahaman pikir kritis peserta didik dalam belajar prakarya budidaya ikan konsumsi, sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research) sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah peserta didik kelas IX-A SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandeglang. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data antara lain tes, observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi .Analisis data yang digunakan mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini apabila penguasaan materi peserta didik mencapai 75% dari tujuan yang seharusnya dicapai, dengan nilai KKM 74. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe examples non examples telah meningkatkan proses belajar mengajar dan nilai tes akhir pada proses belajar mengajar siklus 1 dan siklus 2. Pada siklus I nilai rata- rata kelas 74,47, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas 80. Dengan demikian pada ratarata hasil belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II, yaitu sebesar 67,65 begitu pula pada ketuntasan belajar Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi terjadi peningkatan sebesar 80% dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dari siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe examples non examples dapat meningkatkan hasil belajar Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi siswa IX-A SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandgelang.

Kata Kunci: Kooperatif, Examples Non Examples, Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi.

iv

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas kami ucapkan kecuali rasa syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan Penelitian Tindakakn Kelas (PTK) Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi dengan Metode Kooperatif Tipe Examples Non Examples pada Siswa Kelas IX-A Semester 1 SMP Negeri 1 Sindangresmi Tahun Pelajaran 2018/2019 Laporan ini berisi tentang pelaksanaan perbaikan pembelajaran mata pelajaran Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi Masalah ini dingkat berdasarkan pengalaman belajar dikelas. Berdasarkan pengalaman itulah, penulis belum merasa puas dengan hasil yang dicapai. Dalam hal ini penulis mencoba memecahkan masalah tersebut dengan merancang kegiatan perbaikan dengan mengadakan observasi, diskusi dengan teman sejawat. Laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh sebab itu penulis berharap kepada para pembaca berkenan memberikan saran dan masukan agar penulis dapat menyempurnakannya. Kritik dan saran untuk perbaikan isi laporan ini penulis sambut dengan senang hati. Ucapan terima kasih kepada Keluarga besar SMP Negeri 1 Sindangresmi, teman sejawat dan semua pihak yang telah menyumbangkan ide atau gagasan untuk kesempurnaan laporan ini semoga dapat bermanfaat untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan.

Sindangresmi, Maret 2019 Penyusun,

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................

i

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................

ii

HALAMAN PERBAIKAN .........................................................................

iii

ABSTRAK ....................................................................................................

iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................

v

DAFTAR ISI.................................................................................................

vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................

ix

DAFTAR GRAFIK ......................................................................................

x

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................

1

B. Identifikasi Masalah ...............................................................

4

C. Pembatasan Masalah ..............................................................

5

D. Rumusan Masalah ..................................................................

5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................................

6

F. Cara Pemecahan Masalah .......................................................

8

KAJIAN TEORI A. Kajian Teori ............................................................................

9

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ...................................

17

C. Kerangka Berpikir ..................................................................

18

D. Hipotesis Tindakan ................................................................

21

BAB III METODE PENELITIAN A. Seting Penelitian ......................................................................

23

B. Subjek Tindakan ......................................................................

23

C. Sumber Data, Alat dan Teknik Pengumpulan Data ................

23

vi

D. Validasi Data ...........................................................................

30

E. Analisis Keberhasilan ..............................................................

33

F. Prosedur Penelitian ..................................................................

33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal ..........................................................

39

B. Deskripsi Siklus I ....................................................................

42

C. Deskripsi Siklus II ..................................................................

54

D. Pembahasan .........................................................................

62

E. Hasil Penelitian ...................................................................

63

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan .................................................................................

66

B. Implikasi dan Saran ................................................................

67

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

68

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian ........................................................................

26

Tabel 3.2 Tingkat Penguasaan (Taraf Keberhasilan Tindakan) ...............

31

Tabel 4.1 Hasil Tes Awal (Pre Test) ...........................................................

40

Tabel 4.2 Daftar Pembagian Kelompok siklus I ........................................

43

Tabel 4.3 Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus I .........................................

49

Tabel 4.4 Hasil Belajar Peserta didik Siklus I ...........................................

50

Tabel 4.5 Refleksi .......................................................................................

52

Tabel 4.6 Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus II ........................................

58

Tabel 4.7 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II .........................................

59

Tabel. 4.8 Hasil Kerja Kelompok Siklus 1 dan 2 Peserta didik ................

63

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Penelitian ......................................................

64

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Variabel ........................................................

ix

20

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Grafik Peningkatan Hasil Belajar ...............................................

x

64

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Siswa sebagai subjek pendidikan, dituntut belajar

supaya aktif dalam

mencari informasi dan mengeksplorasi sendiri atau secara

berkelompok. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing kearah pengoptimalan pencapaian ilmu pengetahuan yang dipelajari. Diharapkan dalam proses pembelajaran siswa mau

dan

mampu

mengemukakan

pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami, berinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dan guru apabila ada kesulitan. Adapun kenyataannya, aktivitas yang ditunjukkan siswa pada pembelajaran masih rendah seperti rendahnya minat siswa dalam belajar. Pada umumnya siswa cenderung pasif, hanya menerima apa yang di sampaikan guru tanpa bisa mengeluarkan pendapat, bertanya, serta menjawab pertanyaan. Guru merupakan figur yang memegang peranan penting didalam pembelajaran dikelas. Peran utama guru bukan menjadi penyaji informasi yang hendak dipelajari tentang

oleh

siswa,

melainkan

pembelajaran

siswa

cara-cara mempelajari sesuatu secara efektif. Oleh karena itu

pemahaman tentang bebagai teori belajar dan cara-cara memotivasi siswa dalam belajar harus dikuasai oleh guru agar mampu merancang pembelajaran yang menarik dan memotivasi siswa untuk gemar belajar.

1

2

Proses pembelajaran akan dapat berjalan dan respons akan dapat diharapkan kemunculannya jika terjadi dalam situasi yang menyenangkan bagi peserta didik. Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik jika ada dorongan dan kebutuhan yang jelas dari pihak guru maupun peserta didik yang dioperasionalkan dalam tujuan instruksional, tujuan pembelajaran yang harus dapat diukir, sehingga perubahan perilaku siswa dapat jelas terlihat sebagai akibat dari proses pembelajaran. Komponen proses penyelenggaraan pendidikan yang utama adalah guru, karena guru merupakan pelaksana dari proses itu sendiri. Sedangkan komponen- komponen yang menentukan kompetensi adalah penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai dengan topik, penggunaan metode, alat peraga, tingkat perkembangan peserta didik. Berdasarkan

penelitian

yang

dilaksanakan

dalam

proses

pembelajaran Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi siswa kelas IX-A di SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandelang

khususnya pada mata

pembelajaran Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi tingkat pemahamannya masih sangat rendah. Hal ini di karenakan dalam proses pembelajaran strategi yang digunakan guru masih menggunakan metode konverasional, penyajian materi hanya mengikuti buku paket dengan perkembangan seadanya

saja,

serta

tidak

menggunakan

alat

peraga.

Pelaksanaan

pembelajarannya yaitu dalam apersepsi guru kurang menggali pengetahuan awal serta memotivasi siswa. “Belajar yang kita harapkan bukan sekedar mendengar, memperoleh atau menyerap informasi yang disampaikan guru. Belajar

3

harus menyentuh kepentingan siswa secara mendasar. Belajar harus dimaknai sebagai kegiatan pribadi siswa dalam menggunakan potensi pikiran dan nuraninya baik terstruktur maupun tidak terstruktur untuk memperoleh pengetahuan, membangun sikap dan memiliki keterampilan tertentu” (Aunurrahman, 2010:141). Untuk

meningkatkan

kualitas

belajar

hendaknya

mampu

merencanakan program pembelajaran dan sekaligus mampu melaksanakannya dalam bentuk pengelolaan kegiatan belajar. Sudah banyak usaha yang dilakukan kearah peningkatan atau perbaikan hasil belajar antara lain penyempurnaan kurikulum, penataan guru, penyediaan alat materi. Khusus untuk pembelajaran Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi kenyataan dilapangan menunjukkan hasil belajar siswa relatif lebih rendah dibanding hasil belajar studi lainnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu penyebab belum tercapainya ketuntasan hasil belajar diantaranya adalah dalam penyampaian materi guru tidak menggunakan alat peraga atau contoh yang sesuai dan menarik bagi siswa. Dalam materi Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi sebaiknya menggunakan alat peraga seperti contoh gambar daur hidup hewan. Dengan menggunakan gambar atau alat peraga siswa dapat termotivasi untuk belajar. Berdasarkan permasalahan di atas maka upaya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Prakarya Budidaya Ikan Konsusmsi siswa kela IX khususnya IX-A merupakan masalah yang harus di tanggulangi. Salah satu model pembelajaran di duga dapat mengatasi yaitu model pembelajaran kooperatif. Melalui model pembelajaran kooperatif ini siswa

4

dapat belajar lebih aktif mengeluarkan pendapatnya dan suasana yang kondusif untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, keaktifan serta keterampilan sosial seperti keterampilan bekerjasama yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Berdasarkan latar belakang sebagaimana telah diuraikan dimuka, maka dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti memilih judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi dengan Metode Kooperatif Tipe Examples Non Examples pada Siswa Kelas IX-A Semester 1 SMP Negeri 1 Sindangresmi Tahun Pelajaran 2018/2019” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan atas latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi adanya permasalahan sebagai berikut: 1. Selama ini proses pembelajaran Prakarya budidaya ikan konsumsi kelas IX-A masih dikembangkan dengan pendekatan ekspositori, yaitu pendekatan yang berorientasi pada interaksi satu arah dimana guru memegang semua kendali atas proses pembelajaran sedangkan siswa berperan sebagai pihak yang hanaya secara pasif menerima pengetahuan dalam bentuk sudah matang dari guru. 2. Siswa kurang memahami tentang proses diperolehnya konsep, tidak berkesempatan berinteraksi secara mengembang dengan konsep, dan kurang mampu menggunakan konsep untuk sumber analisis atas masalahmasalah yang muncul dalam mengimplementasikan konsep pada masalah riil.

5

3. Mayoritas

siswa

kurang

memahami

materi

pembelajaran

akibat

pembelajaran yang mengarah pada sifat hafalan semata, sehingga mudah hilang dari ingatan karena siswa tidak faham dengan hakikat dari konsep yang ada, latar belakang munculnya konsep, cara perolehan konsep, maupun asal-usul konsep. 4. Hasil belajar siswa masih sangat rendah, dimana nilai prakarya budidaya ikan konsumsi rata-rata dibawah 7,5., dengan ketuntasan belajar yang juga masih dibawah 75%, sedangkan target KKM yang ditetapkan guru adalah 75% siswa tuntas belajar.

C. Pembatasan Masalah Pelaksanaan penelitian ini terbatas pada masalah-masalah sebagai berikut: 1. Proses pelaksanaan pembelajaran Prakarya dengan model kooperatif tipe examples non examples pada siswa kelas IX-A SMPN 1 Sindangresmi 2. Peningkatan hasil belajar siswa yang dicapai setelah dikembangkan model kooperatif tipe examples non examples pada siswa kelas IX-A SMPN 1 Sindangresmi

D. Rumusan Masalah Berdasarkan atas latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang telah diuraikan, dibuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

6

1. Bagaimanakan pelaksanaan proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe examples non examples dalam pembelajaran Prakarya Budidaya ikan konsumi siswa kelas IX-A SMPN 1 Sindangresmi? 2. Seberapa besarkah peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa dalam pembelajaran Prakarya Budidaya ikan konsumi siswa kelas IX-A SMPN 1 Sindangresmi setelah dikembangkan proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe examples non examples?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut: a. Deskripsi tentang pelaksanaan proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe examples non examples dalam pembelajaran Prakarya Budidaya ikan konsumi siswa kelas IX-A SMPN 1 Sindangresmi. b. Deskripsi tentang besarkah peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa dalam pembelajaran Prakarya Budidaya ikan konsumi siswa kelas IX-A SMPN 1 Sindangresmi setelah dikembangkan proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe examples non examples. 2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam dua aspek sebagai berikut:

7

1) Manfaat Teoretis Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pustaka pengetahuan kependidikan tentang perbaikan proses pembelajaran di kelas, khususnya dalam pembelajaran kooperatif tipe examples non examples untuk bidang Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi. 2) Manfaat Praktis a) Bagi guru Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru untuk terkait dengan langkah-langkah yang efektif dalam melaksanakan proses pembelajaran prakarya budidaya ikan konsumsi dengan model kooperatif tipe examples non examples. b) Bagi siswa Hasil penelitian yang dilaksanakan di sekolah diharapkan dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa, meningkatkan minat belajar siswa, dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam bidang studi Prakarya budidaya ikan konsumsi. c) Bagi sekolah Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi bagi sekolah untuk dikembangkannya proses pembelajaran yang berorientasi pada proses, bukan hanya pada tersampaikannya materi, sehingga terjadi dampak yang berupa peningkatan output pendidikan di sekolah.

8

F. Cara Pemecahan Masalah Perbaikan pembelajaran dengan model pembelajaran ketrampilan proses pada prinsipnya dilaksanakan dengan melibatkan siswa secara langsung untuk mengelola pengetahuan dan pengalaman yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang memberikan kesempatan seluasluasnya pada siswa untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan pengamatan,maupun penelitian, dan mengkomunikasikan hasil perolehan tersebut. Guna menemukan langkah pelaksanaan model pembelajaran keterampilan proses yang terbaik, dilakukan dengan prosedur siklus, yang dalam penelitian ini dilaksanakan 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I merupakan pelaksanaan proses pembelajraan keterampilan proses tahap awal sebagai bentuk perbaikan atas proses pembelajaran sebelumnya, sedangkan siklus II merupakan tahap perbaikan atas siklus I yang dilaksanakan dengan cara mempertahankan aspek-aspek yang menguntungkan selama pelaksanaan siklus 1 dan menghilangkan aspekaspek yang merugikan selama pelaksanaan siklus 1, serta dilaksanakannya perbaikan-perbaikan atas kendala-kendala yang muncul dalam siklus1. Akhir dari siklus dalam penelitian tindakan kelas untuk model pembelajaran keterampilan proses diharapkan merupakan temuan atas prosedur pembelajaran yang memiliki banyak keuntungan-keuntungan dengan minimalnya faktor-faktor pengganggu, sehingga diharapkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik dari sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar Belajar dilakukan secara sengaja ataupun tidak disengaja untuk mengembangkan kemampuan individual secara optimal dan berlangsung sepanjang hayat hidup kita. Susanto (2013: 4) mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru, sehingga memungkinkan seseorang mengalami perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak. Rahman dan Amri (2014: 39) menyatakan belajar merupakan aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri. Belajar menjadikan anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil. Kasmadi dan Sunariah (2014: 31) mengemukakan pengertian belajar yaitu suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan yang dialaminya, sehingga memperoleh pengetahuan tentang suatu objek tertentu. Berdasarkan paparan para ahli di atas, peneliti menyimpulkan belajar adalah suatu rangkaian proses kegiatan yang dilakukan individu secara sengaja dengan tujuan adanya perubahan perilaku baik sikap,

9

10

pengetahuan, maupun keterampilan. Proses belajar tersebut terjadi dalam keadaan sadar untuk memperoleh konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru, sehingga memungkinkan seseorang mengalami perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak. 2. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, apabila penyampaian informasi dilakukan dengan berbagai arah untuk membantu siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya masing-masing. Rahman dan Amri (2014: 41) menyatakan pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru untuk membelajarkan siswa yang belajar. Thobroni (2015: 19) menyatakan upaya yang dilakukan guru tersebut tidak semata-mata dilakukan dalam waktu singkat. Pembelajaran dilakukan berulang-ulang dan menyebabkan adanya perubahan perilaku yang disadari dan cenderung bersifat tetap. Sumantri pembelajaran

(2015:

adalah

3)

mengemukakan

rangkaian

kegiatan

lebih

yang

lanjut

dirancang

bahwa untuk

memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi siswa dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi. Kegiatan pembelajaran dapat terwujud melalui metode pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada siswa. Wenger (dalam Huda, 2014: 2) menyatakan bahwa pembelajaran bukanlah aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang ketika ia tidak melakukan aktivitas lain. Pembelajaran juga bukanlah

11

sesuatu yang berhenti dilakukan oleh seseorang. Pembelajaran bisa terjadi di mana saja dan pada level yang berbeda-beda, secara individual, kolektif, ataupun sosial. Singkatnya, pembelajaran merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Alam kehidupan dan berkehidupan, manusia membutuhkan keterampilan tangan untuk memenuhi standar minimal dan kehidupan sehari-hari sebagai kecakapan hidup. Keterampilan harus menghasilkan karya yang menyenangkan bagi dirinya maupun orang lain serta mempunyai nilai kemanfaatan yang sesungguhnya, untuk itu pelatihan berkarya dengan menyenagkan harus dimulai dengan memahami estetika (keindahan) sebagai dasar penciptaan karya selanjutnya. Dalam rangkaian menemukan karya yang bermanfaat dilatihkan mencipta, memproduksi dan memelihara yang ada kemudian memperoleh nilai

kebaruan

(novelty)

sehingga

bermanfaat

untuk

kehidupan

selanujutnya. Prinsip

mencipta,

yaitu

memproduksi

dan

mereproduksi

diharapkan meningkatkan nilai sensibilitas terhadap kemajuan jaman sekaligus mengapresiasi teknologi kearifan lokal yang telah mampun mengantarkan manusia Iondonesia mengalami kejayaan pada masa lalu. Oleh karenanya, pembelajaran Prakarya di tingkat sekolah lanjutan pertama didahului dengan wawsan keteknologian hasil kearfian lokal menuju teknologi terbarukan.

12

Pelatihan dimulai dengan memahami fakta, prosedur, konsep maupun dalil yang ada melalui studi perorangan, kelompok maupun projektif agar memberi dampak kepada pendidikan karakter yang berupa kecerdasan kolektif. Hasil pembelajaran melalui eksplorasi alami maupun artifisial ini akan memanfaatkan sebagai media sekaligus bahan pelajaran, sehingga berdasarkan nilai ekosistem dan keberlajutan materialnya. Mata

Pelajaran

Prakarya

dapat

digolongkan

ke

dalam

pengetahuan transcience-knowledge, yaitu mengembangkan pengetahuan dan melatih keterampilan kecakapan hidup berbasis seni dan teknologi. Pembelajaran ini berawal dengan melatih kemampuan ekspresi-kreatif untuk menuangkan ide dan gagasan agar menyenangkan orang lain, dan dirasionalisasikan secara teknologis sehingga keterampilan tersebut bermuara apresiasi teknologi terbarukan maupun kearifan lokal, hasil yang ergonomis serta aplikatif dan ekosistem dalam memanfaatkan lingkungan sekitar Lingkup materi pelajaran Prakarya di SMP sederajat disesuaikan dengan potensi sekolah, daerah setempat, karena sifat mata pelajaran ini menyesuaikan dengan kondisi dan potensi yang ada di daerah tersebut. Oleh karenanya bisa merupakan pilihan alternatif, dengan minimal 2 materi atau bahan ajar yang disediakan. Namun demikian sedapat mungkin dilanksanakan berdasarkan kebutuhan utama daerah tersebut, agar membekali secara keteknikan maupun wawasan ide yang berasal dari teknologi kearifan lokal.

13

3. Hasil Belajar Hasil belajar diperoleh siswa dalam proses pembelajaran untuk melihat tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Rahman dan Amri (2014: 44) mengemukakan hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Terjadinya perubahan perilaku tersebut dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan siswa sebagai hasil belajar dan proses interaksi dengan lingkungannya yang diwujudkan melalui pencapaian hasil belajar. Kemampuan yang dimiliki harus dipandang secara komprehensif bukan secara terpisah. Thobroni (2015: 22) menyatakan hal serupa bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Suprijono (2009: 5) mendefinisikan hasil belajar merupakan suatu pola–pola perbuatan, nilai– nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Susanto (2013: 5) mendefinisikan hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melakukan kegiatan belajar. Kunandar (2013: 277) menjelaskan hasil belajar siswa adalah hasil nilai ulangan harian siswa yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran. Ulangan harian dilakukan setiap akhir proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau kompetensi tertentu. Fokus hasil belajar yang dilihat pada penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif (pengetahuan). Anderson dan Krathwohl

14

(dalam Kusaeri 2014: 35) merevisi taksonomi Bloom dari satu dimensi menjadi dua dimensi, yaitu dimensi proses kognitif (cognitive process) dan dimensi pengetahuan (types of knowledge). Dimensi proses kognitif merupakan hasil revisi dari taksonomi Bloom ranah kognitif. Anderson mengklasifikasikan proses kognitif menjadi enam kategori, yaitu ingatan (remember), pemahaman (understand), aplikasi (apply), analisis (analyze), evaluasi (evaluate), dan kreatifitas (create). Dimensi pengetahuan diklasifikasi

menjadi

empat

kategori,

yaitu

pengetahuan

faktual

(factualknowlwdge), pengetahuan konseptual (conceptual knowledge), pengetahuan prosedural (procedural knowledge), dan pengetahuan metakognisi (metacognitive knowledge). Kegiatan belajar yang menunjukkan pemahaman antara lain: mengungkapkan gagasan, menceritakan kembali, mendeskripsi dengan kata-kata sendiri, menjelaskan gagasan pokok, membedakan, dan membandingkan. Kata kerja operasional yang menunjukkan tingkatan pemahaman yaitu menjelaskan, mencirikan, membandingkan, menghitung, mengubah,

menguraikan,

mendiskusikan,

menjumlahkan,

menggali,

menjalin,

mencontohkan,

menyimpulkan, merangkum, dan menjabarkan.

membedakan, mengemukakan,

15

4. Model Kooperatif Tipe Example Non Example a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non Example Konsep pembelajaran kooperatif lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Suprijono (2009: 61) menyatakan model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa

prestasi

akademik,

toleransi,

menerima

keragaman,

dan

pengembangan keterampilan sosial. Slavin (2009: 4), model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Heterogen di sini berkaitan dengan tingkat prestasi belajar, jenis kelamin, dan latar belakang keluarga. Berdasarkan uraian para ahli di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif. Examples non examples merupakan model pembelajaran dengan mempersiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajian gambar ditempel atau memakai LCD/OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan refleksi (Roestiyah, 2001: 73). Djamarah (2006: 1) dijelaskan bahwa

16

examples non examples adalah model pembelajaran yang menggunakan contoh. Contoh-contoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar. Model pembelajaran ini membuat siswa lebih tertarik dalam pembelajaran. Rochyandi (2004: 11), model pembelajaran kooperatif tipe example non example adalah model pembelajaran yang mengaktifkan siswa dengan cara guru menempelkan contoh gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan gambar lain yang relevan dengan tujuan pembelajaran, kemudian siswa disuruh untuk menganalisisnya dan mendiskusikan hasil analisisnya, sehingga siswa dapat membuat konsep yang esensial. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe example non example adalah model pembelajaran dengan mempersiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajian gambar ditempel atau memakai LCD/OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan refleksi. Model pembelajaran ini membuat siswa lebih tertarik dalam pembelajaran.

b. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non Example Model pembelajaran kooperatif tipe example non example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media

17

untuk menyampaikan materi pelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe example non example bertujuan mendorong siswa untuk belajar berpikir kritis dengan memecahkan permasalahan-permasalahan yang termuat dalam contoh-contoh gambar yang disajikan (Huda, 2013: 234). Model pembelajaran kooperatif tipe example non example adalah model pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh melalui kasus atau gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar, melalui model pembelajaran kooperatif tipe example non example ini siswa diharapkan dapat memilih dan menyesuaikan contoh-contoh yang ada melalui gambar tersebut, sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Hamzah, 2014 : 117). Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan model pembelajaran kooperatif tipe example non example yaitu mendorong siswa untuk belajar berpikir kritis dengan memecahkan permasalahan-permasalahan yang termuat dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Siswa diharapkan dapat memilih dan menyesuaikan contoh-contoh yang ada melalui gambar tersebut, sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, melalui model pembelajaran kooperatif tipe example non example.

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian eksperimen dalam skripsi ini adalah sebagai berikut.

18

1. Fadilla (2016) dengan judul skripsinya “Meningkatkan Aktivitas dan Hasil belajar IPS dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non Example pada Siswa Kelas IV SDN Bumi Sari”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan metode example non example pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 2. Damiati (2013) dengan judul skripsinya “Pengaruh Metode Pembelajaran Examples Non Examples terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Bangun Datar Kelas VII MTSN Karangrejo Tulung Agung Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013”.sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh penerapan metode pembelajaran examples non examples terhadap hasil belajar matematika. 3. Irawanti (2013) dengan judul skripsinya “Keefektifan Metode Examples Non Examples terhadap Hasil Belajar Materi Pengelolaan Sumber Daya Alam pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Toyareka Purbalingga”. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan membuktikan adanya perbedaan yang signifikan antara pembelajaran yang menggunakan metode examples non examples dengan yang tidak menggunakan metode examples non examples.

C. Kerangka Berpikir Kerangka Berpikir merupakan kesimpulan untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel-variabel yang ada dalam penelitian. Sugiyono (2015: 91) menyatakan kerangka berpikir merupakan metode konseptual tentang

19

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting. Peneliti mempunyai keyakinan bahwa variabel bebas berkaitan dengan variabel terikat, seperti yang telah diungkapkan dalam kajian pustaka. Salah satu tujuan pembelajaran prakarya budidaya adalah siswa mampu memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model pembelajaran prakarya budidaya, menyelesaikan model pembelajaran, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Model kooperatif tipe example non example dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam menggambarkan suatu konsep berkaitan dengan soal prakarya budidaya ikan. Model kooperatif tipe example non example melibatkan siswa dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example dan non example. Penerapan pembelajaran prakarya budidaya dengan model kooperatif tipe example non example dapat membuat siswa lebih terampil dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan soal prakarya budidaya serta mengembangkan kemampuannya untuk berpikir kritis. Siswa juga dapat melatih kemampuan mengingat berdasarkan gambaran konsep prakarya budidaya yang benar ketika menyelesaikan soal atau memecahkan masalah karena proses belajar yang sistematis dan menarik. Siswa difasilitasi untuk bekerja sama dalam kelompok serta menghargai pendapat orang lain pada saat pemecahan masalah melalui media gambar. Jika

20

hal-hal tersebut dapat terwujud, maka diharapkan model kooperatif tipe example non example dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi siswa. Berdasarkan pokok pemikiran di atas, memungkinkan model kooperatif tipe example non example berpengaruh terhadap hasil belajar prakarya budidaya siswa. Hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar kerangka pikir sebagai berikut. Gambar 2.1 Kerangka Konsep Variabel

X

Y

Keterangan: X

= model kooperatif tipe example non example

Y

= hasil belajar prakarya budidaya ikan konsumsi siswa = pengaruh

Berdasarkan gambar 1 di atas, alur kerangka pikir dapat dideskripsikan bahwa model kooperatif tipe example non example yang dilakukan pada saat proses pembelajaran prakarya budidaya dapat membuat siswa lebih tertarik dan termotivasi terkait pemecahan masalah berupa prakarya budidaya. Siswa dilibatkan dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example dan non example.

21

D. Hipotesis Tindakan Menurut Sugiyono (2015: 64) “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Hipotesis peneliti menyatakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example Prakarya budidaya ikan konsumsi siswa kelas IX-A SMP Negeri Sindangresmi Kabupaten Pandeglang”

BAB III METODE PENELITIAN

A. Seting Penelitian Adapun desain penelitian yang dimaksud adalah berupa tindakan dari kegiatan guru maupun kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Proses pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe examples non examples. Sebelum dilakukan proses siklus I dan siklus II maka terlebih dahulu peneliti melakukan pre tes (tes awal) dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Adapun materi pada pre tes adalah materi prasyarat. Jika para siswa dalam menyelesaikan materi prasyarat banyak mengalami kendala maka pembelajaran tersebut akan diajarkan kembali. Proses pembelajaran

tindakan berulang (siklus) yang terdiri dari dua

siklus yaitu siklus I dan siklus II. Dimana materi pembelajaran pada siklus II berdasarkan perbaikan-perbaikan yang menjadi kelemahan pada siklus I. Pelaksanaan siklus bisa dikatakan berhenti apabila proses pembelajaran dan hasil evaluasi sudah sesuai dengan materi, sedangkan pelaksanaan tindakan bisa berlanjut (siklus II) apabila proses pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran dan hasil evaluasi belum sesuai dengan ketuntasan yang diharapkan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai yang ingin dicapai. Bila target pencapaian kompetensi belum tercapai, maka dilaksanakan siklus tambahan. Sedangkan untuk ketuntasan individu, setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas/paham secara individu terhadap materi

22

23

pelajaran yang disajikan apabila siswa mampu memperoleh nilai diatas kriteria ketuntasan minimal. Untuk ketuntasan klasikal (secara menyeluruh), sesuai dengan petunjuk teknik penilaian, dikatakan tuntas secara klasikal terhadap materi pelajaran

yang disajikan jika ketuntasan klasikal mencapai

80% siswa yang tuntas. Artinya siswa yang tidak tuntas maksimal mencapai 20%, sedangkan 80% siswa yang tuntas dari jumlah siswa. Jika ketuntasana klasikal belum dicapai, maka diadakan tindakan perbaikan dalam dalam proses pembelajaran. B. Subjek Tindakan Subjek dalam peneltian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IX- A SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandeglang Tahun Pelajaran 2018/2019 , dengan jumlah siswa 33 orang terdiri dari 18 laki-laki dan 16 perempuan.

C. Sumber Data, Alat dan Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan asal penelitian guna memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk bahan kajian dalam menganalisis data. Pada penelitian ini sumber data yang dibutuhkan adalah dari : a.

Siswa Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi yang diperoleh secara sistemik selama pelaksanaan pada siklus pertama sampai siklus kedua, hasil evaluasi dan hasil wawancara.

24

b.

Guru Sumber data guru berasal dari lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi dengan menggunakan media gambar.

c.

Data Dokumen Sumber data dokumen berupa data awal nilai hasil tes membaca sebelum dilakukan tindakan

2. Alat Pengumpulan Data a.

Data Kuantitatif Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar / nilai berupa keterampilan siswa dalam membaca.

b.

Data Kualitatif Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dalam membaca, aktivitas guru dalam pembelajaran, dan wawancara serta catatan lapangan dalam penggunaan media kartu huruf.

3. Teknik Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

25

Tes yang digunakan adalah soal uraian yang dilaksanakan pada saat pra tindakan maupun pada akhir tindakan, yang nantinya hasil tes ini akan di olah untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran yang menerapkan metode examples non examples pada mata pelajaran Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi. Subyek dalam hal ini adalah peserta didik kelas IX-A harus mengisi item-item yang ada dalam tes yang telah direncanakan, guna untuk mengetahui tingkat keberhasilan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini, tes yang diberikan ada 2 macam yaitu: 1) Pre-Test (tes awal), tes yang diberikan sebelum tindakan sebelum tindakan. Tujuan dari Pre- Test ini adalah untuk mengetahui pemahaman peserta didik tentang materi yang akan diajarkan. Fungsi pre test adalah untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik, setelah hasil pre test tersebut nantinya dibandingkan dengan hasil post tes. Dalam hal ini, pre test dilakukan secara tertulis, meskipun bisa saja dilaksanakan secara lisan atau perbuatan. 2) Post Test (tes akhir), yaitu tes yang diberikan setiap akhir tindakan untuk mengetahui pemahaman peserta didik dan ketuntasan belajar peserta didik pada masing-masing pokok bahasan. Tujuan dari Post Test ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman dan hasil belajar peserta didik terhadap materi yang akan diajarkan dengan menerapkan metode examples non examples. Fungsi Post Test adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap

26

kompetensi yang ditentukan baik secara individu maupun kelompok. Tes yang diberikan berupa tes tulis, pada post tes pertama dan kedua dengan bentuk soal uraian. Pengambilan data hasil post tes dilaksanakan setiap akhir siklus. Kriteria penilaian dari hasil tes ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Kriteria Penilaian Tingkat Penguasaan 86 - 100% 76 - 85% 60 - 75% 55 - 59 ≤54%

Nilai Huruf A B C D TL

Bobot

Predikat

4 3 2 1 0

Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali

Untuk menghitung hasil tes, baik pre test maupun post test pada proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe examples non examples digunakan rumus percentages correction sebagai berikut : 𝑆=

𝑅 × 100 𝑁

Keterangan : S : Nilai yang dicari atau yang diharapkan R : Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N : Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 : Bilangan tetap. b. Observasi Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Observasi dilakukan untuk mengamati segala

27

aktivitas peserta didik selama kegiatan pembelajaran di kelas. Observasi tidak hanya digunakan dalam kegiatan evaluasi, tetapi juga dalam bidang penelitian

lainnya.

Tujuan

utama

observasi

adalah

(1)

untuk

mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan, (2) untuk mengukur perilaku kelas, interaksi antara peserta didik dan guru, dan faktor-faktor yang yang dapat diamati lainnya, terutama kecakapan sosial. Kegiatan evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik, seprti tingkah laku peserta didik pada waktu belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain-lain.

c. Wawancara Wawancara

adalah

bentuk

komunikasi

antara

dua orang,

melibatkan yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu Menurut Moleong

wawancara

adalah

percakapan

dengan

maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Bagi peserta didik, wawancara dilakukan untuk menelusuri dan mengali pemahaman peserta didik tentang materi yang diberikan. Pengumpulan data dengan wawancara bertujuan untuk memperoleh data

28

yang

diperlukan

dengan

cara

yang

akurat

dan

dapat

dipertanggungjawabkan. Melalui wawancara ini, peserta didik dapat mengeluarkan isi hatinya secara lebih bebas, pertanyaan-ertanyaan yang kurang jelas dapat dijelaskan lagi dan sebaliknya jawaban yang belum jelas dapat diminta lagi dengan lebih terarah dan lebih bermakna. Adapun instrumen wawancara sebagaimana terlampir.

d. Catatan Lapangan Catatan lapangan adalah tulisan-tulisan atau catatan-catatan mengenai segala sesuatu yang didengar, dilihat, dialami, dan bahkan dipikirkan oleh peneliti selama kegiatan pengumpulan data dan merefleksikan data tersebut dalam kajian penelitiannya. Membuat catatan lapangan merupakan salah satu cara melaporkan hasil observasi, refleksi dan reaksi terhadap masalah-masalah kelas. Catatan ini berupa coretan seperlunya yang sangat dipersingkat, berisi kata-kata kunci, frasa, pokokpokok isi pembicaraan atau pengamatan. Dalam penelitian ini catatan lapangan digunakan untuk melengkapi data yang tidak terekam dalam instrumen pengumpulan data yang ada dari awal tindakan sampai akhir tindakan. Dengan demikian diharapkan tidak ada data penting yang terlewatkan dalam kegiatan penelitian ini. Catatan lapangan dalam penelititan ini berasal dari catatan selama pembelajaran berupa data aktifitas peserta didik, aktifitas guru dan proses belajar mengajar dengan menggunakan metode examples non examples.

29

e. Dokumentasi Dokumentasi, berasal dari kata dokumen yang berarti barangbarang tertulis.

Di

dalam

melaksanakan

dokumentasi,

peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan- peraturan, catatan harian dan sebagainya. Dalam pengertian yang luas, dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja, tetapi berupa benda- benda peninggalan seperti prastati dan simbol-simbol. Dokumentasi hanyalah nama lain dari analisis tulisan atau analisis terhadap isi visual dari suatu dokumen. Buku teks, essay, surat kabar, novel, artikel, majalah, buku resep, pidato politik, iklan, gambar nyata, dan isi dari hampir setiap komunikasi visual dapat dianalisis dengan berbagai cara. Kesadaran setiap orang atau kelompok, sikap, nilai-nilai, dan gagasan juga dapat diungkapkan dalam dokumen yang dihasilkan. Pemahaman sumber data lewat studi dokumen menjadi pelengkap bagi peneliti. Untuk lebih mudah memperkuat hasil penelitian ini peneliti menggunakan dokumentasi berupa foto-foto pada saat peserta didik melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode examples non examples pada materi sumber-sumber energi, kegunaan dan cara menghematnya.

30

D. Validasi Data Validitas data atau keabsahan data merupakan kebenaran dari proses penelitian. Validitas data dipertanggung jawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Strategi yang bisa digunakan untuk meningkatkan validitas meliputi empat langkah, antara lain face validity (validitas muka), triangulation (triangulasi), critical reflection (refleksi kritis), catalic validity. Untuk meningkatkan validitas penelitian tindakan kelas ini dengan meminimalkan subjektivitas melalui triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data untuk memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding. Langkah ini dapat ditempuh dengan menggunakan berbagai sumber data untuk meningkatkan kuantitas penilaiaan. Adapun bentuk triangulasi ada empat, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode, triangulasi penyidik, dan triangulasi teori. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan triangulasi sumber yaitu dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda, yaitu pengamatan dari proses pembelajaran, tes unjuk kerja siswa, silabus, RPP, hasil wawancara tentang pembelajaran Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi. E. Analisis Keberhasilan Keberhasilan pembelajaran peneliti dalam peneliti dalam penelitian ini dapat dilihat segi proses dan dari segi hasil. Hal ini sebagaimana E. Mulyasa bahwa kualitas pembelajaran didapat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari

31

segi proses yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah jika ketuntasan belajar peserta didik terhadap materi mencapai 75% dan peserta didik yang mendapat 70 setidak-tidaknya 75% dari jumlah seluruh peserta didik. Untuk mendeskripsikan data tentang keberhasilan atau ketuntasan belajar peserta didik dalam sub bahasa digunakan rumus prosentase berikut: 𝑁𝑃 =

𝑅 × 100 𝑆𝑀

Keterangan : NP = nilai persen yang dicari atau yang diharapkan R = skor mentah yang diperoleh SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = bilangan tetap Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan berdasarkan tabel tingkat penguasaan menurut Ngalim Purwanto sebagai berikut: Tabel 3.2 Tingkat Penguasaan (Taraf Keberhasilan Tindakan) Tingkat Nilai Bobot Predikat Penguasaan Huruf 86 - 100% A 4 Sangat baik 76 - 85% B 3 Baik 60 - 75% C 2 Cukup 55 - 59 D 1 Kurang ≤54% TL 0 Kurang sekali Untuk memudahkan dalam mencari tingkat keberhasilan tindakan, sebagaimana yang telah dikatakan E. Mulyasa bahwa : Kualitas pembelajaran didapat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses pembelajaran diketahui berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75% peserta didik terlibat secara aktif baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran. Disamping itu menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar

32

yang besar dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan tingkah laku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebesar 75%. Sedangkan proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Ini dapat ditentukan dengan berbagai pertimbangan, diantaranya dengan melihat data dari hasil tes. ketentuan minimal (KKM) untuk mata pelajaran Prakarya Budidaya Ikan adalah 73. KKM ini akan digunakan peneliti sebagai barometer keberhasilan belajar peserta didik kelas IX-A pada mata pelajaran Prakarya Budidaya Ikan. Artinya, jika hasil tes peserta didik telah mencapai ketuntasan 100% atau kurang-kurangnya 75% dari jumlah peserta didik memperoleh nilai 70 atau tepat pada KKM yang telah ditentukan, maka pembelajaran dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat dikatakan berhasil. Dalam penerapannya, apabila ketuntasan pada siklus I belum mencapai target yang telah ditentukan maka harus dilaksanakan lagi siklus II dan seterusnya sampai ketuntasan yang diharapkan telah tercapai. F. Prosedur Penelitian Secara umum prosedur penelitan ini dapat dibedakan dalam 2 tahap yaitu tahap pra tindakan dan tahap tindakan.

33

1. Pra Tindakan Penelitian ini dimulai dengan tindakan pendahuluan atau refleksi awal. Pada refleksi awal kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: a.

Meminta izin kepada kepala sekolah untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

b.

Melakukan dialog dengan guru mata pelajaran lain. Pada tahap ini

peneliti mencari tahu tentang pembelajaran yang biasa

digunakan di dalam kelas. c.

Menentukan subjek penelitian yaitu peserta didik kelas IX-A SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandeglang.

d.

Membuat soal tes awal.

e.

Melakukan tes awal.

2. Tindakan Berdasarkan temuan pada tahap pra tindakan, disusunlah rencana tindakan perbaikan

atas

masalah-masalah

yang

dijumpai dalam proses

pembelajaran. Pada tahap ini peneliti menetapkan dan menyusun rancangan perbaikan pembelajaran dengan strategi. Secara umum kegiatan peneliti ini dapat dibedakan dalam 2 tahap yaitu tahap pendahuluan (pra tindakan) dan tahap tindakan.

34

Siklus I a. Perencanaan Tindakan (planning) Pelaksanaan tindakan dalam siklus I disusun berdasarkan hasil observasi hasil kegiatan pra tindakan. Rancangan tindakan ini disusun dengan mencakup beberapa diantaranya: 1) Menentukan tujuan pembelajaran 2) Mempersiapkan materi pembelajaran 3) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran 4) Menyiapkan media pembelajaran 5) Menyiapakan lembar kerja peserta didik 6) Menyiapkan post tes siklus I 7) Menyiapkan lembar observasi aktifitas guru dan aktifitas peserta didik. b. Tahap Pelaksanaan Tahap

pelaksanaan

pembelajaran pembelajaran.

yang

Prakarya

dimaksudkan Budidaya

Ikan

adalah

melaksanakan

dengan

rancangan

Rencana tindakan dalam proses pembelajaran ini

adalah sebagai berikut: 1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan model examples non examples pada mata pelajaran Prakarya Budidaya Ikan peserta

didik kelas

Kabupaten Pandeglang.

IX-A SMP Negeri 1 Sindangresmi

35

2) Peneliti memberi tes penempatan pada kegiatan pra tindakan dan tes akhir pada setiap siklus dalam kegiatan belajar mengajar. c. Hasil Pengamatan Aktifitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung maupun aktifitas peneliti dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya. Pada saat melakukan observasi yang diamati adalah aktivitas seluruh peserta pembelajaran

didik

kelas

IX-A selama

Prakarya Budidaya Ikan di dalam kelas dengan

menggunakan lembar observasi

yang telah disediakan, dan

mencatat hal-hal atau peristiwa yang terjadi di dalam kelas. Dalam pelaksanaan observasi dibantu oleh teman sejawat dan seorang guru kelas IX-A SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandeglang. d. Refleksi Refleksi ini dilakukan pada akhir siklus I. Tujuan dan kegiatan yang dilakukan antara lain: 1). Menganlisa tindakan siklus I 2). Mengevaluasi hasil dari tindakan siklus I 3). Melakukan pemaknaan dan penyimpulan data yang diperoleh. Siklus II a.

Perencanaan tindakan Perencanaan tindakan dalam siklus II ini disusun berdasarkan hasil perbaikan pada siklus I. rancangan tindakan ini disusun dengan mencakup beberapa antara lain:

36

1) Menentukan tujuan pembelajaran 2) Mempersiapkan materi pembelajaran 3) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran 4) Menyiapkan media pembelajaran 5) Menyiapakan lembar kerja peserta didik 6) Menyiapkan post tes siklus II 7) Menyiapkan lembar observasi aktifitas guru dan aktifitas peserta didik. b.

Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan perbaikan pelaksanaan tindakan yang dilakukan berdasarkan siklus I, mulai dari kegiatan menyampaikan tujuan, penyampaian materi, pembagian kelompok sampai kegiatan evaluasi.

c.

Hasil Pengamatan Pengamatan terhadap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan tindakan siklus II, sikap peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.

d.

Refleksi Tahap ini merupakan tahapan dimana peneliti melakukan introspeksi diri terhadap tindakan pembelajaran dan penelitian yang dilakukan. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi inilah

37

suatu perbaikan tindakan selanjutnya di tentukan. Kegiatan dalam tahap ini adalah: 1) Menganalisa hasil pekerjaan peserta didik. 2) Menganalisa hasil wawancara. 3) Menganalisa lembar observasi peserta didik. 4) Menganalisa lembar observasi penelitian. Hasil analisa tersebut, peneliti melakukan refleksi yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan apakah kriteria yang telah di tetapkan tercapai atau belum. Jika sudah tercapai dan telah berhasil maka siklus tindakan berhenti. Tetapi sebaliknya jika belum berhasil pada siklus tindakan tersebut, maka peneliti mengulang siklus tindakan dengan memperbaiki kinerja pembelajaran pada tindakan berikutnya sampai berhasil sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Secara umum, tahap-tahap penelitian tindakan siklus

II

sama dengan siklus I. Hanya yang membedakan adalah perbaikanperbaikan rancangan

pembelajaran

berdasarkan

tindakan

pada

siklus I yang dirasa kurang maksimal. Penelitian ini dilakukan maksimal sampai siklus 3, hal ini dikarenakan waktu yang terbatas. Jika setelah siklus 1 sudah menunjukkan keberhasilan maka penelitian diselesaikan pada siklus 1. Jika dari hasil analisis dan refleksi, indikator keberhasilan pada siklus1 belum tercapai, maka dirancang kembali rencana perbaikan

38

yang akan dilaksanakan pada siklus 2 dengan tahapan kegiatan yang sama dengan

siklus

1

dengan

tambahan

upaya

untuk

mengurangi kekurangan di siklus 1. Penelitian dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya (siklus 3), jika hasil siklus 2 juga belum memuaskan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Deskripsi Kondisi Awal Rendahnya hasil belajar peserta didik menjadi dasar pertimbangan untuk dilaksanakannya penelitian. Tahap ini akan dipaparkan hasil penelitian tentang penerapan model kooperatif tipe examples non examples untuk meningkatkan hasil belajar Prakarya Budidaya IX-A SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandeglang. Berdasakan data yang diperoleh, jumlah peserta didik kelas IX-A sebanyak sebanyak 33 peserta didik, peserta didik laki-laki 18 anak dan peserta didik perempuan 15 anak. Sesuai kondisi kelas pada umumnya kemampuan peserta didik sangat heterogen dilihat dari nilai tes sebelumnya. Sesuai dengan rencana kesepakatan dengan guru pengampu mata pelajaran Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi, pada hari Senin 03 September 2018 peneliti memasuki kelas IX-A untuk mengadakan pengamatan. Peneliti mengamati secara cermat situasi dan kondisi peserta didik kelas IX-A yang dijadikan subyek penelitian. Pada hari itu juga peneliti mengadakan tes awal (pre test). Tes awal tersebut diikuti oleh 34 peserta didik. Pada tes awal ini peneliti memberikan 5 buah soal, Adapun pedoman pre test sebagaimana terlampir (lampiran 4). Adapun hasil pre test Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi kelas IX-A dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut:

39

40

Tabel 4.1 Hasil Tes Awal (Pre Test) NO Kode Peserta Didik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

ADE SUMANTRI AHMAD DIMYATI DEDE SIFA AMELIA DIVA AGUSTIN ENDAH SEPTIANI FARIZH SURYADI FEBRI ANDIKA FIRMA YULITA FITRIA LESTARI HALIMAH IRFAN ITA SETIANI M. GUNTUR SULAEMAN M. NURSA’AD M. RAHMAN R. M. RONI MUHADI CANDRA A. MUHAMAD H. NANA HERLANA NENG HALIAH OPAH AGUSTIAN RAHMAWATI RIMA A. RAMA RINJANI PUTRA RENGGA DENI S. RIAN TRISUDA RISKA FEBIANTI SAEPUDIN SANWANI SARNITI SEPTIANA SITI HAMDAH SUDIANA SULAEMAN Rata-rata Total Skor

L L P P P L P P P P L P

Nilai Tes Awal 75 70 70 75 72 57 40 75 72 70 57 75

TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS

L

60

TIDAK TUNTAS

L L L L L L P L P P L L P L L P P P L L

75 70 75 60 70 75 75 72 72 75 70 75 75 70 50 75 30 30 75 76 65,75 1923

TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS

L/P

Keterangan

41

Jumlah peserta didik keseluruhan Jumlah peserta didik yang Tuntas Jumlah peserta didik yang tidak tuntas Ttuntas Jumlah peserta didik yang tidak ikut tes Persentase ketuntasan

34 14 20 41,18%

Berdasarkan hasil pre test yang peneliti lakukan, ternyata beberapa peserta didik nilanya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi yang telah ditetapkan SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandeglang. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa peserta didik yang tuntas adalah 14 peserta didik, sedangkan 20 peserta didik belum tuntas belajar dari jumlah keseluruhan 34 peserta didik. Maka persentase ketuntasan belajar peserta didik dapat dihitung menggunakan cara sebagai berikut: Hasil pre-test menunjukkan

bahwa

hasil

belajar

peserta didik

masih rendah. Dengan prosentase 41,18 dan nilai rata-rata peserta didik 65,75. Rata-rata ini belum sesuai dengan syarat mencapai ketuntasan belajar yaitu >73% dari jumlah peserta didik dalam satu kelas. Hal ini jelas menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik kelas IX-A belum menguasai materi sumber energi, kegunaan dan cara menghematnya pada mata pelajaran Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi. Dari hasil tes tersebut peneliti mulai merencanakan tindakan yang akan dipaparkan pada bagian selanjutnya yaitu mengadakan penelitian pada Budidaya Ikan Konsumsi dengan menggunakan model kooperatif tipe examples non examples. Hasil tes ini nantinya akan peneliti gunakan sebagai acuan untuk meningkatkan hasil belajar yang akan dicapai oleh peserta didik.

42

E. Deskripsi Siklus 1 Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini terbagi dalam 4 tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap hasil pengamatan dan tahap refleksi yang membentuk suatu siklus. Secara lebih jelasnya masing-masing tahap dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut: 1) Tahap Perencanaan Tindakan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: a.

Melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran Prakarya Budidaya Ikan kelas Prakarya Budidaya IX-A SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandeglang.

b.

Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

c.

Menyiapakan materi yang akan diajarkan yaitu tentang Budidaya Ikan Konsumsi

d.

Menyiapkan media gambar sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran

e.

Menyiapkan lembar tes formatif siklus I untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah diterapkannya model kooperatif tipe examples non examples.

f.

Membuat lembar observasi terhadap peneliti dan aktivitas peserta didik selama pelaksanaan proses pembelajaran di kelas

g.

Melakukan koordinasi dengan teman sejawat/pengamat mengenai pelaksanaan tindakan

43

Tabel 4.2 Daftar Pembagian Kelompok siklus I Kelompok

Nama

Jenis Kelamin

ADE SUMANTRI Lele

AHMAD DIMYATI FARIZH SURYADI

L

IRFAN M. GUNTUR SULAEMAN Nila

M. NURSA’AD M. RAHMAN RAPIYANTO

L

M. RONI MUHADI CANDRA ANUGRAH MUHAMAD HASANUDIN Gurame

NANA HERLANA

L

OPAH AGUSTIAN RENGGA DENI SAPUTRA RIAN TRISUDA SAEPUDIN Patin

SANWANI

L

SUDIANA SULAEMAN DEDE SIFA AMELIA DIVA AGUSTIN ENDAH SEPTIANI Mas

FEBRI ANDIKA

P

FIRMA YULITA FITRIA LESTARI HALIMAH ITA SETIANI NENG HALIAH RAHMAWATI RIMA ASTUTI Mujaer

RAMA RINJANI PUTRA .P RISKA FEBIANTI SARNITI SEPTIANA SITI HAMDAH

P

44

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap pelaksanaan ini peneliti melakukan tindakan selama 1 kali pertemuan, yaitu pada hari Senin tanggal 10 September 2018. Peneliti dalam

melaksankan

penelitian

membuat

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Adapun

rencana

pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Tahap Awal

peneliti bertindak sebagai guru, serta memulai pelajaran dengan mengucapkan salam. Kemudian mengkondisikan kelas agar peserta didik siap mengikuti pelajaran. Selanjutnya peneliti memotivasi peserta didik agar bersemangat dalam belajar, mengikuti pembelajaran dengan baik, tidak takut untuk mengemukakan pendapat terkait dengan materi serta menyampaikan tujuan

pembelajaran

yang

ingin

dicapai.

Setelah

itu

peneliti

menyampaikan apersepsi berupa tanya jawab kepada peserta didik mengenai materi sumber energi, kegunaan dan cara menghematnya. Kegiatan Inti. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti yaitu peneliti menggunakan model kooperatif tipe examples non examples dalam pembelajaran. Pada tahap ini, kegiatan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe examples non examples dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dipersiapkan, yaitu penyampaian kompetensi yang akan dicapai, penyajian

materi

sebagai

pengantar,

membentuk 6 kelompok dan setiap kelompok mendapat lembar kerja kelompok yaitu menganalisis gambar yang di tempelkan di papan tulis,

45

perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk menyampaikan hasil kerja kolompok, penambahan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, dan kesimpulan. Tahap

penyampaian

kompetensi

yang akan

dicapai,

kegiatan

penyampaian kompetensi yang akan dicapai diawali dengan penyampaian kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam pembelajaran. Kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik yaitu

peserta

didik mendeskripsikan hasil pengamatan tentang jenis ikan konsumsi yang dapat di kembangkan sesuai kebutuhan wilayah setempat Tahap penyajian materi

sebagai pengantar, peneliti menjelaskan

materi mengenai sumber energi, kegunaan dan cara menghematnya dengan menggunakan media gambar sebagai contohnya. Dalam penyajian materi peneliti hanya menyampaikan sedikit saja, tidak banyak hanya membahas sekilas mengenai Budidaya Ikan Konsumsi. Peserta didik menyimak apa yang dijelaskan oleh peneliti. Tahap selanjutnya peneliti menbentuk menjadi 6 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 sampai 7 anak. Setiap kelompok mendapat lembar kerja kelompok. Peneliti menjelaskan cara mengerjakan soal dari lembar kerja kelompok, yaitu setiap kelompok menganalisis gambar yang di tempelkan di depan kelas dan mengerjakannya bekerjasama antar kelompok. Tahap pemanggilan perwakilan kelompok, setiap perwakilan kelompok maju kedepan kelas untuk membacakan hasil kerja kelompoknya dan

46

seterusnya. Pemanggilan pertama peneliti menawarkan kepada kelompok yang mau sukarela untuk maju kedepan kelas untuk membacakan hasil dari kerja kelompok tersebut. Dan untuk seterusnya sesuai urutan kelompok. Jawaban yang benar dan peneliti bersama peserta didik yang lain memberi penghargaan berupa tepuk tangan kepada kelompok tersebut. Tahap penambahan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Peneliti menambah penjelasan materi mengenai jenis ikan konsumsi yang dapat di kembangkan sesuai kebutuhan wilayah setempat yang ada di lembar kerja kelompok. Peneliti memberi kesempatan kepada peserta didik agar bertanya jika ada materi yang belum dipahami oleh peserta didik. Tahap kesimpulan. Peneliti bersama peserta didik menyimpulkan pelajaran yang telah dilakukan. Peneliti membimbing peserta didik untuk menyimpulkan jenis ikan konsumsi yang dapat di kembangkan sesuai kebutuhan wilayah setempat. Peneliti memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya materi yang belum difahami oleh peserta didik. Kemudian peneliti menjelaskan kembali materi yang dirasa masih kurang oleh peserta didik. Langkah selanjutnya peneliti membagikan lembar kerja post test (tes akhir) untuk mengukur hasil belajar peserta didik setelah peneliti mengajar materi sumber energi, kegunaan dan cara menghematnya menerapkan model kooperatif tipe examples non examples.

47

Peserta didik diharapkan bisa mengerjakan post test dengan tepat waktu. Dalam mengerjakan post test peserta didik dilarang untuk bekerja sama dengan teman. Pelaksanaan tes berjalan dengan baik namun beberapa peserta didik berusaha melihat jawaban atau bertanya kepada teman sebangkunya. Peneliti memberi peringatan peserta didik tersebut untuk tidak mencontek jawaban temannya dan mengerjakan sendiri sesuai kemampuannya masing-masing. Hal ini menunjukkan ada beberapa peserta didik kurang siap menghadapi tes yang diberikan oleh peneliti. Setelah tes berakhir peneliti memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Tidak lupa peneliti juga menyampaikan pesan moral agar peserta didik patuh orang tua dan menerapkan materi yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti juga memberi motivasi peserta didik untuk lebih giat lagi dalam belajar. Selanjutnya peneliti menutup pembelajaran dengan membaca Hamdallah bersama-sama dan mengucap salam serta peserta didik menjawabnya dengan serempak. Kemudian peserta didik keluar untuk pulang dan berjabat tangan dengan peneliti dan guru. 3) Tahap Hasil Pengamatan Tahap

hasil

pelaksanaan tindakan.

pengamatan

dilakukan

Pada

ini

tahap

peneliti

bersamaan

dengan

bertindak

sebagai

pengajar, sedangkan observer dilakukan oleh guru pengampu mata pelajaran Prakarya Budidaya Ikan kelas IX-A sebagai observer. Disini bertugas

mengawasi seluruh kegiatan peneliti dan mengamati semua

48

aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang mengamati pada pelaksanaan tindakan ini adalah cara peneliti menyajikan materi pelajaran apakah sudah sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat atau belum. Selain itu juga dilihat aktivitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur dan siap pakai, sehingga observer tinggal mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Adapun pedoman observasi aktivitas peneliti siklus 1. 4) Data hasil catatan lapangan Selain dari hasil observasi, peneliti juga memperoleh data melalui hasil catatan lapangan dan hasil wawancara. Catatan lapangan dibuat oleh peneliti sehubungan dengan hal-hal penting yang terjadi selama pembelajaran berlangsung tetapi tidak terdapat dalam indikator maupun deskriptor pada lembar observasi. Beberapa hal yang dicatat peneliti adalah: a) Ada beberapa peserta didik yang belum aktif dan masih pasif dalam mengikuti pelajaran. b) Peneliti kurang maksimal memberikan motivasi kepada peserta didik. c) Ketika mengerjakan soal post tes masih ada yang menyontek dan mencoba membuka buku, hal itu disebabkan karena peserta didik kurang percaya diri dalam menguasai materi. d) Pengaturan waktu masih kurang.

49

e) Pada saat mengerjakan tugas kelompok ada sebagian siswa peserta didik masih binggung mengerjakannya dan malu bertanya.

5) Wawancara Wawancara bersama peserta didik dilakukan peneliti ketika jam istirahat berlangsung (senin tanggal 10 Sepetember 2018), sambil mengemasi bahan dan alat tulis setelah pelajaran ada beberapa peserta didik yang masih didalam kelas dan peneliti masuk ke kelas untuk berbincang- bincang dengan peserta didik. Kesempatan itu tidak dilewatkan peneliti, sambil berkenalan lebih dekat, peneliti juga menanyakan mengenai pembelajaran baru saja dilakukan.

6) Hasil Kerja Kelompok Peserta Didik Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples berikut paparan nilai hasil kerja kelompok pada siklus I yang terdapat pada tabel 4.3: Tabel: 4.3 Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus I No 1 2 3 4 5 6

Kelompok Lele Nila Gurame Patin Mas Mujaer Jumlah Rata-rata

Nilai 80 75 80 90 75 80 480 80

50

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, hasil kelompok peserta didik pada siklus I menunjukkan masih ada 2 kelompok yang kurang bekerjasama dalam menjawab pertanyaan. Bahkan dalam kelompok tersebut masih mengandalkan dari salah satu peserta didik untuk menjawabnya. 7) Hasil tes siklus I Post test siklus I berjumlah 19 butir soal pilihan ganda dan isian, jawaban yang benar pilihan ganda nilai 1 dan uraian dikalikan 10 setiap butir soal. Adapun hasil tes akhir (post test) peserta didik siklus I yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 September 2018 disajikan dalam tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Hasil Belajar Peserta didik Siklus I NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Kode Peserta Didik ADE SUMANTRI AHMAD DIMYATI DEDE SIFA AMELIA DIVA AGUSTIN ENDAH SEPTIANI FARIZH SURYADI FEBRI ANDIKA FIRMA YULITA FITRIA LESTARI HALIMAH IRFAN ITA SETIANI M. GUNTUR SULAEMAN M. NURSA’AD M. RAHMAN R. M. RONI MUHADI CANDRA A. MUHAMAD H.

L/P

Nilai Tes I

Keterangan

L L P P P L P P P P L P L L L L L L

80 75 70 75 75 70 70 75 75 75 70 75 75 75 75 75 70 75

TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS

51

NO

Kode Peserta Didik

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

NANA HERLANA NENG HALIAH OPAH AGUSTIAN RAHMAWATI RIMA A. RAMA RINJANI PUTRA RENGGA DENI S. RIAN TRISUDA RISKA FEBIANTI SAEPUDIN SANWANI SARNITI SEPTIANA SITI HAMDAH SUDIANA SULAEMAN Total Skor Rata-rata Jumlah peserta didik keseluruhan Jumlah peserta didik yang telah tuntas Jumlah peserta didik yang tidak tuntas Jumlah peserta didik yang tidak ikut tes Persentase ketuntasan

L/P

Nilai Tes I

Keterangan

L P L P P L L P L L P P P L L

75 75 75 70 75 75 85 90 70 70 80 60 60 90 80 1792 74,47 34 23 11 67,65

TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa hasil belajar peserta didik pada siklus I lebih baik dari tes awal (pre test) sebelum tindakan. Tingkat keberhasilan kelas pada siklus I ini adalah nilai rata-rata hasil

belajar peserta didik sebesar 74,47 dan peserta didik yang

dinyatakan tuntas belajar sebanyak 23 orang peserta didik atau sebesar 67,65 yang diperoleh dari

23 34

× 100 = 67,65 Sedangkan yang belum

tuntas belajar sebanyak 11 orang peserta didik atau sebesar 26,31 yang diperoleh dari

11 34

× 100 = 32,35

52

Pada presentase ketuntasan belajar dapat diketahui bahwa pada siklus I peserta didik kelas IX-A belum memenuhi. Karena rata-rata masih dibawah ketuntasan minimum yang telah ditentukan yaitu 75% dari jumlah seluruh peserta didik memperoleh nilai 60. Untuk itu perlu kelanjutan siklus yakni dilanjutkan pada siklus berikutnya untuk membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe examples non examples mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IX-A. 8) Tahap Refleksi Refleksi merupakan hasil tindakan penelitian yang dilakukan untuk melihat hasil sementara dari penerapan model kooperatif tipe examples non examples dalam meningkatkan hasil belajar Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi, kegunaan dan cara menghematnya untuk peserta didik kelas IX-A SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandeglang. Berdasarkan kegiatan refleksi terhadap hasil tes akhir siklus I, hasil observasi, catatan lapangan, dan hasil wawancara dapat diperoleh beberapa hal sebagai berikut: Tabel 4.5 Refleksi No.

1

2

Masalah

Tindakan

Peneliti harus berusaha Peserta didik masih belum terbiasa menjelaskan kepada peserta didik belajar menggunakan model kooperatif tentang kemudahan memahami materi tipe examples non examples melalui model kooperatif tipe examples non examples Ada beberapa peserta didik yang Peneliti harus bersikap

53

No.

Masalah

Tindakan

belum aktif dalam mengikuti pelajaran

3

4

5

Dalam menyelesaikan soal evaluasi masih ada peserta didik yang belum percaya diri sehingga berusaha untuk mencontek Ketika mengerjakan soal kelompok ada beberapa peserta didik yang masih binggung mengerjakannya dan malu bertanya yang belum dipahami Hasil belajar peserta didik berdasarkan hasil tes siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar

tegas dalam mengendalikan peserta didik. Peneliti perlu penekanan untuk memotivasi peserta didik agar bisa percaya diri dengan kemampuannya sendiri. Peneliti perlu penekanan untuk memotivasi peserta didik agar mau bertanya yang belum dipahami dari soal kelompok tersebut dan menghampiri setiap kelompok yang masih binggung mengerjakannya. Peneliti harus berupaya memberi penjelasan yang mudah dipahami dan

Ketuntasan belajar yang diharapkan mengarahkan peserta didik pada pemahaman yang baik pada materi. Dari uraian pada tabel 4.5 di atas, maka secara umum pada siklus I belum menunjukkan adanya peningkatan partisipasi aktif dari peserta didik, belum adanya peningkatan hasil belajar peserta didik dan ketuntasan belajar masih belum memenuhi standart yang diharapkan, serta belum adanya keberhasilan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe examples non examples. Oleh karena itu perlu dilanjutkan pada siklus II agar hasil belajar Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi peserta didik Kelas IX-A bisa ditingkatkan sesuai dengan yang diharapkan. Selanjutnya setelah merefleksi hasil siklus I, peneliti mengkonsultasikan dengan guru bidang study Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi kelas IX-A untuk melanjutkan ke siklus

II. Setelah memperoleh

langsung menyusun rencana pelaksanaan siklus II.

persetujuan, peneliti

54

F. Deskripsi Siklus II Penelitian siklus II ini adalah penelitian yang sudah mendapat perbaikan dari refleksi siklus I. Pelaksanaan tindakan terbagi ke dalam empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang membentuk suatu siklus. Secara lebih rinci, masing- masing tahap dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Tahap Perencanaan Tindakan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: a) Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) b) Menyiapakan materi yang akan diajarkan yaitu tentang Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi c) Menyiapkan

media

yang

sesuai

dengan

materi

dan

tujuan

pembelajaran d) Peneliti

menyiapkan

gambar-gambar

untuk

penggunaan model

kooperatif tipe examples non examples yang akan digunakan dalam pembelajaran e) Menyiapkan lembar tes siklus II untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah diterapkannya model kooperatif tipe examples non examples f) Membuat lembar observasi terhadap peneliti dan aktivitas peserta didik selama pelaksanaan proses pembelajaran di kelas

55

2) Tahap Pelaksanaan Penelitian siklus II ini dilaksanakan 1 kali pertemuan, yaitu dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 September 2018. Adapun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II. Tahap Awal. Peneliti mengkondisikan peserta didik terlebih dahulu agar peserta didik siap mengikuti kegiatan pembelajaran. Setelah peserta didik siap, peneliti mengucapkan salam serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dengan maksud agar peserta didik memiliki gambaran jelas tentang pengetahuan yang akan diperoleh setelah proses pembelajaran berlangsung. Sebelum menerangkan materi, peneliti bertanya jawab dengan peserta didik mengenai Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi. Sebagian besar peserta didik sudah memahami materi tersebut, namun berdasarkan hasil post tes masih ada beberapa materi yang belum difahami oleh peserta didik. Selanjutnya peneliti melakukan langkahlangkah menggunakan model kooperatif tipe examples non examples sama seperti siklus I. Setelah itu

peneliti

menjelaskan materi

Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi. Setelah itu peneliti menyiapkan beberapa gambar yang sesuai dengan materi. Peneliti juga membagi peserta didik menjadi 6 kelompok. Guru menjelaskan masing-masing tugas yang sama seperti ketika pertemuan pertama. Saat mengerjakan tugas kelompok ada beberapa kelompok yang mengalami kesulitan dan peneliti membantu peserta didik yang mengalami kesulitan.

56

Peneliti menjelaskannya dengan baik agar peserta didik dapat memahami soal tersebut. Berbeda dengan siklus I, pada siklus II semua peserta didik tampak lebih konsentrasi dalam memperhatikan penjelasan dari peneliti. Setelah itu peneliti memandu

jalannya diskusi.

Peneliti

meminta tiap-tiap kelompok untuk membacakan hasil diskusinya. Melalui komentar guru mulai membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran mengerjakan Lembar Kerja Kelompok Mengakhiri pertemuan kali ini, peneliti menyimpulkan dari hasil materi yang telah dipelajarai secara bersama-sama. Selanjutnya peneliti memberikan tes evaluasi

berupa

post

test. Tes ini berfungsi untuk

mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik yang telah diajarkan. Tes ini berisi

10

terhadap

materi

soal isian. Pelaksanaanya

sangat tertib dan teratur. Setelah waktu yang diberikan habis, peneliti meminta

kembali lembar

jawaban

dikumpulkan. Kemudian peneliti

menutup pelajaran dengan memberikan kata-kata didik agar lebih

motivasi peserta

giat belajar lagi dalam belajar dan pertemuan diakhiri

dengan mengucapkan salam. 3) Tahap Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan menggunakan pedoman pengamatan yang telah disediakan oleh peneliti. Jika hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dan tidak ada dalam poin pedoman pengamatan, maka hal tersebut dimasukkan sebagai hasil catatan lapangan.

57

a) Data Hasil Catatan Lapangan Selain melalui

dari

hasil

hasil

catatan

observasi,

peneliti

lapangan

dan

juga

hasil

memperoleh

wawancara.

data

Catatan

lapangan dibuat oleh peneliti sehubungan dengan hal-hal penting yang terjadi selama pembelajaran berlangsung tetapi tidak terdapat dalam indikator maupun deskriptor pada lembar observasi. Beberapa hal yang dicatat peneliti adalah: a. Peserta didik lebih aktif dalam pelajaran Prakarya Budidaya Ikan Konsumsii dengan menggunakan model kooperatif tipe examples non examples. b. Peneliti cukup mampu dalam menguasai kelas dan mengorganisir waktu dengan baik. c. Peserta didik terlihat mulai percaya diri ketika mengerjakan soal post tes, sudah tidak ada yang menyontek lagi. d. Pada saat mengerjakan tugas kelompok, peserta didik sudah mulai berani bertanya pada peneliti tentang hal-hal yang belum diketahui. e. Peneliti sudah memberikan motivasi kepada peserta didik supaya lebih giat belajar. b) Wawancara Wawancara ini dilakukan setelah pelaksanaan post test siklus II selesai. Wawancara dilakukan kepada subjek wawancara yang terdiri dari beberapa anak yang telah dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan peneliti, wawancara dilaksanakan secara bersama dengan peserta didik lain. Berikut

58

transkrip wawancara yang dilakukan oleh peneliti bersama guru, serta mewakili beberapa peserta didik dalam jangka waktu yang berbeda. Wawancara dengan subjek penelitian. Peneliti wawancara dengan 6 peserta didik pada tanggal 17 September 2018. Hasil wawancara dengan peserta didik diketahui bahwa peserta didik senang sekali dalam mengikuti pembelajaran Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi dengan menggunakan model kooperatif tipe examples non examples dengan alasan peserta didik bisa bekerja sama dengan temannya, peserta didik dapat mengungkapkan pendapatnya dalam menganalisis gambar dan peserta didik sudah mampu memahami materi pembelajaran dengan adanya media gambar. c) Hasil Kerja Kelompok Peserta Didik Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples berikut paparan nilai hasil kerja kelompok pada siklus II: Tabel: 4.6 Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus II No 1 2 3 4 5 6

Kelompok Lele Nila Gurame Patin Cupang Koy Jumlah Rata-rata

Nilai 100 90 80 90 90 90 540 90

59

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dari hasil kelompok peserta didik pada siklus II menunjukan semua kelompok sudah bekerjasama dalam menjawab pertanyaan. Dan nilainya sudah ada peningkatan perkelompok. d) Hasil tes siklus II Hasil belajar peserta didik pada akhir tindakan siklus II disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.7 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II NO

Kode Peserta Didik

L/P

Nilai Tes II

Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

ADE SUMANTRI AHMAD DIMYATI DEDE SIFA AMELIA DIVA AGUSTIN ENDAH SEPTIANI FARIZH SURYADI FEBRI ANDIKA FIRMA YULITA FITRIA LESTARI HALIMAH IRFAN ITA SETIANI M. GUNTUR SULAEMAN M. NURSA’AD M. RAHMAN R. M. RONI MUHADI CANDRA A. MUHAMAD H. NANA HERLANA NENG HALIAH OPAH AGUSTIAN RAHMAWATI RIMA A. RAMA RINJANI PUTRA RENGGA DENI S. RIAN TRISUDA

L L P P P L P P P P L P L L L L L L L P L P P L L

85 80 80 80 80 75 75 80 85 90 73 80 85 80 80 80 72 80 80 80 80 70 80 85 85

TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS

60

NO

Kode Peserta Didik

26 27 28 29 30 31 32 33

L/P

RISKA FEBIANTI P SAEPUDIN L SANWANI L SARNITI P SEPTIANA P SITI HAMDAH P SUDIANA L SULAEMAN L Total Skor Rata-rata Jumlah peserta didik keseluruhan Jumlah peserta didik yang telah tuntas Jumlah peserta didik yang tidak ikut tes Jumlah peserta didik yang tidak tuntas Persentase ketuntasan

Nilai Tes II 90 70 70 85 75 75 90 85 2525 80 34 24 6 80

Keterangan TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa hasil belajar peserta didik pada siklus II lebih baik dari siklus I. Di mana diketahui rata-rata kelas adalah 80 dengan ketuntasan belajar 80% dan 20

yang belum

tuntas. Berdasarkan

presentase

ketuntasan

belajar dapat

diketahui

bahwa pada siklus II peserta didik kelas IX-A telah mencapai ketuntasan belajar, karena rata-ratanya 80% sudah diatas ketuntasan minimum yang telah ditentukan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model kooperatif tipe examples non examples mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IX-A SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandeglang.

61

e) Refleksi Berdasarkan kegiatan yang dilakukan peneliti bersama observer, selanjutnya peneliti mengadakan refleksi terhadap hasil tes akhir siklus II, hasil observasi, catatan lapangan, dan hasil wawancara dapat diperoleh beberapa hal sebagai berikut: 1) Aktivitas peneliti telah menunjukkan tingkat keberhasilan pada kriteria sangat baik. Oleh karena itu tidak diperlukan pengulangan siklus. 2) Aktivitas peserta didik telah menunjukkan tingkat keberhasilan pada kriteria baik. Oleh karena itu tidak diperlukan pengulangan siklus.’ 3) Kegiatan pembelajaran menunjukkan penggunaan waktu sudah sesuai dengan rencana. Oleh karena itu tidak diperlukan pengulangan siklus. 4) Kepercayaan diri peserta didik sudah meningkat dibuktikan dengan pengendalian kepada teman/orang lain berkurang, sehingga tidak ada peserta didik yang kerjasama dan menyontek dalam menyelesaikan soal evaluasi. 5) Penggunaan model kooperatif tipe examples non examples dalam pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. Hasil belajar peserta didik pada test akhir siklus II sudah menunjukkan peningkatan yang sangat baik dari test sebelumnya, hal tersebut dibuktikan dengan ketuntasan belajar peserta didik telah memenuhi KKM yang diinginkan. Sehingga tidak perlu terjadi pengulangan siklus Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, secara umum pada siklus II ini sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik dan keberhasilan peneliti dalam

62

menggunakan model kooperatif tipe examoles non examples. Oleh karena itu tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. F. Pembahasan Penerapan model kooperatif tipe examples non examples dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Manusia mempunyai potensi perilaku kejiwaan yang dapat di didik dan diubah perilakunya yang meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar mengusahakan perubahan perilaku dalam domain-domain tersebut sehingga hasil belajar merupakan perubahan perilaku dalam domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Ada dua indikator yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan proses belajar mengajar. Pertama, daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan agar mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok. Kedua, perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran yang telah dicapai peserta didik, baik secara individual maupun kelompok. Pada pelaksanaan siklus I dan siklus II tahap-tahap tersebut telah dilaksanakan dan telah memberikan perbaikan yang positif dalam diri peserta didik. Hal tersebut dibuktikan dengan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi di kelas, misalnya peserta didik yang semula pasif dalam belajar menjadi lebih aktif dan peserta

63

didik dalam menyelesaikan soal tes tidak ada lagi yang bekerja sama dengan teman karena peserta didik sudah yakin dengan kemampuannya sendiri untuk mengerjakan tes tersebut. G. Hasil Penelitian Hasil Pengamatan siklus I hasil aktivitas peserta didik mencapai 67,65% , sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan yang menunjukkan pada hasil peneliti sebesar 80% siswa kelas IX-A tuntas dalam pembelajaran Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi Tabel. 4.8 Hasil Kerja Kelompok Siklus 1 dan 2 Peserta didik Nilai No 1 2 3 4 5 6

Kelompok Lele Nila Gurame Patin Mas Mujaer Jumlah Rata-rata

Siklis I

Siklus II

80 75 80 90 75 80 480 80

100 90 80 90 90 90 540 90

Kemampuan daya pikir berpikir kritis peserta didik ditunjukkan dengan hasil kerja kelompok maupun hasil tes akhir siklus 1 dan pada siklus 2. Perubahan positif pada keaktifan peserta didik berdampak pula pada hasil belajar dan ketuntasan belajar. Peningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar peserta didik disajikan dalam tabel 4.9 berikut:

64

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Penelitian No

Kriteria

Pre Test

Siklus I

Siklus II

1

Rata-rata hasil belajar peserta didik

65,75

74,47

80

2

Ketuntasan belajar peserta didik

41,18 %

67,65 %

80 %

Dengan

demikian

dapat

dikatakan

bahwa,

penerapan

model

kooperatif tipe examples non examples bisa meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IX-A SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandeglang. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan ketuntasan belajar dari pre test ke siklus I kemudian ke siklus II, seperti pada Grafik 4.1 berikut: Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Hasil Belajar

80% 67.65%

41.18%

Pre Test

Siklus I

Siklus II

Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dari siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe examples non examples

65

dapat meningkatkan hasil belajar prakaya budidaya ikan konsumsi pada peserta didik kelas IX-A SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandeglang. Dengan demikian, hipotesis yang telah diajukan terbukti kebenarannya sehingga penelitian diakhiri.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN C. Simpulan Sebagai akhir dalam pembahasan skripsi ini maka akan dikemukakan kesimpulan yang diperoleh dari paparan data, temuan penelitian dan pembahasan yang diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan hasil belajar peserta didik dengan penerapan model kooperatif tipe examples non examples pada mata pelajaran Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi siswa IX-A SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandgelang . 2. Ditunjukkan dari proses belajar mengajar dan nilai tes akhir pada proses belajar mengajar siklus 1 dan siklus 2. Pada siklus I nilai rata- rata kelas 74,47, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas 80. Dengan demikian pada rata–rata hasil belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II, yaitu sebesar 67,65 begitu pula pada ketuntasan belajar Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi terjadi peningkatan sebesar 80% dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dari siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe examples non examples dapat meningkatkan hasil belajar Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi siswa IX-A SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandgelang.

66

D. Implikasi dan Saran Demi kemajuan dan keberhasilan peksanaaan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, maka peneliti memberi saran sebagai berikut: 1. Bagi Kepala Sekolah Dengan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik, tentunya kepala sekolah diharapkan dapat mengambil kebijakan untuk mengembangkan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe examples non examples pada mata pelajaran Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi dan yang lain, agar menghasilkan peserta didik yang berpresetasi. 2. Bagi pendidik Guru hendaknya dapat menggunakan model-model pembelajaran yang tepat dan hasil penelitian ini dapat untuk dijadikan bahan pertimbangan untuk upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran dikelas dapat dicapai secara maksimal. 3. Bagi Peserta didik Peserta didik diharapkan selalu aktif dalam proses belajarnya. Dengan model kooperatif tipe examples non examples peserta didik yang mengalami kesulitan belajar bisa teratasi dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi supaya meningkat.

67

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Ahmadi, Lif Khoiru, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu (Pengaruhnya Konsep Terhadap Pembelajaran Sekolah Swasta Dan Negeri. Jakarta: Prestasi Pustaka Publiser. Asmani, Jamal ma’mur. 2014. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan). Yogyakarta: Diva Press. Arikunto, Suharsimi, Bumi Aksara.

dkk.

2010.

Penelitian

Tindakan

Kelas.

Jakarta:

. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Fathurrohman, Muhammad dan Sulistyorini. Pembelajaran. Yogyakarta : Teras

2012.

Balajar

&

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2010. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isu-

Hanifah dan Suhana, Cucu. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama. Herabudin. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Bandung: CV Pustaka Setia. Hopkins, David. 2011. Panduan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Guru:

Penelitian

Tindakan

Kelas.

Kompri. 2015. Menejemen Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Komalasari, Kokom. 2010. Mulyana, Deddy. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

68

69

Mulyasa, E. 2010. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Majid, Hadul. 2015. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rrosdiakarya. Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Siswono, Tatag Yuli Eko. 2008. Mengajar dan Meneliti (Panduan Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru dan Calon Guru). Surabaya: Unesa University Press. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sharan, Shlomo. 2012. The Handbook Of Cooperative Learning. Yogyakarta: Grup Relasi Inti Media.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. . 2013. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Remaja Rosdakarya. Thobroni, Mohammad dan Mustofa, Arif. 2013. Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Related Documents

Ptk Bu Novi.docx
May 2020 4
Ptk Bu Yayah.docx
November 2019 13
Ptk
May 2020 53
Ptk
April 2020 51
Ptk
May 2020 52
Ptk
December 2019 55

More Documents from "Muhtadin Abrori"