Psikosomatis Dalam Psikologi Klinis
Psikodemia.com – Istilah psikosomatis berasal dari bahasa yunani (“psyche” berarti psikis dan “soma” berarti badan). Istilah ini diperkenalkan oleh seorang dokter Jerman Heinroth ke dalam kedokteran Barat. Pada tahun 1818 ia menerbitkan desertasi yang menekankan pentingnya faktor psikososial dalam perkembangan penyakit fisik.
DEFINISI PSIKOSOMATIS Psikosomatis (Kartono, 1989) merupakan bentuk macam-macam penyakit fisik yang ditimbulkan oleh konflik-konflik psikis/psikologis dan kecemasan-kecemasan kronis. Dia juga mendefinisikan psikosomatis sebagai kegagalan sistem syaraf dan sistem fisik disebabkan oleh kecemasan-kecemasan, konflik-konflik psikis dan gangguan mental.
J.P Chaplin (2004) dalam kamus psikologi menyebutkan bahwa psikosomatis adalah satu penyakit yang disebabkan oleh satu kombinasi dari faktor organis dan psikologis.
Gangguan psikosomatis secara tradisional didefinisikan sebagai penyakit fisik yang dipengaruhi oleh faktor psikologis. Gangguan psikosomatis sebenarnya tidak termasuk faktor psikologis yang terlalu berat untuk digolongkan ke dalam gangguan mental tetapi gangguan ini sangat berperan mempengaruhi gangguan medis.
Pada psikosomatis penyakit-penyakit fisik dan kegagalan sistem syaraf tadi terus berlangsung, walaupun tanpa ada stimulus atau perangsang khusus yang jelas ada kaitan antara tubuh dan jiwa, seperti pada perasaan/ emosi-emosi yang mempunyai latar belakang komponen mental dan komponen jasmaniah. Jadi, ada interdependensi (saling ketergantungan) diantara proses-proses mental dengan fungsi –fungsi somatic (jasmani,fisik). Dalam hal ini ada kegagalan pada sistem syaraf dan sistem fisik untuk menyalurkan peringan kecemasan dan gangguan mental.
Diunduh dari psikodemia.com, pusat materi ilmu psikologi. | 1
Psikosomatis Dalam Psikologi Klinis
Konflik-konflik psikis atau psikologis dan kecemasan bisa menjadi sebab timbulnya bermacam-macam penyakit jasmani atau bakhan bisa menjadi penyebab semakin beratnya suatu penyakit jasmani yang telah ada. Sebagai contoh : karena rasa takut yang hebat, detak jantung jadi sangat cepat, dan ada kelelahan ekstrim dari reaksi asthenis (kelemahan) pada badan yang lemah. kedua-duanya adalah benar-benar gejala fisiologis atau jasmaniah yang diidentifikasikan sebagai akibat dari konflik-konflik emosional yang sifatnya psikologis.
JENIS GANGGUAN PSIKOSOMATIS Gangguan psikosomatik biasanya digolongkan menurut organ yang terkena, yaitu:
1. Gangguan kulit misalnya neurodermatitis dan hiperhidrosis (kulit kering) 2. Gangguan pernafasan misalnya asma bronchial, hiperventilasi (bernafas sangat cepat seringkali menjadi pingsan) 3. Gangguan kardiovaskular misalnya migraine dan tekanan darah tinggi (hipertensi) 4. Gangguan gastrointestinal misalnya luka lambung.
PENYEBAB TIMBULNYA GANGGUAN DAN GEJALA Suatu konflik yang menimbulkan ketegangan pada manuia dan bila hal ini tidak diselasaikan dan disalurkan dengan baik maka timbullah reaksi-reaksi yang abnormal pada jiwa yang dinamakan nerosa.
Banyak sekali sebab mengapa perkembangan nerotik sebagian besar menjadi manifes pada badan. Mudah sukarnya timbul gangguan tergantung sebagian besar pada kematangan kepribadian individu, tetapi juga pada berat dan lamanya stress itu. adapun sebab-sebabnya antara lain: 1. Penyakit organik yang dulu pernah diderita dapat menimbulkan predisposisi untuk
Diunduh dari psikodemia.com, pusat materi ilmu psikologi. | 2
Psikosomatis Dalam Psikologi Klinis
timbulnya gangguan psikosomatis pada bagian tubuh yang pernah sakit. Contoh : dulu pernah sakit disentri, lalu kemudian dalam keadaan emosi tertentu timbullah keluhan pada saluran pencernaan. 2. Tradisi keluarga dapat mengarahkan emosi kepada fungsi tertentu. Misalnya bila menu dan diet selalu diperhatikan, maka mungkin nanti sering mengeluh tentang lambung. 3. Suatu emosi menjelma secara simbolik elementer menjadi suatu gangguan badaniah tertentu. Misalnya bila seorang cemas, maka timbul keluhan dari pihak jantung begitu juga sebaliknya, rasa benci menimbulkan rasa muntah. 4. Dapat ditentukan juga oleh kebiasaan, anggapan dan kepercayaan masyarakat di sekitar. Misalnya anggapan bahwa menopous menyebabkan wanita sakit, maka nanti ia mengeluh juga ketika menopous.
Gangguan psikosomatis dapat timbul bukan saja pada yang berkepribadian atau emosi labil, tetapi juga pada orang yang dapat dikatakn stabil, atupun pada orang dengan gangguan kepribadian dan pada orang dengan psikosa.
Menurut Teori Kelemahan Organ (Theory Of Somatic Weakness), gangguan psikosomatis akan terjadi pada seorang yang mempunyai organ yang secara biologis sudah lemah atau peka. Kelemahan bisa terjadi karena faktor genetic, penyakit atau luka sebelumnya.
Teori Sindrom Adaptasi Umum (General Adaptation Syndrom), dari Hans Selse, menyatakan bahwa tubuh bereaksi terhadap stressor dalam tiga tahap :
1. Reaksi alam yaitu mobilisasi sumber daya tubuh untuk mempersiapkan organisme untuk pertahanan diri. Pada tahap ini tubuh melakukan berbagai reaksi misalnya sistem syaraf otonom dirangsang sehingga meningkatkan aktivitas jantung, meningkatkan tekanan darah dsb. 2. Resistansi yaitu reaksi bertahan sampai mendekati batas adaptasi. Jika stressor
Diunduh dari psikodemia.com, pusat materi ilmu psikologi. | 3
Psikosomatis Dalam Psikologi Klinis
berlanjut dan tubuh berusaha terus untuk mempertahankan diri maka sumber daya tahan pun habis dan resistansi tidak bisa dilanjutkan atau mengalami tahap exhaustion. 3. Exhaustion yaitu kehabisan sumber daya sehingga pertahanan terhadap stressor berhenti.
jadi psikosomatis terjadi karena reaksi pertahanan yang berlangsung lama terhadap stressor.
Teori Diathesis Stress, menggabungkan kedua teori diatas. Pendekatan ini mempertimbangkan tidak hanya efek dari kepekaan organ dan dampak stressor lingkungan, tetapi juga bagaimana individu mempersepsi stressor tersebut dan mengatasinya.
BERBAGAI JENIS GANGGUAN PSIKOSOMATIS Konflik dan gangguan jiwa dapat menimbulkan gangguan badaniah yang terus menerus, biasanya hanya pada satu alat tubuh saja, tetapi kadang-kadang juga berturut-turut atau serentak beberapa organ yang terganggu. Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa Gangguan psikosomatik biasanya digolongkan menurut organ yang terkena.
1. Kulit Emosi dapat menimbulkan gangguan pada kulit telah lama diketahui. Baru tahun-tahun belakangan ini diperhatikan dan diselidiki hubungan antara timbulnya neurodermatitis dan hiperhidrosis dan reaksi kulit lain dengan kesukaran penyesuain diri terhadap stress dalam hidup manusia.
Diunduh dari psikodemia.com, pusat materi ilmu psikologi. | 4
Psikosomatis Dalam Psikologi Klinis
2. Sistem pernafasan Gangguan psikosomatis yang sering timbul dari saluran pernapasan ialah sindrom hiperventilasi dan asma bronkiale dengan bermacam-macam keluhan yang menyertainya.
hiperventilasi biasanya merupakan tarikan nafas panjang, dan dapat menjadi suatu kebiasaan, seperti ada orang yang mengisap rokok bila ia tegang, yang lain mulai bernafas panjang. Kecemasan dapat menggangu ritme pernapasan dan diketahui juga dapat menimbulkan serangan asma. Stimuli emosi bersama dengan alergi penderita menimbulkan kontruksi bronkoli bila sistem saraf vegetatif juga tidak stabil dan mudah terangsang.
3. Jantung dan pembuluh darah Stres yang menimbulkan kecemasan mempercepat denyut jantung, meningkatkan daya pompa jantung dan tekanan darah, menimbulkan kelainan pada ritme dan EKG. Kehilangan semangat dan putus asa mengurangi frekwensi, daya pompa jantung dan tekanan darah. Adapun gejala yang sering didapati yaitu : Hipertensi, migren, sakit kepala vaskuler. Belum diketahui dengan jelas berapa banyak pengaruh emosi dalam pembentukan hipertensi. Tetapi banyak gejala yang dikatakan karena hipertensi sebenarnya disebabkan oleh emosi.
4. Saluran pencernaan. Gangguan saluran pencernaan sebagai manifestasi gangguan psikosomatis paling sering terdapat dalam praktek, akan tetapi penderita harus diperiksa betul untuk menyingkirkan penyebab somatogenik.
Gangguan psikosomatik saluran pencernaan dapat menimbulkan berbagai gejala yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya:
Diunduh dari psikodemia.com, pusat materi ilmu psikologi. | 5
Psikosomatis Dalam Psikologi Klinis
Nafsu makan berasal dari susunan syaraf pusat dan timbul karena ingatan dan asosiasi, tetapi rasa lapar juga timbul karena gerakan saluran pencernaan yang agak keras. Muntah, isi lambung disemprotkan ke lar sebab ada kontraksi otot-otot dinding perut dan diafragma serta kardia dalam keadaan relaksasi. Muntah ialah suatu refleks yang kompleks. Muntah dipengaruhi oleh banyak sentra yang lain antara lain : pengaruh dari olfaktorius, dari penglihatan dan dari vertibularis. Diare, jalannya makanan terlalu cepat dan resorpsi air kurang sekali. Dan lain sebagainya.
Sistem endokrin memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan individu, baik fisik maupun mental. Gangguan psikosomatik mengenai sistem endokrin yang mungkin terjadi adalah hipertiroidi dan syndrome menopause.
Sebelum gejala-gejala hipertiroidi timbul sering didahului konflik atau stress dalam hidup penderita. Hampir semua penderita mengalami krisis emosional sebelum sakit. Sering gejalagejala pada hipertiroidi hanya merupakan mengerasnyasifat-sifat kepribadian yang ada sebelumnya, seperti : lekas terpengaruh, mudah terkejut bila menerima suara atau cahaya keras, gugup, lekas marah, rasa cemas yang ringan.
Dalam syndrom menopause sering timbul gangguan jiwa dalam waktu ini yang merupakan gangguan psikosomatis, nerosa ataupun psikosa.
5. Otot dan tulang Nyeri otot atau mialgi sering terdapat dalam praktek. Kecuali hawa dan pekerjaan, maka faktor emosi memegang peranan yang penting dalam menimbulkannya. Karena tekanan psikologik, maka tonus otot meninggi dan penderita mengeluh nyeri kepala, kaku kuduk dan nyeri punggung bawah. Ketegangan otot dapat menyebabkan ketegangan sekitar sendi dan
Diunduh dari psikodemia.com, pusat materi ilmu psikologi. | 6
Psikosomatis Dalam Psikologi Klinis
menimbulkan nyeri sendi.
TERAPI Adapun tipe-tipe terapi yang digunakan bagi para penderita psikosomatis adalah :
1. Psikoterapi Kelompok dan Terapi keluarga Karena kepentingan psikopatologis dari hubungan ibu-anak dalam perkembangan gangguan psikosomatik, modifikasi hubungan tersebut telah diajukan sebagai kemungkinan focus penekanan dalam psikoterapi untuk gangguan psikosomatik.
Toksoz Bryam Karasu menulis bahwa pendekatan kelompok harus juga menawarkan kontak intrapersonal yang lebih besar, memberikan dukungan ego yang lebihh tinggi bagi ego pasien psikosomatis yang lemah dan merasa takut akan ancaman isolasi dan perpisahan parental.
Terapi keluarga menawarkan harapan suatu perubahan dalam hubungan antara keluarga dan anak. Kedua terapi memiliki hasil klinis awal yang sangat baik.
2. Terapi Perilaku Biofeedback. Ini adalah terapi yang menerapkan teknik behavior dan banyak digunakan untuk mngatasi psikosomatik. Terapi yang dikembangkan oleh Nead Miller ini didasari oleh pemikiran bahwa berbagai respon atau reaksi yang dikendalikan oleh sistem syaraf otonam sebenarnya dapat diatur sendiri oleh individu melalui operant conditioning. Biofeedback mempergunakan instrumen sehingga individu dapat mengenali adanya perubahan psikologis dan fisik pada dirinya dan kemudian berusaha untuk mengatur reaksinya.
Diunduh dari psikodemia.com, pusat materi ilmu psikologi. | 7
Psikosomatis Dalam Psikologi Klinis
Misalnya seseorang penderita migrain atau sakit kepala. Dengan menggunakan biofeedback, ia bisa berusaha untuk rileks pada saat mendengan singal yang menunjukkan bahwa ada kontraksi otot atau denyutan dikepala.
Penerapan teknik ini pada pasien dengan hipertensi, aritmia jantung, epilepsy dan nyeri kepala tegangan telah memberikan hasil terapetik yang membesarkan hati tetapi tidak menyakitkan.
Teknik Relaksasi, Terapi hipertensi dapat termasuk penggunaan teknik relaksasi. Hasil yang positif telah diterbitkan tentang pengobatan penyalahgunaan alkohol dan zat lain dengan menggunakan meditasi transcendental. Teknik meditasi juga digunakan dalam pengobatan nyeri kepala.
Referensi Chaplin, J.P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Rajawli Press
Maramis, W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press
Sulistyaningsih, 2000, Psikologi Abnormal dan Psikopatologi, Buku Ajar.
Kaplan dan Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri. Jakarta : Binarupa Aksara
Kartono, Kartini. 1989. Psikologi Abnormal Dan Abnormalitas Seksual. Bandung: Mandar Maju
—-. 1989. Hygiene Mental Dan Kesehatan Mental Dalam Islam. Bandung : Mandar Maju.
Diunduh dari psikodemia.com, pusat materi ilmu psikologi. | 8