Psikologi Sabrina.docx

  • Uploaded by: Sabrina Amalia
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Psikologi Sabrina.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,733
  • Pages: 7
Nama : Siti Sabrina Amalia NIM : P17320317057 Tingkat : IB

1. 2. 3. 4.

Memberi salam dan memperkenalkan diri kepada peserta Menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan Menyampaikan tujuan pembelajaran Memandu peserta tentang materi sebelumnya melalui tanya jawab dan curah pendapat Kegiatan Peserta : 1. Menjawab salam 2. Mendengarkan dan memperhatikan 3. Menyimak 4. Menjawab dan menyampaikan pendapat tentang materi sebelumnya

Langkah 2 : Tahap Penyampaian Materi Kegiatan Fasilitator : 1. Menjelaskan materi kewaspadaan berdasarkan transmisi dan peraturan kewaspadaan isolasi 2. Memandu diskusi kelompok dan presentasi terkait materi 3. Memandu peserta melalui diskusi dan simulasi untuk strategi pencegahan dan pengendalian Kegiatan Peserta : 1. Menyimak materi dan bertanya apabila tidak ada yang jelas 2. Mengikuti diskusi kelompok dan presentasi materi

Langkah 3 : Tahap Menyampaikan Rangkuman dan Evaluasi Kegiatan Fasilitator : 1. Mengajukan pertanyaan tentang materi Kegiatan Peserta : 1. Menjawab pertanyaan VI. Uraian Materi Pokok Bahasan 1 : Perkembangan Kewaspadaan Kewaspadaan standar dirancang untuk mengurangi risiko terinfeksi penyakit menular pada petugas kesehatan baik dari sumber infeksi yang diketahui maupun yang tidak diketahui. Dua lapis kewaspadaan isolasi. 1. Kewaspadaan standar Yang terpenting, dirancang untuk diterapkan secara rutin dalam keperawatan seluruh pasien dirumah sakit (RS) dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, baik terdiagnosis infeksi atau kolonisasi. Diciptakan untuk mencegah transmisi silang sebelum diagnosis ditegakkan atau hasil pemeriksaan laboratorium belum ada. Strategi utama untuk PPI menyatukan universal precautions dan body substance isolation dalaha kewaspadaan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi rutin dan harus diterapkan terhadap semua pasien disemua fasilitas layanan kesehatan. 2. Kewaspadaan Transmisi Kewaspadaan transmisi adalah sebagain tambahan kewaspadaan standar, terutama setelah terdiagnosis jenis infeksinya. Rekomendasi dalam kewaspadaan transmisi terbagi atas empat (4) kategori sebagai berikut: a. Kategori I A, sangat direkomendasikan untuk seluruh rumah sakit, telah didukung penelitian dan studi epidemiologi b. Kategori I B, , sangat direkomendasikan untuk seluruh rumah sakit dan telah ditinjau efektif oleh para ahli dilapangan c. Kategori II, dianjurkan untuk dilaksanakan dirumah sakit, didukung studi klinis dan epidemiologic, secara rasional yang kuat, studi dilaksanakan studi scientific d. Kategori tidak direkomendasikan, masalah yang belum ada penyelesaiannya. Belum ada bukti ilmiah yang memadai atau belum ada kesepakatan mengenai efikasinya.

Pokok Bahasan 2 : Kewaspadaan Standar Kewaspadaan standar untuk pelayanan semua pasien. Kategori 1 meliputi : 1. Kebersihan tangan/handhygience a. Hindari menyentuh permukaan disekitar pasien agar tangan terhindar kontaminasi patogen dari dan kepermukaan b. Bila tangan tampak kotor mengandung bahan berprolisin, cairan tubuh cuci tangan dengan sabun biasa bersihkan dengan air mengalir. c. Bila tangan tidak tampak kotor, dekontaminasi dengan alcohol handrub d. Sebelum kontak langsung dengan pasien 2. Alat Pelindung Diri (APD) sarung tangan, masker, googgles ( kaca mata pelindung ), faceshield ( pelindung wajah ), gawn a. Dipakai bila mungkin terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan bahan terkontaminasi mukus membran dan kulit yang tidak utuh , kulit utuh yang potensi terkontaminasi b. Pakai sesuai ukuran tangan dan jenis tindakan c. Pakai sarung tangan sekali pakai saat merawat pasien langsung d. Pakai sarung tangan sekali pakai atau pakai ulang untuk membersihkan lingkungan e. Lepaskan sarung tangan segera setelah selesai, sebelum menyentuh benda dan permukaan yang tidak terkontaminasi , atau sebelum beralih ke pasien lain f. Pakai bila mungkin terkontaminasi darah , cairan tubuh, sekresi, ekskresi, dan bahan terkontaminasi mukus membran dan kulit yang tidak utuh , kulit utuh yang potensi terkontaminasi g. Pakai sesuai ukuran tangan dan jenis tindakan h. Pakai sarung tangan sekali pakai saat merawat pasien langsung i. Pakai sarung tangan sekali pakai atau pakai ulang untuk membersihkan lingkungan j. Lepaskan sarung tangan segera setelah selesai, sebelum menyentuh benda dan permukaan yang tidak terkontaminasi, sebelum beralih ke pasien lain k. Jangan memakai sarung tangan 1 pasang untuk pasien yang berbeda l. Gantilah sarung tangan bila tangan berpindah dari area tubuh terkontaminasi ke area bersih m. Cuci tangan segera setelah melepas sarung tangan n. Pakailah goggle dan masker untuk melindungi konjungtiva, mukus membran mata, hidung, milit selama melasanakan prosedur dan aktifitas perawatan pasien yang berisiko terjadi cipratan/semprotan dari darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi, sangat direkomendasikan untuk seluruh o. Pilih masker sesuai tindakan yang akan dilakukan/dikerjakan/dilaksanakan p. Masker bedah dapat dipakai secara umum untuk petugas RS untuk mencegah transmisi melalui partikel dasar dan droplet saat kontak erat dari pasien saat bersentuhan

q. Pakailah selama tindakan yang menimbulkan berosoi walaupun pada pasien tidak diduga infeksi r. Kenakan gawn (bersih, tidak steril) untuk melindungikulit, mencegah baju menjadi kotor kulit terkontaminasi selama prosedur pasien yang memungkinkan terjadinya percikan atau semprotan cairan tubuh pasien yang memungkinkan terjadinya percikan atau semprotan cairan tubuh pasien s. Pilihlah yang sesuai antara bahan gawn dan tindakan yang akan dikerjakan dan perkiraan jumlah cairan yang mungkin akan dihadapi bila gawn tembuh cairan perlu dilapisi soron tahan cairan mengantisipasi menghindari cipratan cairan intekstual t. Lepaskan gawn segera dan cucilah tangan untuk mencegah transmisi mikroba ke pasien lain ataupun ke lingkungan u. Kenakan gawn saat merawat pasien infeksi yang secara epidemilogik penting, lepaskan saat akan keluar ruangan pasien v. Jangan memakai gawn pakai ulang walaupun untuk pasien yang sama w. Bukan Indikasi pemakaian rutin gawn untuk masuk keruang risiko tinggi seperti ICU,NICU

3. Peralatan Perawatan Pasien a. Buat aturan dan prosedur untuk menampung transportasi peralatan yang mungkin terkontaminasi darah atau cairan tubuh b. Lepaskan bahan organik dari peralatan kritikal serif, kritikal dengan bahan pembersih steril dengan sebelum di DTT atau sterilisasi c. Tangani peralatan pasien yang terkena darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi, dengan benar sengingga kulit dan mukus membrane melindungi, cegah baju terkontaminasi, cegah transfer mikroba ke pasien,lain dari lingkungan. Pastikan peralatan sekali pakai dibuang dan dihancurkan melalui cara yang benar dan peralatan pakai ulang yang benar dan peralatan pakai ulang diproses dengan benar d. Peralatan nonkritikal terkontaminasi didisinfeksi setalah dipakai. Peralatan semikritikal didisinfeksin atau disterilisasikan. Peralatan kritikal harus didisinfeksi kemudian disterilisasikan e. Peralatan makan pasien dibersihakan dengan air panas dan detergen f. Bila tidak tampak kotor, tiap permukaan peralatan yang besar (USG, X ray) setelah keluar ruangan isolasi g. Bersihkan dan disinfeksikan yang benar peralatan terapi pemanasan terutama setelah dipakai pasien infeksi saluran nafas, dapat dinapakai Na hipoklorit 0.05% h. Alat makan dicuci dalam alat pencuci otomatik atau manual dengan detergen tiap setelah makan. Benda disposable dibuang ketempat sampah

4. Pengendalian Lingkungan a. Pastikan bahwa rumah sakit membuat dan melakukan prosedur rutin untuk pembersihan disinfeksi permukaan lingkungan, tempat tidur, peralatan disamping tempat tidur dan pinggirannya, permukaan yang sering tersentuh dan pastikan kegiatan ini dimonitor b. RS harus mempunyai disinfektan standar untuk menghalau patogen da menurunkannya secara signifikan dipermukaan terkintaminasi sehingga c. Memutuskan rantai penularan penyakit. Disinfeksi adalah mebunuh secara fisikal dan kimiawi mikroorganisme termasuk spora d. Pembersihan harus mengawali disinfeksi. Benda dan permukaan tidak dapat didisinfeksi sebelum dibersihkan dari bahan oranik (ekskresi, sekresi, pasien, kotoran) e. Pembersihan ditunjukan untuk mencagah aerosolisasi, menurunkan pencemaran lingkungan, ikuti aturan pakai pabrik cairan disinfektan, waktu kontak, dan cara pengencerannya f. Disinfektan yang bisa dipakai RS: Na hipoklorit (pemutih) alcohol, kompoen fenol, komponen ammonium quartenary, komponen peroksigen g. Pembersihan Area Sekitar Pasien:  Pembersihan permukaan horizontal sekitar pasien harus dilakukan secara rutin dan tiap pasien pulang. Untuk mencegah aerosolisasi patogen infeksi saluran nafas, hindari sapu, dengan cara basah (kain basah)  Ganti cairan pembersih, lap kain, kepala mop setelah dipakai (terkontaminasi). Peralatan pembersihan harus dibersihkan, dikeringkan  Tiap kali setelah pakai Mop dilaundry, dikeringkan tiap hari sebelum disimpan dan dipakai kembali. Untuk mempermudah pembersihan bebaskan area pasien dari bendabenda/peralatan yang tidak perlu  Jangan fogging dengan disinfektan, tidak terbukti mengendalikan infeksi, berbahaya  Pembersihan dapat dibantu dengan vacum cleaner (pakai filter, HEPA), jangan memakai karpet 5. Pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen a. Penanganan, transport dan proses linen yang terkena darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi, dengan prosedur yang benar umtuk mencegah kulit, mucus membrane terekspos dan terkontaminasi linen, sehingga mencegah transfer mikroba ke pasien lain, petugas dan lingkungan b. Buang terlebih dahulu kotoran (missal: feses) ketoilet dan letakkan linen dalam kantong linen. Hindari menyortir linen diruang rawat pasien. Hindari menyortir linen diruang rawat pasien. Jangan memanipulasi linen terkontaminasi untuk hindari. Kontaminasi terhadap udara, permukaan dan kontaminasi terhadap udara, permukaan dan orang

c. Cuci dan keringkan linen sesuai SPO. Dengan air panas 70 derajat celcius pilih zat kimia yang sesuai d. Pastikan kantong tidak bocor dan lepas ikatan selama transportasi. Kantong tidak perlu di double. e. Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD.

6. Kesehatan karyawan/perlindungan petugas kesehatan a. Berhati-hati dalam bekerja untuk mencegah trauma saat menangani jarum, scalpel dan alat tajam lain yang dipakai setelah prosedur, saat mebersihkan instrument dan saat membuang jarum b. Jangan recap jarum yang telah dipakai, memanipulasi jarum dengan tangan, memakai jarum, mematahkan, melepas jarum dari spuit. Buang jarum, spuit, pisau scalpel, dan peralatan tajam habis pakai kedalam wadah c. Tahan tusukan sebelum dibuang keinsenerator d. Pakai mouthplece, resusitasi bag atau peralatan tajam habis pakai kedalam wadah e. Jangan mengarahkan bagian tajam jarum kebagian tubuh selain akan menyuntik

7. Penempatan pasien a. Tempatkan pasien yang potensial mengkontaminasi lingkungan atau yang tidak dapat diharapkan menjaga kebersihan atau control lingkungan kedalam ruang rawat yang terpisah b. Bila ruang isolasi tidak memungkinkan konsultaskan dengan petugas PPI. Cari sesuai jenis kewaspadaan terhadap transmisi infeksi

8. Hygiene respirasi/etika batuk a. Edukasi petugas akan pentingnya pengendalian sekresi respirasi untuk mencegah tramsmisi pathogen dalam droplet dan furmite terutama masyarakat b. Terapkan pengukuran kandungan sekresi respirasi pasien dengan individu dengan gejala klirik infeksi respiratorik dimulai dari unit emergensi c. Beri pasien pada pintu masuk dari tempat strategis klinis infeksi saluran nafas harus menutup mulut dan hidung dengan tisu kemudian membuangnya ketempat sampah infeksius dan mencuci tangan d. Sediakan tisu dan wadah untuk limbahnya e. Sediakan sabun, wastafel dan cara mencuci tangan pada ruang tunggu pasien rajal, atau alcohol handrub f. Pada musim infeksi saluran nafas, tawarkan masker pada pasien dengan gejala infeksi saluran nafas, juga pendampingnya. Anjurkan untuk duduk berjarak >1m dari yang lain

g. Lakukan sebagai standar praktik Kunci PPI adalah mengendalikan penyebaran patogen dari pasien yang terinfeksi untuk transmisi kepada kontak yang tidak terlindungi. Untuk penyakit yang ditransmisikan melalui droplet besar dan atau dapat droplet cukbel maka etika batuk harus diterapkan kepada semua individu dengan gejala gangguan pada saluran napas pasien, petugas, pengunjung dengan gejala infeksi saluran napas harus:

  

Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin Pakai tisu, saputangan, masker, kain medis bila tersedia, buang ketempat sampah Lakukan cuci tangan

Manajemen fasilitas kesehatan RS harus promosi hygiene respirasi/etika batuk:  

Promosi kepada semua petugas, pasien, keluarga dengan infeksi saluran napas dengan demam Edukasi petugas, pasien, keluarga, pengunjung akan pentingnya kandungan aerosol dan sekresi dari saluran napas dalam mencegah transmisi penyakit saluran napas.

Related Documents

Psikologi
May 2020 39
Psikologi
April 2020 48
Psikologi
May 2020 36
Psikologi
May 2020 33
Psikologi
June 2020 36

More Documents from ""

Neoplasma.docx
April 2020 9
Psikologi Sabrina.docx
April 2020 6
Kdk New 1.docx
April 2020 13
Ujian Dms.doc
June 2020 30
Visite Theatralisee
November 2019 43