MAKALAH PSIKOLOGI POSITIF Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Psikologi Umum Dosen pengampu : Uswah Wardiana, M.Si.
Di susun oleh kelompok 7 : Mohammad Said Hanafi
(12308183015)
Rodlotul Janah Amalia
(12308183048)
Lailatul Fitriyah
(12308183049)
Rudda Mujaddidah Amini
(12308183050)
Erny Indah Aryati Aryaningrum (12308183051) Deni Meirawati
(12308173141)
KELAS : PI 1 A JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG TAHUN 2018
DAFTAR ISI Daftar isi.....................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1 A. Latar Belakang ..............................................................................................................1 B. Rumusan Masalah .........................................................................................................1 C. Tujuan ............................................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................2 A. B. C. D. E.
Sejarah Aliran Psikologi Positif ....................................................................................2 Tokoh Psikologi Positif .................................................................................................5 Definisi Psikologi Positif ..............................................................................................7 Tujuan dan Manfaat Psikologi Positif ...........................................................................8 Dimensi atau Ruang Lingkup Psikologi Positif ............................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................9 A. Kesimpulan ..................................................................................................................9 B. Saran .............................................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Psikologi pada dasarnya merupakan ilmu yang mempelajari perilaku dan kejiwaan dalam kehidupan manusia. Psikologi mengkaji perilaku manusia yang bermacammacam. Psikologi merupakan suatu konsep yang ambisius untuk mendefinisikan seperangkat disiplin akademi yang memberikan perhatian pada aspek-aspek kejiwaan manusia. Psikologi yang berkembang dewasa ini dapat disebut sebagai psikologi negatif, karena berkutat pada sisi-negatif manusia.Psikologi, karena itu, paling banter hanya menawarkan terapi atas masalah-masalah kejiwaan.Padahal, manusia tidak hanya ingin terbebas dari problem, tetapi juga mendambakan kebahagiaan. Adakah psikologi jenis lain yang menjawab harapan ini? Ilmu psikologi sendiri sangat besar peranannya dalam perkembangan ilmu-ilmu social dewasa ini.Bukan hanya sebagai disiplin yang membantu memcahkan masalahmasalah mental manusia, psikologi sangat berperan besar dalam memecahkan masalah kolektif manusia masyarakat. Ruang lingkupnya mencakupi berbagai proses perilaku yang dapat diamati, seperti gerak tangan, cara berbicara, perubahan kejiwaan, dan proses yang hanya dapat diartikan sebagai pikiran dan mimpi.Dengan demikian, psikologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku indivi dudalam berinteraksi dengan lingkungannya. B. Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5.
Bagaimana Sejarah Psikologi Positif ? Siapa Tokoh – Tokoh Psikologi Positif ? Apa Definisi Psikologi Positif ? Apa Tujuan dan Manfaat Psikologi Positif ? Apa saja Dimensi Psikologi Positif ?
C. Tujuan 1. 2. 3. 4. 5.
Untuk Mengetahui Sejarah Psikologi Positif. Untuk Mengetahui Tokoh – tokoh dalam Psikologi Positif. Untuk Mengetahui Definisi Psikologi Positif. Untuk Mengetahui Apa Saja Tujuan dan Manfaat Psikologi Positif. Untuk Mengetahui Apa Saja Dimensi Psikologi Positif.
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Aliran Psikologi Positif Psikologi Positif secara resmi didirikan oleh Martin E.P. Seligman pada tahun 1998. SeligmSen yang waktu itu menjabat sebagai Presiden APA (American Psychological Assosiation) secara otomatis dinobatkan sebagai bapak psikologi positif. Gagasan mengenai psikologi positif ini, muncul ketika Seligman sedang berkebun dengan anaknya. Kemudian pada liburan musim dingin tanhun 1997, dia bertemu dengan Mihaly Csikszentmihalyi. Kesempatan itupun mereka pergunakan untuk melakukan diskusi mengenai psikologi positif.Pada awalnya psikologi memiliki tiga tujuan utama, yaitu :Menyembuhkan penyakit mentalMembantu semua orang untuk hidup dengan lebih produktif dan bermaknaMengidentifikasi dan memelihara bakat atau potensi manusiaNamun, setelah perang dunia II yang menimbulkan kesedihan dan trauma bagi seluruh penduduk dunia, muncul berbagai penyakit mental seperti depresi, stress, trauma,dll. Hal ini mengakibatkan banyak praktik psikologi hanya berfokus pada upaya penyembuhan penyakit tersebut yang selanjutnya disebut dengan disease model. Ilmu psikologi yang berkembang justru melupakan kedua tujuan lain dan hanya berfokus pada upaya penyembuhan penyakit mental. Banyak psikolog yang tidak menyukai metode penyakit ini. Menurut mereka hal itu berarti telah mereduksi arti manusia itu sendiri yaitu, individu yang memiliki potensi dan selalu maju untuk berkembang. Pemikiran inilah yang menjadi dasar bagi Seligman untuk mendirikan psikologi positif. Dia menganggap dengan begitu, maka psikologi telah berpaling dari tujuan awalnya, yaitu untuk membuat orang lebih sejahtera. Dengan jabatan presidensilnya, Seligman bersama dengan anggota Steering Comitee yang lain (Mihaly Csikszentmihalyi, Ed Diener, Kathleen Hall Jamieson, Chris Peterson, and George Vaillant) mengembangkan psikologi positif.
Dalam tujuh tahun, sudah banyak, buku, jurnal,dan penelitian mengenai psikologi positif
yang
diterbitkan.Akar
SejarahMeskipun
baru
berdiri,
sesungguhnya
pembahasan mengenai psikologi positif sudah ada sejak awal psikologi modern, bahkan sejak masa Yunani Kuno. Itulah salah satu kritik trehadap psikologi positif, yaitu topik yang tidak baru.
Berikut ini adalah beberapa tema yang membahas psikologi positif :Yunani. Kontribusi tersbesar aristoteles dalam bidang filasafat adalah karyanya mengenai moralitas, kebaikan, dan makna dari hidup dengan cara yang baik. Dia menyimpulkan, bahwa kebaikan tertinggi bagi manusia adalah eudaimonia (kebahagiaan). Menurut Aristoteles kebahagiaan diperoleh apabila manusia mencapai tujuan akhir dengan menjalankan fungsinya dengan baik. Manusia mencapai kebahagiaan dengan menjalankan secara paling baik kegiatan-kegiatan rasionalnya. Kegiatan-kegiatan tersebut harus dilaksanakan dengan keutamaan. Utilitarianisme dicetuskan oleh Jeremy Bentham dan dilanjutkan oleh John Stuart Mill. Aliran ini menyatakan bahwa kebijakan yang baik dari pemerintah adalah kebijakan yang dapat memberikan kebahagiaan bagi banyak orang. “Menurut kodratnya tingkah laku manusia terarah pada kebahagiaan, suatu perbuatan dinilai baik atau buruk, sejauh dapat meningkatkan atau mengurani kebahagiaan sebanyak mungkin orang” (Bertens. 2011). Utilitarianisme adalah sektor pertama yang
berusaha untuk mengukur
kebahagiaan, menciptakan suatu alat uyang terdiri dari tujuh kategori, mengukur kuantitas dari pengalaman kebahagiaan. Menurut Pawelski dan Gupta (2009) utilitarianisme telah mempengaruhi beberapa topik dalam psikologi saat ini seperti kesejahteraan subjektif dan hidup yang menyenangkan. Pada akhirnya psikologi positif enerima bahwa kebahagiaan adalah salah satu komponen well-being, namun itu tidak cukup sehingga eudaimonia dijadikan sebagai pelengkap filsafat utilitarianisme.
Pandangan mengenai psikologi positif pun tersirat pada pendapat william James yang mengatakan bahwa untuk mempelajari fungsi optimal manusia, pengalaman pribadi harus dipertimbangkan. Atas keyakinan tersebut, James dipertimbangkan sebgaai psikolog positif Amerika yang pertama. james melihat pentingnya menggunakan metode positivistik dalam ilmu pengetahuan, meskipun begitu dia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan yang baik harus menggunakan metode yang berlandaskan fenomenologi. Tidak hanya tertarik pada apa yang disebut objektif dan observabel, james juga melihat pentingnya subjektivitas karena objektivitas berdasarkan pada subjektivitas yang intens. Pada kesempatan lain, juga terlihat ketertarikan James pada fungsi manusia. Ketika menjabat sebagai presiden APA pada tahun 1906, William James banyak mempertanyakan mengenai perbedaan orang dalam menggunakan fungsi optimal mereka. Mengapa ada orang yang mampu
menggunakan potensi yang mereka miliki secara maksimal dan ada yang tidak.Psikologi HumanistikPsikologi humanistik, sebagai aliran ketiga psikologi muncul secara formal pada tahun 1950. Maslow percaya bahwa psikologi humanistik haruslah berlandaskan pada studi mengenai kesehatan, kreatifitas individu, dan usaha untuk menyelidiki hidup secara empiris serta pola aktualisasi diri seseorang (Moss,2001 dalam Froh,2004).
Istilah psikologi positif pertama kali muncul pada buku Maslow yang berjudul Motivation and Personality (1945). Dia mengatakan bahwa psikologi telah sukses dalam segi negatif daripada segi positif. Psikologi lebih banyak membahas mengenai penyakit mental, dan juga kelemahan-kelemahan manusia daripada potensi, kebaikan, dan pencapaian manusia. Selanjutnya Malsow mengatakan bahwa seolah-olah psikologi telah membatasi dirinya sendiri, menjadi hanya setengah dari haknya untuk menilai. Dalam istilah yang paling umum, psikologi positif menggunakan teori psikologi, penelitian, dan teknik intervensi untuk memahami positif, adaptif, kreatif, dan unsurunsur emosional yang memenuhi perilaku manusia. Menurut Kennon Sheldon and Laura King (2001)dalam (W, 2005), psikologi positif dapat dijelaskan melalui definisi berikut : “Apa psikologi positif? Hal ini tidak lebih daripada studi ilmiah yang mempelajari kekuatan dan kebajikan manusia biasa. Psikologi positif melihat kembali "Rata-rata orang" dengan minat dalam mencari tahu apa yang berhasil, apa yang benar, dan apa yang membaik. Pertanyaannya, "Apa dasar dari efisiensi fungsi sifat manusia, apakah berhasil menerapkan evolusi adaptasi dan keterampilan belajar? Dan bagaimana bisa psikolog menjelaskan fakta bahwa walaupun banyak kesulitan, mayoritas orang berhasil hidup memenuhi martabat dan tujuan? Dengan demikian, Psikologi positif adalah upaya untuk mendesak psikolog untuk mengadopsi lebih terbuka dan menghargai perspektif tentang manusia potensi, motif, dan kapasitas. Sheldon, Frederickson, Rathunde, Csikszentmihalyi, and Haidt (2000) dalam (W, 2005) memberikan perspektif yang lain. Mereka mendefinisikan psikologi positif sebagai "studi ilmiah dari fungsi optimal manusia. Hal ini bertujuan untuk menemukan dan mempromosikan faktor-faktor yang memungkinkan individu, masyarakat, dan masyarakat untuk maju dan berkembang.
B. Tokoh Psikologi Positif Seperti yang kita ketahui bahwa Psikologi Positif adalah sebuah gerakan baru dalam Ilmu Psikologi yang lebih menekankan pada eksplorasi potensi-potensi produktif dalam diri manusia. Psikologi Positif mempelajari tentang kekuatan dan kebajikan yang bisa membuat seseorang atau sekelompok orang menjadi berhasil (dalam hidup atau meraih tujuan hidupnya), dan oleh karenanya ia menjadi bahagia. Salah satu pusat perhatian utama dari cabang psikologi ini adalah pencarian, pengembangan kemampuan, bakat individu atau kelompok masyarakat, dan kemudian membantunya untuk mencapai peningkatan kualitas hidup (dari normal menjadi lebih baik, lebih berarti, lebih bahagia). Pendiri gerakan psikologi positif adalah Martin Seligman pada tahun 1998, yang pada saat itu juga menjadi Presiden dari American Psychological Association (APA). Pada saat pelantikannya sebagai Presiden American Psychological Association tahun 1997, Seligman menyampaikan sebuah pidato yang dianggap sebagai tonggak lahirnya gerakan Psikologi Positif di dunia. Dalam pidatonya, ia menyebutkan bahwa sebelum Perang Dunia II, sebenarnya ada tiga misi utama psikologi; menyembuhkan penyakit mental, membuat hidup lebih bahagia, dan mengidentifikasi dan membina bakat mulia dan kegeniusan. Setelah Perang Dunia II, dua misi yang terakhir diabaikan sama sekali. Berdasarkan tiga misi inilah, ditegakkan tiga prinsip psikologi positif: (1) studi tentang emosi positif (optimisme, kebahagiaan, kasih sayang, dsb.), (2) studi tentang sifat-sifat positif (kebajikan, kreativitas, kegigihan, keberanian, cinta, dsb.), dan (3) studi tentang lembaga-lembaga positif yang mendukung kebajikan. Seligman menggunakan kesempatannya menjadi Presiden APA untuk memulai pergeseran fokus psikologi terhadap psikologi yang lebih positif. Inisiatif presiden Seligman yang dikatalisis oleh serangkaian pertemuan di Akumal, Meksiko, Sarjana dan orang terpelajar yang bisa menginformasikan konseptualisasi dan pengembangan awal dari psikologi positif, dan Seligman mengusung pembentukan Komite Sistem Psikologi Positif
yang di dalamnya ada Mihaly Csikszentmihalyi, Ed Diener,
Kathleen Balai Jamieson, Chris Peterson, dan George Vaillant. Dari sini diikuti oleh jaringan Positif Psikologi, kemudian menjadi Pusat Psikologi Positif di University of Pennsylvania, puncak Psikologi Positif pertama di Washington DC. Selanjutnya, dalam 7 tahun sejak pidato presiden Seligman, ada banyak buku positif psikologi, jurnal isu-isu khusus, dan pembentukan jaringan psikologi positif regional yang menjangkau dunia. Pada tahun 2005 seligman menghabiskan waktunya untuk
melakukan segenap kegiatan Psikologi Positif. Sekarang, pada tahun 2006, terbit jurnal pertama tentang Psikologi Positif, The Journal of Positive Psychology. Sebagai penganjur terkemuka dari psikologi positif, dalam gerakannya Seligman telah sangat sukses mempercepat dan menyatukan upaya dari banyak ilmuwan terkemuka yang telah menjadi beberapa pemain kunci dalam Psikologi Positif. Termasuk Komite Sistem Positif Psikologi. Tokoh terkenal lainnya termasuk CR (Rick) Snyder, yang mengedit edisi khusus Journal of Social and Clinical Psychology (2000) dan Influental Handbook of Positive Psychology (2002); Chris Peterson, yang memimpin proyek nilai didalam tindakan yang menyebabkan VIA mengklasifikasikan kekuatan dan kebajikan (Peterson & Seligman, 2004). Faktor lain yang penting dalam keberhasilan banyak inisiatif ini adalah dukungan keuangan yang membuat mereka dapat melakukan kegiatan ini, yang disediakan oleh donor seperti Templeton Foundation, The Gallup Organization, Mayerson Foundation, Annenberg Foundation Trust di Sunnylands, dan filantropis Atlantik. Dan mengingat ketidakseimbangan penelitian antara psikopatologi dan penyakit, relatif terhadap kekuatan manusia dan kesejahteraan, psikologi positif juga menawarkan kesempatan yang sangat baik untuk kemajuan ilmiah yang cepat, hanya karena banyak topik sebagian besar telah diabaikan (Gable & Haidt, 2005). Dengan demikian, perkembangan psikologi positif jelas dibentuk dengan energi dan upaya besar dari Seligman dan pemain utama lainnya di lapangan. Namun, juga sungguh jelas dari pemeriksaan sepintas dari literatur penelitian yang psikologi positif tidak dimulai pada tahun 1997, atau 1998, atau 1999, atau 2000 (McCullough & Snyder, 2000). Psikologi Positif berakar pada mazhab atau aliran Psikologi Humanistik. Abraham Maslow, Carl Rogers dan Erich Fromm, adalah para tokoh psikologi humanis yang telah dengan gemilang mengembangkan penelitian, praktek dan teori tentang kebahagiaan atau kehidupan individu yang positif. Upaya ini kemudian diteruskan dan dikembangkan oleh para ahli dan praktisi Psikologi Positif untuk terus mencari fakta empirik dan fenomena baru untuk mengukuhkan hasil kerja para psikolog humanis. Salah satu teori yang dikemukakan oleh Psikologi Positif adalah Self-determination Theory.
C. Definisi Psikologi Positif Psikologi positif adalah cabang ilmu baru psikologi yang makin berkembang di mana menurut pandangannya hidup itu harus memiliki suatu kebermaknaan
(meaningfulness). Aliran ini lahir dari ketidakpuasan terhadap kajian utama psikologi yang tenggelam dalam kenegatifan. Aliran ini memandang bahwa tidak seharusnya konsep dalam psikologi hanya sekadar mengembalikan berbagai keadaan negatif menjadi normal atau kembali pada titik nol. Namun dalam hidup manusia juga harus dapat menikmati dan merasakan prestasi, kesuksesan dan kebahagiaan demi dapat mencapai suatu kondisi yang positif. Intervensi psikologi positif dapat melengkapi intervensi yang ada pada kajian psikologi yang dinilai masih tradisional, hal itu untuk mengurangi penderitaan dan membawa puncaknya kepada kebahagiaan. Psikologi positif berhubungan dengan penggalian emosi positif, seperti bahagia, kebaikan, humor, cinta, optimis, baik hati, dan sebagainya. Sebelumnya, psikologi lebih banyak membahas hal-hal patologis dan gangguan-gangguan jiwa juga emosi negatif, seperti marah, benci, jijik, cemburu dan sebagainya. Dalam Richard S. Lazarus, disebutkan bahwa emosi positif biasanya diabaikan atau tidak ditekankan, hal ini tidak jelas kenapa demikian. Kemungkinan besar hal ini karena emosi negatif jauh lebih tampak dan memiliki pengaruh yang kuat pada adaptasi dan rasa nyaman yang subyektif dibanding melakukan emosi positif. Contohnya, pada saat kita marah, maka ada rasa nyaman yang terlampiaskan, rasa superior, dan sebagainya. Ada suatu penelitian mengatakan bahwa marah adalah emosi yang dipelajari, sehingga dia akan cenderung untuk mengulangi hal yang dirasa nyaman. Psikologi positif tidak bermaksud mengganti atau menghilangkan penderitaan, kelemahan atau gangguan (jiwa), tapi lebih kepada menambah khasanah atau memperkaya, serta untuk memahami secara ilmiah tentang pengalaman manusia. Jadi intinya saat ini kita sudah mengenal yang nama nya psikologi positif, ada baiknya kita merubah diri kita sedikit demi sedikit. Sebisa mungkin kita lebih mengeluarkan emosi positif kita dibandingkan emosi negatif kita. Maka hasilnya pun akan positif.
D. Tujuan dan Manfaat Psikologi Positif 1. kebahagiaan (happiness). Kebahagiaan pada manusia, meliputi perasaan positif (kenyamanan-enjoyable) dan kegiatan positif tanpa unsur perasaan (keterlibatan). 2. memberikan pandangan tentang manusia dari sisi lain, yaitu dengan cara menampilkan sifat-sifat indah dari manusia.
3. Dalam bidang klinis, dapat meningkatkan memotivasi klien, yang mana akan memperlancar jalannya proses terapi yang akan dilakukan, karena keinginan klien untuk sembuh semakin kuat. 4. Dalam bidang Psikologi Industri dan Organisasi (PIO), menitiberatkan pada kemaampuan pekerja, sehingga apabila mengalami penurunan produktifitas, dapat digunakan sebagai bahan introspeksi untuk menumbuhkan semangat kerjanya lagi. 5. Dalam bidang pendidikan, dapat memacu murid agar dapat belajar lebih giat, memudahkan dalam penyaluran bakat, sesuai dengan apa yang disukainya.
E. Dimensi atau Ruang Lingkup Psikologi Positif Berfokus pada tiga bidang pengalaman manusia
yang membantu untuk
menentukan ruang lingkup dan orientasi positif perspektif psikologi. Yaitu : 1. Pada tingkat subjektif, psikologi positif melihat pernyataan subyektif positif atau emosi positif seperti kebahagiaan, kepuasan, sukacita dengan kehidupan, relaksasi, keintiman cinta,, dan kepuasan. Positif subjektif juga dapat mencakup pikiran konstruktif tentang diri dan masa depan, seperti optimisme dan harapan. Positif subjektif juga dapat mencakup perasaan energi, vitalitas, dan keyakinan, atau efek positif emosi seperti tawa. 2. Pada tingkat individu, psikologi positif berfokus pada cir-ciri individu positif, atau yang lebih lama dan persisten pola perilaku yang terlihat pada orang setiap waktu. Penelitian ini mungkin termasuk sifat-sifat individu seperti keberanian, ketekunan, kejujuran, atau kebijaksanaan. Artinya, psikologi positif termasuk studi tentang perilaku positif dan sifat-sifat yang secara historis telah digunakan untuk mendefinisikan "kekuatan karakter" atau kebajikan. Hal ini juga dapat mencakup kemampuan untuk mengembangkan estetika sensibilitas atau tekan menjadi kreatif potensi dan dorongan untuk mengejar keunggulan. 3. Terakhir, pada tingkat kelompok atau masyarakat, psikologi positif berfokus pada pengembangan, pembuatan, dan pemeliharaan lembaga positif. Dalam psikologi, area positif diaalamatkan pada isu-isu seperti pembangunan dari nilai-nilai sipil, penciptaan keluarga sehat, studi lingkungan kerja yang sehat, dan masyarakat yang positif. Psikologi positif juga mungkin terlibat dalam investigasi yang melihat bagaimana lembaga-lembaga dapat bekerja lebih baik untuk mendukung dan memelihara semua warga negara mereka mempengaruhi.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Psikologi Positif secara resmi didirikan oleh Martin E.P. Seligman pada tahun 1998. Seligmen yang waktu itu menjabat sebagai Presiden APA (American Psychological Assosiation) secara otomatis dinobatkan sebagai bapak psikologi positif.Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa dan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari psikologi positif, yaitu lebih menekankan apa yang benar/baik pada seseorang, dibandingkan apa yang salah/buruk.Psikologi positif tidak bermaksud mengganti atau menghilangkan penderitaan, kelemahan atau gangguan (jiwa), tapi lebih kepada menambah khasanah atau memperkaya, serta untuk memahami secara ilmiah tentang pengalaman manusia. Yang membantu untuk menentukan ruang lingkup dan orientasi positif perspektif psikologi. Yaitu : pada tingkat individu, subyektif, dan pada tingkat masyarakat.Misi Seligman ialah mengubah paradigma psikologi, dari psikologi patogenis yang hanya berkutat pada kekurangan manusia ke psikologi positif, yang berfokus pada kelebihan manusia.
B. Saran Makalah yang kami susun semoga bisa membantu kita untuk lebih memahami tentang pelajaran Psikologi Positif. Mohon pemakluman dari semuanya jika dalam makalah kami ini masih terdapat banyak kekeliruan baik bahasa maupun pemahaman. Karena tiadalah sesuatu yang sempurna yang bisa manusia ciptakan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2013. Psikologi Positif. (diakses dari http: //psikologiberbicara.blogspot.com/2013/01/psikologi-positif.html, 23 Oktober 2018)
Uthia Esthiane. Psikologi Positif. (diakses dari: fpsi08.web.unair.ac.id/artikel_detail-46237-Umum, 23 Oktober 2018)
.
http://uthiaestiane-