PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN
DOSEN PENGAMPU : Ceria Hermina, M.Psi., Psikolog
Kelompok 4: Aulia Rahmita
(1773201110002)
Muhammad Hidayat
(1773201110019)
Rizka Nurlatifah
(1773201110023)
PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN 2019
DAFTAR ISI
Halaman Sampul Depan ..............................................................................
1
Daftar Isi......................................................................................................
2
Bab I
Pendahuluan ..................................................................................
3
1.1
Latar Belakang ..............................................................................
3
1.2
Rumusan Masalah .........................................................................
3
1.3
Tujuan Penulisan ...........................................................................
3
1.4
Manfaat .........................................................................................
4
Bab II
Pembahasan...................................................................................
5
2.1
Konsep Kepemimpinan Perusahaan .............................................
5
2.2
Pola Hubungan Antartenaga Kerja dalam Perusahaan .................
11
2.3
Ciri Pribadi Seorang Pemimpin dalam Perusahaan ......................
12
2.4
Perilaku Pemimpin yang Efektif: Gaya Kepemimpinan Manajeman ....................................................................................
16
Bab III Penutup .........................................................................................
24
3.1
Kesimpulan ...................................................................................
24
3.2
Saran .............................................................................................
24
Daftar Pustaka .............................................................................................
25
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Kepemimpinan meliputi proses memengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku bawahan untuk mencapai tujuan, dan memengaruhi untuk memperbaiki kelompoknya Kepemimpinan berkaitan erat dengan motivasi. Kepemimpinan merupakan sesuatu yang penting bagi manajer. Para manajer merupakan pemimpin (dalam organisasi mereka), sebaliknya pemimpin tidak perlu menjadi manajer.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka penulisan rumusan masalah ini yang akan dipaparkan dalam makalah ini adalah: 1) Bagaimana konsep kepemimpinan dalam sebuah perusahaan? 2) Apa yang dimaksud dengan pola hubungan antartenaga kerja dalam perusahaan? 3) Bagaimana ciri pribadi seorang pemimpin dalam perusahaan? 4) Bagaimana perilaku pemimpin yang efektif dalam gaya kepemimpinan manajeman?
1.3
Tujuan Setiap sesuatu pasti mempunyai tujuan, begitupun dengan makalah ini, kelompok ini menuliskan dengan tujuan: 1) Untuk mengetahui dan memahami bagaimana konsep kepemimpinan dalam sebuah perusahaan. 2) Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan pola hubungan antartenaga kerja dalam perusahaan. 3) Untuk mengetahui dan memahami bagaimana ciri pribadi seorang pemimpin dalam perusahaan. 4) Untuk mengetahui dan memahami bagaimana perilaku pemimpin yang efektif dalam gaya kepemimpinan manajeman. 3
1.4
Manfaat Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, serta tujuan penulisan di atas, manfaat kelompok kami menuliskan makalah ini adalah dengan harapan agar penulis serta pembaca bisa lebih mengetahui dan memahami mengenai pembahasan psikologi kepemimpinan dalam perusahaan.
4
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Konsep Kepemimpinan Perusahaan
1. Pengertian Kepemimpinan Perusahaan Kepemimpinan merupakan salah satu unsur penentu keberhasilan organisasi, terlebih lagi dalam menuju perubahan. Untuk memahami kepemimpinan (leadership), ada baiknya jika kita terlebih dahulu mengetahui arti pemimpin (leader). Pemimpin adalah seorang yang dianggap mempunyai kemampuan untuk memengaruhi, memberi petunjuk, dan menentukan individu untuk mencapai tujuan organisasi. P. James J. Spillane menyatakan bahwa pemimpin adalah agen perubahan dengan kegiatan memengaruhi orang-orang yang lebih besar daripada pengaruh orang-orang tersebut kepadanya. Dalam perusahaan atau organisasi, pemimpin merupakan faktor kunci. Tanpa kepemimpinan, sebuah organisasi atau perusahaan hanya kekacauan manusia dan mesin. Pada prinsipnya definisi kepemimpinan mempertalikan fungsi pemimpin dalam organisasi perusahaan dengan sasaran. Beberapa pengertian kepemimpinan, menurut para ahli, di antaranya: Menurut Ordway Tead, kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi orang-orang untuk bekerja sama mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut George R. Terry, kepemimpinan merupakan kegiatan untuk memengaruhi orang-orang untuk mencapai tujuan kelompok. 2. Esensi Konsep Kepemimpinan Perusahaan Richard L. Daft mendefinisikan kepemimpinan (leadership) sebagai suatu pengaruh yang berhubungan antara para pemimpin dan pengikut (followers). la mengemukakan konsep kepemimpinan perusahaan hanya dalam satu definisi, yaitu "Pengaruh hubungan antara pimpinan dan pengikut (followers) yang bermaksud pada perubahan danhasil nyata yang men- cerminkan tujuan
5
bersama."Dari definisi tersebut tercakup tujuh unsur yang esensial dalam kepemimpinan perusahaan, yaitu sebagai berikut. a. Pemimpin (Leader) Pemimpin (leader) adalah seorang pemimpin yang mempunyai sifatsifat kepemimpinan personality atau authority (berwibawa).la disegani dan berwibawa terhadap bawahan atau pengikutnya karena kecakapan dan kemampuan serta didukung perilakunya yang baik. Pemimpin (leader) dapat memimpin organisasi formal ataupun informal, dan menjadi panut- an bagi bawahan (pengikut)nya. b. Pengaruh (Influence) Pengaruh adalah hubungan timbal balik bukan satu arah antara pemimpin dan pengikut untuk memperoleh perubahan yang berarti sebagai hasil dari tujuan bersama. Dari pandangan Daft dapat dipahami bahwa pengaruh tidak berkaitan dengan unsur kekuasaan ataupun paksaan yang dilakukan pemimpin terhadap bawahan. c. Pengikut (Followers) Pengikut yang baik bukanlah yes people. Kadang-kadang pemimpin yang efektif sama dengan pengikut yang efektif. Perbedaannya hanya dalam memainkan perannya. d. Maksud (Intention) Intentions adalah kadar atau intensitas dari keinginan untuk keluar dari perusahaan. Banyak alasan yang menyebabkan timbulnya turnover intentions, di antaranya keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Pendapat tersebut relatif sama dengan pendapat yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa turnover intentions pada dasarnya adalah keinginan untuk meninggalkan (keluar) dari perusahaan. e. Perubahan (Change) Unsur perubahan (change) merupakan hasil dari pimpinan dan pengikut yang menjadi harapan masa depan dan mereka sama-sama menciptakan perubahan, bukan memelihara status quo. Dengan kata lain, perubahan adalah gambaran dari tujuan bersama (shared purpose).
6
f. Tujuan Bersama (Shared Purpose) Tujuan organisasi perusahaan merupakan sesuatu yang diinginkan, yang harus dicapai pada masa depan sehingga tujuan menjadi motivasi utama visi dan misi organisasi. Pemimpin memengaruhi pengikutnya untuk mencapai perubahan berupa hasil yang diinginkan bersama. g. Tanggung Jawab Pribadi (Personal Responsibility) Unsur tanggung jawab pribadi dan integritas (personal responsibility and integrity) menunjukkan adanya tanggung jawab antara pimpinan dan orang-orang yang ada dalam organisasi, yang mempunyai tanggung jawab penuh untuk mencapai tujuan. 3. Implikasi Kepemimpinan Perusahaan Anderson (1988) mendefinisikan kepemimpinan sebagai leadership means using power to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance. Berdasarkan definisi ini, kepemimpinan memiliki beberapa implikasi berikut. a. Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin. b. Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya mampu menggugah bawahannya untuk men- capai kinerja yang memuaskan. Menurut French dan Raven (1968), kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin dapat bersumber dari b. berikut ini. 1) Reward power, didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan dan sumber daya untuk memberikan penghargaan
kepada
bawahan
yang
mengikuti
arahan-arahan
pemimpinnya. 2) Coercive power, didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan memberikan hukuman bagi bawahan yang tidak mengikuti arahan-arahan pemimpinnya. 3) Legitimate power, didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai hak untuk menggunakan pengaruh dan otoritas yang dimilikinya.
7
4) Referent power, didasarkan atas identifikasi (pengenalan) bawahan terhadap sosok pemimpin. Para pemimpin dapat menggunakan pengaruhnya
karena
karakteristik
pribadinya,
reputasi,
atau
karismanya. 5) Expert power, didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pe- mimpin adalah seseorang yang memiliki kompetensi dan mempunyai keahlian dalam bidangnya. c. Kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggung jawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cognizance),
keberanian
bertindak
sesuai
dengan
keyakinan
(commitment), kepercayaan kepada diri sendiri dan orang lain (confidence),
dan
kemampuan
untuk
meyakinkan
orang
lain
(communication) dalam membangun organisasi. 4. Perbedaan Kepemimpinan dengan Manajemen Manajemen sering dikacaukan dengan kepemimpinan. Bennis dan Nanus (1985) melihat perbedaan yang mendasar antara manajemen dan kepemimpinan. Perbedaan lain adalah sebagai berikut: Bennis and Nanus (1985) menyatakan sebagai berikut. 1) Pemimpin berfokus pada pengerjaan yang benar, sedangkan manajer memusatkan perhatian pada pengerjaan secara tepat (managers are people who do things right and leaders are people who do the right thing). Kepemimpinan memastikan tangga yang kita daki bersandar pada tembok secara tepat. 2) Manajemen mengusahakan agar pemimpin mendaki tangga seefisien mungkin. 5. Kriteria, Karakteristik, Kompetensi, Sifat Pribadi, dan Peran Kepemimpinan Perusahaan a. Kriteria Kepemimpinan Perusahaan Stephen R. Covey menguraikan bahwa beberapa kriteria pemimpin perusahaan yang efektif adalah sebagai berikut.
8
1) Mau terus belajar: pemimpin harus menganggap seluruh hidupnya sebagai rangkaian dari proses belajar yang tidak berhenti untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasanny 2) Berorientasi pada pelayanan: seorang pemimpin yang baik akarn melihat kehidupannya sebagai misi bukan karier. 3) Memberikan energi positif: energi positif yang dipancarkan dapat memengaruhi orang-orang di sekitarnya sehingga dapat tamp sebagai juru damai dan penengah untuk menghadapi darn balikkan energi destruktif menjadi positif. 4) Memercayai orang lain: dengan memercayai orang lain, seorang pemimpin dapat menggali dan menemukan kemampuan tersembunyi dari pekerjanya. 5) Memiliki keseimbangan hidup: pemimpin efektif merupakan pribadi seimbang, tidak berlebihan, mampu menguasai diri, bijak, tidak kerja dan menjadi budak rencana-rencana sendiri. 6) Jujur kepada diri sendiri: sikap ini ditunjukkan dengan sikap mau mengakui kesalahan dan melihat keberhasilan sebagai hal yang berjalan berdampingan dengan kegagalan. 7) Mau melihat hidup sebagai sesuatu yang baru: pemimpin yang mampu dan mau melihat hidup sebagai sesuatu yang baru akan memiliki kehendak, inisiatif, kreatif, dinamis, dan cerdik. 8) Memegang teguh prinsip: mampu memegang teguh prinsip dan tidak mudah dipengaruhi, namun untuk hal harus dikompromikan dapat bersifat luwes. 9) Sinergistik: pemimpin harus bersikap sinergistik dan menjadi katalis perubahan. Setiap situasi yang dimasukinya selalu diupayakan. 10) Selalu memperbaharui diri: pemimpin harus bersedia secara teratur melatih empat dimensi kepribadian manusia, yaitu fisik, mental, emosi, dan spiritual untuk memperbaharui diri secara bertahap.
9
b. Karakteristik Pemimpin Perusahaan yang Tangguh Warren Bennis (1997) mensyaratkan bahwa seorang pemimpin perusahaan yang tangguh harus mempunyai karakteristik-karakteristik berikut. 1) Pengenalan diri Secara pasti, pemimpin mengenal kelebihan dan kekurangan yang mereka miliki. Bahkan, mereka sering menggunakan jasa pihak lain untuk memberikan masukan dan pemahaman atas kepribadiannya. 2) Terbuka terhadap umpan balik Pemimpin yang efektif mengembangkan sumber umpan balik yang bervariasi dan berharga mengenai perilaku dan kinerjanya. Pemimpin yang efektif cenderung memiliki gaya yang terbuka. 3) Pengambil risiko yang selalu ingin tahu Pada umumnya pemimpin adalah petualang, pengambil risiko, dan selalu ingin tahu, bahkan sangat ingin tahu. Mereka tampak mampu mengambil risiko sangat besar dan membiasakan dirinya selalu ter- libat dalam situasi berbahaya yang mereka sadari sebelumnya. 4) Konsentrasi pada pekerjaan Para pemimpin yang efektif adalah orang-orang yang walaupun berkemampuan kecil dalam hubungan antarpribadi, memiliki tingkat konsenterasi yang luar biasa. 5) Menyeimbangkan tradisi dengan perubahan Alfred North Whitehead mengatakan bahwa seorang pemimpin efektif harus memiliki keterikatan dengan budaya ataupun dengan kebutuhan revisi dan perubahan. 6) Bertindak sebagai model dan mentor Pemimpin efektif bangga menjadi seorang mentor dan merasakan kemenangan ketika pada akhirnya mereka berhasil melahirkan pemimpin dengan menjadikan seluruh periode kehidupan sebagai proses belajar dan memanfaatkan pemimpin baru. la menghargai kemenangan terseb semua pengalaman secara didaktik.
10
2.2
Pola Hubungan Antartenaga Kerja dalam Perusahaan Dalam orgnisasi ada dua macam manager sebagai pemimpin, yaitu pemimpin yang mengepalai keseluruhan organisasi dan pemimpin yang mengepalai satu bagian atau satu unit dari organisasi. Pemimpin pertama yang mengepalai seluruh organisasi disebut manajer puncak (direktur utama, direktur, atau general manager). Pemimpin kedua yang mengepalai suatu unit dalam organisasi merupakan manajer madya dan manajer pertama disebut dengan supervisor. Adapun tenaga kerja merupakan komponen manusia dalam sisitem organisasi yang berhubungan secara terus menerus dengan tenaga kerja lainnya. Pola hubungan antartenaga kerja dapat dibagi menjadi empat tingkatan sebagai berikut: 1. Pola Hubungan Antartenaga Kerja Tingkat Manajer Puncak Manajer Puncak lebih banyak berhubungan denganorang-orang yang bekerja di luar oragnisasi perusahaanya. Secara langsung manajer puncak memimpin bawahannya yaitu para manajer madya. Oleh karena itu, kepribadian manajer puncak sistem nilai, sikap dan perilakunya mempunyai dampak pada keseluruhan organisasisnya. 2. Pola Hubungan Antartenaga Kerja Tingkat Manajer Madya Manajer madya mempunyai hubungan dengan atasan, rekan setingkat, dan bawahan yang memiliki jabatan kepemimpinan. Manajer madya memiliki peranan ganda, yaitu berperan sebagai bawahan, rekan, atasan, dan wakil perusahaan. Manajer madya merupakan penghubungan yang sangat penting dan kreatif antara tingkat-tingkat manajeman rendah dan tinggi. Kepemimpinana manajer madya lebih bercorak perseorangan. Manajer madya lebih banyak mengahadapi manajer bawahannya sendiri daripada secara kelompok. 3. Pola Hubungan Antartenaga Kerja Tingka Manajer Pertama
11
Manajer pertama memiliki hubungan antartenaga kerja yang sama dengan pola hubungan antartenaga kerja tingkat manajemen madya. Manajer pertama disebut juga tenaga kerja yang berada di tengah (the man in the middle). Antara manajemen dan para pekerja. Menajer pertama memiki peranan ganda sebagai atasan, bawahan, rekan, dan wakil perusahaan. Jika pandangan antar kedua belah pihak berbeda, manajer petama akan merasa terjepit. Keprmimpinannya sangat ditentukan oleh keadaanya. Bergantung dari jenis pekerjaanya manajer pertama menghadapi bawahannya secara perseorangan atau kelompok. 4. Pola Hubungan Antartenaga Kerja Tingkat Tenaga Kerja Produktif Pekerja, tenaga kerja produktif yang menduduki jabatan terendah dalam organisasi perusahaan, berhubungan dengan rekann dan atasannya saja. Peran utamanya adalah sebagai abwahan ia dapat “melihat” kesamping dan keatas. Tenaga kerja dapat memberikan perngaruh yang nyata pada keberhasilan kepemimpinan atasannya dan kemajuan perusahaan.
2.3
Ciri Pribadi Seorang Pemimpin dalam Perusahaan Ashar Suryono Munandar membatasi kelompok ciri pribdi seorang pemimpin perusahaan sebagai berikut: 1. Ciri Seorang Pemimpin yang Berhasil Efektivitas kepemimoinan ditentukan oleh kerpibdian pemimpin. Marat(1982) mengutip Carter, yang menemukan ciri perilaku pemimpin yang berhasil dari penelitian yang dilakukan pada Angkatan Darat Maerika Serikat sebagai berikut adalah: a. Performing profesional and technical speciality b. Knowing subordinates anda showing consideration for them c. Keeping channels of comunication open d. Aceppting personal responsibility and setting an example e. Imitating anda direction action
12
f. Training men as a team g. Making decisions Di Indonesia dikenal sebelas ciri pribadi yang diharapkan dimiliki oleh seornag pemimpin ynag dianut oleh TNI Angkatan Darat, yaitu sebagai berikut: a. Takwa, menjalankan segala perintah Tuhan Yang Maha Esa serta menjauhi segala larangn-Nya. b. Ing-Ngarsa Sung Tuladha, sebagai pemuka orang yang berada di depan dan selalu memberi teladan kepada orang yang dipimpinya. c. Ing Madya Mangun Karsa, dari tengah seorang pemimpin saling bahumembahu dalam bekerja dengan memberikan dorongan, semangat. d. Tut Wuri Handayani, dari belakang selalu memberikan dorongan dan arahan pada hal-hal yang diinginkan anak buahnya. e. Waspada Purba Wisae, selalu berhati-hati dalam segala kondisi, meneliti, dan membuat perkiraan keadaan secara terus-menerus. f. Amberg Para Maarta, pandai menentukan mana yang menurut ruang, waktu, dan keadaan patut didahulukan. g. Prasaja, bersifat dan bersikap sederhana serta rendah hati dan correct. h. Satya, loyalitas timbal balik dan bersikap hemat, tidak ceroboh, serta memelihara kondisi material dengan kecermatan. i. Gemi Nastiti, hemat dan cermat, sadar dan mampu membatasi penggunaan dan pengeliaran hanya untuk yang bena-benar diperlukan. j. Belaka, bersifat dan bersikap terbuka, jujur dan siap menerima segala kritik
yang
membangun
selalu
mawas
diri
dan
selalu
siap
mempertanggungjawabkan perbuatannya. k. Legewa, rela dan ikhlas untuk pada waktunya mengundurkan diri dari fungski kepemimpinan dan diganti dengan suatu generasi baru yang telah mewarisi kesepuluh ciri diatas. Ciri pribadi ini lebih berfungsi sebagi prinsip-prinsip harus diusahkan untuk dijalankan sehingga mempunyai makna sebagai pedoman yang sifatnya normatif.
13
2. Ciri-ciri Pemimpin dari Bidang Manajeman Fungsional Berdasarkan tugas dan wewenangnya jabatan manajeman dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis kelompok jabatan sesuai dengan bidang manajeman fungsioanl. a. Huttner,Levy,Rosen dan Stopol (1959) meneliti data yang diperoleh dari tes kuantitatif yang diberikan kepada 250 manajer di 12 perusahaan besar dan kecil. Mereka menemukan perbedaan dalam ciri-ciri pribdai antar manajer dari bidang-bidang rekayasa dan penelitian serta pengembangan, penjualan, administrasi, akutansi, dan produksi. b. Munandar (1977) melakukan studi perbandingan antar manajer bidang produksi dan manajer bidang penjualan pada enam perusahaan di Jakarta, antara lain ditemukan bahwa para manajer penjualan cenderung lebih ramah, antusias, lihai, bergantung pada kelompok, dan seksama dalam penjualan. Para manajer produksi cenderung lebih menjauhkan diri serius, teru terang, dapat berdiri sedniri, dan tidak begitu memedulikan peraturan pergaulan. Hasil penelitian diatas seolah-olah menunjang pandangan abwa kelompok ajabatan manajer yang berbeda-beda memerlukan kelompok ciriciri pribadi yang berbeda-beda. Penelitian ini menunjukkan hsail yang tidak serupa. 3. Ciri-ciri Pemimpin pada Tingkat Organisasi yang Berbeda Ghisseli(1971) menemukan sembilan ciri pribadi yang ia namakan bakat manajerial yang memainkan peranan penting dlam keberhasilan seorang manajer. Ciri-ciri tersebut menurut urutan kepentingannya adalah sebagai berikut: a. Supervisory obility b. The need for occupational achievement c. The need for self-actualization d. Intellegence e. Self-assurance f. Desicivieness
14
g. The lack of the need for security h. The lack of working class affinity i. Initiative Semakin tinggi tingkat jabatan manajer semakin “tinggi” ciri-ciri pribadi tersebut dimiliki oleh para manajer. Para manajer yang berhasil memiliki ciri-ciri tersebut memiliki deratajat yang lebih tinggi juga daripada para manajer yang kurang berhasil. Close(1975) dari penelitiannya pada empat tingkat organisasi pada suatu perusahaan produk pertanian menemukan bahwa semakin rendah tingkat jabatan manajemen semakin dogmatis pemikiran serta manajernya. 4. Ciri-ciri Manajer Puncak yang Berhasil Bennis dan Nanus (1985) dalam penelitiannya terhadap 90 pemimpin (semuanya adalah manajer puncak) berhasil menetepakan empat keterampilan dalam menangani manusia, yaitu sebagai berikut: a. Attention through vision. Pemimpin harus mempunyai visi. Vivi atau bayangan masa depan usaha mereka sangat jelas dan menarik perhatian orang. Melalui bayangan ini mereka didesak untuk mendapatkan hasil. b. Meaning through communication. Bayangan masa depan usaha dari pemimpin harus dapat dikomunikasikan oleh pemimpin kepada bawahannya. c. Trust through positioning. Jika visi atau bayangan masa depan usaha telah dikomunikasikan visi perlu diimplementasi. Positioning adalah perangkat tindakan yang diperlukan untuk mengimplementasikan visi dari pemimpin. Untuk mendapatkan kepercayaan dari para pengikutnya, pemimpin harus berpeirlaku konsisten dan tetap berada pada jalur yang telah disepakati. d. The deplayment of self though positive self-regard and though the wallenda factor. Faktor utama dari pemimpin yang berhasil adalah perluasan krestif dari diri, yang dapat dilakukan melalui menghargai diri secara positif. Menurut Bennis dan Nanus, menghargai diri secara posisitf bukan merupakan pemusatan pada diri yang egoistik, melainkan
15
terdiri atas tiga komponen utama, yaitu pengetahuan tentang kekuatannya, kemampuan untuk merawat dan mengembangkan kekuatan-kekuatan tersebut, kemapuan untuk secara tajam melihat perbedaan antara kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dengan kebutuhan-kebutuhan organisasi. 2.4 1.
Perilaku Pemimpin yang Efektif: Gaya Kepemimpinan Manajeman Makna Perilaku Kepemimpinan yang Efektif Bagi para manajeryang efektif perilaku yang berorientasi tugas tidak terjadi dengan mengorbankan perhatian terhadap hubungan antarkemansiaan. Para manajer yang efektif penuh dengan perhatian, mendukung, dan membantu para bawahan. Perilaku mendukung yang berkorelasi dengan kepemimpinan yang efektif meliputi memperhatikan kepercayaan dan rasa percaya, bertindak ramah dan perhatian, berusaha memahami permasalahn bawahan, membantu mengembangkan bawahan dan memajukan karier mereka, dan memberikan informasi kepada bawahan, memrhatikan apresisasi terhadap ide-ide bawahan dan memberikan pengakuan atas konstibusi dan keberhasilan bawahan.
2. Persfektif tentang Perilaku Kepemimpinanyang Efektif a. Penelitian Kepemimpinan di Ohio State University Kuesioner penelitian tentang kepemimpinan yang efektif dipengaruhi oleh penelitian awal Ohio State university. Selama tahun 1950-an, tugas awal para peneliti adalah mengidentifikasikan kategori-kategori perilaku kepemimpinan yang relevan dan mengemabngkan kuesioner yang menjelaskan perilaku ini. 1) Katerogi perilaku kepemimpinan
Pertimbangan. Pemimpin betindak dalam cara yang bersahabat dan mendukung,
memprlihatkan
perhatian
terhadap
bawahan
dan
memperhatikan kesejahteraan mereka.
Struktur memperkasai. Pemimpin menetukan dan membuat struktur peran sendiri dan peran para bawahannya ke arah pencapaina tujuan formal.
16
2) Kuesioner deskripsi perilaku a. Leader Behavior Description Quesioner (LBDQ) b. Supervisory Behavior Description (SBD atau SBDQ) c. Walaupun kedua kuesioner ini sering diperlukan sama, isi skala perilaku bagi kedua versi kuesioner ini tidaklah sama. d. Leader Openion Quesioner (LOQ) b. Taksonomi Perilaku kepemimpinan Sebuah masalah besar dalam penelitian mengenai kandungan dalam perilaku kepemimpinan adalah identifikasi kategori perilaku yang relevan dan berarti bagi semua pemimpin. Sebagai konsekuensinya, empat dekade terrakhir ini telah menyaksikan timbulnya berbagai konsep perilaku yang membingungkan para manajer dan pemimpin. Taksonomi yang berbeda telah timbul dari disiplin penelitian yang berbeda dan sulit untuk menerjemahkan sejumlah konsep ke konsep lainnya. 1) Sumber keragaman antartaksonomi Kategori perilaku adalah atribut abstraksi, bukan atribut berwujud dari dunia nyata. Kategori perilaku diperoleh dari perilaku yang dapat diamati untuk mengorganisasikan persepsi mengenai dunia dan membuatnya menjadi berarti, tetapi kategori tersebut tidak ada dalam arti objektif. Jadi taksonomi yang dirancang untuk mempermudah penelitian dari teori tentang efektivitas manjerial mempunyai fokus yang berbedda dari taksonomi yang dirancang untuk menjelaskan pengamatan atas aktivitas manjerial atau taksonomi Sumber ketiga dari keragaman antartaksonomi perilaku adalah metode yang digunakan untuk mengembangkannya. 2) Keterbatasan taksonomi berbasis faktor Analisis faktor terhadap kuesioner survei telah digunakan untuk mengemabngkan sebagian besar taksonomi perilaku. Hal ini merupakan pernagkat statsitik yang berguna, tetapi memailiki beberapa keterbatasan serius yang membantu menjelaskan kurangnya konsistensi, bahkan di
17
antara taksonomi-taksonomi yang dikembangkan dengan metode yang sama untuk tujuan bersama. 3) Perilaku tugas yang spesifik Bagian ini menjelaskan tiga jenis spefisik yang berorientasi tugas yang sangat telvan bagi kepemimpinan yang efektif. Perilaku tersebut meliput merencanakan, menjelaskan, serta memantau perilaku tersebut dan menjelaskan penelitian mengenai stiap jenis perilaku ditinjau secara singkat. 3. Gaya Kepemimpinan dalam Perusahaan a. Otokratik Gaya kepemimpinan menunjukkan bahwa semuanya ditentukan oleh pemimpin, pemimpin merupakan segalanya. Semua keputusan diambil oleh pemimpin, sedangkan baeahannya tidak mempunyai hak untuk bersuara. Bawahan hanya menjalankan intruksi yang diberikan. Pola komunikasi yang terjadi, yaitu satu arah dari pemimpin ke bawahan. Dengan pola kepemimpinan ini, semua tugas yang diberikan pasti akan selesai karena pemimpin akan memastikan semuanya berjalan dengan baik. Pemimpin yang menggunakan gaya ini sangat task oriented sehingga ada bawahan yang tidak cocok dengan gaya kepemimpinan ini dan ada yang menilai gaya kepemimpinan ini terlalu kejam. b. Demokratik Gaya kepemimpinan ini memberikan tanggung jawab dan wewenang kepada semua anggota tim.
semua terlibat aktif dalam mengambil
keputusan dan dapat memberikan masukan kepada anggota atau kepada pemimpin. Pemimpin bersikap terbuka pada usul yang diberikan karena menganggap semua usul baik untuk kemajuan perusahaan. Pemimpin merasa bahwa semua anggota pasti mempunyai kelebihan dan merupakan pribadi yang unik. Gaya kepemimpinan ini menyeimbangkan antara tugas yang diberikan harus diselesaikan dengan baik dan penting menjaga hubungan harmonis antartim. 18
c. Laissez-Faire Gaya kepemimpinan ini memberikan kebebasan mutlak kepada bawahan untuk berkreasi.
pemimpin bersifat pasif dan menunggu
semuanya dari bawahan. Pola kepemimpinan yang terjadi yaitu satu arah dari bawahan kepada pimpinan. Gaya kepemimpinan ini cocok diterapkan jika mempunyai bawahan dengan inisiatif yang baik, sehingga pemimpin hanya memberikan arahan singkat berupa tujuan umum. Manajemen gaya ini paling efektif untuk menangani rumor, misalnya konflik yang terjadi antara dua pihak atau lebih. Biarkan pihak-pihak yang berkonflik membicarakan permasalahan mereka sampai dapat menemukan jalan keluarnya. d. Kepemimpinan Konservatif Gaya kepemimpinan ini hampir sama dengan kepemimpinan demokratis dalam menerima masukan dari bawahan. Perbedaannya terletak pada keputusan akhir yang tidak harus didasarkan atas jumlah suara terbanyak. yang dilakukan dalam gaya kepemimpinan ini adalah mencari masukan dan opini dari para pekerja dan manajer yang mengambil keputusan dengan mempertimbangkan semua masukan karyawan tersebut. 4. Peran Vital Kepemimpinan dalam Perusahaan Siagian mengemukakan bahwa peranan pemimpin atau kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan dalam tiga bentuk. yaitu peranan bersifat interpersonal, peranan bersifat informasional, dan peran pengambilan keputusan. a. Interpersonal Roles Dalam kategori interpersonal roles terdapat 3 peran kepemimpinan, yaitu sebagai berikut: 1) Figurehead role, pemimpin sebagai figur utama organisasi dalam aktivitasaktivitas formal seremonial atau simbolik perusahaan. 2) Leader role, peran kepemimpinan untuk mengefektifkan setiap fungsional dalam organisasi.
Leader role juga berperan dalam
19
setiap elemen
manajerial. artinya, leader role memengaruhi cara seorang pemimpin melakukan peran lainnya. 3) Liaison role, peran kepemimpinan untuk menjalin relasi atau network dengan pihak-pihak dari luar organisasi. Hal ini sangat berperan penting bagi pemimpin untuk mengembangkan perusahaan, mengetahui banyaknya keuntungan yang diperoleh dari network dengan pihak-pihak internal. b. Informational Roles Dalam kategori informational roles terdapat tiga peran kepemimpinan berikut: 1) Monitor role, yaitu peran seorang pemimpin untuk mencari informasi dari luar organisasi, dan seorang pemimpin harus jeli melihat informasi tersebut, baik peluang maupun ancaman bagi organisasi. 2) Disseminator role, yaitu peran internal seorang pemimpin untuk mendapatkan informasi tentang kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) agar dapat mengidentifikasi dan mengoptimalkan kinerja organisasi. 3) Spokesperson role, yaitu peran kepemimpinan untuk memberikan informasi tentang organisasi kepada pihak di luar organisasi seperti konsumen, penyuplai, pemerintah, dan lain-lain. c. Decisional Roles, terbagi empat peran berikut: 1) Entrepreneur role, seorang pemimpin harus mempunyai jiwa pengusaha untuk membawa organisasi mencapai puncak kejayaan. Pemimpin yang berjiwa pengusaha akan selalu berjuang untuk menjadi lebih unggul. 2) Disturbance handler role, peran kepemimpinan untuk mengatasi permasalahan atau konflik di dalam ataupun di luar organisasi sehingga masalah dapat dipecahkan dan kinerja organisasi dapat kembali optimal. 3) Resource allocator role, merupakan peran seorang pemimpin yang dituntut untuk mengalokasikan sumber daya dalam organisasi sehingga kinerja organisasi lebih maksimal dari keefektifan pengalokasian tersebut. 4) Negosiator, yaitu peran kepemimpinan untuk bernegosiasi dengan berbagai pihak baik internal dengan karyawan, pemegang saham, para manajer, jajaran direksi, maupun eksternal dengan konsumen, kreditor, penyuplai,
20
investor, serta pemerintah untuk menghasilkan kesepakatan untuk keuntungan Bersama. 5. Empat hukum kepemimpinan dalam perusahaan a. The Law of Burning Platform Di sini pemimpin berperan untuk meyakinkan orang lain bahwa perubahan tidak terelakkan. Pemimpin yang hebat akan menjelaskan bahwa tingkat keluar-masuk karyawan yang tinggi akan menyebabkan perusahaan sulit beroperasi secara efektif dan dan mempertahankan pelanggan karena perubahan tersebut begitu vital bagi perusahaan karyawan secara otomatis akan ikut dalam perubahan tersebut. b. The Law of Cascading Sponsorship Proses perubahan menyaratkan keterlibatan dan dukungan dari banyak pihak. Pemimpin harus bisa mendapatkan dukungan dari setiap tingkat organisasi. Jika pemimpin mendapatkan komitmen dari sekelompok orang tersebut (disebut juga cascading sponsorship), kelompok tersebut akan bekerja sama untuk mendapatkan komitmen perusahaan yang lebih luas. Pemimpin yang sukses menyadari bahwa mereka harus selalu terlibat langsung dan terus-menerus dari awal hingga selesai. c. The Law of Nuts and Bolts Pada umumnya pemimpin mengawali proses perubahan dengan sebuah pidato dan pesan lainnya terhadap karyawan. Pidato tersebut cukup untuk membuat perubahan, tetapi ia merupakan bagian penting dari alat perubahan. Seorang pimpinan harus menganalisis setiap langkah dalam proses, menentukan secara tepat hal-hal yang dibutuhkan untuk sukses, dan mengambil tanggung jawab demi kesuksesan implementasi perubahan. d. The Law of Ownership Selama proses perubahan berlangsung, setiap orang dalam organisasi sebaiknya diberi kesempatan untuk menyatakan pendapat dan pertanyaan. Selama masukkan mereka masuk akal, pemimpin harus menyatukannya ke
21
dalam proses perubahan. Hal ini menjadikan mereka memiliki perubahan tersebut aktif sebagai pelaku perubahan. 6. Corak Interaksi Pimpinan dengan Bawahannya a. Kepemimpinan Transaksional Dalam bentuk ini pemimpin berinteraksi dengan bawahannya melalui proses transaksi. Ada empat macam transaksi yaitu sebagai berikut: 1) Contingent reward, bawahan yang melakukan pekerjaan untuk kepentingan perusahaan dan menguntungkan perusahaan dijanjikan sebuah hadiah yang memuaskan dirinya. 2) 2. Management by exeption-active, manajer secara aktif dan ketat memantau pelaksanaan tugas bawahan agar tidak membuat kesalahan dan agar kesalahan tersebut dapat cepat diperbaiki. 3) 3. Management by exeption-passive, manajer belum bertindak jika belum ada masalah atau kegagalan. 4) Laissez faire, manajer meminta bawahannya melaksanakan tugas tanpa ada pengawasan darinya. Jadi semua tugas manajer merupakan tanggung jawab bawahannya. b. Kepemimpinan Transformasional. Lima aspek kepemimpinan transformasional yaitu sebagai berikut: 1) Atrribute Charisma, pemimpin rela berkorban untuk kepentingan perusahaan. Ia menimbulkan kesan bahwa ia memiliki keahlian untuk melaksanakan setiap tugas pekerjaannya sehingga bawahan layak dihargai. Bawahan memiliki kebanggaan dan merasa tenang di dekat pemimpin. 2) Inspiration
leadership/motivation,
pemimpin
mampu
menimbulkan
inspirasi bawahannya dan memberikan keyakinan bahwa tujuan dapat dicapai. Bawahan merasa mampu melaksanakan tugas pekerjaannya memberikan berbagai macam gagasan dan merasa diberi inspirasi oleh pemimpinnya. 3) Intelektual simulation, bawahan merasa bahwa pemimpin mendorong mereka untuk memikirkan kembali cara kerja mereka, untuk mencari cara-
22
cara baru dalam melaksanakan tugas mereka, mendapatkan cara baru dalam mempersepsikan tugas-tugas mereka. 4) Individualized
consideration,
bawahan
merasa
diperhatikan
dan
diperlakukan secara khusus oleh pemimpinnya. Pemimpin memperlakukan setiap bawahannya sebagai seorang pribadi dengan kecakapan dan kebutuhan masing-masing. Pemimpin menimbulkan rasa mampu kepada bawahannya
bahwa
mereka
dapat
melakukan
pekerjaannya
dan
memberikan sumbangan yang berarti terhadap pencapaian tujuan kelompok. 5) Idealized
influence,
pemimpin
berusaha
melalui
pembicaraan
mempengaruhi bawahan dengan menekankan pentingnya nilai-nilai dan keyakinan,
perlu
dimilikinya
tekad
mencapai
tujuan
pemimpin
memperlihatkan kepercayaan pada cita-citanya, keyakinannya, dan nilai hidupnya.
23
BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan Kepemimpinan merupakan salah satu unsur penentu keberhasilan organisasi, terlebih lagi dalam menuju perubahan. Pemimpin adalah seorang yang dianggap mempunyai kemampuan untuk memengaruhi, memberi petunjuk, dan menentukan individu untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam orgnisasi ada dua macam manager sebagai pemimpin, yaitu pemimpin yang mengepalai keseluruhan organisasi dan pemimpin yang mengepalai satu bagian atau satu unit dari organisasi. Seorang pemimpin harusnya merupakan pribadi yang mampu memengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku bawahan untuk mencapai tujuan, dan memengaruhi untuk memperbaiki kelompoknya
3.2
Saran Dengan selesainya penulisan makalah ini, maka kelompok kami mengharapkan kepada pembaca sekiranya menemukan kesalahan pada makalah ini untuk memperbaikinya. Kelompok kami bukanlah seseorang yang sempurna yang tidak lepas dari sifat kekeliruan maupun kesalahan dan jika ada sesuatu yang biasa dijadikan bahan kajian oleh pembaca makalah ini maka kelompok kami akan merasa termotivasi. Saran dan kritik dari pembaca makalah ini yang sifatnya membangun semangat kelompok kami akan selalu ditunggu oleh para pembaca.
24
DAFTAR PUSTAKA
Marliani, Rosleny. 2015. Psikologi Industri dan Organisasi. Bandung: Pustaka Setia Wijono, Sutarto. 2010. Psikologi Industri dan Organisasi. Bandung: Kencana
25