MAKALAH PSIKOLOGI ADAPTASI PSIKOLOGI PADA MASA PUBERTAS
DisusunOleh
: Kelompok 5
1. Dina Dwi Wulandari
(201802007)
2. Hilda Arianti
(201802018)
3. Nurul Aini
(201802035)
Dosen pembimbing : Etik Khusniyati, SST., S.Psi., M. Keb
STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO DIII KEBIDANAN 2018/2019 iii
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia- Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ADAPTASI PSIKOLOGI MASA PUBERTAS” Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
iii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1.1 1.2 1.3 1.4
Latar Belakang ........................................................................................ Rumusan Masalah ................................................................................... Tujuan Penulisan .................................................................................... Manfaat Penulisan ..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 2.1 MASA PUBERTAS ................................................................................... Pengertian Masa Pubertas ................................................................................ Ciri-ciri Masa Pubertas .................................................................................... Determian-determinan Pubertas ....................................................................... Periode Puber ................................................................................................... Saat Pubertas Dan Pemeliharaan Kesehatan ................................................... 2.2 PSIKOLOGI ANAK PADA MASA PUBERTAS .......................................................
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 3.1 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... SOAL DAN JAWABAN.................................................................................
iii
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa pubertas,anak akan mengalami perubahan fisik dan psikologis.saat inilah anak mulai di kelompokkan sebagai remaja,dan pubertas adalah tanda-tandanya.Secara umur,masa pubertas bervariasi namun umumnya 8-13 tahun untuk perempuan, dan 9-14 tahun untuk laki-laki. Puber adalah tanda-tanda,dan remaja adalah kelompoknya. Banyak orangtua tidak mengerti pubertas .Orangtua hanya tahu saat anak puber saat menstruasi atau anak lakilaki puber saat mimpi basah. Padahal mens atau mimpi basah adalah puncak pubertas. Seharusnya orang tua sudah mengenali atau mendampingi anak memasuki masa pubertas sebelum masa puncaknya. Banyak tanda pubertas yang dialami anak sebelum mereka mens atau mimpi basah. Orang tua perlu mendampingi setiap perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada anak sejak dini, karena setiap anak akan mengalami perbedaan waktu dalam mengalami puber. Bahkan sejumlah anak bisa mengalami pubertas dini (dibawah umur 8 tahun) atau bahkan pubertas terlambat (di atas 14 tahun). Perubahan fisik dan psikologis dalam diri anak perlu dipantau secara mendetail oleh orang tuanya. Karena itulah orang tua perlu memposisikan dirinya sebagai teman kepada anak, terutama saat anak beranjak remaja.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Apa yang dimaksud dengan masa pubertas ?
1.2.2
Psikologi anak pada masa pubertas ?
1.2.3
Menghadapi anak yang memasuki masa pubertas ?
1.3 Tujuan Penulisan Untuk mengetahui tentang masa pubertas, psikologi anak pada masa pubertas dan cara menghadapi anak yang memasuki masa pubertas.
iii
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1
Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang pengertian masa pubertas
1.4.2
Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang psikologi anak pada masa pubertas
1.4.3
Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang cara menghadapi anak yang memasuki masa pubertas.
iii
BAB II PEMBAHASAN
2.1 MASA PUBERTAS Pengertian Masa Pubertas Seseorang remaja gadis mulai mengeluhkan akan pinggulnya yang mulai melebar ke samping. Sedangkan teman cowoknya mengaku suaranya terasa lebih ngebass ketimbang adiknya Masa puber adalah merupaka suatu peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 8-21 tahun. Pada anak perempuan, biasanya akan mengalami pubertas yang lebih dahulu dibandingkan dengan anak laki-laki, yakini pada saat anak berusia 8-18 tahun. Proses pubertas pada anak gadis ini timbul karena keluarnya hormon estrogen yang diproduksi tubuh yang akan mengubah bentuk luar dari tubuh anak perempuan dan membuat organ-organ genitalnya berkembang.
Ciri-ciri Masa Pubertas Pada masa puber, anak gadis akan mengalami perubahan yang merupakan cirri-ciri normal saat pubertas terjadi. Antara lain pinggul yang mulai melebar ke samping, mulai mengalami menstruasi pada usia 12 atau 13 tahun setiap bulan, tumbuhnya rambut di daerah ketiak dan area genital. Dada yang semakin membesar serta perasaan tertarik terhadap lawan jenis. Pada anak laki-laki masa puber akan ditandai dengan suara yang semakin ngebass (membesar), tumbuhnya rambut di daerah ketiak dan kelamin, munculnya kumis dan janggut, munculnya jakun pada tenggorokan dan timbulnya perasaan tertarik pada lawan jenis. Mimpi basah yang merupakan ciri-ciri pada masa puber juga akan dialami pada anak laki-laki. Banyak remaja baik laki-laki maupun perempuan yang akan memiliki masalah dengan jerawat saat masa puber terjadi. Namun tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan iii
tumbuhnya jerawat tersebut. Banyak perawatan yang bisa dilakukan untuk menghilangkannya dan merupakan hal yang lumrah bagi remaja untuk tumbuh jerawat. Semua ini adalah perubahan yang terjadi di luar tubuh. Meski masa puber identik dengan perubahan dari bentuk tubuh luar, namun masa puber sebenarnya juga terjadi pada psikologis anak. Seperti perasaan tertarik terhadap lawan jenis yang bisa berakhir pada cinta monyet se usia remaja, perubahan perilaku yang mencolok dari terbuka menjadi sangat tertutup, mulai timbul rasa tanggung jawab, ego akan mulai terlihat, perilaku yang sudah bisa dimodifikasi (beradaptasi dengan lingkungan) yang mengakibatkan anak sudah tidak “sepolos” pada masa kecil. Determian-determinan Pubertas Pubertas di iringi dengan berbagai perubahan yang berlangsung di dalam sistem endokrin, berat tubuh, lemak tuuh, meskipun kita tidak mengetahui apakah semua perubahan ini merupakan penyebab atau konsekuensi dari pubertas, sebagaimana bawaan merupakan faktor penting dalam pubertas. a. Bawaan Pubertas bukanlah suatu insiden lingkungan. Kemunculan pubertas telah diprogram di dalam gen setiap manusia. Puertas tidak berlangsung di usia 2 atau 3 tahun maupun di usia 20-an. Di masa depan, studi genetik molekuler mungkin dapat mengidentifikasikan gen-gen spesifik yang berkaitan dengan muncul dan berkembangnya pubertas. Meskipun demikian, sebagaiana yang akan kita bahas, faktor-faktor yang sebagian besar individu berlangsung antara usia 9 hingga 16 tahun itu. b. Hormon Di balik munculnya kumis untuk pertama kalinya pada anak laki-laki dan melebarnya pinggul pada perempuan, terdapat aliran hormon-hormon (hormones), yaitu zat kimia yang kuat yang diciptakan oleh kelenjar endokrin dan dibawa ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Terdapat 2 jenis hormon yang memiliki kadar kepekatan yang berbeda pada laki-laki dan perempuan, yaitu androgen, jenis utama dari hormon seks laki-laki, dan estrogen, jenis utama dari hormon perempuan. Ingatlah bahwa meskipun fungsi-fungsi hormon ini lebih kuat pada salah atu jenis kelamin, kedua ohormon itu dihasilkan oleh laki-laki maupun perempuan. iii
Testosteron adalah androgen yang berperan penting bagi perkembangan pubertas lakilaki. Selama masa pubertas, munculnya kadar testosteron berkaitan dengan sejumlah perubahan fisik pada laki-laki, termasuk perkembangan genital eksternal, bertambah tingginy badan, dan perubahan suara. Kadar testosteron pada remaja laki-lak juga berkaitan dengan hasrat dan aktivitas seksual. Estradiol adalah estrogen yang berperan penting dalam perkembangan pubertas perempuan. Ketika kadar estradiol meningkat, terjadilah perkembangan payudara, perkembangan rahim, dan perkembangan kerangka. Identitas hormon yang berkontribusi terhadap hasrat seksual dan aktivitas pada remaja perempuan kurang terlihat jelas pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Kedua jenis hormon itu meningkat pada laki-laki maupun perempuan selama mas pubertas. Dalam sebuah studi ditemukan bahwa kadar testosteron meningkat sebesar 18 kali lipat pada laki-laki namun hanya 2 kali lipat pada perempuan selama masa pubertas, kadar estradion meningkat sebesar 8 kali lipat pada perempuan namun hanya 2 kali lipat pada laki-laki selama masa pubertas. c. Sistem Endokrin Peran sistem endokrin di masa pubertas melibatkan interaksi dari hipotalamus, kelenjar pituitari, dan gonad (kelenjar sex). Hipotalamus adalah sebuah struktur yang terletak di bagian atas otak yang memonitor kegiatan makan, minum, dan seks. Kelenjar pituitari adalah kelenjar endokrin yang mengontrol pertumbuhan dan meregulasi kelenjar-kelenjar lain. Gonad adalah kelenjar seks-testis pada laki-laki, indung telur pada perempuan. Kelenjar pituitari mengirimkan sebuah signal melalui gonadotropin ke testis dan indung telur untuk menghasilkan hormon. Kemudian, melalui interaksi dengan hipotalamus, kelenjar pituitari berusaha mendeteksi kapan dicapai kadar yang optimal dari hormon dicapai dan berusaha mempertahankannya melalui sekresi gonadotropin tambahan. Kadar hormon seks diatur oleh dua hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari, yaitu FSH dan LH. FH merangsang perkembangan kantung rambut pada perempuan dan sperma pada laki-laki. Di samping itu, hipotalamus mengeluarkan sebuah zat yang disebut GnRH (gonadotropin-releasing hormone). Horon-hormon ini diatur oleh sistem umpan-balik negatif. Apabila munculnya kadar hormon seksterlalu tinggi, hipotalamus, dan kelenjar pituitari akan mengurangi stimulasinya dari gonad, mengurangi produksi hormon-hormon
iii
seks. Apabila kadar hormon seks terlalu rendah, hipotalamus, dan kelenjar pituitari akan meningkatkan produksi hormon seks. Pada laki-laki, produksi kelenjar pituitari dari LH akan merangsang testis untuk menghasilkan testosteron. Ketika kadar testosteron terlalu tinggi, hipotalamus akan mengurangi produksi GnRH, yang selanjutnya akan mengurangi produksi dari LH. Ketika kadar testosteron gagal sebagai dampaknya, hipotalamus mulai menghasilkan GnRH lebih banyak lagi dan siklus tersebut dimulai lagi. Pada perempuan, sistem umpan-balik negatif tersebut bekerja dengan cara yang serupa, kecuali bahwa LH dan GnRH meregulasi indung telur dan menghasilkan estrogen. Sistem umpan-balik yang negatif dalam sistem endokrin dapat diperbandingkan dengan alat pengatur panas dan tungku perapian. Apabila sebuah ruangan menjadi dingin, signal pengatur panas dan menyala. Aksi dari tungku perapian akan menghangatkan udara di dalam ruangan, yang bahkan mungkin dapat membangkitkan alat pengatur panas untuk mematikan tungku perapian. Secara bertahap suhu udara akan turun lagi sampai alat pengatur panas memberi signal kepada tungku perapian untuk menyala, mengulang siklus itu lagi. Jenis sistem ini disebut putaran umpan-balik negatif karena meningkatnya temperatur akan mematikan tungku perapian, sementara menurunnya temperatur akan menyalakan tungku perapian. Periode Puber Masa puber sering disebut sebagai masa pra remaja. Batasan usia kronologis masa puber tidak pasti, namun dapat tanda-tanda seksual tersier diliat tanda tanda seksualitas, yang meliputi tanda-tanda seksual primer, tanda-tanda seksual sekunder dan tersier. Tanda tanda seksual tersebut terjadi sebagai akibat adanya perubahan produksi hormon seksual, adapun tanda-tanda yang dimaksud sebagai berikut : 1. Tanda tanda seksual primer : Pada remaja wanita berupa siapnya organ reproduksi dan masaknya sel telur oleh hormon FSH, yang ditandai dengan adanya menstruasi pertama (menarche). Sedangkan pada remaja pria berupa siapnya organ reproduksi dan terjadinya proses spermatogenesis oleh hormon Gonadotropin, yang ditandai adanya mimpi basah (polutio). iii
2. Tanda tanda seksual sekunder Tanda tanda seksual sekunder terjadi sebagai akibat mulai reproduksinya hormon seksual. Pada remaja wanita terjadi peningkat produksi hormon estradiol maka muncul tanda tanda seksual sekunder, antara lain : mamme membesar, tulang pinggul membesar, kulit menjadi halus dan basah, tumbuh rambut tersier di beberapa tempat (pubis dan ketiak). Pada remaja pria terjadi peningkatan produksi hormon testos – teron oleh testes maka muncullah tanda seksual sekunder berupa antara lain : tumbuh jakun sehingga suara menjadi besar, otot dada menjadi berkembang sehingga mulai kelihatan bidang, kulit menjadi kasar dengan pori pori kulit yang kelihatan, tumbuh rambut tersier di beberapa tempat (pubis, ketiak, dada, kumis, jambang, janggut, tangan, kaki) 3. Tanda tanda seksual tersier Hormon seksual yang meningkat juga menyebabkan adanya tanda tanda teriser. Pada remaja wanita hormon estradiol juga menyebabkan adanya prilaku feminim dalam bentuk lemah gemulai, hati hati, motorik halus lebih berkembang. Pada remaja pria hormon testosteron menyebabkan adanya prilaku maskulin dalam bentuk tingkah laku kurang hati hati, sembrono, ceeroboh, motorik kasarnya lebih berkembang.
Selain terjadinya perubahan produksi hormon seksual dan produksi itu pada masa puber juga terjadi perubahan perubahan produksi hormon pertumbuhan yang menyebabkan adanya : a. Perubahan ukuran dan bentuk tubuh Perubahan ukuran meliputi berat dan tingginya. Pada saat ini anak bertambah tinggi dengan pesat disamping itu berat badan nya bertambah. Bentuk tubuh menuju ke arah orang dewasa walaupun tidak profesional betul. Anak wanita mulai kelihatan pinggulnya sehingga pinggangnya kelihatan bagus. Sedangkan anak pria bahunya panjang dan kelihatan agak bidang sedangkan perutnya kelihatan rambung tidak buncit. b. Tipe bentuk tubuh semakin kelihatan, yang meliputi : -Tipe Endomorf :pendek dan gemuk
iii
-Tipe Mesomorf : Proposional antara tinggi dan berat badan. Pria tipe atletis,sedangkan wanita tipe seksi . -Tipe Ectomorf :Tinggi dan kurus Pada masa puber juga terjadi perubahan emosi,hal ini karena adanya perubahan hormon yaitu meningkatnya produksi hormon seksual estradiol/estrogen pada wanita dan hormon testosteron pada pria. Hormon ini menyebabkan pusat emosi(area prefrontalis)peka terhadap stimulus emosi. Di samping faktor hormonal ,juga adanya tekanan pelaksanaan tugas perkembangan yang banyak,banyaknya problem yang mulai harus diselesaikan sendiri dan lain-lain. Afeksi malu paling tinggi terjadi pada masa remaja, bahkan mendominasi perasaanperasaan yang lain.Itulah sebabnyamengapa remaja mulai menginginkan privacy. Mulai minta kamar sendiri,almari sendiri,buku harian yang kalau perlu di gembok,dan sebagainya. Saat Pubertas Dan Pemeliharaan Kesehatan Para remaja yang perkembanganya sangat terlalu dini atau sangat terlambat, seperti remaja laki-laki yang tidak mengalami pertambahan ketinggian secara pesat di usia 16 tahun atau remaja perempuan yang belum mengalami menstruasi di usia 15 tahun, cenderung menjadi bahan kajian dari dokter. Para remaja perempuan dan remaja laki-laki yang matang dini atau lambat, namun masih berada dalam batasan normal, cenderung kurang menarik perhatian dokter. Meskipun demikian, mereka ini mungkin cenderung ragu-ragu dan takut mengenai normal atau tidaknya mereka, kecuali apabila dokter, konselor, atau tenaga kesehatan lainnya memberikan penjelasan. Diskusi singkat mengenai rangkaian dan waktu yang normal untuk peristiwa-peristiwa pubertas, serta penjelasan mengenai besarnya variasi individual, diperlukan untuk membantu meyakinkan banyak remaja yang matang dini atau matang lambat. Para ahli di bidang perawatan-perawatan dapat saja mendiskusikan perkembangan remaja yang matang dini atau lambat dengan orang tuanya. Informasi mengenai tekanan kawan-kawan sebaya dapat membantu, khususnya tekanan untuk berperilaku seperti orang dewasa.Bagi para remaja yang matang dini dan tekanan untuk berperilaku seperti orang dewasa. Bagi para remaja perempuan dan laki-laki yang berada di pertengahan masa pubertas, transisi
menuju sekolah menengah dapat iii
lebih menimbulkan tekanan. Apabila
perkembangannya dilakukannya
pubertas
penanganan
itu
sangat
terlambat,dokter
hormonal(pemasukan
dapat
merekomendasikan
hormon).Pendekatan
ini
dapat
membantu,meskipun tidak selalu berhasil. Dalam sebuah studi mengenai keterlambatan masa pubertas pada remaja laki-laki, ditemukan bahwa penanganan hormonal dapat membantu meningkatkan tinggi tubuh, minat berpacaran, dan relasi dengan kawan-kawan sebaya pada beberapa remaja laki-laki, meskipun pada remaja laki-laki lain dampaknya hanya kecil atau tidak ada sama sekali. Singkatnya, bagi sebagian besar individu, kondisi matang dini dan lambat turut berperan pada apakah masa pubertas dialami sebagai tantangan atau tekanan. Bagi mereka yang tidak termasuk kedua kelompok ini, diskusi dengan para tenaga kesehatan yang peka dan menguasai bidangnya maupun dengan orang tua, dapat meningkatkan kemampuan coping remaja.
Minat anak puber Seperti dikemukakan di bagian depan, masa penemuan-diri anak puber itu didahului oleh perasaan-perasaan polymorph (banyak bentuk dan ragam) antara lain berupa merasa diri kuat perkasa dan diselingi dengan rasa kecil, rendah hati, gelisah resah, cemas, memberontak, suka mengkeritik, keinginan menentang, konflik, duka hati, dll. Semua atribut itu mengakibatkan aktifitas yang sehari-hari yang normal jadi terhambat. Lalu anak muda berfikir-fikir tentang keadaan diri sendiri . Sekarang dia merasa jadi”muda dan kuat”,merasa memiliki prospek atau kemungkinan dihari depan,dan merasa sanggup berjuang.Sehingga timbul dorongan kuat untuk melepaskan diri dari kewibawaan orangtua,melawan secara tegas otoritas pendidik,dalam usahanya mengetes kemampuan sendiri. Disamping itu,secara sadar anak mulai mencari nilai-nilai hidup dan norma-norma baru(Kaidah,Kadar patokan) yang luhur,serta nilai religious,dalam pencarian hubungan aku dengan maha pencipta. Pada usia pubertas ini anak benar-benar mulai mengaitkan minatnya pada dunia luar yang objektif. Khususnya anak memniati masalah-masalah konkrit. Ia sangat tertarik pada pada pribadi-pribadi ideal luhur dan besar,yang bisa dijadikan symbol kebesaran atau di anggap bisa memberikan garis tuntunan pada hidupnya.
iii
Penuh antusiame anak puber meminati dan menghormati guru-gurunya, mengagumi teman atau seorang bintang. Bahkan pada diri anak-anak gadis puber sering timbul gejala penghormatan dan pemujaan yang berlebih-lebihan. Proses Identifikasi Anak Puber Proses identifikasi atau proses penyamanan diri pada usia puber ini memegang peranan penting sekali. Bentuknya bisa bervariasi, bermacam-macam. Identifikasi bisa bermanfaat, karena bisa memperkokoh perkembangan dan kepribadian anak, serta memberikan spirit kegairahan. Akan tetapi, jika identifikasi ini ekstrim atau total, dan kaku (fixed/melekat), maka peristiwa ini akan mengakibatkan proses pengingkaran terhadap kepribadian sendiri. Sebab akan muncul kehidupan imitatif, berpura-pura, perilaku meniru-nirukan secara tidak sadar pribadi lain, dan penghapusan jatidiri. Sedang tanpa identifikasi sama sekali, pribadi menjadi lemah, bisa jadi inferior, akan timbul
banyak
kecemasan
serta
macam-macam
gejala
neurotis
(neuron=syaraf,
neurotis=gangguan pada syaraf). Oleh karena itu proses identifikasi memainkan peranan besar bagi lancar-tidaknya relasi anak muda terhadap orang tua, dan komunikasinya dengan lingkungan social yang lebih luas.
Kondisi-kondisi yang menyebabkan perubahan pubertas 1. Peran kelenjar pituitary Kelenjar pituitary mengeluarkan buah hormon,hormone pertumbuhan dan gonadotrofic yang merangsang gonad untuk meningkatkan kegiatan. 2. Peranan gonad Dengan pertumbuhan dan perkembangan gonad,organ-organ seks yaitu cirri-ciri seks primer bertambah besar dan fungsinya dan menjadi matang dan cirri-ciri sekunder seperti rambut kemaluan mulai berkembang. 3. Interaksi kelenjar pituitary dan gonad iii
Hormon yang di keluarkan oleh gonad,yang telah dirangsang oleh hormone gonadotrofik yang di keluarkan oleh kelenjar pituitary,selanjutnya bereaksi terhadap kelenjar ini dan menyebabkan berangsur-angsur penurunan hormon pertumbuhan yang dikeluarkan sehingga menghentikan proses pertumbuhan.Interaksi anatara hormone gonadotrofik dan gonad berlangsung terus sepanjang kehidupan reproduksi individu dan lambat laun berkurang menjelang wanita mendekati menaupouse dan pria mendekati climacteric. Faktor Hormon dan Perilaku Faktor-faktor hormonal dianggap dapat menjelaskan minimal sebagian dari meningkatnya emosi-emosi negatif dan emosi yang berubah-ubah, yang merupakan karakteristik remaja. Para peneliti telah menemukan bahwa anak remaja laki-laki memiki kadar androgen lebih tinggi yang berkaitan dengan masalah agresivitas dan masalah-masalah perilaku lainnya. Dalam sebuah studi eksperimental, remaja laki-laki dan perempuan yang pertumbuhannya terlambat diberi testosteron dan estrogen. Pemberian testosteron dalam dosis menengah, secara signifikan meningkatkan agresi terhadap kawan-kawan dan orang dewasa. Sebaliknya pada remaja perempuan, pemberian estrogen dalam dosis rendah dan menengah dapat meningkatkan agresi terhadap kawan-kawan sebaya dan orang dewasa, namun tidak dalam dosis tinggi. Di samping itu, terdapat beberapa indikasi yang memperlihatkan bahwa peningkatan kadar estrogen berkaitan dengan depresi pada masa remaja perempuan. Lebih jauh lagi, androgen adrenal dalam kadar tinggi berkaitan dengan dampak negatif pada perempuan. Sebuah studi yang dilakukan baru-baru ini menemukan bahwa remaja yang matang dini dan memiliki kadar androgen-adrenal tinggi cenderung lebih mudah tergugah secara emosional dan memiliki dampak depresif dibandingkan remaja perempuan lainnya. Studi lainnya mengungkapkan bahwa remaja yang matang dini dan matang lambat memiliki resiko untuk terlibat dalam perilaku yang merugikan kesehatan. Faktor hormonal bukanlah faktor satu-satunya yang dapat menjelaskan perilaku remaja. Sebagai contoh, sebuah studi menemukan bahwa faktor-faktor sosial menjelaskan dua hingga empat kali lebih besar dari varians depresidn kemarahan remaja perempuan, dibandingkan dengan faktor-faktor hormonal. Studi lain menemukan sedikit kaitan langsung antara kadar testosteron remaja laki-laki dan remaja perempuan dengan perilaku berisiko atau depresi. Sebaliknya, kaitan dengan perilaku berisiko tergantung pada kualitas relasi orangtua remaja. Ketika kualitas relasi menurun, perilaku berisiko dan gejala depresi yang terkait dengan testosteron cenderung meningkat. Dengan demikian, hormon tidak berfungsi secara mandiri iii
dengan aktivitas hormonal yang dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, termasuk relasi orangtua-ramaja. Stres, pola makan, aktivitas seksual, dan depresi, juga dapat mengaktifkan atau menekan berbagai aspek dari sistem hormonal.
Perkembangan Kognitif Remaja mampu berpikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak. Misalnya, gagasan tentang sistem keadilan. Pada anak, sistem keadilan cenderung dikaitkan dengan polisi atau hakim, sedangkan pada remaja, sistem keadilan merupakan suatu aspek kepedulian terhadap hak-hak warga masyarakat. Perkembangan Emosi Puncak emosionalitas remaja berpengaruh pada perkembangan organ seksualnya. Remaja cenderung sensitif dan reaktif, emosinya negatif, dan tempramental (misalnya, mudah tersinggung, marah, atau sedih). Untuk mencapai kematangan emosional, remaja memerlukan lingkungan yang kondusif, yaitu hubungan yang harmonis, salinng menghargai, dan mempercayai.
Kegagalan
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungan
(maladjustment)
menyebabkan remaja menjadi agresif (misalnya, keras kepala, sering bertengkar, berkelahi, dan mengganggu orang lain), atau melarikan diri dari kenyataan (misalnya, melamun, menyendiri, mengonsumsi minuman keras, dan menggunakan obat-obat terlarang). Kematangan Seksual Pada laki-laki, kematangan seksual ditandai dengan matangnya kelenjar kelamin yaitu testis dan buah zakar. Walaupun bersifat fisiologis, hal ini sangat menentukan kondisi psikis dan batin anak. Sehubungan dengan kematangan seksual, timbul perasaan heteroseksual (tertarik kepada lawan jenis). Sedangkan perempuan, ovarium adalah organ kelamin pertama yang ukurannya meningkat selama pubertas. Setelah menarke, folikel primodial berkembang menjadi ovum matang. Pertubuhan uterus dimuali dua tahun setelah perkembangan ovarium, dan berlanjut sampai awal usia 20 tahun. Uterus antefleksi, serviks mulai memproduksi mukus, endometrium mulai berproliferasi, dan produksi kelenjar meningkat. Panjang vagina meningkat secara bertahap dan produksi cairan vagina meningkat. Menjelang pubertas, himen iii
(selaput semi-transparan yang menutupi sebagai pintu masuk vagina) menebal dan diameternya membuka 1 cm. Lipatan luar dan dalam labia melebar menjadi bulat dan penuh. Setelah menarke, keduanya saling bersentuhan. Perkembangan Sosial Remaja mulai memiliki social cognition, yaitu kemampuan untuk mengenal orang lain serta conformity, yaitu kecenderungan untuk mengikuti opini, pendapat, nilai dn hobi orang lain (teman sebaya). Perkembangan Moral Perkembangan moral remaja sudah lebih matang di bandingkan anak-anak. Remaja sudah lebih mengenal nilai moral/konsep-konsep moralitas (misalnya, kejujuran, keadilan, kesopanan, dan kedisiplinan). Mereka memiliki dorongan untuk melakukan perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain guna memenuhi kepuasan psikologis mereka. Perkembangan Kepribadian Secara bertahap, remaja mulai menemukan identitas atau jati dirinya. Hal ini dipengaruhi oleh iklim keluarga, tokoh idola, dan peluang untuk mengembangkan diri. Perkembangan Kesadaran Beragama Pandangan terhadap Tuhan atau agama sangat dipengaruhi oleh perkembangan pikiran. Kemampuan berpikir abstrak memungkinkan remaja untuk mentransformasikan keyakinan agamanya.
2.2 PSIKOLOGI ANAK PADA MASA PUBERTAS a. Mimpi Basah (Day Dreaming) Istilah mimpi basah,atau dating bulan,sama-sama menandakan kematangan seorang remaja.Mimpi basah akan terjadi pada laki-laki berusia 9-14 tahun,umumnya terjadi secara periodik berkisar sekitar 2-3 minggu sekali. Mimpi basah merupakan pengeluaran cairan sperma yang terjadi secara alamia. Sperma ini diproduksi oleh testis,yang merupakan salah iii
satu organ reproduksi laki-laki. Ketika alat reproduksi ini mulai berfungsi maka testisnya mulai berproduksi . Mimpi basah kita pakai untuk menggambarkan pengalaman para laki-laki yang menginjak dewasa.Karena sperma baru muncul dalam kehidupan seorang laki-laki saat ia menginjak masa pubernya,biasanya sekitar 9-14 tahun. Saat itu otak mulai mengaktifkan fungsi seksual,organ-organ reproduksi mulai aktif. Salah satunya testis dimana ia memproduksi sel sperma sebanyak kira-kira sejuta sampai 3 juta tiap harinya.Mimpi basah merupakan mekanisme alami untuk menguras timbunan sperma dari dalam tubuh jika tidak di keluarkan melalui mimpi,maka akan terjadi penyerapan kembali sperma oleh tubuh. Ini merupakan tanda akil balik dari seseorang anak laki-laki remaja. Dan harus bersyukur apabila seseorang anak laki-laki mengalami mimpi basah,karena itu menandakan laki-laki tersebut organ reproduksinya berfungsi,dan dia termasuk anak laki-laki yang normal. b.Rasa Malu Berlebihan Setiap manusia haruslah memili rasa malu,karena rasa malu merupakan salah satu control dalam kehidupan seseorang, tetapi apabila rasa malu itu berlebihan dan tidak masuk akal maka itu akan menjadi masalah. Karena rasa malu berlebihan akan menghambat kehidupan social seseorang yang sekaligus bisa berdampak terhadap kemajuan dan kesuksesan dalam kehidupan seseorang.Rasa malu juga merupakan kombinasi dari kegugupan social dan pengkondisian social,rasa malu dan rendah diri memiliki keterkaitan dan apabila di telusuri banyak orang yang merasa malu yang disebabkan karena dia merasa rendah diri,rasa malu juga dapat di gambarkan semacam perasaan tidak nyaman, sementara orang yang menderita rendah diri apabila orang tersebut kurang berharga disbanding dengan orang lain. Dibawah ini beberapa cara menghilangkan rasa malu berlebihan : Kenalilah rasa malu itu,apa yang membuat kamu merasa malu,apakah keadaan fisik,atau hal-hal yang bersifat psikologis. Berhentilah menyalahkan orang lain untuk menutupi rasa malu.Sadarilah bahwa rasa malu bersumber dari dalam diri sendiri bukan dari luar,namun jangan pernah menyalahkan diri sendiri,
iii
Ketika sedang mengalami rasa malu, amatilah reaksi tubuh kamu,apakah kamu merasa tidak nyaman,gelisah,serba salah,tangan gemetar,atau reaksi fisik lainnya. Telusurilah apa yang menyebabkan perasaan negative itu muncul. Kenal dan kembangkan terus kelebihan dan keistimewaan kamu,karena sesorang selain memiliki kelemahan pasti memiliki kelebihan,dan kelebihan itu merupakan modal untuk percaya diri. Apabila kamu merasa perasaan malu itu benar-benar diluar control maka berkonsentrasilah dengan seseorang yang berpengalaman dan kamu percayai. Langkah terakhir adalah jumpai psikolog untuk meminta solusi permasalahan. Lawan rasa malu dengan berusaha bersikap lebih santai,karena rasa malu berlebihan akan membuat kita kelihatan kaku dan konyol. Tampilkan sisi terbaik,tonjolkan kelebihan yang dimiliki. Jangan takut akan penolakan dan cacian,jika di awal mental kita sudah jatuh, maka dapat di pastikan penampilan tidak akan maksimal. Pelajari situasi,jangan sampai rasa malu,justru membuat kita terjebak dalam situasi,harus belajar untuk tetap tenang,dan pelajari apa yang sedang terjadi.
c. Antagonisme Sosial Pada masa remaja 14-15 tahun sampai 17-18 tahun,percepatan pertumbuhan fisik sangat menonjol dan kematangan fungsi layaknya orang dewasa akan timbul. Gejolak emosional sebagai penyertaan perkembangan fisik sering terjadi begitu ekstrim sehingga menyulitkan remaja sendiri maupun lingkungannya. Konflik dengan orang tua,teman sebaya,umumnya akan berkembang yang sering ditandai oleh satu sisi kebutuhan untuk mandiri,sedangkan di sisi lain ketergantungan baik moril maupun materiil masih sangat besar terutama pada orangtua. Dan kenyataannya remaja merasa belum yakin akan kebutuhan otonomi sehingga remaja serinh di hadapkan pada situasi frustasi. d. Antagonisme sex Antagonime sex dapat di artikan sebagai suatu perasaan tidak senang atau menentang suatu yang berhubungan dengan sex, yang di aplikasikan dalam sikap dan perilaku. Seseorang yang mengalami hambatan sexual, tidak dapat merasakan ataupun membedakan antar gender yang ada pada dirinya. iii
Faktor-faktor terjadinya antagonisme sex : 1. Meskipun dia seseorang laki-laki atau perempuan tidak normal yang sering kita sebut dengan gay atau lesbi,maka dia tidak akan menikmati fantasi sexual yang normal dan dia akan gagal menikmati fantasi sexual pada dirinya. 2. Memiliki hambatan nafsu sex dengan lawan jenis. 3. Mendengar cerita ceita sex yang tidak jelas ,dan yang ada hanya informasi yang salah tentang sex (ketidaktahuan tentang info sex) 4. Hubungan keluarga dan lingkungan yang buruk,dimana beberapa orang tua mengajarkan anak gadisnya untuk mempercayai, sex adalah sesuatu yang buruk,kegiatan yang memalukan,dimana seseorang berbuat sekehendak hatinya,sex tidak pernah dibicarakan terbuka dalam keluarga. 5. Kesehatan
yang
buruk,mengalami
penyakit
fisik
dan
mental,namun
ini
kemungkinannya sangat kecil.
e. Kurang Percaya Diri Kurang percaya diri atau rendah diri adalah perasaan mengaggap terlalu rendah pada diri sendiri,orang yang rendah diri berarti mengaggap diri sendiri tidak mempunyai kemampuan berarti. Ciri-ciri kurang percaya diri : 1. Selalu menyendiri dan menarik diri dari pergaulan(bersifat introfert) 2. Selalu ragu dalam bertindak 3. Tidak dapat bersaing positif,seperti persaingan kepandaian dan kegiatan lainnya. Secara psikologi kurang percaya diri disebabkan oleh: 1. Overprotected anak yang selalu dikekang, kurang di beri kebebasan untuk mengaktualisasi diri, merasa independen atau menerima keputusan sikapnya sendiri. Mereka merasa takut untuk berbuat salah akibatnya banyak hal yang membuat mereka iii
ragu untuk melakukan sesuatu bahkan membuat si remaja menjadi tidak mau untuk melakukannya. 2. Terlalu dibiarkan, tampaknya akan membuat anak melakukan banyak hal dan menjadikan PD . Namun hal ini bisa sebaliknya jika kebebasan yang di dapatkan tanpa arah dan bimbingan mereka akan merasa dirinya tidak dibutuhkan, bahkan seperti dibuang begitu saja oleh keluarganya, sehingga mereka merasa kosong dan tidak memiliki emosional yang baik. 3. Perfeksionis . Kita adalah manusia yang juga memiliki kelemahan, menuntut kesempurnaan untuk seorang anak tanpa di barengi pengertian, anak akan menjadi takut untuk berbuat dan takut untuk tidak sempurna. 4. Sering di kritik dan dikecewakan.Kritik merupakan hal yang wajar,akan tetapi harus ada solusi dan alasan,demikian pula dengan di kecewakan,berilah alasan dan sebabsebab kenapa harus di kritik,kita juga harus memberikan pujian sebagai sisi positif penyeimbang. 5. Mencontohi lingkuangannya. Arahkan mereka, agar jika mencari panutan sebaliknya fahami dulu sikap-sikap orang yang akan di panut. Jangan menerima mentah-mentah. 6. Percaya dengan ketidakmampuan dengan terlihat tegang dan putus asa kemudian mengatakan “Aku tidak sanggup”aku tidak bisa”. Dan kalimat-kalimat penolakan lainnya,karena takut gagal kemudian dimarahi dan dikucilkan.Akhirnya lama kelamaan mereka benar-benar merasa tidak mampu. Hal-hal yang perlu dilakukan terhadap orang yang kurang percaya diri : 1. Memberi
pengertian.
Komunikasi
adalah
kuncinya
,ajak
mereka
berfikir
rasional,kenapa harus melakukan tugas ini,mengapa harus bersikap seperti ini,kenapa harus merubah penampilan.dll 2. Beri pujian. Beri pujian sangat pentig untuk memotivasi mereka.Pujian dan kritik harus proposional (memiliki kadar yang sama). Ingat bahwa remaja belum matang dan perlu bimbingan. 3. Beri contoh tunjukan kepada mereka orang-orang yang sukses,dan berhasil karena mereka PD,walaupun kadang-kadang secara fisik ,mereka tidak cantik,tapi bisa juga pintar dan memiliki kelebihan .
Hal-hal yang di lakukan untuk mengatasi rasa kurang percaya diri: iii
1. Menciptakan definisi dari positif 2. Membuat kesimpulan yang positif tentang diri sendiri, belajar melihat bagian-bagian positif dalam diri, menghentikan opini negative dalam diri. 3. Memperjuangkan keinginan yang positif 4. Mengatasi masalah secara positif 5. Memiliki model teladan yang positif.
f. Sikap Tidak Tenang Sikap tidak tenang adalah suatu
keadaan
ketidakseimbangan emosi,yang
manifestasinya kepada tingkah laku,yaitu gelisah,banyak tingkah,mudah berubahubah.Kebiasaan remaja ketika mengalami hal ini adalah,tidak bisa duduk atau berdiri dengan tenang dalam waktu yang lama,hal ini disebabkan oleh tidak adanya control emosi,sehingga fisikpun merasakan merasakan agrefitas mentalnya. g. Merasa Bosan Merasa bosan adalah perasaan jemu atau mengalami hal-hal yang sama berulang ulang.Anak pada saat memasuki pubertas akan merasa jenuh dengan rutinitas yang dijalaninya sehari-hari terus menerus dengan kegiatan yang sama.Hal ini disebabkan perubahan fisik dan psikis yang semakin hari semakin berkembang sehingga perubahan fisik yang tidak seimbang mempengaruhi psikis anak tersebut. h. Keinginan Untuk Menyendiri Anak pada masa perkembangannya terkadang membutuhkan space(tempat) untuk menyendiri,tidak berteman dan mengasingkan diri dari kelompoknya ketika dia bermasalah dengan dirinya sendiri atau bermasalah dengan teman sebayanya.Anak pada masa pubertas cenderung mengasingkan diri mana kala merasa ada hal yang kurang cocok dengan dirinya (minder) i. Keseganan Untuk Bekerja Keseganan untuk bekerja adalah tidak mau tidak sudi atau rasa malas untuk melakukan suatu pekerjaan. Ketika masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa remaja ,dimana iii
pada masa remaja sudah mulai di beri tanggung jawab untuk bekerja maka situasi seperti ini akan menjadi masalah,karena sebelumnya tidak terbiasa dengan pekerjaan serius. Kepada orang tua di harapkan agar dapat : 1. Berkomunikasi untuk mengarahkan remaja bahwa mereka sudah mulai belajar diberitanggung jawab. 2. Memberikan kesempatan kepada remaja untuk aktualisasi diri. 3. Memberikan kesempatan kepada remaja untuk bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan. 4. Konsisten dengan menerapkan disiplin.
2.3 MENGHADAPI ANAK YANG MEMASUKI MASA PUBERTAS Pada masa puber anak cenderung akan merasa di hargai ,diperhatikan,membutuhkan tempat untuk berkeluh kesah,butuh perasaan diterima baik disekolah,masyarakat maupun keluarga,butuh dukungan dan butuh pengarahan akan masa puber yang dialaminya dan perkembangan organ seksnya. Banyak orangtua yang enggan memberitahukan masa puber pada anaknya yang berakibat si anak akan mencari informasi pubertas sendiri di internet dan media lain yang bisa jadi berakibat kurang baik. Karena pada saat pubertas dialami,pendidikan akan seks sudah harus diberikan. Tugas paling sulit yang sering dihadapi oleh orang tua dalam membesarkan anak adalah pada saat anak berangkat dewasa (usia remaja/belasan tahun). Di satu sisi anak masih berada dalam dunia kanak-kanaknya tetapi disisi lainnya ia mulai masuk ke alam kedewasaan. Suasana peralihan seperti ini sering membingungkan para orang tua karena berubahnya sikap anak. Ia bukan anak kecil yang dapat “dikendalikan” oleh orang tuanya malah kadang cenderung untuk melawan setiap pendapat orang tuanya. Dua issue utama pada remaja yang terkait dengan perkembangan adalah masalah individu dan seksualitas.Umumnya para remaja mulai “menarik diri” dari banyak nilai-nilai (values) yang selama ini didapatkannya pada tahun-tahun”rawan” inipun para remaja malah mengambil nilai-nilai dari peer groupnya (kelompok) dan budaya pop yang melingkar disekitar hidupnya.Ia mulai enggan untuk bergabung dengan acara-acara keluarga dan malah lebih sering bergabung dengan temannya. iii
Dalam hal seksulitas,para remaja sering menerima pesan-pesan yang beragam. Dari orangtuanya atau agamawan ia meerima satu pesan,tetapi di lain pihak ia menerima pesan dari berbagai media seperti tv,film,teman sekeolompknya dll. Untuk itu cara jitu bagi orang tua adalah mau terbuka terhadap anak remajanya agar ia dapat menyerap pesan yang baik dan jika ia bingung ia hanya berpaling kepada orang tuanya. Bagi kita orang Indonesia,pesan pesan religius dan moral dapat mencegah anak menyalah artikan pesan –pesan yang berhubungan dengan masalah seksualitas tersebut.Misalnya:berbgai film di tv,terutama film-film seri remaja dari luar,disitu di gambarkan bahwa berhubungan intim sebelum neikah adalah sahsah aja. Disinilah tugas orang tua untyk menyiapkan dan melatih daya serap anaknya sendiri mungkin.Jika sejak awal anak diberi pengertian yang memadai baik dari aspek rohani maupun kesehatan mungkin ia akan terhindar dari pengaruh negatif. Walaupun bukan tak mungkin lingkungan di luar rumah juga dapat mempengaruhinya. Meskipun bagitu bukan berarti acaraacara televisi seperti itu tidak boleh di tonton sama sekali. Ambil segi positifnya seperti pesan tentang kesetiakawanan, gotong royong, kasih sayang dll. Meskipun dikatakan bahwa masa remaja adalah “masa-masa penuh chaos” tetapi umunya para remaja dapat melewati fase dengan selama. Meskipun begitu ada beberapa perilaku yang membutuhkan perhatian orang tua seperti : nilai pelajaran yang menurun, menarik diri dari pergaulan,gangguan pola makan dan yang berbahaya adalah penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol. Untuk kedua hal ini orang tua harus menerapkan “zero tolerancy policy”(tiada toleransi”. Konsep egaliterisme memang harus menempatkan manusia sederajat tetapi bukan berarti orangtua dan anaknya selalu sederajat. Mereka sederajat dalam pengertian sebagai umat manusia tetapi dalam bidang otoritas orangtua tentu tidak sama dengan anaknya. Ini yang harus disadari oleh orangtua walaupun bukan berarti orangtua harus menjadi otoriter. Orang tua mempunyai aturan-aturan, keputusan-keputusan dimana sang anak harus menghormatinya.Jika anak remaja dan anda terlihat konflik sehubungan dengan keputusan dan aturan yang anda buat yakinkan bahwa anda tidak setuju tanpa harus menjadi tidak dihormati oleh anak anda. Jika anak remaja anda makin kurang ajar,akhiri diskusi dengan mengatakan ”Bapak/Ibu tidak mengaggap kamu secara tidak hormat tetaou bapak/ibu tidak mau kamu tidak menghomati kami . Diskusi ini selesai sampai kamu dapat menghormati kami dan berpikir secara jernih!” . Sikap tegas dari orang tua dapat mengajarkan anak remaja anda untuk lebih menghormati orang tua selain menerapkan aturan dan keputusan orangtuanya tersebut. Karena itu sikap tegas orang tua memamng diperlukan untuk mejadikan pribadi anak remaja mereka lebih dewasa dan tidak salah melangkah di alam kedewasaan. iii
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang Pada Remaja Kelalaian orang tua dalam mendidik (memberikan ajaran dan bimbingan tentang nilai nilai Perilaku Menyimpang Remaja antara lain: 1. Pergaulan negatif (teman bergaul yang sikap dan perilakunya kurang memerhatikan nilai-nilai moral) 2. Beredarnya film-film atau bacaan-bacaan porno 3. Kurang dapat memanfaatkan waktu luang, 4. Kehidupan roralitas masyarakat yang bobrok 5. Hidup menganggur. 6. Kehidupan ekonomi keluarga yang morat-marit (miskin/fakir) 7. Diperjualbelikannya minuman keras/obat-obatan terlarangse cara bebas 8. Penjualan alat-alat kontrasepsi yang kurang terkontrol 9. Perceraian orang tua 10. Perselisihan atau konflik orang tua (antara anggota keuarga). 11. Sikap perlakuan orang tua yang buruk terhadap anak
Apakah Dampak dari Pubertas Terlalu dibesar-besarkan ? Beberapa peneliti mulai mempertanyakan, benarkah efek dari pubertas sekuat seperti yang diyakini selama ini. Apakah dampak dari pubertas itu terlalu dibesar-besarkan ? Pubertas mempengaruhi beberapa remaja secara lebih kuat dibandingkan yang lain dan juga mempengaruhi beberapa perilaku secara lebih kuat dibandingkan perilaku lain. Citra tubuh, minat pacaran, perilaku seksual dipengaruhi oleh perubahan pubertas. Sebuah studi menemukan bahwa remaja laki-laki dan perempuan yang matang lebih dini menyatakan bahwa mereka secara seksual lebih aktif dan lebih memperlihatkan kenakalan dibandingkan rekan-rekannya yang matang lebih lambat. Meskipun demikian, jika dilihat dari keseluruhan perkembangan dan penyesuaian diri selama rentang kehidupan, variasi seperti dalam hal kematangan yang lebih dini ataupun lebih lambat tersebut, tidak memiliki dampak sedramatis yang dipikirkan sebelumnya. Bagi beberapa remaja, perjalanan yang dilalui di masa pubertas itu dipenuhi oleh berbagai gejolak, sementara bagi sebagian besar lainya tidaklah demikian. Pada setiap periode dalam masa perkembangan manusia selalu terkandung stres, termasuk di iii
masa pubertas. Walaupun masa pubertas mengandung berbagai tantangan, mayoritas remaja mampu menyelesaikan stres yang dialami secara efektif. Terlepas dari pengaruh faktor biologis terhadap perkembangan remaja, faktor kognitif dan sosial serta lingkungan juga turut membentuk siapa diri kita ini di masa remaja. Meskipun kematangan yang sangat terlalu dini dan terlambat dapat menjadi faktor risiko bagi perkembangan, kita telah melihat bahwa kematangan yang lebih dini atau lebih lambat sering kali tidak memberikan dampak yang besar. Tidak semua orang yang matang lebih dini akan berpacaran, merokok, mengonsumsi minuman keras; demikian pula tidak semua orang yang matang lebih lambat akan mengalami kesulitan ketika berelasi dengan kawan-kawan sebaya. Dalam beberapa kasus, dampak dari nilai remaja di sekolah itu lebih kuat dibandingkan kapan kematangan itu terjadi. Temuan ini tidak mengejutkan karena dunia sosial remaja lebih di organisasikan oleh nilai-nilai dibandingkan oleh perkembangan fisik. Meskipun demikian hal ini tidak berarti bahwa usia kematangan tidak mempengaruhi perkembangan. Melainkan, kita perlu mengevaluasi dampak-dampak pubertas dalam kerangka kerja yang lebih besar, yang melibatkan interaksi antara konteks biologis, kognitif, dan sosio-emosional.
iii
BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Seorang remaja gadis mulai mengeluhkan akan pinggulnya yang mulai melebar ke samping . Sedangkan teman cowoknya mengaku suaranya terasa lebih ngebas ketimbang adiknya. Keanehan yang wajar ini bisa disebut masa puber,masa normal dimana semua remaja pasti akan mengalaminya. Masa puber adalah merupakan suatu peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 8-21 tahun. Pada anak perempuan,biasanya akan mengalami pubertas yang lebih dahulu dibandingkan dengan anak kali-laki yakni pada saat anak berusia 8-18 tahun.Proses pada anak gadis ini timbul karena keluarnya hormon estrogen yang diproduksi tubuh akan mengubah bentuk luar dari tubuh anak perempuan dan membuat organorgan genitalnya berkembang. Pada masa puber anak cenderung akan merasa ingin dihargai,diperhatikan, membutuhkan tempat untuk berkeluh kesah, butuh pengarahan akan masa puber yang dialaminya dan perkembangan organ seks nya. Banyak orangtua yang enggan memberitahukan masa puber pada anaknya yang berakibat si anak akan mencari informasi pubertas sendiri di internet dan media lain yang bisa jadi berakibat kurang baik. Karena pada saat pubertas dialami,pendidikan akan seks sudah harus mulai diberikan.
iii
DAFTAR PUSTAKA 1. Kartono, Kartini.2006.Psikologi Wanita 1 Mengenal Gadis Remaja & Wanita Dewasa. Bandung : Mandar Maju 2. Irianti, Indah. 2011. Psikologi untuk mahasiswa kebidanan. Jakarta : Kedokteran EGC 3. Marmi.2013. Pengantar psikologi kebidanan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar 4. Santrock, John W. 2007. Remaja. Jakarta : Erlangga 5. Jahja, Yudrik. 2015. Psikologi perkembangan. Jakarta : Prenadamedia Group 6. Santrock, John W. 2011. Perkembangan masa hidup. Jakarta : Erlangga
iii
Soal dan jawaban
1. Berikut ini hal-hal yang dilakukan untukk mengatasi rasa kurang percaya diri, kecuali ... a. menciptakan definisi dari positif b. mengatasi masalah secara positif c. memperjuangkan keinginan yang positif d. memiliki model teladan e. pesimis
2. Ciri-ciri wanita yang sudah pubertas adalah ... a. Payudara membesar b. Menculnya jakun pada tenggorokan c. Suara membesar d. Mimpi basah e. Munculnya kumis 3. Pengeluaran cairan sperma yang terjadi secara alamia yang terjadi pada laki-laki berusia 9-14 tahun ... a. Menstruasi b. mimpi basah c. rasa malu berlebihan d. antagonisme sosial e. antagonis sex 4. kelenjar endokrin yang mengontrol pertumbuhan dan mengulasi kelenjar-kelenjar lain adalah... a. gonad b. pituitari c. hipotalamus d. hormon e. gonadotropin 5. suatu peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara 8-21 tahun disebut ... a. menoupause iii
b. pubertas c. balita d. kehamilan e. adaptasi 6. apa yang menyebabkan remaja menjadi agresif ... a. keras kepala b. sering bertengkar c. mengganggu orang lain d. berkelahi e. a,b,c,d, benar semua
iii