Protein.docx

  • Uploaded by: afra unique
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Protein.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,733
  • Pages: 8
Artikel Ilmiah Biokimia Tanaman

IDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR PENYUSUN PROTEIN

Nama

: Afradillah

NIM

: G011181386

Kelas

: Biokimia Tanaman H

Kelompok

: 43

Asisten

:1. Muh. Yusril Hardiansyah B. 2. Mariam Umar

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2019

IDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR PENYUSUN PROTEIN Afradillah, G0111 18 1386 Universitas Hasanuddin Makassar Abstrak Protein adalah makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam amino. Protein berfungsi sebagai katalisator, sebagai pengangkut dan penyimpan molekul lain seperti oksigen, mendukung secara mekanis sistem kekebalan (imunitas) tubuh, menghasilkan pergerakan tubuh, sebagai transmitor gerakan syaraf dan mengendalikan pertumbuhan dan perkembanganTujuan dari praktikum identifikasi penyusun unsur-unsur protein adalah untuk mengetahui adanya unsur-unsur utama penyusun protein. Metodologi praktikum ini dengan memasukkan masing-masing 1 ml zat uji ke dalam tabung reaksi lalu menutupnya dengan deg glass dan memanaskan selama 5 menit kemudian mengamati perubahan. Alat dan bahan yang digunakan adalah albumin telur, susu kedelai, gelatin , tabung reaksi, alat pemanas (kompor), tabung reaksi, penjepit tabung, pipet tetes, dan deg glass. Disimpulkan bahwa albumin telur, gelatin, dan susu kedelai mengandung H dan. gelatin menunjukkan kandungan N yang tinggi. Kata kunci: identifikasi unsur, protein, unsur penyusun Abstract Proteins are macromolecules composed of basic ingredients of amino acids. Protein functions as a catalyst, as a carrier and storage of other molecules such as oxygen, mechanically supports the immune system (immunity) of the body, produces movement of the body, as a nerve movement transmitter and controls growth and development main constituents of protein. This practical methodology is to insert each 1 ml of the test substance into the test tube then close it with deg glass and heat for 5 minutes then observe the changes. Tools and materials used are egg albumin, soy milk, gelatin, test tubes, heaters (stoves), test tubes, tube clamps, drops pipettes, and deg glass. It was concluded that egg albumin, gelatin, and soy milk contain H and. gelatin shows high N content. Keywords: identification of elements, proteins, constituent elements

Pendahuluan Protein adalah makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam amino. Asam amino yang menyusun protein ada 20 macam. Protein merupakan senyawa yang terdapat dalam sistem hidup semua organisme baik yang berada pada tingkat rendah maupun organisme tingkat tinggi. Protein mempunyai fungsi utama yang kompleks di dalam semua proses biologi (Katili, 2009). Protein adalah zat makanan yang mengandung nitrogen yang berperan penting untuk fungsi tubuh. Protein memiliki peran yang sangat penting dalam fungsi struktural atau fungsi mekanis, seperti protein yang berperan dalam membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein sangat berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh sebagai antibodi, transportasi hara, dan sebagainya. Protein berperan sebagai sumber asam amino bagi suatu organisme yang tidak dapat membentuk asam amino di dalam tubuhnya sendiri. Semua jenis protein terdiri dari rangkaian dan kombinasi dari 20 asam amino. Setiap jenis protein mempunyai jumlah dan urutan asam amino yang khas. Di dalam sel, protein terdapat baik pada membran plasma maupun membran internal yang menyusun organel sel seperti mitokondria, retikulum endoplasma, nukleus dan badan golgi dengan masingmasing memiliki fungsi yang berbeda bergantung asalnya (Bakhtra, dkk, 2016). Protein berfungsi sebagai katalisator, sebagai pengangkut dan penyimpan molekul lain seperti oksigen, mendukung secara mekanis sistem kekebalan (imunitas) tubuh, menghasilkan pergerakan tubuh, sebagai transmitor gerakan syaraf dan mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan. Analisa elementer protein menghasilkan unsur-unsur C, H, N dan O dan sering juga S. Disamping unsur-unsur makro tersebut, ada beberapa protein juga mengandung unsur-unsur lain, terutama P, Fe, Zi dan Cu (Soerodikoesoemo dalam Katili, 2009). Fungsi Protein di dalam kehidupan biologi makhluk hidup terutama tumbuhan antara lain adalah mengkatalisis suatu proses reaksi ; sebagai ensim misal protein mikrotubul dan protein mikrofilamen (aktin), serta beberapa protein yang ada di ribosom yang mempunyai fungsi struktural dan bukan fungsi katalisis; protein pengangkut elektron selama selama fotosintesis dan respirasi; sebagai cadangan makanan yaitu sebagai cadangan asam amino untuk bibit setelah

berkecambahan berlangsung. Struktur protein terdiri dari satu atau lebih rantai polipeptida yang masing-masing terdiri dari ratusan asam amino, komposisi dan ukuran tiap protein tergantung dari jenis dan jumlah sub unit asam amino; namun sebagian besar protein tumbuhan mempunyai obot molekul lebih dari 40.000 Daltons, misal protein feredoksin yang terlibat dalam fotosintesis (Parman, 2007). Pada tumbuhan protein dapat dilihat dari kandungan Nitrogen pada tumbuhan. Kandungan Nitrogen merupakan unsur yang sangat dominan mempengaruhi pertumbuhan tanaman tersebut. Sehingga tanaman sangat memerlukan Nitrogen untuk pembentukan protein pada tanaman dan apabila kekurangan Nitrogen dapat diartikan sebagai kekurangan protein. Jadi, kekurangan protein pada tanaman sama dengan kekurangan Nitrogen karena pada tanaman terdapat 16% Nitrogen penyusun protein (Jubaidah, dkk, 2016). Ada berbagai metode yang dapat

digunakan dalam identifikasi unsur

penyusun protein, salah satunya dengan Analisis Kuantitatif dengan Metode Kjeldahl dimana Penentuan jumlah protein secara empiris yang umum dilakukan adalah dengan menentukan jumlah nitrogen (N) yang dikandung oleh suatu bahan. Akan tetapi hal tersebut sulit dilakukan karena kandungan senyawa lain memiliki jumlah yang cenderung sedikit. Penentuan jumlah N total ini dikatakan sebagai representasi jumlah protein yang akan dicari. Kadar protein hasil dari analisis kadar protein metode Kjeldahl ini dengan demikian sering disebut sebagai kadar protein kasar (crude protein). Dasar perhitungan penentuan protein menurut Kjeldahl ini adalah hasil penelitian dan pengamatan yang menyatakan bahwa umumnya protein alamiah mengandung unsur N rata-rata 16% (dalam protein murni). Untuk senyawa-senyawa protein tertentu yang telah diketahui kadar unsur nitrogennya, maka angka yang lebih tepat dapat dipakai (Handayani, dkk, 2017). Berdasarkan uraian diatas maka kita perlu untuk melakukan pengujian terhadap unsur-unsur senyawa penyusun protein pada beberapa bahan sampel. Tujuan Tujuan dari praktikum Identifikasi Penyusun Unsur-Unsur Protein adalah untuk mengetahui adanya unsur-unsur utama penyusun protein.

Metodologi Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Ekofisiologi dan Nutrisi, Departemen Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar, pada hari Rabu, tanggal 20 Maret 2019 pukul 14:50-16:30 WITA-Selesai. Alat dan bahan yang digunakan adalah albumin telur, susu kedelai, gelatin, tabung reaksi, alat pemanas (kompor), tabung reaksi, penjepit tabung, pipet tetes, dan deg glass. Metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: 1. Memasukkan masing-masing 1 ml albumin telur, susu kedelai, dan gelatin ke dalam tabung reaksi. 2. Menutup tabung reaksi dengan deg glass. 3. Memanaskan ketiga tabung reaksi. 4. Melakukan pengamatan. Nurani (2015) menggunakan metode lain dalam uji protein yaitu percobaan dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Percobaan dilakukan dengan 5 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 20 satuan percobaan. Perlakuan pada penelitian ini adalah pelarutan protein daun singkong pada suhu 35ºC (P1), 40ºC (P2), 45ºC (P3), 50ºC (P4), dan 55ºC (P5). Peubah yang diamati yaitu kandungan protein kasar, protein murni, dan nitrogen-non protein nitrogen (N-NPN) yang diukur menggunakan metode analisa kimia. Hasil dan Pembahasan Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan/tanaman, hewan maupun manusia. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar setelah air. Kira-kira lebih dari 50% berat kering sel terdiri atas protein. Protein adalah senyawa organik kompleks ang terdiri atas unsur-unsur karbon (50-55%), hydrogen (±7%), oksigen (±13%), dan nitrogen (±16%). Banyak pula protein yang mengandung belerang (S) dan fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein lainnya mengndung unsur logam seperti tembaga dan besi. Dengan metode pembakaran atau pengabuan, akan diperoleh unsur-unsur penyusun protein yaitu C, H, O, dan N.

Tabel.8 Hasil Identifikasi Unsur Penyusun Protein Pada Beberapa Sampel Hasil Pengamatan (+/-) No.

Zat Uji

Pengarangan (C)

Bau Rambut Terbakar (N)

Pengembunan (H & O)

1.

Albumim Telur

-

-

+

2.

Gelatin

-

+

+

3.

Susu Kedelai

-

-

+

Sumber : Data Primer, 2019 Tabel 9. Hasil Identifikasi Unsur Penyusun Protein Dengan Metode Uji Biuret No

Larutan Yang Dicampurkan

1

Casein+NaOH+CuSO4

2

Putih Telur+NaOH+CuSO4

3

Aquades+NaOH+CuSO4

Warna Yang Dihasilkan Ungu Muda dan ada Endapan Ungu dan ada Endapan Biru Cerah dan ada Endapan

Adanya Protein + + -

Sumber: Jamalauddin, 2016 Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil yang menunjukkan terjadinya pengembunan pada ketiga zat uji yang menandakan kandungan H dan O. Namun pada uji pengarangan ketiga zat uji menunjukkan reaksi yang negative sehingga tidak diidentifikasi kandungan unsur C. Pada identifikasi unsur N, zat uji gelatin menunjukkan reaksi yang positif ditandai munculnya aroma amonia atau bau rambut terbakar. Adanya kandungan unsur H dan O pada semua zat uji ini didapatkan melalui munculnya embun atau gelembung-gelembung gas pada deg glas pada saat proses pemansaran di atas kompor. Setelah melakukan pengamatan ini, pada tabung berisi zat uji gelatin tercium bau atau aroma seperti rambut terbakar sehingga diindikasikan adanya kandungan nitrogen (N) pada larutan gelatin tersebut. Sebegaimana yang dijelaskan dalam penelitian Ananda, dkk (2018) bahwa gelatin merupakan protein hasil hidrolisi secara alami yang akan mengahasilkan bau ammonia dan aroma seperti rambut yang dibakar serta mengalami perubahan warna menjadi ungu dalam proses pengujian ekstraksi asam dan basa.

Sedangkan pada uji protein dengan metode lain menggunakan campuran NaOH dan CuSO4, indikator jumlah atau kadar protein dapat diamati melalui perubahan warna larutan yang terjadi setelah pereaksian. Dari perubahan warna tersebut kita dapat mengidentifikasi unsur-unsur protein yang memiliki kandungan yang tinggi atau dominan dalam protein yang dikandung oleh putih telur. Kesimpulan Setelah melakukan praktikum identifikasi unsur-unsur penyusun senyawa protein dapat disimpulkan bahwa albumin telur mengandung H dan O karena mengalami pengembunan serta sedikit mengandun C dan N karena rekasi menunjukkan hasil negative. Begitupula gelatin dan susu kedelai mengalami pengembunan yang menunjukkan kandungan H dan O. Gelatin mengeluarkan aroma terbakar yang menunjukkan kandungan N yang tinggi. Ucapan Terima Kasih Saya mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT dan kepada semua pihak ynag telah membantu jalannya proses praktikum sehingga artikel ilmiah ini dapat diselesaikan. Kepada dosen pengampu mata kuliah dan praktikum, kakak asisten yang telah mendampingi dan membimibing selama proses pratikum, serta teman-teman seperjuangan yang telah ada untuk saling mendoakan dan mendukung sehingga artikel ini bisa diselesaikan. Daftar pustaka Ananda, dkk. 2018. Isolasi dan Karakterisasi Gelatin dari Teripang (Phyllophorus sp.) dengan Metode Ekstraksi Berbeda. Journal of Marine and Coastal Science, Vol. 7 No. 1 Bakhtra,dkk. 2016. Penetapan Kadar Protein Dalam Telur Unggas Melalui Analisis Nitrogen Menggunakan Metode Kjeldahl. Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 2 Handayani, dkk. 2017. Analisis Kadar Protein. Labvirtual Agroindustri . Bandung: FPTK UPI Jubaidah,dkk. 2016. Penetapan Kadar Protein Tempe Jagung (Zea Mays L.) Dengan Kombinasi Kedelai (Glycine Max (L.) Merill) Secara Spektrofotometri Sinar Tampak. Jurnal Ilmiah Manuntung, 2(1), 111-119 Katili, Abubakar Sidik. 2009. Struktur Dan Fungsi Protein Kolagen. Jurnal Pelangi Ilmu Volume 2 No. 5

Nurani, Fajar, dkk. 2015. Mekanisme Produksi Protein Asal Daun Singkong (Manihot Utilisima) Sebagai Bahan Pakan Dengan Menggunakan Metode Pelarutan Pada Suhu Yang Berbeda. Fakultas Peternakanuniversitas Padjadjaran Parman, Sarjana. 2007. Kandungan Protein Dan Abu Tanaman Alfalfa (Medicago Sativa L) Setelah Pemupukan Biorisa. Jurnal Bioma Issn: 1410-8801 Vol. 9, No. 2, Hal. 38-44

More Documents from "afra unique"