40
th
Jurusan Teknik GeoJogf FT.lJGM
PROSIDING SEMINAR NASIONAL SUMBERDA YA GEOLOGI 40 Tahun (Pasca Windu).Jurusan Teknik Geologi, FT - UGM, Yogyakarta, 20 - 21 September 1999
DIABAS DI DAERAH KARANGSAMBUNG, LUK ULO, KEBUMEN,JAWA TENGAH; APAKAH BENTUK KELOMPOK BATUAN BASALTIK BERUPA TUBUH INTRUSIF?
/
Agus H. Harsolumakso
Jurusan Teknik Geologi FIKTM - ITS, JI. Ganesa 10 Sandung 40132
Fax. (022) 2502201, Te/p. (022) 2509219, E-mail:
[email protected]
SARI
Batuan diabas di daerah Karangsambung. Luk Vlo. Jawa Tengah merupakan bagian dari kelompok batuan basaltik yani tersingkap sebagai bukit-bukit terpisah diantara batulempung Formasi Karangsambung dan breksi lempung. Formasi Totogan yang berumur antara Eosen Atas - Oligo-Miosen. Kelompok batuan ini mempunyai kisaran umur Eosen Akhir hingga Oligosen dan mempunyai ajinitas toleitik busur kepulauan yang ditafsirkan sebagai hasil volkanisme bawah laut. Hasil penelitian lapangan terhadap sifatjisik. struktur dan hubungannya dengan Formasi Karangsambung dan Totogan menyimpulkan bahwa deformasi yang terjadi pada kedua formasi ini juga melibatkan kelompok batuan basaltik berupa sistem anjakan kearah SSw. Deformasi ini diperkirakan berlangsung pada kala Oligo-Miosen. segera setelah proses sedimentasi dan volkanisme pada cekungan lereng palung. yang menempatkan sebagian kelompok batuan basaltik ini sebagai keralan tektonik pada Formasi Karangsambung dan Totogan. ABSTRACT
Diabas at Karangsambung village in the Luk Vlo area. Central Java is a part of basaltic rocks exposed as an isolated hill surrounded by clay and claybreccias of Karangsambung and Totogan Formations. These rocks dated as late Eocene to Oligocene which have island-arc tholeitic affinity and all interpreted as product ofsubmarine volcanism. Field evidence show that the deformation in these formations involving basaltic rocks in the SSW verging thrust systems. The deformation occurred in Oligo-Miocene. immediately after sedimentation and volcanism in the Trench Slope. which emplaced basaltic rocks as tectonic slice within Karangsambung and Totogan Formations.
PENDAHULUAN Kelompok batuan beku basaltik berumur Tersier di daerah Karangsambung, Luk Ulo, JaWil Tengah tersingkap diantara endapan paleogen yang dikenal sebagai Formasi Karangsambung dan Formasi Totogan (Gb.l). Keduaformasi ini umumnya terdiri dari batulempung denganfragmen-fragmen atau bongkah-bongkah batuan asing, diantaranya batugamping, konglomerat dan batuan beku basaltik, dianggap sebagai Olistostrom I. 2. Hasil penelitian terakhir menyimpulkan bahwa kedua formasi yang terletak diatas Kompleks Melange Luk Vlo berumur Kapur Atas sampai Paleosen 1,3 ini, mempunyai kisaran umur Eosen Atas hingga Oligo-Miosen 4.5. Batuan beku basaltik hadir sebagai singkapan-singkapan yang terpisah di sekitar lembah Karangsambung, di bag ian selatan singkapan yang baik dijumpai di sekitar G. Bujil dan di sekitar Desa Banjarsari, Watulawang dan Klepoh . Di bagian utara, singkapan utama dijumpai di sekitar 'Desa' Dakah dan G. Parang berupa batuan diabas. Penyebarannya kearah timur bercampur dengan batuan beku basaltik lain ; basalt, breksi. dan lava dengan struktur bantal, sebagai fragmen breksi pada satuan breksi lempung (Formasi Totogan). G. Parang selama ini dikenal sebagai batuan intrusif diabas dengan kenampakan kekar kolom relatif vertikal. Beberapa penafsiran tentang bentuk tubuh batuan ini pemah diusulkan diantaranya adalah bentlik sill, sejalan dengan penafsiran dari kedudukan kekar kolomnya dan kedudukan batuan sekitamya bentuk korok 6 atau sisa dari leher volkanik 7. Makalah .ini merupakan hasil dari penelitian lapangan, terutama ditekankan pad a aspek struktur geologi, tentang keberadaan kelompok batuan ini didalam endapan paleogen disekitamya. Suatu usulan tentang proses penempatan kelompok batuan ini diharapkan akan menjadi pertimbangkan bagi penelitian selanjutnya.
DlABAS DAN KELOMPOK BATUAN BASALTIK Kelompok batuan basaltik di daerah Karangsambung, disamping penyebarannya yang tidak merata, juga mempunyai variasi litologi yang beragam. Kelompok ini terdiri dari lava basalt, sebagian mempunYili struktur bantal, breksi dengan komponen utama basalt, dan tuf. Kedudukan tubuh batuan beku. ini dan hUbungannya satu
sarna lain sulit ditentukan. Sebagian besar dari kelompok ini berada . sebagai fragmen di dalam batulempung Formasi Totogan. Batuan basaltik dengan tekstur diabasik dan lava bantal · ditemukan .· pada. lokasi yang berdekatan, walaupun belum pemah keduanya dijumpai dalarn satu tubuh batuan yang sarna. Singkapan di sekitar Desa Trenggulun menunjukkan adanya fragmen batuan diabas sebagai inklusi didalarn batuan basalt. Sebagian basalt juga memperlihatkan struktur vesikuler. Kelompok batuan ini telah diusulkan sebagai "Dakah Volcanics" dari hasil studi di sekitar Desa Dakah 7, yang menyimpulkan bah,wa secara petrografi kelompok batuan ini mempunyai kemiripan mineralogi denganvariasi tekstur gelas, porfiritik, sub-ofitik dan diabasik. . . . . . Tubuh batuan yang cukup besar dan menonjol yaitu di G. Parang telah dikenal sebagai tubuh batuan basaltik dengan tekstur diabasik. Hasil pengamatan lapangan (Gb.1) menunjukkan bahwa kontak batuan ini dengan batulempung dapat diamati dengan baik terutarna di sekitar Desa Watutumpang. Kontak ini berupa bidang sesar pada batuan beku diabasik dengan cermin sesar berukuran besar, dan batulempung yang telah mengalarni perlipatan dan penggerusan. Jalur ini dapat diikutipada cabang-cabang K. Jebug, yang mempunyai arah barat timur. Gejala yang mirip juga dijumpai di lokasi bekas galian tarnbang rakyat disekitar Desa Totogan. Hasil pengamatan lapangan ini menyimpulkan bahwa kontak antara tubuh batuan ini dengan batulempung Formasi Karangsambung jelas merupakan sesar naik (sesar anjakan) kearah ke selatan. Di sekitar G. Bujil, hubungan tubuh batuan ' basaltik dengan singkapan breksilempung dan batulempung menunjukkan ketidak teraturan, sebagian menunjukkan gelala sesar. Melihat b10k batuan basalt disekitamya, dapat diinterpretasikan bahwa tubuh batuan inimerupakan blok yang telah lepas dan bukan merupakan tubuh batuan yang menerobos batulempung di sekitamya. UMUR
Hasil pentarikhan radiometri dengan metoda KlAr pada kelompok batuan ini di daerah Totogan, G. Parang dan G. Bujil menfhasilkan umur 26,52 ± 1,93 ,39,86 ± 3,31 dan 37,55 ± 1,96 juta tahun yang lalu atau Eosen Akhir-Oligosen . Sebagai perbandingan, urnur Formasi Karangsarnbung yang didapatkan dari fosil nannoplankton mempunyai kisaran umur dari Eosen Tengah-Akhir (NPI6-17) sampai Eosen Akhir (NP20-21) dan Formasi Totogan mempunyai kisaran umur Eosen Akhir-Oligosen (NPI8-20) sampai Oligosen-Miosen Awal (NP23-NN2) 4,5. Sedangkan pada blok atau fragmen batugarnpingnya menunjukkan umur Eosen Atas (Tb). Hasil penelitian pada lokasi disekitar kontak dengan tubuh batuan beku diabas menunjukkan umur Oligosen (NP20) 5. HUBUNGAN BATUAN BASALTIK DI DALAM FORMASI KARANGSAMBUNG DAN TOTOGAN
Batulempung Formasi Karangsambung yang dijumpai di sekitar Desa Kemendung, Karangsambung, dan pada cabang-cabang K. Jebug, mencerminkankedudukan yang tidak teratur, lapisan yang tidak menerus dan telah terfragmentasi. Struktur sesar-sesar minor dicerminkan oleh jalur gerusan (sheared zone). Struktur lipatan yang berkembang dan berhubungan dengan sesar-sesar minor, umumnya dapat diamati pad a sisipan batupasir atau batulanau. Gejala umum lain yang dijumpai adalah sifat bersisik (scaly), berupa bidang belahan berlembar (slaty-cleavage) planar, berukuran kurang dari I mm. Gejala perlipatan ketat juga tampak pada bidang-bidang belahannya yang telah terputar mengikuti perlipatan pada bidang periapisan. Di daerah kontak antara batuan. basaltik ini dengan batulempung, terutama pada cabang-cabang KJebug, bidang sesar pada batuan diabas ini disertai dengan gejala seretansesar yang mempunyai pola yang sarna dengan sifat perlipatan pada batulempung bersisik. Kedudukan bidang sesar relatif berarah barat-timur dengan kemiringan antara 50" sampai 70" ke utara. Di lokasi lain, di sekitar K. Mendala dan TrengguJun dan Dakah bidang sesamya kurang dapat diarnati dengan baik akan tetapi jelas bahwa batuan diabas ini berada diatas batulempung bersisik. Hasil studi sifat periipatan pad a batulempung bersisik ini diperoleh arah umum struktur E-W hingga ENE WSW, dengan arah tektonik SSW 9. Kontak yang berupa sesar naik dari batuan diabas dengan batul~mpungjuga menunjukkan sifat deformasi yang sarna. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa formasi ini, bersamaan dengan sebagian kelompok batuan basaltik telah mengalami deformasi yang berupa anjakan relatifke arah selatan (Gb. 2). . . . .. . . . . . . Formasi Totogan yang secara umum dapat dibedakan dengan kenampakannya yang berupa breksi, mengandung fragmen yang berukuran beragarn yang terdiri dari batugarnping, batulempung dan batuan beku basaltik. Kelompok terakhir yang terdiri dari berbagai litologi; breksi volkanik, lava basalt yang sebagian berstruktur banta!, menunjukkan suatu penyebaran yang mengik~ti kedudukan batuan secara umum yaitu pad a rah baraHimur. Kedudukan inidapat diamati padabagian; breksi yang kadang~kadang berselingan dengan lapisan breksilempung yang lain. Singkapan yang balk sebagian besar dijumpai di bagian utara punggungan G.
2
sarna lain sulit ditentukan. Sebagian besar dari kelompok ini berada sebagai . fragmen di dalam batulempung Formasi Totogan. Batuan basaltik dengan tekstur diabasik dan lava bantal ' ditemukan .· pada · lokasi yang berdekatan, walaupun belum pemah keduanya dijumpai dalam satu tubuh batuan yang sarna. Singkapan di sekitar Desa Trenggulun menunjukkan adanya fragmen batuan diabas sebagai inklusi didalam batuan basalt. Sebagian basalt juga memperlihatkan struktur vesikuler. Kelompok batuan ini telah diusulkan sebagai "Dakah Volcanics" dari hasil studi di sekitarDesa Dakah 7, yang menyimpulkan bahwa secara petrografi kelompok batuan ini mempunyai kemiripan mineralogi dengan variasi tekstur gelas, porfiritik, sub-ofitik dan diabasik. Tubuh batuan yang cukup besar dan menonjol yaitu di G. Parang telah dikenal sebagai tubuh batuan basaltik dengan tekstur diabasik. Hasil pengamatan lapangan (Gb.l) menunjukkan bahwa kontak batuan ini dengan batulempung dapat diamati dengan baik terutama di sekitar Desa Watutumpang. Kontak ini berupa bidang sesar pada batuan beku diabasik dengan cermin sesar berukuran besar, dan batulempung yang telah mengalami perlipatan dan penggerusan. Jalur ini dapat diikutipada cabang~cabang K. Jebug, yang mempunyai arah barat timur. Gejala yang mirip juga dijumpai di lokasi bekas galian tambang rakyat disekitar Desa Totogan. Hasil pengamatan lapangan ini menyimpulkan bahwa kontak antara tubuh batuan ini dengan batulempung Formasi Karangsambung jelas merupakan sesar naik (sesar anjakan) kearah ke selatan. Di sekitar G. Bujil, hubungan tubuh batuan ' basaltik dengan singkapan breksilempung dan batulempung menunjukkan ketidak teraturan, sebagian menunjukkan gelala sesar. Melihat blok batuan basalt disekitamya, dapat diinterpretasikan bahwa tubuh batuan ini merupakan blok yang telah lepas dan bukan merupakan tubuh batuan yang menerobos batulempung di sekitamya.
UMUR Hasil pentarikhan radiometri dengan metoda KlAr pada kelompok batuan ini di daerah Totogan, G. Parang dan G. Bujil men~hasilkan ~mur 26,52. ± 1,93 , 39,86 ± 3,31 . dan 37,55 ± 1,96 juta tahun .yang lalu atau. Eose~ Akhir-Oligosen . Sebagal perbandmgan, umur Formasl Karangsambung yang dldapatkan darl fosIl nannoplankton mempunyai kisaran umur dari Eosen Tengah-Akhir (NPI6-17) sampai Eosen Akhir (NP20-21) dan Formasi Totogan mempunyai kisaran umur Eosen Akhir-Oligosen (NPI8-20) sampai Oligosen-Miosen Awal (NP23-NN2) 4, 5. Sedangkan pada blok atau fragmen batugampingnya menunjukkan umur Eosen Atas (Tb).Hasil penelitian pada lokasi disekitar kontak dengan tubuh batuan beku diabas menunjukkan umur Oligosen (NP20) 5.
HUBUNGAN BATUAN BASALTIK DI DALAM FORMASI KARANGSAMBUNG DAN TOTOGAN BatulempungFormasi Karangsambung yang dijumpai di sekitar Desa Kemendung, Karangsambung, dan pada cabang-cabang K. Jebug, mencerminkan kedudukan yang tidak teratur, lapisan yang tidak menerus dan telah terfragmentasi. Struktur sesar-sesar minor dicerminkan oleh jalur gerusan (sheared zone). Struktur lipatan yang berkembang dan berhubungan dengan sesar-sesar minor, umumnya dapat diamati pada sisipan batupasir ataubatulanau. Gejala umum lain yang dijumpai adalah sifat bersisik (scaly), berupa bidang belahan berlembar (slaty-cleavage) planar, berukurankurang dari 1 mm. Gejala periipatan ketat juga tampak pada bidang-bidang belahannya yang telah terputarmengikuti perlipatan pada bidang periapisan. Di daerah kontak antara batuan basaltik . ini dengan batulempung, terutama pada cabang-cabang KJebug, bidang sesar pada batuan diabas ini disertai dengan gejala seretan sesar yang mempunyai pola yang sarna dengan sifat perlipatan pada batulempung bersisik. Kedudukan bidang sesar relatif berarah barat-timur dengan kemiringan an tara 50" sampai 70"ke utara. Di lokasi lain; di sekitar K. Mendala dan Trenggulun dan Dakah bidang sesarnya kurang dapat diam.ati dengan baik akan tetapi jelas bahwa batuan diabas ini berada diatas batulempung bersisik. . Hasil studi sifat perlipatan pada batulempung bersisik ini diperoleh arah umUI1) struktur E-W hingga ENE WSW, dengan arah tektonik SSW 9. Kontak yang berupa sesar naik dari batuan diabas dengan batul~mpungjuga menunjukkan sifat deformasi y~ng sarna. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa formasi ini, bersamaan dengan sebagian kelompok batuan basaltik telah mengalami deformasi yang berupa anjakan relatifke arah selatan (Gb. 2). Formasi Totogan yang secara umum dapat dibedakan dengan kenampakannya yang berupa breksi, mengandung fragmen yang berukuran beragam yang terdiri dari batugamping, batulempung dan batuan beku basaltik. Kelompok terakhir yang terdiri dari berbagai litologi; breksi volkanik, lava basalt yang sebagian berstruktur banta!, menunjukkan suatu penyebaran yang mengikuti kedudukan batuan secara urn urn yaitu pad a rah barat-timur.. Kedudukan ini -dapat diamati pada bagian breksi yang kadang-kadang bersel ingan dengan lapisanbreksilempung yang lain. Singkapan yang baik sebagian besar dijumpai di bagian utara punggungan G.
2
Paras. Namun demikian, melihat posisi stratigrafi dari kelompok batuan ini didalam Formasi Totogan, singkapan seperti di daerah sekitar Watulawang dan G. Bujil dapat diinterpretasikan sebagai suatu horison yang sama denga'n yang di jumpai di bagian utara: Kelompok ini diinterpretasikan sebagai bagian dari formasi yang telah mengalami transportasi lebih jauh sejalan dengan sedimentasinya. Mempertimbangkan sifat batulempungnya yang sebagiim besar bersisik, formasi ini diinterpretasikan juga mengalami deformasi yang sejenis.
IMPLIKASI TEKTONIK Sifat dari Formasi Katangsambung dan Totogan, sebelumnya dikenal sebagai "Eosen" menunjukkan keadaan perlapisan yang tidak teratur, dan diinterpretasikan sebagai bahan pelumas pada deformasi Tersier lO • Hadimya bongkah asing (olistolit) yang beragam, dan masa dasamya yang bersisik (scaly) atau tergerus (sheared), juga diinterpretasikan sebagai olistostrom, yang merupakan percampuran dari suatu proses sedimentasi pelongsoran akibat gaya berat, pada suatu cekungan yang aktif secara tektonik I. Hasil penelitian pada sifat struktur dari formasi ini telah menyimpulkan bahwa deformasi ini berlangsung te~adi setelah sedimentasi, yaitu deformasi yang berhubungan dengan perlipatan dan anjakan ke arah selatan , dan tidak berhubungan dengan gejala pelengseran atau penggerusan yang sejalan dengan sedimentasi. Gejala deformasi ini juga melibatkan kelompok batuan volkanik basaltik, yang sebagian ditunjukkan oleh sifat deformasi yang sarna, berupa pensesaran naik ke arah selatan. Keberadaannya kelompok batuan volkanik ini pada Formasi Totogan sebelumnya juga diduga sebagai lempengan yang disesarkan keatas melalui sesar anjakan yang sebagai bagian dari muka anjakan (thrust sheet) I. Umur batuan basaltik yang berkisar antara Eosen akhir sampai Oligosen berhubungan erat dengan sedimentasi dari Formasi Karangsambung dan Totogan pada lingkungan marin . Hasil penelitian kimia batuan menyimpulkan batuan ini mempunyai afinitas toleitik busur kepulauan 7 yang kemudian diinterpretasikan sebagai aktifitas volkanik bawahlaut 6. Mempertimbangkan sifat deformasi yang melibatkan Formasi Karangsambung, Totogan dan kelompok batuan basaltik, sifat fisik yang bersisik, perlipatan yang erat kaitannya dengan kontak struktur batuan basaltik, maka dapat disimpulkan bahwa deformasi ini terjadi segera setelah pengendapan Formasi Karangsambung, Totogan dan juga volkanisme yang menghasilkan kelompok batuan basaltik. Deformasi ini diperkirakan berlangsung pada kala Oligo-Miosen pada suatu cekungan lereng palung yang aktif, hingga saat pengendapan yang relatif normal yang tercermin bagian atas Formasi Totogan atau bagian bawah Formasi Waturanda yang berumur Miosen Bawah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberadaan kelompok batuan volkanik ini sebagian hadir sebagai fragmen dalam Formasi Totogan dan sebagian ditempatkan sebagai blok yang tersesarkan berupa keratan tektonik sejalan dengan deformasi pada Formasi Karangsambung dan Totogan. Melihat sifat deformasi pada kedua formasi ini yang didasari oleh Kompleks Melange Luk Ulo, terlihat adanya kemiripan arah umum deformasi dari kompleks batuan ini yaitu ENE-WSW II. Namun demikian perlu penelitian lebih lebih lanjut apakah proses deformasi ini menerus sejak pembentukan melange yang selama ini dikenal sebagai hasil proses subduksi pad a Kapur Atas-Paleosen.
UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih kepada rekan-rekan di Jurusan Teknik Geologi ITB, B. Priadi, Y.S. Yuwono dan B. Sapiie atas diskusinya, di lapangan dan di kampus dalam membahas masalah ini, Tina dan Hendra untuk kesiapan makalah.
DAFT AR PUST AKA Asikin, S., 1974, Evolusi geologi Jawa Tengah dan sekitarnya dilinjau dari segi teori tektonik dunia yang baru, Desertasi Doktor, Institut Teknologi Bandung, tidak dipublikasikan, 103 hal Asikin, S., A. Handoyo, H. Busono, & S. Gafoer, 1992, Geologic Map ofKebumen Quadrangle, Java, scale I : 100000. Geological Researche and Development Center, Bandung. Wakita K., Munasri and Widoyoko B, 1994, Cretaceous radiolarian from the Luk Ulo melange Complex in the Karangsambung area, Central Java, Indonesia, Journal ofSoutheast Asian Earth Sciences, 9,29-43. Harsolumakso, A. H., M. E. Suparka., Y. Zaim., N. A. Magetsari., R. Kapid., Dardji Noeradi, and Chalid I. Abdullah, 1995, "Karakteristik Satuan Melange dan Olistostrom di daerah Karangsambung, Jawa Tengah", Satuan tinjauan ulang., dalam Prosiding hasil penelitian Puslitbang Geoteknologi LlPl. Kapid, R. dan A. H. Harsolumakso, 1996, Studi nannoplankton pada Formasi Karangsambung dan Totogan di daerah Luk Ulo, Kebumen Jawa Tengah, Buletin Geologi FTM - ITB, vol. 26, no. I. Santoso, D dan Suparka, M.E, 1994, Penafsiran Gayaberat, Magnetik dan Geologi Kompleks Melange Luk Ul0, Jawa Tengah, Jurnal Teknologi Mineral, vol. I, no. I . Yuwono, Y.S., 1997, The Occurrence of Submarine Arc-Volcanism in The Accretionary Complex of The Luk Ulo Area, Central Java, Buletin Geologi FTM - ITB, vol 27, no. 1/3 .
3
Soeria-Atmadja, R., Maury R.C., Bellon H., Pringgoprawiro H., Polve M. and Priadi B, 1994, Tertiary Magmatic Belts in Java, Journal ofSouthea$t Asian Earth Sciences, 9, 13-27. Harsolumakso, A. H., dan Dardji Noeradi, 1996, Deformasi pada Formasi Karangsambung di daerah Luk Ulo, .: . Kebumen Jawa Tengah, Buletin Geologi FTM -ITB, vol. 26, no. L . Tjla,H. D., 1996, Structural analysis of ihe Pre-Tertiary of the Luk-Ulo area, central Java, Disertasi Doktor, Institut Teknologi Bandung. Harsolumakso, A. H., M. E. Suparka., Dardji Noeradi, R. Kapjd ,Yo Zajm., N. A. }v1agetsari., & Chalid I. Abdullah, 1996, "Karakteristik Struktur Melange di daerah Luk Ulo, Jawa Tengah", dalam Prosiding hasil penelitian Puslitbang Geoteknologi LIP!.
4
Soeria-Atmadja, R. , Maury R.C., Bellon H. , Pringgoprawiro H., Polve M. and Priadi B, 1994, Tertiary . Magmatic Belts in Java, Journal o/Southeast Asian Earth Sciences, 9, 13-27. Harsolumakso, A. H., dan Dardji Noeradi, 1996, Deformasi pada Formasi Karangsambung di daerah Luk Ulo, , Kebumen Jawa Tengah, Buletin. G.eologi FTM - ITB, vol. 26, no. I. Tjta,H. D., 1996, Structural analysis o/ihe Pre-Tertiary o/the Luk-Ulo area, central Java, Disertasi Doktor, Institut Teknologi Bandung. . Harsolumakso, A. H., M. E. Suparka., Dardji Noeradi, R. Kapid ,Yo Zaim., N. A. Magetsari., & Chalid I. Abdullah, 1996, "Karakteristik Struktur Melange di daerah Luk Ulo, Jawa Tengah", dalam Prosiding hasil penelitian Puslitbang Geoteknologi LIPI.
~
::. ~\
t.
f\ C
!:l.
f':J.
c::.
t:.
u.
c::.
6.
(Modifika,i dari Asikin et aL. 1992)
109"37.7' ST
..... .'. Kt'·.·.·
.. ~ ""
KOMPLEKS MELAN GE LUK ULO
Batupas ir
" "
~ ~
Batulempung & fragmen batuan
Fm. TOTOGAN
Breks i-Iempung
8
109° 45'ST
Aluvial
Sckis
Fm. KARANGSAMBUNG ~ Fm. PENOSOGAN Bas alt & ~ Napa l & Kalkarenit Batulempung Batugamping-Rijang ,...".....,.."..,--.,-,-,-,
Serpentinit
Gabro & Basalt
Fm. WATURANDA DIABAS & BASALT
Breksi volkanik
Gambar I . Peta Geologi daerah Luk Ulo. Kebumen, Jawa Tengah.
4
5
G. PARAS
w G. Parang
E
---
FM. WATURANDA
C = Bidang Kontak
Gambar 2. Penampang sintetik, sketsa pandangan dari kampus lapangan ke arah utara (tanpa skala).
I
I
I
1 /
I
I
6