PROSES PEMBUATAN PETA INDIKASI DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS JASA EKOSISTEM
PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION SUMATERA
1 MENGAPA HARUS PETA DAN FUNGSI PETA
DDDTLH berbasis jasa ekosistem dengan pendekatan keruangan/spasial/peta; efektif, efisien, integratif dan multiguna
Compatible dan Comparable dengan sistem perencanaan yang sudah ada (RTRW wujudnya peta; RPJM disusun atas pertimbangan potensi-potensi kewilayahan/keruangan)
Sumber Daya Alam keberadaannya menempati ruang (space)
Persoalan LH biasanya muncul karena adanya interelasi ruang satu dengan ruang lainnya (misal: hulu – tengah – hilir; pusat – pinggiran; laut – pantai, dll.) dan interkoneksi antar sektor (melihatnya harus holistik dan integratif)
PEMBUATAN PETA INDIKASI DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG BERBASIS JASA EKOSISTEM PRINSIP
ALASAN
MURAH
Dibutuhkan 3 Input 1. Peta Ekoregion, meminta peta ekoregion sumatera yang telah dibuat oleh PPPE Sumatera (Tidak harus buat sendiri) 2. Peta Liputan lahan, Daerah yang telah menyusun RTRW harusnya telah memiliki peta liputan lahan. Jika pingin data terbaru dapat meminta LAPAN (Gratis) atau petanya BIG 3. Nilai koefisien hasil penilaian pakar, dapat menggunakan hasil pakar provinsi atau ekoregion yang telah dilakukan PPPESumatera(Tidak harus buat sendiri)
MUDAH
Diperlukan keahlian pemetaan dan ketrampilan pengoperasionalisasi software Sistem Informasi Geografi (Dapat dengan Bimbingan teknis dari P3E)
CEPAT
Jika Peta input telah tersedia dan terdapat tenaga ahli GIS, maka 1 bulan telah dapat diselesaikan (Pembuatan peta dan verifikasi lapangan)
MULTIGUNA Dapat dikaitkan dengan semua data spasial yang memiliki referensi geografis, seperti RTRW, DAS, Admisnitrasi, Infrastruktur, Peta kawasan dan potensi sektoral, dll.
FUNGSI PETA DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG JASA EKOSISTEM 1.
PREDIKSI, melakukan prediksi dampak dan risiko lingkungan dari sebuah rencana terhadap ekosistem
2.
PENGARAH, mampu memberikan arahan lokasi yang tepat dan minim risiko lingkungan
3.
PENGENDALI, upaya pengendalian pemanfaatan ruang yang dapat menimbulkan kerusakan dan kerugian lingkungan
4.
EVALUASI, untuk menentukan kelayakan lingkungan produk perencanaan. Green Plan, Go Plan or No Go Plan
2 TAMPILAN DALAM PETA DAN UNIT ANALISIS
REPRESENTASI DATA
Peta
Indek
Luasan dan Kontribusi
Grafik
Sebaran Lokasi
Perbandingan antar ruang
Kaitannya dengan data / informasi sektoral atau topikal
UNIT ANALISIS Administratif
(provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa)
Ekoregion Fungsi
Ruang (RPPLH)
Sistem
(DAS, sub DAS)
Unit-unit
lain yang memiliki referensi geografis
Data yang sudah dikumpulkan selama ini, mis. Daya Tampung Beban Pencemaran dan Sumber-sumber pencemar, dapat connect, jika memiliki koordinat geografis
Cara Membuat Peta DDDTLH
3
Peta Rbi Citra SRTM Peta Geologi Peta Litologi Peta Hidrologi
Data-data pendukung lainnya
CITRA PENGINDERAAN JAUH Interpretasi
PETA EKOREGION
Interpretasi
PANEL PAKAR (Expert Knowledge Based Valuation)
PETA LIPUTAN/ PENGGUNAAN LAHAN
TRANSFORMASI DATA
PETA DAYA DUKUNG LINGKUNGAN * (JASA EKOSISTEM) 1.ADMINISTRASI 2.EKOREGION 3.FUNGSIONAL
DIAGRAM ALIR PROSES PENYUSUNAN PETA DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
PERUBAHAN EKOSISTEM PERMUKAAN BUMI (daya dukung dan jasa DASAR TEORI lingkungan) 1. TENAGA ENDOGEN • Tektonisme • Vulkanisme 2. TENAGA EKSOGEN* • Iklim • Biotik • Human (Penggunaan Lahan) *) Prosesnya pelapukan, pengikisan, pengendapan TENAGA ENDOGEN, DENGAN PROXY BENTANGLAHAN (ekoregion) TENAGA EXOGEN, DENGAN PROXY PENUTUP/PENGGUNAAN LAHAN
FAKTOR PENENTU DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
1
EKOREGION BENTANGLAHAN - Pegunungan - Perbukitan - Dataran - Pesisir STATISPOTENSI AL
LANDCOVER BASED PROXY Penutup lahan atau Penggunaan lahan (Sawah, Permukiman, Perkebunan, 2 Hutan, dll) DINAMISFAKTUAL
DDL JASA EKOSISTEM
2
1
3 EVALUASI EXPERT KNOWLEDGE BASED VALUATION
1 KOMPONEN 1 EKOREGION DENGAN PENDEKATAN BENTANGLAHAN
EKOREGION DENGAN PENDEKATAN BENTANGLAHAN
Mememiliki kesamaan pengertian yang “serupa” dengan pengertian ekoregion (UU 32 Tahun 2009)
Dasar akademis dan sistem klasifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan
Mengambarkan adanya variasi komponen lingkungan. Tiap bentuk lahan yang berbeda maka komponen abiotik seperti tanah, air, udara dan biotik (Flora fauna) serta risiko bencana alam, bahkan budaya masyarakat, juga bervariasi sehingga dapat dijadikan dasar pengelolaan lingkungan
Bentanglahan mempengaruhi bentuk penggunaan lahan (ruang)
Berbasis spasial sehingga dapat dengan mudah dikaitkan dengan peta dan topik lainnya
Relatif Bersifat Statis (tetap), sehingga dapat dijadikan dasar batas pewilayahan (boundaries)
Ekosistem Hutan Ekosistem Sawah Ekosistem Pesisir Ekosistem Perairan, Eko Mangrove Ekosistem Karst Patahan dan Lipatan BENTANGLAHAN adalah bentangan permukaan bumi yang di dalamnya terjadi hubungan saling terkait (interrelationship) dan saling kebergantungan (interdependency) antar berbagai komponen lingkungan, seperti: udara, air, batuan, tanah, dan flora-fauna, yang mempengaruhi keberlangsungan kehidupan manusia yang tinggal di dalamnya. (Verstappen, 1983)
Residual Hills
Ekosistem Terumbu Karang Ekosistem kota
4 ASPEK BENTUKLAHAN MORFOGENESA MORFOLOGI
• morfografi (kesan topografik: daratan, perbukitan, pegunungan); dan morfometri (ekspresi topografik: kemiringan lereng, bentuk lereng tunggal maupun majemuk, panjang lereng, bentuk lembah);
STRUKTUR GEOMORFOLOGI
• Dataran Rendah, Datran Tinggi • Pegunungan, Kubah, Pegunungan Lipatan, Pegunungan Patahan, Gunung Api
PROSES GEOMORFOLOGI
• Tenaga Endogen (Tektonisme dan Vulkanisme) • Tenaga Eksogen (Agradasi dan Degradasi), tenaga air, angin, gelombang
MATERIAL PENYUSUN
Batuan Beku Batuan Sedimen Batuan Metamorf
Bentuklahan adalah konfigurasi permukaan lahan yang mempunyai RELIEF khas, yang dikontrol oleh STRUKTUR geologi tertentu, akibat bekerjanya PROSES geomorfologi pada penyusunnnya, dalam skala ruang dan waktu tertentu
SRTM Visualisasi Dasar Deliniasi EKOREGION Pulau Jawa
No.
Ekoregion Skala 1 : 500.000
Ekoregion Skala 1 : 250.000
1
Dataran Fluvial
a. Dataran Aluvial b. Dataran Fluviovulkanik c. Dataran Fluviomarin
2
Dataran Vulkanik
3
Perbukitan Vulkanik
4
Pegunungan Vulkanik
5
Dataran Stuktural
a. Lembah antar perbukitan atau pegunungan patahan(terban) b. Lembah antar perbukitan atau pegunungan lipatan (inter mountana)
6
Perbukitan Struktural
a. Perbukitan Patahan (Block Hills atau Faulted Hills) b. Perbukitan Lipatan (Folded Hills)
7
Pegunungan Struktural
a. Pegunungan Patahan (Block atau Faulted Mountain) b. Pegunungan Lipatan (Folded Mountain)
8
Dataran Solusional/Karst
Lembah antar Perbukitan / Pegunungan Solusional (Solusional Interhilly atau Intermountain Valley)
9
Perbukitan Solusional/Kast
Perbukitan Solusional/Kast
10
Pegunungan Solusional/Karst
Pegunungan Solusional/karst
11
Dataran Denudasional
a. Lembah antar Perbukitan / Pegunungan Denudasional (Denudasional Interhilly atau Intermountain Basin) b. Lerengkaki Perbukitan/Pegunungan Denudasional (Slope of Denudasional Hills/Mountains)
12
Perbukitan Denudasional
Perbukitan Denudasional
13
Pegunungan Denudasional
Pegunungan Denudasional (Denudasional Mountain)
14
Dataran Marin
a. Pantai (Shore) b. Pesisir (Coast)
15
Aeolin
a. Gumuk Pasir (Sand Dunes) b. Padang Pasir (Desert)
16
Dataran Organik
Dataran Organik Gambut (Peat Land)
a. Kaki Gunungapi (Volcanic Foot) b. Lereng Gunungapi (Volcanic Slope) c. Kerucut Gunungapi (Volcanic Cone)
Dataran Organik Koral (Reef Flat) 18
Pegunungan Glasial
Pegunungan Glasial
Legend Ekoregion_Sumatera_2015 Vulkanik Kerucut dan Lereng Gunungapi Kaki Gunungapi Dataran Kaki Gunungapi
Fluvial Dataran Fluvio-vulkanik Dataran Aluvial Dataran Fluvio-marin
Marin Dataran Pesisir dengan Pantai Berlumpur Dataran Pesisir dengan Pantai Berpasir
Organik Dataran Gambut Pulau Terumbu Karang
Struktural Pegunungan Struktural Patahan Pegunungan Struktural Lipatan Perbukitan Struktural Patahan Perbukitan Struktural Lipatan Lembah antar Pegunungan Struktural Patahan (Terban) Lembah antar Perbukitan Struktural Patahan (Terban) Lembah antar Perbukitan Struktural Lipatan (Sinklinal)
Denudasional Perbukitan Denudasional Lerengkaki Perbukitan Denudasional Lembah antar Perbukitan Denudasional
Antropogenik Dataran Perkotaan
EKOREGION DALAM PENENTUAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
EKOREGION YANG BERBEDA MEMILIKI KARAKTER, POTENSI DAN PERMASALAHAN YANG BERBEDA DAN BERPENGARUH TERHADAP NILAI JASA EKOSISTEM
EKOREGION SEBAGAI PENDEKATAN PEWILAYAHAN UNTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
EKOREGION SEBAGAI BATAS (BOUNDARIES), SEBAGAIMANA BATAS ADMINISTRASI DAN SEBAGAINYA (peta output)
EKOREGION SEBAGAI UNSUR ATAU KOMPONEN PENENTU VARIASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN (peta input)
EKOREGION SEBAGAI BATAS DAN PENENTU DAYA DUKUNG LINGKUNGAN (peta input dan output)
2 KOMPONEN 2
LANCOVER BASED PROXY DALAM PENENTUAN JASA EKOSISTEM
LANDCOVER /LAND USE BASED Metode land cover based proxy paling banyak digunakan dalam perhitungan jasa ekosistem berbasis spasial.
CATATAN 1. MENGASUMSIKAN BAHWA PENGGUNAAN LAHAN YANG ADA BENTUK INTERAKSI MANUSIA DAN ALAM SEHINGGA MENGGAMBARKAN DAYA DUKUNG 2. PEROLEHAN DATA RELATIF LEBIH MUDAH (INDIKATOR TUNGGAL) DAN CEPAT SERTA MURAH 3. PENGOLAHAN DATA LEBIH MUDAH 4. MENGGAMBARKAN SEBERAPA BESAR PEMANFAATAN EKOSISTEM UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN MANUSIA (RELEVAN DENGAN KONSEP JASA EKOSISTEM) 5. DAPAT DIBUAT MODEL SPASIAL DAN DIKAITKAN DENGAN KEBIJAKAN ATAU KEBUTUHAN LAHAN (MISALNYA TATA RUANG WILAYAH) 6. TERDAPAT SISTEM KLASIFIKASI BAKU
3 KOMPONEN 3 EXPERT KNOWLEDGE BASED VALUATION + GIS
Daftar pakar yang terlibat dalam penilaian jasa ekosistem penutupan lahan di Ekoregion Sumatera Penutupan Lahan skala 1:250.000 Keterangan: Pakar 1: Prof. Rifardi Pakar 2 : Dr. Harris Gunawan Pakar 3 Dr. Agus Setiawan Pakar 4. Dr. Aswandi Pakar 5 : Dr. Ardinis Arbain Pakar 6: Dr. Langgeng Wahyu Santosa Pakar 7: Dr. Luthfi Muta'ali
Penutupan Lahan skala 1:50.000 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Prof. Dr. Ir. Rifardi, M.Sc Prof. Dr. Syafriadiman, M.Sc Dr. Imam Suprayogi Dr. Aswandi Dr. Suardi Tarumun Dr. Muhammad Ikhsan Dr. Fajar Restuhadi Dr. Zulkifli, S.Pi, M.Si Dr. Suwondo, M.Si Dr. Mahdi Dr. Ardinis Arbain Prof. Dr. Ir. Andy Mulyana, M.Sc Prof. Robiyanto H. Susanto Prof. Eddy Ibrahim Dr. Faiz Barchia, M.Sc Dr. Edward Saleh Dr. Sudarmalik DR. Ir. Suhendrayatna, M.Eng DR. Ir. Fauzi Harun, MP Prof. DR. Darwis A. Soelaiman, MA DR. Ir. Indra, MP Ir. Agus Halim S, M.Sc DR. Suwarno, S.Si, M.Sc Mirza Irwansyah, PhD Ir. Maimun Rizalihadi, M.ScEng Sugeng Jarot, ST DR. Joni, ST, MT
UNRI UNRI UNRI UN JAMBI UNRI UNRI UNRI UNRI UNRI ANDALAS ANDALAS UNSRI UNSRI UNSRI UN BENGKULU UNSRI KLHK ACEH ACEH ACEH ACEH ACEH ACEH ACEH ACEH ACEH ACEH
SEDIMEN PERIKANAN HIDROLOGI TANAH PERTANIAN PERENCANAAN WILAYAH PERTANIAN KELAUTAN BIOLOGI EKOLOGI BIOLOGI SOSIAL DAN EKONOMI TANAH/GAMBUT TAMBANG TANAH/GAMBUT PERTANIAN KEHUTANAN LINGKUNGAN KEHUTANAN BUDAYA KELAUTAN PERTANIAN BIOLOGI PERENCANAAN WILAYAH HIDROLOGI PERTAMBANGAN GEOLOGI/HIDROLOGI
Koefisien Jasa Ekosistem (berdasarkan penilaian pakar) KJE Ekoregion
KJE Penutupan Lahan
SKALA PETA DAYA DUKUNG LINGKUNGAN INFORMASI
1:1000.000 ATAU 1:500.000
1:250.000
1:50.000 ATAU 1:25.000
EKOREGION
1. Ekoregion Nasional 2. Ekoregion Pulau (Besar)
1. Ekoregion Provinsi 2. Ekoregion Pulau (Sedang)
1. Ekoregion Kabupaten 2. Ekoregion Kota
LIPUTAN LAHAN
1. Liputan Lahan Nasional 2. Liputan Lahan Pulau (Besar)
1. Liputan Lahan Provinsi 2. Liputan Lahan Pulau (Sedang)
1. Liputan Lahan Kabupaten 2. Liputan Lahan Kota
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
1. Daya Dukung Lingkungan Nasional 2. Daya Dukung Lingkungan Pulau (Besar)
1. Daya Dukung Lingkungan Provinsi 2. Daya Dukung Lingkungan Pulau (Sedang)
1. Daya Dukung Lingkungan Kabupaten 2. Daya Dukung Lingkungan Kota
*) Pulau besar yang dimaksud seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua. Pulau Sedang dimaksud Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku **) Skala 1:250.000, juga dapat digunakan untuk cakupan Kawasan fungsional yang lintas Kabupaten
PERHATIAN DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG BERBASIS EKOSISTEM DENGAN PENDEKATAN KERUANGAN (PETA) 1. TERIKAT HUKUM SKALA (CAKUPAN WILAYAH DAN KEDETILAN INFORMASI) 2. TERDAPAT PROSES GENERALISASI DAN PENDETILAN 3. HASIL PETA MENGGAMBARKAN FUNGSI JASA EKOSISTEM, BUKAN PERUNTUKAN 4. ANALOGI PETA POLA RUANG DALAM TATA RUANG 5. ANALISIS LANJUTAN (KETERKAITAN) DAN OVERLAY HARUS DILAKUKAN DENGAN SKALA YANG SEPADAN
UNTUK KEPERLUAN TINGKAT KABUPATEN DIDETILKAN SKALA 1 : 50.000
PROSES KOREKSI PETA DDDTLH Draf Peta DDDTLH menggunakan prinsip generalisasi sehingga sangat dimungkinkan terjadi bias perbedaan dengan fakta (detil) dilapangan. Oleh karena itu perlu dilakukan verifikasi hasil dengan 3 metode 1.
Data sekunder, baik data non spasial dan terutama data spasial (peta), baik yang sifatnya faktual maupun perencanaan
2.
Public Hearing/FGD dengan mengundang Stakeholder terkait
3.
Kunjungan lapangan (ground checking) jika diperlukan. Perhatikan skala.
TAHAPAN PROSES FASILITASI PENYUSUNAN DDDTLH
PEMBUATAN PETA DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LH 1.
SKORING PAKAR
2.
REKAPITULASI NILAI PAKAR
3.
PAIRWISE COMPARISON : KOEFISIEN PAKAR MASING-MASING JASA
4.
TUMPANG SUSUN PETA : TUTUPAN LAHAN DAN EKOREGION, KOEFISIEN PAKAR ……INDEKS JASA EKOSISTEM
5.
KLASIFIKASI NILAI JASA : PETA DDDT
6.
TUMPANG SUSUN DDDT DENGAN BATAS ADMINISTRASI
7.
MEWARNAI PETA (LAY OUT)
8.
PENGOLAHAN DATA DENGAN PIVOT TABEL
No
Jenis Jasa Ekositem
Jenis
1
JASA PENYEDIAAN (PROVISIONING)
1. 2. 3. 4. 5.
Pangan Air bersih Serat (fiber) Bahan bakar (fuel), Kayu dan Fosil Sumberdaya genetik
2
JASA PENGATURAN (REGULATING)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pengaturan iklim Pengaturan tata aliran air & banjir Pencegahan dan perlindungan dari bencana alam Pemurnian air Pengolahan dan penguraian limbah Pemeliharaan kualitas udara Pengaturan penyerbukan alami (pollination) Pengendalian hama & penyakit
3
JASA BUDAYA (CULTURAL)*
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tempat tinggal & ruang hidup (sense of place) Rekreasi & ecotourism Estetika (Alam) Pendidikan & pengetahuan Ikatan budaya, adat, pola hidup Spiritual & warisan leluhur
4
JASA PENDUKUNG (SUPPORTING)
1. 2. 3. 4. 5.
Pembentukan lapisan tanah & pemeliharaan kesuburan Siklus hara (nutrient cycle) Produksi primer Biodiversitas (perlindungan plasma nutfah) Habitat perkembangbiakan flora fauna
DDL
DTL
Integrasi ke dalam KLHS (RTRW, RPJM, RZWPL)
Air bersih
Tata air dan pengendali banjir
KAWASAN HUTAN PULAU JAWA
Pengaturan iklim
biodiversitas
CONTOH HASIL OVERLAY JASA EKOSISTEM DENGAN KONSESI PERTAMBANGAN
DAYA DUKUNG PANGAN
DAYA DUKUNG BIODIVERSITAS DAYA DUKUNG PERUBAHAN IKLIM
DAYA DUKUNG ENERGI
CONTOH PENGGUNAAN PETA DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG LIN GKUNGAN HIDUP UNTUK KLHS RPJM PROVINSI JAWA TENGAH
Terima