Proses Menua.docx

  • Uploaded by: Yuliana Fajarsari
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proses Menua.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 8,140
  • Pages: 23
PROSES MENUA (AGEING PROCESS) A. PROSES MENUA (AGEING PROCESS) Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (CONSTANTINIDES, 1994) Proses Menua merupakan proses yang terus-menerus (berlanjut) secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya. Adakalanya orang belum tergolong Ianjut usia (masih muda) tetapi kekurangan-kekurangan yang menyolok (Deskripansi). Menurut Undang-Undang no. 9 tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan pasal 8 ayat 2, berbunyi: Dalam istilah sakit termasuk cacat, kelemahan, dan lanjut usia. Berdasarkan pernyataan ini, lanjut usia dianggap sebagai semacam penyaki. Hal ini tidak benar. Gerontologi berpendapat lain, sebab lanjut usia bukan suatu penyakit, melainkan masa atau tahap hidup manusia, yaitu : bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Orang mati tidak karena lanjut usia tetapi karena sesuatu penyakit, atau juga suatu kecelakaan, atau menurut orang beragama, sebagai contoh dikatakan dicabut nyawa seseorang oleh Malaikat Izrail atas kehendak Allah. Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga tubuh “mati” sedikit demi sedikit. Sebenarnya, tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun saat menurunnya. Hal ini juga sangat individu. Namun umumnya, fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur antara 20 dan 30 tahun. Setelah mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi tetap utuh beberapa saat, kemudian menurun sedikit demi sedikit sesuai bertambahnya umur. Sampai saat ini banyak sekali faktor teori yang menerangkan “proses menua” mulai dari teori degeneratif yang didasari oleh habisnya daya cadangan vital, teori terjadinya atrofi, yaitu: teori yang mengatakan bahwa proses menua adalah proses evolusi, dan teori imunologik, yaitu: teori adanya produk sampah/waste products dari tubuh sendiri yang makin bertumpuk. Tetapi seperti diketahui, lanjut usia akan selalu bergandengan dengan perubahan fisiologik maupun psikologik. Yang penting untuk diketahui bahwa aktivitas fisik dapat menghambat atau memperlambat kemunduran fungsi alat tubuh yang disebabkan bertambahnya umur. B. MITOS-MITOS LANJUT USIA DAN KENYATAANNYA Menurut Sheiera Saul (1974): 1. Mitos Kedamaian dan Ketenangan Lanjut usia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa muda dan dewasanya, badai dan berbagai goncangan kehidupan seakan-akan sudah berhasil dilewati. Kenyataan:

-

Sering ditemui stres karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan karena penyakit - Depresi - Kekhawatiran - Paranoid - Masalah psikotik 2. Mitos Konservatisme dan Kemunduran Pandangan bahwa lanjut usia pada umumnya: a) Konservatif b) Tidak kreatif c) Menolak inovasi d) Berorientasi ke masa silam e) Merindukan masa lalu f) Kembali ke masa anak-anak g) Susah berubah h) Keras kepala, dan i) Cerewet Kenyataan: 3.

4.

5.

6.

7.

- Tidak semua lanjut usia bersikap dan berpikiran demikian Mitos Berpenyakitan Lanjut usia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai oleh berbagai penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai proses menua. (Lanjut usia merupakan masa berpenyakitan dan kemunduran) Kenyataan: - Memang proses penuaan disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh dan metabolisme sehingga rawan terhadap penyakit - Tetapi banyak penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol dan diobati Mitos Senilitas Lanjut usia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak (banyak yang tetap sehat dan segar). Banyak cara untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan daya ingat. Mitos Tidak Jatuh Cinta Lanjut usia tidak lagi jatuh cinta dan gairah kepada lawan jenis, tidak ada. Kenyataan: - Perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa. Perasaan cinta tidak berhenti hanya karena menjadi lanjut usia. Mitos Aseksualitas Ada pandangan bahwa pada lanjut usia, hubungan seks itu menurun, minat, dorongan, gairah, kebutuhan, dan daya seks berkurang. Kenyataan: Menunjukkan bahwa kehidupan seks pada lanjut usia normal saja. Memang frekuensi hubungan seksual menurun, sejalan dengan meningkatnya usia tetapi masih tetap tinggi. Mitos Ketidakproduktifan Lanjut usia dipandang sebagai usia tidak produktif. Kenyataan:

Tidak demikian, banyak lanjut usia yang mencapai kematangan, kemantapan, dan produktivitas mental dan material. C. TEORI-TEORI PROSES MENUA Sebenarnya Secara Individual - Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda. - Masing-masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda - Tidak ada satu faktor pun ditemukan untuk mencegah proses menua. Teori-Teori Biologi 1. Teori Genetik dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory) Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesien-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin. (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel). 2. “Pemakaian dan Rusak” kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai). 3. Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh, yang disebut teori akumulasi dari produk sisa. Sebagai contoh adanya pigmen Lipofuchine di sel otot jantung dan sel susunan syaraf pusat pada orang lanjut usia yang mengakibatkan mengganggu fungsi sel itu sendiri. 4. Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan. 5. Tidak ada perlindungan terhadap: radiasi, penyakit, dan kekurangan gizi. 6. Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory) Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai contoh ialah tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa berinvolusi dan semenjak iitu terjadilah kelainan autoimun. (Menurut GOLDTERIS & BROCKLEHURST, 1989). 7. Teori “Immunologi Slow Virus” (Immunology Slow Virus Theory) Sistem immun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknnya virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh. 8. Teori Stres Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai. 9. Teori Radikal Bebas Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi. 10. Teori Rantai Silang Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan, dan hilangnya fungsi. 11. Teori Program Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut mati.

TEORI KEJIWAAN SOSIAL 1. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory) a. Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial. b. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia. c. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia. 2. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory) Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya. 3. Teori Pembebassan (Disengagement Theory) Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya. Pada lanjut usia pertama diajukan oleh Cummning dan Henry 1961. Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (Triple Loos), yakni: a. Kehilangan peran (Loss of Role) b. Hambatan kontak sosial (Restraction of Contacts and Relation Ships) c. Berkurangnya komitmen (Reduced commitment to Social Mores and Values) D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENUAAN Meliputi : 1. Hereditas = Keturunan/Genetik 2. Nutrisi = Makanan 3. Status Kesehatan 4. Pengalaman hidup 5. Lingkungan 6. Stres E. BATASAN-BATASAN LANJUT USIA Mengenai kapankah orang disebut lanjut usia, sulit dijawab secara memuaskan. Di bawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai batasan umur. 1. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia Lanjut usia meliputi : a) Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun b) Lanjut usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun c) Lanjut usia tua (old) = antara 75 dan 90 tahun d) Usia sangat tua (very old) = di atas 90 tahun 2. Menurut Prof. Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohamad Prof. Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohamad (alm) Guru Besar Universitas Gajah Mada pada Fakultas Kedokteran, membagi periodisasi biologis perkembangan manusia sebagai berikut.

a) 0 – 1 tahun = masa bayi b) 1 – 6 tahun = masa prasekolah c) 6 – 10 tahun = masa sekolah d) 10 – 20 tahun = masa pubertas e) 40 – 65 tahun = masa setengah umur (Prasenium) f) 65 tahun ke atas = masa Lanjut Usia (Senium) 3. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (Psikolog UI) Mengatakan : Lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat bagian. Pertama = fase iuventus, antara 25 dan 40 tahun, kedua = fase verilitas, antara 40 dan 50 tahun. Ketiga=fase praesenium, antara 55 dan 65 tahun, dan keempat=fase senium, antara 65 tahun hingga tutup usia. 4. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro Pengelompokkan lanjut usia sebagai berikut : usia dewasa muda (elderly adulhood): 18 atau 20-25 tahun. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas: 20-60 tahun atau 65 tahun. Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 atau 70 tahun. Terbagi untuk umur 7075 tahun (young old), 75-80 tahun (old), dan lebih dari 80 tahun (very old). Kalau dilihat pembagian umur dari beberapa ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang yang telah berumur 65 tahun ke atas. Menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1965 Bantuan penghidupan orang jompo/lanjut usia yang termuat dalam pasal 1 dinyatakan sebagai beirkut : “Seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompi atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. (INI SUDAH DIPERBAHARUI KARENA SUDAH TIDAK RELEVAN LAGI). Saat ini berlaku Undang-Undang NO.13/th. 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi sebagai beirkut : BAB 1 pasal 1 ayat 2 yang berbunyi “Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas.” Sebenarnya lanjut usia merupakan suatu proses alami yang tidak dapat ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Umur manusia sebagai makhluk hidup terbats oleh suatu peraturan alam. Umur manusia maksimal sekitar 6X umur masa bayi sampai (6X20 tahun= 120 tahun). Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, yang pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial sedikit demi sedikit sampai tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi sehingga bagi kebanyakan orang, masa tua itu merupakan masa yang kurang menyenangkan. Mengapa menjadi tua merupakan masalah? Hal tersebut secara ringkas dapat dijawab sebagai berikut: “Semua orang ingin panjang umur tetapi tidak ada yang mau menjadi tua,” bagaimana jadinya ada dua keinginan yang saling bertentangan. Pernyataan tersebut seolah-olah sama sekali memisahkan soal pertambahan usia dari soal menjadi tua dan mengapa tak pernah identik satu sama lain. Sehubungan dengan hal tersebut, Birren and Jenner (1977) mengusulkan untuk membedakan antara: usia biologis, usia psikologis, dan usia sosial. -

-

Usia Biologis : Yang menunjukkan kepada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada dalam keadaan hidup tidak mati. Usia Psikologis : Yang menunjukan kepada kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya

-

Usia Sosial : Yang menunjuk kepada peran-peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan usianya.

Ketiga jenis usia yang dibedakan oleh Birren dan Jenner itu saling mempengaruhi dan prosesprosesnya saling berkaitan. Oleh karena itu, secara umum tidak akan terdapat perbedaan yang terlalu mencolok antara kelangsungan ketiga jenis usia tersebut. Dalam batas-batas tertentu seseorang sudah tua dilihat dari keadaan fisiknya namun tetap bersemangat muda. Yang pertama ada hubungan dengan usia biologisnya dan kedua dengan usia psikologisnya. F. PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANJUT USIA 1. Perubahan-perubahan fisik a) Sel - Lebih sedikit jumlahnya - Lebih besar ukurannya - Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler - Menurunya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati - Jumlah sel otak menurun - Terganggunya mekanisme perbaikan sel - Otak menjadi atrofis beratnya kurang 5-10% b) Sistem Persarafan - Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel saraf otaknya dalam setiap harinya) - Cepatnya menurun hubungan persarafan - Lambat dalam repon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres - Mengecilnya saraf panca indera - Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin - Kurang sensitif terhadap sentuhan c) Sistem Pendengaran - Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia di atas umur 65 tahun - Membrana timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis - Terjadinya pengumpulan cerumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin - Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/stres d) Sistem Penglihatan - Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar - Kornea lebih berbentuk sferis (bola) - Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan - Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap - Hilangnya daya akomodasi

- Menurunnya lapangan pandang : berkurang luas pandangannya - Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala e) Sistem Kardiovaskuler - Elastisitas, dinding aorta menurun - Katup jantung menebal dan menjadi kaku - Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya - Kehilangan elastisitas pembuluh darah : kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak) - Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer, sistolis normal ± 170 mmHg. Diastol normal ± 90 mmHg. f) Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi berbagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui, antara lain : - Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik ±35°C ini akibat metabolisme yang menurun - Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahknya aktivitas otot. g) Sistem Respirasi - Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku - Menurunnya aktivitas dari silia - Paru-paru kehilangan elastisitas : kapasitas residu meningkat, menarik napas lebih berat, kapasitas pernapasan maksimum menurun, dan kedalaman napas menurun - Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang - O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg - CO2 pada arteri tidak berganti - Kemampuan untuk batuk berkurang - Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia h) Sistem Gastrointestinal - Kehilangan gigi : penyebab utama adanya Periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yag buruk - Indera pengecap menurun : adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecap (±80%), hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap tentang rasa asin, asam, dan pahit - Esofagus melebar - Lambung : rasa lapar menurun (sensifitas lapar menurun), asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun - Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi - Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu - Liver (hati) : makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah

-

Sistem reproduksi Menciutnya ovari dan uterus Atrofi payudara Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi sprematozoal, meksipun adanya penurunan secara berangur-angsur - Dorongan seksual menetap sampai usia di atas 70 tahun (asal kondisi kesehatan baik), yaiu : o Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia o Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual o Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami - Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi perubahan-perubahan warna i) Sistem Genitourinaria - Ginjal Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glomerulus). Kemudain mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya : kurangnya keproteinuria (biasanya +1); BUN (Blood Urea Nitrogen) meningkat sampai 21 mm% ; nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat - Vesika urinari (kandung kemih) : otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin. - Pembesaran prostat ±74% dialami oleh pria di atas 65 tahun - Atrofi vulva - Vagina Orang-orang yang makin menua sexual intercourse masih juga membutuhkannya ; tidak ada batasan umur tertentu fungsi seksual seseorang berhenti; frekuensi sexual intercourse cenderung menurun secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua. j) Sistem Endokrin - Produksi dari hampir semua hormon menurun. - Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah - Pituitari : Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam pembuluh darah; berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH. - Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR=Basal Metabolic Rate, dan menurunnya daya pertukaran zat. - Menurunnya produksi aldosteron. - Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya: progesteron, estrogen, dan testosteron. k) Sistem kulit (Intengumentary System) - Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak - Permukaan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan proses keratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis)

-

Menurunnya respon terhadap trauma Mekanisme proteksi kulit menurun : o Produksi serum menurun o Penurunan produksi VTD o Gangguan pigmentasi kulit - Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu - Rambut dalam hidung dan telinga menebal - Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan vaskularisasi - Pertumbuhan kuku lebih lambat - Kuku jari menjadi keras dan rapuh - Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk - Kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya - Kuku menjadi pudar, kurang bercahaya l) Sistem muskuloskleletal (Musculoscleletal System) - Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh - Kifosis - Pinggang, lutut, dan jari-jari pergelangan terbatas - Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya berkurang) - Persendian membesar dan menjadi kaku - Tendon mengerut dan mengalami skelerosis - Atrofi serabut otot (otot-otot serabut mengecil) : Serabut-serabut otot mengecil sehingga seseorang bergerak lebih lamban, otototot kram dan menjadi tremor - Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh 2. Perubahan-perubahan mental Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental - Pertama-pertama perubahan fisik, khusunya organ perasa - Kesehatan umum - Tingkat pendidikan - Keturunan (Hereditas) - Lingkungan Perubahan kepribadian yang darastis, keadaan ini jarang terjadi. Lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin karena faktor lain seperti penyakit-penyakit. a) Kenangan (Memory) - Kenangan jangka panjang Berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu mencakup beberapa perubahan - Kenangan jangka pendek atau seketika 0-10 menit, kenangan buruk b) I.Q. (Intelligentia Quantion) - Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal - Berkurnagnya penampilan, persepsi dan ketrampilan Psikomotor : terjadi perubahan pada daya membayangkan karena tekanantekanan dari faktor waktu 3. Perubahan-perubahan psikososial a) Pensiun Nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan.

Bila seseorang pensiun (Purna Tugas), ia akan mengalami kehilangan-kehilangan, antara lain : - Kehilangan finansial (income berkurang) - Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan segala fasilitasnya) - Kehilangan teman/kenalan atau relasi - Kehilanga pekerjaan/kegiatan b) Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality) c) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit d) Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic deprivation) Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya pengobatan e) Penyakit kronis dan ketidakmampuan f) Gangguan saraf pancaindera, timbul kebutaan dan ketulian g) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan h) Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman dan family i) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik : perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri. 4. Perkembangan spiritual - Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow, 1970) - Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-hari. (Murray dan Zentner, 1970) - Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer (1978), Universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai dan keadilan. G. DAMPAK KEMUNDURAN DAN REAKSI-REAKSI YANG TERJADI Kemunduran-kemunduran yang telah disebutkan itu mempunyai dampak terhadap tingkah laku dan terhadap perasaan orang yang memasuki lanjut usia. Jelas jika berbicara tentang menjadi tua, kemunduranlah yang akan paling banyak dikemukakan tetapip di samping berbagai macam kemunduran, ada sesuatu yang dapat dikatakan justru meningkat dalam proses menua, yaitu: sensitivitas emosional seseorang yang akhirnya menjadi sumber banyak masalah pada masa menua. Coba dilihat speintas mengenai beberapa dampak dari kemunduran-kemunduran tersebut dari sifat semakin perasaannya orang yang memasuki lanjut usia, misalnya: kemunduran-kemunduran fisik yang berpengaruh terhadap penampilan seseorang. Pada umumnya usia dewasa, seseorang dianggap tampil paling ckap, tampan, atau paling cantik. Kemunduran fisik yang terjadi pada dirinya membawa yang bersangkutan pada kesimpulan bahwa kecantikan ataupun ketampanannya yang mereka miliki mulai menghilang. Ini baginnya berarti kehilangan daya tarik dirinya. Wanita biasanya lebih risau dan merasa tertekan karena keadaan tersebut sebab biasanya wanita dipuja orang karena kecantikannya dan keindahan fisiknya. Tetapi tidak berarti bahwa pria pada masa ini tidak mengalami atau merasakan hal-hal yang serupa. Pada pria yang sedang mengalami proses menua, tetapi menginginkan dirinya menarik bagi lawan jenisnya. Kecemasan yang timbul pada mereka yang merasa dirinya mulai menjadi kurang menarik atau kelihatan kurang mampu itu, memberikan peluang yang besar bagi produsen kosmetika, alatalat kecantikan, alat-alat gerak badan, dan obat-obat awet muda.

Berkaitan dengan perasaan kehilangan daya tarik tadi ada gejala-gejala yang terlihat dalam bidang seks. Pria dan wanita pada akhir masa dewasa memasuki apa yang dinamakan klimakterium, perubahan-perubahan dalam keseimbangan hormonal yang menyebabkan berkurangnya dorongan seks. Pada pria proses tersebut biasanya terjadi secara lambat laun dan tidak disertai gejalagejala psikologis yang luar biasa, kecuali sedikit kemurungan dan rasa lesu serta berkurangnya kemampuan seksualitasnya. Terdapat pula penurunan kadar hormon testosteron. Pada wanita terjadi menopause (berhenti haid). Menopause terjadi dalam suatu proses yang kadang-kadang mengambil waktu sampai dua tahun. Hal ini disebabkan faal dari kandung telur lambat laun mulai berkurang, sampai kemudian berhenti berfungsi sama sekali. a. Gejala-gejala yang sering timbul pada masa menopause Meliputi : 1) Gangguan pada haid : haid menjadi tidak teratur, kadang-kadang terjadi perdarahan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit. 2) Gelombang rasa panas (hot flush) : kadang-kadang timul rasa panas pada muka, leher dan dada bagian atas, disusul dengan keluarnya keringat yang banyak. Perasaan panas ini berlangsung beberapa detik saja, namun bisa berlangsung sampai 30 menit-1 jam. 3) Gejala-gejala psikologik berupa rasa takut, tegang, depresi, mudah sedih, cepat mara, mudah tersinggung, gugup, dan mental yang kurang mantap. Bila wanita pada mudanya mempunyai kecenderungan mudah dipengaruhi keadaan emosionalnya maka ia akan lebih mengalami gangguan psikologik pada masa ini. 4) Fatigue, yaitu rasa lelah yang diakibatkan berhentinya fungsi ovarium. Tetapi tidak semua rasa lelah dapat diartikan sebagai tanda menopause. Sebaiknya dicari sebabsebab lainnya. 5) Keadaan atrofi, yaitu kemunduran keadaan gizi, suatu lapisan jaringan. 6) Rasa gatal-gatal pada genitalia disebabkan kulit yang menjadi kering dan keriput. 7) Sakit-sakit bisa dirasakan seluruh badan atau pada bagian tubuh tertentu. 8) Pusing atau sakit kepala. Keluhan ini bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya : karena meningginya tekanan darah, adanya gangguan penglihatan atau bisa juga adanya stres mentak. 9) Insomnia atau keluhan susah tidur, hal ini bisa disebabkan oleh penyebab fisik maupun psikis. 10) Palpitasi dan perubahan pada gairah seksual, yang hal ini disebabkan oleh pengaruh hormonal maupun pengaruh psikis. Gejala-gejala kejiwaan yang timbul sangat bervariasi dari yang ringan sampai yang berat. Keluhan yang sering timbul adalah adanya rasa takut, tegang, gelisah, lekas marah, mudah gugup, sukar berkonsentrasi, lekas lupa, dan susah tidur. Adanya wanita yang mengalami menopause menafsirkannya sebagai kehilangan fungsinya sebagai wanita, karena ia tidak bisa hamil dan mendapatkan anak lagi. Di lain kehidupan seksualnya hal ini adalh keliru sekali. Selain itu, ada yang berpendapat bahwa kegiatan seksual itu kurang pantas dilakukan bagi mereka yang sudah tua, meskipun dorongan ke arah itu masih ada. Dengan demikian dapat dilihat bahwa kerisauan menghadapi masa tua seringkali juga menyangkut kehidupan seksual 11) Berubahnya libido (nafsu seks) b. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gejala-gejala atau keluhan-keluhan tersebut, antara lain : 1) Penurunan aktivitas ovarium yang diikuti penurunan produksi hormonal

2) Sosiobudaya, yaitu faktor lingkungan, keadaan sosial ekonomi yang mempengaruhi keadaan gizi, kesehatan, dan taraf pendidikan. 3) Faktor psikologis yang tergantung dari perilaku wanita tersebut. Pada klimakterium ini hendaklah wanita memeriksakan dirinya secara teratur, walaupun tidak ada keluhan-keluhan. Hal ini penting untuk mengetahui adanya kelainan yang mungkin terjadi pada usia empat puluhan, khususnya keganasan. MASALAH DAN PENYAKIT YANG SERING DIHADAPI OLEH LANJUT USIA A. MASALAH FISIK SEHARI-HARI YANG SERING DITEMUKAN PADA LANJUT USIA 1. Mudah Jatuh Jika Anda mengamati orang lanjut usia, Anda akan menemukan beberapa hal yang menarik yang pasti berbeda dari kebanyakan orang dewasa lainnya. Memang tidak dapat dibantah, bila seseorang bertambah tua, kemampuan fisik dan mental hidupnya pun akan perlahan-lahan tetapi pasti menurun. Akibatnya aktivitas hidupnya akan ikut terpengaruh, yang pada akhirnya akan dapat mengurangi kesigapan seseorang. Secara umum menjadi tua atau menua (ageing process), ditandai oleh kemundurankemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain : a) Kulit mulai mengendur dan wajah mulai timbul keriput serta garis-garis yang menetap b) Rambut kepala mulai memutih atau beruban c) Gigi mulai lepas (ompong) d) Penglihatan dan pendengaran berkurang e) Mudah lelah dan mudah jatuh f) Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah Disamping itu, kemunduran kognitif sebagai berikut : a) Suka lupa, ingatan tidak berfungsi baik b) Ingatan terhadap hal-hal di masa muda lebih baik daripada hal-hal yang baru saja terjadi c) Sering adanya disorientasi terhadap waktu, tempat, dan personal d) Sulit menerima ide-ide baru Jatuh seringkali dialami oleh para lanjut usia dan penyebabnya bisa multifaktor. Banyak faktor berperan di dalamnya, baik faktor instrinsik (dari dalam lanjut usia), misalnya : gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ektremitas bawah, kekakuan sendi, dan sinkope-dizzines, maupun faktor ekstrinsik, misalnya : lantai yang licin dan tidak rata, tersandung oleh benda-benda, penglihatan kurang karena cahaya yang kurang terang dan sebagainya Apakah jatuh itu sebenarnya? Menurut Reuben, 1996 (Dalam Buku Ajar Geriatri, Prof. Dr. Boedhi Darmojo, 1999) mengatakan bahwa Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat kejadian, yang mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka. Dalam penelitian (Kane et al, 1994) di Amerika Serikat, lanjut usia yang mengalami patah tulang pangkal paha (fractura columna femoris) dan 5% akan mengalami perlukaan jaringan lunak. Perlukaan jaringan lunak yang sering, yaitu subdural

haematoma, memar, dan kesleo otot. Dinyatakan pada 5% lanjut usia yang jatuh akan mengalami patah tulang iga (sterm), humerus (tulang lengan), dan pelvis. Untuk lebih dapat memahami faktor risiko jatuh, harus dimengerti betul bahwa stabilitas badan itu ditentukan atau dibentuk oleh : a) Sistem Sensorik Pada sistem ini yang berperan di dalamnya adalah penglihatan (visus) dan pendengaran. Semua gangguan atau perubahan pada mata akan menimbulkan gangguan penglihatan. Begitu pula semua penyakit telinga akan menimbulkan gangguan pendengaran. b) Sistem Saraf Pusat (SSP) Penyakit SSP seperti stroke dan parkinson hidrosefalus tekanan normal, sering diderita oleh lanjut usia dan menyebabkan gangguan fungsi SSP sehingga berespon tidak baik terhadap input sensorik (Menurut Tinneti, 1992). c) Kognitif Pada beberapa penelitian, dimentia diasosiasikan dengan meningkatnya risiko jatuh. d) Muskuloskleletal Faktor ini betul-betul berperan besar terjadinya jatuh terhadap lanjut usia (faktor murni milik lanjut usia). Gangguan muskuloskleletal menyebabkan gangguan gaya berjalan (gait) dan ini berhubungan dengan proses menua yang fisiologis, misalnya : - Kekakuan jaringan penghubung - Berkurangnya massa otot - Pertambahan konduksi saraf - Penurunan visus/lapang pandang Hal-hal tersebut menyebabkan : a) Penurunan range of motion (ROM) sendi. b) Penurunan kekuatan otot, terutama ektremitas c) Perpanjangan waktu reaksi d) Goyangan badan Semua perubahan tersebut mengakibatkan kelambanan bergerak, langkah yang pendek-pendek, penurunan irama, kaki tidak dapat menapak dengan kuat dan cenderung gampang goyah, susah/terlambat mengantisipasi bila terjadi gangguan, seperti terpeleset, tersandung, kejadian tiba-tiba sehingga mudah jatuh. Secara singkat faktor risiko jatuh pada lanjut usia itu dapat digolongkan dalam dua golongan, yaitu : 1) Faktor intrinsik (faktor dari dalam tubuh lanjut usia sendiri) 2) Faktor ekstrinsik (faktor dari luar atau lingkungan) Apa penyebab jatuh pada lanjut usia? Penyebab jatuh pada lanjut usia adalah : 1) Faktor intrinsik¸antara lain : - Gangguan jantung dan sirkulasi darah - Gangguan sistem anggota gerak, misalnya kelemahan otot ekstremitas bawah dan kekakuan sendi - Gangguan sistem susunan saraf, misalnya neuropati perifer. - Gangguan penglihatan - Gangguan psikologis

-

Infeksi telinga Gangguan adaptasi gelap Pengaruh obat-obatan yang dipakai, misalnya : diazepam, antidepresi, dan antihipertensi - Vertigo - Artritis lutut - Sinkope dan pusing - Penyakit-penyakit sistemik 2) Faktor ekstrinsik¸antara lain : - Cahaya ruangan yang kurang terang - Lantai yang licin - Tersandung benda-benda - Alas kaki kurang pas - Tali sepatu - Kursi roda yang tak terkunci - Turun tangga Selain itu faktor-faktor yang sukar diketahui, misalnya pengaruh makanan. biasanya penyebab jatuh pada lanjut usia itu merupakan gabungan dari beberapa faktor/multifaktor. Jatuh pada lanjut usia biasanya menimbulkan komplikasikomplikasi Komplikasi yang sering terjadi, antara lain : a) Rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arteri/vena. b) Patah tulang c) Hematoma d) Disabilitas/kecacatan e) Meninggal Oleh sebab itu, lanjut usia harus dicegah agar tidak jatuh dengan cara mengidentifikasi faktor risiko, menilai, dan mengawasi keseimbangan dan gaya berjalan, mengatur serta mengatasi faktor situasional. Pada prinsipnya mencegah terjadinya jatuh pada lanjut usia sangat penting dan lebih utama daripada mengobati akibatnya. 2. Mudah Lelah Disebabkan oleh : a) Faktor psikologis (perasaan bosan, keletihan, atau perasaan depresi) b) Gangguan organis, misalnya : Anemia, kekurangan vitamin, perubahan pada tulang (osteomalasia), gangguan pencernaan, kelainan metabolisme (diabetes melitus, hipertiroid), gangguan ginjal dengan uremia/gangguan faal hati dan gangguan sistem peredaran darah dan jantung. c) Pengaruh obat-obat, misalnya : Obat penenang, obat jantung, dan obat yang melelahkan daya kerja otot. 3. Kekacauan Mental Akut Disebabkan oleh : a) Keracunan

b) Penyakit infeksi dengan demam tinggi c) Alkohol d) Penyakit metabolisme e) Dehidrasi atau kekurangan cairan f) Gangguan fungsi otak g) Gangguan fungsi hati h) Radang selaput otak (meningitis) 4. Nyeri Dada Disebabkan oleh : a) Penyakit jantung koroner yang dapat menyebabkan iskemia jantung (berkurangnya aliran darah ke jantung) b) Aneurisme aorta c) Radang selaput jantung (Perikarditis) d) Gangguan pada sistem alat pernapasan, misalnya pleuropenumonia/emboli paruparu dan gangguan pada saluran alat pencernaan bagian atas. 5. Sesak Napas pada Waktu Melakukan Kerja Fisik Disebabkan oleh : a) Kelemahan jantung b) Gangguan sistem saluran napas c) Karena berat badan berlebihan (overweight) d) anemia 6. Berdebar-Debar (Palpitasi) Disebabkan oleh : a) Gangguan irama jantung b) Keadaan umum badan yang lemah karena penyakit kronis c) Faktor-faktor psikologis Bila ketiga gejala yang disebut akhi ini, yakni : nyeri dada, sesak napas, dan berdebardebar terjadi bersamaan dalam waktu yang sama kemungkinan besar adalah disebabkan gangguan pada jantung. 7. Pembengkakan Kaki Bagian Bawah Disebabkan oleh : a) Kaki yang lama digantung (edema gravitasi) b) Gagal jantung c) Bendungan pada vena bagian bawah d) Kekurangan vitamin B e) Gangguan penyakit hati f) Penyakit ginjal g) Kelumpuhan pada kaki (kaki yang tidak aktif) 8. Nyeri Pinggang atau Punggung Disebabkan oleh : a) Gangguan sendi-sendi atau susunan sendi pada susunan tulang belakang (osteomalasia, osteoporosis, osteoartrosis) b) Gangguan pankreas c) Kelainan ginjal (batu ginjal) d) Gangguan pada rahim e) Gangguan pada kelenjar prostat f) Gangguan pada otot-otot badan

9. Nyeri pada Sendi Pinggul Disebabkan oleh : a) Gangguan sendi pinggul, misalnya radang sendi (artritis) dan sendi tulang yang keropos (osteoporosis) b) Kelainan tulang-tulang sendi, misalnya : patah tulang (fraktur) dan dislokasi. c) Akibat kelainan pada saraf dari punggung bagian bawah yang terjadi 10. Berat Badan Menurun Disebabkan oleh : a) Pada umumnya nafsu makan menurun karena kurang adanya gairah hidup atau kelesuan b) Adanya penyakit kronis c) Gangguan pada saluran pencernaan sehingga penyerapan makanan tergganggu d) Faktor-faktor sosioekonomis (pensiun) 11. Sukar menaham buang air seni (sering ngompol) Disebabkan oleh : a) Obat-obat yang mengakibatkan sering berkemih atau obat-obat penenang terlalu banyak b) Radang kandung kemih c) Radang saluran kemih d) Kelainan kontrol pada kandung kemih e) Kelainan persarafan pada kandung kemih f) Faktor psikologis Mengompol tidak hanya menimbulkan problem higiene seperti penyakit kulit, dekubitus, dan bau tidak sedap, namun lebih dari itu dapat pula mengakibatkan perasaan rendah diri dan isolasi 12. Sukar menahan buang air besar Disebabkan oleh : a) Obat-obat pencahar perut b) Keadaan diare c) Kelainan pada usus besar d) Kelainan pada ujung saluran pencernaan (pada rektum usus) 13. Gangguan pada ketajaman penglihatan Disebabkan oleh : a) Presbiop b) Kelainan lensa mata (refleksi lensa mata kurang) c) Kekeruhan pada lensa (katarak) d) Tekanan dalam mata yang meninggi (glaukoma) e) Radang saraf mata 14. Gangguan pada pendengaran (preqbiakusis) Disebabkan oleh : a) Kelainan degeneratif (otosklerusis) Ketulian pada lanjut usia seringkali dapat menyebabkan kekacauan mental 15. Gangguan tidur (sulit tidur) Irwin Feinberg mengungkapkan bahwa sejak meninggalkan masa remaja, kebutuhan tidur seseorang menjadi relatif tetap. Luce dan Segal mengungkapkan bahwa faktor usia merupakan faktor terpenting yang berpengaruh terhadap kualitas tidur. Telah dikatakan bahwa keluhan terhadap kualitas tidur seiring dengan bertambahnya usia.

Pada kelompok lanjut usia (empat puluh tahun) hanya dijumpai 7% kasus yang mengeluh mengenai masalah tidur (hanya dapat tidur tidak lebih dari lima jam sehari). Hal yang sama dijumpai pada 22% kasus pada kelompok usia tujuh puluh tahun. Demikian pula, kelompok lanjut usia lebih banyak mengeluh terbangun lebih awal dari pukul 05.00 pagi. Selain itu, terdapat 30% kelompok usia tujuh puluh tahun yang banyak terbangun di waktu malam hari. Angka ini ternyata tujuh kali lebih besar dibandingkan dnegan kelompok usia dua puluh tahun. Gangguan tidur tidak saja menunjukkan indikasi akan adanya kelainan jiwa yang dini tetapi merupakan keluhan dari hampir 30% penderita yang berobat ke dokter. Disebabkan oleh : a) Faktor ekstrinsik (luar), misalnya : lingkungan yang kurang tenang b) Faktor intrinsik, ini bisa organik dna psikogenik - Organik, misalnya : nyeri, gatal-gatal, dan penyakit tertentu yang membuat gelisah - Psikogenik, misalnya : depresi kecemasan dan iritabilitas. 16. Keluhan pusing-pusing Disebabkan oleh : a) Gangguan lokal, misalnya : vaskuler, migren (sakit kepala sebelah), mata, glaukoma (tekanan dalam bola mata yang meninggi), kepala, sinusitis, rufunkel, dan sakit gigi. b) Penyakit sistematis yang menimbulkan hipoglikemia (kadar gula dalam darah yang rendah) c) Psikologik : perasaan cemas, depresi, kurang tidur, dan kekacauan pikiran 17. Keluhan perasaan dingin-dingin dan kesemutan pada anggota badan Disebabkan oleh : a) Gangguan sirkulasi darah lokal b) Gangguan persarafan umum (gangguan pada kontrol) c) Gangguan pada persarafan lokal pada bagian anggota badan. 18. Mudah gatal-gatal Disebabkan oleh : a) Kelainan kulit : kering, degeneratif (eksema kulit) b) Penyakit sistemik : diabetes melitus, gagal ginjal, penyakit hati (hepatitis kronis), dan keadaan alergi Pada orang-orang sakit dengan lanjut usia seringkali harus dipertimbangkan kemungkinan adanya penyakit keganasan tumor pada organ tertentu, yang mudah menyebar pada organ tubuh lainnya. B. PENYAKIT YANG SERING DIJUMPAI PADA LANJUT USIA Menurut Stielgllizt (1945) Dikemukakan adanya empat penyakit yang sangat erat hubungannya dengan proses menua, yakni : 1. Gangguan sirkulasi darah, seperti : hipertensi, kelainan pembuluh darah, gangguan pembuluh darah di otak (koroner), dan ginjal 2. Gangguan metabolisme hormonal, seperti : diabetes melitus, klimakterium, dan ketidakseimbangan tiroid 3. Gangguan pada persendian, seperti : osteoartritis, gout artritis, ataupun penyakit kolagen lainnya. 4. Berbagai macam neoplasma. Menurut “The National Old People’s Welfare Counci”

Di Inggris mengemukakan bahwa penyakit atau gangguan umum pada lanjut usia ada 12 macam, yakni : 1. Depresi mental 2. Gangguan pendengaran 3. Bronkitis kronis 4. Gangguan pada tungkai/sikap berjalan 5. Gangguan pada koksa/sendi panggul 6. Anemia 7. Demensia 8. Gangguan penglihatan 9. Ansietas/kecemasan 10. Dekompensasi kordis 11. Diabetes melitus, osteomalisia, dan hipotiroidisme 12. Gangguan pada defekasi PENYAKIT LANJUT USIA DI INDONESIA Meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Penyakit-penyakit sistem pernapasan Penyakit-penyakit kardiovaskuler dan pembuluh darah Penyakit pencernaan makanan Penyakit sistem urogenital Penyakit gangguan metabolik/endokrin Penyakit pada persendian dan tulang Penyakit-penyakit yang disebabkan proses keganasan. Timbulnya penyakit-penyakit tersebut dapat dipercepat atau diperberat oleh faktorfaktor luar, misalnya : makanan, kebiasaan hidup yang salah, infeksi, dan trauma.

Sifat penyakit dapat dimulai secara perlahan-lahan, seringkali tanpa tanda-tanda ataupun keluhannya ringan dan baru diketahui sesudah keadaannya parah. Hal ini perlu sekali untuk dikenali agar tidak salah ataupun terlambat menegakkan diagnosis sehingga terapi dan tindakan keperawatannya segera dapat dilaksanakan. Dapat pula pada lanjut usia mengalami beberapa penyakit secara bersamaan. Sifat penyakit orang lanjut usia biasanya progresif sampai penderitanya mengalami kematian. Orang-orang lanjut usia pun biasanya rentan penyakit lain, karena daya tahannya telah menurun. Di negara-negara maju penyakit jantung dna pembuluh darah merupakan penyebab kematian utama, sedangkan negara yang sedang berkembang angka kematian terutama karena penyakit infeksi. Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992, ditemukan urutan sebagai berikut : TBC, penyakit yang tidak jelas, trauma, penyakit infeksi lainnya serta bronkitis, sepidema, dan asma (Sumantri et al, 1992). Meskipun penyakit infeksi juga masih menonjol pada pola penyakit lansia di Indonesia, namun penyakit berbeda dengan di negeri Belanda. Misalnya, TBC yang ternyata pada urutan teratas di Indonesia, tidak terdapat di negeri Belanda. Hal tersebut dapat diasumsikan berkaitan dengan status sosial ekonomi dan lingkungan fisik maupun biologik.

Pola penyakit juga tergantung pada tempat pengambilan data karena populasi yang datang ke RS lebih terbatas pada mereka yang datang dengan keluhan atau dirujuk, sedangkan populasi berupa komunitas cenderung apa adanya. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan di rumah sakit maupun di masyarakat, ternyata pola penyakit lansia di rumah sakit sedikit berbeda dengan apa yang ditemukan pada penelitian di masyarakat seperti yang telah dilakukan oleh Boedi Darmoyo et al (1991), Kartini (1993), dan Kamso et al (1993). PENYAKIT SISTEM PARU DAN KARDIOVASKULER 1. Paru-paru Fungsi paru-paru mengalami kemunduran dengan datangnya usia tua yang disebabkan elastisitas jaringan paru-paru dan dinding dada makin berkurang. Dalam usia yang lebih lanjut, kekuatan kontraksi otot pernapasan dapat berkurang sehingga sulit bernapas. Fungsi paru-paru menentukan konsumsi oksigen seseorang, yakni jumlah oksigen yang diikat oleh darah dalam paru-paru untuk digunakan tubuh. Jadi, konsumsi oksigen akan menurun pada orang lanjut usia. Berkurangnya fungsi paru-paru juga disebabkan oleh berkurangnya fungsi sistem respirasi seperti fungsi ventilasi paru. Debu, hawa udara, asap industri, dan kebiasaan merokok dapat mempengaruhi sistem pernapasan orang lanjut usia dan karena daya tahan tubuhnya menurun dapat mudah terkena infeksi. Infeksi yang sering diderita para lanjut usia adalah Pneumonia bahkan mempunyai angka kematian cukup tinggi sampai 40% dan biasanya diikuti penyakit penyerta, misalnya : diabetes melitus, payah jantung kronik, dan penyakitpenyakit vaskuler (menurut Manggunnegoro, 1992). Tuberkolosis pada lanjut usia diperkirakan masih cukup tinggi. Di RSUP DR. Karyadi Semarang ditemukan kasus TBC sebesar 25,2% (menurut Ratmatullah, 1994). Secara patofisiologis, lanjut usia itu tanda penyakit saja sudah mengalami penurunan fungsi paru, apalagi menderita Tubercolosis/TBC Paru maka jelas menambah dan akan memperburuk keadaan. Di sisi keadaan parah, banyak dijumpai pula bronkitis yang menahun dan tidak sedikit kematian terjadi akibat radang paru. Kanker paru sering dijumpai terutama pada penderita perokok berat. Menurut Manggunnegoro, 1992 menyatakan terdapat kecenderingan peningkatan frekuensi CA Paru. 2. Jantung dan Pembuluh Darah (Kardiovaskuler) Pada orang lanjut usia, umumnya besar jantung akan sedikit mengecil. Yang paling banyak mengalami penurunan adalah rongga bilik kiri, akibat semakin berkurangnya aktivitas. Yang juga mengalami penurunan adalah besarnya sel-sel otot jantung hingga menyebabkan menurunnnya kekuatan otot jantung. Setelah berumur 20 tahun, kekuatan otot jantung berkurang sesuai dengan bertambahnya usia. Dengan bertambahnya umur, denyut jantung maksimum dan fungsi lain dari jantung juga berangsur-angsur menurun. Pada lanjut usia, tekanan darah akan naik secara bertahap. Elastisitas jantung pada orang berusia 70 tahun menurun sekitar 50% dibanding orang berusia 20 tahun. Oleh karena itu, tekanan darah pada wanita tua yang mencapai 170/90 mmHg dan pada pria tua yang mencapai 160/70 mmHg masih dianggap normal. Derajat kerja jantung dapat dinilai dari besarnya curah jantung (cardiac output), yaitu jumlah darah yang dikeluarkan oleh bilik jantung/ventrikel per menit. Pada usia 90 tahun,

curah jantung ternyata menurun dan sudah tentu menimbulkan efek pada fungsi alat-alat lain, seperti : otot, paru, dan ginjal karena berkurangnya arus darah ke organ tubuh itu. Sebaliknya, tekanan darah saat istirahat akan meningkat sesuai dengan bertambahnya usia walaupun tidak begitu besar. Dengan adanya aktivitas fisik, tekanan darah seseorang akan meningkat, terutama tekanan sistoliknya. Pada lanjut usia peningkatan tekanan darah saat melakukan pekerjaan fisik ini meningkat lebih cepat dibanding orang muda. Denyut jantung nadi juga meningkat pada waktu seseorang melakukan pekerjaan fisik dan pada saat bekerja maksimal, denyut nadi mencapai angka maksimal. Namun denyut nadi maksimal pada lanjut usia lanjut usia ternyata menurun karena jantung tidak dapat mencapai frekuensi seperti saat masih muda. Rumus untuk meramalkan denyut nadi maksimal seseorang adalah : (200-usia). Perubahan yang jauh lebih bermakna dalam kehidupan lanjut usia adalah yang terjadi pada pembuluh darah. Proses yang disebut Arteriosklerosis atau pengapuran dinding pembuluh darah dapat terjadi dimana-mana. Proses pengapuran ini akan berlanjut menjadi proses yang menghambat aluran darah yang pada suatu saat dapat menutup pembuluh darah tadi, Pada tahap awal, gangguan dari dinding pembuluh darah yang menyebabkan elastisitasnya berkurang akan memacu jantung bekerja lebih keras, karena terjadi hipertensi. Selanjutnya, bila terjadi sumbatan maka jaringan yang dialiri zat asam oleh pembuluh darah ini akan rusak/mati, hal inilah yang disebut infark. Bila kejadian ini terjadi di otak, akan terjadi stroke, sedangkan bila terjadi di jantung, dapat saja menyebabkan infark jantung atau infark miokard, atau bila masih lebih ringan dapat terjadi angina pektoris (sakit pada daerah dada, khususnya bila orang tadi melakukan kegiatan fisik) atau gangguan koroner lainnya. Pada lanjut usia banyak dijumpai penyakit jantung koroner yang disebut jantung iskemi. Di Indonesia, saat ini penyakit jantung iskemi sudah menjadi pembunuh ketiga di antara penyakit-penyakit lainnya. Penderita kebanyakan berusia di atas 45 tahun sampai lanjut usia. Perubahan-perubahan yang dapat dijumpai pada penderita jantung iskemi adalah pada pembuluh darah jantung akibat arteriosklerosis itu belum diketahui dengan pasti, tetapi faktor-faktor yang mempercepat timbulnya, antara lain : banyak merokok, kadar kolesterol tinggi, penderita diabetes melitus, dan berat badan berlebihan, serta kurang berolahraga. Faktor-faktor tersebut sebenarnya dapat dicegah atau dihindari, kecuali faktor umum, seperti : jenis kelamin, keturunan, dan kepribadian penderita sendiri sulit untuk diihindari. Jenis penyakit jantung lainnya juga banyak ditemui pada lanjut usia adalah : a) Penyakit jantung akibat paru menahun (korpulmonal). b) Penyakit jantung akibat tekanan darah tinggi. c) Penyakit jantung akibat gangguan irama jantung. 3. Penyakit Jantung Koroner Terdiri dari : a) Angio pektoris : suasana sindrom klinis, terjadi sakit dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering kali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada biasanya timbul waktu melakukan aktivitas dan segera menghilang bila pasien beristirahat. b) Angina pektoris yang tidak stabil, yaitu keadaan angina pektoris, rasa nyeri terusmenerus walaupun kebutuhan oksigen tidak jelas bertambah.

c) Prinzmetal angina : serangan angina pektoris yang timbul pada waktu istirahat. d) Infark miokard akut (IMA): nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu, lebih dari 20 menit. Manifestasi yang paling sering ialah : keadaan bingung akut, episode sinkop, hemiplegia, gagal jantung, muntah-muntah, dan kelemahan hebat. e) Bila ditemukan penderita-penderita seperti ini sebaiknya dirujuk ke rumah sakit. 4. Hipertensi Dari banyak penelitian epidemiologi didapatkan bahwa dengan meningkatnya umur dan tekanan darah meninggi. Hipertensi menjadi masalah pada lanjut usia karena sering ditemukan dan menjadi faktor utama stroke, payah jantung, dan penyakit jantung koroner. Lebih dari separuh kematian di atas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan serebrovaskuler. Secara nyata kematian karena CVD, morbiditas penyakit kardiovaskuler menurun dengan pengobatan Hipertensi. Saat ini penelitian longitudinal telah membuktikan hal ini pada pengobatan hipertensi diastolik. Hipertensi pada lanjut usia dibedakan menjadi : a) Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan/atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg. b) Hipertensi sistolik terisolasi : tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg. Pada hipertensi sistolik hal ini masih kontroversial. Mengenai target tekanan darah dianjurkan penurunan yang bertahap sampai sekitar sistolik 140-160 mmHg. (R.P. Sidabutar, 1974) PENYAKIT PENCERNAAN MAKANAN Produksi saliva menurun sehingga mempengaruhi proses perubahan kompleks karbohidrat menjadi diasakarida. Fungsi ludah sebagai pelicin makanan berkurang sehingga proses menelan lebih sukar. Keluhan-keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak di perut dan sebagainya, seringkali disebabkan makanan yang kurang bisa dicernakan akibat menurunnya fungsi kelenjar pencernaan. Juga dapat disebabkan berkurangnya toleransi terhadap makanan terutama yang mengandung lemak. Keluhan lain yang sering dijumpai ialah sembelit (konstipasi), yang disebabkan kurangnya kadar selulosa, kurangnya nafsu makan bisa disebabkan banyaknya gigi yang sudah lepas (ompong). Dengan proses menua bisa terjadi gangguan motilitas otot polos esofagus, bisa juga terjadi Reflux disease (terjadi akibat refluks isi lambung ke oesofagus), insidensi ini mencapai puncak pada usia 60-70 tahun. Penyakit dan gangguan pada lambung 1. Gastritis adalah suatu proses inflansi pada lapisan mukosa dan submukosa lambunng. Insidensi gastritis meningkat dengan lanjutnya proses menua. Namun seringkali asimtomatik atau hanya dianggap sebagai akibat normal proses menua. 2. Ulkus peptikum yang bisa terjadi di esofagus, lambung, dan duodenum walaupun kadar asam lambung pada lanjut usia sudah menurun, insidensi ulkus di lambung masih lebih banyak dibanding ulkus peptikum. Gejalanya : a) Biasanya tidak spesifik b) Penurunan berat badan c) Mual-mual

d) Perut rasa tidak enak Pemeiksaan dengan : a) Endoskopi b) Radiografi dengan kontras beriem Tingkat komplikasi pada lanjut usia cukup tinggi ±50% per-forosis dan biasanya terjadi pada usia di atas 70 tahun. PENYAKIT SISTEM URIGENITAL Peradangan pada sistem urogenital terutama dijumpai pada wanita lanjut usia berupa peradangan kandung kemih sampai peradangan ginjal akibat sisa air seni dalam vesika urinaria (kandung kemih). Keadaan ini disebabkan berkurangnya tonus kandung kemih dan adanya tumor yang menyumbat saluran kemih. Pada pria berusia lebih dari 50 tahun, sisa air seni dalam kandung kemih dapat disebabkan pembesaran kelenjar prostat (hipertrofi prostat). Akibat hipertropi prostat ialah adanya gangguan waktu buang air kecil bahkan kadang-kadang terjadi secara mendadak air seni tidak dapat dikeluarkan sehingga untuk mengeluarkannya harus dipasang keteter. Pada pria lanjut usia banyak dijumpai kanker pada kelenjar prostat. PENYAKIT GANGGUAN ENDOKRIN (METABOLIK) Kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh manusia yang memproduksi hormon, seperti kelenjar pankreas (yang memproduksi insulin dan sangat penting dalam pengaturan gula darah), kelenjar tiroid/gondok yang ikut serta dalam metabolisme tubuh, kelenjar adrenal/anak ginjal yang memproduksikan adrenalin, kelenjar yang berkenaan dengan hormon laki-laki atau wanita. Salah satu kelenjar endokrin dalam tubuh mengatur agar arus darah ke organ-organ tertentu berjalan dengan baik dengan jalan mengatur vasokontriksi pembuluh-pembuluh darah bersangkutan disebut adrenal/kelenjar anak ginjal adapula yang merupakan stres hormon, yaitu hormon yang diproduksi dalam jumlah besar dalam keadaan stress dan berperan penting dalam reaksi mengalami stres. Oelh karena itu, dengan mundurnya produksi hormon inilah lanjut usia kurang mampu menghadapi stres. Tidak jarang, pada lanjut usia juga ditemukan kemunduran dari fungsi kelenjar tiroid sehingga Lansia tersebut tempak lesu dan kurang bergairah. Kemunduran fungsi kelenjar endokrin lainnya, seperti adanya klimakterium/menopause pada wanita yang mendahului proses tua dapat mengakibatkan sindroma klimakterium dalam bentuk yang bermacam-macam. Sedangkan pada pria terjadi penurunan sekresi dari kelenjar testis pada usia tertentu (dalam usia yang lebih tua dibandingkan dengan wanita). Penyakit metabolik pada lanjut usia terutama disebabkan menurunnya produksi hormon ini, antara lain terlihat pada wanita mendekati usia 50 tahun, yang ditandai mulainya menstruasi yang tidak teratur sampai berhenti sama sekali (menopause), prosesnya merupakan proses alamiah. Penyakit metabolik yang banyak dijumpai ialah diabetes melitus atau kencing manis dan osteoporosis (berkurangnya zat kapur dan bahan-bahan mineral sehingga tulang lebih mudah rapuh dan menipis). Diabetes melitus sering dijumpai pada lanjut usia yang berumur 70 tahun ke atas, akibatnya terjadi degerasi pembuluh darah dengan komplikasi pembuluh darah koroner, perubahan pembuluh darah otak yang berakibat terjadinya penyakit serebrovaskuler. Perubahan pada pembuluh darah otak ini dapat menyebabkan stroke yang bisa menyebabkan kelumpuhan separuh badan.

PENYAKIT PADA PERSENDIAAN DAN TULANG Penyakit pada sendi ini adalah akibat degenerasi atau kerusakan pada permukaan sendi-sendi tulang yang banyak dijumpai pada lanjut usia, terutama yang gemuk. Hampir 8% orang-orang berusia 50 tahun ke atas mempunyai keluhan pada sendi-sendinya, misalnya : linu-linu, pegal, dan kadang-kadang terasa seperti nyeri. Biasanya yang terkena ialah persendian pada jari-jari, tulang punggung, sendi-sendi penahan berat tubuh (lutut dan panggul). Biasanya nyeri akut pada persendian itu disebabkan oleh gout (pirai atau jicht). Hal ini disebabkan gangguan metabolisme asam urat dalam tubuh. Terjadi osteoporosis ini menyebabkan tulang-tulang lanjut usia mudah patah sehingga akan sulit sembuhnya. Biasanya patah tulang terjadi karena lanjut usia tersebut jatuh. Jatuhnya dapat terjadi karena sudah berkurangnya kekuatan otot-otot, berkurangnya koordinasi kekuatan anggota badan secara keseluruhan, mendadak pusing, penglihatan yang kurang baik, adanya penyakit jantung yang diiringi gangguan pada irama jantung, dan bisa karena cahaya ruangan kurang terang, dan lantai licin. Karena adanya patah tulang tersebut dapat terjadi komplikasi-komplikasi sehingga harus istirahat total (bedrest) dalam waktu yang lama, misalnya karena harus operasi menyambung patah tulang tersebut. Bedrest yang lama dapat mempercepat terjadinya osteoporosis dan radang paru-paru. PENYAKIT YANG DISEBABKAN PROSES KEGANASAN KANKER Penyebab terjadinya kanker sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Hanya nampak makin tua seseorang makin mudah dihinggapi penyakit kanker. Pada wanita, kanker banyak dijumpai pada rahim, payudara, dan saluran payudara. Biasanya kanker pada wanita dimulai pada usia 50 tahun. Kanker pada pria paling banyak dijumpai pada paru-paru, saluran pencernaan, dan kelenjar prostat. Pada lanjut usia harus dilakukan pemeriksaan secara seksama, riwayat penyakit perlu ditanyakan baik yang pernah dideritanya maupun yang ada dalam keluarga. Bahan-bahan karsinogen, misalnya tembakau (rokok), sinar ultra violet, sinar radio, sinar-X yang berlebihan dapat juga menimbulkan keganasan. Karena proses keganasan ini dapat menjalar ke lain organ (metastasis) maka harus diusahakan dicari sumber primer keganasan tersebut. PENYAKIT-PENYAKIT LAIN Penyakit saraf yang terpenting adalah akibat pembuluh darah otak yang dapat mengakibatkan perdarahan otak atau menimbulkan kepikunan (senilis).

Related Documents

Proses Luluhawa
May 2020 13
Proses Kehamilan
May 2020 17
Proses Kehamilan
June 2020 22

More Documents from ""