Proposal_hematokrit_kelompok 2_shift B.docx

  • Uploaded by: ai
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal_hematokrit_kelompok 2_shift B.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,416
  • Pages: 15
Hubungan Antara Kadar Hematokrit dengan Indeks Massa Tubuh dan Laju Endap Darah pada Mahasiswa Farmasi Shift B. USULAN PENELITIAN Diajukan untuk memenuhi tugas Praktikum Farmakoterapi Gangguan Hematologi, Pembuluh Darah, Kardiovaskular Ginjal dan Saluran Kemih pada Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Shift B 2016 Kelompok 2

Indah Pertiwi

260110160049

Reza Laila Najmi

260110160050

Kita Radisa

260110160051

Ai Masitoh

260110160052

Hammam H.S

260110160053

Khoirina Nur S

260110160054

Aulia Annisa Putri

260110160055

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2019

Daftar Isi Halaman DAFTAR ISI...................................................................................................

i

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

1

1.1 Latar Belakang Penelitian.............................................................

1

1.2 Identifikasi Masalah......................................................................

2

1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................

2

1.4 Kegunaan Penelitian.....................................................................

2

1.5 Metode Penelitian.........................................................................

2

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................

3

2.1 Darah............................................................................................

3

2.2 Hematokrit....................................................................................

4

2.3 IMT (Indeks Massa Tubuh ).........................................................

5

2.4 Laju Endap Darah…………….....................................................

6

BAB III METODE PENELITIAN..................................................................

7

3.1 Alat...............................................................................................

7

3.2 Bahan............................................................................................

7

3.3 Metode Penelitian.........................................................................

7

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

i

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu faktor risiko dari berbagai macam penyakit kronis . Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, di Indonesia sepanjang tahun 2013 sampai tahun 2018, penderita obesitas mengalami peningkatan yang cukup besar terutama pada penduduk dengan usia diatas 15 tahun yaitu dengan prevalensi sebanyak 26,6 % pada tahun 2013 dan melonjak naik menjadi 31 % pada tahun 2018 (DEPKES RI, 2018) . Body Mass Index adalah indeks anthropometrik yang penting dan digunakan untuk mengetahui proporsi tubuh . Oleh karena itu Body Mass Index (BMI) digunakan sebagai suatu indikator dalam perhitungan total lemak tubuh sehingga hal ini dapat menghindari terjadinya berat badan berlebih yang dikhawatirkan dapat berkembang menjadi obesitas. Laju endap darah merupakan salah satu tes yang dapat membantu mendiagnosis secara tidak langsung adanya inflamasi dalam tubuh. Laju endap darah terutama dapat mendiagnosis secara spesifik polimialgia reumatika, rheumatoid arthritis. Kadar hematokrit yang rendah sering ditemukan pada kasus anemia , leukimia, dan peningkatan kadar ditemukan pada dehidrasi serta polisetemia vera. Peningkatan kadar hematokrit dapat mengindikasikan hemokonsentrasi, akibat penurunan volume cairan dan peningkatan sel darah merah. Menurut penelitian Koca 2017 dan Samocha 2003 , leukosit, nilai glukosa dan laju endap darah yang memberikan hasil signifikan dengan Body Mass Index (BMI). Dan menurut murni dkk. 2015 bahwa hasil pemeriksaan LED di gunakan sebagai biomarker non-spesifik perjalanan penyakit. Semakin tinggi berat badan seseorang maka semakin tinggi pula laju endap darahnya.

1

2

1.2. Rumusan Masalah Apakah terdapat hubungan antar Laju Endap Darah (LED) dan Body Mass Index (BMI) terhadap jumlah hematokrit ? 1.3. Tujuan Penelitian Mengetahui adanya hubungan Laju Endap Darah (LED) dan Body Mass Index (BMI) terhadap jumlah hematokrit . 1.4. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi ilmiah terkait hubungan antara Laju Endap Darah (LED) dan Body Mass Index (BMI) terhadap jumlah hematokrit. 1.5. Metode Penelitian Analisis observasional dengan pendekatan studi potong lintang (cross sectional) 1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan Bulan April sampai Juni 2019 bertempat di Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Padjadjara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah Darah dikatakan sebagai transportasi yang berguna sebagai kendaraan masal jarak jauh di dalam tubuh untuk berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal antar sel-sel itu sendiri. Di dalam darah terdapat cairan kompleks plasma tempat elemen seluler diantaranya eritrosit, leukosit, dan trombosit. Dalam pengertianya, eritrosit (sel darah merah) pada hakikatnya adalah kantung hemoglobin terbungkus membran plasma yang mengangkut O2 dalam darah. Leukosit (sel darah putih) merupakan satuan pertahanan sistem imut yang diangkut dalam darah tepat cedera atau tempat invasi mikroorganisme penyebab penyakit, Trombosit merupakan tempat homeostatis, merupakan tempat perhentian pendarahan dari pembuluh yang cedera. ( Sherwood,L., 2011) Darah adalah komponen penting dalam penilaian kondisi fisiologis (Mitruka dan Rawnsley., 1981). Darah terdiri dari plasma dan sel darah. Plasma darah merupakan cairan penyusun darah yang mengandung sejumlah protein yang berperan penting untuk menghasilkan osmotik plasma (Isnaeni., 2006). Sel darah sendiri memiliki umur tertentu, sehingga dibutuhkan pembentukan sel-sel darah baru yang disebut hematopoiesis, yang berlangsung pada saat terjadi pendarahan atau penghancuran sel yang terjadi pada sumsum tulang (Wellman, 2010). Kecepatan pembentukan sel dalam darah diatur oleh konsentrasi sel darah merah dan dipengaruhi kemampuan fungsional sel untuk mengangkut oksigen ke jaringan sesuai dengan kebutuhan jaringan. Pembentuk sel darah merah sangat dipengaruhi oleh eritropoietindi dalam ginjal yang merangksangan produksi eritrosit sebagai respon terhadap hipoksia pada jaringan tubuh. (Guyton dan Hall., 2006) Fungsi utama dalam darah merupakan trasnport internal, menghantarkan berbagai macam substansi untuk fungsi metabolisme darah, sebagai transport internal (Tarwoto., 2008). Darah berfungsi mengedarkan substansi yang masuk ke

3

4

dalam tubuh maupun yang dihasilkan tubuh dari proses-proses metabolisme (Ihedioha, dkk., 2012). Dan juga mempertahankan temperature tubuh yaitu darah membawa panas dan bersikulasikeseluruh tubuh. Hasil metabolisme juga dihasilkan energi dalam bentuk panas (Tarwoto., 2008) Komponen darah terdiri atas 2 komponen darah yaitu : a. Plasma darah merupakan bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan protein darah. b. Butir-butir darah terdiri atas komponen eritrosit, leukosit, trombosit ( Handayani dan Sulistyo, 2008 ) Jumlah darah berada di dalam tubuh dipengaruhi oleh dua factor yaitu factor eksogen yang meliputi hadirnya agen penyebab infeksi dan perubahan lingkungan, dan juga factor endogen yang meliputi pertambahan umur, status kesehatam, gizi stress, suhu tubuh, dan siklus estrus. Dalam sirkulasi, darah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan nutrisi, mentransportasikan produk-produk yang tidak berguna, menghantarkan hormone, serta sebagai pengangkut O2dan CO2 (Guyton dan Hall., 2006)

2.2 Hematokrit Hematokrit berasal dari dua kata yaitu haem yang artinya darah dan krinein yang artinya memisahkan (Gandasoebrata, 2010). Hematokrit sendiri merupakan persentase volume seluruh eritrosit yang ada di dalam darah yang dipisahkan dari plasma dengan cara memutarnya di dalam tabung khusus dalam waktu dan kecepatan tertentu yang nilainya dinyatakan dalam persen (%), nilai untuk pria 4048 vol % dan untuk wanita 37-43 vol % (Sadikin. M., 2008) Nilai hematocrit dapat digunakan sebagai tes skrining yang sederhana untuk anemia, sebagai referensi kalibrasi untuk metode otomatis hitung sel darah, dan secara kasar untuk membimbing keakuratan pengukuran hemoglobin. Nilai hematocrit yang dinyatakan g/L sekitar tiga kali kadar Hb (Kiswari., 2014)

5

Pemeriksaan hematocrit dapat dilakukan dengan dua metode yaitu mikro hematocrit dan makro hematokrit. Metode mikro hematocrit adalah suatu metode yang menggunakan tabung mikro kapiler sedangkan makro hematocrit metode yang menggunakan tabung wintrobe (Gandasoebrata, 2010). Pemeriksaan hematokrit metode makro yaitu menggunakan sentrifus yang cukup besar bertujua nuntuk memadatkan sel – se ldarah merah dan membutuhkan waktu ±30 menit, sedangkan pada metode mikro menggunakan sentrifus mikro hematokrit yang mencapai kecepatan jauh lebih tinggi. Oleh sebab itu, lamanya pemusingan dapat diperpendek (R.Gandasoebrata, 2007). 2.3 IMT ( Indeks Massa Tubuh ) Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan (BB) dantinggibadan (TB) seseorang. IMT dapat menjadi indicator atau menggambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang. IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, penelitian menunjukkan bahwa IMT berkolerasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh seperti underwater weighing dan dual energy x-ray absorbtiometry (Grummer-Strawn., et al. 2002) Indeks massa tubuh (BMI) adalah metrik yang saat ini digunakan untuk mendefinisikan karakteristik tinggi / berat antropometrik pada orang dewasa Penafsiran umum adalah bahwa itu mewakili indeks kegemukan seseorang. Ini juga banyak digunakan sebagai faktor risiko untuk pengembangan atau prevalensi beberapa masalah kesehatan. Selain itu, ini banyak digunakan dalam menentukan kebijakan kesehatan masyarakat. BMI telah berguna dalam studi berbasis populasi berdasarkan penerimaannya yang luas dalam mendefinisikan kategori spesifik massa tubuh sebagai masalah kesehatan. dan untuk mengklasifikasikan (mengelompokkan) mereka ke dalam kelompok. (Nutfall,2015) Kategori IMT untuk orang dewasa yang berusia 20 tahun keatas, IMT diinterpretasikan dengan menggunakan kategori status berat badan standart yang sama untuk seluruh umur bagi pria maupun wanita( CDC., 2009 ). Secara umum, nilai IMT dibawah 18,5 sebagainilaiindeksunderweight atausangatkurus, IMT melebihin 23 sebagaiberatbadanlebihatauoverwight, dan IMT melebihi 25 Sebagai

6

obesitas. Nilai IMT yang ideal bagi orang dewasaadapadarentang 18,5-22,9. (CDC, 2002) 2.4 Laju Endap Darah Laju endap darah (LED) disebut juga erythrocyte sedimentation rate (ESR) atau sedimentation rate (sed rate) atau bezinking-snelheid der erythrocyten (BSE) adalah kecepatan pengendapan sel-sel eritrosit di dalam tabung berisi darah yang telah diberi antikoagulan dalam waktu satu jam. LED adalah menurunnya atau mengendapnya sel darah merah dalam darah dengan antikoagulan yang diukur dengan tingginya kolom plasma yang terbentuk dalam waktu tertentu dan dinyatakan dalam milimiter per jam. Laju endap darah juga didefinisikan sebagai kecepatan pengendapan sel-sel eritrosit dalam plasma (Burns, 2004). Hasil pemeriksaan LED digunakan sebagai penanda non spesifik perjalanan penyakit, khususnya memantau proses inflamasi dan aktivitas penyakit akut Peningkatan nilai LED menunjukkan suatu proses inflamasi dalam tubuh seseorang, baik inflamasi akut maupun kronis, atau adanya kerusakan (Estridge BH,2000 Proses LED dapat dibagi dalam 3 tingkatan yaitu: pertama ialah tingkatan penggumpalan yang menggambarkan periode eritrosit membentuk gulungan (rouleaux) dan sedikit sedimentasi. Kedua ialah tingkatan pengendapan cepat, yaitu eritrosit mengendap secara tetap dan lebih cepat. Ketiga ialah tingkatan pemadatan, pengendapan gumpalan eritrosit mulai melambat karena terjadi pemadatan eritrosit yang mengendap.4,5 Nilai rujukan LED di laki-laki 0–10 mm/jam dan perempuan 0–15 mm/ jam. (Dacie, 1996) Dacie, JV., Lewis, SM., Practical Haematology, 8th ed, Edinburgh, Churchil Livingstone, 1996, 559–61. LED berfungsi sebagai hasil diagnosis penunjang dan membutuhkan test penunjang yang lain untuk mengkonfirmasikan suatu penyakit. TIngkat ESR yang meningkat mungkin disebabkan oleh anemia, kanker seperti limfoma atau multiple myeloma, penyakit ginjal, kehamilan penyakit tiroid dan penyakit auto immune seperti lupus dan rheumatoid athritis (Kumta,et.al,2011)

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat Alat sentrifugasi, Alat suntik, Hematology analyzer, Jarum, Kapas, Meteran, Mikropipet, Penggaris, Software Microsoft Excel, Software SPSS, Timbangan digital, Vacutainer tube 3.2 Bahan Alkohol, Darah, EDTA, Plasma darah 3.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan berdasarkan pada penelitian analisis observasional dengan pendekatan studi potong lintang (cross sectional) yang dilakukan di Laboratorium Bioklinik Farmasi Universitas Padjadjaran pada bulan April 2019 sampai dengan Juni 2019. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Farmasi Universitas Padjadjaran Shift B 2016 yang tersaring melalui kriteria inklusi dan eksklusi. Eksklusi adalah mahasiswa yang memiliki penyakit atau kelainan darah, seperti anemia, haemofilia, leukemia, trombositopenia atau lainnya, juga mahasiswa yang sedang mengalami Demam Berdarah Dengue dan sedang menstruasi. Variabel dalam penelitian terdiri dari variable bebas dan terikat. Dimana hematokrit berperan sebagai variabel bebas, dan IMT serta laju endap darah berperan sebagai variabel terikat. Pengambilan data tinggi dan berat badan mahasiswa dilakukan secara langsung menggunakan protokol standar. Tinggi badan (meter) dan berat badan (kilogram) digunakan untuk menghitung Indeks Massa Tubuh (kg/m2) berdasarkan formula BMI = berat badan (kg)/tinggi badan (m)2. Kadar

7

8

hematokrit dan laju endap darah dihitung langsung setelah 1 jam pengambilan darah menggunakan metode standar dengan alat Hematology Analyzer. Data yang dihasilkan dianalisis menggunakan software SPSS dengan studi T-test atau ANOVA dengan melihat r dan p value. Tahapan kerja ini meliputi preparasi sampel, perhitungan IMT, pengukuran hematokrit, dan pengukuran laju endap darah. A. Preparasi Sampel Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pengambilan sampel darah probandus. Prosisi probandus harus dalam keadaan duduk dan meletakkan tangan dalam keadaan lurus sejajar dengan tinggi jantung. Bersihkan bagian lengan yang akan diambil darahnya dengan desinfektan alcohol 70% dan tunggu sampai kering. Pasang penyangga pada ¾ bawah lengan atas yang akan disuntik. Kulit di atas pembuluh vena direnggangkan dengan ibu jari dan tusuk kulit dengan jarum spuit menggunakan tangan kanan sampai jarum masuk ke dalam vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Tarik jarum spuit secara perlahan sampai diperoleh darah sebanyak 6 ml. Lepaskan penyangga lalu letakkan kapas di atas tempat tusukan untuk menekan bekas tusukan. Alirkan darah dari jarum spuit ke dalam vial, beri label. B. Perhitungan Indeks Massa Tubuh Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mengukur berat badan dan tinggi badan. Pengukuran berat badan probandus dengan menggunakan alat timbang digital, sedangkan pengukuran tinggi badan probandus dengan menggunakan meteran. Nilai Indeks Massa Tubuh diperoleh dari hasil pembagian antara berat badan dan kuadrat tinggi badan dalam meter.

C. Pengukuran Hematokrit dan Laju Endap Darah Enam mililiter darah dikumpulkan dari masing-masing partisipan, dimasukan kedalam Vacutainer tube dan ditambahkan EDTA, kemudian dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit. Hasil

sentrifugasi , diberi label dengan tepat dan diawetkan pada -70°C selama 1 jam. Untuk pengukuran hematokrit dibaca dengan alat Hematology Analyzer dan didapatkan konsentrasi dalam satuan %. Sedangkan untuk ESR diukur dengan penggaris dan dibaca dalam mm / jam. Data dianalisis menggunakan Pearson korelasi dan Student T-test, dengan software (SPSS) versi 22 dan Microsoft excel. Signifikansi statistik ditetapkan pada p <0,05.

9

DAFTAR PUSTAKA

CDC. 2009. Overweight and Obesity. Available from: http://www.cdc.gov Centers For Disease Control and Prevention (CDC), (2002). Guideline For Hand Hygiene in Health-Care Settings : Recommendations of the Health Care Infection

Control

Practices

Advisory

Committee

and

the

Hicpac/Shea/Apic/Idsa Hand Hygiene Task Force. Morbidity and Mortality Weekly Report Ganda soebrata R., 2013. Penuntun Laboratorium Klinis. Jakarta: Dian Rakyat Ganda soebrata. 2007. Penuntun Laboratorium. Jakarta : Dian Rakyat. Grummer-Strawn LM et al., 2002. American Journal of Clinical Nutrition. Dalam: Centers of Disease Control and Prevention, 2009. Assessing Your Weight: About

BMI

for

Adult.

Didapat

dari:

http://cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/adult_bmi/index.html [Diaksespada 19 Maret ] Guyton AC, Hall JE., 2006. Medical Physiology Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Handayani, W. dan Hariwibowo S., 2008. Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan system hematologi. Jakarta :SalembaMedika Ihedioha, J.L., Ugwuja, J.L., Noel-Uneke, O.A., Udeani, I.J., dan Daniel-Igwe, G. 2012. Reference Values for Haematology profile of Conventional Grade Out bred Albino Mice (Mus musculus) in Nsukka, Eastern Nigeria. Animal Research Internasional, 9(2): 1601-1612 Isnaeni. 2006. Fisiologi Hewan. Jogjakarta: Kanisius Kiswari, dr. Rukman. 2014. Hematologi danTransfusi. Jakarta :Erlangga, 2014.

Koca TT. 2017. Does obesity cause chronic inflammation? the association between complete blood parameters with body mass index and fasting glucose. Pakistan journal od medicine science.33(1):65-9. Kumta, Shruti & Nayak, Gireesh & Kedilaya H, Pratapchandra & Shantaram, Manjula. (2011). A Comparative Study of Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) using Sodium citrate and EDTA. International Journal of Pharmacy and Biological Sciences. 1. 393-396. L. Sherwood, Fisiologi Manusia : dari Sel ke Sistem. Terjemahan Nella Yesdelita. Jakarta: EGC. 2011 Mitruka, B.M., danRawnsley, H.M. 1981. Hematological References Values of Normal Albino Rats. Dalam: Clinical Biochemical and Hematological Reference Values in Normal Experimental Animals and Normal Humans. Masson Pub. Inc. Year Book Medical Pub. Inc. Chicago. Halaman 63-65. Murni RI, Pudjonarko D, Santoso B, Imawati S. 2015. Korelasi kadar laju endap darah dengan nilai aspects pada pasien stroke iskemik. Jurnal majalah kesehatan andalas.38(1):26-30. Nuttall FQ. Body Mass Index: Obesity, BMI, and Health: A Critical Review. Nutr Today. 2015;50(3):117-128. Sadikin, M., 2008.BiokimiaDarah, Widyamedika, Jakarta Samocha-Bonet D, Lichtenberg D, Tomer A, Deutsch V, Mardi T, Goldin Y, et al. 2003. Enhanced erythrocyte adhesiveness/aggregation in obesity corresponds to low-grade inflammation. Obesity research.11:403-7. Tarwoto, W. 2008. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta Timur. Trans Info Media. Wellman ML. 2010. Hematopoiesis. Di dalam: Douglas J weiss, K Jane Wardrop, editor. Schalm‟s Veterinary Hematology Sixth Edition. United States of America: Wiley-Blackwell. hal: 27-35.

More Documents from "ai"

Parameter.docx
November 2019 31
368458.pdf
December 2019 0
43-ijsrr-d888.f.pdf
December 2019 0
Efektif-des-2011_3.pdf
November 2019 2