BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang terus mengalami peningkatan prevalensi dan berkontribusi terhadap peningkatan angka kematian akibat penyakit tidak menular (Soegondo, 2009). Diabetes adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat defek sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya. Hiperglikemia kronis dari diabetes dikaitkan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan organ yang berbeda, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah (ADA, 2013). World health organization (2016) menyatakan bahwa penderita diabetes melitus meningkat setiap tahunnya. Diperkirakan pada tahun 2014, 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes, kenaikan 4 kali lipat dari 108 juta di 1980an. Total angka kematian yang disebabkan oleh penyakit diabetes melitus pada tahun 2012 adalah 3,7 juta orang meninggal dimana sebesar 43 % meninggal sebelum usia 70 tahun. Dimana diantaranya 1,5 juta orang meninggal akibat diabetes melitus dan diabetes melitus bertanggung jawab dalam 2,2 juta kematian sebagai akibat dari peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler, penyakit ginjal kronis, dan TBC. Menurut Internasional of Diabetic Federation (IDF) (2017) tingkat prevalensi global penderita diabetes melitus di Asia Tenggara pada tahun 2017 adalah sebesar 8,1%. Indonesia menempati urutan ke 6 dengan penderita DM sebesar 10,3 juta penderita setelah Cina, India, Amerika Serikat, Brazil, dan Mexico. Kematian akibat diabetes melitus pada penderita yang berusia 20-99
tahun adalah 1,3 juta orang. Diprediksi pada tahun 2045 prevalensi DM di Asia Tenggara meningkat menjadi 10,6% (IDF, 2017). Menurut data Dinas Kesehatan Kota Padang (2017), DM termasuk dalam 6 penyakit terbanyak di Puskesmas Kota Padang dengan total kunjungan sebanyak 18.973 orang. Kasus tertinggi penderita Diabetes Mellitus berada pada wilayah kerja Puskesmas Andalas (527 orang) dan kasus terendah ditemukan pada wilayah kerja Puskesmas Ambacang (20 orang). Sementara angka kunjungan penderita Diabetes Mellitus tertinggi pada Puskesmas Lubuk Buaya (2.703 orang) dan kunjungan terendah pada Puskesmas Bungus (41 orang). (DKKP, 2017). Diabetes Mellitus, kencing manis atau penyakit gula, diketahui sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan menahun terutama pada sistem metabolisme karbohidrat, lemak, dan juga protein dalam tubuh. Gangguan metabolisme tersebut disebabkan kurangnya produksi hormon insulin, yang diperlukan dalam proses pengubahan gula menjadi tenaga serta sintesis lemak (Lanywati, 2011). Diabetes Melitus terdiri dari dua tipe yaitu DM tipe 1, yang disebabkan keturunan dan DM tipe 2 disebabkan life style atau gaya hidup. Secara umum, hampir 80 % prevalensi diabetes melitus adalah DM tipe 2 (Kemenkes RI, 2009). Diabetes melitus tipe 2 atau disebut juga sebagai penyakit non insulin dependent diabetes melitus (NIDDM). Kondisi ini diakibatkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten insulin) atau akibat penurunan jumlah pembentukan. Faktor utama penyebabnya adalah kegemukan (obesitas) yang bisa diatasi dengan diet dan olahraga. Pasien DM cenderung mengalami hiperglikemia, hiperglikemia
jangka panjang dapat menunjang terjadinya komplikasi mikrovaskular kronis (penyakit ginjal dan mata) serta komplikasi neuropati. Diabetes juga berkaitan dengan suatu peningkatan kejadian penyakit makrovaskular, termasuk infark miokard, stroke, dan penyakit vaskular perifer (Smeltzer, et al., 2008). Melihat kenaikan penyandang DM secara global yang terutama disebabkan karena perubahan hidup/life style yang tidak sehat. Bila dicermati, penduduk dengan obesitas mempunyai risiko terkena DM lebih besar dari penduduk yang tidak obesitas (kemenkes RI, 2009). Pola makan berupa asupan makanan tinggi energi dan tinggi lemak tanpa disertai dengan aktifitas fisik yang teratur akan mengubah keseimbangan energi dengan disimpannya energi sebagai lemak simpanan yang jarang digunakan. Asupan energi yang berlebihan akan meningkatkan resistensi insulin sekalipun belum terjadi kenaikan berat badan yang signifikan (Snehalatha, 2009). Modifikasi diet dan kepatuhan diet merupakan salah satu penatalaksanaan dalam pengendalian kadar gula dara pada pasien DM tipe 2. Kepatuhan diet oleh penderita diabetes sangat dipengaruhi dengan dukungan sosial. Di indonesia orang usia lanjut biasanya hidup dengan keluarga, maka dari itu penatalaksaan diabetes melitus tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada tenaga kesehatan saja. Peran pasien diabetes melitus dengan dukungan sosial didalam keluarga sangatlah diperlukan. Dengan adanya dukungan sosial dari keluarga penderita diabetes melitus dapat mengontrol kadar gula darah ke dalam situasi sehat atau paling tidak mendekati normal (Waspadji, 2009). Dukungan sosial selalu terkait dengan kesejahteraan subjektif. ketika pasien
diabetes melitus merasakan dan menerima dukungan sosial dari orang luar, mereka akan dipeduli, diterima, dihargai, dan dirawat oleh orang lain. Dengan hal itu kesejahteraan subjektif mereka akan meningkat dengan cepat dan akan mengambil sikap positif terhadap penyakit kronis mereka (Affusim, 2018). Dukungan sosial keluarga adalah suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosialnya. Dukungan sosial keluarga mengacu pada dukungan sosial yang dirasakan oleh anggota keluarga, dipandang sebagai suatu yang dapat diakses untuk keluarga (Friedman et al., 2010).Dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga dapat mendorong kepatuhan pengobatan dengan mendorong optimisme dan harga diri, yang dapat menahan stres dan mengurangi depresi yang dimiliki oleh pasien. Dukungan sosial dapat mempengaruhi keinginan untuk cepat sembuh dan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pasien dalam melakukan perawatan diri (DiMatteo, 2004). Keluarga dalam memberikan dukungan (support) terhadap penderita DM tipe 2 memiliki empat dimensi support yaitu support emosional / empati, support penghargaan, support instrumental dan support informasi (Laboy et al, 2014). Dukungan Penilaian yaitu komunikasi tentang informasi yang relevan untuk evaluasi diri, dapat berbentuk bimbingan dan bantuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dukungan instrumental yaitu keluarga sebagai sebuah sumber praktis dan konkrit, diantaranya, kesehatan penderita, kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindardari kelelahan. Dukungan informasi yaitu dukungan yang dilakukan dengan memberi informasi, nasehat dan petunjuk tentang cara pemecahan masalah. Dukungan emosional yaitu caring, empati, cinta, perhatian
dan kepercayaan, dukungan emosional sebagai bentuk yang paling penting dari dukungan sosial karena merupakan dasar dari ketiga bentuk dukungan yang lainnya. Dukungan keluarga berupa kehangatan dan keramahan, dukungan emosional terkait memantau glukosa, mengatur diet dan menemani latihan dapat meningkatkan efikasi diri atau keyakinan pasien sehingga mendukung keberhasilan dalam perawatan diri sendiri (Laboy et al, 2014) Dukungan sosial keluarga merupakan aspek penting kepatuhan terhadap manajemen diri pasien DM tipe2. Dukungan sosial dari keluarga memiliki dampak positif dan signifikan terhadap pengobatan diabetes. Dampak positif itu seperti penderita DM tipe 2 dapat mengubah gaya hidup, mempertahankan teknik diet yang tepat, dan untuk membantu dalam mengembangkan hubungan support di antara anggota keluarga untuk mempertahankan kepatuhan diet dari waktu ke waktu (Miller dan DiMatteo, 2013). Dengan adanya dukungan sosial keluarga yakni dukungan emosional, instrumental, penghargaan serta informasional, diharapkan dapat memberikan efek yang mendorong kepatuhan diet pada pasien DM tipe 2. Semakin tinggi dukungan yang diberikan diharapkan semakin baik pula penatalaksanaan pengendalian DM pada pasien tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik dengan judul hubungan dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan diet pada penderita DM tipe2. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana hubungan dukungan sosial keluarga
dengan kepatuhan diet pada pasien DM Tipe 2 di Puskesmas Andalas Padang Tahun 2018?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kepatuhan Diet pada Pasien DM Tipe 2 di Puskesmas Andalas Padang Tahun 2019. 2. Tujuan Khusus a. Diketahui distribusi nilai rata-rata dari dukungan sosial keluarga pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Andalas Tahun 2019.
b. Diketahui distribusi nilai rata-rata kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Andalas Tahun 2019.
c. Diketahui arah dan kekuatan hubungan dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas Andalas Tahun 2019.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi instansi pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan informasi dan referensi kepustakaan untuk menambah ilmu pengetahuan tentang dukungan sosial keluarga dan kaitannya dengan kepatuhan diet pada pasien DM tipe 2.
2. Bagi Puskesmas
Memberikan sumbangan pemikiran bagi kalangan medik dan instansi terkait khususnya di Puskesmas mengenai pengetahuan tentang hubungan dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien DM tipe 2. 3. Bagi Peneliti
Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk memperluas pengetahuan dan wawasan secara langsung, merencanakan, melaksanakan penelitian, dan menyusun laporan hasil penelitian, serta meningkatkan keterampilan peneliti dalam menyajikan data secara jelas dan sistematis. Penelitian ini juga diharapkan mampu menambah dan memperkaya ilmu dalam keperawatan, serta dapat digunakan sebagai dasar bagi penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aguiree, F., Brown, A., Cho, N. H., Dahlquist, G., Dodd, S., Dunning, T., ... & Scott, C. (2013). IDF diabetes atlas. Affusim, C. C., & Francis, E. (2018). The Influence of Family/Social Support on Adherence to Diabetic Therapy. International Journal of Advances in Scientific Research and Engineering, 4. Data Dinas Kesehatan Kota Padang. (2018). Laporan tahunan tahun 2017. Edisi Terbit Tahun 2018. DiMatteo MR. Social support and patient adherence to medical treatment: a metaanalysis. Health Psychol. 2004;23:207–218. Frank P., 2016. Diabetic Diet: Introduction Guide For Beginners To The Diabetic Diet (Sugar, Diabetes, Low Blood Sugar, Improve Blood Sugar) Kindle Edition. New York, NY: Guilford Press Friedman, et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan Praktik. Jakarta: EGC. Kemenkes RI. (2009). Riset kesehatan dasar. Jakarta: BPPK Kemenkes RI Lanywati, E. 2011. Buku Ajar Diabetes Mellitus : Penyakit Kencing Manis. Yogyakarta : Kanisius (Anggota IKAPI). Muñoz-Laboy M, Perry A, Bobet S, Bobet I, Quiñones F, Ramos H, Lloyd K. Differential Impact of Types of Social Support in the Mental Health of Formerly Incarcerated Latino Men. Social Science & Medicine. 2014; 8(3): 226–239. Miller, T. A., & DiMatteo, M. R. (2013). Importance of family/social support and impact on adherence to diabetic therapy. Diabetes, metabolic syndrome and obesity: targets and therapy, 6, 421. Snehalatha, Chamukuttan dan Ramachandran, Ambady. Diabetes melitus dalam gizi kesehatan masyarakat. Editor : Michael J Gibney, et al. Penerbit Buku KedokteranEGC.Jakarta. 2009. Smeltzer et al, 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Waspadji S., 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam: Komplikasi Kronik Diabestes, Mekanisme Terjadinya, Diagnosis dan Strategi Pengelolaan, Jilid III,Edisi 4, Jakarta: FK UI. World Health Organization. (2016). Global report on diabetes. World Health Organization.