Proposal Tugas Akhir.docx

  • Uploaded by: Zam Zam Khoeri
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Tugas Akhir.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,858
  • Pages: 22
PROPOSAL TUGAS AKHIR

PENGENDALIAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK X DI PT. XYZ MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

Diajukan oleh : Zam Zam Khoeri NIM 12660041

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang persaingan dunia industri yang semakin ketat menuntut industri untuk terus berkembang dalam persaingannya memenuhi kebutuhan pelanggan. Faktor penting yang dalam memajukan industri salah satunya adalah kualitas, baik kualitas produk, maupun kualitas jasa yang ditawarkan. Pengendalian kualitas seringkali jadi permasalahan dalam dunia industri, untuk itu setiap industri harus mempunyai sistem pengendalian dan peningkatan kulitas. Tujuan dari peningkatan kualitas tidak lain adalah memenuhi kepuasan pelangan, maka dari itu setiap perusahaan harus mempunyai sistem pengendalian dan peningkatan kualitas untuk menjaga kualitas produk agar tetap dapat diterima pelanggan. Terdapat banyak metode dalam pengendalian kualitas, salah satunya adalah six sigma. secara sederhana tujuan six siga

adalah mengurangi cacat produk,

memangkas waktu produksi, dan menghilangkan biaya yang tidak perlu. Semakin baik kualitas suatu produk, maka semakin tinggi puka minat konsumen terhadap produk tersebut. Six sigma merupakan sebuah metodologi untuk memperbaiki suatu proses dengan memfokuskan pada usaha-usaha memperkecil variansi yang terjadi sekaligus mengurangi cacat atau produk yang keluar dari spesifikasi dengan menggunakan metode statistik. Secara sederhana six sigma dapat diterjemahkan sebagai sesuatu proses yang mempunyai kemungkinan

cacat (defect opportunity) sebesar 0,00034% atau sebanyak 3,4 buah dalam satu juta produk (defect per milion). PT. XYZ adalah perusahaan yang memproduksi beraneka ragam barang barang kreasi logam dan merupakan perusahaan yang memegang erat nilai kualitas. Dari beberapa hasil produk yang dihasilkan terdapat produk yang seringkali mengalami kecacatan produk. Oleh karean itu peneliti ingin menganalisis permasalahan yang terdapat pada sektor produksi khususnya produk X dengan mengambil judul “Pengendalian dan Peningkatan Kualitas produk X di PT. XYZ menggunakan metode Six Sigma” 1. 2

Rumusan masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ bagaimana mengetahui faktor faktor penyebab cacat produk serta cara pengendalian dan peningkatan produk di PT. XYZ dengan metode Six Sigma? ”

1. 3 Tujuan penelitian Adapun tujuan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi faktor faktor penyebab cacat produk pada PT. XYZ 2. Mengetahui level sigma pada produk X 3. Memberikan usulan perbaikan untuk mengurangi jumlah cacat pada produk X 1.4

Batasan masalah untuk memperjelas arah pemecahan maslah yang akan dibahas dalam penilitian, berikut pembatasan masalah terhadap penelitian : 1. Penelitian akan dilakukan di PT XYZ di sektor produksi

2. Objek yang akan dijadikan penelitian adalah jenis produk X 3. Metode analisis data hanya sampai tahap usulan perbaikan (Improve). 1.4

Manfaat penelitian Adapun manfaat penelitian bagi perusahaan adalah : 

Memberikan bahan pertimbangan kepada perusahaan mengenai faktor-faktor penyebab kecacatan produk sehingga perusahaan dapat melakukan pencegahan dan perbaikan.



Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan peningkatan kualitas produk di perusahaan

1.3 Sistematika penulisan Sistematika penulisan penulisan laporan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi teori-teori dari berbagai sumber tertulis maupun tidak tertulis yang digunakan sebagai landasan dalam penentuan topik permasalahan yang akan dilakukan. Sumber teori bisa didapatkan dari buku, internet, maupun nara sumber yang terkait dengan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN Berisi tentang objek dan lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, Jenis data dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1

Penelitian Terdahhulu Pemaparan penelitian terdahulu bertujuan untuk memposisikan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian yang dilakukan Ari Samadhi, Prudensy F.Opit, dan yudelen M.I. Singal dengan judul Penerapan six sigma untuk peningkatan produk bimoli classic dengan objek penelitian di PT. Salim Ivomas Pratama Bitung. Pada peneliltian ini menggunakan metode six sigma DMAIC dan didapatkan hasil Indeks 1,11 dengan nilai DPMO sebesar 967 dan nilai sigma 3,50 (rata rata industri di Indonesia). Pada penelitian yang dilakukan oleh Fakhri, Faiz, dan Kamal Mustofa pada tahun 2010 dengan judul analisis pengendalian kualitas produk di PT. Masscom Graphy dalam upaya mengendalikan tingkat kerusakan produk menggunakan alat bantu statistik. Pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode diagram pareto, P chart, dan Fisbone. Pada penelitian yang dilakukan oleh Meriastuti Ginting tahun 2010 dengan judul Peningkatan kualitas proses flat making PT. Doulton Indonesia dengan menggunakan metode FMEA. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah FMEA. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sukardi, Usman Effendi, dan Diyah Ayu Astuti pada tahun 2011 dengan judul aplikasi six sigma pada pengujian kualitas produk du UKM kripik apel tinjauan dari aspek proses.

Pada penelitian ini menggunakan six sigma DMAIC diperoleh nilai Cp (Indeks potensial proses) dan nilai Ppk (Indeks kemampuan proses). Untuk nilai Cp = 0,64 dan nilai Ppk = 0,49. Hasil pengukuran sigma menunjukkan angka 2,11 sigma yang berarti bahwa kualitas keripik apel yang dihasilkan oleh industri cukup baik (berada pada rata-rata sigma industri di Indonesia) Pada penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Darda Fadli Minfadillah tahun 2103 dengan judul peningkatan kualitas produk Bracket dengan metode DMAIC di PT. Bukaka Forging Industries CielungsiBogor. Penelitian ini menggunakan metode six sigma DMAIC, SIPOC, pareto, fishbone, dan FMEA. Pada penelitian yang dilakukan oleh Eko Rumpoko Adi tahu 2014 dengan judul Analisis pengendalian kualitas produk dengan metode six sigma DMAIC dalam upaya mengurangi angaka kecacatan di PT. Tiga Outra Abadai Perkasa Purbalingga. Pada penelitian ini deigunakan metode six sigma DMAIC, SIPOC, P chart, pareto, fishbone FMEA dan 5W-1H. Tabel 2.1 Posisi Penelitian No

Peneliti

Judul

Alat yang digunakan

1

Samadhi et. al.

Penerapan six sigma untuk

DMAIC

(2008)

peningkatan produk bimoli classic dengan objek penelitian di PT. Salim Ivomas Pratama Bitung

2

Fakhri et. al

analisis pengendalian

Pareto

(2010)

kualitas produk di PT.

P Chart

Masscom Graphy dalam

Fishbone

upaya mengendalikan

tingkat kerusakan produk menggunakan alat bantu statistik 3

Ginting et. al

Peningkatan kualitas proses

(2010)

flat making PT. Doulton

FMEA

Indonesia dengan menggunakan metode FMEA 4

Effenedi et.al

aplikasi six sigma pada

(2011)

pengujian kualitas 5produk

Six Sigma

du UKM kripik apel tinjauan dari aspek proses 5

6

Minfadillah

peningkatan kualitas produk

SIPOC

(2013)

Bracket dengan metode

Pareto

DMAIC di PT. Bukaka

Fishbone

Forging Industries

FMEA

Cielungsi-Bogor.

5W-1H

Analisis pengendalian

SIPOC

kualitas produk dengan

Pareto

metode six sigma DMAIC

P chart

dalam upaya mengurangi

Fishbone

angaka kecacatan di PT.

FMEA

Tiga Outra Abadai Perkasa

5W-1H

Adi (2014)

Purbalingga

2.2

Pengertian Six Sigma Six sigma merupakan sebuah metodologi untuk memperbaiki suatu proses dengan memfokuskan pada usaha-usaha memperkecil variansi yang terjadi sekaligus mengurangi cacat atau produk yang keluar dari spesifikasi dengan menggunakan metode statistik. Secara sederhana six sigma dapat diterjemahkan sebagai sesuatu proses yang mempunyai kemungkinan cacat (defect opportunity) sebesar 0,00034% atau sebanyak 3,4 buah dalam satu juta produk (defect per milion). Six Sigma mempunyai 2 arti penting, yaitu : 1. Six Sigma sebagai sistem manajemen Six sigma merupakan kegiatan yang dilakukan oleh semua anggota perusahaan yang menjadi budaya dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Tujuannya meningkatkan efisiensi proses bisnis dan memuaskan keiginan pelanggan, sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Untuk itu, pada tataran yang lebih tinggi, six sigma bisa dipakai juga sebagai praktikal sistem manajemen yang berfokus pada empat area: 

Memahami siapa pelanggan dan kebutuhannya



Menyeleraskan

strategi

dan

proses-proses

inti

dalam

pemenuhan kebutuhan tersebut 

Menggunakan analisa data yang rinci untuk memahami dan meminimalkan variasi pada proses inti



Infrastruktur yang kuat,untuk menjamin jalannya aktivitas perbaikan dalam organisasi dapat melaju bebas hambatan

2. Six Sigma sebagai alat ukur Six sigma sesuai dengan arti sigma, yaitu distribusi atau penyebaran (variasi) dari rata-rata (mean) suatu proses atau prosedur. Six sigma diterapkan untuk memperkecil variasi (sigma). Six sigma sebagai sistem pengukuran menggunakan Defect per Million Oppurtunities (DPMO) sebagai satuan pengukuran. DPMO merupakan ukuran yang baik bagi kualitas produk ataupun proses, sebab berkorelasi langsung dengan cacat, biaya dan waktu yang terbuang. Dengan menggunakan tabel konversi ppm dan, akan dapat diketahui tingkat sigma. Cara menentukan DPMO adalah sebagai berikut: 

Hitung Defect per Unit (DPU)

DPU =



Hitung DPMO terlebih dahulu menentukan probabilitas jumlah kerusakan.

DPMO =

Tabel 2.2 Hubungan Sigma dan DPMO Sigma

Parts per Million

6 Sigma

3,4 defects per million

5 Sigma

233 defects per million

4 Sigma

6.210 defects per million

3 Sigma

66.807 defects per million

2 Sigma

308.537 defects per million

1 Sigma

690.000 defects per million

Sumber : Pande, Peter . 2000.

Suatu proses dengan nilai sigma yang lebih tinggi akan mempunyai cacat yang lebih sedikit (baik jumlah maupun jenisnya) presentase dan jumlah kecacatan. 2.3

Keunggulan Six Sigma Six Sigma sebagai program kualitas juga sebagai tool untuk pemecahan masalah.Six sigma menekankan aplikasi tool ini secara metodis dan sistematis yang akan dapat menghasilkan terobosan dalam peningkatan kualitas. Metodologi yang sistematis ini bersifat generik sehingga dapat diterapkan baik dalam industri manufaktur maupun jasa. Six Sigma juga dikatakan sebagai metode yang berfokus pada proses dan pencegahan cacat (defect) (Snee, 1999). Pencegahan cacat dilakukan dengan cara mengurangi variasi yang ada di dalam setiap proses

dengan menggunakan teknik-teknik statistik yang sudah dikenal secara umum. Keuntungan dari penerapan Six Sigma berbeda untuk tiap perusahaan

yang

bersangkutan,

tergantung

pada

usaha

yang

dijalankannya. Biasanya Six Sigma membawa perbaikan pada hal-hal berikut ini (Pande, Peter. 2000): 1. Pengurangan biaya 2. Perbaikan produktivitas 3. Pertumbuhan pangsa pasar 4. Retensi pelanggan 5. Pengurangan waktu siklus 6. Pengurangan cacat 7. Pengembangan produk / jasa Kelebihan kelebihan yang dimiliki Six Sigma dibanding metode lain antara lain :

1. Six Sigma jauh lebih rinci daripada metode analisis berdasarkan statistik. Six Sigma dapat diterapkan di bidang usaha apa saja mulai dari perencanaan strategi sampai operasional hingga pelayanan pelanggan dan maksimalisasi motivasi atas usaha. 2. Six Sigma sangat berpotensi diterapkan pada bidang jasa atau non manufaktur disamping lingkungan teknikal, misalnya seperti bidang manajemen, keuangan, pelayanan pelanggan, pemasaran, logistik, teknologi informasi dan sebagainya.

3. Dengan Six Sigma dapat dipahami sistem dan variabel mana yang dapat dimonitor dan direspon balik dengan cepat. 4. Six Sigma sifatnya tidak statis. Bila kebutuhan pelanggan berubah, kinerja sigma akan berubah. Dalam usaha memperkecil variansi, six sigma secara

sistematis

dengan

mengidentifikasikan,

dilakukan mengukur

menganalisa, memperbaiki, dan mengendalikanya.

2.4

Metodologi Six Sigma Six Sigma merupakan pendekatan menyeluruh untuk menyelesaikan masalah dan peningkatan proses melalui fase DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Dalam pelaksanaan DMAIC ini harus sistematis agar hasil yang didapat sesuai dengan masalah yang diteliti. Berikut lima tahapan dalam Isix sigma DMAIC : 1. Define Define adalah fase menentukan masalah, menetapkan persyaratan-persyaratan pelanggan, dan membangun tim. Fase ini tidak banyak menggunakan statistik, alat-alat (tools) statistik yang sering dipakai pada fase ini adalah diagram sebab-akibat (Cause and Effect Chart) dan Diagram Pareto (Pareto Chart). Kedua alat (tool)statistik tersebut digunakan untuk melakukan identifikasi masalah dan menentukan prioritas permasalahan. Aspek aspek yang perlu diperhatikan dalam menentukan masalah adalah :



Spesifik, menjelaskan secara tepat apa yang salah, bagian proses mana yang salah dan apa salahnya.



Dapat diamati, menjelaskan bukti-bukti nyata suatu masalah. bukti-bukti tersebut dapat diperoleh baik melalui laporan internal maupun umpan balik pelanggan.



Dapat diukur, menunjukkan lingkup masalah dalam suatu ukuran.



Dapat dikendalikan, masalah harus dapat diselesaikan dalam rentang waktu tertentu. Apabila masalah terlalu besar maka dapat dipecah-pecah sehingga dapat lebih dikendalikan.

Proses penentuan masalah dapat dibantu dengan beberapa alat alat statistik seperti diagram sebab-akibat (cause and effect diagram), dan diagram pareto untuk menentukan akar masalah dan prioritasnya. Diagram sebab-aibat atau yang sering dikenal dengan (cause and effect diagram) merupakan suatu malat yang digunakan untuk mengorganisasi hasil informasi brainstorming dari sebab sebab suatu masalah. Diagram ini juga sering kita kenal dengan fishbone karena bentuknya yang mirip dengan tulang ikan, atau diagram Ishikawa untuk menghormati sang penemu Touru Ishikawa.

MONEY

MEDIA

MATERIA L

METHOD

FAKTOR PENYEBAB AKIBAT

DAPAT DIPERKIRA

PREDICTA BLE

MOTIVAT ION

MANPO WER

MACHINE

Gambar 2.3 Diagram Sebab Akibat Sumber : Gaspersz, (2012 : 479)

Sedangkan diagram pareto adalah suatu alat yang digunakan untuk melakukan prioritas terhadap suatu masalah yang harus ditangani dengan aturan pengelompokan 80-20, 20% dari kecacatan

50

100

45

90

40

80

35

70

30

60

25

50

20

40

15

30

10

20

5

10

0

0 A

B

C

D

E

Jenis Kerusakan Gambar 2.4 contoh diagram pareto Sumber : Gaspersz (2012 : 470)

Presentase Kerusakan (%)

Frekuensi Kerusakan (Unit)

akan menyebabkan 80% masalah.

2. Measure Measure merupakan tindak lanjut dari langkah Define dan merupakan sebuah jembatan untuk langkah berikutnya yaitu Analyze. Langkah measure memiliki dua sasaran utama, yaitu : 

Mendapatkan data untuk memvalidasi dan mengkuantifikasi masalah atau peluang.



Memulai menyentuh fakta dan angka-angka yang memberikan petunjuk tentang akar masalah. Milestone (batu loncatan) pada langkah measure adalah mengembangkan ukuran sigma awal untuk proses yang sedang diperbaiki.

3. Analyze Langkah ini mulai masuk kedalam hal-hal detail, meningkatkan pemahaman terhadap proses dan masalah, serta mengidentifikasi akar masalah. Pada langkah ini, pendekatan Six Sigma menerapkan statistical tool untuk memvalidasi akar permasalahan. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui seberapa baik proses yang berlangsung dan mengidentifikasi akar permasalahan yang mungkin menjadi penyebab timbulnya variasi dalam proses. Untuk mengetahui seberapa baik proses berlangsung, maka perlu adanya suatu nilai atau indeks yaitu Indeks Kemampuan proses (index Capability Process). 4. Improve Selama tahap ini, diuraikan ide-ide perbaikan atau solusisolusi yang mungkin untuk dilaksanakan.

5. Control Sebagai bagian dari pendekatan Six Sigma, perlu adanya pengawasan untuk meyakinkan bahwa hasil-hasil yang diinginkan sedang dalam proses pencapaian. Gaspersz (2012) dan Prashar (2014) menjelaskan tahapan dan alat-alat yang digunakan dalam pendekatan Six Sigma DMAIC adalah sebagai berikut : Tabel 2.5 Metodologi DMAIC

Tahap

Tools

Define

Project Charter, CTQ Tree, SIPOC, Analisis SWOT, Force Field, Pemetaan Proses Value Stream.

Measure

Process Map, Measurement System Analysis, Data Collection Plan, Baseline Sigma, Capability Analysis.

Analyze

Diagram Sebab-Akibat, Brainstorming, Pareto Analyze, SPC, Kaizen Blitz, USE PDSA, 8D TOPS, 5W-1H.

Improve

Counter Measure Matrix, Impact/Efffort Matrix, Solution Prioritization Matrix, Process Failure Mode Effect Analysis (PFMEA), Implementation Plan, Cost & Benefit

Control

Control Plan, Control Chart

Sumber : Gaspersz (2012 : 319) dan Prashar (2014 : 109)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Objek penelitian adalah produk X yang di produksi PT XYZ yang beralamt di Jalan raya ABC. 3.4 Data penelitian Pada penilitian ini terdapat 2 jenis data, adalah sebagai berikut : 1. Data primer Data primer merupakan data yang diambil secara langsung di lokasi penelitian oleh peneliti tanpa perantara pihak lain. 2. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung namun masih terkait mengenai penelitian. Berikut data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian : a. Data jumlah kecacatan produk X b. Data jenis kecacatan produk X c. Data profil perusahan d. Struktur organisasi perusahaan e. Data produksi f. Diagram alir produksi

3.3 Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak- pihak yang berkompeten seperti asisten manajer produksi, seta bagian administrasi yang terkait secara langsung untuk melakukan pengambilan data yang sesuai dengan penelitian. 2. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung di P.T XYZ serta melakukan pengambilan data yng dibutuhkan 3. Studi pustaka, yaitu dengan mempelajari dokumen-dokumen perusahaan yang berupa laporan kegiatan produksi, jumlah produk cacat, serta dokumen pegawaian (karyawan). 3.4 Metode analisis data Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan metode six sigma DMAIC, diagram pareto, dan fishbone untuk mengetahui penyebab cacat dan pemecahan masalah pada produk X. Setelah

data

diperoleh,

selanjutnya

dilakukan

tahap

pengolahan dan analisis data, tahap ini dilakukan dalam beberapa tahapan diantaranya adalah :

1. Tahap define Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah dan karakteristik

kualitas

produk.

Identifikasi

penyebab

menyimpangnya kualitas produk dari spesifikasi yang telah ditentukan perusahaan. 2. Tahap measure Pada tahapan ini dilakukan pengukuran kinerja dengan parameter DPMO dan level sigma serta pengukuran kapabilitas proses. 3. Tahap analyze Pada tahap analisa ini dilakukan analisis penyebab utama yang menyebabkan masalah pada proses menggunakan diagram sebab akibat, untuk membuat diagram sebab akibat perlu adanya wawancara dengan pihak terkait seperti pihak quality control.

3.5 Diagram alir penelitian Diagram alir penelitian adalah sebagai berikut : Mulai

Study Lapangan

Study Literatur

Menentukan : Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, dan Batasan

Pengumpulan data : Data primer dan data sekunder di P.T XYZ

Pengolahan data : Tahap define  Menentuukan masalah  Pemetaan SIPOC  Menentukan CTQ  Membuat diagram pareto Tahap measure  Menghitung DPMO dan tingkat sigma  Membuat peta kontrol (control chart) Tahap analyze  Melakukan analisis sebab akibat menggunakan fishbone  Membuat FMEA Tahap Improve  Merencanakan perbaikan dengan menggunakan hasil nilai RPN  merencanakan perbaikan dengan 5W-1H

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

DAFTAR PUSTAKA Adi, Eka Rumpoko. 2014. Analisis Pengendalian Kualitas Dengan Metode Six Sigma-dmaic Dalam Upaya Mengurangi Angka Kecacatan Produk Bulu Mata Di PT Tiga Putra Abadi Perkasa Purbalingga. Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga. Gaspersz, V. 2012. All-In-One Management Toolbook. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Ishikawa, K. 1992. Pengendalian Mutu Terpadu. PT Remaja Rosda Karya. Bandung. Khasanah,

Amintum.

20121.

Analisis Six Sigma DMAIC Sebagai

Pengendalian Dan Perbaikan Produk Pada Produksi Gula (Studi Kasus Pada PG/PS Madukismo Yogyakarta). Yogyakarta. UIN Sunan Kalijaga. Pande, Peter s., Robert P, Neuman, Roland R, Cavanagh, The Six Sigma Way, New York, Mc Graw-Hill,2000 Purnomo,Hari. 2004. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta :Graha ilmu. Evans, R. James dan Lindsay M. William. 2007. Pengantar Six Sigma: An Introduction ToSix Sigma And Process Improvement. Jakarta. Salemba Muis, Salaudin. 2014. Metodologi six sigma : Teori dan Aplikasi di Lingkungan Pabrikasi. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Related Documents

Tugas Proposal
May 2020 19
Proposal Tugas Akhir
May 2020 19
Tugas Proposal Fix.docx
December 2019 15
Proposal Tugas Akhir.docx
December 2019 20
Proposal Tugas Akhir.docx
August 2019 21

More Documents from ""

Proposal Tugas Akhir.docx
November 2019 33
Dsaftar Lasemv.docx
November 2019 35
21. Rpp.docx
November 2019 33
11.1.01.11.0123.pdf
August 2019 47
Induction Motor
June 2020 37
Zam0402
May 2020 4