PENERAPAN PENDEKATAN EKSPLORASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF DAN PENALARAN SERTA DISPOSISI MATEMATIK SISWA SMP BERDASARKAN TAHAP KOGNITIFNYA PROPOSAL TESIS Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Matematika
IMAS SUWARTINI NIM 18102045 S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) SILIWANGI CIMAHI 2019
PROPOSAL TESIS A. Judul Penerapan Pendekatan Eksplorasi untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif dan Penalaran serta Disposisi Matematik Siswa SMP Berdasarkan Tahap Kognitifnya B. Latar Belakang Masalah Dalam setiap jenjang pendidikan formal, mata pelajaran matematika umumnya selalu menjadi salah satu mata pelajaran wajib yang harus dipelajari oleh siswa. Sejalan dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Pasal 37 menyatakan bahwa, “Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah”. Alasan pentingnya matematika dijadikan mata pelajaran pokok, dapat disebabkan karena setiap konsep yang dipelajari dalam matematika memiliki peran penting dalam disiplin ilmu lainnya, termasuk dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Untuk itu, pembelajaran matematika harus lebih dikembangkan dalam penyampaian materinya,sehingga pelajaran matematika tidak dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan, tetapi dianggap sebagai pelajaran yang menyenangkan dan penuh tantangan. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu fokus pengembangan pembelajaran matematika, karena berfikir kreatif secara umum dan dalam matematika merupakan keterampilan hidup yang sangat diperlukan siswa dalam menghadapi kemajuan IPTEK yang semakin pesat serta tantangan, tuntutan, dan
persaingan global yang semakin ketat. Kemampuan berpikir kreatif menjadi salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang harus dikembangkan dalam diri siswa. Seseorang yang kreatif tidak melihat sesuatu hal/masalah dari sudut pandang yang umum tetapi dari sudut pandang yang berbeda dari orang lain. Artinya jika setiap orang dalam memandang dan memecahkan permasalahan melihat pada kesamaan maka berbeda dengan orang kreatif karena seseorang yang kreatif akan memandang sesuatu hal/masalah dari berbagai sudut pandang sehingga dalam memberikan alternatif penyelesaian permasalahan juga akan beragam/bervariasi. Munandar (Huda,2011) menjelaskan pengertian berfikir kreatif adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keberagaman jawaban. Pengertian ini menunjukan bahwa kemampuan berfikir kreatif seseorang makin tinggi, jika ia mampu menunjukan banyak kemungkinan jawaban suatu masalah. Selain kemampuan berfikir kreatif, salah satu kemampuan lain yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika adalah kemampuan penalaran matematis. Penalaran matematis yang mencakup kemampuan untuk berfikir secara logis dan sistematis merupakan ranah kognitif matematika yang paling tinggi (kusnandi, 2002). Peningkatan kualitas siswa dalam proses bernalar matematis merupakan suatu hal penting yang sedang menjadi fokus dalam dunia pendidikan matematika untuk dilakukan pengkajian secara lebih mendalam. Depdiknas (Shadiq, 2004) menyatakan bahwa materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan , yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami dan dilatihkan melalui belajar
matematika. Penalaran matematika merupakan kebiasaan berfikir yang dapat dikembangkan melalui pengaplikasian matematika dalam berbagai konteks yang berbeda. Proses bernalar matematis sangat penting dikembangkan melalui belajar matematika terutama dalam upaya mengembangkan keterampilan berfikir siswa. Sumarmo (2010) mengemukakan bahwa pembelajaran matematika diarahkan untuk memberi peluang berkembangnya kemampuan bernalar, kesadaran terhadap kebermanfaatan matematika, menumbuhkan rasa percaya diri, sikap objektif dan terbuka untuk menghadapi masa depan yang selalu berubah. Dengan demikian dapat dilihat secara jelas mengenai pentingnya melatih penalaran dalam pembelajaran matematika melalui pengaplikasian masalah-masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari. Dalam upaya memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, diperlukan penggunaan penalaran matematis dalam proses penarikan kesimpulan atas masalah yang dihadapi. Penarikan kesimpulan dan proses membuat suatu pernyataan baru yang benar haruslah didasarkan pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya. Dalam proses bernalar matematis ini siswa harus beralasan yang logis dalam setiap penarikan kesimpulan dan membuat pernyataan baru, sehingga keterampilan bernalar matematis siswa sangat perlu untuk ditingkatkan dan dilatih melalui belajar Matematika. Ministry of Singapore Education (2009) mengemukakan bahwa penalaran matematika merupakan salah satu aspek dalam komponen proses pemecahan masalah yang mengembangkan upaya untuk memperoleh solusi
masalah
dengan
menerapkan
pengetahuan
Matematika
dan
melibatkan
keterampilan siswa berfikir dan bernalar. Faktor lain yang menentukan keberhasilan pembelajaran matematika adalah disposisi matematis dan tahap kognitif siswa. Menurut Sumarmo (Kesumawati, 2010:4), disposisi matematis adalah dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk belajar matematika. Dedikasi tersebut berupa apresiasi positif siswa terhadap matematika berupa: (1) kepercayaan diri dalam menggunakan matematika, (2) fleksibilitas dalam menyelidiki gagasan matematis, (3) tekun dalam mengerjakan tugas matematika, (4) mempunyai minat belajar dan rasa keingitahuan yang tinggi terhadap persoalan matematis. Berdasarkan keempat komponen di atas, disposisi matematis memiliki peran yang esensial di dalam pembelajaran matematika sekolah. Esensialitas disposisi matematis siswa akan terwujud jika disposisi dipandang sebagai salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan belajar siswa. Sejalan dengan hal tersebut, dalam proses belajar siswa cenderung membutuhkan rasa percaya diri dan kegigihan dalam menghadapi setiap masalah yang diberikan. Dedikasi yang demikian harus senantiasa dikembangkan dan dipertahankan melalui penciptaan suasana belajar yang menarik minat siswa dan cenderung menantang untuk dieksplorasi. Dengan keadaan tersebut, diharapkan dapat menciptakan sebuah keyakinan dalam diri siswa bahwa mereka mampu belajar dengan rasa percaya diri dan senang terhadap matematika.
Perkembangan kognitif juga harus diperhatikan dalam pembelajaran matematika, karena perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan dari cara siswa berpikir. Kemampuan siswa untuk mengkoordinasikan berbagai cara berpikir untuk menyelesaikan berbagai masalah dapat dipergunakan sebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan. Menurut Desmita, (2010 : 103), perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologi yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, bahwa pada kenyataannya
tingkat kemampuan berfikir kreatif, penalaran dan disposisi
matematis di SMP Negeri 1 Pakenjeng masih rendah. Rendahnya kemampuan berfikir kreatif, penalaran dan disposisi matematis salah satunya ditunjukkan oleh hasil Ujian Nasional (UN) sebagai berikut : Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Ujian Nasional Tahun Ajaran 2014/2015 s.d 2017/2018 SMP Negeri 1 Pakenjeng Nilai Kategori Rata-rata Terendah Tertinggi Std Deviasi
2014/2015 D 48,68 37,50 75,0 6,62
Tahun Ajaran 2015/2016 2016/2017 C C 60,16 60,60 47,50 47,50 72,5 87,50 5,91 7,12
2017/2018 D 35,24 20,00 62,50 4,87
Kondisi rendahnya kemampuan berpikir kreatif, penalaran dan disposisi matematis diantaranya disebabkan oleh pembelajaran matematika saat ini kurang menstimulasi ke arah peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan penalaran
matematis. Perkembangan kurikulum yang terus diperbaiki tidak diimbangi dengan pelaksanaan nyata di kelas. Guru kebanyakan masih menggunakan metode ceramah dan ekspositori dalam pembelajaran matematika di kelas. Siswa lebih banyak berada di posisi penerima informasi dan kurang aktif dalam pembelajaran. Siswa tidak diberikan waktu untuk melakukan penyelidikan secara mandiri maupun kolaboratif. Kesempatan siswa untuk mengalami langsung apa yang dipelajari masih sangat minim. Sementara itu, pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang bermakna dimana siswa terlibat langsung. Dampaknya, siswa tidak mendapatkan sesuatu yang menantang sehingga sulit muncul ide-ide kreatif. Pada saat proses pembelajaran, siswa sering meminta guru untuk memberikan contoh-contoh soal. Jika soal yang diberikan guru sama dengan contoh soal sebelumnya, siswa percaya diri mengerjakan soal di depan kelas dan berani memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain yang salah. Namun, jika siswa diberi soal yang sedikit berbeda dari contoh sebelumnya mereka bingung mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari, kepercayaan diri dan kegigihan dalam
memecahkan
masalah
berkurang.
Akhirnya
siswa
tidak
dapat
menyelesaikannya dan merasa kesulitan untuk membuat kesimpulan pada akhir pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh metode mengajar yang diterapkan oleh guru. Guru jarang melakukan kegiatan diskusi untuk memfasilitasi siswa agar saling bekerja sama dan berbagi pengetahuan. Guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa menerapkan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif, sedangkan siswa hanya mendengarkan, menulis dan menjawab soal-soal latihan.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah kemampuan berfikir kreatif matematik siswa SMP yang pembelajarannya menggunakan pendekatan eksplorasi lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran biasa ? 2. Apakah
kemampuan
penalaran
matematik
siswa
SMP
yang
pembelajarannya menggunakan pendekatan Eksplorasi lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran biasa ? 3. Apakah disposisi matematik siswa SMP menggunakan
pendekatan
Eksplorasi
lebih
yang pembelajarannya baik
daripada
yang
menggunakan pembelajaran biasa ? 4. Bagaimana tahap kognitif siswa SMP dikaitkan dengan kemampuan berfikir kreatif dan penalaran serta disposisi matematik ? 5. Apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan tahap kognitif siswa SMP dalam meningkatkan : a. Kemampuan berfikir kreatif matematiknya ? b. Kemampuan penalaran matematiknya ? c. Disposisi matematiknya ? 6. Apakah terdapat asosiasi antara : a. Berfikir kreatif dan penalaran matematik siswa SMP ? b. Berfikir kreatif dan disposisi matematik siswa SMP ? c. Penalaran dan disposisi matematik siswa SMP ?
7. Bagaimana kinerja siswa pada saat : a. Pembelajaran dengan pendekatan eksplorasi ? b. Menyelesaikan soal-soal berfikir kreatif matematik ? c. Menyelesaikan soal-soal penalaran matematik ? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menelaah : 1.
Kemampuan berfikir kreatif matematik siswa SMP yang pembelajarannya menggunakan
pendekatan
eksplorasi
lebih
baik
daripada
yang
menggunakan pembelajaran biasa. 2. Kemampuan penalaran matematik siswa SMP yang pembelajarannya menggunakan
pendekatan
Eksplorasi
lebih
baik
daripada
yang
menggunakan pembelajaran biasa. 3. Disposisi matematik siswa SMP yang pembelajarannya menggunakan pendekatan
Eksplorasi
lebih
baik
daripada
yang
menggunakan
pembelajaran biasa. 4. Tahap kognitif siswa SMP dikaitkan dengan kemampuan berfikir kreatif dan penalaran serta disposisi matematik. 5. Ada tidaknya interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan tahap kognitif siswa SMP dalam meningkatkan : a.
Kemampuan berfikir kreatif matematiknya.
b.
Kemampuan penalaran matematiknya.
c.
Disposisi matematiknya.
6. Ada tidaknya asosiasi antara :
a.
Berfikir kreatif dan penalaran matematik siswa SMP.
b.
Berfikir kreatif dan disposisi matematik siswa SMP.
c.
Penalaran dan disposisi matematik siswa SMP.
7. Kinerja siswa pada saat : a.
Pembelajaran dengan pendekatan eksplorasi.
b.
Menyelesaikan soal-soal berfikir kreatif matematik.
c.
Menyelesaikan soal-soal penalaran matematik.
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan : 1. Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan masukan untuk memperluas pengetahuan
dan
wawasan
tentang
pendekatan
eksplorasi
untuk
meningkatkan kemampuan berfikir kritis, penalaran dan disposisi matematis siswa dalam belajar matematika. 2. Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan masukan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam belajar matematika sehingga dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis, penalaran dan disposisi matematis siswa.
c. Bagi sekolah, penelitian ini memberikan masukan dan sumbangan dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran matematika. d. Bagi penulis, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman langsung dalam menggunakan model pembelajaran treffinger untuk
meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis siswa dalam belajar matematika.