Proposal Terapi Bermain Anak.docx

  • Uploaded by: Rahma Zainuddin
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Terapi Bermain Anak.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,695
  • Pages: 18
PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK USIA 3 -12 TAHUN DENGAN PERMAINAN MEWARNAI GAMBAR DI RUANG PERAWATAN ANAK RSUD. KOTA MAKASSAR

DISUSUN OLEH : KELOMPOK II, PROFESI NERS VII

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2019

NAMA ANGGOTA KELOMPOK II, PROFESI NERS ANGK. VII: 1. Indriani., S.Kep

(144 2018 1022)

2. Rahma Ida Fitri.,S.Kep

(144 2018 1023)

3. Nur Rahma Z., S.Kep

(144 2018 1024)

4. Hernawati Hartono., S.Kep

(144 2018 1025)

5. Maya Puspita Sari., S.Kep

(144 2018 1026)

6. Juriati., S.Kep

(144 2018 1028)

7. Herunnisa., S.Kep

(144 2018 1029)

8. Nur Asia.,S.Kep

(144 2018 1030)

9. Kamrullah.,S.Kep

(144 2018 1037)

10. Muh. Naim, S.Kep

(144 2018 103 )

TERAPI BERMAIN PADA ANAK

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolaktindakan keperawatan yang diberikan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk belajar karene dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah mengikuti program bermain diharapkan anak dapat bersosialisasi dan dapat mengekspresikan perasaannya selama di rawat di rumah sakit,Untuk melanjutkan tumbuh kembang anak dan meminimalkan hospitalisasi pada anak.

2. Tujuan Khusus Setelah dilakukan program bermain selama 45 menit,diharapkan: a. Segi kognitif Anak mampu mengikuti instruksi yang diberikan b. Segi motorikAnak mampu membedakan warna gambar c. Segi sensorik Anak dapat mewarnai gambar dengan benar

II. TEORI BERMAIN A. Defenisi Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan berkata-kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2009). Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk belajar karene dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara. Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta dan kasih sayang. Anakanak memerlukan variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan emosinya. Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan ototototnya, kognitif dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya perasaannya dan pikirannya, Melalui bermain anak dapat mengekspresikan fantasi serta daya kreasi dengan tetap mengembangkan kreatifitasnya dan beradaptasi lebih terhadap sumber stress. Untuk mensikapi hal tersebut maka diperlukan suatu alat bermain yang dapat digunakan pada anak yang sedang dalam perawatan dengan tetap memperhatikan prinsip bermain pada anak.

B. Fungsi Terapi Bermain Fungsi terapi bermain adalah merangsang perkembangan sensorikmotorik, perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi. 1. Perkembangan sensorik-motorik Merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan pengobatan. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar. 2. Perkembangan sosial Anak akan memberi dan menerima serta mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah dan hubungan sulit. 3. Perkembangan kreatifitas Anak belajar merealisasikan diri. 4. Perkembangan kesadaran diri Anak belajar mengenal kemampuan dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain. 5. Perkembangan moral Anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan. 6. Bermain sebagai terapi Anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya bermain.

C. Tujuan Terapi Bermain 1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit, pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. 2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.

3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah. 4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah sakit. D. Manfaat Terapi Bermain 1.

Membuang ekstra energi.

2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-organ. 3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak. 4. Anak belajar mengontrol diri. 5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya. 6. Meningkatnya daya kreativitas. 7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak. 8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan. 9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya. 10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan. 11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

E. Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain 1. Tahap perkembangan anak Aktivitas bermain yang tepat harus sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua dan Perawat harus mengetahui dan memberikan jenis permainan yang tepat untuk setiap tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. 2. Status kesehatan anak Aktivitas bermain memerlukan energi maka Perawat harus mengetahui kondisi anak pada saat sakit dan jeli memilihkan permainan yang dapat dilakukan anak sesuai dengan prinsip bermain pada anak yang sedang dirawat di RS.

3. Jenis kelamin Pada dasarnya dalam melakukan aktifitas bermain tidak membedakan jenis kelamin laki-laki atau perempuan namun ada pendapat yang diyakini bahwa permainan adalah salah satu alat mengenal identitas dirinya. Hal ini dilatarbelakangi oleh alasan adanya tuntutan perilaku yang berbeda antara laki – laki dan perempuan dan hal ini dipelajari melalui media permainan. 4. Lingkungan yang mendukung Lingkungan yang cukup luas untuk bermain memungkinkan anak mempunyai cukup ruang untuk bermain. 5. Alat dan jenis permainan yg cocok Pilih alat bermain sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak. Alat permainan harus aman bagi anak. F. Prinsip- Prinsip Bermain 1.

Perlu energi ekstra

2. Waktu yang cukup 3. Alat permainan 4. Ruang untuk bermain 5. Pengetahuan cara bermain 6. Teman bermain G. Alat Permainan Edukatif (APE) Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk : 1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus. 2. Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.

3. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll. 4. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll. 5. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat 6. Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.

H. Klasifikasi Bermain 1.

Menurut isi permainan a. Sosial affective play Inti

permainan

ini

adalah

hubungan

interpersonal

yang

menyenangkan antara anak dengan orang lain (contoh: ciluk-baa, berbicara sambil tersenyum dan tertawa). b. Sense of pleasure play Permainan ini sifatnya memberikan kesenangan pada anak (contoh: main air dan pasir). c. Skiil play Permainan yang sifatnya meningkatkan keterampilan pada anak, khususnya motorik kasar dan halus (misal: naik sepeda, memindahkan benda). d. Dramatik Role play Pada permainan ini, anak memainkan peran sebagai orang lain melalui permainanny. (misal: dokter dan perawat). e. Games Permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan / skor (Contoh : ular tangga, congklak). f. Un occupied behavior

Anak tidak memainkan alat permainan tertentu, tapi situasi atau objek yang ada disekelilingnya, yang digunakan sebagai alat permainan (Contoh: jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja dsb). 2. Menurut karakter social a. Onlooker play Anak hanya mengamati temannya yang sedang bermain, tanpa ada inisiatif untuk

ikut berpartisifasi dalam permainan (Contoh:

Congklak/Dakon). b.

Solitary play Anak tampak berada dalam kelompok permainan, tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya dan alat permainan tersebut berbeda dengan alat permainan temannya dan tidak ada kerja sama.

c. Parallel play Anak menggunakan alat permaianan yang sama, tetapi antara satu anak dengan anak lain tidak terjadi kontak satu sama lain sehingga antara anak satu dengan lainya tidak ada sosialisasi. Biasanya dilakukan anak usia toddler. d. Associative play Permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak lain, tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin dan tujuan permaianan tidak jelas (Contoh: bermain boneka, masak-masak). e. Cooperative play Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini, dan punya tujuan serta pemimpin (Contoh: main sepak bola). 3. Menurut usia a. Umur 1 bulan (sense of pleasure play). 1) Visual

: dapat melihat dgn jarak dekat

2) Audio

: berbicara dgn bayi

3) Taktil

: memeluk, menggendong

4) Kinetik

: naik kereta, jalan-jalan.

b. Umur 2-3 bln 1) Visual

: memberi objek terang, membawa bayi keruang

yang berbeda 2) Audio

: berbicara dengan bayi,memyanyi

3) Taktil

: membelai waktu mandi, menyisir rambut.

c. Umur 4-6 bln 1) Visual

: meletakkan bayi didepan kaca, memebawa bayi

nonton TV. 2) Audio

: mengajar bayi berbicara, memanggil namanya,

memeras kertas. 3) Kinetik

: bantu bayi tengkurap, mendirikan bayi pada paha

ortunya. 4) Taktil

: memberikan bayi bermain air.

d. Umur 7-9 bln 1) Visual

: memainkan kaca dan membiarkan main dengan

kaca serta berbicara sendiri. 2) Audio

: memanggil nama anak, mngulangi kata-kata yang

diucapkan seperti mama, papa. 3) Taktil

: membiarkan main pada air mengalir.

4) Kinetik

: latih berdiri, merangkap, latih meloncat.

e. Umur 10-12 bln 1) Visual

: memperlihatkan gambar terang dalam buku.

2) Audio

: membunyikan suara binatang tiruang, menunjukkan

tubuh dan menyebutnya. 3) Taktil

: membiarkan anak merasakan dingin dan hangat,

membiarkan anak merasakan angin.

4) Kinetik

: memberikan anak mainan besar yang dapat ditarik

atau didorong, seperti sepeda atau kereta. f.

Umur 1-3 tahun (Usia Toodler) 1) Paralel play dan sollatary play 2) Anak bermain secara spontan, bebas, berhenti bila capek, koordinasi kurang (sering merusak mainan) 3) Jenis mainan: boneka,alat masak,buku cerita dan buku bergambar.

g. Prasekolah (usia 3-6 thn) 1) Associative play , dramatik play dan skill play. 2) Sudah dapat bermain kelompok 3) Jenis mainan: roda tiga, balok besar dengan macam-macam ukuran. h. Usia sekolah (6-12 tahun) 1) Cooperative play 2) Kumpul prangko, orang lain. 3) Bermain dengan kelompok dan sama dengan jenis kelamin 4) Dapat belajar dengan aturan kelompok 5) Laki-laki : Mechanical 6) Perempuan : Mother Role i. Mainan untuk Usia Sekolah : 1) 6-8 tahun : Kartu, boneka, robot, buku, alat olah raga, alat untuk melukis, mencatat, sepeda. 2) 8-12 tahun : Buku, mengumpulkan perangko, uang logam, pekerjaan tangan, kartu, olah raga bersama, sepeda, sepatu roda. j. Masa remaja (usia 13-18 tahun) 1) Anak lebih dekat dengan kelompok 2) Orang lain, musik,komputer, dan bermain drama.

PREPLANING PROGRAM BERMAIN MEWARNAI GAMBAR PADA ANAK USIA 2- 12 TAHUN DI RUANG PERAWATAN ANAK RSUD. KOTA MAKASSAR

Mata Ajar

: Keperawatan Anak

Sub. Topik

: Terapi Bermaian Mewarnai Gambar pada Anaka Usia 312 tahun.

Hari/Tanggal

: Jum’at, 18 Januari 2019

Waktu

: Pukul 11.00 – 11.45 WITA

Sasaran

: Semua pasien anak usia 3- 12 tahun yang sedang dirawat di ruang keperawatan anak kelas 3B.

Permaianan

: Mewarnai Gambar

A. Deskripsi Mewarnai gambar merupakan proses memberi warna pada suatu media. Jenis permaian ini dapat dilakukan oleh semua anak yang berusia 3-12 tahun baik anak perempuan maupun anak laki-laki. Permaianan ini dilakukan dengan cara memberikan warna pada suatu media yang sudah bergambar dan telah disiapkan. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan anak serta meningkatkan komunikasi pada anak. Cara permaianan mewarnai gambar ini yaitu dengan cara anak dibimbing untuk mewarnai sebuah pola yang disediakan dengan warnah pilihan anak tersebut.

B. Tujuan Permainan 1. Tujuan Umum Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani keperawatan

b. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena penyakit dan dirawat c. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak d. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan e. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna f. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.

C. Manfaat Terapi Bermaian mewarnai gambar 1. Memberikan semangat pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh/Therapeutic Play) 2. Dengan ber ekspresi menggunakan gambar, anak dapat membentuk, mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik halus. 3. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toodler, prasekolah atau usia sekolah karena menggunakan media kertas gambar dan krayon 4. Anak dapat mengekspresikan perasaannya atau memberikan pada anak cara berkomunikasi tanpa menggunakan kata 5. Dapat memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi emosional anak, termasuk pelepasan dari rasa marah dan benci 6. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di RS

D. Waktu Pelaksanaan Hari/Tanggal

: Jum’at, 18 Januari 2019

Pukul

: 11.00 - 11.45 WITA

Tempat

: Ruang perawatan anak kelas 3B, RSUD. Kota Makassar

E. Jenis Permaian Adapun jenis permainan dalam terapi bermain mewarnai gambar adalah adalah skill play.

F. Media 1. Pensil warna/ Krayon 2. Kertas Bergambar 3. Alas (Tikar/ alas datar) 4. Hadiah G. Keterampilan yang diperlukan Adapun keterampilan yang diharapkan atau dimilki oleh anak adalah : 1. Mampu bergerak/menggerakkan tangan (mampu memegang pensil warna/krayon) 2. Mau tampil dihadapan orang lain 3. Mampu bercerita dan memainkan peran

H. Pengorganisasian Leader

:

CO. Leader

:

Observer

:1. 2.

Fasilitatot

:1. 2. 3. 4. 5. 6.

I. Penugasan Organisasi 1. Leader Bertugas menbuka, memperkenalkan dan mengawal jalannya kegiatan agar berjalan sesuai dengan topic. 2. Co.Leader Bertugas membantu leader mengontrol jalannya kegiatan

3. Observer Bertugas membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi yang direlkam dalam bentuk nilai tertentu sebagai refleksi dari penilaian skala observasi terapi bermain. 4. Fasilitator Bertugas memfasilitasi peralatan yang dibutuhkan agar tujuan dari terapi bermain dapat tercapai J. Kriteria Peserta a. Peserta adalah anak usia pra sekolah dan usia sekolah yaitu pada umur 312 tahun.  Anak usia pra sekolah (3-6 tahun)

: 2 orang

 Anak usia sekolah (7-12 tahun)

: 3 orang

b. Anak yang kooperatif c. Mammpu secara fisik menggunakan pensil warna/krayon K. Strategi Bermain NO.

Waktu

1.

10 menit

2.

3.

5 menit

15 menit

Kegiatan Prakegiatan: - Memfasilitasi media terapi bermain - Mempersiapkan anggota Terapi bermain - Mempersiapkan peserta Pembukaan: - Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam - Memperkenalkan diri - Menjelaskan tujuan dari terapi bermain - Kontrak waktu anak dan orang tua Kegiatan Bermain: - Menjelasakan tata cara pelaksanaan terapi bermain mewarnai kepada anak - Memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya jika belum jelas - Membagikan kertas bergambar dan

Peserta

Menjawab salam,

Mendengarkan, Memperhatikan

Memperhatikan

Antusias menerima

4.

10 menit

5.

5 menit

pensil warna - Fasilitator mendampingi anak dan memberikan motivasi kepada anak - Bertanya kepada anak apakah telah selesai mewarnai gambar - Memberitahukan anak bahwa waktu yang diberikan telah selesai - Memberikan pujian kepada anak yang mampu mewarnai gambar sampai selesai. Kegiatan Penutup: - Memotivasi anak untuk menyebutkan apa yang diwarnai - Mengumumkan nama anak yang dapat mewarnai dengan baik - Memberikan reward kepada seluruh peserta Terminasi: - Memuji dan memotivasi seluruh anak yang telah mengikuti program terapi bermain - Mengucapkan terimakasih kepada anak dan orang tua - Mengucapkan salam penutup

peralatan, Memulai mewarnai Menjawab pertanyaan Memperhatikan

Menceritakan

Gembira

Memperhatikan

Mendengarkan Menjawab salam

L. Kriteria Evaluasi 1. Evaluasi Struktur a. Anak hadir dalam ruangan minimal 2 orang b. Penyelenggaraan terapi bermain dilaksanakan diruang perawatan anak kelas 3B c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilaksanakan sebelumnya. 2. Evaluasi Proses a. Anak antusis dalam kegiatan mewarnai gambar b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas mewarnai gambar 3. Evaluasi Hasil

a. Anak terlihat senang dan gembira b. Kecemasan anak berkurang c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2015).Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan Bidan). Jakarta: Salemba Medika Wong & Whaley (2009), Nursing Care Infanst and Children. Fourth Edition. Mosby Year Book. Toronto Canada. Blog: http://sidikjaricerdas.wordpress.com /2010/08/09 bermain-puzzlemelatihkonsentrasi-anak, diakses pada 16 januari 2019.

Related Documents


More Documents from "Hanny Anggraini"