PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PERILAKU KEKERASAN
Oleh:
Bekti Istiani Dwi Purnama Sari Adelia Pradita Merry Selviana Resi Salsuda Raytiah Mariani
MAHASISWA CO-NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
A. Latar Belakang Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Sering disebut juga gadu gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol (Yosep, 2009).Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan dimana hal tersebut untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif (Stuart & Sundeen, 2005).Kemarahan adalah kombinasi dari segala sesuatu yang tidak enak, cemas, tegang, demam, sakit hati, dan frustasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kemarahan yaitu frustasi, hilangnya harga diri, kebutuhan akan status, dan prestise yang tidak terpenuhi. Respon kemarahan dapat di fluktuasi dalam rentang adaptif – mal adaptif. Rentang respon kemarahan terdiri dari assertif, frustasi, pasif, agresif, mengamuk (Keliat, 2004). Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan orang lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain. Frustasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau keinginan. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan. Akibat dari ancaman tersebut dapat menimbulkan kemarahan. Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan yang dialami. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat dikontrol oleh individu. Orang agresif bisaanya tidak mau mengetahui hak orang lain. Mengamuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain menyerang atau menghindar (fight of flight), menyatakan secara asertif (assertiveness), memberontak (acting out) dan perilaku kekerasan.Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di ruang Bangau Rumah Sakit Ernaldi Bahar, sebagian besar pasien masuk RS Ernaldi Bahar karena pasien memiliki riwayat melakukan perilaku kekerasan. Oleh karena itu, perawat akan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok pada Pasien dengan Resiko Perilaku Kekerasan agar pasien mampu mengontrol dan mencegah marah sehingga tidak menciderai diri sendiri dan orang lain.
B. Tujuan Umum Pasien tidak melakukan perilaku kekerasan lagi sehingga tidak menciderai orang lain Tujuan Khusus 1.
Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2.
Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
3.
Pasien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
4.
Pasien dapat mengidentifikasi akibat dari perilaku kekerasan
5.
Pasien dapat mengidentifikasi cara yang konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan
6.
Pasien dapat memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik dengan cara tarik napas dalam, pukul bantal dan kasur.
D. KriteriaAnggota kelompok (Klien) 1. Karateristik Klien a. Klien yang mengalami riwayat perilaku kekerasan b. Klien yang mengikuti TAK initidakmengalamiperilakuagresif, tidak mengamuk dan dalam keadaan tenang. c. Klien yang dapatdiajak kerjasama (cooperative). 2. Proses Seleksi a. Mengobservasiklien yang masuk kriteria b. Mengidentifikasiklien yang masuk kriteria c. Mengumpulkanklien yang masuk kriteria d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, antara lain menjelaskan tujuan TAK padaklien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok. 3. Antisipasi a. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas 1)
Memanggil klien
2)
Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain.
b. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin 1)
Memanggil nama klien
2)
Menanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan.
c. Bila klien lain yang ingin ikut 1)
Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan pada klien yang sudah dipilih.
2)
Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang bisa diikuti oleh klien tersebut.
3)
Jika klien maksa beri kesempatan untuk masuk namun tidak memberi pesan pada kegiatan ini.
E. Pengorganisasian TAK 1. Terapis (Peran dan Fungsi) a. Leader : Bekti Istiani 1) Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal). 2) Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan. 3) Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan, mengajukan pendapat dan memberikan umpan balik. 4) Sebagai “Role Model”. 5) Memotivasi setiap anggota untuk mengemukakan pendapat dan memberikan umpan balik. b. Co-Leader : Merry Selviana 1) Menyampaikaninformasidarifasilitatorkeleadertentangaktifitasklien. 2) Membantu leader dalammemimpinpermainan. 3) Mengingatkan leader jikakegiatanmenyimpang. 4) Memberikan reward bagikelompok yang menyelesaikanperintahdengancepat. 5) Memberikan punishment bagikelompok yang kalah. c. Observer : Raytiah Mariani 1) Mengobservasi semua respon klien. 2) Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku klien. 3) Memberikan umpan balik kepada kelompok. d. Fasilitator : Dwi Purnama Sari, Adelia Pradita, Resi Salsuda 1) Membantu Leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan memotivasi anggota. 2) Memfokuskan kegiatan. 3) Membantu mengkoordinasikan anggota kelompok.
2. Seleksi Klien Seleksi dilaksanakan dua hari sebelum pelaksanaan TAK dan berdasarkan kepada status klien. Klien yang diikutsertakanadalahsemuapasienkelolaandanpasiendenganresikoperilakukekerasan (RPK). 3. Nama klien yang ikut 1. Erik
6. A. Rivai
2. Rio Arisandi
7. Hendri Sudin
3. Yuspian
8. Pardiman
4. Ghazali
9. Wawan
5. Arif Budiman
10. Miftahul
4. Waktu TAK Hari/Tanggal : Rabu, 11Oktober 2017 Pukul
: 13.30-14.00 WIB
5. Tempat dan setting tempat Tempat pelaksanaan di halaman Ruang Bangau RS Ernaldi Bahar Sumatera Selatan Keterangan:
CL
L = Leader L
K
CO = Co-Leader F = Fasilitator
F1
F3
O = Observer K
K
K
K
K
K
K
K F2
K
6. Alat-alat a. Speaker b. Karton c. Spidol d. Sumbermusik (Handphone)
O
K = Klien
F. Kriteria Hasil 1. Evaluasi Struktur a. Kondisi lingkungsn tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan. b. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran. c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan. d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik. e. Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing 2. Evaluasi Proses a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir. b. Leader mampu memimpin acara. c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan. d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan. e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam antisipasi masalah. f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok. g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.
2. Evaluasi Hasil Diharapkan 80% dari kelompok mampu : a. Memperkenalkan diri b. Membicarakan perilaku kekerasan yang sedang dialami. c. Membicarakan cara-cara menanggulangi perilaku kekerasan yang dialami. d. Bekerja sama dengan perawat selama berinteraksi. e. Mengevaluasi kemampuan menanggulangi perilaku kekerasan. 4. Proses Pelaksanaan Sesi 1: Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan a.
Langkah kegiatan : 1. Persiapan a.
Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif
2.
b.
Membuat kontak dengan klien
c.
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
Orientasi a. Salam terapeutik 1) Salam dari terapis kepada klien 2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama). 3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama) b. Evaluasi 1) Menanyakan perasaan klien saat ini 2) Menanyakan masalah yang dirasakan c. Kontak 1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. 2) Menjelaskan aturan main berikut
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
4) Tahap kerja a. Mendiskusikan penyebab marah. 1) Tanyakan pengalaman tiap klien 2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi. 1) Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala) 2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak lingkungan, mencederai/memukul orang lain, memukul diri sendiri) 1) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah. 2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard. d. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling sering dilakukan untuk diperagakan
e. Melakukan bermain tebak gaya yang dilakukan oleh 2 klien, 1 klien memperagakan kata yang telah dipersiapkan dan 1 klien lainnya menebak kata tersebut, kata-kata yang dipakai yaitu mengenai tanda dan gejala perilaku kekerasan serta cara mengontrol perilaku kekerasan. Simulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak berbahaya (terapis sebagai sumber penyebab dan klien yang melakukan perilaku kekerasan). f. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain simulasi. g. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan 1) Tanyakan akibat perilaku kekerasan. 2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard. h. Memberikan reinforcement pada peran serta klien. i.
Dalam menjalankan a sampai h, upayakan semua klien terlibat.
j. Beri kesimpulan penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan dan akibat perilaku kekerasan. k. Menanyakan kesediaan klien untuk memepelajari cara baru yang sehat menghadapi kemarahan. 5) Tahap terminasi a. Evaluasi 1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK. 2) Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif. b. Tindak lanjut 1) Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah, yaitu tanda dan gejala; perilaku kekerasan yang terjadi; serta akibat perilaku kekerasan. 2) Menganjurkan klien mengingat penyebab ; tanda dan gejala; perilaku kekerasan dan akibatnya yang belum diceritakan. c. Kontrak yang akan datang 1) Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku kekerasan. 2) Menyepakati waktu dan TAK berikutnya. 6) Evaluasi Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampun yang diharapkan adalah
mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Formlir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 1: TAK Simulasi persepsi perilaku kekerasan Kemampuan psikologis
No
Nama
Penyebab
Klien
PK
Memberi tanggapan tentang Tanda&
Perilaku
Gejala PK
Kekerasan
Akibat PK
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien 2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilakuk kekerasan, tanda dan gejala dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Beri tanda √ jika klienmampu dan tanda x jika klien tidak mampu. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 1. TAK stimulasi persepsi
perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya (disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala yang dirasakan (“geregetan” dan “deg-degan”), perilaku kekerasan yang dilakukan (memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke rumah sakit jiwa). Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua dirasakan selama dirumah sakit. Sesi 2: Mengontrol Perilaku Kekerasan Dengan Cara Latihan Napas Dalam Dan Memukul Kasur Atau Bantal
A. Langkah kegiatan: 1. Persiapan a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 1. b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan 2. Orientasi a. Salam terapeutik 1. Salam dari terapis pada pasien 2. Klien dan terapis pakai papan nama. b. Evaluasi /validasi 1. Menanyakan perasaan klien saat ini 2. Menyanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan: penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan serta akibatnya. c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu secara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan 2. Menjelaskan aturan main berikut : a.
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.
b.
Lama kegiatan 45 menit
c.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.\
3. Tahap Kerja a. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan oleh klien 1) Tanyakan kegiatan : rumah tangga, harian, dan olahraga yang biasa dilakukan klien 2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard
b. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan kemarahan secara sehat : tarik napas dalam, menjemur/memukul kasur/bantal, menyikat kamar mandi, main bola, senam, memukul bantal pasir tinju, dan memukul gendang. c. Membantu klien memilih dua kegiatan yang dapat dilakukan dengan bermain tebak gaya yang dilakukan oleh 2 klien, 1 klien memperagakan kata yang telah dipersiapkan dan 1 klien lainnya menebak kata tersebut, kata-kata yang dipakai yaitu mengenai tanda dan gejala perilaku kekerasan serta cara mengontrol perilaku kekeraan. Simulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak berbahaya (terapis sebagai sumber penyebab dan klien yang melakukan perilaku kekerasan).. d. Bersama klien mempraktikan dua kegiatan yang dipilih 1) Terapis mempraktikan 2) klien melakukan redemonstrasi e.
Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikan cara penyaluran kemarahan
f.
Upayakan semua klien berperan aktif
4. Tahap Terminasi a. Evaluasi 1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK 2. Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan b. Tindak lanjut 1. Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika stimulus penyebab perilaku kekerasan 2. Menganjurkan klien melatih secara teratur cara yang telah dipelajari 3. Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien c. Kontrak yang akan datang 1. Meyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi sosial yang asertif 2. Meyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi 2, kemampuan yang di harapkan adalah 2 kemampuan mencegah perilaku kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi sebagai berikut : Sesi 2 Stimulasi persepsi perilaku kekerasan Kemampuan mencegah perilaku kekerasan fisik
Nama No
Mempraktikan
Klie
cara tarik
n
napas dalam
Mempraktikan cara memukul kasur/bantal
1 2
Petunjuk :
1.
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2.
Untuk setiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikan dua cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda jika klien mampu dan tanda jika klien tidak mampu.
Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 2 TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan, klien mampu mempraktikkan tarik napas dalam, tetapi belum mampu mempraktikkan pukul kasus dan bantal. Anjurkan dan bantu klien mempraktikkan di ruang rawat (buat jadwal).
G. Evaluasi dan Dokumentasi 1. Evaluasi Evaluasi dilakukan pada saat TAK berlangsung, khususnyya pada tahap kerja. Aspek yang dinilai sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi perilaku
kekerasan sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui penyebab perilaku kekerasan, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibatdari perilaku kekerasan.
Formulir Sesi 1 TAK Stimulasi Persepsi Perilaku Kekerasan No.
Nama
Penyebab
TandadanGejala
Perilaku
Akibat
PK
PK
Kekerasan
PK
2. Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Anjurkan klien untuk mengingat dan menyampaikan semua perasaan selama di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A& Akemat. (2004). Keperawatan Jiwa, Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: Egc. Yosep, I. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama Stuart & Sundeen. (2005). Buku Saku Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Egc Ade & Agus. 2014. Terapi Aktivitas Kelompokperilaku Kekerasan Di Bangsal Srikan dirsj Ghrasia.