Proposal Ta Well Test Marya Reny (1501228).docx

  • Uploaded by: renny
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Ta Well Test Marya Reny (1501228).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,595
  • Pages: 23
β€œANALISA DELIVERABILITY TEST SECARA KONVENSIONAL DAN LIT BERDASARKAN MODIFIED ISOCRONAL TEST PADA SUMUR GAS DI PT.BENUO TAKA WAILAWI’’

PROPOSAL TUGAS AKHIR

DISUSUN OLEH :

MARYA RENY RATU RENGGI 1501228

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI BALIKPAPAN 2019

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL TUGAS AKHIR Oleh : MARYA RENY RATU RENGGI NIM 15.01.228

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Perminyakan Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan

Disetujui oleh :

Pembimbing I

Pembimbing II

Karmila, ST.,MT NIDN : 1120018103

Nijusiho Manik, ST., MT NIDN : 1107128501 Mengetahui Ketua Jurusan

Abdi Suprayitno, ST., M.Eng NIDN : 1110098502

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penelitian Kebutuhan masyarakat dunia akan sumber energi terus meningkat dari tahun

ke tahun, baik bahan bakar minyak maupun gas. Hal yang perlu diperhitungkan bahwa

dengan berjalannya waktu, laju produksi sumur gas akan mengalami

penurunan seiring dengan penurunan tekanan reservoir Untuk itu diperlukan pengujian secara periodik untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi, salah satu pengujian yang dilakukan adalah deliverability test yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan sumur gas untuk berproduksi. Dengan penganalisaan deliverability test yang benar dan tepat akan dapat mengetahui nilai dari AOF (Absolute Open Flow). Dengan adanya proposal ini peneliti ingin mengajukan penyusunan Tugas Akhir

yang

konvensional

membahas

analisa

dan

(Laminer-Inersia-Turbulen)

LIT

perbandingan

deliverability

test

berdasarkan

secara

Modified

Isocronal Test.

1.2

Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan sumur gas untuk

berproduksi dengan tujuan : 1. Melakukan pengujian sumur secara langsung (Deliverability) pada sumur yang akan diuji tekanan dan laju alirnya berdasarkan Modified Isochronal Test. 2. Menentukan laju alir dan tekanan yang sesuai dengan sumur 3. Menganalisa hasil perhitungan secara Konvensional dan LIT (LaminerInersia-Turbulen), dengan indikator produktivitas yaitu AOF (Absolut Open Flow)

1.3

Batasan Masalah Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini lebih difokuskan kepada penentuan kemampuan

sumur gas untuk berproduksi dengan mentukan nilai dari AOF (Absolut Open Flow) berdasarkan modified isochronal test. Serta melakukan analisa dari hasil perhitungan menggunakan cara konvensional dan LIT.

1.4

Manfaat Penelitian Manfaat penelitian Tugas Akhir ini adalah : 1. Dapat melakukan pengujian sumur secara langsung (Deliverability) pada sumur yang akan diuji tekanan dan laju alirnya berdasarkan Modified Isochronal Test. 2. Dapat menentukan laju alir dan tekanan yang sesuai dengan sumur. 3. Dapat menganalisa hasil perhitungan secara Konvensional dan LIT (Laminer-Inersia-Turbulen), dengan indikator produktivitas yaitu AOF (Absolut Open Flow).

1.5

Sistematika Penelitian Bab I Pendahuluan: Pada bab ini berisi pemaparan mengenai latar belakang

masalah yang dikaji, maksud dan tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II Tinjauan Lapangan: Pada bab ini memberikan gambaran umum mengenai kondisi area kerja serta kondisi sumur, serta sejarah, kondisi dan data yang diperoleh disumur gas itu sendiri. Bab III Teori Dasar: Pada bab ini diuraikan mengenai teori dasar dari Tugas Akhir yang diangkat. Bab IV Analisa dan Perhitungan Data: Pada bab ini membahas mengenai analisa dan perhitungan berdasarkan metode yang digunakan. Bab V Pembahasan: Pada bab ini menjelaskan tentang pembahasan dari bab analisa dan perhitungan yang dilakukan serta bab-bab sebelumnya.

BabVI Kesimpulan: Pada bab ini merupakan kesimpulan dari pembahasan dan perhitungan yang telah dilakukan.

1.6

Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan data primer dan sekunder

dari PT. Benuo Taka Wailawi. Penelitian akan ini dimulai dari tanggal 12 Maret – 12 April 2019.

BAB II DASAR TEORI

2.1

Sifat Gas Alam Gas bumi merupakan sumber daya alam yang terdiri dari senyawa

hidrokarbon (𝐢𝑛 𝐻2𝑛+2 ) dan komponen non hidrokarbon lainnya seperti 𝑁2 , 𝐢𝑂2 dan 𝐻2 𝑆. Gas bumi yang dihasilkan dipermukaan dapat dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu: 1. Sebagai produk ikatan dari minyak dikenal sebagai associated gas. 2. Gas sebagai produk utama dikenal sebagai non-associated gas Untuk membedakan gas dengan fluida lainnya, maka kita harus memahami sifat gas alam itu sendiri. Sifat gas alam yang akan diuraikan disini meliputi sifat gas ideal, sifat gas nyata, dan sifat fisik gas.

2.1.1 Sifat-sifat Gas Ideal Sebagai titik awal dalam mempelajari sifat gas nyata, terlebih dahulu kita mengingat hipotesis fluida yang dikenal dengan gas ideal. Meskipun sebagai suatu hipotesis, tetapi konsep gas ideal berguna sebagai suatu alat untuk menjelaskan perilaku gas nyata yang lebih komplek. Gas ideal didefinisikan sebagai suatu fluida dimana: 1. Molekul relatif dapat diabaikan bila dibandingkan dengan volume dari fluida secara keseluruhan. 2. Tidak memiliki gaya tarik atau gaya tolak antara sesama molekul atau antara molekul dengan dinding dari tempat dimana gas itu berada. 3. Semua tumbukan dari molekul bersifat elastik murni, yang berarti tidak ada kehilangan energi sebagai akibat dari tumbukan tadi. Dasar untuk menggambarkan suatu gas ideal datang dari percobaan-percobaan yang kemudian dikenal sebagai hukum-hukum gas: 1. Hukum Boyle Bahwa perubahan volume dari suatu gas ideal berbanding terbalik dengan tekanan gas pada temperatur yang konstan.

V~

1 atau PV ο€½ konstan ............................................................ P

(1)

2. Hukum Charles Bahwa perubahan volume berbanding lurus dengan perubahan temperatur pada tekanan yang konstan.

V ~ T atau

V ο€½ konstan .............................................................. T

(2)

3. Hukum Avogadro Bahwa pada kondisi tekanan dan temperatur yang sama suatu gas ideal dengan volume yang sama, akan mempunyai jumlah molekul yang sama. Dari gabungan antara Hukum Boyle, Charles dan Avogadro, maka didapat suatu persamaan kesetimbangan sebagai berikut :

PV ο€½ nRT ...................................................................................

(3)

Persamaan 3 hanya berlaku untuk komponen gas murni (komponen tunggal). Karena gas alam merupakan campuran dari berbagai komponen hidrokarbon, maka diperlukan aturan untuk menyatakan perbandingan masing-masing komponen yang menyusun suatu gas alam, dan biasanya digunakan angka-angka pembanding yang menyatakan fraksi mol. Untuk suatu sistem dengan n komponen, maka fraksi mol dapat ditulis dalam bentuk :

yi ο€½

ni ................................................................................... οƒ₯ni

(4)

dimana:

yi

= fraksi mol dari komponen i

ni

= jumlah mol dari komponen i

οƒ₯n

i

= total mol dari seluruh komponen campuran gas

2.1.2 Sifat-sifat Gas Nyata Beberapa asumsi telah digunakan untuk memformulasikan persamaan kesetimbangan gas untuk gas ideal.Namun asumsi tersebut tidak tepat untuk gas yang berada pada kondisi jauh dari kondisi ideal atau standar. Untuk menanggulangu hal tersebut digunakan suatu koreksi yang dinamakan sebagai faktor deviasi gas (Z). Faktor deviasi gas didefinisikan sebagai perbandingan antara volume gas pada keadaan tekanan dan temperatur sebenarnya dibagi dengan volume gas pada keadaan ideal atau standar.

𝑍=

π‘‰π‘Žπ‘π‘‘π‘’π‘Žπ‘™ π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ π‘‰π‘Žπ‘π‘‘π‘’π‘Žπ‘™ = 𝑍 π‘‰π‘–π‘‘π‘’π‘Žπ‘™ π‘‰π‘–π‘‘π‘’π‘Žπ‘™

Sehingga persamaan kesetimbangan menjadi 𝑃 𝑉 = 𝑍 𝑛 𝑅 𝑇 .............................................................................

(5)

dimana untuk gas ideal harga Z = 1 Harga faktor deviasi gas tergantung dari perubahan tekanan, temperatur atau komposisi gas.

2.1.3 Sifat Fisik Gas Untuk membedakan gas dengan fluida lainnya, maka kita harus memahami sifat fisik gas itu sendiri. Sifat fisik gas yang akan diuraikan disini meliputi faktor deviasi gas, faktor volume formasi gas (Bg), kompresibilitas gas (Cg), viskositas gas (πœ‡π‘”), kelarutan gas di air, dan kelarutan air dalam gas. 2.1.3.1 Faktor Deviasi Gas Dengan diketahui harga Ppr dan Tpr, maka harga factor deviasi gas dapat diketahui.Katz dan

Standing telah menghasilkan grafik korelasi: 𝑧 =

𝑓(π‘ƒπ‘π‘Ÿ, π‘‡π‘π‘Ÿ), yaitu grafik compressibility factor for natural gases. Grafik ini memberikan hasil yang memuaskan bila gas tidak mengandung 𝐢𝑂2dan 𝐻2 𝑆. Untuk gas yang mengandung kedua unsur tersebut perlu dilakukan koreksi harga Ppc dan Tpc lebih dahulu sebelum menghitung Pr dan Tr. Koreksi tersebut adalah sebagai berikut: 𝑇′𝑝𝑐 = 𝑇𝑝𝑐 – πœ€ ................................................................................ 𝑃𝑝𝑐 𝑇′𝑝𝑐 2 𝑝𝑐 + πœ€(π΅βˆ’π΅ )

P′𝑝𝑐 = 𝑇

……………………………………………...

dimana: Tpc = Temperatur Pseudokritis sebelum koreksi Ppc = Tekanan Pseudokritis sebelum koreksi T’pc = Temperatur Pseudokritis sesudah koreksi

P’pc = Tekanan Pseudokritis sesudah koreksi πœ€ = 120(𝐴0.9 βˆ’ 𝐴1.6 ) + 15(𝐡 0.5 βˆ’ 𝐡 4 ) B= Fraksi mol H2S

(6) (7)

A = Fraksi mol CO2 + B sehingga, Tpr = T/T’pc dan Ppr = P/P’pc Grafik korelasi Z dari Standing-Katz telah dipakai secara meluas dilingkungan industri. Dengan munculnya komputer, maka komputasi persoalan gas bumi membutuhkan cara yang lebih sederhana dari pada memasukkan harga harga Z dari grafik Standing-Katz kedalam program komputer. Cara yang sederhana adalah dalam bentuk persamaan Z yang diperoleh berdasarkan penyelarasan dengan grafik Z dari Standing-Katz atau berdasarkan β€œ equation of state’’. Pendekatan yang pertama ini digunakan oleh Dranchuck dkk, dengan menggunakan β€œ equation of state’’ dari Benedict-Webb-Rubin (BWR). Pendekatan yang kedua dilakukan oleh Hall-Yarborough dengan menggunakan persamaan β€œ equationof state’’ dari Starling-Karnahan 2.1.3.2 Faktor Volume Formasi Gas (Bg) Faktor Volume Formasi Gas (Bg) didefinisikan sebagai perbandingan antara volume gas pada kondisi reservoir dengan kondisi permukaan (standar), yang dapat ditulis dalam bentuk : Bg =

VP,T Vsc

=Z

Z n RT/P sc n R Tsc /Psc

vol/vol std

Dengan menggunakan 𝑇𝑠𝑐 = 520°𝑅 dan 𝑃𝑠𝑐 = 14.7 π‘π‘ π‘–π‘Ž serta 𝑍𝑠𝑐 = 1, maka persamaan faktor volume formasi gas, Bg B g ο€½ 0.0283

ZT cuft scf .................................................................... (8) P

atau

B g ο€½ 0.00504

ZT bbl/scf .................................................................... (9) P

2.1.3.3 Kompresibilitas Gas (Cg) Kompresibilitas isothermal dari gas diukur dari perubahan volume per unit volume dengan perubahan tekanan pada temperatur konstan, atau dapat ditulis dalam bentuk :

Cο€½ο€­

1  Ξ΄V οƒΆ  οƒ· V  Ξ΄P οƒΈ T ....................................................................

(10)

Kompresibilitas gas ideal :

nRT  Ξ΄V οƒΆ nRT  οƒ· ο€½ο€­ 2 P  Ξ΄P οƒΈ T P

Vο€½ sehingga,

Cο€½ο€­

1 Ξ΄V P  nRT οƒΆ 1 ο€½ο€­  οƒ· ο€½ .................................... V Ξ΄P nRT  P 2 οƒΈ P

(11)

Sedangkan untuk gas nyata : V=

ZnRT P

dimana Z = f(P), maka akan didapat Cο€½

1 1 δZ οƒΆ ο€­  οƒ· ………………………………………… P Z  Ξ΄P οƒΈ

(12)

𝛿𝑍

Harga (𝛿𝑃) dapat ditentukan secara analitis, yaitu (

𝛿𝑍 𝑍1 βˆ’ 𝑍2 )= 𝛿𝑃 𝑃1 βˆ’ 𝑃2

2.1.3.4 Densitas Gas Densitas didefenisikan sebagai massa tiap satuan volume dan dalam hal ini massa dapat diganti oleh berat gas (m). Sesuai dengan persamaan gas ideal, maka rumus densitas untuk gas ideal adalah : ρg ο€½

m PM ο€½ ...................................................................... V RT

dimana : ρg

= densitas gas, lb cuft

m = berat gas, lb V = volume gas,cuft M = berat molekul gas, lb/lb mole P = tekanan reservoir,psia T = temperatur, ο‚°R

(13)

R = konstanta gas = 10.73 psi cuft/lb mole ο‚°R Rumus diatas hanya berlaku untuk gas berkomponen tunggal. Sedangkan untuk gas campuran digunakan rumus sebagai berikut :

ρg ο€½

PM a zRT ............................................................................

(14)

dimana : m

= berat gas, lb

z

= faktor kompresibilitas gas

Ma = berat molekul tampak 2.1.3.5 Specific Gravity Gas Specific gravity suatu gas atau campuran gas didefinisikan sebagai perbandingan densitas gas dengan densitas udara pada kondisi tekanan dan temperatur yang sama. Untuk gas murni, maka specific gravity dapat ditulis dengan :

Ξ³g ο€½

ρg ρu

.................................................................................

(15)

Dengan mengasumsikan bahwa perilaku baik gas maupun udara memenuhi hukum gas ideal, maka persamaan specific gravity-nya menjadi :

PM a M Ma Ξ³ g ο€½ RT ο€½ a ο€½ ................................................... PM u M u 28.96 RT

(16)

2.1.3.6 Viskositas Gas (Β΅g) Viskositas dari suatu gas campuran tergantung pada tekanan, temperature dan komposisi.Carl-Kobayashi-Burrows telah menyusun grafik korelasi untuk menentukan viskositas dari gas. πœ‡1 = 𝑓(𝑀, 𝑇) = 𝑓(𝛾, 𝑇) πœ‡ β„πœ‡1 = 𝑓(π‘ƒπ‘π‘Ÿ , π‘‡π‘π‘Ÿ ) dimana: πœ‡1 = viskositas pada tekanan 1 atm πœ‡ = viskositas pada tekanan > 1 atm

Dengan mengetahui harga berat molekul M dari gas atau spesifik gravity gas, 𝛾𝑔 , nilai dari πœ‡1 dapat ditentukan berdasarkan grafik viscosity of paraffin hydrocarbon gases at 1.0 atmosphere. Nilai πœ‡ β„πœ‡1 diperoleh dari grafik viscosity ratio versus pseudo reduced pressure bila diketahui nilai Ppr dan Tpr. Persamaan semi empiris untuk keperluan program computer dijabarkan oleh Lee-Gonzales-Eakin yang akan memberikan hasil yang memuaskan untuk β€œsweet gas’’



ΞΌ g ο€½ kx 10 ο€­4 exp Xρ g

y

 .............................................................

(17)

dimana :

kο€½

9.4 x 0.02 M T1.5 209  19 M  T

X ο€½ 3.5 

986  0.01 M T

M ο€½ Ξ³ g xM udara ο€½ Ξ³ g x 28.964 y ο€½ 2.4 ο€­ 0.2 X

ρ g ο€½ 0.0433

Ξ³gP ZT

, g cm 3

πœ‡ = viskositas, mikro poise 𝜌 = massa jenis, gr/cc 𝑇 = temperatur, °𝑅 𝑀= berat molekul dari gas, (28.964 x 𝛾𝑔 ) 1 mikro-poise = 10βˆ’6 poise Persamaan lain yang dapat digunakan dalam komputasi komputer adalah seperti yang diusulkan oleh Hollo-Holmes-Pais πœ‡1 = [1.709π‘₯105 βˆ’ 2.062π‘₯10βˆ’6 (𝛾𝑔 )] 𝑇 + 8.188(10βˆ’3 ) βˆ’ 6.15(10βˆ’3 ) log 𝛾𝑔

(18)

2.1.3.7 Kelarutan Gas Di Air Harga kelarutan gas di air tergantung dari tekanan, temperatur dan salinitas air. Dimana factor koreksi untuk salinitasi dihitung dari persamaan: 𝑅𝑠𝑀 𝑅𝑠𝑀𝑝

= 1 βˆ’ π‘‹π‘Œ. 10βˆ’4

………………………………………

(19)

dimana: Y = salinitas air,ppm X= 3.471/T0.837 T = temperatur, ℉ 𝑅𝑠𝑀 = kelarutan gas terkoreksi, cuft/bbl 𝑅𝑠𝑀𝑝 = kelarutan gas di air tawar, cuft/bbl 2.1.3.8 Kelarutan Air Dalam Gas Kelarutan air dalam gas tergantung dari tekanan, temperatur dan salinitas air. Faktor koreksi untuk salinitas dihitung dengan: π‘Šπ‘  π‘Šπ‘ π‘

= 1 βˆ’ 2.87 10βˆ’8 π‘Œ1.266 ……………………………

(20)

dimana :

π‘Šπ‘  = kelarutan air dalam gas, lbm/MMscf π‘Šπ‘ π‘ = kelarutan air tawar dalam gas Y = salinitas air, ppm 2.4

Aliran Gas dalam Reservoir Dengan memproduksikan suatu sumur yang menghubungkan permukaan

dengan reservoir gas, akan terjadi ketidak-setimbangan tekanan dalam reservoir. Gradien tekanan yang ditimbulkannya akan menyebabkan fluida (dalam hal ini gas) dalam media berpori itu mengalir kearah sumur. Gas yang mengalir ini mempunyai sifat yang khas, yaitu bersifat dapat dimampatkan (compressible). Sifat khas ini serta rendahnya harga viskositas menyebabkan aliran gas tersebut mungkin tidak murni laminer (aliran viscous), melainkan dipengaruhi pula oleh unsur inersia dan turbulensi. Hal ini terutama terjadi ada laju produksi yang besar atau pada gradien tekanan yang besar, seperti aliran didekat lubang sumur.

Seketika sumur dibuka, yang sebelumnya berada dalam lingkungan yang stabil, maka ia akan menimbulkan implus perubahan tekanan didekatnya. Implus ini akan merambat menjauhi sumur sebagai fungsi waktu. Kecepatan merambat ini dipengaruhi oleh sifat batuan berpori dan fluida pengisinya. Aliran yang ditimbulkan dan diamati disumur itu, seperti laju produksi atau tekanan didasar sumur (Pwf) tergantung pada seberapa jauh perambatan implus (transient) itu berlangsung. Pada suatu saat implus ini akan mencapai batas yang kedap aliran (no-flow boundary). Perubahan harga Pwf sebelum aliran transient ini berlangsung dapat dibagi atas tiga perioda, yaitu: transient, transient lanjut, dan semi mantap (pseudo-steady state). Perubahan ini dapat dilihat pada gambar 2.1 dimana pada 𝛿𝑃

periode semi mantap penurunan tekanan terhadap waktu adalah tetap ( 𝛿𝑑 = π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘‘π‘Žπ‘›).

Gambar 2.1. Perubahan Tekanan terhadap Waktu

2.5

Persamaan Aliran Gas Persamaan umur aliran yang telah disinggung lazimnya dapat diselesaikan

secara numerik. Akan tetapi dengan menggunakan beberapa anggapan sederhana, maka persmaan tersebut dapat dijadikan linier sifatnya, sehingga dapat diselesaikan secara analitis. Anggapan yang sering digunakan adalah: 1. Kondisi aliran yang isotermal 2. Pengaruh gravitasi diabaikan 3. Aliran satu fasa

4. Media berpori bersifat homogen, isotropik dan tidak dapat dimampatkan 5. Aliran laminer, 𝛿 = 1 (untuk sementara diberlakukan: faktor LIT akan ditambahkan atas hasil penyelesaian aliran yang laminer) 6. Permeabilitas bukan fungsi dari tekanan

2.6

Deliverability Test Deliverability test merupakan suatu tes yang dilakukan untuk memperoleh

kemampuan sumur untuk berproduksi. Terdapat tiga macam test yang dapat digunakan untuk memperoleh deliverability, yaitu: 1. Back Pressure 2. Isochronal Test 3. Modified Isochronal Test Ketiga uji tersebut dilengkapi dengan kurva deliverability untuk menganalisa kemampuan dari sumur-sumur gas tersebut. 2.6.1 Back Pressure Pada uji sumur back pressure menurut Pierce dan Rawlins (1929), dimulai dengan menstabilkan tekanan reservoir dengan jalan menutup sumur, dari mana ditentukan harga Μ…Μ…Μ…Μ… 𝑃𝑅 . Selanjtnya sumur diproduksi diubah-ubah stabil, sebelum diganti dengan laju produksi lainnya. Setiap perubahan laju produksi tidak didahului dengan penutupan sumur.

Gambar 2.2. Back Pressure Test

2.6.2 Isochronal Test Metode tes yang diusulkan oleh Cullender (1955), terdiri dari serangkaian Μ…Μ…Μ…Μ…. Diusulkan dengan proses penutupan sumur sampai mencapai stabil 𝑃𝑅 pembukaan sumur, sehingga menghasilkan laju produksi tertentu selama waktu t, tanpa menanti kondisi stabil. Setiap perubahan laju produksi didahului oleh penutupan sumur sampai tekanan mencapai stabil Μ…Μ…Μ…Μ… 𝑃𝑅 . Salah satu tes produksi ini dilakukan sampai mencapai kondisi stabil.

Gambar 2.3. Isochronal Test

2.6.3 Modified Isochronal Test Pada reservoir yang ketat, penggunaan tes isochronal belum tentu menguntungkan bila diinginkan penutupan sumur sampai mencapai keadaan stabil. Katz dkk. (1959) telah mengusulkan suatu metode untuk memperoleh hasil yang mendekati hasil dari tes isochronal. Perbedaan antara metode ini dengan isochronal terletak pada persyaratan bahwa penutupan sumur tidak perlu mencapai stabil. Selain dari pada itu selang waktu penutupan dan pembukaan sumur dibuat sama besar.

Gambar 2.4. Modified Isochronal Test

2.6.3.1 Analisa Konvensional Pada awal masa dari tes penentuan deliverability sudah dikenal persamaan empiris yang selaras dengan hasil pengamatan. Persamaan ini menyatakan hubungan antara π‘žπ‘ π‘ terhadap βˆ†π‘ƒ2 pada kondisi aliran stabil. π‘žπ‘ π‘ = 𝐢(𝑃𝑅 2 βˆ’ 𝑃𝑀𝑓 2 ) 𝑛 ...........................................................

(21)

dimana: π‘žπ‘ π‘ = laju produksi pada keadaan standard 𝑃𝑅 = tekanan reservoir rata-rata pada waktu sumur ditutup 𝑃𝑀𝑓 = tekanan alir dasar sumur C = konstanta, tergantung pada satuan dari π‘žπ‘ π‘ dan P n = harga konstanta berkisar antara 0.5-1.0 Persamaan yang menerangkan aliran stabil dalam daerah penyerapan yang berbentuk radial adalah: π‘žπ‘ π‘ =

π‘˜β„Ž(𝑃𝑅 2 βˆ’π‘ƒπ‘€π‘“ 2 ) π‘Ÿ 1.422π‘₯106 π‘§πœ‡π‘‡ 𝑙𝑛(0.472 𝑒 )

...………………………….. .....

(22)

π‘Ÿπ‘€

Langkah penyelesaian: ο‚·

Pembuatan grafik koordinat log-log berdasarkan persamaan analisa konvensional akan menghasilkan hubungan linier

ο‚·

log π‘žπ‘ π‘ = π‘™π‘œπ‘” 𝐢 + 𝑛 π‘™π‘œπ‘”βˆ†π‘ƒ2

ο‚·

βˆ†π‘ƒ2 = (𝑃𝑅 2 βˆ’ 𝑃𝑀𝑓 2 )

ο‚·

Harga n diperoleh dari sudut kemiringan grafik dengan sumbu tegak βˆ†π‘ƒ2

ο‚·

Satuan ukuran lain yang digunakan dalam analisa deliverability adalah AOF dimana harga 𝑃𝑀𝑓 2 sama dengan nol. 𝐴𝑂𝐹 = 𝐢(𝑃𝑅 2 )𝑛 ....................................................................

(23)

2.6.3.2 Analisa LIT (Laminer-Inersia-Turbulen) Analisa dengan menggunakan pseudo-potential, 𝛹, serta kondisi aliran laminer-inersia-turbulen (LIT). Dasar analisa LIT menggunakan persamaan: (βˆ†π‘ƒπ· )π‘Ÿπ· = 𝑃𝑑 + 𝑆 + π·π‘žπ‘ π‘ .........................................................

(24)

dimana: S = skin D = bilangan konstanta 𝑃𝑑 = ln 0.472 π‘Ÿπ‘’ /π‘Ÿπ‘€ Langkah penyelesaian: ο‚·

Penjabaran dari persamaan dasar LIT π‘Ÿπ‘’ πœ“π‘… βˆ’ πœ“π‘€π‘“ = π‘žπ· πœ“π‘… (ln 0.472 + 𝑆 + π·π‘žπ‘ π‘ ) π‘Ÿπ‘€ = (1.422π‘₯106

𝑇 π‘Ÿπ‘’ (ln 0.472 + 𝑆)) π‘žπ‘ π‘ π‘˜β„Ž π‘Ÿπ‘€

+ (1.422π‘₯106

𝑇 π‘Ÿπ‘’ (ln 0.472 + 𝑆)) π‘žπ‘ π‘ 2 π‘˜β„Ž π‘Ÿπ‘€

atau βˆ†πœ“ = π‘Ž π‘žπ‘ π‘ + 𝑏 π‘žπ‘ π‘ 2 .............................................................

(25)

Bilangan b akan tetap sama pada kondisi aliran transien maupun semi mantap asalkan π‘žπ‘ π‘ tidak berubah. Sebaliknya harga a akan berubah-ubah dan menjadi konstan bila aliran semi-mantap (stabil) sudah tercapai. ο‚·

Persamaan LIT dibuat pada grafik log-log akan memberikan grafik linier dengan kemiringan 45Β° βˆ†πœ“ βˆ’ 𝑏 π‘žπ‘ π‘ 2 = π‘Ž π‘žπ‘ π‘ .............................................................

(26)

Harga konstanta a dan b diperoleh dengan cara least square, yaitu:

π‘Ž= 𝑏=

βˆ‘

βˆ†πœ“ βˆ‘ π‘ž 2 βˆ’βˆ‘ π‘ž βˆ‘ π‘ž βˆ‘ βˆ†πœ“ π‘ž 𝑁 βˆ‘ π‘ž 2 βˆ’βˆ‘ π‘ž βˆ‘ π‘ž

βˆ‘ βˆ†πœ“ βˆ‘ π‘ž βˆ‘ βˆ†πœ“/π‘ž 𝑁 βˆ‘ π‘ž2 βˆ’ βˆ‘ π‘ž βˆ‘ π‘ž

Harga konstanta a dan b dapat pula diperoleh secara langsung dengan membuat grafik βˆ†Οˆ/π‘žπ‘ π‘ vs π‘žπ‘ π‘ βˆ†πœ“ π‘žπ‘ π‘

= π‘Ž + π‘π‘žπ‘ π‘ ................................................................

(27)

Persamaan diatas adalah persamaan kuadrat sehingga akar persamaan dapat dicari dari: 0.5

π‘žπ‘ π‘ =

βˆ’π‘Ž+{π‘Ž2 +4π‘βˆ†πœ“} 2𝑏

.................................................

(28)

AOF diperoleh dengan membuat πœ“π‘€π‘“ sama dengan nol.

π‘žπ‘ π‘ =

Μ… 𝑅 }0.5 βˆ’π‘Ž+{π‘Ž2 +4π‘πœ“ 2𝑏

.................................................

(29)

BAB III RENCANA KEGIATAN PENELITIAN

1. 2. 3. 4.

5. 6.

7. 8.

Pengenalan lapangan Penentuan sumur kandidat (sumur yang akan di uji) Pembahasan masalah yang akan dikaji Pengumpulan atau pengambilan data-data yang diperlukan, yaitu: ο‚· Data primer : pengujian sumur secara langsung untuk mendapatkan harga tekanan dan laju alir yang dilakukan sebanyak 4 atau 5 kali. ο‚· Data sekunder : data tambahan berupa reservoir properties yang sudah ada diperusahaan Penentuan uji sumur yang akan dilakukan, yaitu uji deliverability (mengetahui kemampuan sumur untuk berproduksi) Penentuan metode yang akan dilakukan, yaitu metode Modified Isochronal Test (dilakukan dengan jalan menutup sumur, untuk mendapatkan harga 𝑃𝑅 . Selanjutnya sumur diproduksi dengan laju sebesar π‘žπ‘ π‘ , sumur tidak perlu sampai mencapai stabil sebelum diganti dengan laju produksi lainnya. Selain dari pada itu selang waktu penutupan dan pembukaan sumur dibuat sama besar) Pengolahan data dan input data Melakukan analisa dari data pengujian yang dilakukan untuk menentukan harga dari AOF (Absolute Open Flow), berdasarkan: ο‚· Analisa Konvensional: - Hasil analisa data dinyatakan dalam grafik π‘žπ‘ π‘ 𝑣𝑠 βˆ†π‘ƒ2 - Pentuan nilai n dan Cs berdasarkan rumus: log π‘žπ‘ π‘ = π‘™π‘œπ‘” 𝐢 + 𝑛 π‘™π‘œπ‘”βˆ†π‘ƒ2 - Penentuan nilai AOF, ketika laju alir maksimum pada tekanan alir dasar sumur sebesar 0 atau tekanan atmosphere (Β± 14,7 psia), menggunakan rumus: π‘žπ‘ π‘ = 𝐢(𝑃𝑅 2 βˆ’ 𝑃𝑀𝑓 2 ) 𝑛 ο‚· Analisa LIT (Laminer-Inersia-Turbulen): - Hasil analisa data dinyatakan dalam grafik π‘žπ‘ π‘ 𝑣𝑠 βˆ†πœ“ βˆ’ π‘π‘ž 2 - Perhitungan aliran transient dengan menentukan konstanta a dan b, dimana:

π‘Ž= 𝑏=

βˆ‘

βˆ†πœ“ βˆ‘ π‘ž 2 βˆ’βˆ‘ π‘ž βˆ‘ π‘ž βˆ‘ βˆ†πœ“ π‘ž 𝑁 βˆ‘ π‘ž 2 βˆ’βˆ‘ π‘ž βˆ‘ π‘ž

βˆ‘ βˆ†πœ“ βˆ‘ π‘ž βˆ‘ βˆ†πœ“/π‘ž 𝑁 βˆ‘ π‘ž2 βˆ’ βˆ‘ π‘ž βˆ‘ π‘ž

- Perhitungan konstanta a pada keadaan stabil: βˆ†πœ“ βˆ’ π‘π‘ž 2 π‘Ž= π‘ž - Perhitungan aliran stabil, AOF diperoleh dengan membuat πœ“π‘€π‘“ sama dengan nol. βˆ’π‘Ž + {π‘Ž2 + 4π‘πœ“Μ…π‘… }0.5 π‘žπ‘ π‘ = 2𝑏

BAB IV PENUTUP

Demikianlah proposal usulan kegiatan penelitian Tugas Akhir yang akan saya lakukan di PT. Benuo Taka Wailawi. Saya sangat berharap agar usulan kegiatan ini mendapat sambutan yang baik dari pihak perusahaan. Melihat keterbatasan dan kekurangan yang saya miliki, maka saya sangat mengharapkan bantuan dan dukungan dari pihak perusahaan untuk melancarkan Tugas Akhir ini. Saya berharap selama dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini diberikan bimbingan agar mendapatkan kelancaran hingga akhir kegiatan. Terima kasih kepada PT. Benuo Taka Wailawi yang telah memberi saya kesempatan untuk mengajukan proposal kegiatan Tugas Akhir ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga kegiatan penelitian ini dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.

Contact person :

Lampiran

:

Marya Reny Ratu Renggi No. Handphone

: 0823-4960-1230

Email

: [email protected]

1. Surat Keterangan dari Kampus STT MIGAS Balikpapan 2. Foto Copy Transkrip sementara yang telah dilegalisir 3. Foto Copy KTM yang telah dilegalisir 4. Foto Copy Asuransi 5. Surat Aktif Kuliah 6. Curriculum Vitae

Related Documents


More Documents from "Arradex Novian"