Proposal Ta Supi.docx

  • Uploaded by: Hamzah Lapangandong
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Ta Supi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,107
  • Pages: 14
USULAN PROPOSAL TUGAS AKHIR TIPE 1

GEOLOGI DAERAH PANANGGAPAN KECAMATAN CIBINONG DAN SEKITARNYA KABUPATEN CIANJUR , PROVINSI JAWA BARAT OLEH : SUPRIADI FIRMANSYAH 410013177 Diajukan untuk pengurusan ijin dan pembuatan SK pembimbingan Tugas Akhir di Jurusan Teknik Geologi, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2017

USULAN TUGAS AKHIR

Judul

: Geologi Daerah Pananggapan kecamatan Cibinong dan sekitarnya Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat.

Nama

: SUPRIADI FIRMANSYAH

NIM

: 410013177

Diajukan untuk pengurusan ijin dan pembuatan SK pembimbingan Tugas Akhir di Jurusan Teknik Geologi, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Bulan/tahun : April / 2017

Di setujui oleh : Pembimbing I

Pembimbing II

Dr.Hill G. Hartono,.ST.MT.

Paramitha Tedja,.ST.M.eng.

NIK. 1973 0066

NIK. 1973 0312 Mengetahui/ menyetujui Ketua Jurusan Teknik Geologi

Winarti, ST, MT NIK. 19730134

JUDUL : Geologi Daerah Pananggapan kecamatan Cibinong dan sekitarnya Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. LOKASI PENELITIAN : Daerah penelitian terletak di desa Sukasirna,Purabaya, Walahir, Simasari, Puncakwangi,Pananggapan, dan Panyindangan,Kecamatan Agrabinta dan Cibinong Kabupaten Cianjur , Provinsi Jawa Barat . Koordinat daerah penelitian : 731950 - 737950 9183800 - 9192800 KESAMPAIAN DAERAH : Daerah penelitian bisa dicapai dengan menggunakan jalur darat baik kendaraan roda empat maupun kendaraan roda dua dengan jarak tempuh dari Yogyakarta kurang lebih 500 km, dan dari kota Bandung 106 km, sedangkan untuk lokasi pengamatan dapat dicapai dengan kendaraan bermotor roda dua, kecuali dibeberapa tempat yang hanya dapat dicapai dengan berjalan kaki. TAHAPAN PENELITIAN : Penelitian Pendahuluan (Studi pustaka, ijin penelitian, dan pembuatan proposal), Penelitian lapangan, Tahap Pra-Mapping (survey awal dan “recognize”, observasi, perijinan tempat tinggal dan persiapan peta-peta), Tahap Mapping (Pengamatan geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi), Pengolahan Data (Laboratorium dan Studio), Analisa data, Pembuatan laporan dan Presentasi hasil laporan.

GEOLOGI REGIONAL 1. Fisiografi Daerah Penelitian Van Bemmelen (1949) membagi Fisiografi Jawa Barat menjadi lima bagian berturut-turut dari arah utara ke selatan yaitu : Dataran Rendah Pantai Jakarta, Zona Bogor, Zona Bandung, Zona Pegunungan Selatan dan Zona Gunungapi Kuarter. Daerah penelitian termasuk ke dalam Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat

Gambar fisiografi regional jawa barat ( van bemmelen 1949 )

: Fisiografi Penelitian

a. Dataran Rendah Pantai Jakarta Dataran Rendah Pantai Jakarta ini terletak pada bagian utara Jawa Barat, dengan pelamparan memanjang dari ujung barat Pulau Jawa ke arah timur mengikuti Pantai Utara Jawa Barat sampai Kota Cirebon, dengan lebar ± 40 km. b. Zona Bogor Daerah ini mempunyai morfologi yang datar, kebanyakan ditutupi olehendapan sungai dan sebagian lagi oleh lahar gunungapi muda. Zona ini terletak di sebelah selatan Dataran Pantai Jakarta, dengan pelamparan memanjang dari arah barat ke arah timur melalui Kota Bogor, Purwakarta dan menerus ke Bumiayu di Jawa Tengah, dengan lebar maksimum 40 km. Neogen ekspresi morfologi Zona Bogor ini adalah berupa bukit-bukit yang telah mengalami perlipatan dan pensesaran yang cukup komplek. Zona Bogor secara setempat dipengaruhi oleh adanya intrusiintrusi batuan beku yang memberikan ekspresi morfologi dengan relief yang terjal. Kenampakan ini ditemui di Cirebon dan Gunung Sanggabuana di Purwakarta.

c. Zona Bandung Zona Bandung merupakan zona yang memanjang dari arah barat (Sukabumi) melalui Cianjur, Bandung, Garut, hingga Segara Anakan di daerah Pantai Selatan Jawa Tengah luasnya sekitar 20-30 km. Zona ini terbentuk depresi di antara jalur pegunungan dengan arah timur-barat, dengan batas utara dan sekitarnya merupakan deretan gunungapi. Zona ini tersusun dari endapan yang berumur Tersier dan ditutupi oleh endapan Gunungapi Kuarter. d. Zona Pegunungan Selatan Zona ini terletak di bagian paling selatan Jawa Barat, merupakan deretan pegunungan yang memanjang dari arah barat ke arah timur, dimulai dari Pelabuhan Ratu sampai Pangandaran. Penjajaran pegunungan ini mempunyai pelamparan yang sangat luas dan membentuk dataran dengan kemiringan relatif landai ke arah selatan.

2. Stratigrafi Regional Daerah Penelitian Secara regional daerah penelitian merupakan bagian dari stratigrafi daerah Pegunungan Selatan Jawa Barat yang telah disusun oleh Van Bemmelen, 1949. Martodjojo, 1994 membagi mandala sedimentasi di Jawa Barat menjadi tiga mandala berdasarkan ciri sedimen di daerah tersebut selama zaman Tersier, yaitu Mandala Paparan Kontinen, Mandala Cekungan Bogor dan Mandala Banten. Mandala Paparan Kontinen pada hakekatnya sama dengan Zona Dataran Pantai Jakarta (Van Bemmelen, 1949) yang umumnya ditempati oleh endapan paparan dengan lingkungan pengendapan laut dangkal. Mandala Cekungan Bogor mencakup Zona Bogor, Zona Bandung dan Zona Pegunungan Selatan (Van Bemmelen, 1949) yang didominasi oleh endapan aliran gravitasi. Berdasarkan pembagian tersebut daerah penelitian termasuk Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat. Tatanan stratigrafi Pegunungan Selatan Jawa Barat yang menurut M.Koesmono, dkk (1996) dengan batuan penyusun dari tua ke muda sebagai berikut : 

Aluvial dan Endapan Pantai (Qha): lempung, lanau, pasir dan kerikil yang menempati lembah - lembah sungai utama di selatan setebal 5 meter. Pasir dan gumuk pasir ada di daerah pantai, kerakal di daerah muara sungai Cilayu dan endapan - endapan pantai yang kaya akan moluska terbentuk di daerah pantai baratdaya. Magnetit dari pasir pantai mempunyai kandungan rata - rata Fe 57% dan TiO2 16%.



Endapan Undak dan Danau (Qt): pasir berwarna kelabu dan coklat, tidak mampat, bersisipan lanau dan lempung berwarna kelabu gelap. Lapisan kerakal di bagian dasar cekungan Cijember mengandung sisipan sisa tanaman dan lapisan silang silur. Batuan sedimen silang silur dengan bongkah - bongkah yang mengandung pirit di kawah gunung Kendeng.



Batuan sedimen 

Formasi Koleberes (Tmk): batupasir tufa berlapis baik, kurang mampat dan tufa kristal dengan sisipan tufa, breksi tufa batuapung dan breksi bersusunan andesit. Batupasir berwarna kelabu kecoklatan, terdiri dari batuan andesit dengan sejumlah batuapung. Batupasir hitam terdapat di dekat gunung Gebeg dan di sebelah timur Citalahab. Bongkah - bongkah magnetit yang pejal terdapat di dua tempat dekat Koleberes. Sisa tumbuhan dan lapisan batubara setebal 1 meter terutama ditemukan di gunung Gebeg. Butir - butir damar ditemukan di sebelah timur Pagelaran, di lembah sungai Cilumut. Moluska, gastropoda, echinoida, koral dan foraminifera ditemukan terutama dilapisan - lapisan bagian atas dari satuan ini. Fauna moluska dari Cigugur meliputi 44,3% dari bentuk - bentuk Resen. Kumpulan fosil dari dekat lembah Cilumut terdiri dari Globigerina nephentes (TODD), Globigerinoides trilobus (REUSS), Globigerinoides immaturus LEROY, Globigerinoides obliquus BOLLI, Globigerinoides sacculifer (BRADY),Globigerinoides conglobatus (BRADY), Orbulina universa D'ORBIGNY, Hastigerina aeuquilateralis (BRADY), Pulleniatina primalis BANNER and BLOW, Globorotalia obesaBOLLI, Globorotalia menardii D'ORBIGNY, Globorotalia tumida (BRADY) menunjukkan umur Miosen Akhir sampai Pliosen. Sedangkan fosil dari dekat pasir Pari yang menunjukkan umur Miosen Akhir terdiri dari Globigerinoides extermus BOLLI & BERMUDEZ, Globigerinoides obliquus BOLLI, Globigerinoides immaturus LEROY, Globigerinoides trilobus (REUSS),Globoquadrina sp., Globoquadrina altispira (CUSHMAN & JARVIS), Globorotalia menardii(D'ORBIGNY), Pulleniatina primalis BANNER and BLOW, Sphaerodinella seminulina(SCHWARGER). Lingkungan pengendapan pada daerah laut terbuka dengan tebal 350 meter.



Formasi Bentang (Tmb): batupasir tufaan, kristal tufa, tufa batuapung dengan perselingan batulempung globigerina. Lapisan bagian atas terutama batulempung dan batulanau. Breksi batuapung mempunyai diameter fragmen 5 cm. Batupasir hitam

merupakan lapisan tipis yang terdapat di bagian selatan lembar peta. Struktur sedimen berupa perlapisan dan pembebanan. Moluska dan foraminifera kecil terdapat dibanyak tempat. Brachiopoda berumur Neogen ditemukan di sungai Cigoyeyeh anak sungai dari Cisadea 3 km barat - baratdaya Koleberes. Lapisan batubara setebal 20 cm tersingkap di utara Kadupandak. Lensa batugamping yang berpori dan lapisan berfosil terdapat pada kontak dengan formasi Koleberes. Fosil yang dikumpulkan sepanjang kali Ciburial sebagai berikut; Lepidocyclina gigantea (MARTIN),Cycloclypeus guembelianus (BRADY), Cycloclypeus (Katacycloclipeus) sp., Globigerina trilobus (REUSS), Globigerina bulloides, Orbulina universa D'ORBIGNY, Orbulina bilobata(D'ORBIGNY) dan menunjukkan umur Miosen Akhir dengan lingkungan pengendapan pada daerah laut dangkal sampai laut dalam terbuka. Tebal formasi ini 300 meter dan menindih selaras formasi Cimandiri. o Anggota Batugamping Formasi Bentang (Tmbl): batugamping melensa, berpori dan mengandung fosil foraminifera. Umur Miosen Akhir dengan lingkungan pengendapan pada daerah laut dangkal terbuka. o Anggota Kadupandak Formasi Bentang (Tmbk): batulempung, batulanau dan batulempung tufaan. Umumnya berwarna kelabu sampai hitam, secara setempat kehitam - hitaman bersisipan dengan tufa batuapung, lapili dan breksi andesit. Moluska, sisa tumbuhan dan lapisan tipis batubara muda terdapat di beberapa tempat. Tebal satuan sekitar 80 meter. Satuan tersingkap di sekitar desa Kadupandak. Umur diduga Miosen Akhir. 

Formasi Nyalindung (Tmn): Batupasir glaukonit bersifat gampingan, batulempung, napal, napal pasiran, konglomerat, breksi dan batugamping, napal tufaan. Mengandung moluska. Umur Miosen Akhir dengan lingkungan pengendapan pada daerah laut dangkal.



Formasi Cimandiri (Tmc): perselingan batulempung dan batulanau berwarna kelabu muda sampai menengah dan batupasir berwrna coklat kekuningan. Setempat bersifat gampingan, secara setempat meliputi endapan lahar yang tersusun dari tufa, breksi andesit dan breksi tufa.Globigerina, butir - butir damar yang lembut dan sisa tumbuhan terdapat jarang didalam sisipan batulanau atau batupasir mengandung glaukonit di lembah Cilanang. Umur formasi Miosen Tengah dengan lingkungan pengendapan pada daerah fluvial sampai peralihan. Struktur sedimen berupa lenticular dan flaser. Tebal formasi mencapai 400 meter.

o Anggota Sindangkerta Formasi Cimandiri (Tmcs): tufa batuapung berwarna kelabu kekuning - kuningan, batupasir tufa dan breksi tufa. Fragmen batuapung sebesar 2,5 cm biasa didapatkan. Tersingkap baik di desa Sindangkerta tepat di bagian utara lembar peta. Tebal kira - kira 200 sampai 500 meter. 

Formasi Bojonglopang (Tmbo): batugamping terumbu berupa perulangan lapisan batugamping pejal yang kaya akan moluska dan algae dengan batugamping berlapis yang tersusun dari hasil rombakan koral tersemen kuat. Dibagian bawah terdapat lapisan napal tufaan mengandung fosil foraminifera kecil, besar dan juga moluska. Kumpulan fosilLepidocyclina omphalus, Lepidocyclina verbeeki Newton dan Holland, Lepidocyclina sumatrensis (BRADY), Cycloclipeus (Katacycloclipeus) sp., Operculina sp., bersama dengan ganggang gampingan menunjukkan umur Miosen Tengah. Ketebalan kira - kira 50 meter dan setempat mencapai 400 meter. Formasi ini menjemari dengan formasi Cimandiri. Lingkungan pengendapan pada daerah laut dangkal.Formasi Rajamandala (Tomt): lempung, lempung napalan, napal globigerina, batupasir kuarsa dan konglomerat polimik, batubara, damar.



Batuan gunungapi 

Lava dan Lahar Gunung Patuha [Qv(p,l)]: lava dan lahar andesit piroksin yang pejal dan berongga dari gunung Patuha. Pelembaran atau pengkekaran melapis terdapat secara lokal di daerah danau Patenggang, fenokris plagioklas yang panjangnya 1 cm biasa terlihat. Breksi lahar biasanya termampat baik, tapi kurang terpilah. Komponen bergaris tengah antara beberapa cm sampai 3 meter, matriks tufa pasiran berwarna abu - abu.



Lahar dan Lava Gunung Kendeng [Qt(k,w)]; aliran lava berselingan dengan endapan lahar berupa breksi andesit dan breksi tufa. Komponen menyudut sampai sebesar 40 cm diamaternya.



Endapan-endapan Piroklastik yang tak Terpisahkan (QTv): breksi andesit, breksi tufa dan tufa lapili. Di sisi timur gunung Parang dijumpai batuan piroklastik yang melembar dan ignimbrit. Kayu tersilisifikasi dan yaspis terdapat dalam breksi tersebut.



Formasi Beser (Tmbe): terutama breksi andesit, breksi tufa, tufa kristal dan batulempung. Ukuran maksimal fragmen breksi lebih dari 1 meter. Matriks terdiri dari batupasir tufa dan tufa kristal pejal berwarna kelabu. Di Cukanggaleuh bagian dasar breksi itu dicirikan oleh adanya kandungan koral dan moluska. Batulempung berlapis

kurang baik, berwarna kelabu gelap, berupa lensa-lensa. Lingkungan pengendapan pada daerah darat sampai laut dangkal. Bagian bawah runtunan ini diduga menjemari dengan formasi Koleberes dan bagian atas formasi Bentang. Tebal kira-kira 750 meter. o Anggota Cikondang Formasi Beser (Tmbec): andesit piroksin berwarna kelabu menengah smapai gelap. Tersingkap baik di jurang curam dekat Cikondang di sudut baratlaut peta. Satuan disini diberi nama menurut kampung Cikondang. Pemineralan emas dan tembaga dalam batuan sekitar terdapat di dekat Cikondang. Bongkah-bongkah urat kuarsa tanpa pemineralan terdapat di dekat Ciayunan sebelah timur gunung Malang. o Anggota Batulempung Formasi Beser (Tmbel): batulempung berwarna kelabu gelap, berlapis kurang baik, sebagai lensa. Di Pasir Angin moluska melimpah sedangkan di Cisujen sebelah barat gunung Buleud ditemukan kepingan koral secara setempat. 

Formasi Jampang (Tomj): breksi andesit yang tersemenkan baik tersingkap di sepanjang lembah-lembah yang kena erosi dalam sekali di bagian tenggara lembar peta. Bagian dasar tidak tersingkap.



Batuan Terobosan Terdiri atas andesit piroksin dan andesit hornblende. Andesit hornblende sebagai tubuh-tubuh terobosan di formasi Bentang.

Gambar Stratigrafi Regional Pegunungan Selatan Jawa Barat menurut M.Koesmono, dkk(1996) : Stratigrafi daerah Penelitian

3. Endapan Piroklastik yang tak Terpisahkan

2. Formasi Koleberes

1. Formasi Bentang

3. Struktur Geologi Regional

Struktur geologi di daerah lembar berupa sesar, lipatan, kelurusan dan kekar yang dijumpai pada batuan berumur Oligo-Miosen sampai Kuarter. Sesar terdiri dari sesar geser yang umumnya berarah utara baratlaut-selatan tenggara dan juga timur-barat. Pola lipatan yang dijumpai berupa antiklin yang berarah baratdaya-timurlaut dan barat-timur dan sinklin yang berarah baratdaya-timurlaut serta fleksur yang berarah barat-timur. Kelurusan yang dijumpai diduga merupakan sesar berarah baratlaut-tenggara dan baratdaya-timurlaut umumnya melibatkan batuan berumur Kuarter. Kekar umumnya dijumpai dan berkembang baik pada batuan andesit yang berumur Oligo Miosen-Kuarter. Tektonika terjadi di daerah lembar menghasilkan dua pola struktur yang berbeda. Yang melibatkan batuan berumur Miosen Akhir menghasilkan suatu pengangkatan dan kemudian diikuti oleh terobosan batuan andesit berumur Pliosen terhadap pada formasi Bentang. Formasi Cimandiri terlipatkan dan membentuk suatu antiklin dan sinklin berarah sedangkan formasi Beser, Bentang dan Koleberes tersesarkan yang membentuk sesar normal dan sesar geser.

RENCANA PENELITIAN : TA1 : 3 TA2 : 3

PENELITI TERDAHULU : 1. Van Bemmelen (1949) 2. M. Koesmono, Kusnama dan N. Suwarna. (1996). 3. Sutikno Bronto, Achnan Koswara, Dan Kaspar Lumbanbatu (2006) LAMPIRAN : 1. Peta Topografi Daerah Penelitian. 2. Peta Geologi Regional Daerah Penelitian. 3. Peta Pola Pengaliran

1. Peta Topografi

2. Peta Geologi

Qtv

Tmb

Tmbl

Tmk

3. Peta Pola Pengaliran

Related Documents


More Documents from "fahrul alfisyahr"