PROPOSAL Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Perilaku SADARI Terhadap Deteksi Dini Akan Kanker Payudara Pada Remaja Putri Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Disusun Oleh : Alma Triana NIM 032016038
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG 2018/2019
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Depkes (2015), Kanker Payudara merupakan suatu sel yang mengalami kehilangan kendali dan mekanisme normalnya, sehingga menyebabkan pertumbuhannya tidak normal, cepat dan tak terkendali di daerah jaringan payudara. Penyebab utama kematian yaitu salah satunya adalah penyakit kanker.kanker payudara adalah salah satu penyakit kanker yang banyak menyerang wanita, kanker payudara sendiri yaitu merupakan suatu tumor ganas yang berkembang di jaringan payudara meliputi kelenjar susu, jaringan lemak dan jaringan ikat pada payudara. (Rukiyah, 2012) Menurut Mboi (2014) telah banyakditemukan penderita kanker payudara, yang tidak sedikitnya menyerang pada usia remaja putri sekitar 14 yang menderita tumor dipayudaranya, dimana tumor tersebut merupakan salah satu gejala awal yang berpotensi penyebabkan kanker bila tidak dideteksi secara awal. Menurut WHO (World Health Organization) sendiri, wanita yang berpotensi mengalami kanker payudara sekitar 8-9%, dan kaknker payudara sendiri adalah salah satu jenis kanker yang banyak ditemukan pada wanita. Lebih dari 250.000 kasus kanker payudara setiap tahunnya telah ditemukan di Eropa dan 175.000 kasus kurang lebih terjadi di Amerika Serikat. (Lumbal Goal, Briani, 2014) Dari data Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui bahwa kanker payudara di dunia merupakan penyakit kanker dengan presentase yang baru (setelah dikontrol dengan umur) tertinggi, sekitar 43,3%, dan
presentase
kematian
akibat
kanker
payudara
sekitar
12,9%.
(Infodatin,2015)globokan juga telah memperkirakan kasus kanker yang terjadi di Indonesia sebesar 134 per 100.000 penduduk.hasil dari Riskendes (2013) estimasi nya tidak jauh berbeda dengan hasil yang mendapatkan prevalensi
kanker di Indonesia sebesar 1,4 per 1000 penduduk atau sekita 330.000 orang, sedangkan di DKI Jakarta sendiri prevalensi kanker payudara di tahun 2013 sebesar 1,9 per 1000 penduduk. (Kemenkes, 2015) Penderita
kanker
di
Indonesia
terus
bertambah
seiring
dengan
perkembangan zaman.awal mulanya kanker payudara menyarang wanita dengan kisaran usia lebih dari 30 tahun, akan tetapi kini usia penderita menjadi lebih muda, bahkan remaja. (Fres,2015) Kanker payudara pada umumnya terjadi pada wanita, akan tetapi bisa terpadi pada pria juga, perbandingannya yaitu sekitar 1:100, yang artinya dimana setiap 100 wanita menderita kanker payudara terdapat 1 laki-laki yang menderita penyakit yang sama. (Yuliani, 2000) Penderita kanker payudara di Indonesia menjadi lebih besar sekitar 70%, karena penderita datang ke dokter dengan stadium yang sudah lanjut. Banyak cara yang data dilakukan untuk mencegahnya yaitu dengan pemeriksaan awal atau deteksi dini. (Putra,2015). Tujuan utama dari deteksi dini pada kanker payudara adalah, untukmenemukan kanker dengan stadium yang masih dini (level 1), sehingga pengobatannya akan lebih baik sekitar 75-85% keganansan kanker payudara telah ditemukan pada saat pemeriksaan payudara sendiri. (Putra, 2015) Sesuai
dengan
bertambahnya
usia,
penderita
kanker
payudara
meningkat.(Luwis, 20103) Akan tetapi, usia muda juga bukan jaminan aman dari kanker payudara (Yayasan Kanker Indonesia, 2008). Tingginya angka kejadian kanker payudara mengakibatkan tidak sedikit pula penderita kanker payudara yang berujung pada kematian (Saryono, 2009). Jika saja tanda dan gejala kanker payudara dapat ditemukan sedini mungkin maka tingkat kesembuhan akan semakin tinggi. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk deteksi dini kanker payudara ini adalah dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) (Melda S, 2008). Faktanya, lebih banyak kanker payudara stadium dini dapat dideteksi dengan cara SADARI (Erniyati, 2006). Upaya remaja putri dalam pencegahan kanker payudara secara dini ini dipengaruhi oleh pengetahuan remaja putri mengenai cara melakukan
SADARI (Lily, 2008). Menurut Lawrence Green, pengetahuan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku individu (Notoatmodjo, 2003). Oleh karena itu, bagaimana pengetahuan remaja putri tentang cara melakukan SADARI juga akan terkait dengan kebiasaan remaja putri dalam melakukan SADARI. Pemeriksaan payudara secara rutin sangat diperlukan untuk mendeteksi kanker payudara atau tumor sedini mungkin. Seringkali penderita mengetahui dirinya terkena kanker payudara sesudah stadium lanjut sehingga sulit untuk disembuhkan. Lebih dini kanker ditemukan dan mendapatkan penanganan yang tepat, akan memberikan kesembuhan dan harapan hidup yang lebih besar. Sadari merupakan cara sederhana untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada payudara. Sadari harus dilakukan setiap bulan oleh perempuan setelah berumur 20 tahun. Meskipun sadari merupakan suatu tehnik penyaringan yang sederhana, dan tidak mahal, tetapi sadari sangat efektif untuk mengetahui adanya kanker secara dini, tidak berbahaya, aman dan tidak menimbulkan nyeri. Kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada perempuan yang melakukan pemeriksaan sadari dibandingkan yang tidak sadari (Ariani, 2015). Sadari juga perlu dilakukan pada perempuan dengan usia 15-20an, ini berarti tidak ada kata terlalu dini untuk memulai memberikan pendidikan SADARI secara rutin (7-10 hari setelah haid) setiap bulan, dengan melakukan SADARI akan menurunkan tingkat kematian akibat kanker payudara sampai 20%, tapi wanita yang melakukan SADARI masih rendah 25%-30% (Etwiory, 2014). Salah satu kelompok yang telah mencapai usia tersebut adalah mahasiswi. Pada saat itu seorang mahasiswi memasuki tahap perkembangan remaja akhir (adolescence) (Sarwono, 2004). Mahasiswi yang menempuh pendidikan dalam bidang kesehatan pada umumnya telah memperoleh pengetahuan tentang SADARI sehingga akan cenderung membentuk sikap positif yang tercermin dalam perilakunya. Karena adanya pengetahuan tersebut merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2014).
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
diatas,
dapat
disimpulkan
rumusan
masalah,yaitu : 1. Apakah ada hubungan antara pengetahuan tentang perilaku SADARI (Pemeriksaan Pyudara Sendiri) terhadap deteksi dini akan kanker payudara pada remaja putri ? 2. Bagaimana pengetahuan dapat berpengaruh terhadap deteksi dini kanker payudara ? 1.3 Batasan Masalah Pengetahuan Tentang Perilaku SADARI Terhadap Deteksi Dini Akan Kanker Payudara 1.4 Tujuan Penelitian 1. Peneliatian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara pengetahuan tentang perilaku SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) terhadap deteksi dini akan kanker payudara pada remaja putri 2. Mengetahui apakah pengetahuan dapat berpengaruh terhadap deteksi dini kanker payudara 1.5 Manfaat Penelitian Hasil peneliatian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Manfaat Teoritis Memberikan kontribusi untuk psikologi kesehatan, yaitu hubungan antara pengetahuan tentang perilaku SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) terhadap deteksi dini akan kanker payudara pada remaja putri 2. Manfaat Praktis Memberikan masukan kepada remaja putri mengenai factor-faktor yang berhubungan antara pengetahuan tentang perilaku SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) terhadap deteksi dini akan kanker payudara pada remaja putri