1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Manusia mengawali komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui bahasa tangis. Melalui bahasa tersebut seorang bayi mengkomunikasikan segala kebutuhan dan keinginannya. Selajan dengan perkembangannya. Selajan dengan perkembangn kemampuan serta kematangan jasmani terutama yang berkaitan dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang yang ada disekitar lingkungannya, kemudian berkembang dengan orang yang baru dikenalinya diluar lingkungan tempat tinggalnya (Sumantri dan Nana, 2007). Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacamn inilah terjadi interaksi. Dengan demikian, kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi atau komuniskasi, baik interaksi dengan alam lingkungan, interaksi dengan sesamanya maupun tidak di sengaja. Komuikasi mempunyai peranan yang cukup pentin dalam kehidupan seharihari, sebab seseorang tidak mungkin dapat memahami dan mengatahui keinginan atau kemampuan orang lain tanpa menggunakan alat komunikasi berupa bahasa yang telah disepakati bersama oleh karena itu, untuk memudahkan dalam berkomunikasih dengan orang lain dibutuhkan pemahaman dari kedua pihak, yaitu dari pemberi pesan dan penerima pesan. Sehinggah pada setiap sekolah perlu adanya pembelajaran dibidang bahasa, khususnya bahasa indonesia karena
2
bahasa indonesia merupakan alat komunikasih resmi yang di gunakan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam tatan kehidupan bernegara. Perkembangan era dan kehidupan masyarakat tidak terlepas dari adanya bahasa untuk berkomunikasih antara sesama manusia, dengan adanya sesuatu alat komunikasih seseorang dapat dengan mudah bernteraksi dan bersosialisasi dengan orang lsin, dengan kata lain bahasa memiliki banyaj kegunaan seperti memberitahukan,
memberikan
penjelasan,
menjawab,
memberikn
alasan
memberikan pendapat, menanyakan dan mengepresikan perasaan-perasaan internal seseorang. Bahasa mempunyai dua bentuk, yaitu bentuk bahasa lisan dan bentuk tulisan. Bentuk bahasa lisan terdiri atas dua kemampuan, yakni kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan. Bentuk bahasa lisan mempunyai dua kemampuan, yakni kemampuan menulis dan membaca (Kalsum 2010). Ruang lingkup mata pelajaran bahasa indonesia mencangkup komponen kemampuan berbahasa dan sastra yang meliputi aspek menulis, membaca, berbicara dan mendengarkan(Depdiknas 2008). Oleh sebab itu,
untuk
meningkatkankemampuan-kemampuan yang di harapkan dapat dipenuhi oleh setiap siswa. Namun dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada aspek keterampilan menulis adalah dengan melatih keterampilan dalam bertanya. Namun, pada kenyataannya masih ditemukan siswa yang belum memiliki keterampilan dalam bertanya. Sehinggah hasil belajar siswa tidak mencapai ketuntasan minimal yang diharapkan.
3
Berdasarkan masalah yang diperoleh di lapangan masih ada diantara siswa belum mampu mengguakan kalimat tanya dengan menggunakan kata tanya apa, siapa, kenapa, kapan, mengapa, bagaimana. Oleh kerana itu, untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat kalimat tanya di perlukan tindakan kelas yang tepat. Selanjutnya, perlu dikemukakan alasan lain yang mendukung mengapa kemampuan siswa tersebut perlu ditingkatkan karena pada saat proses belajar mengajar masih ada siswa tidak memahami bentuk atau maksud pertanyaan dan menggunakannya belum sesuai fungsi kata tanya tersebut. Bentuk kata tanya dalam bahasa indonesia yang harus diketahui oleh siswa kelas III SD Inpres 1 Paranggi yaitu : apa, siapa, kapan, dimana, mengapa dan bagaimana. Bentuk kata tanya tersebut apabila dimasukan dalam konteks kalimat masih ada siswa yang belum mampu membuat dan menggunakan bail secara lisan dan tulisan. Penelitian ini akan dilakukan pada kelas III SD Inpres 1 Paranggi karena beberapa alasan, termasuk alasan yang telah dikemukakan di atas. Selanjutnya alasan lain yang dikemukakan antara lain selama penulis bertugas pada sekolah tersebut masih menjumpai berbagai hambatan di antaranya siswa masih sulit untuk memahami materi yang di berikan oleh guru. Misalnya, siswa diberikan kesempatan untuk bertanya namun tidak ada yang mengajukan pertanyaan, selain itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mengapa masih ada siswa yang belum memahami dan belum mampu membuat kalimat tanya. Sehinggah perlu di adakan tindakan kelas untuk jawaban masalah tersebut dengan penerapan metode latihan.
4
Berikut merupakan data hasil belajar siswa kelas III SD Inpres 1 Paranggi pada mata pelajaran bahasa indonesia : Tahun ajaran 2015/2016 nilai hasil belajar siswa (rata-rata kelas) mencapai 7,13 dari 20 orang siswa hanya 9 orang yang memperoleh nilai di atas rata-rata, sedangkan yang memperoleh nilai di bawa KKM (70) adalah 11 orang dari 20 siswa. Tahun ajaran 2017/2018 nilai rata-rata kelas mencapai 7,17. Namun banyak siswa yang memperoleh nilai di atas ratarata hanya 11 orang dari 23 siswa. Sedangkan yang memperoleh nilai di bawah KKM (70) adalah 12 orang siswa. Berdasarkan beberapa masalah yang dilapangkan, penulis menggangkat kudul penelitian tindakan kelas, yaitu “Peningkatan Kemampuan Menggunakan Kalimat Tanya pada Siswa Kelas III SD Inpres 1 Paranggi melalui Metode Latihan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah : apakah siswa kelas III SD Inpres 1 Paranggi dalam menggunakan kalimat tanya dapat ditingkatkan melalui metode latihan. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang penerapan metode latihan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas III SD Inpres 1 Paranggi dalam menggunakan Kalimat Tanya.
5
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu : 1. Bagi Guru Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, dapat memberikan motivasi kepada guru untuk lebih meningkatkan kemampuannya dalam mencari dan menemukan teknik-teknik mengajar yang efektif dan bervaiasi sehingga segala permasalahan yang dihadapi siswa dapat dipecahkan terutama yang berkaitan dengan kalimat tanya. 2. Bagi Siswa Siswa lebih termotivasu menghubungkan antara pengatahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memberikan solusi mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam kegiatan belajar. 3. Bagi Sekolah Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi sekolah khususnya SD Inpres 1 Paranggi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam hal ini penggunaan kalimat tanya.
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penelitian yang Relevan 1) Nina kalsum (2010), Judul Penelitian “Peningkatan Kemampuan Menggunakan Kalimat Tanya melalui Metode Latihan pada Siswa Kelas III SDN Inpres 2 kamonji”. Menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis pembelajaran terlihat bahwa metode ini dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan kalimat tanya dimana ditunjuk lebih dari 80% dari siswanya mampu membuat kalimat tanya, dan dari data observasi terhadap gurunya juga terlihat bahwa pengelolaan kelas menjadi jauh lebih baik. Selain itu yang paling penting adalah pencapaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran setelah melewati 2 siklus meningkat sehingga rata-rata kelas menjadi 95% dari rata-rata kelas 7,75 % sebelumnya. 2) Dasni Babao (2011), Judul Penelitan “Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas III SD Inpes Tanamodindi Membaca Nyaring malui Metode Latihan “Telah meningkatkan, hal ini ditunjukan oleh siswa I dalam siklus didalam katagori baik, dan berdasarkan hasil tes pada siklus I diperoleh siswa yang tuntas secara individu 20 orang dari 46 orang siswa yang tutas secara individu dan pada siklus II telah meningkat sebanyak 38 dari 46 orang siswa. Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I yaitu 6,15 dengan
7
pesentase 62,21% dan pada siklus II meningkat menjadi 62,45 dengan presentase ketuntasan 82,60%. Hal tersebut dapat dikemukakan bahwa dikemukakan bahwa berdasarkan hasil tes menunjukan bahwa dengan metode latihan dapat meningkatkan kemampuan siswa membaca nyaring. Relevan penelitian ini terletak pada variabel kemampuan siswa menggunakan kalimat tanya, dimana melalui metode latihan dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan kalimat tanya, sehinggah dapat dikatakan bahwa melalui metode latihan berperan dalam meningkatkan kemampuan siswa menggunakan kalimat tanya. 2.1.2 Pengertian Kalimat Bahasa kalimat dapat di sampaikan dalam dua bentuk, yaitu bentuk bahasa lisan dan bentuk bahasa tulisan. Bentuk bahasa lisan berhubungan dengan kemampuan berbicara dan kemampuan mendengar, sedangkan bentuk masingmasing orang atau siswa, Menurut Blomfiels (dalam parera, 1988 : 6) menggiurkan “kalimat adalah suatu bentuk maksimal dalam beberapa ucapan”. Pendapat tersebut sejalan dengan pernyataan Muslich (1990 : 115) yang menyatakan bahwa “kalimat adalah bagian terkecil dari ucapan atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan” Pengertian kalimat menurut Chaer (2000 : 327), “kalimat adalah suatu bahasa yang berisi suatu pikiran atau kalimat yang lengkap”. Lengkap berarti didalam suatu bahasa, yang disebutkan kalimat itu terdiri dari :
8
1) Unsur atau bagian yang menjadi pokok pembicaraan, yang biasa disebut Subjek (S). 2) Unsur atau bagian yang menjadi “komentar” tentang subjek, yang biasa disebut predikiat (P) 3) Unsur atau bagian yang merupakan pelengkap dari predikat, yang biasa disebut Objek (O) 4) Unsur atau bagian yang merupakan “penjelasan”, yang biasa disebut keterangan (K) Selanjutnya, menurut Iryanto (2004 : 125) “kalimat adala rangkaian kata yang mengutarakan suatu pikiran dan perasaan. Kalimat adalah suatu bahasa atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap 2.1.3 Kalimat Tanya Kalimat tanya sering sekali digunakan pada setiap unsur kehidupan manusia dari pendidikan, unsur bisnis bahkan unsur kehidupan sehari-hari. Pada kalimat tanya kita mengenal yang dinamakan 5W+1H, yang dimaksud dengan 5W+1H adalah : 1) What (Apa), digunakan untuk menanyakan benda atau hal 2) Who (Siapa), digunakan untuk menanyakan orang 3) When (Kapan), di gunakan untuk menanyakan waktu 4) Why (Mengapa), digunakan untuk menanyakan alasan 5) Where (Dimana), digunakan untuk menanyakan tempat
9
6) How (Bagaimana), digunakan untuk menanyakan cara, kondisi/kualitas, kabar/keadaan seseoran. Kalimat
tanya
adalah
kalimat
yang
disampaikan
dengan
maksud
mendapatkan jawaban berupa informasi, penjelasan atau pernyataan. Jawab atas kalimat tanya dan dapat berbentuk kalimat pendek atau panjang. Kalimat tanya berfungsi untuk meminta jawaban beru[a penjelasan, untuk menggali informasi, untuk klarifikasi atau konfirmasi (Yuniarsih, S. 2013) Suhendar (1997:277) mengemukakan “kalimat tanya adalah kalimat yang mengandung suatu permintaan agar kita diberikan jawaban terhadap sesuatu yang tidak kita ketahui. Chaer (2000:350) mengemukakan, yang di maksud kalimat tanya adalah kalimat yang isinya mengharapkan reaksi atau jawaban berupa pengakuan, keterangan, alasan atau pendapat dari pihak pendengar atau pembaca. Hal tersebut sejalan dengan batasan yang dikemukakan oleh Moeliono (1997 : 288). Bahwa “kalimat tanya yng biasa dinamakan kalimat intogratif adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang. Jika ingin mengetahui jawaban terhadap suatu masalah atau keadaan, maka dapat dinyatakan dengan memakai kalimat tanya”. Menurut Asmanzair (2013) kalimat tanya dicirikan oleh empat hal, yaitu sebagai berikut : 1) Penggunaan kata tanya : apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, bagaimana Contoh :
10
-
Bagaimana kondisi pengungsi korban gempa saat ini ?
-
Apa anda sudah berpengalaman dibidang mesin ?
2) Penggunaan kata bukan atau tidak Contoh : -
Ini hasil ulanganmu, bukan?
-
Tidakah dia aneh dengan sikapmu?
3) Penggunaan partikel-kah pada predikat kalimat yang diubah susunannya Subjek-Predikat, Predikat-Subjek Contoh : -
Ia lulus tahun ini
-
Luluskah ia tahun ini?
4) Penggunaan intonasi naik pada suku kata akhir Contoh : -
Ayahnya terlibat perampokan
-
Ayahnya terlibat perampokan?
2.1.4 Bentuk Kalimat Tanya Maryuni, S. (2012:4) mengemukakan bahwa “kalimat tanya ada tiga bentuk yaitu kalimat yang menggunakan kata tanya, kata tanya yang di maksud adalah kata tanya apa, siapa. kapan, dimana, mengapa, bagaimana. Kalimat tanya yang tidak menggunakan kata tanya melainkan hanya memberi intonasi tanya pada kalimat tersebut dan kalimat tanya yang tidak membutuhkan jawaban (kalimat
11
retoris). Kalimat tanya retorik cenderung bersifat pernyataan hanya untuk mencari perhatian atau bermaksud memberi semangat, gugahan atau kritik. Asmanzair (2013) membagi jenis kalimat tanya menjadi empat bagian sebagai berikut : 1) Kalimat tanya Klarafikasi dan konfirmasi Yang dimaksud dengan kalimat klarafikasi (penegasan) dan kalimat tanya konfirmasi (penjernihan) ialah kalimat tanya yang di sampaikan kepada orang lain untuk menggukuhkan dan memperjelas persoalan yang sebelumnya telah diketahui oleh penanya. Kalimat tanya ini tidak perlu penjelasan,
tapi
hanya
membutuhkan
jawaban
pembenaran
atau
sebaliknya. Dalam bentuk ucapan ya atau tidak dan benar atau tidak benar. Contoh kalimat tanya klarifikasi : -
Apakah benarbarang-barang ini milik anda?
-
Benarkah akan terjadi gempa di palu, Pak?
Contoh kalimat tanya konfimasi : -
Apakah ini kunci mobil saudara?
-
Apakah hari itu anda pergi bersamanya?
2) Kalimat tanya retoris : Kalimat tanya retoris adalah kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban atau tanggapan langsung. Kalimat tanya retoris digunakan
dalam
pidato,
khotba
atau
orasi.
Pernyataan
biasanya retoris
12
dikemukakan dengan bermacam-macam maksud sesuai dengan pokok pembicaraan. Pernyataan yang retoris bertujuan untuk memberikan semangat,
mengungah
hati,
memotivasi,
memberikesadaran
dan
sebagainya terhadap audiens atau pendengar. Contoh kalimat tanya : -
Apakah kita tega membiarkan mereka kelaparan+
-
Apakah nasib kita berubah tanpa ada usaha
3) Kalimat tanya tersamar Kalimat tanya maksudnya adalah kalimat tanya yang mengacu pada berbagai maksud. Dengan kalimat tanya tersamar, penanya dapat menyampaikan berbagai tujuan seperti memohon, meminta, menyindir, membiarkan, mengajak, menegaskan, menyetujui, melarang, menyuruh dan lain sebagainya. Cntoh kalimat tanya tersamar 1. Tujuan meminta -
Bolehkah saya tau siapa namamu ?
2. Tujuan mengajar -
Dapatkah kamu menemaniku kepesta itu nanti malam?
3. Tujuan memohon -
Bersediakah kamu meminjamkan motormu kepedaku?
4. Tujun menyuruh -
Bagaimana kalau kamu berangkat ke sekolah sekarang?
5. Tujuan merayu
13
-
Kapan saya bisa mengajak kamu jalan-jalan?
4) Kalimat tanya biasa Kalimat tanya disebut juga kalimat tanya menggali informasi. Kalimat menggali informasi biasa menggunakan kata tanya. Kata tanya yang dipergunakan, dirumuskan dengan 5W+1H, yaitu : what (apa), where (dimana), who (siapa), when (kapan), why (mengapa) dan how (bagaimana). Contoh penggunaan didalam kalimat : -
Apa yang menyebabkan terjadikan kebakaran itu?
-
Dari mana asal api?
-
Siapa yang pertama kali melihat kejadian itu?
-
Kapan tepat tepatnya kejadia itu terjadi?
-
Mengapa pemadam kebakaran terlambat datang?
-
Bagaimana upaya warga menyalamatkan barang-barangnya dari kebakaran itu?
Chaer (2000:350) mengemukakan bahwa dilihat dari reaksi jawaban yang diharapkan, kalimat tanya dibedakan sebagai berikut : 1) Kalimat tanya yang meminta pengakuan atau jawaban Ya – tidak, atau ya – bukan 2) Kalimat tanya yang meminta keterangan mengenai salah satu unsur kalimat. 3) Kalimat tanya yang meminta alasan.
14
4) Kalimat tanya yang meminta pendapat atau buah pikiran orang lain 5) Kalimat tanya yang menyuguhkan a. Kalimat tanya yang meminta jawaban dalam bentuk pengakuan ya – tidak, atau ya – bukan dapat di bentuk dengan cara : 1) Memberikan intonasi tanya pada sebuah klausa. Dalam bentuk bahasa tulisaan intonasi diganti dengan tanda tanya jenis ini dapat dibuat dalam bentuk singkat, tetapi dapat pula dibuat dalam bentuk lengkap. Contoh : ibu kamu seorang guru? Apakah ibumu seorang guru? 2) Dengan memberikan partikel tanya-kah pada bagian atau unsur yang ingin ditanyakan. Dalam hal ini bagian kalimat yang diberi partikel-kah itu lazim ditempatkan pada awal kalimat Contoh : benarkah dia akan datang b. Kalimat tanya yang meminta jawaban berupa keterangan mengenai salah satu unsur kalimat dibentuk dengan bantuan kata tanya siapa, apa, mana, berapa dan kapan. Dan dapat pula disertai dengan partikel tanya-kah. Kata tanya ini diletakan pada bagian tempat kalimat yang akan ditanyakan, tetapi biasanya susunan kalimat itu diubah dengan menempatkan kata tanya tersebut menjadi terletak pada kalimat, misalnya : Klausa : - Nama anak itu ali Kalimat : -Nama anak itu siapa? Tanya : - Siapa nama anak itu?
15
Untuk menanyakan orang atau di orangkan digunakan kata tanya siapa, dan lazimnya diletakan pada awal kalimat. Kalau kata tanya siapa ini ditempatkan pada awal kalimat, maka dapat diberika atau disertai partikel-kah, tetapi kalau di tempatkan pada akhir kalimat tidak dapat di beri partikel-kah. Contoh : Siapakah orang yang duduk disana itu? Ayah pergi kekantor bersama siapa? Untuk menanyakanbenda bukan orang atau yang diorangkan digunakan kata tanya siapa, dan lazimnya diletakkan pada awal kalimat. Kalau kata tanya siapa ini di tempatkan pada awal kalimat, maka dapat diberi atau disertai partikel-kah, tetapi kalau ditempatkan pada akhir kalmat tidak dapat diberi partikel-kah. Contoh : Apakah isi lemari itu? Kamu membuka pintu itu menggunakan apa? Untuk menanyakan keberadaan atau tempat suatu benda atau orang harus digunakan kata tanya mana untuk menanyakan tempat keberadaan dengan lebih pasti, didepan kata mana perlu ditempatkan kata depan DI, KE, atau DARI . Kalau kata tanya mana ini diletakan pada awal kalimat boleh diberi partikel-kah, boleh juga tidak (tetapi lazimnya tidak), kalau di letakkan pada akhir kalimat tidk dapat diberi partikel-kah. Contoh : Mana buku itu? Dimana buku itu?
16
Ayah akan pergi kemana? Dari mana uang ini kau dapat? Untuk menanyakan jumlah uang atau banyaknya suatu benda harus digunakan kata tanya berapa yang bisanya ditempatkan pada awal kalimat. Jika ingin disertai dengan partikel-kah, maka partikel-kah itu harus diletakan dibelakang kata bantu bilangan atau dibelakang nama suatu benda tersebut. Contoh : berapa harga buku itu? Berapa meterkah luas lapangan bola kaki? Untuk menanyakan waktu harus digunakan kata tanya kapan bila yang biasa diletakkan pada awal kalimat. Dalam hal ini dapat juga disertai dengan partikelkah, tetapi bila kata tanya tersebut diletakkan pada akhir kalimat, maka partikelkah tidak perlu digunkan. Menggunakan kata tanya kapan untuk menanyakan permulaan suatu peristiwa harus digunakan kata tanya sejak kapan, dan untuk menanyakan batas akhir terjadinya suatu peristiwa harus digunakan kata tanya siapa sampai kapan, serta untuk mendapatkan jawaban yang pasti, harus disebutksn nsms waktu yang ditanyakan. Contoh : Kapan kakaknu akan datang? Sejak kapan anda memakai kaca mata? Sampai kapan anda akan tetap sendiri?
17
Sejak hari apa dia memulai tidak hadir? c. Kalimat tanya meminta alasan dibentuk dengan bantuan kata tanya mengapa atau kenapa yang biasanya diletakkan pada awal kalimat dan boleh pulah diberi partikel-kah kalau kata tanya mengapa atau kenapa diletakkan pada akhir kalimat, maka pertikel-kah tidak dapat di gunakan. Contoh : Mengapa kamu sering terlambat? Kenapa anak itu bisa sampai menangis? d. Kalimat tanya yang menanyakan proses atau menanyakan pendapat dibentuk dengan kata tanya bagaimana, yang biasaya diletakkan pada awal kalimat dan dapat pula diberi partikel-kah. Tetapi kata tanya bagaimana ini diletakan pada akhirnya, maka partikel-kah itu tidak dapat digunakan. Contoh : bagaimanakah cara mengangkut baru besar ini? Kalau sekarang dia berbohong lagi, bagaimana? e. Kalimat tanya yang menyunguhkn mengharapkan jawaban untuk menguatkan yang ditanyakan. Oleh karena itu, jawaban yang diharapkan adalah “ya” atau “betul” meskipun secara eksplisit kata “ya’ atau “betul” itu tidak diucapkan. Kalimat tanya dibentuk dari sebuah pernyataan diikuti dengan kata “bukan” dan disertai dengan intonasi tanya. Contoh : Anda berasal dari palu, bukan? Dia orang kaya, bukan? Selain untuk meminta jawaban kalimat tanya ini dapat digunakan untuk keperluan lain, misalnya :
18
1) Untuk menegaskan. Disini diandaikan orang yang ditanya suda mengetahui jawabannya sehinggah dia tidak perlu menjawab lagi. Misalnya : benarkah kalian adalah para pendaki gunung? 2) Untuk menyuruh atau memerintah secara halus. Misalnya : dapatkah anda menunjukan kartu identitas anda? 3) Untuk megejek. Misalnya seseorang ayah bertanya kepada anaknya yang jatuh dari pohon, padahal sebelum itu sudah berkali-kali sang ayah bukannya bertanya melainkan mengejek. Contoh : Enak ya jatuh? O, kamu jatuh?
2.1.5 Metode Latihan Metode latihan adalah suatu metode yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Penerapan metode ini dilakukan dengan cara memberikan tugas yang berhubungan dengan materi pelajaran, baik dalam bentuk evaluasi bentuk lisan maupun evaluasi tulisan pada saat proses pembelajaran berlangsung atau di akhiri pelajaran. Menurut syaiful sagala (2009) adalm Yhuto (2013) metode drill adalah metode latihan, atau metode training yang merupakan suatu cara mengajara yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan 2.1.5.1 Langkah-langkah Metode latihan
19
Sebelum melaksanakan metode latihan, guru harus mempertimbangkan tentang sejauh mana kesiapan guru, siswa dan pendukung lainnya yang terlibat dalam metode ini. 1) Tahap persiapan Pada tahan ini ada beberapa tahap yang dilakukan antara lain : a. Rumusan tujuan yang harus dicapai oleh siswa b. Tentukan dengan jelas keterampilan secara spesifik dan berurutan c. Tentukan rangkaian gerakan atau lagkah yang harus dikerjakan untuk menghindari kesalahan. d. Lakukan kegiatan pralatihan sebelum menerapkan metode ini secara penuh. 2) Tahap pelaksanaan a. Langkah pembukaan Dalam langkah pembukaan, beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh guru diantaranya mengemukakan tujuan yang harus dicapai, bentukbentuk latihan yang akan dilakukan. b. Langkah pelaksanaan Memulai latihan dengan hal-hal sederhana dulu, meniptakan suasana yang menyenangkan, yakin bahwa semua siswa tertarik untuk ikut, berikan kesempatan kepada siswa untuk terus berlatih. c. Langkah mengahiri
20
Apabila latihan sudah selesai, maka gur harus memberikan motivasi untuk siswa terus melakukan latihan yang diberikan dapat semakin melekat, terampil dan terbiasa. 2.1.5.2 Kelebihan Metode Latihan Metode pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam menguasia materi yang diberikan. Mrnggunakan materi latihan berarti sudah melibatkan siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar. Adapun kelebihan metode latihan adalah sebagai berikut : 1) Membuat peserta didik aktif belajar 2) Merangsang siswa belajar lebih baik didalam sekolah maupun pada saat jauh dari guru maksudnya baik didalam sekolah maupun diluar sekolah. 3) Mengembangkan kemandirian siswa 4) Mengembangkan kreatifitas siswa 2.1.5.3 Kelemahan Metode Latihan Setiap metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kelemahan. Namun untuk mengatasi berbagai kelemahan atau atau kekurangan perlu dilakukan perbaikan dan pembenahan dalam setiap tindakan. Dengan adanya perbaikan tersebut diharapkan setiap kelemahan yang ditimbulkan dapat diminimalisir. Adapun yang menjadi kelemahan metode latihan dan pelu diketahui peneliti adalah :
21
1) Sulit mengontrol siswa apakah hasil yang diperoleh merupakan proses belajar mandiri atau dikerjakan orang lain. 2) Latihan yang baanyak dapat membuat beban dan keluhan siswa Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan diatas, dalam proseUntuk mengatasi kelemahan-kelemahan diatas, dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mampu menciptakan suasana yang menyenangkan selama proses belajar mengajar berlagsung sehinggah pembelajaran dapat terlaksana secara efektif 2.2 Kerangka Pemikiran
Kegiatan awal/ pra tindakan
Gurkuu mengenalkan kkjgjyfkalimat tGggjhuguanya dan aturan penggunaanya
Refleksi/hasil belajar siswa rendah
Hasil belajar siswa meningkatkan tapi belum tuntas
Guru menjelaskan penggunaan kalimat tanya dengan metode latihan
Guru melakukan tindakan sikluas I
Guru melakukan tindakan siklus II
Guru menjelaskan penggunaan kalimat tanya dengan metode latihan
Kondisi akhir hasil belajar siswa meningkatkan dan tuntas
Gambar 2.1 Bagan Alur Kerangka Pemikiran
22
Dari gambar tersebut dapat dipaparkan kerangka berpikir penulis tentang masalah yang di teliti. Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan siswa membuat kalimat tanya dikelas III SD Inpres 1 paranggi, yang disebabkan oleh penggunaan metode dan media yang kurang tepat dalam pembelajaran. Sebelum menggunakan tindakan, penelitian akan memberikan tes awal dengan tujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi pengetahuan dasar siswa tentang materi serta menentukan tindakan, oleh karena itu dilakukan tindakan awal berupa pengenalan kalimat tanya dan penggunaannya, kemudian melakukan refleksi dan hasil yang didalam kegiatan tes awal, bila hasil belajar siswa rendah peneliti melakukan tindakan siklus dengan menggunakan kalimat tanya dengan menggunakan metode latihan. Jika hasil belajar siswa meningkat namun belum mencapai ketuntasan klasikal 80% maka penelitian melanjutkan tindakan siklus II dengan materi dan metode yang sama yaitu membuat kalimat tanya dengan penggunaan kalimat tanya
yang tepat dengan menggunakan metode latihan.
Dengan dilaksanakan siklus II dan dengan penggunaan metode latihan secara berluang-ulang diharapkan hasil belajar siswa lebih meningkat dan mencapai kriteria ketuntasan klasikal dan 80% dengan begitu penelitian tidak dilanjutkan kesiklus berikutnya karena telah mencapai ketuntasan minimal.
23
2.3 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka teortik diatas, hipotesis penelitian ini adalah dengan menggunakan metode latihan kemampuan siswa kelas III SD Inpres 1 Paranggi dalam menggunakan kalimat tanya dapat ditingkatkan.
24
BAB III METODE PELATIAN 3.1 Desain atau Rancangan Penelitian Desain atau model penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. penelitian tindakan kelas adalah suatu rancangan penelitian yang dirancangkan khusus untuk meningkatkan kualitas praktek pembelajaran di kelas. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu jenis penelitian yang dilakukan di dalam kelas melalui proses belajar mengajar oleh para peneliti dengan tujuan untuk memperbaiki mutu pendidikan. Penelitian ini dilaksanakan dalam siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap yang mengacu pada model kemmis dan MC Taggart dalam Ferdinan M. Pasangka (2009 : 15) yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Kemmis menggambarkan tahap-tahap tersebut dalam siklus sebagai berikut : (Depniknas, 005 : 19)
Gambar 3.1 diagram penelitian dan model kemmis dan Mc. Taggart
25
3.1.1Faktor yang akan diteliti Ada beberapa faktor yang akan diselidiki dalam penelitian tindakan kelas antara lain : 1) Faktor siswa : Bagaimana kemampuan siswa kelas III SD Labean membuat kalimat tanya melalui metode latihan. Faktor siswa penting untuk diselidiki dalam penelitian tindakan kelas ini karena siswalah yang menjadi subjek penelitian yang mutlak diketahui sejauh mana kemampuan mereka dalam menulis khususnya kalimat tanya. 2) Faktor guru : Bagaimana cara guru merencanakan pembelajaran serta bagaimana penerapan metode latihan dalam upaya dalam meningkatkan kemampuan siswa membuat kalimat tanya.
3.1.2 Rencana Tindakan Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dilakukan dalam beberapa Siklus. Jika, siklus pertama dilakukan evaluasi untuk mengatahui tingkat kemampuan siswa dalam menggunakan kalimat tanya belum mencapai target, akan dilanjutjan pada siklus selanjutnya sampai target yang diinginkan tercapai. Adapun pelaksanaan rencana penelitian yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan (4) refleksi.
26
3.1.2.1 Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan merupakan langkah awal pra pelaksanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini yaitu : 1) Membuat skenario pembelajaran berupa RPP dalam proses belajar mengajar yang berhubungan dengan kalimat tanya melalui metode latihan. 2) Membuat lembar observasi untuk melatih bagaimana kondisi belajar mengajar dikelas ketika metode latihan diterapkan untuk meningkatkan kemampuan dikelas ketika metode latihan diterapkan untuk meningkatkan kemampuan siswa menggunakan kalimat tanya. 3) Menyediakan media pembelajaran berupa wacana yang diperlukan dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa menggunakan kalimat tanya 4) Merancang alat evaluasi untuk mengukur tingkat kemampuan siswa baik evaluasi proses maupun hasil. 3.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan tindakan pembelajaran untuk mengatahui kemampuan siswa dalam mengunkan kalimat tanya melalui metode latihan dikelas III SD Inpres 1 Paranggi dengan rancangan pembelajaran berupa desain pembelajaran yang telah dibuat. Tahap pelaksanaan tindakan ini dilakukan secara bersiklus. Setiap siklus dijalani dengan dua kali pertemuan. Pada siklus pertama apabila siswa belum memperlihatkan kemampuan membuat kalimat tanya maka dilakukan tindakan kedua yaitu dengan mengulang
27
kembali kegiatan belajar mengajar seperti pada siklus satu dengan memperbaiki kekurangan yang diperbolehkan dari hasil penilaian siswa dan guru, 3.1.2.3 Observasi Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap guru (peneliti), dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan oleh penelitian untuk diberikan kepada teman sejawat. Teman sejawat memberikan penilaian kepada penelti selama tindakan dikelas. Tujuannya selain membantu peneliti dalam mengatahui kondisi kelas juga sebagai evaluasi bagi penelitian meningkatkan kemampuan siswa kelas III SD Inpres 1 Paranggi dalam menggunakan kalimat tanya. Selain itu, penelitian juga mengamati siswa sementara proses belajar mengajar sedang berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. 3.1.2.4 Refleksi Data yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis setelah siswa diberikan tugas, guru dapat merefleksi dengan melihat data tersebut, apakah
kegiatanyang dilakukan dapat
meningkatkan kemampuan
siswa
menggunakan kalimat tanya melalui metode latihan. Dari hasil analisis data yang dilaksanakan pada siklus pertama akan digunakan sebagai acuan untuk menentukan apakah siklus kedua dilaksanakan atau tidak. Apabila dilaksanakan. Kegiatan ini berlangsung seterusnya sampai hasil yang diharap tercapai.
28
3.2
Jenis Dan Sumber Data
3.2.1
Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah data kuantitatif dan data kulitatif. Data kuantitatif yang data yang menggunakan angkaangka yang diperoleh melalui tes hasil kemampuan siswa menggunakan kalimat tanya. Sedangkan data kualitatif yaitu data yang tidak berupa angka yang diperoleh dari hasil observasi baik dari siswa maupun dari guru selaku penelitian yang dinilai oleh teman sejawat, kemudian dipaparkan secara deskriptif. 3.2.2
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini guru dan siswa, data tersebut berupa data yang diperoleh dari hasil observasi saat pembelajaran berlangsung dan data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas dan tes hasil belajar. 3.3
Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini,penelitian memperoleh dari hasil proses belajar mengajar
yang berupa hasil tes belajar siswa pada saat melakukan kegiatan belajar dikelas dengan menerapkan metode latihan dan lembar observasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Adapun teknik yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Observasi Data yang diperoleh melalui hasil observasi adalah data yang diperoleh dari penelitian siswa dan guru pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung yang berkaitan dengan penigkatan kemampuan siswa menggunakan kalimat tanya melalui metode latihan, dan hasil kemampuan
29
penelitian dalam melaksanakan pembelajaran yang dinilai oleh teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi.
b. Evaluasi Kegiatan ini merupakan langkah yang dilakukan untuk mengatahui hasil kemampuan siswa mengunakan kalimat tanya melalui metode latihan dengan menggunakan lembar penilaian. 3.4
Teknik Analisis data Data hasil evaluasi kuantitatif dengan menetapkan rata-rata keberhasilan yang
dicapai. Siswa dapat dinyatakan berhasil menggunakan kalimat tanya apabila nilai rata-rata yang diperoleh siswa diatas 65%, apabila nilai rata-rata yang diperoleh siswa dibawah 65%, siswa tersebut dinyatakan belum berhasil menggunakan kalimat tanya yang dimaksud. Ada dua jenis data yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. 3.4.1 Analisis Data Kuantitatif Kemampuan siswa dapat ditentukan dengn melakukan analisis berdasarkan nilai rata-rata (maen) yang menggunakan rumus : a. Menentukan daya serap individu 𝒙
DSI=𝒚 𝒙𝟏𝟎𝟎 Keterangan : X : skor yang diperoleh siswa
30
Y : skor maksimal soal DSI : daya serap individu Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika presentase daya serap individu sekurang-kurangnya 65% (sesuai standar DSI SD inpres 1 paranggi). b. Ketuntasan Belajar klasikal KBK =
∑𝑷 ∑𝑰
𝒙𝟏𝟎𝟎
Keterangan : ∑P
: Skor yang diperoleh siswa
∑P
: Skor ideal seluruh siswa
∑P
: Daya serap Klasikal
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika prestasi daya serarap klasikal sekurang-kurangnya 65%. 3.4.2 Analisis Data Kuantitatif Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini sudah pengumpulan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kuantitatif adalah 1) Mereduksi data, mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh, mulai dari awal pengumpulan data sampai penyususunan laporan penelitian.
31
2) Penyajian data, penyajian data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana kedalam tabel dan diberi nama kualitatif. Sehinggah memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. 3) Verivikasi/penyimpulan, penyimpulan adalah proses penampilan intisari, dari sajian yang telah teragonisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau informasi yang singkat dan jelas. 3.5
Indikator penilaian Keberhasilan penelitian dalam penelitian adalah apabila aspek kegiatan
belajar mengajar rata-rata mencapai nilai baik atau bahkan sangat baik dan telah dilakukan secara keseluruhan. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa mampu menggunkan kalimat tanya dengan baik dan benar. 3.6
Posedur penilaian 1) Pra tindakan Langkah-langkah sebelum pelaksanaan penelitian dilakukan, yakni melalui observasi pada guru dan siswa terlibat dalm proses belajar mengajar dikelas III SD Inpres 1 Paranggi, guru tersebut diminta kesempatannya untuk menjadi pengamat dalam pelaksanaan tindakan. 2) Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan kelas iini berlangsung selama empat minggu dengan alokasi waktu 2x35 menit dalam satu kali pertemuan. Untuk menggukur tinggat kemampuan siswa kelas III SD Inpres 1 Paranggi menggunakan kalimat tanya dengan prosedur penilaian sebagai berikut : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi dalam satu siklus.
32