I.
Latar Belakang Masalah
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia (Nursalam, 2007). HIV/AIDS merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan masih belum ada obatnya. Ketidaktahuan dan kurangnya informasi tentang penyebab dan cara penularan penyakit ini mengakibatkan penderita HIV terus bertambah (Nursalam, 2007). Dari beberapa referensi, terdapat satu metode untuk mendiagnosa penyakit HIV/AIDS yaitu Metode Dempster-Shafer. Dempster-Shafer merupakan teori yang dapat mengatasi ketidakkonsistenan dalam penalaran suatu masalah (Maseleno, 2013). Teori Dempster-Shafer menggunakan teori penghitungan matematika yang cukup rumit sehingga menghasilkan kesimpulan dalam penelitian sedangkan untuk penelusuran jawaban mencari nilai densitas terbesar dari hasil perhitungan Dempster-Shafer menggunakan metode Forward Chaining. Algoritma Genetika merupakan metode adaptive yang biasa digunakan untuk memecahkan suatu pencarian nilai dalam sebuah masalah optimasi (Suyanto, 2005). Metode ini menggunakan analogi secara langsung dari kebiasaan yang alami yaitu seleksi alam. Algoritma ini bekerja dengan sebuah populasi yang terdiri dari individu-individu yang masing-masing individu mempresentasikan sebuah solusi yang mungkin bagi persoalan yang ada (John Holland, 2006). Algoritma ini didasarkan pada proses genetik yang ada dalam makhluk hidup; yaitu perkembangan generasi dalam sebuah populasi yang alami, secara lambat laun mengikuti prinsip seleksi alam atau “Siapa yang kuat, dia yang bertahan (survive)”. Dengan meniru teori evolusi ini, Algoritma Genetika dapat digunakan untuk mencari solusi permasalahan-permasalahan dalam dunia nyata (Suyanto, 2005). Pada penelitian ini, dengan menggunakan metode Algoritma Genetika, maka mencari solusi dalam suatu permasalahan akan lebih cepat dan akurat.
II.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, didapat suatu rumusan masalah berikut :
1. Apakah Metode Algoritma Genetika dapat diterapkan dalam mendiagnosa penyakit HIV/AIDS? 2. Seberapa besar tingkat akurasi dalam mendiagnosa penyakit HIV/AIDS menggunakan Metode Algoritma Genetika?
III.
Identifikasi Masalah
Dari
latar
belakang
masalah
diatas,
dapat
diidentifikasikan
suatu
permasalahan berikut ini. 1. Menerapkan Metode Algoritma Genetika untuk mendiagnosa penyakit HIV/AIDS, selain menggunakan Metode Dempster-Shafer 2. Tingkat
akurasi
dalam
mendiagnosa
penyakit
HIV/AIDS
menggunakan Metode Algoritma Genetika dengan perkiraan melebihi tingkat akurasi menggunakan Metode Dempster-Shafer.
IV.
Batasan Masalah
Agar penelitian dapat berjalan dengan efisien, maka sistem yang dibuat harus menyesuaikan dengan pengetahuan staf kesehatan. Maka dari itu, berikut ini merupakan batasan-batasan masalah yang dapat diterapkan. 1. Sistem Pakar yang dibuat menyesuaikan dengan pengetahuan user (staf kesehatan) sehingga dapat mempermudah dalam mendiagnosa penyakit HIV/AIDS 2. Data yang dilampirkan pada Sistem Pakar berupa gejala-gejala dan masa inkubasi penyakit yang dialami oleh calon penderita HIV/AIDS dengan Metode Algoritma Genetika 3. Sistem Pakar yang dibuat hanya dapat digunakan di Puskesmas sebagai percobaan pertama dari penerapan Metode Algoritma Genetika
V.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk menerapkan Sistem Pakar dalam mendiagnosa penyakit HIV/AIDS menggunakan Metode Algoritma Genetika 2. Untuk mengetahui tingkat akurasi dari penggunaan Sistem Pakar dalam mendiagnosa penyakit HIV/AIDS menggunakan Metode Algoritma Genetika
VI.
Hipotesa
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa hipotesa yang dapat ditetapkan, diantaranya adalah :
H1 : Mendiagnosa penyakit HIV/AIDS menggunakan Sistem Pakar dengan Metode Algoritma Genetika
H2 : Tingkat akurasi dalam mendiagnosa penyakit HIV/AIDS menggunakan Sistem Pakar dengan Metode Algoritma Genetika
VII.
Metode Penelitian
Dalam menyelesaikan penelitian ini, metode yang digunakan melalui tahapan-tahapan berikut ini. 1. Pengumpulan Data Tahap pertama melakukan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan pada saat pembuatan sistem pakar. 2. Analisa Sistem menggunakan Analisa Terstruktur Data dan informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama kemudian dianalisa untuk mendapatkan seluruh kerangka yang digunakan sebagai acuan pemodelan sistem. 3. Perancangan Terstruktur Tahap ketiga ini dibuat suatu spesifikasi sebuah proses, perancangan pengkodean, perancangan basis data dan perancangan desain antar muka. 4. Implementasi
Pada tahap ini, dibuat suatu implementasi sistem dalam bentuk program berdasarkan hasil analisa dan perancangan yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya. 5. Uji Coba Pada tahap ini, aplikasi yang telah selesai diimplementasikan akan diuji coba menggunakan suatu pengujian berdasarkan fungsionalitas program dan akan dilakukan koreksi serta penyempurnaan program jika diperlukan.
VIII. Sistematika Penulisan
Penelitian ini akan dituangkan ke dalam lima buah bab, yang masing – masing akan dijabarkan sebagai berikut. BAB I
PENDAHULUAN Penjelasan mengenai latar belakang dari sistem yang akan dibuat, rumusan masalah yang akan dianalisis, batasan masalah yang timbul, tujuan dari pembuatan sistem, dan menentukan metodologi pemecahan masalah dari sistem yang akan dibuat serta sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Memuat berbagai teori yang mendukung terlaksananya pengembangan sistem yang diantaranya meliputi teori – teori yang mendukung dalam pembuatan sistem.
BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisa berisi hasil analisis terhadap seluruh sistem untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan sistem yang akan dibuat sehingga bisa ditentukan kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi agar pengembangan sistem yang dibuat menjadi lebih baik. Suatu perancangan sistem merupakan pembahasan dari sistem yang akan dibuat, yaitu rancangan basis data, pemodelan sistem yang akan dibuat serta rancangan desain antar muka dari sistem tersebut.
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN TESTING Berisi tentang implementasi hasil analisa dan perancagan sistem ke dalam bentuk pemrograman aplikasi.
BAB V
PENUTUP Berisi kesimpulan dari keseluruhan sistem yang telah dibuat serta saran – saran yang diperlukan untuk pengembangan aplikasi sistem lebih lanjut dan saran untuk pengguna sistem pakar tersebut.
IX.
Literature Reference
Research Problem (RP)
Literature Support
Terdapat permasalahan saat mendiagnosa Sistem
Pakar
adalah
sistem
berbasis
penyakit HIV/AIDS pada calon pasien yang komputer yang menggunakan pengetahuan, kurang akurat serta diagnosa yang masih fakta
dan
teknik
penalaran
dalam
menggunakan cara manual sehingga staf memecahkan masalah yang biasanya hanya kesehatan tidak perlu repot dalam membantu dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam pasien mendiagnosa penyakit HIV/AIDS.
bidang tersebut (Hayadi,2016). Struktur sistem pakar terdiri dari dua pokok yaitu (Sri Kusumadewi, 2003), lingkungan pengembang (development environment) dan lingkungan
konsultasi
environment). digunakan
(consulatation
Lingkungan
sebagai
pengembang
pembangunan
sistem
pakar baik dari segi pembangunan komponen maupun basis
pengetahuan.
Lingkungan
konsultasi digunakan oleh seseorang bukan ahli untuk berkonsultasi. Menurut Feigenbaum di dalam Harmon dan King yang dikutip oleh Marimin (2005:12), sistem
pakar
adalah
perangkat
lunak
komputer
cerdas
yang
menggunakan
pengetahuan dan prosedur inferensi untuk memecahkan masalah yang cukup rumit atau memerlukan
kemampuan
seorang
pakar
untuk memecahkannya. Algoritma Genetika merupakan metode yang menggunakan analogi secara langsung dari kebiasaan yang alami yaitu seleksi alam. Algoritma
ini
bekerja
dengan
sebuah
populasi yang terdiri dari individu-individu yang
masing-masing
mempresentasikan
sebuah
individu solusi
yang
mungkin bagi persoalan yang ada (John Holland, 2006). Algoritma
Genetika
adalah
algoritma
pencarian
(search
algorithm)
yang
menggunakan prinsip seleksi alam dalam ilmu genetika untuk mengembangkan solusi terhadap permasalahan (Haupt dan Haupt, 2004).