Proposal Pelaksanaan Terapi Bermain Kel.1.docx

  • Uploaded by: Zalfi Isro'i Artsa
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Pelaksanaan Terapi Bermain Kel.1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,176
  • Pages: 10
PROPOSAL PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH Di RUANG ANAK LANTAI 1 RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSEMARANG 2019

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya reaksi anak terhadap sakit adalah kecemasan karena perpisahan, kehilangan, perlukaan tubuh, dan rasa nyeri. Pada masa prasekolah (usia 3-5 th) reaksi anak terhadap hospitalisasi adalah menolak makan, sering bertanya, menangis perlahan, tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan. Sehingga perawatan di rumah sakit menjadi kehilangan kontrol dan pembatasan aktivitas. Oleh sebab itu, sering kali hospitalisasi dipersepsikan oleh anak sebagai hukuman, sehingga ada perasaan malu, takut hingga menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak, tidak mau bekerja sama dengan perawat (Wong, 2009). Dampak hospitalisasi pada anak yang salah satunya adalah cemas ini dapat mengganggu proses penyembuhan. Oleh karena itu diperlukan cara untuk mengurangi kecemasan tersebut, salah satunya dengan terapi bermain. Terapi bermain ini sangat dibutuhkna oleh seoarang anak, karena merupakan kebutuhan psikososial anak baik keadaan sehat maupun sakit. Bermain pada anak yang dihospitalisasi dapat meingkatkan kecerdasannya dalam berfikir dan membantu anak untuk mengembangkan imajinasinya serta melatih daya motorik halus dan kasar pada anak. Pada anak sekolah dan pra sekolah pada umumnya perkembangan motorik kasar dan motorik halus sudah baik, begitu juga dengan perkembangan verbal dan non verbal. Maka, dengan ini saya bermaksud untuk melaksanakan program terapi bermain untuk merilekskan anak terhadap dampak dari hospitalisasi selama di Rumah Sakit (Wong, 2009). Adapun sasaran utama dalam terapi bermain ini adalah anak-anak yang dirawat di Rumah Sakit. Banyaknya anak-anak yang dirawat dirumah sakit dengan berbagai tingkat usia anak, maka saya mengambil tingkat populasi pada usia prasekolah yaitu ber umur antara 3 hingga 5 tahun. terapi bermain yang akan saya lakukan yaitu permainan puzzle.

B. Tujuan 1. Tujuan umum Setelah dilakukan terapi bermain diharapkan dapat membantu merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain dengan terapi pada anak.

2. Tujuan khusus Setelah mengikuti program bermain selama 30 menit, anak dapat : a. Menyalurkan energi anak b. Dapat beradaptasi dengan efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat c. Mengembangkan aktivitas, sportivitas anak dan kreativitas melalui pengalaman bermain d. Meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan

C. Sasaran Sasaran terapi bermain ini untuk usia prasekolah dengan umur 3-5 tahun di Ruang Anak Lantai 1 RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB II DESKRIPTIF KASUS

A. Karakteristik sasaran Anak usia pra sekolah bermain dengan bersosialisasi dengan kelompoknya. Anak akan bermain untuk memenuhi kepuasan fisik, emosi, sosial dan perkembangan mental sehingga bisa mengekspresikan perasaannya. B. Prinsip Bermain Prinsip bermain pada anak pra sekolah yang dirawat di RS adalah: 1. Energi yang dikeluarkan anak tidak banyak 2. Membuat anak tidak bosan dan mengurangi efek hospitalisasi 3. Waktunya singkat dan sederhana 4. Tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang sedang dijalani 5. Mejaga keamanan 6. Melibatkan orang tua C. Karakteristik permainan Karakteristik permainan pada usia pra sekolah dengan permainan puzzle adalah 1.

Untuk mengembangkan kognitif dan imajinasi anak

2.

Melatih bahasa

3.

Mengembangkan sosialisasi

4.

Melatih kerja sama

BAB III

METODOLOGI BERMAIN A. Deskriptif Permainan Menurut Patmonodewo (Misbach, Muzamil, 2010) kata puzzle berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau bongkar pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan dengan bongkar pasang. Berdasarkan pengertian tentang media puzzle, maka dapat disimpulkan bahwa puzzle merupakan alat permainan edukatif

yang dapat merangsang kemampuan

matematika anak, yang dimainkan dengan cara membongkar pasang keping puzzle berdasarkan pasangannya (Ismail,2006) Pada saat anak bermain puzzle, anak berinteraksi dengan lawan mainnya, berdiskusi dan merencanakan sesuatu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan bersama.

B. Tujuan Permainan Tujuan permainan puzzle ini antara lain: 1. Meningkatkan kemampuan berfikir 2. Menambah keingintahuan 3. Melatih menyelesaikan permasalahannya sendiri 4. Melanjutkan tumbang anak selama dirawat 5. Anak mampu melanjutkan kreativitasnya 6. Anak mampu beradaptasi dengan lingkungan RS 7. Meminimalkan dampak hospitalisasi 8. Mengelola rasa takut dan cemas 9. Membantu anak terbiasa dengan asuhan keperawatan 10. Menghilangkan konflik internal pada anak 11. Media komunikasi perawat anak keluarga 12. Meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan

C. Manfaat

1. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”). 2. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar/ puzzle, anak dapat melatih menggunakan otot-otot kecil, terkhusus jari-jari dan tangan mereka. Mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik halus. 3. Membantu melatih koordinasi antara tangan dan mata 4. Anak dapat melatih kesabarannya 5. Sebagai terapi kognitif, pada anak dilatih untuk memecahkan salah satu masalah menyusun gambar kembali menjadi objek utuh. 6. Dapat meluaskan pengetahuan anak. Dengan bermain puzzle anak tentu akan belajar lebih banyak tentang angka, bentuk, warna, huruf dan lain sebagainya. Ini adalah salah satu cara yang efektif dalam pembelajaran, dibandingkan dengan harus menghafal. 7. Membantu meningkatkan keterampilan social anak.

D. Ketrampilan yang diperlukan Ketrampilan yang diperlukan dalam melakukan permainan ini adalah anak mampu bekerjasama dengan teman bermainnya dan mampu bersosialisasi dengan teman bermainnya tersebut

E. Jenis Permainan Jenis permainan yang dipilih adalah permainan puzzle dengan jenis mainnya seperti kompetisi

F. Alat Permainan Alat permainan yang digunakan adalah seperangkat alat permainan puzzle

G. Proses Permainan 1. Memberitahukan kepada anak tentang acara permainan 2. Mempersiapkan alat dan tempat 3. Menempatkan anak pada tikar yang telah disediakan 4. Menjelaskan tujuan dan proses permainan

5. Mengawasi jalannya permainan 6. Memberikan dukungan / suport pada anak 7. Mengevaluasi kegiatan bermain

H. Waktu Pelaksananaan Permainan dilaksanakan pada : Hari, tanggal : Kamis, 17 Januari 2019 Waktu

: 13.00-14.00 WIB

Tempat

: Ruang anak lantai 1 RSUP dr. Kariadi Semarang

I. Hal-Hal yang Perlu di Waspadai 1. Anak jengkel karena gagal berkompetisi dengan teman bermainnya sehingga tidak mau melanjutkan permainan 2. Potongan puzzle hilang saat bermain sehingga anak tidak bisa puas dengan hasil permainannya. 3. Anak terlalu lelah

J. Antisipasi Meminimalkan Hambatan 1. Menjelaskan pada anak bahwa ini hanyalah permainan sehingga tidak perlu mempermasalahkan siapa yang menang dan siapa yang kalah, yang terpenting manfaat permainan yaitu supaya tidak bosan di rumah sakit 2. Mengawasi saat memainkan jagan sampai salah satu potongan puzzle hilang 3. Pelaksanaan tidak terlalu lama

K. Pengorganisasian Skema

4 1

4

1

4

2 1 2

4 5

1

4

Keterangan: 1

: Pemain

2

: Alat permainan

3

: perawat

4

: Fasilitator

5

: Pembimbing klinik

L. System Evaluasi 1. Anak dapat mengikuit kegiatan dengan baik sampai selesai 2. Anak merasa senang 3. Anak tidak bosan lagi dengan program perawatan yang harus dijalani

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara. Salah satu jenis permainan yang dapat digunakan seperti puzzle, dimana anak akan belajar berkonsentrasi, untuk memecahkan masalahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Ferry. 1983. Puzzle dan Games. Yogyakarta: Anggota IKAPI Ismail, Andang. 2006. Education games. Yogyakarta: Pilar Media Muzamil,

Misbach,

2010,

Pengertian

Media

Puzzle,

[online],

(https://www.academia.edu/9717051/, diakses tanggal 23 Oktober 2015) Wong, L. Donna. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Vol. 1. Edisi 6. . Jakarta : EGC. .

Related Documents


More Documents from "Afina Agma"