BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Dahulu handphone merupakan suatu barang yang mewah dan hanya
dimiliki oleh orang-orang yang mempunyai harta banyak, Namun tidak untuk zaman modern ini, karena perkembangan teknologi yang pesat dan canggih sudah banyak perusahaan yang telah memberi kemudahan serta menawarkan bermacam-macam jenis gadget. Contohnya smartphone (telepon pintar) mundah untuk di dapatkan karena harganya terjangkau. Sehingga dewasa ini gadget dapat dimiliki oleh banyak orang dari kalangan elit hingga kalagan bawah. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk individu yang sekaligus juga merupakan makhluk sosial (zoon politicon), oleh karena itu manusia memiliki karakteristik khas yang membedakan dirinya dengan yang lain serta selalu hidup berkelompok dengan yang lainnya. Artinya manusia memiliki kemampuan dan kebutuhan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi serta berkelompok dengan manusia yang lain. Saat ini, penggunaan gadget mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi. Indonesia juga tercatat sebagai salah satu Negara yang memiliki tingkat penggunaan gadget atau smartphone yang tinggi, rata-rata 3 jam perhari. Porsi penggunaan terbesar adalah untuk media sosial. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat komunal yang senang berkumpul, saling mengunjungi dan berkomunikasi satu sama lain. Di era digital, hal tersebut terwujud juga dalam 1
dunia maya, masyarakat menggunakan media sosial sebagai semacam etalase untuk menyampaikan status sosial dan pencitraan diri. Mengunakan gadget untuk menyampaikan pesan atau kepedulian menjadi semacam hal yang juga menyangkut citra diri, pada saat orang tersebut tergabung dalam grub di media sosial atau chatting room. Namun, pesan lewat media sosial atau gadget tidak akan pernah mampu membangun sisi emosional yang sama dengan pertemuan langsung. Dengan adanya gadget menunjukan bahwa interaksi sosial dalam masyarakat mulai berkurang dikarenakan oleh kesibukan terhadap gadget masing-masing orang contonya seperti ketika ada perkumpulan atau silaturahmi interaksi sosial atau komunikasi diantara sesamanya berkurang dan lebih di sibukan dengan gadget mereka. Berdasarkan uraian diatas. Kasus yang menunjukan kurangnya interaksi sosial yang diakibatkan oleh gadget dalam masyarakat terdapat di Jakarta, dengan adanya gadget yang menyediakan berbagai fitur media sosial masyarakat lebih memilih untuk menggukan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang dari pada harus bertemu secara langsung dengan orang tersebut dan mengurangi terjadinya interaksi sosial (Suara pembaruan, 2016). Selain realitas kasus di atas. Realitas yang terjadi Di Desa Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna, banyak masyarakat yang mengunakan gadget atau HP pintar sebagai media yang menjadikan masyarakat kurang interaksi saat duduk bersama atau kurangnya interaksi diantara sesama ketika sudah memegang gadget masing-masing saat duduk bersama atau saat di mana masing-masing bertatap muka di dalam masyarakat. 2
Selain realitas di atas, pandangan yang sama juga diungkapkan oleh bapak La Epe bahwasanya ketika masing-masing dari mereka sudah memegang gadget atau HP pintar di dalam masyarakat atau tepatnya ketika duduk bersama dalam bertatap muka atau bersilaturahmi antara kelurga maka interaksi diantara sangat terbatas atau sangat minim dan lebih fokus kepada gadget atau HP pintar masing-masing, dan dia juga menyimpulkan bahwa dengan adanya gadget atau HP pintar ini. “mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat”. (Wawancara, 13 januari 2018) Berdasarkan realitas diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang “Dampak Gadget (HP Pintar) Terhadap interaksi Sosial Masyarakat Di Desa Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna”. 1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
yaitu Bagaimanakah dampak gadget terhadap interaksi sosial masyarakat. 1.3.
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui bagaimanakah dampak gadget terhadap interaksi
sosial masyarakat. 1.4.
Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis Dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan atau referensi dalam melakukan penelitian dan mengembangkan lebih lanjut tentang dampak gadget terhadap masyarakat.
3
1.4.2. Manfaat Praktis Manfaat praktis, yaitu: a) Diharapkan dengan adanya penelitian ini menjadi sumbangsih pemikiran
kepada
pembaca
umumnya
masyarakat
dan
khususnya pengguna gadget. b) Sebagai acuan dalam kebijakan tentang normalisasi hidup bermasyarakat pengguna gadget.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media teknologi Komunikasi Ponsel 2.1.1 Konsep Teknologi Komunikasi Menurut Johannesen (1996) teknologi diartikan sebagai aktivitas budaya yang khas ketika manusia membentuk dan mengubah realitas alami demi tujuan-tujuan praktis. Setiap langkah kemajuan teknologi menyebabkan serangkaian perubahan yang berinteraksi dengan perubahan lainnya yang timbul dari sistem teknologi secara keseluruhan. Menurut Gouzali Saydam (2005), teknologi komunikasi pada hakikatnya adalah penyaluran informasi dari satu tempat ke tempat lain melalui perangkat telekomunikasi (kawat, radio atau perangkat elektromagnetik lainnya). Informasi tersebut dapat berbentuk suara (telepon), tulisan dan gambar (telegraf), data (komputer), dan sebagainya. Sedangkan Shiroth dan Amin (1998) mengemukakan teknologi komunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang, seiring dengan berkembangnya industri elektronika dan komputer. Trend teknologi ini semakin kearah teknologi wireless (tanpa kabel). Bentuk-bentuk
teknologi
komunikasi
menurut
Kadir
dan
Triwahyuni(2003) mencangkup telepon, radio, dan televisi. Sedangkan dalam buku HumanCommunication (Tubbs dan Moss, 2001), bentuk-bentuk teknologi komunikasi ditampilkan dalam tingkat antarpesona, kelompok, organisasional, dan publik. Pada tingkat antarpersona yaitu telepon, telepon genggam (handphone), suratelektronik, dan voicegram. Pada tingkat kelompok 5
yaitukonferensi telepon, telekomunikasi komputer, dan surat elektronik. Pada tingkat organisasional yaitu interkom, konferensi telepon, surat elektronik, manajemen dengan bantuan komputer, sistem informasi, dan faksimili. Sedangkan pada tingkat publik yaitu televisi, radio, film, videotape, vidoedisc, TV kabel, TV satelit langsung, video dengan teks, teleteks, dan sistem informasi digital. Pada saat ini telepon merupakan alat komunikasi yang banyak ditemukan dalam dunia bisnis. Bahkan setiap hari sekitar lebih dari 500 juta panggilan telepon dilakukan diseluruh dunia (Morey, 2004). Menurut Gouzali Saydam (2005), istilah telepon pada awalnya merupakan suara dari jarak jauh. Selain itu keberadaan telepon itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu telepon biasa (fix telephone) dan telepon bergerak. 2.1.2 Perkembangan Ponsel Ponsel atau bisa juga disebut Handphone (telepon genggam atau telepon seluler) merupakan telepon yang termasuk dalam sambungan telepon bergerak, dimana
yang
menghubungkan
antar
sesama
ponsel
tersebut
adalah
gelombanggelombang radio yang dilewatkan dari pesawat ke BTS (Base Tranceiver Station) dan MSC (Mobile Switching Center) yang bertebaran di sepanjang jalur perhubungan kemudian diteruskan ke pesawat yang dipanggil (Gouzali Saydam,2005).Ponsel merupakan bentuk yang dianggap paling fenomenal dan juga unik. Dalam pemakaian ponsel, besarnya tagihan bergantung pada lama waktu percakapan serta jarak atau zona jangkau (SLJJ) percakapan yang telah dilakukan dalam percakapan. Terdapat tiga hal penting mengenai biaya yang dikeluarkanbagi pelanggan ponsel, yaitu biaya 6
airtime,biaya bulanan dan biaya pulsa atau pemakaian (Kadir dan Triwahyuni, 2003). Semakin maraknya penggunaan ponsel saat ini, muncul ide untuk menciptakan kebergantungan pemilik ponsel tersebut pada kartu telepon prabayar (voucher). Perkembangan produk kartu prabayar dalam waktu yang singkat dapat menyaingi penggunaan sistem abonemen (pascabayar). Salah satu yang paling menarik pada prabayar adalah layanan transfer pulsa (Ariyanti, 2004). Layanan ini menyediakan solusi bagi para pengguna prabayar yang membutuhkan pulsa dalam waktu cepat atau berada dalam keadaan darurat serta kesulitan mencari pulsa isi ulang. Harmandini
(2005)
mengatakan
bahwa
sekarang
ini
terdapat
beberapaorang yang menggunakan 2 (dua) ponsel, dimana yang satu pada umumnya merupakan ponsel CDMA. Kartu-kartu CDMA ini antara lain StarOne, Esia, Flexi dan Fren. Para pemakai ponsel yang menggunakan kartu prabayar biasanya digolongkan pada konsumen ‘konsumen kelas dua’, sedangkan ‘konsumen kelas satu’ di mata operator penyelenggara ponsel adalah mereka yang menjadi pelanggan tetap jaringan ponsel (Ariyanti, 2004). 2.1.3 Fasilitas Pada Ponsel Disamping berfungsi sebagai alat komunikasi yang personal, ponsel jugaberpotensi sebagai sarana bisnis yang efektif. Ponsel sangat bervariasi tergantungpada modelnya, yang seiring dengan perkembangan teknologi mempunyai fungsifungsi antara lain (Fiati, 2005) : 1. Penyimpan informasi 7
2. Pembuat daftar pekerjaan atau perencanaan kerja 3. Reminder (pengingat waktu) atau appointment 4. Alat perhitungan (kalkulator) 5. Pengiriman atau penerimaan e-mail 6. Permainan (games) 7. Integrasi ke peralatan lain seperti PDA, MP3 8. Chatting dan Browsing internet 9. Video Mengenai fitur-fitur lain dalam ponsel terdapat beberapa macam, antara lain : profile, voice mail, caller ID, memory, numeric paging dan text messaging
(SMS)/multimedia messaging (MMS), tones, locking/unlocking,
call waiting, call forwarding, three-way calling, calling history, one-touch emergency dialing dan lain-lain. Diantara sekian banyak fitur tersebut, mungkin yang paling menarik untuk dibahas adalah SMS, MMS dan kamera. SMS (Short message service) adalah layanan langsung dalam dua arah yang mampu mengirimkan pesan singkat 160 karakter yang bisa disimpan dan direkam oleh pengelola ponsel. Selain itu SMS juga dapat digunakan dalam mode cell broadcast guna mengirim berita-berita terbaru dan pemberitahuan penting penting lain yang bersifat massal (Fiati, 2005). Sedangkan MMS (multimedia message service) disebut juga sebagai sms multimedia, yang memiliki daya angkut data yang besar. MMS memberikan layanan pengiriman berbasis teks menuju pesan multimedia (gambar, suara, video) dan dapat juga memberikan layanan berupa gambar diam berupa kartu, peta, kartu nama, layer 8
saver (untuk PC). Fitur lainnya yang saat ini sedang gencarnya ditonjolkan olehponsel yaitu kamera, mulai dari jenis kamera opsional atau terpisah hingga kamera yang builtin yang sudah menyatu dengan ponselnya. Mengenai kecanggihan teknologi, ponsel juga memiliki beberapa keunggulan seperti adanya teknologi Infrared dan Bluetooth. Bluetooth merupakan teknologi nirkabel yang dapat menyambungkan beberapa perangkat melalui gelombang radio berfrekuensi rendah (daya jangkau maksimal 50 meter) tanpa dihubungkan dengan kabel. Sedangkan pada infrared kedua perangkat harus dibuat berhadapan (Fiati, 2005).Mengenai media hiburan, MP3 pada ponsel sudah menggunakan teknologi yang lebih canggih lagi saat ini. Telah dibuat suatu pengembangan yang lebih lanjut, dinamakan MP3 Surround (Subarkah, 2005). MP3 Surround atau bisa disebut suara keliling ini pada dasarnya akan memberikan ilusi suara pada pendengarnya seolah-olah berada dalam sebuah lingkungan tertentu. Selain itu, teknologi pada ponsel yang paling terbaru saat ini yaitu menyaksikan televisi melalui layar ponsel tersebut (Subarkah, 2006). Ponsel seperti ini termasuk dalam ponsel generasi ketiga, atau disebut dengan 3G. 2.1.4 Dampak Penggunaan Ponsel Menurut Badwilan (2004), penggunaan ponsel dapat membawa dampakdampak tertentu. Dampak-dampak tersebut dibagi pada aspek psikologis, sosial,keuangan dan kesehatan atau keselamatan jiwa seseorang. Tetapi yang akan dijelaskan disini adalah pada aspek psikologis dan sosial (Badwilan, 2004) : 9
1. Aspek Psikologis Banyaknya pesan melalui SMS yang berisi ajakan-ajakan bersifat rasisme dapat mempengaruhi kondisi psikologis seseorang. Contohnya yang marak ditemukan adalah pesan yang berisi pemboikotan barang produksi Amerika. Selain itu juga terdapat peredaran pesan teks, gambar, maupun video yang bersifat pornografi. Mudahnya akses keluar-masuk pesan tersebut melalui ponsel membawa dampak negatif, terutama untuk generasi muda sekarang ini. 2. Aspek Sosial Salah satu hal yang sering terjadi adalah tindakan seseorang yang membiarkan ponsel miliknya tetap dalam keadaan hidup atau aktif sehingga mengeluarkan bunyi yang nyaring. Hal ini jelas mengganggu konsentrasi serta mengejutkan orang-orang disekitarnya. Seperti ketika sedang rapat bisnis, di rumah sakit, sedang di tempat-tempat ibadah, dan lain-lain. Selain itu penggunaan ponsel sebagai media komunikasi tidak langsung dapat menurunkan kualitas dan kuantitas dari komunikasi secara langsung (tatap muka). Sering terjadi kesalah pahaman dalam pemaknaan pesan melalui komunikasi secara tidak langsung. 2.1.5 Konsep Gadget (HP Pintar) Menurut (Ma’ruf : 2015) dalam (Al- Ayouby : 2017) Gadget adalah sebuah benda (alat atau barang eletronik) teknologi kecil yang memiliki fungsi khusus , tetapi sering diasosiasikan sebagai sebuah inovasi atau barang baru. Gadget selalu diartikan lebih tidak biasa atau didisain secara lebih pintar dibandingkan dengan teknologi normal pada masa penemuannya. Gadget 10
merupakan salah satu teknologi yang sangat berperan pada era globalisasi ini. Sekarang gadget bukanlah benda yang asing lagi, hamper semua orang memilikinya. Tidak hanya masyarakat perkotaan, gadget juga dimiliki oleh masyarakat pedesaan. 2.2 Konsep Interaksi Sosial 2.2.1 Defenisi Dan Bentuk Interaksi Sosial Menurut Soekanto (2002), interaksi sosial adalah bentuk-bentuk yang tampak apabila orang-orang perorangan ataupun kelompok-kelompok manusia mengadakan hubungan satu sama lain terutama dengan mengetengahkan kelompok serta lapisan sosial sebagai unsur pokok struktur sosial. Interaksi sosial dapat dipandang sebagai dasar proses-proses sosial yang ada, menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Interaksi
sosial
adalah
suatu
hubungan
antar
dua
atau
lebih
individumanusia, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain (Gerungan, 2004). Kelangsungan interaksi sosial ini, sekalipun dalam bentuknya yang sederhana, tenyata merupakan proses yang kompleks. Sedangkan Tubbs dan Moss(2001), suatu interaksi sosial diartikan sebagai suatusistem sosial dua orang atau lebih yang dilengkapi dengan beberapa aturan danharapan, serta beberapa ganjaran dan hukuman yang berlaku diantaranya. Gea, Wulandari, dan Babari (2003) melihat suatu kebutuhan berinteraksi manusia dimana setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang orang lainnya. Kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang 11
berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia yang satu dengan lainnya, yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi. Mengenai interaksi yang terjalin tersebut, yang dianggap paling idealadalah secara tatap muka (langsung). Interaksi tatap muka lebih memungkinkan suatu proses yang bersifat dinamis dan timbal balik secara langsung. Selain itu menurut Morey (2004), pertukaran informasi secara tatap muka dapat mempercepat proses saling mempengaruhi antara pihak-pihak yang berinteraksi didalamnya. Sedangkan menurut Soekanto (2002), suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu : 1. Adanya kontak sosial (social-contact) 2. Adanya komunikasi 2.2.2 Kontak dan Komunikasi Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum (yang artinya bersamasama) dan tango (yang artinya menyentuh), jadi artinya secara harafiah adalahbersama-sama menyentuh. Tetapi secara gejala sosial, kontak tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah. Seperti pada perkembangan teknologi dewasa iniorang-orang dapat berhubungan satu dengan yang lainnya melalui telepon, telegrap, radio, surat, dan seterusnya (Soekanto, 2002). Kontak dapat bersifat primer maupun sekunder. Kontak primer terjadiapabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka atau face-to-face (berjabat tangan, saling senyum, dll). Sebaliknya, kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Hubungan-hubungan sekunder 12
tersebut dapat dilakukan melalui perantara seperti telepon, telegrap, radio, surat dll. Mengenai komunikasi dapat dilihat secara bahasa, yakni berasal dari kata Latin kommunicatio yang artinya hal memberitahukan, hal memberi bagian dalam, atau pertukaran. Secara lebih sempit dapat diartikan sebagai pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima (Gea, Wulandari, dan Babari, 2003). Menurut Soekanto (2002), menyatakan bahwa komunikasi adalah ketika seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Dengan begitu orang yang bersangkutan kemudian akan memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Gea, Wulandari, dan Babari (2003) menggambarkan suatu komunikasi yang efektif apabila si penerima pesan menginterpretasikan pesan yang diterimanya sebagaimana dimaksudkan oleh pengirim pesan. Salah satu cara terbaik untuk memastikan bahwa pesan yang diberikan benar-benar diterima secara tepat sebagaimana yang dimaksud adalah dengan mendapatkan umpan balik pesan tersebut. Umpan balik adalah proses yang memungkinkan seorang pengirimmengetahui bagaimana pesan yang dikirimkannya telah ditangkap oleh si penerima atau tidak. Selain itu cara seseorang mendengarkan dan menanggapi lawan bicara juga sangatlah penting dalam berkomunikasi. Memberikan tanggapan penuh pemahaman dalam mendengarkan dapat 13
menghindari kecenderungan kesalahpahaman komunikasi antara pihak terkait. Menurut Sarwono (2002) dari berbagai jenis komunikasi yang ada, komunikasi antar manusia yang langsung (bertatap muka) adalah yang efektif serta paling lengkap mengandung berbagai aspek psikologis. Aspek tersebut antara lain : 1.
Tatap muka itu sendiri yang membedakannya dengan komunikasi jarak jauh atau komunikasi menggunakan alat. Dalam komunikasi tatap muka ada peran yang harus dijalankan oleh masing-masing pihak (pemberi informasi-penerima informasi, ibu-anak, ayah-anak, suami-istri, gurumurid dan lain-lain) dan ditunjukkan dengan jelas.
2.
Adanya hubungan dua arah secara langsung. Dengan adanya pertukaran pesan dalam komunikasi tatap muka, terjadi saling pengertian akan makna atau arti pesan. Jadi dalam komunikasi ini yang penting bukanlah pesannya semata, melainkan arti (meaning) dari pesan tersebut.
3.
Adanya niat, kehendak, atau intensi dari kedua belah pihak. Hal tersebut akan mempercepat proses adanya saling pengertian
secarakognitif dalam komunikasi antar manusia. Komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung (memerlukan perantara, seperti telepon, telegrap, radio, surat dll.) mempunyai dampak yang berbedadengan komunikasi secara langsung (tatap muka). Menurut Gea, Wulandari, dan Babari (2003), komunikasi tidak langsung dapat menyebabkan timbulnya kegagalan untuk saling berkomunikasi (hambatan-hambatan), dalam arti si penerima menangkap makna pesan berbeda 14
dari yang dimaksud oleh si pengirim. Hambatan-hambatan tersebut antara lain : 1.
Gagal menangkap maksud konotatif di balik maksud seseorang
2.
Hanya
mengartikan
kata
atau
kalimat
secara
murni
dan
tidakmengembangkan pemahamannya 3.
Kesalahpahaman atau distorsi dalam komunikasi
4.
Adanya gangguan fisik, misalnya gangguan suara pada telepon, hasilcetakan yang tidak baik, tampilan layar yang kurang jelas (kabur), desainformat yang tidak baik, dan lain-lain. Dalam
menilai
kualitas
komunikasi
antar
manusia,
DeVito
(1997)mengatakan bahwa komunikasi antar manusia dapat berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat menurut keluasannya atau breadth (banyaknya atau jenis-jenis topik yang dibicarakan) dan kedalamannya atau depth (derajat “kepersonalan” atau inti dalam membicarakan topik itu). sedangkan menurut penelitian mardiyanti (1996), secara garis besar terdapat beberapa hal yang dapat dilihat dalam kaitannya dengan kontak sosial dan komunikasi sebagai pengukuran dari interaksi secara langsung (tatap muka), antara lain adalah minat, frekuensi, ruang lingkup rekanrekan, jenis dan banyaknya
topik
pembicaraan
dan
tempat
melakukan
kegiatan,kedalamankomunikasi serta pola dari interaksi itu sendiri (asosiatif dan disosiatif).
15
2.3 Kerangka pikir
Bagan kerangka pikir :
Masyarakat Pengguna Gadget (HP Pintar)
Dampak Menggunakan Gadget (HP Pintar) yaitu : Kurangnya Iteraksi Sosial Masyarakat Sesama Pengguna Gadget (HP Pintar)
16
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna. Penentuan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa banyak masyarakat yang lebih mementingkan gadget (Hp pintar) dibandingkan dengan interaksi sosialnya di dalam masyarakat. 3.2 Informan Penelitian Informan dalam penelitian ini adalah remaja pengguna gadgetyang berdomisili di Desa Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna. 3.3.
Jenis Dan Sumber Data
3.3.1. Jenis Data 1. Data kualitatif yang mana data kualitatif yang akan disajikan dalam bentuk narasi untuk mendeskripsikan “Dampak Gadget (Hp Pintar) Terhadap Interaksi Sosial Masyarakat”. 2. Data kuantitatif dimana data kuantitatif yang akan disajikan dalam bentuk angka-angka. 3.3.2 Sumber Data Sumber data dari penelitian ini meliputi: a. Data Primer, yaitu data yang paling utama yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data yaitu dengan melakukan pengamatan dan pencatatan. b. Data sekunder, yaitu data penunjang yang diperoleh dari instansi 17
terkait yang berupa laporan, dokumen, dan sumber-sumber tertulis lainnya yang berkaitan dengan Dampak Gadget (Hp Pintar) Terhadap Interaksi Sosial Masyarakat. 3.4.
Tehnik Pengumpulan Data 1. Studi pustaka (library study) yakni data yang bersumber dari literatur terkait seperti buku-buku dan majalah-majalah hal ini dimaksudkan guna memperoleh data sekunder. 2. Penelitian lapangan (field research) yakni data yang bersumber dari informan dan hasil pengamatan penulis di lapangan guna mendapatkan data primer yang diperoleh dengan cara: a.
Observasi ( pengamatan) Pengamatan dilakukan untuk mengamati perilaku subyek yang
diteliti dalam kaitannya dengan fokus penelitian, hal ini bertujuan untuk memperoleh data observasi yaitu Dampak Gadget (Hp Pintar) Terhadap Interaksi Sosial Masyarakat. c.
Wawancara Wawancara yaitu dengan melakukan wawancara langsung kepada
informan penelitian, mengenai Dampak Gadget (Hp Pintar) Terhadap Interaksi Sosial Masyarakat. 3.5 Tehnik Analisis Data Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, yaitu dengan memberikan penjelasan dan uraian secara deskriptif berdasarkan hasil penelitian di lapangan. Dimulai dari pengumpulan data (Data 18
Collection) yang relevan dengan tema penelitian, setelah itu dilakukan pemilaan dan penyederhanaan data untuk memfokuskan pada masalah penelitian (Data Reduction), kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk teks naratif (Data Display), dan selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan (Conclution Drawing And Verifying), dari data yang telah disajikan (Milles & Huberman:1994). Data yang telah terkumpul dari hasil observasi, wawancara (interview), dan dokumentasi, kemudian peneliti melakukan analisis atau pengolahan data denan menggunakan metode deskriptif kualitatif.Metode deskriptif kualitatif adalah metode yang menggambarkan keadaan, realita dan fakta yang ada.Informasi yang telah terkumpul lalu diseleksi dan disajikan, ditafsirkan secara sistematis agara dapat menghasilkan suatu pemikiran, pendapat, teori, atau gagasan ang baru kemudian disebut sebagai hasil temuan (findings). Miles dan Huberman (1994), mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai selesai. Aktivitas analisis yang dimaksud adalah data collection, data reduction, data display, dan conclusion: drawing dan verifying (Upe, 2016). Proses analisis tersebut dapat dilihat dari gambar berikut:
19
Data collection
Data display
Data reduction
Conclusion: Drawing & verifyng
20