Proposal Dan Sap Gizi Seimbang.docx

  • Uploaded by: Angelika Maya
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Dan Sap Gizi Seimbang.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,347
  • Pages: 33
PROPOSAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PENYULUHAN GIZI SEHAT SEIMBANG PADA BALITA DI DUSUN MANGGUNG, CATURTUNGGAL, DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

Disusun oleh: Angelika Maya W.

(P07120217006)

Anisa

(P07120217007)

Yunita Ragil A.

(P07120217040)

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN 2018/2019

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balita merupakan kekayanan yang penting untuk bangsa, karena balita nanatinya menjadi penerus yang menentukan keberhasilan bangsa. Balita harus tumbuh optimal sesuai dengan umur. Kesuksesan tumbuh kembang balita akan menghasilkan generasi emas yang mempu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan kualitas kesehatan yang menentukan keberhasilan pembangunan di Indonesia. Kesuksesan balita untuk tumbuh dan berkembang harus sesuai dengan asupan makan maupun pola makan balita. Gizi seimbang merupakan pencegahan masalah gizi dengan mempertimbangkan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih. Dengan adanya zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan sehari dapat mempertahankan berat badan normal. Kebutuhan zat gizi disesuaikan oleh umur, jenis kelamin, kondisi fisik, dan aktivitas fisik (Kodyat, 2014) Perkembangan masalah gizi di Indonesia semakin kompleks baik persoalan kekurangan gizi maupun kelebihan gizi. Anak yang menderita gizi kurang akan mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental, dimana anak mempunyai IQ lebih rendah dan mudah terserang infeksi. Anak-anak usia 2-5 tahun merupakan kelompok yang rentan karena terdapat pertumbuhan yang cepat sehingga membutuhkan zat gizi yang lebih banyak. Anak usia 2-5 tahun merupakan periode keemasan (golden age) dalam proses perkembangan, yang artinya pada usia tersebut aspek kognitif, fisik, motorik, dan psikososial seorang anak berkembangan secara pesat. Anak usia 2-5 tahun apabila kekurangan zat gizi maka akan terjadi gangguan gizi atau kesehatannya (Notoatmodjo, 2007). Apabila asupan gizi balita tidak seimbang, maka balita mengalami periode kritis karena balita tumbuh dan berkembang tidak sesuai umur atau tidak optimal. Lambatnya tumbuh kembang balita dapat disebabkan kurangnya asupan makanan yang sesuai. Balita dapat mengalami gizi kurang bahkan gizi

buruk dan kekurangan gizi pada balita atau dibawah lima tahun ini dapat menyebabkan kesakitan bahkan kematian (Ochtaviani dan Ani, 2012) Terjadinya gizi kurang sangat dipengaruhi oleh pemilihan makanan yang diberikan oleh ibu, dapat juga dipengaruhi oleh kualitas serta kuantitas makanan yang dikonsumsi, kondisi sakit atau infeksi (Jayanti dkk, 2011). Kondisi sosial ekonomi seperti pekerjaan ibu, pendidikan ibu, pengetahuan dan pola asuh ibu, jumlah anak serta kondisi ekonomi dapat mempengaruhi terjadinya gizi kurang pada balita (Putri dkk, 2105) Pengetahuan dan sikap ibu akan mempengaruhi asupan makanan yang ada di dalam keluarga terutama anak (Rakhwanti, 2014). Ibu yang berpendidikan dapat menerima berbagai informasi dari luar dan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan termasuk pola asuh anak. Sehingga perlu pemberdayaan kepada masyarakat mengenai gizi sehat seimbang (sartika, 2010). Pengetahuan orang tua sangat berpengaruh dalam hal terjadinya gizi kurang. Pengetahuan ibu dalam pengaturan konsumsi makan dengan pola makan seimbang sangat diperlukan untuk menjadikan balita memiliki status gizi baik. Pengetahuan gizi ibu meliputi mampu membuat makanan yang memiliki komposisi beraneka ragam atau bervariasi untuk konsumsi balita sehingga kebutuhan zat gizi balita dapat tercukupi. Selain pengetahuan ibu, pola asuh sama halnya dengan pola asuh gizi. Dalam hal pemberian makan dan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat pola perilaku ibu dalam mengasuh anaknya (Veriyal, 2010). Tercukupinya zat gizi akan menyebabkan balita terhindar dari gizi kurang, oleh sebab itu peran pengetahuan ibu sangat penting dalam peningkatan status gizi pada balita (Handono, 2010). Kualitas tumbuh kembang balita sangat ditentukan oleh pemenuhan zat gizi. Kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih berada pada masa pertumbuhan cepat dan aktivitasnya semakin meningkat serta anak sudah mempunyai pilihan terhadap makanan dan jajanan yang disukai. Jumlah dan variasi makanan harus mendapatkan perhatian secara khusus dari ibu atau pengasuh anak agar memilih makanan yang bergizi seimbang (Kemenkes RI, 2014)

Di Indonesia, tercatat 4,5% dari 22 juta balita atau 900 ribu balita mengamai gizi kurang atau gizi buruk dan mengakibatkan lebih dari 80% kematian anak (Kemenkes RI, 2012). Hasil riskesdas 2013 dibandingkan tahun 2010, prevalensi gizi kurang meningkat dari 17,9% menjadi 19,6% dan gizi buruk meningkat dari 36,8% menjadi 37,2%. Di Jawa Tengah dari 2.736.543 balita yang tercatat, ada 481.632 balita (17,6%) yang mengalami gizi buruk dan gizi sedang (Kemenkes RI, 2015). Pada saat ini, masyarakat masih belum sepenuhnya memahami bahkan ada yang belum mengetahui apa itu gizi sehat seimbang. Jika masayarakat dulu sangat mengenal istilah 4 sehat 5 sempurna, maka saat ini pengenalan gizi sehat seimbang sebagai pengganti 4 sehat 5 sempurna harus lebih sering dilakukan. Sehingga masyarakat lebih mengenal, memahami dan menerapkan gizi sehat seimbang. Indonesia saat ini menghadapai berbagai masalah kesehatan dan dalam bidang gizi ada masalah gizi ganda yang belum terselesaikan yang tidak hanya meluputi kurang gizi, tetapi juga kelebihan gizi (obesitas). Untuk mengatasi masalah gizi ganda, baik kekurangan gizi dan kelebihan gizi serta masalaha kesehatan lainnya, dapat dilakukan dengan menerapkan gizi seimbang. Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari- hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan dan berat badan.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum a) Setelah dilakukan penyuluhan kepada kader kesehatan di Dusun Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta tentang gizi sehat seimbang pada balita kader kesehatan dapat memahami, meningkatkan pengetahuan dan menerapkan gizi sehat seimbang pada balita dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Khusus a) Kader kesehatan dapat menjelaskan pengertian gizi sehat seimbang. b) Kader kesehatan dapat menyebutkan triguna gizi seimbang. c) Kader kesehatan dapat menyebutkan 4 pilar gizi seimbang. d) Kader kesehatan dapat menyebutkan manfaat konsumsi gizi sehat seimbang. e) Kader kesehatan dapat menyebutkan pedoman umum gizi seimbang. f) Kader kesehatan dapat menyebutkan macam masalah gizi pada balita. g) Kader kesehatan dapat menyebutkan dampak buruk dari gizi kurang pada balita. h) Kader kesehatan dapat menyebutkan dampak buruk dari gizi lebih pada balita. i) Kader kesehatan dapat menjelaskan cara pencegahan gangguan gizi pada balita. j) Kader kesehatan dapat menerapkan konsumsi gizi sehat seimbang dalam kehidupan sehari-hari.

C. Manfaat 1. Meningkatkan pengetahuan kader kesehatan di Dusun Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman mengenai gizi sehat seimbang pada balita dan dapat disebarkan kepada masyarakat yang ada di Dusun Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman. 2. Menumbuhkan kesadaran para kader kesehatan mengenai pentingnya mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi sehat seimbang. 3. Masyarakat terutama kader dan para ibu dapat menerapkan pemenuhan gizi sehat seimbang untuk mencegah kekurangan gizi dan kelebihan gizi pada balita. 4. Masyarakat dapat mewujudkan hidup sehat, bugar, cerdas, aktif dan produktif.

BAB II KONSEP TEORI A. Dasar Pemikiran Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat (Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI), 2015). Masa kanak-kanak merupakan masa yang sangant penting yang harus diperhatikan oleh para ibu untuk menjaga agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sehat dan cerdas. Oleh karena itu para ibu harus memperhatikan asupan gizi untuk anak-anaknya. Gizi adalah zat yang dikonsumsi karena dapat memberikan 6egene, atau dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan menjaga kesehatan atau juga kekurangan makan akan menyebabkan perubahan biokimia maupun fisiologi dalam tubuh. Karbohidrat, protein dan lemak merupakan zat gizi makro yang dibutuhkan tubuh. Sedangkan vitamin dan mineral merupakan zat gizi mikro yang dibutuhkan oleh tubuh. Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zatzat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan dan berat badan ideal. Jumlah sesuai dengan kebutuhan tubuh berarti bahwa jumlah asupan sama dengan jumah 6egene yang dikeluarkan sehingga tidak kurang dan tidak lebih. Prinsip keanekaragaman pangan penting diperhatikan dalam makanan yang diberkan kepada anak agar anak mendapatkan berbagai macam zat gizi yang diperlukan oleh tubuhnya disamping itu makanan yang bervariasi akan menimbulkan selera makan anak. Penting pula diperhatikan agar anak mempunyai pola hidup yang aktif sehingga terjadi keseimbangan antara asupan 6egene dengan energi yang dikeluarkan.

Selain itu para ibu juga perlu memperhatikan kebersihan dalam pemberian makanan kepada anak untuk menghindari penyakit yang dapat timbul dari makanan yang tidak bersih. Kebersihan mencakup persiapan, pengolahan maupun penyajian makanan. Ibu juga perlu memantau berat badan anak untuk mengetahui status gizinya. Di samping seimbang, pemberian gizi pada anak harus tepat. Pertama, tepat kombinasi gizinya. Artinya semua kebutuhan zat gizinya terpenuhi dengan kombinasi dan susunan yang tepat. Kedua, tepat porsinya. Artinya porsi makanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan tubuhnya atau sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian. Ketiga, tepat dengan tahap perkembangan anak. Artinya makanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan kalori anak berdasarkan usia dan berat badan anak. Jika kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi maka anak akan mengalami kekurangan gizi. Atau sebaliknya, jika anak mengalami kelebihan energi maka anak akan mengalami kegemukan atau obesitas. Kegemukan atau obesitas dapat meningkatkan resiko penyakit jantung koroner, diabetes maupun penyakit degeneratif lainnya. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya gizi seimbang untuk anak.

B. Tema Tema penyuluhan ini adalah “Gizi Sehat Seimbang pada Balita”

C. Bentuk/Jenis Kegiatan Ada beberapa strategi dan bentuk pemberdayaan masyarakat yang dipandang cukup efektif dan efisien untuk diterapkan dan dikembangkan dalam penyuluhan kader kesehatan gizi sehat seimbang pada balita di Dususn Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman. Strategi dan bentuk-bentuk pemberdayaan tersebut diantaranya adalah strategi: 1. Penguatan kelompok masyarakat Pendekatan kelompok adalah strategi pemberdayaan masyarakat yang dipandang masih relevan untuk masyarakat Dusun Manggung,

Caturtunggal, Depok, Sleman, sebab masyarakat desa yang kebanyakan secara ekonomi, sosial, budaya, dan politik dalam posisi yang relatif lemah akan sulit memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi secara sendiri-sendiri. Potensi-potensi yang mereka miliki secara individu meskipun kecil akan dapat menjadi potensi yang amat berarti manakala diakumulasikan menjadi kekuatan kelompok. Dan upaya pemberdayaan akan menjadi terlalu luas dan tidak efektif jika dilakukan secara individual. Karena itu penguatan adalah strategi yang paling efektif dan efisien dalam upaya pemberdayaan potensi dan kemampuan kemampuan masyarakat. Dengan penguatan kelompok ini pula diharapkan masyarakat yang lemah akan mempunyai posisi tawar yang kuat dan seimbang yang harus berhubungan dengan kelompok atau anggota masyarakat yang lebih kuat. Penguatan kelompok juga akan menumbuhkan rasa solidaritas yang tinggi diantara anggota masyarkat. Melalui pendekatan kelompok juga akan dapat bersamaan dan tanggung jawab bersama dalam manyelesaikan berbagai permasalahan yang mereka hadapi. Apalagi dalam kegiatan pengelolaan sumber daya alam dan pemukiman desa yang memerlukan keterlibatan masyarkat secara keseluruhan. Kepentingan yang menjadi sasarannya juga merupakan kepentingan masyarakat bukan merupakan kepentingan orang per individual. Pendekatan ini bukan berarti menuntut adanya pembentukan kelompok baru dalam masyarkat. Tetapi akan lebih efektif jika memanfaatkan secara maksimal kelompok-kelompok yang telah ada dan berfungsi di masyarakat. Seperti kelompok tani, kelompok keagaamman, kelompok masyarkat lainnya. 2. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pada prinsipnya proses pemberdayaan masyarakat merupakan proses pengembangan sumber daya manusia dari berbagai aspek secara komprehensif dan integratif. Karena itu pengembangan sumber daya manusia merupakan bagian tidak terpisahkan dari proses pemberdayaan masyarakat. Pengembangan sumber daya manusia merupakan upaya untuk mengembankan sumber daya insan masyarakat baik yang berkaitan dengan

pengetahuan, sikap, keterampilan, maupun kinerja mereka. Hal ini merupakan suatu keharusan dalam setiap program pembangunan, sebaab pada hakekatnya pembangunan itu adalah pembangunan untuk masyarkat yang dilakukan oleh dan dari masyarakat. Strategi pengembangan sumber daya manusia ini merupakan strategi yang mengarah pada penciptaan pra kondisi agar dikemudian hari masyarakat bisa membangun dirinya sendiri secara mandiri. Konsekuensi dari penggunaan strategi pengembangan sumber daya manusia ini menuntut adanya program-program kegiatan yang bersifat pendidikan dan latihan secara sistematis. Program dan kegiatan yang demikain itu membawa konsekuensi pula terhadap perlunya penyediaan dana dan saranan pendukung yang tidak sedikit, meskipun hasil dari kegiatan tersebut tidak akan dapat dinikmati secara langsung dalam waktu dekat. Pengembanga sumber daya manusia memang merupakan investasi sosial berjangka panjang yang membutuhkan kesabaran. Apalagi yang menjadi sasarannya adalah masyarakat pedesaan dengan seperangkat kekurangan dan kelebihannya. Pada prinsipnya strategi pemberdayaan sumber daya manusia merupakan strategi yang mempunyai sentuhan secara langsung dengan upaya pemberdayaan masyarakat, upaya pemberdayaan masyarakat itu pada hakekatnya adalah upaya pengembangan sumber daya manusia. Namun secara lebih khusus strategi pemberdayaan sumber daya manusia ini lebih dititik beratkan pada pengembangan sumber insan masyarakat, baik yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap, keterampilan, maupun kinerja mereka. Implementasi strategi pemberdayaan sumber daya manusia ini dapat diwujudkan melalui: a. Identifikasi individu ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang mempunyai keterampilan sendiri. b. Pemberian pendidikan dan pelatihan secara sistematis mengenai keterampilan khusus yang dibutuhakn sesuai dengan potensi alam yang ada disekitarnya.

D. Target (Indikator /keberhasilan) 1. Input Input meliputi SDM, dana, bahan-bahan, dan alat-alat yang mendukung kegiatan penyuluhan gizi sehat seimbang pada balita. a. Masyarkat yang menjadi kader gizi sehat seimbang pada balita di Dusun Manggung, Depok, Sleman adalah masyarakat yang bersedia dan mampu menjadi kader sekaligus mau membagikan ilmu yang telah didapatkan kepada masyarakat di Dusun Manggung, Caturtunggal Depok, Sleman. Sehingga dapat memberikan pengaruh yang positif kepada masyarkat di Dusun Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman. b. Para kader gizi sehat seimbang pada balita adalah perwakilan setiap RT yang ada di Dusun Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman. c. Kondisi tempat (Balai Desa Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman) dan sarana prasarana berupa meja, kursi, leaflet dan konsumsi sudah siap sebelum kegiatan dimulai. d. Dana diambil dari iuran pribadi seluruh panitia penyuluhan gizi sehat seimbang di dusun Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman.

2. Proses Proses meliputi jumlah penyuluhan yang dilaksanakan, frekuensi penyuluhan yang dilaksanakan, jumlah kader yang terlibat serta proses penyuluhan. a. Pemberian penyuluhan kepada kader gizi sehat seimbang pada balita dilaksanakan selama 1 hari dan memerlukan waktu selama 1 jam. b. Kegiatan penyuluhan gizi sehat seimbang pada balita di Dusun Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman berjalan lancar dan sesuai dengan rencana awal. c. Jumlah kehadiran kader gizi sehat seimbang adalah 90% dari jumlah kader yang telah terdaftar. d. Kader menyimak dan mengikuti penyuluhan dengan tenang dan aktif bertanya apabila ada hal yang kurang jelas.

e. Kader mengikuti penyuluhan gizi sehat seimbang pada balita dari awal hingga akhir.

3. Output Output, meliputi jumlah kader yang telah meningkatkan pengetahuan dan perilakunya tentang gizi sehat seimbang. a. Dari jumlah total kader yang mengikuti penyuluhan gizi sehat seimbang pada balita di Dusun Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman 90% dari jumlah kader dapat memahami dan mampu memberikan penyuluhan kepada masayarakat mengenai gizi sehat seimbang pada balita di dusun Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman. b. Para kader kesehatan dapat mengurangi dan mempengaruhi pola pikir atau perilaku buruk masyarakat tentang konsumsi makanan yang tidak bergizi sehat seimbang untuk mencegah gizi kurang dan gizi lebih.

4. Outcome Outcome dari pemberdayaan masyarakat mengenai gizi sehat seimbang pada balita mempunyai kontribusi dalam penurunan dan pencegahan gizi kurang dan gizi lebih akibat konsumsi makanan yang tidak bergizi sehat seimbang. a. Masyarakat mulai membiasakan menerapkan konsumsi makanan yang bergizi sehat seimbang pada balita. b. Angka kelebihan gizi dan kekurangan gizi akibat konsumsi makanan yang tidak bergizi sehat seimbag pada masyarakat di Dusun Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman berkurang atau tidak ada.

E. Susunan Panitia

SUSUNAN PANITIA PELAKSANA PENYULUHAN GIZI SEHAT SEIMBANGPADA BALITA DI DUSUN MANGGUNG, CATURTUNGGAL, DEPOK, SLEMAN 1. Penanggung Jawab

: Tri Prabowo, S.Kp. M.Sc

2. Ketua Pelaksana

: Angelika Maya W

3. Bendahara

: Yunita Ragil A

4. Sekretaris

: Anisa

5. Divisi Acara

: Yunita Ragil A

6. Divisi konsumsi

: Angelika Maya W

7. Divisi perlengkapan : Anisa

F. Rencana Anggaran No

Rincian

Banyaknya

Harga satuan

Rincian Dana

Pembiayaan 1.

Cetak leaftlet

20 lembar

Rp.2000

Rp. 40.000

2.

Snack

20 buah

Rp.3000

Rp. 60.000

3

Print proposal

5 lembar

Rp.200

RP. 1000

4.

Jilid proposal

1 buah

Rp.4000

Rp. 4000

TOTAL

Rp. 105.000

G. Harapan Setelah diadakan penyuluhan mengenai “Gizi Sehat Seimbang pada Balita” di Dusun Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi sehat seimbang pada balita. Setelah dilakukan penyuluhan gizi sehat seimbang kepada para kader kesehatan di Dusun Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman diharapkan kader kesehatan dapat menularkan pengetahuannya kepada masayarakat terutama para ibu di Dusun Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman. Setelah

masyarakat memahami pentingnya gizi sehat seimbang pada balita maka diharapkan akan timbul kesadaran mengenai pentingnya menkonsumsi makanan yang bergizi sehat seimbang pada balita. Kegiatan ini juga diharapkan menimbulkan perubahan pada kesehatan masyarakat di dusun Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman misalnya berkurangnya balita yang mengalmai gizi kurang dan gizi lebih serta dapat meningkatkan derajat kesehatan seluruh masyarkat di Dusun Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Setelah dilakukan penyuluhan “Gizi Sehat Seimbang pada Balita” di dusun Manggun, Caturtunggal, Depok, Sleman diharapkan kader kesehatan dapat mengetahui pengertian gizi sehat seimbang. Setelah kader kesehatan memahami mengenai gizi sehat seimbang pada balita diharapkan dapat menularkan ilmu yang telah didapatkan kepada masyarkat di Dusun Manggung, Caturtunggal, Caturtunggal, Depok, sleman sehingga masyarakat terutama ibu di Dusun Manggung, Caturtunggal, Depok, sleman dapat memahami, meningkatkan dan menerapkan gizi sehat seimbang pada balita dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran 1. Saran untuk mahasiswa Setelah dilakukan penyuluhan di Dusun Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman, mahasiswa diharapkan untuk melakukan penyuluhan di tempat lain agar semakin banyak orang yang mendapat ilmu tersebut. 2. Saran untuk kader kesehatan Setelah dilakukan penyuluhan disarankan kepada kader kesehatan untuk dapat membagikan ilmu yang telah didapatkan kepada masyarkat terutama ibu di Dusun Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman. Kader kesehatan harus bisa menjadi teladan atau contoh bagi masyarkat yang lain.

SATUAN ACARA PENYULUHAN GIZI SEHAT SEIMBANG PADA BALITA DI DUSUNG MANGGUNG, CATURTUNGGAL, DEPOK, SLEMAN

A. Topik Gizi Sehat Seimbang pada Balita

B. Sasaran 1. Sasaran program

: Balita

2. Sasaran penyuluhan :Kader kesehatan di Dusun Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman C. Tujuan 1. Tujuan Umum a) Setelah dilakukan penyuluhan kepada kader kesehatan di Dusun Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta tentang gizi sehat seimbang pada balita kader kesehatan dapat memahami, meningkatkan pengetahuan dan menerapkan gizi sehat seimbang pada balita dalam kehidupan sehari-hari. 2. Tujuan Khusus Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit mengenai gizi sehat seimbang pada balita, kader kesehatan dapat: a) Menjelaskan pengertian gizi sehat seimbang. b) Menyebutkan triguna gizi seimbang. c) Menyebutkan 4 pilar gizi seimbang. d) Menyebutkan manfaat konsumsi gizi sehat seimbang. e) Menyebutkan pedoman umum gizi seimbang. f) Menyebutkan macam masalah gizi pada balita. g) Menyebutkan dampak buruk dari gizi kurang pada balita. h) Menyebutkan dampak buruk dari gizi lebih pada balita. i) Menjelaskan cara pencegahan gangguan gizi pada balita.

j) Menerapkan konsumsi gizi sehat seimbang dalam kehidupan seharihari.

D. Materi (terlampir) 1. Pengertian gizi seimbang. 2. Triguna gizi seimbang. 3. Empat pilar gizi seimbang. 4. Gizi seimbang bagi balita. 5. Pedoman umum gizi seimbang. 6. Manfaat gizi seimbang bagi balita. 7. Macam-macam gangguan gizi pada balita. 8. Bahaya gangguann gizi pada balita. 9. Pencegahan ganguan gizi pada balita.

E. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi

F. Media dan Alat a. Media 1) Lefleat tentang Gizi Sehat Seimbang pada Balita b. Alat 1) Meja

: 1 buah

2) Kursi

: 20 buah

G. Waktu Hari, tanggal

: Sabtu, 10 Oktober 2018

Waktu

: 09.00-10.00

Tempat

: Balai Dusun Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman

Alokasi waktu

:

No

Kegiatan

Waktu

1.

Pembukaan

09.00-09.05

2.

Sambutan ketua

09.05-09.10

3.

Sambutan perwakilan kader

09.10-09.15

4.

Ceramah

09.15-09.40

5.

Tanya Jawab

09.40-09.50

6.

Evaluasi

09.50-09.55

7.

Penutup

09.55-10.00

H. Tempat Penyuluhan akan dilakukan di Balai Desa Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.

I. Rencana Evaluasi No 1.

Aspek Kognitif

Waktu

Metode

Instrumen

Evaluator

Segera

Tanya

Daftar

setelah

jawab

pertayaan

Anisa

Wawancara

Daftar

Ragil

penyuluhan 2

Afektif

Segera setelah

wawancara

penyuluhan Lembar evaluasi 1) Aspek kognitif a) Jelaskan pengertian gizi sehat seimbang? b) Sebutkan triguna gizi seimbang? c) Sebutkan 4 pilar gizi seimbang? d) Sebutkan 4 manfaat konsumsi gizi sehat seimbang? e) Sebutkan 10 dari 13 pedoman umum gizi seimbang?

f) Sebutkan 2 macam masalah gizi pada balita? g) Sebutkan 3 dampak buruk dari gizi kurang pada balita? h) Sebutkan 5 dari 6 dampak buruk dari gizi lebih pada balita? i) Jelaskan cara pencegahan gangguan gizi pada balita?

2) Aspek afektif a) Apa sajakah upaya yang akan anda lakukan untuk menjaga agar balita tidak mengalami masalah gizi kurang dan gizi lebih? b) Makanan seperti apa yang sebaiknya diberikan pada balita?

Lampiran 1 MATERI A. Pengertian gizi seimbang Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan julah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal utnuk mencegah masalah gizi. B. Triguna gizi seimbang 1. Zat Tenaga terdiri dari karbohidrat dan lemak. Bermanfaat untuk memberikan tubuh kita tenaga agar dapat melakukan kegiatan sehari-hari. Sumber dari zat tenaga adalah nasi, roti, singkong, kentang, ubi, dan lainlain. Sumber zat gizi lemak adalah minyak goreng dan mentega. 2. Zat Pembangun adalah protein yang berguna untuk tubuh agar dapat bertambah tingga dan berat. Sumber protein dibagi menjadi protein hewani dan protein nabati. Sumber protein hewani adalah susu, telur, daging, ikan dan ayam. Sumber protein nabati adalah tahu, tempe, kacang hijau, kacang tanah, dan lain-lain. 3. Zat Pengatur adalah zat vitamin dan mineral yang berfungsi untuk mengatur agar oran-organ tubuh bekerja dengan baik. Sumber zat pengatur adalah sayuran dan bauh-buahan. C. Empat pilar gizi seimbang Pedoman Gizi Seimbang yang telah diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 1955 merupakan realisasi dari rekomendasi Konferensi Pangan Sedunia di Roma tahun 1992. Pedonan tersebut menggantikan slogan “4 Sehat 5 Sempurna” yang telah diperkenalkan sejak tahun 1952 dan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi (IPTEK) dalam bidang

gizi

serta

masalah

dan

tantangan

yang dihadapi.

Dengan

mengimplementasikan pedoman tersebut diyakini bahwa masalah gizi beban ganda dapat teratasi.

Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) pilar yang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur. Empat pilar tersebut adalah: 1. Mengkonsumsi makanan beragam Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan mempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan. Contoh: Nasi merupakan sumber utama kalori, tetapi miskin vitamin dan mineral; sayuran dan buah-buahan pada umumnya kaya akan vitamin, minerl dan serat, tetapi miskin kalori dan protein; ikan merupakan sumber utama protein tetapi sedikit kalori. Khiusus untuk bayi berusia 0-6 bulan, ASI merupakan makanan tunggal yang sempurna. Hal ini disebabkan karena ASI dapat mencukupi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal, serta sesuai dengan kondisi fisiologis pencernaan dan fungsi lainnya dalam tubuh. Apakah mengonsumsi makanan beragam tanpa memperhatikan jumlah dan prosinya sudah benar? Tidak. Yang dimaksudkan beragam dalam prinsip ini selain keanekaragaman Jenis pangan juga termasuk proporsi makana yang seimbang, dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan dilakukan secara teratur. Anjuran pola makan dalam beberapa dekade terakhir telah memperhitungkan proporsi setiap kelompok pangan sesuai dengna kebutuhan yang seharusnya. Contohnya, saat ini dianjurkan mengonsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan dibandingkan dengan anjuran sebelumnya. Demikian pula jumlah makanan yang mengandung gula, garam. Lemak yang dapat meningkatkan risiko beberapa PTM, dianjurkan untuk dikurangi. Akhir-akhir ini minum air dalam jumlah yang cukup telah dimasukan dalam komposisi gizi seimbang oleh karena pentingnya air dalam proses metabolisme dan dalam pencegahan dehidrasi.

2. Membiasakan perilaku hidup bersih Perilaku hidup bersih sangat terkait dengan prinsip Gizi Seimbang: Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi status gizi seseorang secara langsung, terutama anak-anak. Seorang yang menderita penyakit ingeksi akan mengalami penurunan nafsu makan sehingga jumlah dan jenis gizi yang masuk ke tubuh berkurang. Sebaliknya pada keadaan infeksi, tubuh membutuhakan zat gizi yang lebih banyak utnuk memenuhi peningkatan metabolisme pada orang yang menderita infeksi terutama apabila disertai panas. Pada orang yang menderita diare, berarti mengalami kehilangan zat gizi dan cairan secara langsung akan memperburuk kondisinya. Demikian pula sebaliknya, seseorang yang menderita kurang gizi akan mempunyai risiko terkena penyakit infeksi karena pada keadaan kurang gizi daya tahan tubuh seseorang menurun, sehinga kuman penyakit lebih mudah masuk dan berkembang. Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan kurang gizi dan penyakit infeksi adalah hubungan timbal balik. Dengan membiarkan perilaku hidup bersih akan menghindarkan seseorang dari keterpaparan terhadap sumber infeksi. Contoh: 1) selalu mencuci tangan denga sabun dan air bersih mengalir sebelum makan, sebelum memberikan ASI, sesudah meyiapkan makanan dan minuman, dan setelah buang air besar dan kecil, akan menghindarkan terkontaminasinya tangan dan makanan dari kuman penyakit antara lain kuman penyakit typus dan disentri; 2) menutup makanan yang disajikan akan menhindarkan makanan dihinggapi lalat dan binatang lainnya serta debu yang membawa beberapa kuman penyakit; 3) selalu menutup mulut dan hidung bila bersin, agar tidak menyebarkan kuman penyakit; dan 4) selalu menggunakan alas kaku agar terhindar dari penyakit kecacingan. 3. Melakukan aktivitas fisik Akativitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk olahraga merupakan salah satu upaua untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanya sumber energy dalam tubuh.

Aktivitas fisik memerlukan energy. Selain itu, aktivitas fisik juga memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme zat gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan zat gizi yang keluar dari dan yang masuk ke dalam tubuh. 4. Memeprtahankan dan memantau berat badan (BB normal) Bagi orang dewasa salah satu indikator yang menunukan bahwa terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tecapainya berat badan yang normal, yaitu berat badan yang sesuai untuk tinggi badannya. Indikator tersebut dikenal dengan Indeks masa tubuh (IMT). Oleh karena itu, pemantauan BB normal merupakan hal yang harus menjadi bagian dari ‘pola hidup’ dengan Gizi Seimbang’, sehingga dapat mencegah penyimpanagna BB dari BB normal, dan apabila terjadi penyimpangan dapat segera dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganannya. Bagi bayi dan balita indikator yang digunakan adalah perkembangan berat badan sesuai denga pertambahan umur. Pemantauan nya dilakukan dengan mengguankan KMS. Yang dimaksud dengan berat badan normal adalah: a. untuk orang dewasa jika IMT 18,5-25,0; b. bagi anak balita dengan KMS dan berada di dalam pita hijau. D. Gizi seimbang bagi balita 1. Gizi seimbang untuk bayi 0-6 bulan Gizi seimbang utnuk bayi 0-6 bulan cukup hanya dari ASI. ASI merupakan makanan yang terbaik untuk bayi oleh karena dapat memenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan bayi sampai usia 6 bulan, sesuai dengan perkembangan sistem pencernaannya, mudah dan bersih. Oleh karena itu setiap bayi harus memperoleh ASI eksklusif yang berarti sampai usia 6 bulan hanya diberi ASI saja. 2. Gizi seimbang untuk Anak 6-24 bulan Pada anak usia 6-24 bulan, kebutuhan terhadapa berbagai zat gizi semakin meningkat dan tidak lagi dpat dipenuhi hanya dari ASI saja. Pada usia ini anak berada pada periode pertumbuhan dan perkembangan cepat, mulai

terpapar terhadap infeksi dan secara fisik mulai aktif, sehingga kebutuhan terhadap zat gizi harus terpenuhi dengan memperhitungkan aktivitas bayi/anak dan keadaan infeksi. Agar mencapai gizi seimbang maka perlu ditambahkan dengan makanan pendamping ASI atau MP-ASI, sementara ASI tetap diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. pada usia 6 bulan, bayi mulai diperkenalkan kepada makanan lain, mula-mula dalam bentuk makanan lembik dan selanjutnya beralih ke makanan keluarga saat bayi berusia 1 tahun. Ibu sebaiknya memahami bahwa pola pemberian makanan secara seimbang pada usia dini akan berpengaruh terhadap selera makan anak selanjutnya, sehingga pengenalan kepada makanan yang beranekaragam pada periode ini menjadi sangat penting. Secara bertahap, variasi makanan untuk bayi usia 6-24 bulan semakin ditingkatkan, bayi mulai dibeikan sayur dan buahbuahan, lauk pauk sumber protein hewani dan nabati, serta makanan pokok sebagai sumber kalori. Demikian pula jumlahnya ditambahkan secara bertahap dalam jumlah yang tidak berlebihan dan dalam proporsi yang juga simbang. 3. Gizi seimbang untuk anak Kebutuhan gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena berada pada masa pertumbuan cepat dan aktivitasnya tinggi. Demikian juga anak sudah mempunyai pilihan terhadap makan yang disukai termasuk makanan jajanan. Oleh karena itu jumlah dan variasi makanan harus mendapatkan perhatian secara khusus dari ibu atau pengasuh anak, terutama dalam “memenangkan” pilihan anak agar memilih makanan yang bergizi seimbang. Disamping itu anak pada usia ini sering keluar rumah sehingga mudah terkena penyakit infeksi dan kecacingan, sehingga perilaku hidup perlu dibiasakan untuk mencegahnya. E. Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGD) 1. Makanlah Aneka Ragam Makanan Karena tidak ada bahan makanan yang mengandung semua nutrisi yang diperlukan tubuh.

2. Makanlah Makanan untuk Memenuhi Kecukupan Energi Makanan yang kita konsumsi harus dapat memenuhi kebutuhan energi harian. 3. Makanlah Makanan Sumber Karbohidrat 1/2 dari Kebutuhan Energi Selebihnya konsumsi makanan lain yang mengandung protein dan lemak. 4. Batasi Lemak dan Minyak sampai 1/4 dari Kebutuhan Energi. Karena lemak dan minyak yang berlebih akan disimpan sebagai lemak tubuh dan beresiko menjadi obesitas. 5. Gunakan Garam Beryodium Yodium adalah nutrisi penting untuk proses metabolisme dan pertumbuhan karenanya gunakan garam yang mengandung yodium. 6. Makanlah Makanan Sumber Zat Besi Zat besi diperlukan untuk pertumbuhan dan pembentukan sel-sel darah. Zat besi terdapat pada sayuran hijau. 7. Berikan ASI Saja pada Bayi sampai Berumur 4 Bulan ASI adalah makanan terbaik selama 4 bulan pertama usia bayi dan juga menyediakan imunisasi alami bagi bayi. 8. Biasakan Makan Pagi Sarapan meningkatkan laju metabolisma sehingga tubuh lebih efektif mengubah makanan menjadi energi dan memberi nutrisi pada tubuh. 9. Minum Air yang Bersih, Aman, dan Cukup Jumlahnya Air penting bagi tubuh untuk menghidrasi tubuh, membantu fungsi organ, pencernaan dan membuang racun. 10. Lakukan Olahraga Secara Teratur Olahraga bermanfaat untuk mengurangi kolesterol, mengontrol berat badan, melancarkan aliran dan mengendalikan tekanan darah dan lain sebagainya. 11. Hindari Minuman Beralkohol Minuman beralkohol meningkatkan resiko penyakit dan juga dapat merusak mental seseorang.

12. Makanlah Makanan yang Aman bagi Kesehatan Hindari makanan mengandung bahan berbahaya sepertu kontaminan, pengawet, pewarna, penyedap rasa dan lainnya. 13. Bacalah Label pada Makanan Kemasan Bacalah label kandungan nutrisi untuk memilih makanan yang sehat dan aman. Perhatikan juga batas kadaluarsanya. F. Manfaat gizi seimbang pada balita 1. Untuk mengoptimalkan kesehatan dan perkembangan balita. Pemenuhan gizi yang sempurna pada balita akan membuat sistem imun pada balita menjadi kuat dan cenderung lebih tahan terhadap serangan penyakit. Di samping itu, balita yang sehat juga cenderung akan lebih cepat beradaptasi dan mudah menangkap respon dalam proses belajar di lingkungan sekitarnya. 2. Untuk menjaga sistem kekebalan tubuh dari penyakit. Pada masa balita, sistem kekebalan tubuh belum benar-benar terbentuk dengan sempurna. Oleh karena itu balita harus mendapatkan asupan gizi yang cukup. Gizi akan membantu membentuk sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga balita tidak akan mudah terserang sakit. Adapun untuk menyediakan gizi yang cukup bagi balita, maka cukup dengan cara di eri makanan yang sehat dan seimbang. 3. Untuk mempercepat proses pertumbuhan. Gizi sangat berpengaruh dalam membantu proses pertumbuhan balita. Balita yang terpenuhi dengan baik asupan gizi cenderung akan mengalami peningkatan tinggi badan dan berat badan lebih baik di banding balita yang kekurangan gizi. 4. Untuk menunjang kecerdasan berfikir dan pertumbuhan otak. Jika gizi yang diperlukan oleh otak tidak terpenuhi, maka perkembangan otak akan terhambat, dan hal tersebut secara otomatis akan berakibat pada lemahnya tingkat kecerdasan balita

G. Gangguan gizi pada balita 1. Gizi Kurang Kurang Gizi adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau ketidak seimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. Tanda dan Gejala Gizi Kurang a. Nafsu makan menurun b. Anak tampak kurus c. Wajah seperti orang tua d. Kulit keriput e. Anak cengeng dan rewel f. Rambut kusam dan merah, mudah dicabut g. Mata Sayu 2. Kelebihan Gizi (Obesitas) Obesitas atau kelebihan gizi pada anak merupakan permasalahan multifaktorial yang terutama disebabkan oleh asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan harian mereka. Hal ini berkaitan dengan pola makan yang berlebih dan jenis makanan yang dikonsumsi mengandung kalori yang tinggi. Selain itu, gaya hidup yang malas (sedentary lifestyle) dan minimnya aktivitas fisik sehari-hari juga menjadi penyebab utama obesitas pada anak. Meskipun demikian, faktor genetik, hormonal dan kondisi sosio-ekonomi keluarga dan lingkungan juga turut mempengaruhi, demikian juga dengan efek perawatan medis, meskipun kejadiannya cukup langka. Akan tetapi, faktor diet dan sedentary lifestyle masih menjadi penyebab utama. H. Bahaya Gangguan gizi pada balita Untuk menunjang tumbuh kembang balita diperlukan makanan yang bergizi seimbang. Bila tidak terpenuhi dengan baik, bukan tidak mungkin balita akanmengalami gizi kurang dan gizi lebih. Tentu saja gizi kurang dan gizi lebih akan berpengaruh tidak baik terhadap kesehatan dan tumbuh kembang balita. Berikut ini adalah dampak negatif apabila balita mengalami gizi kurang dan gizi lebih.

1. Dampak negatif apabila balita megalami gizi kurang Balita dan anak-anak yang tidak mendapatkan nutrisi yang cukup berpotensi mengalami komplikasi serta gangguan kesehatan jangka panjan, seperti a. Gangguan mental dan emosional Menurut Children’s Defense Fund, anak-anak yang kekurangan asupan nutrisi berisiko menderita gangguan psikologis, seperti rasa cemas berlebih maupun ketidakmampuan belajar, sehingga memerlukan konseling kesehatan mental. Gizi buruk juga membawa dampak yang buruk bagi perkembangan dan kemampuan adaptasi anak pada situasi tertentu. Sebuah studi “India Journal of Psychiatry” tahun 2008 mencatat dampak dari gizi buruk pada anak, yaitu: 1) Kekurangan zat besi menyebabkan 2) gangguan hiperaktif 3) Kekurangan yodium menghambat pertumbuhan 4) Kebiasaan melewatkan waktu makan atau kecenderungan pada makanan mengandung gula juga berkaitan dengan depresi pada anak b. Tingkat IQ yang rendah Menurut data yang dilansir pada National Health and Nutrition Examination Survey, anak-anak dengan gizi buruk cenderung melewatkan pelajaran di kelas sehingga anak tidak naik kelas. Anak menjadi lemas, lesu, dan tidak dapat bergerak aktif karena kekurangan vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya. Hal ini didukung oleh data World Bank yang juga mencatat hubungan antara gizi buruk dan tingkat IQ yang rendah . Anak-anak ini juga mungkin mengalami kesulitan mencari teman karena masalah perilaku mereka. Gagalnya anak untuk mencapai aspek akademis dan sosial akibat gizi buruk tentu saja memiliki dampak negatif yang berkelanjutan sepanjang hidupnya apabila tidak segera disembuhkan.

c. Penyakit infeksi Dampak gizi buruk lainnya yang kerap kali terjadi adalah risiko penyakit infeksi. Ya, anak dengan gizi yang kurang akan sangat rentan mengalami penyakit infeksi. Hal ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuhnya yang tak kuat akibat nutrisi tubuh yang tidak terpenuhi. Ada banyak vitamin dan mineral yang sangat memengaruhi kerja sistem kekebalan tubuh, misalnya vitamin C, zat besi, dan zink. Bila kadar nutrisi tersebut tidak tercukupi maka sistem kekebalan tubuhnya juga buruk. Belum lagi jika ia kekurangan zat gizi makro seperti karbohidrat dan protein yang merupakan sumber energi dan pembangun sel-sel tubuh. Kekurangan nutrisi tersebut akan membuat fungsi tubuhnya terganggu. d. Anak pendek dan tidak tumbuh optimal Pertumbuhan dan perkembangan balita terhambat adalah dampak gizi buruk pada anak. Ketika mengalami masa pertumbuhan, balita sangat memerlukan zat protein yang diandalkan untuk membangun selsel tubuh dan karbohidrat sebagai sumber energi utama tubuh. Bila tidak ada protein dan zat nutrisi lainnya, maka bukan tidak mungkin pertumbuhan balita terhambat bahkan berhenti sebelum waktunya. Maka itu penting bagi Anda untuk terus memantau kesehatan sang buah hati, apalagi jika ia masih dalam usia di bawah lima tahun. Dengan mengetahui status gizinya, Anda juga akan mengetahui apakah perkembangan balita normal atau itu. Untuk itu, sebaiknya selalu periksakan anak ke dokter dengan rutin. 2. Dampak negatif apabila balita megalami gizi lebih obesitas pada balita, biasanya disebabkan oleh adanya faktor pemicu. Ada dua faktor yang sangat dominan penyebab obesitas pada balita, yaitu faktor keturunan dan faktor gaya hidup. Kombinasi dari dua faktor itu akan sangat mungkin menyebabkan adanya obesitas pada balita. Jadi, secara gampang dapat diambil kesimpulan, seorang anak

yang memiliki orangtua yang juga mengalami obesitas, maka kemungkinan sang anak untuk mengalami obesitas juga sangat mungkin terjadi, namun kombinasi dari faktor orangtua dan gaya hiduplah yang besar kemungkinan menyebabkan obesitas pada anak. Diabetes memperbesar risiko obesitas pada bayi. Apabila ada seorang ibu yang menderita gestasional diabetes sedang mengandung dan kemudian melahirkan seorang bayi, maka besar kemungkinan bayi yang dilahirkannya akan memiliki berat badan yang berlebih juga akan sangat besar. Ini adalah analisa dari faktor genetik atau keturunan. Obesitas pada balita juga bisa dipicu akibat pemberian susu formula yang berlebihan. Sementara balita tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup. Belum lagi dengan adanya pola konsumsi makan yang tergolong tidak seimbang. Nah, inilah salah satu kondisi yang bisa mengakibatkan berat badan berlebihan pada balita. Dampak negatif obesitas pada yaitu adalah: a. Adanya gangguan pertumbuhan pada tulang b. Kemungkinan terjadi obesitas c. Pergerakan lebih lamban sehingga kesempatan bereksplorasi kurang. d. Obesitas pada balita memungkinkan terjadinya nafas pendek. Hal ini karena adanya pembesaran kelenjar toksil atau sering disebut amandel dan adenoid. Jika hal ini terjadi, maka akan terjadi kekurangan oksigen karena saluran nafas atas akan tertutup. e. Obesitas pada balita akan memicu terjadinya diabetes dan tekanan darah tinggi apabila kegemukan ini terus berlangsung dan berlanjut. f. Akan mengalami masa pubertas yang lebih cepat atau lebih dini. I. Pencegahan ganguan gizi pada balita 1. Pada gangguan gizi buruk a. Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan

tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun. b. Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak, vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya: untuk lemak minimal 10% dari total kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat. c. Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program Posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal itu ke dokter. d. Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit. e. Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa diberikan setelah sumbersumber kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak. Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan hasil yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan meningkatkan kondisi kesehatan secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari. 2. Pada gizi lebih a. Menerapkan Gaya Hidup Sehat Ibu bisa mencegah terjadinya obesitas pada balita, salah satunya dengan

membiasakan

pola

hidup

sehat.

Mulai

dari

mempertimbangkan setiap asupan nutrisi balita, mengatur aktifitas fisik harian dan menyediakan makanan serta cemilan bergizi setiap hari.

b. Ajak Anak Melakukan Aktifitas Fisik Aktifitas fisik yang rutin dilakukan setiap hari sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan balita. Berikut adalah beberapa hal yang termasuk aktifitas fisik ringan bagi balita: 1) Berdiri. 2) Berjalan dengan ritme lamban ke normal. 3) Bermain ringan. 4) Sementara, beberapa aktifitas di bawah ini termasuk pada kategori enerjik bagi balita: 5) Permainan aktif. 6) Berjalan dengan ritme cepat. 7) Bersepeda. 8) Menari. 9) Berenang. 10) Melompat. 11) Memanjat. c. Menerapkan Pola Makan Teratur Untuk menjaga berat badan balita, Ibu bisa menerapkan pola makan teratur yang diikuti oleh seluruh anggota keluarga. Pola makan rutin ini, terdiri atas makanan dan cemilan sehat bagi balita. Penting bagi Ibu untuk mengajak anak memiliki perilaku positif terhadap makanan. d. Batasi Makanan Dengan Gula dan Lemak Tinggi Ibu perlu membatasi asupan makanan yang kadar gulanya dan lemaknya tinggi. Makanan seperti ini merupakan salah satu faktor terbesar, balita mengalami obesitas. Tipsnya, Ibu bisa berikan makanan ringan ini sebagai bonus bagi balita. Makanan yang perlu dibatasi tadi antara lain adalah permen, cokelat, chips kentang, minuman.

e. Perkenalkan Anak Ragam Makanan Bergizi Di masa pertumbuhannya, sebaiknya anak mengenal beragam rasa dan jenis makanan. Perkenalkan ragam buah-buahan dan sayuran kepada balita sejak usia dini.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.nutriclub.co.id/kategori/balita/nutrisi/cegah-obesitas-pada-balita/ http://duniaanak.org/kesehatan-anak/arti-penting-gizi-bagi-balita.html http://linikini.id/health/2041/13-pesan-dasar-pedoman-umum-gizi-seimbang

Related Documents


More Documents from "Septevani Vani"