Progress (kp,b1,b2,b3).docx

  • Uploaded by: Rama Akbar
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Progress (kp,b1,b2,b3).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,376
  • Pages: 13
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan hasil Kuliah Lapangan (KL) dengan judul “Pemetaan Geologi Daerah Kaligending dan Sekitarnya, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah”, yang merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pemetaan Eksplorasi dan Teknik Eksplorasi. Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang membantu dalam penyusunan Laporan ini. Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kepada Allah SWT yang selalu memberikan perlindungan dan kesehatan selama melakukan kegiatan Kuliah Lapangan. 2. Keluarga tercinta, Bapa Dede Fajar dan Ibu Sulastri, Yesshinta Septiyani F yang selalu memberikan doa, dukungan, dan motivasi yang amat tulus dan ikhlas baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Lapangan. 3. Bapak Bayu Himawan, M.T. selaku dosen pengampu di Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya yang telah memberikan ilmu dan pelajaran yang bermanfaat bagi penulis. 4. Riska Fauziyah Agustin yang selalu memberikan doa, dukungan, dan motivasi selama pengerjaan Laporan Kuliah Lapangan. 5. Asisten Dosen 6. Agil Adrian, Aji Fauzi AR, Fikko Ghalif F, dan Hilman Rizki F selaku rekan dari Kelompok 3 yang setia dan sabar dalam menemani penulis selama dilapangan. 7. Rekan-rekan Teknik Pertambangan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya Angkatan 2016 yang selalu menginspirasi semangat juang serta kebersamaannya. 8. Dan seluruh pihak yang banyak membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Tidak lepas dari segala kesalahan dan juga kekurangan penulis dalam penyajian laoran ini, penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Banyak sekali kekurangan bahkan kecacatan dalam penyusunannya. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun, sehingga akan bermanfaat khususnya bagi penulis dan juga bagi pembaca pada umumnya.

Semoga Laporan Kuliah Lapangan ini dapat berguna bagi yang memerlukan dan dapat dijadikan referensi bagi kegiatan yang berkaitan.

Tasikmalaya, Januari 2019

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Pemetaan geologi adalah suatu kegiatan pengumpulan data dan informasi

geologi yang terdapat dalam suatu daerah penelitian yang menggambarkan penyebaran batuan, struktur, dan kenampakan morfologi bentang alam. Untuk tahap awal, pengumpulan data geologi dapat dilakukan pada skala 1:25.000. Skala tersebut dianggap cukup mewakili intensitas data dan kerapatan singkapan. Namun, untuk suatu kegiatan prospeksi yang memerlukan informasi lebih detail dapat digunakan skala peta yang lebih kecil. Dari data hasil pemetaan akan dihasilkan peta geologi yang akan memberikan informasi dan tatanan geologi dari suatu daerah yang dijadikan lokasi untuk penelitian.

Sumber : Google Maps, 2015 Foto 1.1 Kenampakan Lokasi Penelitian dilihat dari Google Maps

Daerah Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah merupakan salah satu tempat tersingkapnya batuan campuran, yaitu Kompleks Melange Luk-Ulo yang berumur Kapur Akhir sampai Paleosen. Satuan batuan ini dianggap sebagai produk jalur subduksi purba pada Pre-Tersier yang memiliki umur Kapur yang dapat diamati mulai dari Jawa Barat (Ciletuh), Pegunungan Serayu (Jawa tengah) dan Laut Jawa bagian timur ke Kalimantan Tenggara akibat proses subduksi antara lempeng IndoAustralia yang menunjam di bawah lempeng benua Asia Tenggara (Asikin, 1974). Kompleks Melange Luk-Ulo ditutupi oleh sedimen-sedimen Paleogen yang terdiri dari Formasi Karangsambung dan Formasi Totogan. Kedua satuan batuan ini terdiri dari batulempung dengan fragmen-fragmen atau bongkah-bongkah batuan asing yang tercampur di dalamnya yang dianggap sebagai olisostrom. Hasil pembelajaran pemetaan eksplorasi di Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah dengan kompleksitas tatanan geologinya, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketajaman pola pikir ketika di lapangan sehingga mampu menghasilkan sarjana-sarjana teknik pertambangan yang cakap di lapangan maupun di kelas.

1.2.

Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam kegiatan pemetaan geologi Daerah Kaligending dan sekitarnya, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, yaitu : 1.

Bagaimana membuat garis lintasan sesuai dengan litologi daerah penelitian ?

2.

Bagaimana cara mengetahui arah sebaran batuan di suatu daerah penelitian ?

3.

Bagaimana cara membedakan jenis-jenis batuan yang terdapat di daerah penelitian ?

4.

Bagaimana cara mengetahui umur dari suatu singkapan batuan di suatu daerah penelitian ?

1.3.

Maksud dan Tujuan Maksud dari pemetaan geologi ini yaitu untuk memenuhi syarat kelulusan mata

kuliah Pemetaan Eksplorasi dan Teknik Eksplorasi pada Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya.

Adapun tujuan dari pemetaan geologi Daerah Kaligending dan sekitarnya, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah ini yaitu: 1. Mengetahui cara membuat garis lintasan berdasarkan litologi daerah Kaligending dan sekitarnya. 2. Mengetahui arah sebaran batuan di daerah Kaligending dan sekitarnya. 3. Membedakan jenis-jenis batuan yang terdapat di daerah Kaligending dan sekitarnya. 4. Mengetahui umur singkapan batuan di daerah Kaligending dan sekitarnya.

1.4.

Lokasi Penelitan

Sumber : Praktikum Pemetaan Eksplorasi, 2019 Foto 1.2 Peta Topografi Daerah Kaligending dan Sekitarnya, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah

Pemetaan ini dilakukan di daerah Kaligending dan sekitarnya, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Posisi geografis daerah ini UTM WGS 84 49 M dengan koordinat 353000mE-357100mE dan 9150991 mS9162991mS dengan luas wilayah 12 km³ (3 km x 4 km). Adapun lokasi pemetaan ini dibatasi oleh beberapa desa, yaitu : 1. Desa Karangrejo yang berada di sebelah barat,

2. Desa Langse, Desa Kalisana dan Desa Tlepok yang berada di sebelah utara, 3. Desa Plumbon yang berada di sebelah timur, dan 4. Desa Kedungwaru, Desa Pencil, Desa Krakal yang berada di sebelah selatan. Keadaan geografis pada lokasi penelitian terdiri dari daerah pesawahan, perkebunan, perbukitan, dan pemukiman. Masyarakat yang sering dijumpai di daerah penelitian sebagian besar melakukan kegiatan bercocok tanam dan biasanya masyarakat sekitar lokasi penelitian dapat dijadikan referensi untuk dapat mencapai lokasi penelitian jika memang lokasi sulit ditemukan atau nama lokasi tidak ada dalam peta. Topografi lokasi penelitian pun beragam seperti perbukitan yang berada di sebelah utara daerah penelitian dan pesawahan serta perkebunan yang berada di sebelah selatan daerah penelitian.

1.5.

Pencapaian Lokasi Aksesibilitasi

di

Daerah

Kaligending

dan

sekitarnya,

Kecamatan

Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah cukup mudah. Jalan di daerah ini lebih mudah dilewati kendaraan beroda dua daripada kendaraan beroda empat, hal ini dikarenakan tidak semua akses jalan pada lokasi penelitian dapat dilalui oleh kendaraan beroda empat seperti jembatan penyebrangan ataupun jalan-jalan kecil di suatu desa. Letak singkapan pun sangat sulit untuk dijumpai di pinggiran jalan dikarenakan kebanyakan singkapan di daerah kaligending sendiri terletak di badan maupun tepi sungai meskipun ada beberapa yang berada di pekarangan atau halaman rumah warga sekitar, namun untuk singkapan yang berada di perbukitan harus ditempuh dengan berjalan menyusuri bukit karena akses jalan yang minim dan hanya dapat dilalui oleh pejalan kaki saja.

1.6.

Batasan Masalah Batasan masalah dalam praktik kerja lapangan ini adalah pemetaan geologi

daerah Karangrejo dan sekitarnya, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Pemetaan geologi yang dilakukan mencakup aspek penelitian, yaitu : Stratigrafi, meliputi: urutan – urutan stratigrafi, ciri litologi setiap satuan batuan, umur setiap satuan batuan, lingkungan pengendapan setiap satuan batuan dan hubungan antar satuan batuan.

1.7.

Manfaat Penelitian Pemetaan eksplorasi dalam rangka kuliah lapangan ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut ini : 1. Memberikan informasi geologi pada daerah penelitian, informasi tersebut berupa peta dan laporan kuliah lapangan. 2. Memperoleh pengalaman khusunya dibagian lapangan.

BAB II LANDASAN TEORI

3.1.

Konsep Dasar Pemetaan Geologi Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-informasi

geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi yang dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran dan susunan batuan (lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur geologi yang mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut. Selain pemetaan informasi geologi, pada kegiatan ini juga sekaligus memetakan tanda-tanda mineralisasi yang berupa alterasi mineral. Hakekat pemetaan geologi adalah menampilkan segala macam kondisi geologi yang ada di lapangan (yang bersifat tiga dimensionil) ke dalam peta (yang bersifat dua dimensionil). Gejala geologi yang nampak di lapangan terutama adalah batuan, urutan batuan, struktur batuan serta bangun bentang alam yang dibangun oleh batuan tersebut. Tingkat ketelitian dan nilai dari suatu peta geologi sangat tergantung pada informasi-informasi pengamatan lapangan dan skala pengerjaan peta. Skala peta tersebut mewakili intensitas dan kerapatan data singkapan yang diperoleh yang diperoleh. Tingkat ketelitian peta geologi ini juga dipengaruhi oleh tahapan eksplorasi yang dilakukan. Pada tahap eksplorasi awal, skala peta 1 : 25.000 mungkin sudah cukup memadai, namun pada tahap prospeksi s/d penemuan, skala peta geologi sebaiknya 1 : 10.000 s/d 1 : 2.500. Pada tahapan eksplorasi awal, pengumpulan data (informasi singkapan) dapat dilakukan dengan menggunakan palu dan kompas geologi, serta penentuan posisi melalui orientasi lapangan atau dengan cara tali-kompas. 3.2.

Macam-macam Peta Geologi Peta Geologi adalah suatu peta tematik yang menggambarkan kondisi

geologi suatu daerah. Peta tersebut merupakan hasil dari proses pemetaan geologi. Pemetaan geologi adalah suatu kerja lapangan yang memanfaatkan metode geologi

lapangan untuk menghasilkan Peta Geologi dari daerah tersebut. Peta geologi dapat dibedakan atas dua, yaitu: 1. Peta geologi sistematik adalah peta yang menyajikan data geologi pada peta dasar topografi atau batimetri. 2. Peta geologi tematik adalah peta yang menyajikan informasi geologi dan/atau potensi sumber daya mineral dan/atau energi untuk tujuan tertentu. 3.3.

Geologi Umum

2.3.1. Geomorfologi Karangsambung berada pada zona fisografi Pegunungan Serayu Selatan. Zona ini pada system konvergensi antara lempeng Hindia – Australia dengan Tepi Benua Erasia selama Zaman Tersier adalah merupakan “wilayah Retro Arc Fold Thrust Belt”. Fisografi zona ini sama dengan Zone Kendeng (Pringgoprawiro, 1976) dan Zone Bgor (Martodjojo, 1985). Zona tersebut berperan dslsm pembentukan dan proses melange Lok Ulo pada umur Kapur – Paleosen. Daerah bermorfologi dataran terletak di sekitar wilayah aliran Sungai Lok Ulo, sungai ini merupakan sungai utama yang mengalir dari utara ke selatan mengerosi batuan melange tektonik, melange sedimenter, sedimen Tersier (F. Panasogan, F. Waturanda, F. Halang). Disekitar daerah Karangsambung, morfologi dataran terletak pada inti antiklin sehingga tidak mengherankan apabila di daerah ini tersingkap atuan melange yang berumur tua, terdiri atas konglomerat, lava bantal, rijang, lempung merah, chert dan batu gamping fusulina. Bongkah batuan tersebut tertanam dalam masa dasar lempung bersisik (Scally clay). Morfologi perbukitan disusun oleh batuan melange tektonik, batuan beku, batuan sedimen Tersier, dan batuan Volkanik Kuarter. Perbukitan yang disusun oleh melange tektonik dan intrusi batuan beku umumnya membentuk morfologi perbukitan

dimana

menerus/terpisah-pisah).

puncak

perbukitannya

terpotong-potong

(tidak

Hal ini disebabkan karena masing-masing tubuh bukit tersebut (kecuali intrusi) merupakan suatu blok batuan yang satu sama lainnya saling terpisah yang tertanam dalam masa dasar lempung bersisik (Scally clay). Morfologi perbukitan dimana batuan penyusunnya terdiri atas batuan sedimen Tersier dan batuan Volkanik Kuarter nampak bahwa puncak perbukitannya menerus dan relatif teratur sesuai dengan sumbu lipatannya. Dengan demikian disimpulkan bahwa ada perbedaan bentuk perbukitan antara batuan melange dengan batuan sedimen Tersier/Volkanik.

2.3.2. Stratigrafi Regional Karangsambung Berdasarkan peta regional Karangsambung, Kebumen, jawa (S. Asikin, et al, 1992) bahwa batuan di daerah ini mulai dari yang tertua (peleosen) hingga termuda (pliosen) terdiri dari : 1.

Batuan Pra-Tersier (luk ulo melange complex) Merupakan batuan tertua yang tersingkap di zone pegunungan serayu selatan yang berumur kapur tengah-paloecene (asikin 1974). Kelompok batuan ini di simpulkan sebagai kompleks melange yang terdiri dari graywacky, schist, lava basalt (pillow lava), gabro, batugamping merah, rijang, lempung hitam yang bersifat serpihan. Semuanya merupakan campuran yang bersifat tektonik. Formasi ini diberi simbol KTI.

2.

Formasi Karangsambung Merupakan kumpulan endapan olisthostrom, terjadi akibat pelongsoran karena gaya berat dibawah permukaan laut, melibatkan endapan sedimen yang belum mampat, berlangsung pada lereng parit dibawah pengaruh endapan turbidit. Merupakan sedimen pond dan diendapkan diatas bancuh luk ulo. Terdiri dari konglomerat polimik, lempung abu-abu, serpih dan beberapa lensa batugamping foraminifera besar. Hubungan tidak selaras dengan batuan pra tersier, berumur Eocene-Oligocene. Formasi ini diberi simbol Teok.

3.

Formasi Totogan Litologi berupa breksi dengan komponen batulempung, batupasir, batugamping, napal dan tufa. Berumur Oligocene-Miocene awal dan diendapkan selaras diatas Fm. Karang sambung. Menurut Harloff (1933) dan Tija HD (1966) dinamakan sebagai tufa tapalan l, sedangkan menurut

Suyanto dan Roskamil (1974) menyebutnya lempung breksi. Formasi ini diberi simbol Tomt. 4.

Formasi Waturanda Litologi berupa batupasir vulkanik dan breksi vulkanik yang berumur Miocene awal-Miocene tengah, selaras diatas Fm. Totogan. Formasi ini mempunyai anggota Tuff, dimana Harloff (1933) menyebutnya sebagai Eserste Merger Tuff Horizon. Formasi ini diberi simbol Tmw.

5.

Formasi Penosogan Diendapkan selaras diatas Fm. Waturanda, litologi terdiri dari perselingan batupasir, batulempung, tufa, napal, kalkarenit. Berumur Miocene awalMiocene tengah. Formasi ini diberi simbol Tmp.

6.

Formasi Halang Terendapkan selaras diatas Fm. Penosogan, litologi terdiri dari perselingan batupasir, batulempung, napal, tufa dan sisipan breksi. Merupakan kumpulan sedimen turbidit bersifat distal sampai proksimal, pada bagian bawah dan tengah kipas bawah laut, berumur Miocene ahir-Pliocene. Formasi ini diberi simbol Tmph.

7.

Formasi Peniron Diendapkan selaras diatas Fm. Halang, litologi terdiri dari breksi polimik, dengan komponen andesit, batulempung, batupasir dengan masa dasar batupasir sisipan tufa, batupasir, napal dan batulempung, berumur Pliocene. Formasi ini diberi simbol Tmpb

8.

Batuan Vulkanik Muda Tidak selaras dengan yang dibawahnya, litologi terdiri dari breksi dengan sisipan batupasir tufan, dengan komponen andesit dan batupasir.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.

Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pemetan geologi ini adalah

pemetaan kondisi geologi pada daerah pemetaan yan dijumpai dipermukaan bumi dengan cara melakukan pengamatan, pengukuran, perekaman, pencatatan kondisi geologi secara langsung dilapangan. Data yang diperoleh pada pemetaan ini ialah data litologi. Setelah data lapangan diperoleh dilakukan pengolahan data dan analisis data yang dapat membantu dalam interpretasi geologi daerah pemetaan. Metode ini guna untuk mendapatkan informasi mengenai persebaran batuan (litologi) pada daerah pemetaaan.

3.2.

Tahap Penelitian Tahapan pemetaan geologi ini dibagi menjadi 4, yaitu:

1.

Tahap Persiapan (Pra-Lapangan) Tahap persiapan (pra-lapangan) ini merupakan tahap pengumpulan data sekunder yang diperoleh berdasarkan laporan peneliti pendahulu, studi pustaka, dan data lainnya untuk mengetahui keadaan geologi secara umum dari daerah pemetaan. Kemudian dilakukan analisis peta topografi dan peta kontur untuk membuat rencana jalur lintasan pemetaan. Analisis ini merupakan salah satu tahapan penting untuk melakukan pemetaan supaya data yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Dari analisis ini dilanjutkan dengan penentuan lokasi basecame dan reconnaissance yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi medan daerah pemetaan sehingga memudahkan dalam pemetaan dilapangan.

2.

Tahap Pemetaan (Kerja Lapangan) Tahap pemetaan (kerja lapangan) ini merupakan tahap pengamatan dan pengambilan/perekaman data geologi dilapangan secara detail dan menyeluruh sepanjang lintasan berupa pencatatan lokasi, waktu pengambilan data, pemerian deskripsi batuan, pengukuran data struktur geologi, sketsa, foto, dan pengabilan contoh batuan. Pada tahap ini diperoleh peta lintasan yang menunjukkan setiap stasiun pengamatan pada suau singkapan dan peta geologi.

3.

Tahap Pengolahan Data Tahap pengolahan data ini dilakukan analisis berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan yaitu analisis litologi berdasarkan jalur lintasan pemetaan sebagai bahan dalam pembuatan peta geologi untuk mengetahui persebaran batuan pada daerah pemetaan.

4.

Tahap Penyusunan Laporan Tahap penyusunan laporan merupakan tahap akhir dari seluruh rangkaian pemetaan geologi. Laporan ini berisi uraian komprehensif dari penggabungan data yang diperoleh dari lapangan dan hasil analisis dalam pengolahan data. Laporan ini disajikan dalam bentuk poster dan buku lapoan pemetaan. Waktu pelaksanaan kegiatan pemetaan geologi ini dimulai dari pengambilan sampai pengolahan data (Januari 2019).

Related Documents

Progress. Progress?
June 2020 31
Progress
May 2020 26
Progress
April 2020 27
Progress Notes
October 2019 24
Progress Test
August 2019 397
Progress Report
July 2020 10

More Documents from ""