Profesi Pendidikan.docx

  • Uploaded by: Iska Fullasaa
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Profesi Pendidikan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,031
  • Pages: 10
BAB 1. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat dituliskan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.

Apakah yang dimaksud dengan pendidikan? Apakah yang dimaksud profesionalisme ? Apakah yang dimaksud tenaga kependidikan ? Apakah yang profesionalisme tenaga kependidikan ? Bagaimanakah upaya untuk meningkatkan profesionalisme seorang tenaga pendidikan ?

1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang dapat dituliskan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.

Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan. Untuk mengetahui pengertian dari profesionalisme. Untuk mengetahui pengertian dari tenaga kependidikan. Untuk mengetahui pengertian dari profesionalisme tenaga kependidikan. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan agar meningkatkan profesionalisme seorang tenaga kependidikan.

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 pengertian pendidikan pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dalam mewujudkan suasana belajar-mengajar agar para peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya. Dengan adanya pendidikan maka seseorang dapat memiliki kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian, kekuatan spiritual, dan keterampilan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. Dalam bahasa Inggris, kata pendidikan disebut dengan Education dimana secara etimologis kata tersebut berasal dari bahasa Latin, yaitu Eductum. Kata Eductum terdiri dari dua kata, yaitu E yang artinya perkembangan dari dalam keluar, dan Duco yang artinya sedang berkembang. Sehingga secara etimologis arti pendidikan adalah proses mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu. Jadi, secara singkat pengertian pendidikan adalah suatu proses pembelajaran kepada peserta didik agar memiliki pemahaman terhadap sesuatu dan membuatnya menjadi seorang manusia yang kritis dalam berpikir. Kualitas pendidikan di Indonesia dianggap masih rendah oleh banyak kalangan. Hal tersebut dapat dilihat dalam beberapa factor. Pertama, lulusan dari sekolah PT belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya kompetensi yang dimiliki. Kedua, peringkat human development index (HDI) Indonesia masih rendah ( tahun 2004 peringkat 111 dari 117 negara dan tahun 2005 peringkat 110). Ketiga, kemampuan membaca siswa SD Indonesia berada diurutan 38 dari 39 negara yang disurvey laporan dari Asosiasi IEA. Keempat, mutu akademik antar bangsa melalui progamme for international student assessment (PISA) 2003 menunjukkan bahwa dari 41 negara yang disurvey untuk bidang IPA Indonesia menempati peringkat ke 38 sementara untuk bidang matematika dan kemampuan membaca menempati peringkat 39. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia diperparah dengan maraknya jual beli gelar yang menghasilkan ijazah dan gelar palsu. Gelar tersebut diperoleh tanpa melalui proses pendidikan yang sebenarnya yang lebih ironisnya lagi penjual dan pembeli gelar palsu dilakukan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Jangan heran kalau di Negara kita banyak orang yang memiliki gelar tetapi tidak siap pakai apalagi mampu menciptakan lapangan kerja.

Unsur-unsur Pendidikan 1.

Peserta didik Peserta didik berstatus sebagai subjek didik.Peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom yang ingin diakui keberadaannya.

2.

Orang yang membimbing ( Pendidik ) Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik.Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.

3.

Interaksi antara peserta didik dengan pendidik ( Interaksi educative )

Interaksi educatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan.

4.

Materi / Isi Pendidikan

Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi inti maupun muatan lokal.

5.

Konteks yang mempengaruhi pendidikan

Dalam konteks yang mempengaruhi pendidikan meliputi:

a. Alat dan metode pendidikan merupakan dua sisi dari satu mata uang. Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun yang diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.

b.

Tempat peristiwa bimbingan berlangsung ( Lingkungan pendidikan ).

2.2 pengertian profesionalisme Kata “professional” berasal dari kata yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dll. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat professional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. (Dr Nana Sudjana, 1988). Professional menurut UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen memiliki makna sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standart mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi Profesionalisme (profésionalisme) ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional. Profesionalisme berasal daripada profesion yang bermakna berhubungan dengan profesion dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994). Jadi, profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau kualiti dari seseorang yang profesional (Longman, 1987). 2.2.1 Ciri – ciri profesionalisme

Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan kerja-kerja yang profesional. Kualiti profesionalisme didokong oleh ciri-ciri sebagai berikut: 1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati piawai ideal. Seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi akan selalu berusaha mewujudkan dirinya sesuai dengan piawai yang telah ditetapkan. Ia akan mengidentifikasi dirinya kepada sesorang yang dipandang memiliki piawaian tersebut. Yang dimaksud dengan “piawai ideal” ialah suatu perangkat perilaku yang dipandang paling sempurna dan dijadikan sebagai rujukan. 2. Meningkatkan dan memelihara imej profesion Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk selalu meningkatkan dan memelihara imej profesion melalui perwujudan perilaku profesional. Perwujudannya dilakukan melalui berbagai-bagai cara misalnya penampilan, cara percakapan, penggunaan bahasa, sikap tubuh badan, sikap hidup harian, hubungan dengan individu lainnya. 3. Keinginan untuk sentiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat meningkatkan dan meperbaiki kualiti pengetahuan dan keterampiannya. 4. Mengejar kualiti dan cita-cita dalam profesion Profesionalisme ditandai dengan kualiti darjat rasa bangga akan profesion yang dipegangnya. Dalam hal ini diharapkan agar seseorang itu memiliki rasa bangga dan percaya diri akan profesionnya. KODE ETIK PROFESIONAL Kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh sekelompok profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu profesi itu dimata masyarakat. Apabila anggota kelompok profesi itu menyimpang dari kode etiknya, maka kelompok profesi itu akan tercemar di mata masyarakat. Oleh karena itu, kelompok profesi harus mencoba menyelesaikan berdasarkan kekuasaannya sendiri. Kode etik profesi merupakan produk etika terapan karena dihasilkan berdasarkan penerapan pemikiran etis atas suatu profesi. Kode etik profesi dapat berubah dan diubah seiring perkembangan zaman. Kode etik profesi merupakan pengaturan diri profesi yang bersangkutan, dan ini perwujudan nilai moral yang hakiki, yang tidak dipaksakan dari luar. Kode etik profesi hanya berlaku efektif apabila dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam lingkungan profesi itu sendiri. Setiap kode etik profesi selalu dibuat tertulis yang tersusun

secara rapi, lengkap, tanpa catatan, dalam bahasa yang baik, sehingga menarik perhatian dan menyenangkan pembacanya. Semua yang tergambar adalah perilaku yang baik-baik. 2.3 pengertian tenaga kependidikan Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan, dimana di dalamnya termasuk pendidik. Secara lebih luas tenaga kependidikan termaktub UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yaitu sebagai berikut:

1. Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, dan pengembang, di bidang pendidikan, pustakawan laboran, teknisi sumber belajar, dan penguji.

2.

Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar, dan pelatih.

3. Pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah.

Termasuk dalam jenis tenaga kependidikan adalah pengelola sistem pendidikan, seperti kepala kantor dinas pendidikan di tingkat provinsi atau kabupaten/kota. Secara umum tenaga kependidikan itu dapat dibedakan menjadi beberapa kategori, yaitu:

1.

Tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, penguji, pengajar, dan pelatih.

2. Tenaga fungsional kependidikan, terdiri atas penilik, pengawas, peneliti, dan pengembang di bidang kependidikan, dan pustakawan.

3.

Tenaga teknis kependidikan, tediri atas laboran dan teknisi sumber belajar.

4. Tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah.

5.

Tenaga lain yang mengurusi masalah-masalah manajerial atau administratif kependidikan.

2.4 profesionalisme tenaga kependidikan suatu pekerjaan professional memerlukan persyaratan khusus yakni (1) menuntut adanya keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam; (2) menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya; (3) menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai ;(4) adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya;(5) memeungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan (Moh.Ali, 1985). Salah satu contoh tenaga kependidikan yang professional adalah guru. Menurut Surya (2005) guru yang professional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan pengabdiannya. Kualitas profesionalisme ditunjukkan oleh 5 sikap, yakni : (1) keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standard ideal; (2) meningkatkan dan memelihara citra profesi;(3) keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan, pengembangan, professional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilannya;(4) mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi ;(5) memiliki kebanggaan terhadap profesinya. Menurut journal education leadership (maret 1994), ada 5 ukuran seorang guru dinyatakan professional: memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya; secara mendalam menguasai bahan ajar dan cara mengajarkannya; bertanggung jawab memantau kemampuan belajar siswa melalui berbagai tehknik evaluasi; seyogyanya menjadi bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya. Selain kelima aspek itu menurut Malcolm allefd sifat dan kepribadian seorang guru amat sangat penting yang meliputi adabtabilitas, antusiasme, kepercayaan diri, ketelitian, empati, dan kerjasama yang baik. Kemudian ketentuan yang harus dipenuhi untuk menjadi guru yang professional: 1.Menguasai 4 kompetensi dasar Yang paling utama dilakukan adalah menguasai konsep-konsep guru profesional. Kemudian secara berangsur-angsur dan berkesinambungan menerapkannnya dalam pembelajaran di kelas. Seperti diketahui ada 4 kompetensi dasar yang harus dikuasai guru, yaitu: kompetensi profesional, pedagogik, sosial dan kopetensi kepribadian. 2.Selalu belajar dan update informasi

Guru profesional perlu terus belajar, mengupdate informasi terbaru tentang tugas keguruan. Menambah wawasan pengetahuan melalui media massa, media cetak maupun elektronik, dan media jaringan. Dengan demikian guru tidak akan ketinggalan informasi terkini. 3.Disiplin dalam mengajar Disiplin dalam mengajar adalah kunci sukses seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran. Guru yang disiplin akan menjadi panutan bagi siswa sehingga siswa tidak mau main-main dalam belajar. Dalam hal ini bukan sembarang disiplin, atau disiplin yang kaku. Melainkan disiplin yang menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi sekolah, karakter peserta didik dan lingkungan sosial sekolah. 4.Menguasai kelas dengan baik Sukses mengajar seorang guru ditandai dengan keberhasilannya menguasai kelas dengan baik ketika mengajar. Guru profesional harus mampu mengelola kelas sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan. Ujung-ujungnya kelas jadi mudah dikelola oleh guru. 5.Menguasai administrasi pembelajaran Administrasi mengajar merupakan komponen penting dalam melaksanakan pembelajaran. Guru profesional harus mahir dalam merencanakan pembelajaran sampai mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Hal itu dituangkan dalam buku perangkat pembelajaran yang aplikabel. Untuk mempercepat proses pengolahan administrasi pembelajaran, guru perlu menguasai seluk beluk komputer jaringan.

2.5 upaya untuk meningkatkan profesionalitas profesionalisme tidak hanya dikarenakan adanya factor tuntutan perkembangan jaman, tetapi pada dasarnya juga merupakan suatu keharusan bagi setiap individu dalam kerangka perbaikan kualitas hidup manusia. Profesionalisme menuntut keseriusan dan kompetensi yang memadai sehingga seseorang dianggap layak untuk melaksanakan sebuah tugas. Ada beberapa langkah strategis yang harus dilakukan dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru yaitu : a sertifikasi sebagai sebuah sarana salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru adalah melaui sertifikasi sebagai sebuah proses ilmiah yang memerlukan pertanggung jwabkan moral dan akademis. Dalam isu sertifikasi tercemin adanya suatu uji kelayakan dan kepatutan yang harus dijalani seseorang, terhadap kriteria-kriteria yang secara ideal telah ditetapkan.

b. b. perlunya perubahan paradigm factor lain yang harus dilakukan dalam mencapai profesionalisme guru adalah perlunya perubahan paradigm dalam proses belajar mengajar. Anak didik tidak lagi ditempatkan sekadar sebagai objek pembelajaran tetapi harus berperan dan diperankan sebagai objek. Sebagai guru tidak lagi sebagai instruktur yang harus memposisikan dirinya lebih tinggi dari anak didik, tetapi lebih berperran sebagai fasilitator atau konsultator yang bersifat saling melengkapi. Satu hal yang dapat diupayakan untuk peningkatan profesionalisme guru adalah melalui adopsi inovasi atau pengembangan kreativitas dalam pemanfaatan teknologi pendidikan yang mendayagunakan teknologi komunikasi dan informasi muttakhir. Guru dapat memanfaatkan media dan ide-ide baru bidang teknologi pendidikan seperti media presentasi, computer (hard teknologies) dan juga pendekatanpendekatan baru bidang teknologi pendidikan (soft teknologies). Upaya-upaya guru untuk meningkatakan profesionalismenya tersebut pada akhirnya memerlukan adanya dukungan dari semua pihak yang terkait agar benar-benar terwujud. Pihak-pihak yang harus memberikan dukungannya tersebut adalah organisasi profesi, seperti PGRI, pemerintah dan juga masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA Dariyanto. 2013. Standard Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru Profesional. Yogyakarta : Penerbit Gafa Media Muslich, Masnur. 2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta: Bumi Aksara Usman, Moh. Uzer. 1997. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta : PT. raja Grafindo

Related Documents

Etika Profesi
December 2019 51
Zakat Profesi
May 2020 22
Profesi 2
May 2020 8
Profesi Kependidikan
December 2019 32
Zakat Profesi
October 2019 21
Profesi Keguruan
April 2020 6

More Documents from ""