Teknik Jalan SIL 351
Tri Sudibyo, S.T., M.Sc. (TSD)
[email protected] Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FATETA, IPB, Bo1gor.
Jadwal Kuliah d a n Materi No.
Tanggal
Pokok Bahasan
Dosen
1.
9 Feb 2018
Pendahuluan
Tri Sudibyo
2.
23 Feb 2018
Survey lalu lintas
Tri Sudibyo
3.
02 Maret 2018
Perencanaan kapasitas jalan perkotaan
Tri Sudibyo
4. 5.
09 Maret 2018
Perencanaan kapasitas jalan luar kota
Tri Sudibyo
16 Maret 2018
Perencanaan kapasitas jalan bebas hambatan
Tri Sudibyo
6.
23 Maret 2018
Perencanaan simpang tidak bersinyal
Tri Sudibyo
7.
26 Maret 2018
Perencanaan simpang bersinyal
Tri Sudibyo
UTS 27 Maret s/d 09 April 2018 8
Dasar perencanaan geometri jalan
Sekar Mentari Sekar Mentari
9
13 April 2018 20 April 2018
10
27 April 2018
11
04 Mei 2018
Perencanaan geometri jalan alinyemen horisontal vertikal Perencanaan geometri jalan alinyemen horisontal vertikal Perencanaan perkerasan jalan dasar
13
11 Mei 2018
Perencanaan perkerasan jalan fleksibel
Sekar Mentari
13
18 Mei 2018
Perencanaan perkerasan jalan fleksibel
Sekar Mentari
14
25 Mei 2018
Perencanaan perkerasan jalan rigid
Sekar Mentari
UAS 25 Juni s/d 07 Juli 2018
Sekar Mentari Sekar Mentari
5 TSD © 2017
Pendahuluan Cakupan Pembelajaran Teknik Jalan
3 TSD © 2017
(Dasar-dasar Rekayasa Transportasi, Khisty & Lall, 2005, p.7)
Materi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Pendahuluan Survey lalu lintas Perencanaan kapasitas ruas jalan Bagian jalinan dan bundaran Bagian jalinan dan bundaran Perencanaan simpang tidak bersinyal Perencanaan simpang bersinyal Perencanaan kapasitas jalan bebas hambatan Dasar perencanaan geometri jalan Perencanaan geometri jalan alinyemen horisontal vertikal Perencanaan perkerasan jalan dasar Perencanaan perkerasan jalan fleksibel Perencanaan perkerasan jalan rigid Survey indeks perkerasan jalan
Perencanaan kapasitas jalan dan manajemen lalu lintas
Perencanaan geometrik (alinyemen) jalan
Perencanaan perkerasan jalan
4 TSD © 2017
Pendahuluan Parameter dasar teknik lalu lintas: Kecepatan, adalah jarak yang ditempuh kendaraan per satuan waktu. Volume, atau arus lalu lintas, adalah jumlah kendaraan yang melintas suatu titik pada ruas jalan dalam satuan waktu tertentu. Kepadatan, adalah jumlah kendaraan per satuan panjang jalan. 5 TSD © 2017
Pendahuluan Kecepatan, adalah jarak yang ditempuh kendaraan per satuan waktu. • Kecepatan tiap kendaraan relatif beragam. • Diperlukan sampel kecepatan perwakilan dari keseluruhan kendaraan yang disurvey, menjadi kecepatan rata-rata.
6 TSD © 2017
Pendahuluan
Beberapa jenis istilah kecepatan: 1. Kecepatan rata-rata ruang, space mean speed 2. Kecepatan rata-rata waktu, time mean speed 3. Kecepatan titik, spot speed
7 TSD © 2017
Pendahuluan Space mean speed Diperoleh dari rata-rata kecepatan tempuh x total vehicle passing n vehicles sample Travel time of each n sample-vehicle passing observation length, L
8 TSD © 2017
Pendahuluan Spot speed dan time mean speed Diperoleh dari rata-rata kecepatan titik x total vehicle passing n vehicles sample Spot speed observation of n vehicles
9 TSD © 2017
Pendahuluan Contoh:
(Dasar-dasar Rekayasa Transportasi, Khisty & Lall, 2005, p.116)
10 TSD © 2017
Pendahuluan Contoh:
(Dasar-dasar Rekayasa Transportasi, Khisty & Lall, 2005, p.116)
Kecepatan rata-rata waktu umumnya lebih besar dari kecepatan rata-rata ruang. 11 TSD © 2017
Pendahuluan Volume Volume atau arus lalu lintas, diperoleh dari pencacahan/penghitungan (counting) kendaraan yang lewat pada suatu titik pengamatan ruas jalan pada suatu batas waktu tertentu.
Belum dihitung
Dihitung
Titik pengamatan 12 TSD © 2017
Pendahuluan Kepadatan Kepadatan atau density adalah jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang jalan atau lajur jalan tertentu, pada waktu tertentu.
Contoh: Kepadatan lajur : 6 kendaraan per km.
13 TSD © 2017
Pendahuluan Kepadatan Memiliki satuan kendaraan/panjang, umumnya dinyatakan dalam kendaraan/km. Dapat diperoleh dari (1) foto udara, atau (2) hubungan matematis volume (arus) dan kecepatan.
Kepadatan (kend./km) = Volume (kend./jam) / Kecepatan (km/jam) 14 TSD © 2017
Pendahuluan Kepadatan Jika suatu ruas jalan yang telah disurvey memiliki volume lalu lintas 1400 kend/jam dan kecepatan rata-rata 35 km/jam, maka kepadatan (rata-rata, teoritis) ruas jalan tersebut 40 kend/km. Atau rata-rata jarak antar kendaraan ± 25m.
Kepadatan dapat menyatakan tingkat kemudahan berkendara (manuver, pindah lajur, menyiap, dsb). Pada volume kendaraan yang sama, semakin tinggi kecepatan maka kepadatan semakin kecil, (semakin baik), dan sebaliknya. 15 TSD © 2017
Pendahuluan Parameter Lain Tingkat arus (flow rate), berbeda dengan arus atau volume, adalah jumlah kendaraan yang melewati titik kurang dari 1 jam namun diekuivalenkan menjadi 1 jam. Spacing, adalah jarak rata-rata antar kendaraan, umumnya digunakan foto udara, atau hubungan kepadatan-panjang pengamatan. Headway, adalah jarak waktu antar kendaraan yang berurutan, diperoleh dari spacing rata-rata dibagi kecepatan rata-rata. 16 TSD © 2017
Pendahuluan Parameter Lain Gap dan clearance, berbeda dengan headway dan spacing, adalah terdefinisi sebagai berikut:
17 TSD © 2017
(Dasar-dasar Rekayasa Transportasi, Khisty & Lall, 2005, p.125)
Pendahuluan Contoh (1): di titik pengamatan AA‟didapatkan 8 kendaraan melintas dalam 25 detik. •Berapa tingkat arus dalam tiap jamnya? 1152 kend/jam. Dalam 25 detik pengamatan tsb didapatkan tiap kendaraan melintas titik AA‟berturut-turut di detik ke 2.0, 5.3, 7.6, 12.0, 13.2, 18.5, 20.0 dan 23.2.
•Berapa headway dan headway rata-ratanya? Headway (detik) : 1 – 2 : 3,3 Headway rata-rata: 3,03 detik 2–3 3–4 4–5 5–6 6–7 7–8
: : : : : :
2,3 4,4 1,2 5,3 1,5 3,2
40 TSD © 2017
Pendahuluan Contoh (2): (Lanjutan) Pengukuran dilakukan juga di titik BB‟yang berjarak 250 meter dari AA‟dengan hasil sebagai berikut. Berapa kecepatan rata-rata waktu, dan kecepatan rata-rata ruang?
41 TSD © 2017
Pendahuluan Hubungan kecepatan, arus dan kepadatan
Kecepatan
Decision free speed
Empiris: 900 pcu/h/lane
20 TSD © 2017
(Dasar-dasar Rekayasa Transportasi, Khisty & Lall, 2005, p.125)
Pendahuluan Hubungan kecepatan, arus dan kepadatan
21 TSD © 2017
(Dasar-dasar Rekayasa Transportasi, Khisty & Lall, 2005, p.125)
Pendahuluan Hubungan kecepatan, arus dan kepadatan
Nilai kecepatan v maksimum terjadi saat k = 0 atau v = A Nilai kepadatan k maksimum terjadi saat v = 0 atau k = A/B
22 TSD © 2017
Pendahuluan Hubungan kecepatan, arus dan kepadatan Arus q adalah perkalian kecepatan v dan kepadatan k, sehingga bisa kita rumuskan:
• •
Berapa nilai k saat arus minimum? Berapa puncak kurva sebagai nilai maksimum arus q?
23 TSD © 2017
Pendahuluan Hubungan kecepatan, arus dan kepadatan Arus q adalah perkalian kecepatan v dan kepadatan k, sehingga bisa kita rumuskan:
Dengan nilai k = (A – v) / B • Berapa nilai kecepatan rata-rata maksimum? • Berapa puncak kurva sebagai nilai maksimum arus q?
24 TSD © 2017
Pendahuluan Hubungan kecepatan, arus dan kepadatan
25 TSD © 2017
(Dasar-dasar Rekayasa Transportasi, Khisty & Lall, 2005, p.126)
Pendahuluan Hubungan kecepatan, arus dan kepadatan
TSD © 2017
(Transport Planning and Traffic Engin4e8ering, Bell et.al,1997, p.277)
Pendahuluan Hubungan kecepatan, arus dan kepadatan Usulan teori hubungan kecepatan, arus dan kepadatan. 1. Greenshields (1935) Mengusulkan hubungan linier antara kecepatan dan kepadatan. Merupakan usulan paling sederhana walaupun secara statistik relatif memiliki error paling besar. 1. Greenberg (1959) Usulan penyempurnaan dengan tingkat ketepatan yang lebih baik, namun tidak memenuhi kondisi batas seperti kecepatan tak terhingga saat kepadatan 0. 1. Underwood (1961) Usulan rumusan hubungan eksponensial diantara kecepatan dan kepadatan dengan beberapa koefisien konstanta tertentu. Selanjutnya pembahasan kita mengacu kepada Greenshields. 27 TSD © 2017
Pendahuluan Hubungan kecepatan, arus dan kepadatan Usulan teori hubungan kecepatan, arus dan kepadatan. Greenshields (1935)
linier u dan k
parabolik q dan k
parabolik u dan q 28 TSD © 2017
Survey Lalu Lintas Survey berkaitan dengan lalu lintas: 1. Perencanaan (pra pembangunan) Survey-survey yang dilakukan pada tahap pra pembangunan jalan baru. 1. Analisis dan evaluasi Survey yang dilakukan pada jaringan jalan yang telah ada untuk tujuan tertentu, seperti evaluasi, analisis, perbaikan, dsb. Kegiatan analisis juga dilakukan di tahap perencanaan, terutama berkaitan dengan kapasitas.
51
TSD © 2017
Survey Lalu Lintas Survey perencanaan 1. Lahan dan topografi - Mendapatkan profil ketinggian tanah - Mendapatkan trase, alinyemen horisontal – vertikal yang terbaik, aman dan nyaman - Menghindari cagar alam, budaya, tapal batas - Informasi resiko potongan dengan infrastruktur eksisting, misal. Sutet, jaringan pipa, irigasi, dll 30 TSD © 2017
Survey Lalu Lintas Survey perencanaan 2. Tata guna lahan, populasi, prediksi demand - Mendapatkan obyek penting yang perlu dihubungkan - Mengetahui populasi penduduk, tata guna lahan dan besarannya, dan prediksi traffic demand yang akan terbangkit
31 TSD © 2017
Survey Lalu Lintas Survey perencanaan 3. Penyelidikan tanah - Mendapatkan sifat fisik-mekanik tanah yang akan dilewati dan digunakan sebagai tanah dasar jalan - Mendapatkan kebutuhan jembatan, terowongan, atau infrastruktur khusus lain.
32 TSD © 2017
Survey Lalu Lintas 2. Survey Analisis dan Evaluasi Diantaranya meliputi: • • • • • •
Survey arus lalu lintas (jumlah, jenis/komposisi) Survey kecepatan, tundaan, headway Survey asal – tujuan Survey perparkiran, hambatan samping, pejalan kaki Survey geometrik jalan dan simpang Survey alinyemen vertikal – horisontal jalan
33 TSD © 2017
Survey Lalu Lintas Survey Analisis dan Evaluasi • Survey arus lalu lintas (jumlah, jenis/komposisi) • Survey kecepatan, tundaan, headway
Dilakukan survey arus lalu lintas di ruas jalan, simpang, bundaran, jalan tol, dsb untuk mendapatkan jumlah kendaraan yang melintas per satuan waktu, untuk dibandingkan dengan kapasitas jalan. Survey kecepatan, tundaan, headway untuk mendapatkan besaran kualitas berlalu lintas (tingkat kelancaran) yang dinyatakan dalam Level of Service atau Tingkat Pelayanan Jalan. 34 TSD © 2017
Survey Lalu Lintas Survey Analisis dan Evaluasi • Survey kecepatan: Metode Moving Car Observer atau Survey Kendaraan Bergerak Metode ini dilakukan dengan mengendarai kendaraan mengikuti arus lalu lintas yang akan disurvey. Utara (u)
Mu Os & Ps
Ou & Pu Ms
Selatan (s)
Qu : volume kendaraan ke arah utara Ms : jumlah kendaraan yang berpapasan dengan observer ketika observer menuju selatan Ou : jumlah kendaraan yang menyiap observer ketika observer menuju ke utara Pu : jumlah kendaraan yang disiap observer ketika observer menuju ke utara Tu : waktu perjalanan observer menuju ke utara Ts : waktu perjalanan observer menuju ke selatan 35 TSD © 2017
Survey Lalu Lintas Survey Analisis dan Evaluasi • Survey kecepatan: Metode Moving Car Observer atau Survey Kendaraan Bergerak
Utara (u)
Mu Os & Ps
Ou & Pu Ms
Selatan (s)
Tu.r : Waktu perjalanan arus lalu lintas ke arah Utara
Uu.r atau Vu adalah kecepatan perjalanan (space mean speed) arus lalu lintas dari selatan ke utara
36 TSD © 2017
Survey Lalu Lintas Arus atau volume
Moving car observer
Utara (u)
Mu Os & Ps Ou & Pu Ms
Selatan (s)
Travel time Kecepatan Qu : volume kendaraan ke arah utara Ms : jumlah kendaraan yang berpapasan dengan observer ketika observer menuju selatan Ou : jumlah kendaraan yang menyiap observer ketika observer menuju ke utara Pu : jumlah kendaraan yang disiap observer ketika observer menuju ke utara Tu : waktu perjalanan observer menuju ke utara Ts : waktu perjalanan observer menuju ke selatan 37 TSD © 2017
Survey Lalu Lintas Contoh: Moving car observer
38 TSD © 2017
Survey Lalu Lintas Contoh: Mo ving car observer
39 TSD © 2017
Survey Lalu Lintas Survey Analisis dan Evaluasi Survey asal – tujuan • Survey asal – tujuan dilakukan untuk mendapatkan data pada suatu jaringan jalan tertentu: dari mana kendaraan yang melintas dan pergi kemana kendaraan tersebut. • Survey asal tujuan dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti wawancara, pencatatan plat nomor, maupun metode sintetis dengan penurunan dari traffic counting.
40 TSD © 2017
Survey Lalu Lintas Survey Analisis dan Evaluasi Survey perparkiran, hambatan samping, pejalan kaki • Survey perparkiran umumnya dilakukan untuk menentukan berapa besar parkir kendaraan diperlukan di (1) suatu kegiatan baru, (2) evaluasi kecukupan parkir di kegiatan tertentu, maupun (3) fasilitas parkir umum di pusat kota (kurang umum di Indonesia), dll. • Survey hambatan samping dilakukan untuk analisis kapasitas jalan. • Survey pejalan kaki dilakuan untuk analisis kapasitas jalan, fasilitas pejalan kaki, waktu di APILL,dsb. 41 TSD © 2017
Survey Lalu Lintas Survey Analisis dan Evaluasi • Survey geometrik jalan dan simpang • Survey alinyemen vertikal – horisontal jalan Survey geometrik jalan dan simpang dilakukan untuk mendapatkan dimensi-dimensi jalan dan simpang untuk digunakan dalam analisis atau evaluasi kapasitas jalan.
Survey alinyemen vertikal – horisontal jalan umumnya dilakukan untuk mengevaluasi tingkat keselamatan / traffic safety. 73 TSD © 2017
Perencanaan Kapasitas Jalan
Perencanaan Kapasitas Jalan Mengacu MKJI 1997/ PKJI 2015
43 TSD © 2017
Perencanaan Kapasitas Jalan Perhitungan kapasitas jalan diperlukan di tahap: (1) Perencanaan. (2) Analisis dan evaluasi. Dalam perhitungan untuk perencanaan, perhitungan kapasitas diperlukan untuk mendapatkan dimensidimensi jalan yang diperlukan meliputi jumlah lajur, lebar lajur, pembagian arah, perlu/tidaknya median, dan sebagainya. 44 TSD © 2017
Perencanaan Kapasitas Jalan Definisi dan istilah dalam arus lalu lintas (MKJI) LV
KENDARAAN RINGAN
Kendaraan bermotor ber as dua dengan 4 roda dengan jarak as 2,0-3,0 m (meliputi mobil penumpang, angkot, pick up, mikrobis, dll)
HV
KENDARAAN BERAT
Kendaraan bermotor dengan lebih dari 4 roda (meliputi bis, truk 2 as, truk 3 as dan truk kombinasi)
MC
SEPEDA MOTOR
Kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda
UM
KENDARAAN TAK BERMOTOR
Kendaraan dengan roda yang digerakkan oleh orang atau hewan (meliputi sepeda, becak, andong, dll)
emp
EKIVALENSI MOBIL PENUMPANG
Faktor konversi berbagai jenis kendaraan dibandingkan dengan mobil penumpang/kendaraan ringan (LV) sehubungan dengan dampaknya pada perilaku lalu lintas. Untuk LVnilai emp = 1
smp
SATUAN MOBIL PENUMPANG
Satuan arus lalu lintas dari berbagai tipe kendaraan yang telah dikonversi dalam LVatau dalam emp=1 45 TSD © 2017
Perencanaan Kapasitas Jalan Definisi dan istilah dalam arus lalu lintas (MKJI) Q
ARUS LALULINTAS
Jumlah kendaraan bermotor yang melewati suatu titik pada jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kend/jam (Qkend), smp/jam (Qsmp), atau LHRT(Lalu-lintas Harian Ratarata Tahunan)
Fsmp
FAKTOR SMP
Faktor untuk mengubah arus kendaraan campuran menjadi arus yang setara dalam smp untuk keperluan analisa kapasitas
k
FAKTOR LHRT
Faktor untuk mengubah arus yang dinyatakan dalam LHRT menjadi arus lalu lintas jam sibuk. QDH = LHRTx k
QDH
ARUS JAM RENCANA
Arus lalu lintas yang digunakan untuk perancangan, atau arus jam puncak tahun rencana.
SP
PEMISAHAN ARAH
Pembagian arah lalu lintas dalam kedua arah jalan, biasanya dinyatakan dalam prosentase arus total pada setiap arah, misalnya 60/40, 50/50, dst. SP arah 1 = 100 x Q1/(Q1+Q2) 46 TSD © 2017
Perencanaan Kapasitas Jalan Definisi dan istilah dalam arus lalu lintas (MKJI)
47 TSD © 2017
Perencanaan Kapasitas Jalan Definisi dan istilah dalam arus lalu lintas (MKJI)
48 TSD © 2017
Perencanaan Kapasitas Jalan Definisi dan istilah dalam arus lalu lintas (MKJI)
49 TSD © 2017
Perencanaan Kapasitas Jalan Definisi dan istilah dalam arus lalu lintas (MKJI)
50 TSD © 2017
Perencanaan Kapasitas Jalan Hubungan kecepatan – arus – kerapatan. Kurva parabolik hubungan arus dan kecepatan yang dibangun dalam studi MKJI. (jalan empat lajur terbagi)
51 TSD © 2017
Perencanaan Kapasitas Jalan Hubungan kecepatan – arus – kerapatan. Kurva „parabolik‟ hubungan arus dan kecepatan yang dibangun dalam studi MKJI. (jalan dua lajur tak terbagi)
52 TSD © 2017
Perencanaan Kapasitas Jalan Hubungan kecepatan – arus – kerapatan. Terdapat kondisi standar, dimana kondisi sesuai dengan penjelasan dalam manual kapasitas.
Pada kondisi tertentu terdapat hambatan, lebar jalan, dll yg lebih buruk sehingga kurva geser ke kiri, atau sebaliknya.
53 TSD © 2017
Perencanaan Kapasitas Jalan - Ruas Perencanaan Kapasitas Ruas Jalan di MKJI 1997 meliputi:
1. Jalan Perkotaan 2. Jalan Luar Kota 3. Jalan Bebas Hambatan Masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda, dengan faktor-faktor koreksi, pendekatan, dan lain-lain yang berbeda. 54 TSD © 2017
Perencanaan Kapasitas Jalan - Ruas 1. Jalan Perkotaan Definisi (MKJI, 1997). “Mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang seluruh atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan, -apakah berupa perkembangan lahan atau bukan. Jalan di atau dekat pusat perkotaan dengan penduduk lebih dari 100.000 selalu digolongkan dalam kelompok ini. Jalan di daerah perkotaan dengan penduduk kurang dari 100.000 juga digolongkan dalam kelompok ini jika mempunyai perkembangan samping jalan yang permanen dan menerus”. Batasan: - Tepat di atau dekat pusat kota - Pada daerah dengan penduduk >100.000 jiwa - Perkembangan guna lahan di samping jalan - Puncak arus pagi-sore, dan distribusi tidak berimbang - Prosentase HVrendah - Keberadaan kereb, dll. 55 TSD © 2017
Jalan Perkotaan
Perencanaan Kapasitas Jalan - Ruas Pembahasan dalam MKJI 1997: • Jalan dua-lajur dua-arah (2/2 UD) • Jalan empat-lajur dua-arah - tak-terbagi (yaitu tanpa median) (4/2 UD) - terbagi (yaitu dengan median) (4/2 D) • Jalan enam-lajur dua-arah terbagi (6/2 D) • Jalan satu-arah (1-3/1) • Jalan > 6 Lajur Batasan karakter jalan yang digunakan: • Alinyemen datar atau hampir datar. • Alinyemen horisontal lurus atau hampir lurus. • Pada segmen jalan yang tidak dipengaruhi antrian akibat persimpangan, atau arus iringan kendaraan yang tinggi dari simpang bersinyal. 90
Jalan Perkotaan
Perencanaan Kapasitas Jalan - Ruas DS atau V/C • DS atau degree of saturation, dikenal juga sebagai V/C atau VCrasio • DS atau V/C adalah perbandingan antar arus kendaraan yang melintas dengan kapasitas jalan yang dilalui kendaraan tersebut. • DS menjadi salah satu parameter penting untuk menjelaskan tingkat pelayanan suatu ruas jalan, apakah dalam kategori baik (lancar, kecepatan tinggi, dsb), atau telah menurun (mulai tersendat, macet, dsb). • DS dirumuskan dengan DS = Q/C
57 TSD © 2017
Jalan Luar Kota
Perencanaan Kapasitas Jalan - Ruas Contoh: Panjang segmen tinjauan adalah 3 km. Berapa rad/km lengkung horisontalnya?
58 TSD © 2017
Jalan Luar Kota
Perencanaan Kapasitas Jalan - Ruas Contoh: Kelas Fungsi Jalan sebagai Jalan Kolektor
59 TSD © 2017
Jalan Luar Kota
Perencanaan Kapasitas Jalan - Ruas Contoh: PERTANYAAN 2: Dengan menganggap pertumbuhan lalu lintas tahunan 7% tersebar merata di seluruh jenis kendaraan, prediksilah parameter berikut untuk 6 (enam) tahun kemudian: - Derajat kejenuhan - Kecepatan - Derajat iringan
PERTANYAAN 3: Setelah 6 tahun tersebut, jelaskan pengaruh dari perlakuan alternatif berikut terhadap kapasitas, derajat kejenuhan, dan derajat iringan (kondisi lain tetap): -
Pelebaran jalur lalu lintas menjadi 10m (2/2 UD) Pelebaran jalur lalu lintas menjadi 14m (4/2 UD)
60 TSD © 2017
Perencanaan Kapasitas Jalan - Ruas
Jalan Bebas Hambatan
61 TSD © 2017
Bebas Hambatan
Perencanaan Kapasitas Jalan - Ruas 3. Jalan Bebas Hambatan Definisi (MKJI, 1997). “jalan untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh, baik merupakan jalan terbagi ataupun takterbagi. Di Indonesia, definisi ini pada masa ini sama artinya dengan 'jalan tol' ”.
62 TSD © 2017
Bebas Hambatan
Perencanaan Kapasitas Jalan - Ruas 3. Jalan Bebas Hambatan Batasan karakter jalan yang digunakan: • Berada di antara dan tak terpengaruh oleh simpang susun dengan jalur penghubung, ke luar dan masuk, dan yang mempunyai karakteristik rencana geometrik dan arus lalu lintas yang serupa pada seluruh panjangnya. • Bila batasan tersebut berubah, maka analisis harus dipisahkan dengan segmen jalan baru
Pembahasan dalam MKJI 1997: • Jalan dua-lajur dua-arah tak terbagi (2/2UD) • Jalan empat-lajur dua-arah- terbagi (yaitu dengan median) (4/2 D) • Jalan dengan >4 lajur 63 TSD © 2017
Bebas Hambatan
Perencanaan Kapasitas Jalan - Ruas Karakteristik Jalan •
Geometrik – – – – –
•
Kapasitas meningkat dengan peningkatan lebar jalan Kapasitas dan kecepatan meningkat sedikit dengan peningkatan bahu jalan Median dapat meningkatkan kapasitas Lengkung vertikal atau horisontal dapat mempengaruhi kapasitas Jarak pandang dapat mempengaruhi kecepatan dan kapasitas
Arus, komposisi dan pemisahan arah – Pemisahan arah 50-50 memberikan nilai maksimal dalam kapasitas – Komposisi kendaraan (mobil, kendaraan berat, dsb) memberikan pengaruh pada kapasitas dan kecepatan
•
Pengendalian lalu lintas – Pengendalian kecepatan maksimum dan minimum, gerakan kendaraan berat, penanganan kejadian kendaraan yang mogok dan sebagainya akan mempengaruhi kapasitas jalan bebas hambatan 64 TSD © 2017
Bebas Hambatan
Perencanaan Kapasitas Jalan - Ruas Arus dan emp – pada alinyemen umum 1. Dari data LHRT • • • • •
Digunakan data LHRT(kend/hari) sesuai dengan tahun rencana/tahun penelitian Gunakan faktor-k (rasio arus jam rencana dan LHRT),k=0,11 Pertimbangkan pemisahan arah SP, umumnya 50/50% QDH = LHRTx k x SP/100 Perkirakan volume tiap jenis kendaraan (LV,MHV, LB,LT)dengan komposisi normal (Nilai normal LV71%, MHV17 %, LB1 %, LT11% berdasar pada kend/jam)
65 TSD © 2017
Perencanaan Simpang
Perencanaan Simpang Prioritas/Tidak Bersinyal, Bersinyal, Bundaran
66 TSD © 2017
Perencanaan Simpang Definisi Simpang adalah pertemuan antara dua atau lebih ruas jalan dan akan membentuk simpul konflik arus lalu lintas diantaranya. Diantara dua atau lebih ruas jalan yang bertemu (bersilangan), akan membentuk simpang tiga atau empat. Persimpangan dapat juga memiliki lebih dari empat lengan.
67 TSD © 2017
Perencanaan Simpang Definisi Dalam mengelola adanya konflik arus, simpang dapat terbagi atas simpang sebidang (intersection) dan simpang tidak sebidang (interchange) atau simpang susun. 1.
2.
Simpang tidak sebidang disiapkan untuk menghilangkan konflik arus sehingga arus yang dikehendaki dapat terus berjalan Simpang sebidang berarti mengelola konflik arus dengan pendekatan manajemen/teknik lalu lintas 68 TSD © 2017
Perencanaan Simpang Definisi Simpang tidak sebidang diterapkan pada arus yang sangat tinggi dan manajemen arus dengan simpang sebidang tidak lagi memadai, atau ingin dipertahankan tingkat pelayanan (tidak terganggu) pada ruas jalan tertentu.
Contoh simpang tidak sebidang 69 TSD © 2017
Perencanaan Simpang Definisi Bentuk pengelolaan simpang sebidang diantaranya: 1. Bundaran 2. Simpang prioritas 3. Simpang bersinyal
Contoh simpang sebidang 202 TSD © 2017
Tidak Bersinyal
Perencanaan Simpang Pemilihan tipe simpang sangat dipengaruhi oleh: 1. Besarnya arus 2. Perbedaan arus jalan mayor dan minor 3. Pertimbangan keselamatan 4. Faktor lain seperti pejalan kaki, ekonomi, dll
TSD © 2017
Tidak Bersinyal
Perencanaan Simpang 3. Kondisi Lingkungan Kelas ukuran kota
Tipe Lingkungan Jalan
Kelas Hambatan samping terdefinisi dengan kualitatif Tinggi, Sedang atau Rendah TSD © 2017
Perencanaan Simpang
Simpang Bersinyal
73 TSD © 2017
Bersinyal
Perencanaan Simpang Definisi Simpang bersinyal memanajemen kapasitas simpang dengan memberikan pemisahan antar lintasan arus yang berkonflik. Pemisahan antar arus yang bertentangan/berkonflik tersebut dilakukan dalam dimensi waktu atau secara bergiliran.
74 TSD © 2017
Bersinyal
Perencanaan Simpang Pemisahan arus lalu lintas tersebut dilakukan dengan mendistribusikan arus lalu lintas melalui pengalokasian waktu hijau pada masing-masing lengan simpang. Distribusi arus tersebut sedemikian rupa sehingga arus yang dikehendaki (biasanya arus jalan mayor) dapat layanan waktu hijau lebih panjang, sehingga simpang dapat optimal untuk seluruh lengan. Berlaku juga untuk simpang dengan beda arus mayor-minor tidak terlihat sehingga diperlukan pengaturan sinyal yang optimal untuk seluruh lengan di simpang. 232 TSD © 2017
Bersinyal
Perencanaan Simpang Dalam MKJItinjauan kinerja simpang bersinyal berkaitan dengan kapasitas dan perilaku lalu lintas. Kapasitas simpang bersinyal berkaitan erat dengan pengaturan fase dan waktu sinyal, artinya dengan bentuk geometrik dan arus yang sama, suatu simpang bisa memberikan kapasitas dan perilaku lalu lintas yang berbeda bila pengaturan fase dan waktu sinyalnya berbeda.
TSD © 2017
Bersinyal
Perencanaan Simpang Fungsi, Keuntungan dan Kerugian Sinyal Lalu Lintas (Fachrurrozy, 2002) Fungsi sinyal lalu lintas: 1. Menghindari konflik dan mengatur pergerakan lalu lintas sehingga aman &tertib 2. Menghindari kecelakaan dan meningkatkan keselamatan 3. Menekan potensi delay akibat ketidakberaturan arus apabila tanpa sinyal 4. Mengatur prioritas bagi jalan mayor atau arus yang memang perlu diprioritaskan 5. Meningkatkan kapasitas dan tingkat pelayanan simpang Keuntungan dan kerugian: 1. Diperlukan ruang yang lebih ringkas dan hemat bila dibandingkan dengan bundaran atau simpang susun 2. Dapat dikoordinasikan dengan simpang berikutnya untuk optimalisasi jaringan 3. Tidak optimal pada arus rendah 4. Pengaturan yang tidak optimal dapat menurunkan kapasitas simpang 5. Kurang sesuai untuk arus luar kota yang menerus TSD © 2017
Bersinyal
Perencanaan Simpang Jenis sinyal lalu lintas 1. Fixed time signal atau sinyal dengan waktu tetap. Pengaturan waktu, fase, waktu siklus tetap sesuai dengan pengaturan di awal. Dalam satu simpang dapat diterapkan beberapa pengaturan fixed time signal di tiap jam tertentu sesuai pola arus harian yang didapatkan dari hasil survey lalu lintas.
2.
Vehicle actuated signal atau sinyal dengan waktu berubah, disebut juga adaptive traffic control system (ATCS), dimana pengaturan waktu dan siklus mengikuti arus yang sedang terjadi secara real time. Sensor dipasangkan di simpang untuk mengetahui besar arus di tiap lengan dan perhitungan waktu dilakukan secara otomatis/terkomputerisasi dan diimplementasikan secara real time.
TSD © 2017
Bersinyal
Perencanaan Simpang Pengaturan Waktu Sinyal Dalam pengaturan waktu sinyal lalu lintas terdapat beberapa istilah sebagai berikut: 1. Fase adalah salah satu tahap dari keseluruhan waktu dimana salah satu lengan atau kombinasi gerakan lalu lintas menjadi hijau (berjalan) dan di saat yang sama lengan lain atau kombinasi gerakan lalu lintas lain menjadi merah (stop). 2. Siklus adalah perputaran keseluruhan fase dari suatu kondisi (fase) berulang kembali ke kondisi (fase) awal tersebut. 3. Waktu siklus adalah waktu urutan lengkap yang diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus. 4. Periode antar hijau (intergreen atau IG). IG adalah jeda waktu sejak berakhirnya waktu hijau satu fase menuju fase berikutnya. IG = kuning + merah semua.
TSD © 2017
Bersinyal
Perencanaan Simpang Pengaturan Waktu Sinyal Contoh pengaturan lampu dengan 2 fase:
hijau
kuning
merah
Fase A
IG merah
hijau
kuning
Fase B
Waktu siklus TSD © 2017
Bersinyal
Perencanaan Simpang Pengaturan Waktu Sinyal Contoh pengaturan lampu dengan 2 fase: hijau
kuning
merah
Fase 1 Antar hijau tanpa all red
IG
merah
hijau
kuning
Fase 2
Waktu siklus
hijau
kuning IG
merah
merah
Fase 1
All red hijau
Antar hijau dengan all red kuning
Fase 2
Waktu siklus TSD © 2017
Bersinyal
Perencanaan Simpang Pengaturan Waktu Sinyal Berbagai contoh bentuk pengaturan fase.
terlawan
terlindung sebagian
terlindung sebagian TSD © 2017
Bersinyal
Perencanaan Simpang Pengaturan Waktu Sinyal Berbagai contoh bentuk pengaturan fase.
terlindung sebagian
terlindung
terlindung
TSD © 2017