Bayi Tabung Bila saluran telur seorang wanita sedemikian rusaknya sehingaa tidak mungkin lagi diatasi dengan pembedahan atau yang tubuhnya rusak atau tertutup, masih ada harapan melalui teknik pembuahan dalam tabung atau IVF (in-vitro-fertilization) atau yang lebih dikenal dengan teknik bayi tabung.
Bayi Tabung Pada dasarnya program bayi tabung adalah pelaksanaan proses pembuahan yang seharusnya terjadi do dalam saluran telur, tetapi karena satu dan lain hal, proses tersebut tidak dapat terjadi secara alamiah, maka proses tersebut dilakukan secara in vitro (di dalam laboratorium). Yang diperlukan adalah wanita yang bersangkutan memiliki indung telur (ovarium) yang sehat dan dpat befungsi serta rahim yang sehat pula. Teknik ini pertama kali dilakukan pada tahun 1978 di Inggris, dan setahun kemudian banyak negara lain yang ikut berhasil melakukannya. Tetapi harus diingat, IVF yang dilakukan hanya satu kali, tingkat keberhasilannya hanya sekitar 15%. Jiak diulangi dua atau tiga kali pada wanita yang sama, maka tingkat keberhasilannya meningkat menjadi sekitar 20%. Prosedur program bayi tabung dimulai dengan perangsangan indung telur dengan hormon. Ini untuk memacu perkembangan sejumlah foliekl agar menghasilkan sel telur. Perkembangan pematangan sel telur tersebut dipantau secaa teratur dengan alat USG dan dilakukan juga pengukuran kadar hormon ekstradional dalam darah.
Perkembangan yang terakhir pengambilan sel telur matang dari permukaan indung telur tidak perlu lagi melalui operasi kecil, tetapi cuku lewat pengisapan cairan folikel dengan tuntunan alat USG transvaginal. cairan folikel tersebut kemudian dibawa ke laboratorium dan seluruh sel telur yang diperoleh kemudian dieramkan dalam inkubator. Anda harus mengetahui terlebih dahulu bahwa tingkat keberhasilan dari program bayi tabung ini tidaklah berhasil 100%. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan gagalnya masalah program bayi tabung ini. Selain itu, adanya suatu dampak yang muncul dari program bayi tabung yang akan menyebabkan keadaan menjadi lebih dilematis. Tingkat keberhasilan dari program bayi tabung ini adalah sekitar 40%. Dan semua itu juga tergantung dari usia sang istri, serta faktor lainnya yang beu diketahui secara pasti. Dibawah ini merupakan proses pembuatan bayi tabung adalah : 1. Proses stimulasi atau superovulasi. Proses yang pertama ini dilakukan dengan tahap wanita yang menjalankan program bayi tabung awalnya diberikan obat kesuburan agar bisa memproduksi jumlah sel telur lebih dari satu. Dan kemudian, sel telur-sel telur tadi di teliti untuk mendapatkan sel telur yang berkualitas. 2. Pengambil sel telur Jika sudah diteliti, tahap selanjutnya adalah mendapatkan sel telur yang terbaik, yang dilakukan dengan melalui suatu operasi kecil. 1. Peleburan pada antar sel kelamin. Jika suda didapatkan sel telur dan juga sel sperma, maka selanjutnya akan dilakukan peleburan pada keduanya. Dan peleburan ini dilakukan dengan proses menyuntikkan sel sperma ke dalam sel telur sehingga akan mengalami pembuahan. 2. Pengembangbiakan embrio. Disaat sel telur sudah terbelah, berarti hal ini menunjukkan bahwa sel telur sudah menjadi embrio. Kemudian setiap harinya embrio ini akan dikontrol untuk memastikan bahwa embrio tadi bisab berkembang dengan baik sehingga mempunyai beberap bagian sel yang aktif. 3. Transfer embrio. Tahap selanjutnya adalah embrio-embrio yang diteliti tadi akan dimasukkan ke dalam rahim selama 3-5 hari. Jika embrio menempel dengan baik pada dinding rahim wanita, maka ini artinya embrio akan berkembang dan bisa memberikan peluang kehamilan pada wanita. Dampak yang berbahaya pada program hamil bayi tabung ini adalah biasanya pada saat pengambilan sel telur, maka akan menimbulkan suatu resiko bahwa akan munculnya suatu pendarahan yang disebabkan karena pengambilan sel telur tadi. Dampak lain yang dirasakan dari program bayi tabung adalah kehamilan yang terjadi di luar kandungan atau yang biasa disebut dengan kandungan ektopik. Hal ini mempunyai resiko sebesar 5%, ibu akan mengalami infeksi, masalah rhumatoid arthritis atau lupus, alergi, dan bisa mengalami peluang keguguran sebesar 20%. Penyakit OHSS yang menyerang merupakan suatu bentuk komplikasi dari perkembangbiakan pada sel telur sehingga akan dihasilkan banyak folikel. Kemudian hal ini akan mengakibatkan terjadinya suatu akumulasi pada cairan yang malah akan mengganggu
fungsi tubuh dan harus dengan segera dikeluarkan. Namun, biasanya resiko terjadinya OHSS hanya berkisar 1% saja. Selain itu, ada syarat yang harus dipenuhi dari program hamil bayi tabung, yakni : 1. Pasangan suami istri yang sudah menikah 1 tahun atau lebih dan usia istri haruslah dibawah 42 tahun dan mengikuti proses pemeriksaan fertilitas atau kesuburan 2. Melakukan konseling tentang program fertilisasi in vitro mengenai prosedur, biaya, kemungkinan dari terjadinya keberhasilan atau kegagalan dan juga adanya suatu komplikasi, siap biaya dan siap untuk hamil, melahirkan dan memelihara bayinya. 3. Jika ada faktor kesuburan, untuk wanita biasanya usia yang paling ideal adalah antara usia 30-35 tahun. Ini berarti, bahwa umur-umur ini presentase peluang dari berhasilnya program bayi tabung akan lebih tinggi dibandingkan oleh usia wanita yang lebih tua sekitar 36-40 tahun.
Proses Bayi Tabung Proses Bayi Tabung – Proses bayi tabung dalam adalah in vitro fertilization atau IFV. Proses bayi tabung merupakan kehamilan yang diawali dengan sel telur yang dilakukan pembuahan oleh sperma namun diluar tubuh dan berada didalam suatu tabung. Biasanya prosesur dari bayi tabung yang dilakukan adalah setelah minum obat-obatan, tindakan pembedahan atau inseminasi buatan yang tidak membantu mengatasi masalah ketidaksubruan.
Proses Bayi Tabung
Proses Bayi Tabung Dan proses metode bayi tabung ini terdiri dari beberapa rangkaian prosedur, yang diantaranya adalah : 1. Merangsang tubuh wanita menggunakan suntik hormon supaya bisa menghasilkan beberapa sel telur dengan sekaligus.
2. Pengujian yang dilakukan lewat ters darah atau juga ultrasound untuk dapat menentukan kesiapan dari pengambilan sel telur. Dan sebelumnya pihak dari wanita juga biasanya akan diberikan suntikan yang akan membantu untuk membuat sel telur matang sehingga berkembang dan akan memulai proses pembuahan. 3. Selama proses pengambilan sel telur, maka biasanya dokter akan mencari folikel didalam rahim dengan cara melakukan metode ultrasound. Dan sel telur ini kemudian akan diambil dengan cara menggunakan jasrum khusus yang mempunyai rogga. Prosesdur seperti ini biasanya berlangsung kurang lebih selama 30 menit hingga 1 jam. Dan sebagian wanita yang diberikan oleh obat pereda nyeri sebelum mereka melakukan prosedur ini, tetapi dapat juga diberikan obat penenang ringan yang diberikakn dengan cara dibius total. 4. Kemudian sel telur ini akan segera dipertemukan dengan sperma pasangan mereka, yang pengambilannya dilakukan dengan cara yang sama. Setelah itu akan disimpan didalam klinik untuk bisa memastikan perkembangan yang terjadi bisa makmsial. 5. Dan setelah embrio dari hasil pembuahan sel telur serta sperma ini dianggap sudah cukup matang, maka embrio tersebut akan dimasukkan ke dalam rahim. Dan dokter akan memasukkan secara tabung penyalur didalamnya yang disebut dengan kateter ke dalam vagina wanita sampai ke dalam rahim. Untuk bisa membuka peluang besar kehamilan, maka tiga embrio ini biasanya akan ditransfer dengan sekaligus. 6. Dua minggu setelah transfer embrio dilakukan, maka pihak wanita biasanya diminta untuk melakukan tes kehamilan.
Proses bayi tabung biasanya disarankan untuk mereka yang sudah berusia diatas 40 tahun ke atas dengan keluhan seperti : 1. Gangguan pada tuba fallopi atau rahim yang berbentuk seperti kerusakan dan juga sumbatan dari jalur sel telurnya. 2. Gangguan dari ovulasi yang dapat membuat produksi sel telur menjadi tidak maksimal. 3. Endometriosis 4. Produksi sperma dengan kualitasnya yang kurang baik. 5. Masalah pada sistem imun yang menyebabkan sel telur dan sperma terganggu. 6. Sperma yang tidak bisa melewati cairan leher rahim. 7. Alasan dari masalah mengenai ketidaksuburan yang memang tidak diketahui secara jelas. 8. Mempunyai resiko penyakit keturunan. Dengan melakukan proses bayi tabung ini, sel telur yang sudah dibuahi bisa diskrining dengan menggunakan kode genetiknya untuk bisa mencari masalah genetik tertentu. Dan setelah embrio ini dinyatakan tidak mempunyai resiko penyakit maka baru bisa diturunkan. Dan bisa ditanamkan didalam rahim. Proses bayi tabung tetap mempunyai resiko yang seharusnya mendapatkan pertiimbangan matang dari pihak keduanya. Dan salah ssatu resiko yang saat prosedur pengambilan sel telur, kemungkinan terjadinya infeksi bisa saja terjadi, pendarahan, serta bisa menyebabkan gangguan di usus atau juga pada organ lainnya. Dan ada juga resiko dari segi pemberian obat-obatan yang digunakan supaya bisa merangsang atau menstimulasi ovarium akni sindrom hiperstimulan ovarium. Efek yang akan dirasakan
biasanya beragam, dari mulai perut kembung, kram, atau juga nyeri ringan, berat badan yang bertambah sampai rasa sakit yang hebat dibagian perut. Efek yang berat yang harusnya ditangani oleh rumah sakit meskipun biasanya gejala akan hilang disaat siklus ovarium sudah selesai.
Selain itu, resiko dari proses bayi tabung adalah ; 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Resiko mengalami keguguran Resiko kehamilan kembar, jika embrio yang ditanamkan lebih dari satu. Kelahiran yang prematur dengan bayi yang berbobot rendah Kehamilan ektopik atau diluar rahim Bayi lair dengan cacat fisiknya Stress akibat proses bayi tabung yang menguras tenaga, emosi, serta biaya.
Terdapat beberapa hal yang bisa menentukan tingkat keberhasilan dari proses bayi tabung. Usia wanita adalah faktor yang paling penting. Usia yang optomal untuk wanita dengan tingkat keberhasilan dari proses bayi tabung adalah yang berusia 21-39 tahun. dan selain itu, faktor lain yang berperan besar pada proses bayi tabung adalah berat badan, merokok, asupan alkohol, kafein, tingkat stress, riwayat kehamilan yang sebelumnya, kualitas dari embrio dan juga jumlah embrio yang dimasukkan ke dalamnya. Untuk bisa menjalani proses bayi tabung agar bisa hamil, maka Anda membutuhkan berbagai faktor dalam hal medis dari kedua belah pihak. Dan kesiapan dari finansial juga suatu hal yang tidak kalah penting, mengingat karena biaya proses bayi tabung yang memakan uang banyak. Dan sebaiknya selalu melakukan konsultasi dengan dokter Anda supaya bisa mendapatkan solusi yang terbaik lainnya.
Program Hamil Bayi Tabung Program Hamil Bayi Tabung – Masalah kesuburan memang merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi setiap orang di muka bumi ini. Baik masalah kesuburan pria atau kesuburan wanita, semuanya merupakan hal yang sangat penting yang perlu mendapat perhatian. Jika saluran telur seorang wanita mengalami kerusakan dan tidak bisa lagi iobati atau ditangani dengan cara pembedahan atau berupa tuba yang rusak atau tertutup, mungkin hal ini bisa menjadi penyebab dari terjadinya ketidaksuburan. Namun, masalah ketidasuburan saat ini bisa diatasi dengan salah satu program kehamilan berupa program bayi tabung. Pembuahan dengan teknik di dalam tabung atau IVF (in-vitro fertilization) ini merupakan salah satu teknik program pembuahan yang saat ini banyak diikuti oleh orang.
Program Hamil Bayi Tabung Pada dasarnya program hamil bayi tabung ini merupakan salah satu bentuk pelaksanaan dari proses pembuahan yang harusnya pembuahan ini terjadi di dalam saluran telur, namun karen beberapa penyebab, proses ini tidak bisa terjadi dengan alami, maka proses ini dilakukan dengan in-vitro atau di dalam laboratorium. Hal yang diperlukan dalam melakukan program hamil bayi tabung ini adalah wanita harus memiliki indung telur atau ovarium yang sehat dan masih bisa berfungsi, kemudian rahim harus dalam keadaan yang sehat juga. Hal yang perlu diingat adalah teknik bayi tabung ini hanya bisa dilakukan 1 kali saja, dan tingkat dari keberhasilannya adalah sekitar 15%. Namun, jika hal ini diulangi untuk kedua sampai ketiga kali tingkat keberhasilannya akan meningkat lebih tinggi menjadi 20%. Prosedur dari program hamil bayi tabung ini adalah sperma dan sel telur ini dievaluasi kualitasnya dan hanya sperma serta sel telur yang berkualitas saja yang akan digunakan untuk proses fertilisasi. Fertlisasi ni dilakukan di dalam dua cawan petri yang mengandung media sesuai dengam kondisi dari invivo, kemudian disimpan di dalam ikubator hingga embrio berkembang kemudian embrio yang berkembang dengan kualitas yang paling bagus ini dipilih untuk kemudian diperlihara di dalam rahim si pendonor hingga dilahirkan. Untuk masalah waktu, program hamil bayi tabung memanglah membutuhkan waktu yang tidak lama. Dan biasanya sebelum Anda melakukan program ini, maka Anda dan suami haruslah melakukan konseling terlebih dahulu, harus melalui serangkaian pemeriksaan fisik atau genikolog, dan pemeriksaan ultrasonografi dan juga pemeriksaan hormon, analisa sperma, dan evaluasi pada gaya hidup. Selain itu tingkat keberhasilan dari program bayi tabung juga tergantung dari usia. Karena proses dari bayi tabung ini tidak akan menghasilkan 100% berhasil. Tingkat dari kegagalannya juga cukup tinggi, sekitar 60-70%. Dan semakin meningkat usia Anda maka akan semakin kecil juga
untuk kecil walaupun dengan melakukan program hamil bayi tabung. Dibawah ini peluang keberhasilan program hamil bayi tabung tergangung usia : 1. Untuk usia dibawah 30 tahun, tingkat atau peluang keberhasilan mencapai 44,5% 2. Di isia 30-38 tahun peluang berhasil mencapai 28-30%, dan untuk usia 38-42 tahun mencapai peluangs ekitar 10-11% 3. Diatas usia 42 tahun bisa dikatakan peluang untuk hamil walaupun menggnunkan bayitabung tingkat keberhasilannya adalah sekitar 0% Namun, gagalnya program hamil bayi tabung ini bukan hanya tergantung dari tingkat usia saja. Namun juga bis disebabkan karena embrio yang tidak bisa menempel di dinding rahim atau tidak terjadinya implantasi di dalamnya. Mengapa demikian? Hal ini disebabkajn karena adanya faktor cacat kromosom, selain itu terdapat beberapa hal lainnya yang menjadi penyebab gagalnya bayi tabung ini dan tidak diketahui apa penyebabnya. Jadi, sebaiknya sebelum Anda memilih jalan menggunakan program bayi tabung, sebaiknya Anda harus menyiapkan mental dan juga fisik Anda terlebih dahulu. Kemudian, jika pemeriksaan sudah dilakukan maka dokter selanjutnya akan memilih empat jenis embrio yang paling baik yang kemudian akan ditanamkan kembali di dalam rahim wanita. Empat dari embrio ini merupakan julah yang paling banyak dan maksimal karena jika lebih dari empat maka resikonya adala harus ditanggung oleh ibu dan janis menjadi lebih besar. Embrioembrio yang terbaik ini kemudian akan diisap ke dalam sebuah kateter khusus yang akan dipindahkan ke dalam rahim. Dan terjadinya kehamilan ini bsia diketahui melalui suatu pemeriksaan dari air seni sekitar 14 hari setelah proses pemindahan embrio dilakukan. Untuk Anda yang ingin melakukan proses bayi tabung, sebaiknya mengonsumsi makananmakanan yang bergizi untuk menunjang kualitas embrio. Makanan-makanan yang baik adalah makanan yang mencukupi kebutuhan nutrisi Anda sehari-hari. Dan selain itu juga menjauhi halhal yang bisa menyebabkan gagalnya bayi tabung perlu dihindari. Jika Anda seorang perokok, sebaiknya mulai sekarang usahakan untuk menghindari rokok. Jangan minum-minuman beralkohol, karena ini akan memberikan pengaruh yang kurang baik untuk kesehatan rahim Anda.
Hukum Bayi Tabung Hukum Bayi Tabung – Teknologi bayi tabung yakni bayi tabung yang dihasilkan dari sperma laki-laki dan ovum perempuan yang terikat dalam sebuah perkawinan (suami-istri) serta bayi tabung tersebut ditanamkan ke dalam rahim di istri. Hukum bayi tabung masih terdengar simpang siur, menurut salah satu ajaran agama (Islam) program bayi tabung dapat dikatakan haram, karena kehamilan dapat terjadi di luar rahim. Dari beberapa jejak pendapat dari para alim ulama dan pemuka agama tentang program bayi tabung yang di halalkan dan diharamkan dalam hukum program bayi tabung menurut agama.
Hukum Bayi Tabung Ada 2 hal yang menyebutkan bahwa bayi tabung itu halal, yaitu: 1. Sperma tersebut diambil dari si suami dan indung telurnya diambil dari istrinya kemudian disemaikan dan dicangkokkan ke dalam rahim istrinya. 2. Sperma si suami diambil kemudian di suntikkan ke dalam saluran rahim istrinya atau langsung ke dalam rahim istrinya untuk disemaikan. Hal tersebut dibolehkan asal keadaan suami isteri tersebut benar-benar memerlukan inseminasi buatan untuk membantu pasangan suami isteri tersebut memperoleh keturunan. Namun sebaliknya, ada 5 hal yang membuat hukum bayi tabung menjadi haram yaitu: 1. Sperma yang diambil dari pihak laki-laki disemaikan kepada indung telur pihak wanita yang bukan istrinya kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya. 2. Indung telur yang diambil dari pihak wanita disemaikan kepada sperma yang diambil dari pihak lelaki yang bukan suaminya kemudian dicangkokkan ke dalam rahim si wanita. 3. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari sepasang suami istri, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim wanita lain yang bersedia mengandung persemaian benih mereka tersebut. 4. Sperma dan indung telur yang disemaikan berasal dari lelaki dan wanita lain kemudian dicangkokkan ke dalam rahim si istri.
5. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari seorang suami dan istrinya, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya yang lain.
Dampak Bayi Tabung Dampak bayi tabung tentunya memberi pengaruh pada dampak positif dan negatif di kemudian hari yang mungkin terjadi pada ibu atau bayinya. Teknologi bayi tabung yang dikembangkan tahun 19870-an telah memberikan kebahagian kepada pasangan suami-istri yang sulit mendapatkan keturunan. Dengan teknologi bayi tabung mereka dapat memperoleh keturunan.
Dampak Bayi Tabung Teknologi bayi tabung memberi manfaat bagi pasangan suami-istri usia produktif yang belum memiliki keturunan. Namun, masih menjadi kontra jika teknologi bayi tabung ini dilakukan pada wanita lanjut usia yang telah menopause. Hal ini karena secara alami, wanita menopause tidak memiliki kemampuan untuk menghasilkan keturunan lagi. Untuk itu, para ahli dalam penelitiannya harus mempertimbangkan aspek etika, moral dan agama. Apabila tidak maka akan menimbulkan hal yang kontroversial dan meniimbulkan dampak bayi tabung, padahal penemuan di bidang teknologi reproduksi dapat dikembangkan secara luas untuk kesejahteraan manusia.
Dampak Positif dan Dampak Negatif Bayi Tabung
Dampak Positif dan Dampak Negatif Bayi Tabung — Bayi tabung atau pembuahan in vitro adalah sebuah tehnik pembuahan atau reproduksi dimana sel telur (ovum) dibuahi diluar tubuh wanita. Bayi tabung adalah suatu metode untuk mengatasi masalah kesuburan (keturunan) dimana akan dilakukan bila metode lainnya sudah tidak berhasil. Adapun proses dari bayi tabung itu sendiri adalah mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, yaitu pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sperma dilakukan dalam sebuah medium cair. Proses Bayi Tabung Terdiri dari :
1. Merangsang tubuh wanita dengan suntik hormon untuk memproduksi beberapa sel telur sekaligus. 2. Pengujian melalui tes darah atau ultrasound untuk menentukan kesiapan pengambilan sel telur. Sebelumnya, pihak wanita juga akan diberikan suntikan yang akan membantu mematangkan sel telur yang berkembang dan memulai proses ovulasi. 3. Selama prosedur pengambilan sel telur, dokter akan mencari folikel dalam rahim dengan menggunakan metode ultrasound. Sel telur kemudian akan diambil dengan menggunakan jarum khusus yang memiliki rongga. Prosedur ini berlangsung sekitar 30 menit hingga satu jam. Sebagian wanita diberikan obat pereda nyeri sebelum dilakukan prosedur tersebut, namun bisa juga diberikan obat penenang ringan hingga dibius total. 4. Sel telur segera dipertemukan dengan sperma pasangan, yang harus diambil pada hari yang sama. Kemudian disimpan di dalam klinik untuk memastikan perkembangannya maksimal. 5. Setelah embrio hasil pembuahan sel telur dan sperma tersebut dianggap cukup matang, maka embrio akan dimasukkan ke dalam rahim. Dokter akan memasukkan semacam tabung penyalur yang disebut kateter ke dalam vagina hingga sampai ke dalam rahim. Untuk memperbesar kemungkinan hamil, tiga embrio umumnya ditransfer sekaligus.
6. Dua minggu setelah transfer embrio, maka pihak wanita akan diminta untuk melakukan tes kehamilan. Kapan Dibutuhkan Proses Bayi Tabung?
Sebagian wanita berusia di atas 40 tahun, disarankan sebagai metode untuk mengatasi ketidaksuburan . Selain itu, beberapa kondisi yang kemungkinan disarankan menggunakan prosedur bayi tabung, seperti :
Gangguan pada tuba falopi atau rahim berupa kerusakan atau sumbatan jalur sel telur. Gangguan ovulasi yang membuat produksi sel telur minimal. Endometriosis. Produksi sperma dengan kuantitas yang rendah. Masalah sistem kekebalan tubuh yang mengganggu sel telur atau sperma. Sperma yang tidak mampu melewati cairan leher rahim. Alasan dari masalah ketidaksuburan yang tidak diketahui. Memiliki risiko penyakit keturunan. Dengan metode IVF, sel telur yang sudah dibuahi dapat diskrining kode genetiknya untuk mencari masalah genetik tertentu. Setelah embrio dinyatakan tidak memiliki risiko penyakit yang dapat diturunkan, dapat ditanam pada rahim.
Dampak positif bayi tabung Salah satu tujuan dari sebuah pernikahan adalah memiliki keturunan. Namun, pada kenyataannya tidak semua pasangan bisa memiliki keturunan dengan mudah. Ada yang dengan mudahnya memiliki anak, dan ada pula pasangan yang dengan susah payah berusaha melakukan berbagai cara untuk mendapatkan keturunan, salah satunya dengan metode bayi tabung. Nah, sebuah data menunjukan bahwa 11-15 persen pasangan suami istri pada usia subur mengalami kesulitan dalam memiliki keturunan, baik karena kurang subur ataupun karena tidak subur.
Membantu pasangan segera memiliki keturunan
Saat ini kemajuan teknologi dan bidang kedokteran sudah sangat maju dan modern, jadi tingkat keberhasilan pasangan dalam melakukan bayi tabung sudah sangat tinggi. Dan, hal iniah yang sangat memberikan dampak positif terhadap pasangan yang ingin memiliki keturunan.
Dampak negatif bayi tabung Walaupun teknologi dan ilmu kedokteran sudah sangat canggih, namun dampak negatif dari bayi tabung masih tetap ada. Pasalnya, metode pembuahan ini bukan tidak mungkin akan menimbulkan risiko, misalnya saja seperti cacat bawaan dan beberapa faktor risiko lainnya. Nah, berikut beberapa dampak negatif dari bayi tabung:
Masalah dalam pendonoran sperma
Pendoronan sperma tidak akan menjadi masalah jika sperma yang dipertemukan dengan sel telur adalah milik suaminya yang sah. Namun, akan menjadi masalah jika sperma tersebut dari orang lain yang tidak terikat pernikahan. Misalnya saja sperma yang didonorkan dari bank sperma ataupun sel telur dari pendonor telur lainnya.
Tindakan pembunuhan
Jika dikaitkan dengan moral dan etika bangsa Indonesia, banyak masyarakat yang menolak karena proses pembuahan ini dilakukan dengan cawan petri, di mana embrio yang dibutuhkan akan dimasukkan ke dalam rahim dan sisanya akan “dibuang”. Nah, hak hidup embrio tersebutlah yang menjadi permasalahannya, dan banyak yang menganggap bahwa hal ini merupakan tindakan pembunuhan. Demikian informasi seputar Dampak Positif dan Dampak Negatif Bayi Tabung. Namun, terlepas dari kedua dampak positif dan negatif di atas, jika Anda akan melakukan proses bayi tabung ada baiknya untuk mengkonsultasikan hal tersebut pada dokter Anda. Selain itu, mencari referensi dari orang-orang yang pernah melakukan bayi tabung pun penting Anda lakukan, selain bisa menambah motivasi , Anda pun bisa mencari tahu dengan lebih detail tentang bayi tabung.
Program Bayi Tabung dan Inseminasi Buatan, Apa Bedanya? Program bayi tabung atau dikenal dengan in vitro fertilazion (IVF) sangat bermanfaat bagi pasangan yang bermasalah untuk memiliki anak. Selain program bayi tabung, prosedur reproduksi medis lainnya dapat dilakukan dengan inseminasi buatan atau artifical insemination (AI). Tentunya dengan dua cara medis tersebut, merupakan solusi terbaik bagi pasangan yang mengalami permasalahan mengenai kesuburan. Namun, apa saja perbedaan antara IVF dan AI? Tentunya ini menjadi salah satu pertanyaan bagi pasangan yang ingin mencoba dua cara medis terbut. Berikut penjelasan mengenai perbedaan mendasar antara program bayi tabungdan inseminasi buatan, yaitu :
Program bayi tabung merupakan prosedur yang lebih kompleks, yang melibatkan sperma dan sel telur dari pasangan. Di mana sperma dan sel telur tersebut diletakan dalam cawan petri agar terjadi pembuahan. Setelah sel telur dibuahi dan membentuk embrio, maka embrio tersebut ditanam ke dalam rahim setelah 5 hari pembuahan terjadi. Sementar inseminasi buatandilakukan dengan menempatkan sperma yang berkualitas ke dalam rahim. Program bayi tabung tidak tergantung pada siklus ovulasi wanita, namun siklus ovulasi akan tetap diperiksa agar dapat mengekstrak sel telur matang yang akan di fertilisasi. Sementara inseminasi buatan sangat bergantung dan menyesuaikan waktu ovulasi pasien wanita untuk mengetahui tingkatan keberhasilan.
Pada program bayi tabung pembuahan terjadi di luar rahim, saat pembuahan telah tejadi pada cawan maka embrio tersebut akan ditanam kembali di dalam rahim. Berbeda dengan inseminasi buatan pembuahan terjadi di dalam rahim, namun pasien harus melakukan pemeriksaan kehamilan 2 minggu setelah melakukan inseminasi buatan, untuk mengetahui keberhasilan dari prosedur ini. Tingkat keberhasilan program bayi tabung lebih tinggi dibandingkan menggunakan prosedur inseminasi buatan. Inseminasi buatan lebih banyak diminati beberapa pasangan karena harganya yang relatif murah dibandingkan menggunakan program bayi tabung.
Tentunya perbedaan antara program bayi tabung dan inseminasi buatan tersebut dapat dipertimbangkan bersama pasangan. Namun, usaha untuk mengatasi permasalahan kesuburan akan Anda dan pasangan dapat berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter ahli, agar mendapatkan solusi yang terbaik untuk segera mendapatkan anak.
Apa Itu Inseminasi Buatan? Inseminasi buatan adalah proses pembuahan dengan cara memasukkan sperma ke dalam rahim. Kesempatan hamil dengan program ini rata-rata berkisar 5-25%. Bagaimana prosesnya? Empat sampai enam minggu sebelum jadwal inseminasi, calon ibu diminta minum pil hormonal untuk merangsang terjadinya ovulasi, yakni proses matang dan keluarnya sel telur. Pada hari-H, calon ayah diminta mengeluarkan sperma dengan cara masturbasi. Kemudian, sperma dicuci dan dipilih yang terbaik. Cairan yang berada di dalam sperma dibuang atau disisakan hanya sekitar 0,25 mililiter sebelum dimasukkan ke dalam rahim istri dengan bantuan kateter. Teknik ini disebut IUI (Intrauterine Insemination). Cara ini cukup mudah, tidak sakit dan tidak begitu mahal dibanding program bayi tabung. Setelah selesai, pasien dianjurkan tidur telentang selama 10–15 menit untuk memberi kesempatan sperma mencapai sel telur. Setelah 17 hari, dilihat apakah terjadi pembuahan atau tidak. Kalau gagal, pasangan dianjurkan mengulang lagi sampai empat kali. Kalau tetap gagal, pasangan dianjurkan mengikuti program bayi tabung. Bagaimana tingkat keberhasilannya? Tergantung usia calon ibu. Semakin tua usia wanita, kualitas sel telur juga semakin kurang bagus. Selain itu, faktor-faktor seperti kualitas sel sperma, endometriosis yang parah dan adanya kerusakan pada saluran tuba di rahim, juga amat memengaruhi keberhasilan inseminasi buatan. Kesempatan hamil dengan program ini rata-rata berkisar 5-25%.
BAYI TABUNG (IN VITRO FERTILIZATION)
A. Definisi Bayi Tabung / In Vitro Fertilization Bayi tabung/ in vitro fertilization adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh wanita, dalam istilah kerennya in vitro vertilization (IVF). In vitro adalah bahasa latin yang berarti dalam gelas/tabung gelas, dan vertilization adalah bahasa Inggrisnya pembuahan. Secara umum pada IVF, ovarium (indung telur) distimulasi oleh kombinasi obat fertilitas, kemudian satu atau beberapa oosit (sel telur) diambil dari folikel ovarium. Fertilisasi dilakukan di laboratorium (“in vitro”). Dalam proses bayi tabung/IVF sel telur yang sudah matang diambil dari indung telur lalu dibuahi dengan sperma didalam sebuah medium cairan, Setelah itu, satu atau lebih embrio ditransfer ke dalam uterus (rahim). Dengan harapan dapat berkembang menjadi bayi. Langkah-langkah ini membutuhkan waktu kurang lebih 2 minggu, yang disebut siklus IVF. Sejarah bayi tabung: Prosedur ini pertama kali berhasil dilakukan pada tahun 1978 di Inggris. Bayi pertama hasil IVF adalah Louis Brown yang dilahirkan pada bulan juli 1978. Louis brown telah melahirkan seorang bayi pada tahun 2006 pada usianya yang ke 26. Bayi yang dilahirkannya didapatkan secara alami tanpa IVF. Sejak saat itu, ratusan hingga ribuan kehamilan sudah berhasil dilakukan melalui IVF dan modifikasinya dikenal sebagai teknologi reproduktif buatan/ assisted reproductive technologies (ARTs). B. Latar Belakang diadakannya bayi tabung Proses bayi tabung akan dilakukan jika terjadi hal seperti: – Kualitas dan kuantitas sperma – Keadaan rahim normal atau tidak
– Pemeriksaan dilakukan dengan rontgen dan USG – Apakah tubna fallopi atau saluran telur lancar atau tersumbat (untuk mengetahuinya dilakukan pemeriksaan HCG) – Apakah lingkungan di sekitar rahim normal atau ada kelainan. (pemeriksaan dilakukan dengan laparoskopi diagnostik/ di teropong) C. Indikasi IVF IVF bukan merupakan langkah pertama untuk terapi infertilitas. Sebaliknya, IVF digunakan pada kasus infertilitas yang tidak dapat diatasi dengan terapi lain seperti obat fertilitas, pembedahan, dan inseminasi buatan. IVF merupakan terapi yang efektif untuk infertilitas kecuali pada infertilitas yang disebabkan oleh kelainan anatomi uterus seperti perlengketan didalam uterus (rahim) yang berat. Indikasi IVF adalah pada infertilitas yang disebabkan oleh: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Faktor tuba Disfungsi ovulasi ( setelah gagal dengan terapi lain) Ovarian reserve yang sedikit: jumlah telur yang sedikit Endometriosis ( setelah gagal dengan terapi lain) Infertilitas dari faktor pria yang berat Ovarian failure Infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya (setelah gagal dengan terapi lain)
Kerugian IVF adalah mahal, membutuhkan prosedur dan obat yang berkaitan dengan beberapa risiko terhadap wanita, meningkatkan risiko kehamilan multipel, dan kemungkinan komplikasi fetal yang sedikit meningkat. Oleh karena itu, pilihan terapi alternatifseperti observasi sebaiknya dipertimbangkan pada wanita dengan tuba paten dan tanpa infertilitas faktor pria yang berat. Meskipun demikian, pada beberapa kondisi, wanita dengan kriteria sebelumnya mempunyai indikasi untuk dilakukan IVF. Kondisi tersebut adalah penyakit pelvis, endometriosis, infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya, dan terapi inseminasi intrauterin/ gonadotropin yang gagal. D. Proses Bayi Tabung Ada beberapa hal proses yang dilakukan oleh pasangan suami isteri sebelum melakukan bayi tabung: 1. Persiapan mental diwajibkan bagi pasangan lewat konseling yang diberikan oleh petugas kesehatan yang disediakan oleh RS, untuk bersiap menghadapi keadaan kalau proses bayi tabung berhasil/tidak berhasil. 2. Perkembangan hormon yang terkontrol dimulai sesaat setelah menstruasi tepatnya pada hari ke 2 lewat suntikan yang diberikan setiap hari selama kurang lebih 3 minggu sampai mencapai ukuran telur yang diharapkan.
3. Tahap pematangan telur melalui injeksi obat hormon satu hari sebelum sel telur yang matang dikeluarkan. 4. Pengeluaran telur melalui operasi kecil, telur diambil sebanyak-banyaknya. 5. Tahapan proses pembuatan sel telur dengan sperma menjadi embrio. Dilakukan oleh embriologist di RS. 6. Setelah 2 hari pembuahan, embrio terbaik dimasukkan ke dalam rahim. Proses ini memerlukan waktu sekitar 10 menit. 7. Agar embrio dalam rahim dapat bertahan dan berkembang dengan baik maka harus mengalami suntikan hormon selama 17 hari setelah itu barulah didapat kepastian hamil atau tidak. *Proses Bayi tabung melalui pungsi Dilakukan dalam tujuh tingkatan dasar yaitu: 1. Ibu diberi obat pemicu ovulasi yang berfungsi untuk merangsang indung telur mengeluarkan sel telur yang diberikan setiap hari sejak permulaan mens dan dihentikan setelah sel-sel telur matang. 2. Pematangan sel-sel telur dipantau setiap hari melalui pemeriksaan darah dan USG. 3. Pengambilan sel telur dilakukan dengan penusukan jarum/pungsi melalui vagina dengan tuntunan USG. 4. Setelah dikeluarkan beberapa sel telur, kemudian sel telur tersebut dibuahi dengan sel sperma yang telah diproses sebelumnya dan dipilih yang terbaik. 5. Sel telur dan sperma yang telah dipertemukan dalam tabung/petri kemudian dibiakkan dalam lemari pengeram. Pemantauan dilakukan 18-20 jam kemudian dan keesokan harinya diharapkan sudah terjadi pembuahan sel. 6. Embrio yang berada dalam tingkatan pembelahan sel ini kemudian diimplantasikan ke dalam rahim calon ibu. Pada periode ini tinggal menunggu terjadinya kehamilan. 7. Jika dalam waktu 14 hari setelah embrio diimpantasikan tidak tejadi menstruasi, dilakukan pemeriksaan air kemih untuk kehamilan, dan seminggu kemudian pastikan dengan pemeriksaan USG.
E. Langkah-langkah proses bayi tabung 1. Sel sperma berada disekitar sel telur untuk siap dibuahi
menerobos kesuburan 2. Sel telur hampir siap untuk dilepaskan dari ovarium. Selama masa subur, wanita akan melepaskan 1 atau 2 sel telur akan berpindah ke bawah yang lalu akan bertemu sel sperma yang akan mengakibatkan terjadinya pembuahan.
Perkembangan sel telur 3. Dalam IVF, dokter akan mengumpulkan sel telur sebanyak-banyaknya untuk memilih yang terbaik diantaranya. Untuk melakukannya si pasien akan diberikan hormon untuk menambah jumlah produksi sel telur.
Injeksi 4. Setelah hormon bekerja sepenuhnya maka sel-sel telur siap untuk dikumpulkan. Dokter bedah akan menggunakan laparoskop untuk memindahkan sel-sel telur tersebut.
5. Sebelumnya suami akan menitipkan sperma kepada laboratorium dan kemudian dibekukan untuk menanti saat ovulasi. Sperma yang dibekukan disimpan dalam nitrogen cair yang dicairkan secara hati-hati oleh para tenaga medis.
6. Jika sel sperma dan sel telur terbukti sehat, maka sangatlah mudah untuk menyatukan keduanya dalam sebuah cawan/ tabung lab. Jika sperma tidak sehat sehingga tidak dapat berenang untuk membuahi sel telur, maka akan dilakukan ICSI.
7. Tujuan utama IVF adalah menghasilkan embrio 2 hari, embrio ini memiliki 4 sel yang diharapkan mencapai stage pada perkembangan yang benar.
Embrio berumur 2 hari
8. Dokter kemudian memilih 3 embrio terbaik untuk ditransfer dan diinjeksikan ke sistem reproduksi si pasien.
9. Dua minggu setelahnya test kehamilan dapat dilakukan.
Setelah embrio memiliki 4 – 8 sel, embrio akan dipindahkan kedalam rahim wanita dan kemudian menempel pada rahim. Selanjutnya embrio tumbuh dan berkembang seperti layaknya kehamilan biasa sehingga kehadiran bakal janin dapat dideteksi melalui pemeriksaan USG seperti tampak pada gambar diatas. Faktor yang mempengaruhi angka keberhasilan IVF: – Usia Usia rata-rata wanita yang melakukan ART di Amerika adalah 36 tahun. Usia wanita merupakan determinan kesuksesan IVF. Angka kesuksesan menurun pada wanita berusia > 40 tahun dibandingkan dengan wanita dengan usia lebih muda. – Diagnosis infertilitas
– Riwayat obstetrik reproduksi sebelumnya Studi menunjukkan adanya hidrosalfing menurunkan keberhasilan IVF; angka kelahiran hidup sati setengah kali lebih rendah dibandingkan dengan wanita tanpa hidrosalfing. Selanjutnya, pda penelitian menunjukkan salfingektomi yang dilakukan pada wanita dengan hidrosalfing sebelum dilakukan IVF memperbaiki angka kehamilan. Cairan hidrosalfing dapat mengganggu keberhasilan kehamilan melalui efek negatif terhadap embrio yang ditransfer dan keadaan endometrium untuk implantasi. Selain itu, efek adanya mioma terhadap IVF tergantung pada letak mioma. Mioma submukosa menurunkan kemungkinan kesuksesan IVF dan sebaliknya mioma subserosa tidak memberikan efek terhadap kesuksesan IVF. Merokok dapat menurunkan kesuksesan IVF dan berkaitan dengan banyak efek samping dalam kesehatan. Kami menyarankan perokok untuk berhenti merokok. Adanya riwayat kelahiran hidup sebelumnya meningkatkan kemungkinan keberhasilan IVF, namun riwayat keguguran satu atau lebih menurunkan kemungkinan keberhasilan. Faktor terpenting yang berkaitan dengan prosedur IVF adalah jumlah telur yang diambil dan jumlah embrio berkualitas baik yang berhasil dilakukan di laboratorium. Status bayi tabung: 1. Inseminasi buatan dengan sperma suami 2. Inseminasi buatan dengan sperma donor 3. Inseminasi buatan dengan model titipan Hal yang perlu diperhatikan: Risiko terpenting yang berkaitan dengan IVF adalah peningkatan kemungkinan kehamilan multiple. Hal ini disebabkan banyaknya jumlah embrio yang ditransfer yang dapat menghasilkan kehamilan kembar, triplet atau pada kasus yang sangat jarang kuadriplet. Selain itu, dapat terjadi komplikasi dari stimulasi berlebihan terhadap ovarium dan peningkatan risiko kehamilan ektopik. Defek lahir pada anak yang lahir melalui prosedur ini juga telah diteliti dan pada studi terkini pada 1000 anak yang diperoleh melalui IVF di 5 negara Eropa yang dipantau dari lahir hingga usia 5 tahun ditemukan anak yang sehat seperti anak yang diperoleh melalui cara alami. Namun pada studi lain menemukan risiko kelainan genetic yang sedikit meningkat pada anak yang diperoleh melalui teknik IVF. Apa itu INSEMINASI BUATAN ?! ... Inseminasi buatan merupakan proses bantuan reproduksi di mana sperma disuntikkan dengan kateter ke dalam vagina ( intracervical insemination ) atau rahim ( intrauterine insemination ) pada saat calon ibu mengalami ovulasi. Proses inseminasi buatan berlangsung singkat dan terasa seperti pemeriksaan papsmear. Dalam dua minggu, keberadaan janin sudah bisa dicek dengan tes kehamilan. Bila gagal, prosesnya bisa diulang beberapa kali sampai berhasil. (
Umumnya bila setelah 3-6 siklus tidak juga berhasil, dokter akan merekomendasikan metode bantuan reproduksi lainnya ). Tujuannya apa ?! ... Yang utama, Inseminasi dapat membantu pasangan untuk mendapatkan keturunan bila Ibu alergi pada sperma atau suami memiliki jumlah sperma sedikit atau kurang gesit. LANGKAH - LANGKAH Inseminasi ... Tahap pertama, yaitu tahap induksi ovulasi. Pada tahap ini dilakukan stimulasi pertumbuhan sel telur sebanyak mungkin yang dilakukan dengan pemberian Follicle Stimulating Hormone (FSH). Saat ini, FSH telah dimurnikan dan diperbanyak dengan teknologi rekombinasi DNA, misalnya nama dagang Gonal-f, sehingga dapat digunakan untuk membantu stimulasi pertumbuhan sel telur pada perempuan yang kekurangan hormon FSH. Setelah dihasilkan cukup banyak sel telur, diberikan hormon human Chorion Gonadotropin (hCG) untuk menstimulasi pelepasan sel telur yang matang. Seperti halnya FSH, hCG juga telah diproduksi dengan teknologi rekombinasi DNA, misalnya Ovidrel yang dapat diinjeksikan langsung ke jaringan di bawah kulit. Jika tidak terdapat sel telur yang matang, maturasi satu atau lebih sel telur dapat dilakukan dengan menggunakan metode OS (Ovarian Stimulation). Tahap kedua, yaitu tahap pengambilan sel telur. Pada tahap ini, hasil pematangan sel telur dari ovarium diamati, misalnya dengan menggunakan metode laparoskopi atau metode vaginal ultrasonik. Sel telur yang telah matang akan diambil dari ovarium dengan menggunakan jarum yang runcing, kemudian dipindahkan ke dalam cawan petri yang telah berisi medium pertumbuhan. Tahap ketiga, yaitu fertilisasi sel telur. Pada tahap ini, sel sperma motil yang telah diperoleh dari metodeswim-up (Henkel dan Schill, 2003) dimasukkan ke dalam cawan Petri yang telah berisi sel telur, kemudian disimpan di dalam inkubator. Pemeriksaan gamet dilakukan pada interval waktu antara fertilisasi dan maturasi. Setelah terjadi fertilisasi, embrio dibiarkan di dalam inkubator selama 3 – 5 hari. Tahap keempat, yaitu transfer embrio. Tahap ini merupakan tahap akhir, berupa pengembalian embrio hasil fertilisasi yang telah mencapai tahap blastula. Embrio ditransplantasikan ke dalam rahim melalui kateter Teflon tanpa pembiusan. Dengan cara ini pasien dapat kembali ke rumah segera setelah transfer embrio. Untuk meningkatkan peluang terjadinya kehamilan, maka beberapa embrio ditransplantasikan ke dalam rahim Bagaimana Tekhniknya ... Ada beberapa teknik inseminasi buatan yang telah dikembangkan di dunia kedokteran, antara lain ialah : 1. Fertilization in Vitro ( FIV ) dengan cara mengambil sperma suami dan ovum istri kemudian diproses di Vitro (tabung), dan setelah terjadi pembuahan, lalu lalu ditransper dirahim isteri. 2. Gamet Intra Felopian Tuba ( GIFT ) dengan cara mengambil sperma suami dan ovum isteri, dan setelah dicampur terjadi pembuahan, maka segera ditahan di saluran telur
(tuba falopi). Teknik kedua ini lebih alamiah dari pada teknik pertama, sebab sperma hanya bisa membuahi ovum di tuba palupi setelah terjadi ejakulasi (pancaran mani) melalui hubungan seksual.
Macam - macam Inseminasi ... 1. Intracervical insemination ( ICI ) merupakan jenis inseminasi buatan yang paling umum digunakan. ICI merupakan proses yang kurang invasif dan bisa dilakukan cepat. Pada prosedur ini, sperma ditempatkan di leher rahim (serviks) pasien wanita. Dari leher rahim, sperma kemudian akan berenang melalui rahim menuju tuba falopi. Proses inseminasi buatan dilakukan sebelum wanita berovulasi. Spekulum digunakan untuk membuka vagina untuk mengekspos leher rahim. Kemudian, dengan bantuan kateter dan jarum suntik, dokter akan memasukkan sperma ke dalam vagina. Leher rahim kemudian ‘disumbat’ dengan spons agar sperma tidak tumpah atau bocor. Setelah sekitar 6 jam, spons bisa dilepas. Seluruh rangkaian prosedur hanya memakan waktu sekitar 5 sampai 10 menit. 2. Intrauterine insemination ( IUI ) merupakan jenis lain inseminasi buatan. Prosedur IUI mirip dengan ICI. Bedanya, pada IUI sperma dimasukkan dalam rahum dengan bantuan kateter. Prosedur ini membutuhkan waktu kurang dari 15 menit. Sperma ditempatkan dalam rahim sebelum hari ovulasi. Sperma tersebut kemudian diharapkan berenang menuju tuba falopi untuk membuahi sel telur. 3. Intratubal insemination ( ITI ) merupakan jenis prosedur yang kurang umum digunakan dibandingkan dengan ICI dan IUI. ITI termasuk proses invasif serta mahal. Dalam proses ini, sperma dari pasangan atau donor ditempatkan langsung di kedua tuba falopi. Metode ini dimaksudkan agar sperma tidak perlu berenang ke arah sel telur sehingga memperbesar peluang terjadinya pembuahan. Proses ini dapat dilakukan secara laparoskopi atau intraserviks. Dalam metode laparoskopi, sayatan kecil dibuat di perut untuk mecapai tuba falopi. Kateter kemudian dimasukkan ke dalam sayatan untuk menyalurkan sperma langsung ke dalam tuba falopi. Pada metode intraserviks, kateter didorong langsung menuju tuba falopi melalu vagina, leher rahim, dan rahim. Sperma kemudian disalurkan langsung ke tuba falopi melalui kateter. 4. Intravaginal insemination ( IVI ) termasuk prosedur yang jarang digunakan. Proses IVI mirip dengan hubungan seksual alami. Pada prosedur ini sperma ditempatkan dalam vagina dekat leher rahim. Proses ini dapat dilakukan di rumah sendiri. Pertama, pasangan mengumpulkan sperma dalam gelas steril. Menggunakan bantuan alat suntik, sperma kemudian dimasukkan ke dalam vagina sedekat mungkin ke serviks agar terjadi pembuahan. 5. Inseminasi intravaginal ( INP ) adalah jenis inseminasi yang paling sederhana, dan melibatkan penempatan sperma ke dalam vagina wanita. Idealnya, sperma harus
ditempatkan sedekat mungkin dengan leher rahim mungkin. Metode inseminasi dapat digunakan saat menggunakan sperma donor, dan ketika tidak ada masalah dengan kesuburan wanita.
Macam - macam letak teknik inseminasi
Inseminasi buatan dapat membantu dalam kasus ketidaksuburan disebabkan karena suatu alasan. Oleh karena itu, pertama dan keuntungan utama dari metode ini adalah membantu dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan hamil. Sperma digunakan untuk inseminasi buatan adalah baik diperoleh dari pasangan laki-laki dari perempuan, atau dari sebuah bank sperma. Sebelumnya teknik ini hanya digunakan bagi pasangan untuk memiliki anak. Sperma yang digunakan untuk proses ini dicuci dan diuji untuk setiap gangguan genetik atau ketidakseimbangan. Oleh karena itu, ada kemungkinan lebih rendah dari gangguan seperti yang lulus dari orang tua untuk anak. Inseminasi buatan lebih dekat dengan metode alami reproduksi, dibandingkan dengan metode lain seperti reproduksi dibantu Dalam Vitro Fertilization (IVF). Oleh karena itu, metode ini secara luas diadopsi oleh pasangan.