Pretes Pedo.docx

  • Uploaded by: Lifia Tl
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pretes Pedo.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,490
  • Pages: 8
Seorang anak laki-laki usia 8 tahun datang bersama ibunya ke Bagian Pedodonsia RSGM Unej dengan keluhan gigi belakang bawah kanan kiri tinggal tunggak. Kondisi sekarang tidak sakit. Hasil pemeriksaan IO 74 gangrene radiks dan 84 goyang derajat 2, tidak ada pembengkakan ataupun fistula, gigi sebelah sebelahnya lengkap, empat gigi insisivus permanen sudah erupsi. Hasil Pemeriksaan rontgenologis benih gigi lengkap dan sudah menembus tulang alveolar. Jumlah lebar mesial M1 kanan ke mesial M1 kiri 72 mm Pertanyaan : 1.Apakah rencana perawatan untuk gigi 74 dan 84? Jelaskan dasar pertimbangannya (indikasi dan kontraindikasi) 2.Sebutkan macam-macam metode perhitungan kebutuhan ruang pada gigi bercampur! 3.Bagaimanakah cara menghitung analisa kebutuhan ruang pada gigi bercampur? 4.Sebutkan macam-macam Space maintainer beserta gambar desain alatnya!

Jawaban : 1. Pada gigi 84 dilakukan pencabutan, karena sudah goyang derajat 2 berarti tidak dapat dipertahankan. Lalu setelah dilakukan pencabutan, rencana perawatan berikutnya dilakukan pembuatan space maintainer, karena gigi permanen 44 masih akan erupsi pada umur 10 tahun maka dilakukan pembuatan space maintainer agar mempertahankan lengkung rahang supaya cukup untuk pertumbuhan gigi 44. Space maintainer merupakan alat yang digunakan untuk menjaga ruang akibat kehilangan dini gigi sulung. Ruang yang terjadi akibat adanya tanggal premature perlu dipertahankan sebelum gigi tetangga bergeser ke diastema. Indikasi space maintainer : a. Gigi posterior atau anterior yang tanggal dini b. Apabila saat dilakukan pengukuran dimensi ruang ditemukan tanda- tanda penyempitan ruang dan ruang tersebut harus dipertahankan c. Kebersihan mulut atau oral hygiene baik d. Panjang lengkung rahang tidak mengalami pemendekan e. Hubungan antara rahang atas dan rahang bawah tidak dipengaruhi oleh hilangnya gigi.

f. Jika ada kebiasaan buruk dari anak seperti menempelkan lidah di area gigi yang hilang atau sering menghisap bibir maka dengan pemasangan space maintainer sambil mempertahankan ruang yang ada juga dapat menghilangkan kebiasaan buruk tersebut Kontra indikasi dari penggunaan space maintainer yaitu : a. Terdapat ruang yang berlebihan untuk erupsi gigi permanen. b. Gigi permanen penggantinya tidak ada (agenesis). c. Kekurangan ruang ysang banyak sehingga memerlukan tindakan pencabutan dan perawatan ortodontik d. Pada anak yang usianya masih sangat muda sehingga sulit untuk bekerjasama dalam melakukan perawatan dengan dokter gigi. e. Tidak ada tulang alveolar yang menutup mahkota gigi tetap yang akan erupsi

2. Metode perhitungan kebutuhan ruang pada gigi bercampur : a. Metode Moyers b. Metode Nance c. Metode Huckaba d. Metode Tanaka-Johnston 3. Cara menghitung analisa kebutuhan ruang pada gigi bercampur a. Metode Moyers Cara menggunakan analisis moyers adalah sebagai berikut : 1) Lebar mesiodistal keempat gigi insisivus permanen mandibula diukur dan dijumlahkan. 2) Jika terdapat gigi insisivus yang berjejal, tandai jarak antar insisivus dalam lengkung gigi tiap kuadran dimulai dari titik kontak gigi insisivus sentralis mandibula. 3) Ukur jarak tanda di bagian anterior (bagian distal gigi insisivus lateralis permanen) ke tanda di permukaan mesial dari gigi molar pertama permanen (space available). Dapat dilakukan menggunakan kawat atau dengan kaliper. 4) Jumlah lebar mesiodistal keempat gigi insisivus mandibula dibandingkan dengan nilai pada tabel proporsional dengan tingkat kepercayaan 75% untuk memprediksi lebar gigi kaninus dan premolar maksila dan mandibula yang akan erupsi pada satu kuadran.

5) Bandingkan jumlah ruang yang tersedia dengan ruang yang diprediksi (dari tabel) pada kedua rahang. Jika diperoleh nilai negatif, maka dapat disimpulkan adanya kekurangan ruang.

b. Metode Nance Nance adalah orang pertama yang melakukan pengukuran besar gigi kaninus dan molar desidui serta besar gigi kaninus dan premolar yang belum erupsi secara radiografi. Nance menemukan kesamaan antara besar gigi yang terlihat pada radiografi dengan standar besar mesiodistal gigi yang dikeluarkan oleh G.V Black Pengukuran dimensi gigi dengan metode radiografi memerlukan kualitas gambar yang baik dan tidak kabur. Diperlukan radiografi foto secara vertikal agar tidak ada penyimpangan jarak kemudian dilakukan pengukuran jarak antara gigi c, m1, dan m2 dengan gigi pengganti yang ada dalam foto radiografi Misalnya : Jarak gigi c, m1, m2 RA

= 17 mm

Jarak C, P1, P2 di Ro = 19 mm Maka gigi pengganti yang nantinya erupsi tidak akan mendapat tempat yang cukup akibatnya gigi menjadi berjejal. Menurut Nance, perbedaan ukuran jarak atau selisih gigi desidui dengan gigi permanen normalnya adalah 0,9 – 1 mm untuk rahang atas dan 1,7- 2 mm untuk rahang bawah. Selisih ukuran ruang ini disebut leeway space yang berguna untuk memberikan ruang untuk erupsi gigi C, P1, dan P2 serta untuk mengatasi gigi berjejal. c. Metode Huckaba Metode Huckaba pada analisa gigi bercampur menggunakan foto radiologi periapikal. Metode ini memerlukan gambaran radiografi yang jelas dan tidak mengalami distorsi. Meskipun menggunakan film tunggal, seringkali sulit untuk menghindari distorsi terutama pada gigi yang panjang seperti kaninus sehingga pada akhirnya akan mengurangi tingkat akuras. Metode radiografi yang digunakan dalam analisis Huckaba tidak jauh beda dengan pengukuran pada metode Nance, dimana dalam prosedur perhitungan analisis ruangnya tetap membutuhkan periapikal radiografi yang lengkap. Prosedur analisis ruang pada metode Huckaba adalah sebagai berikut: x : x’ = y : y’ atau 𝑥 =

x′y y′

y’= Ukuran lebar gigi desidui dengan Ro foto x’= Ukuran lebar gigi permanen pengganti Ro foto y = Ukuran lebar gigi desidui dalam mulut atau pada model x = Ukuran ruang gigi permanen yang akan tumbuh d. Metode Tanaka-Johnston Analisis Tanaka-Johnston merupakan pengembangan dari perhitungan regresi Moyers untuk memprediksi lebar mesiodistal gigi kaninus, premolar pertama, dan premolar kedua permanen yang akan erupsi. Analisis Tanaka-Johnston memiliki koefisien korelasi sebesar 0,63 untuk maksilla dan 0,65 untuk mandibula. Sedangkan standard error of estimate yang dimiliki adalah 0,86 mm untuk gigi rahang atas dan 0,85 mm untuk gigi rahang bawah. Analisis ini tidak membutuhkan foto radiografi maupun tabel sehingga mudah dihafal dan praktis digunakan. Analisis ini menggunakan lebar mesiodistal keempat gigi insisivus mandibula dalam perhitungannya. Dalam analisis Tanaka-Johnston, setengah dari jumlah lebar mesiodistal keempat gigi insisivus mandibula dihitung. Kemudian ditambahkan 10,5 mm untuk memprediksi jumlah lebar mesiodistal gigi kaninus dan premolar yang akan erupsi pada mandibula dalam satu kuadran. Pada maksila rumus ditambahkan 11,0 mm untuk memprediksi jumlah lebar mesiodistal gigi kaninus dan premolar pada maksila dalam satu kuadran. Setelah itu, jumlah lebar gigi pada seluruh rahang dijumlahkan dan dibandingkan dengan ruang yang tersedia pada rahang (space available).

4. Macam space maintainer : a. Space maintainer lepasan

Klasifikasi space maintainer lepasan pada anak-anak pada periode gigi sulung dan gigi campuran berdasarkan daerah yang tidak bergigi/Klasifikasi Brauer, yaitu: a) Kelas 1 : Unilateral maxillary posterior Suatu kasus yang mempunyai daerah tanpa gigi belakang pada satu sisi dari lengkung maksila.

Gambar Unilateral Maxillary Posterior b) Kelas 2 : Unilateral mandibular posterior Suatu kasus yang mempunyai daerah tanpa gigi belakang pada satu sisi lengkung mandibula.

Gambar Unilateral mandibular posterior c) Kelas 3: Bilateral maxillary posterior Suatu kasus yang mempunyai daerah tanpa gigi belakang pada kedua sisi lengkung maksila

Gambar Bilateral maxillary posterior d) Kelas 4: Bilateral mandibular posterior Suatu kasus yang mempunyai daerah tanpa gigi belakang pada kedua sisi lengkung mandibula.

e) Kelas 5: Bilateral maxillary anterior posterior Suatu kasus yang mempunyai daerah tanpa gigi belakang pada kedua sisi lengkung maksila dan gigi anterior yang melewati garis median. f) Kelas 6: Bilateral mandibular anterior posterior Suatu kasus yang mempunyai daerah tanpa gigi belakang pada kedua sisi lengkung mandibula dan gigi anterior yang melewati garis median. g) Kelas 7: Telah kehilangan satu atau lebih geligi anterior sulung

Gambar Telah kehilangan satu atau lebih geligi anterior sulung h) Kelas 8: Semua gigi sulung hilang Desain space maintainer lepasan

b. Space maintainer cekat a. Band and Loop space maintainer alat ini juga digunakan pada kasus tanggalnya gigi kaninus sulung secara dini untuk mencegah pergerakan insisivus lateral permanen.Band and loop ini lebih disukai karena proses pembuatannya lebih mudah, waktu kerja yang singkat, tidak perlu dilakukan anestesi terlebih dahulu untuk pemasangan band karena tidak ada preparasi yang dilakukan pada gigi,pengaplikasiaannya mudah dan lebih ekonomis

b. Crown and Loop space maintainer Jenis space maintainer crown and loop biasa digunakan pada kasus gigi abutment bagian posterior mengalami karies yang luas dan memerlukan restorasi mahkota, juga kasus dimana gigi abutment pernah mendapatkan perawatan endodontik dan mahkota gigi perlu dilindungi secara menyeluruh

c. Distal Shoe space maintainer Distal shoe adalah pilihan space maintainer dimana molar dua desidui hilang sebelum erupsi molar satu permanen. Fungsi dari distal shoe adalah menuntun erupsi dari molar satu permanen ke posisinya yang normal dalam lengkung rahang. Distal shoe bersifat sementara dan harus diganti dengan space maintainer tipe lepasan mengikuti erupsi gigi molar permanen. Alat ini dibuat dengan metode indirek pada sebagian besar kasus. Komponen alat distal shoe adalah guide plane metal, yaitu sejenis plat yang berfungsi menuntun molar permanen agar erupsi pada posisinya. Agar efektif guide plane harus meluas ke dalam processus alveolar sehingga berkontak dengan molar satu permanen kurang lebih 1 mm di bawah marginal ridge mesial

d. Lingual Arch Pasif Lingual arch merupakan space maintainer pilihan setelah kehilangan gigi multipel pada lengkung rahang bawah terutama jika insisivus permanen rahang bawah terlihat crowded. Alat ini digunakan sebagai space

maintainer bilateral cekat pada rahang bawah dan bersifat pasif karena tidak dapat diatur begitu perangkat ini disemen pada gigi molar Lingual arch terbuat dari kawat yang memanjang disekitar daerah lingual dari rahang, kawat itu terhubung dengan kedua sisi pada gigi molar

e.

Alat Nance RA

Related Documents


More Documents from "M Ardi Maulana"