BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai harapan bahwa kelak di kemudian hari akan mengalami perkembangan yang pesat di dalam lingkup kegiatannya dan menginginkan terciptanya produktivitas yang tinggi dalam bidang pekerjaannya. Untuk mewujudkan operasinya tersebut dibutuhkan beberapa faktor produksi yaitu, tenaga kerja, modal, dan keahlian, dimana ketiga faktor tersebut tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus saling mendukung untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dan diantara ketiga faktor utama tersebut tenaga kerja atau manusia dalam hal ini adalah karyawan, merupakan hal yang terpenting karena manusia merupakan pemakai dan penggerak serta penentu dari semua aktivitas. Seiring perkembangan jaman dan kemajuan, setiap perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen yang baik. Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Tugas manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaan. Suatu manajemen yang baik pasti dapat meningkatkan efektivitas perusahaan. Sumber daya manusia dalam organisasi sering disebut dengan tenaga kerja.
1
2
Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan memegang peranan sangat penting, keterampilan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan suatu kebutuhan utama dalam sebuah organisasi. Seperti sumber daya manusia yang merupakan faktor penting dan memiliki peranan yang besar dalam suatu perusahaan yaitu sebagai pemikir, perencana, dan pengendali aktivitas. Aspek tenaga kerja dalam suatu perusahaan perlu sekali untuk diperhatikan karena baik buruknya pengelolaan karyawaan akan membawa dampak terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perusahaan perlu mengolah sumber daya manusia sebaik mungkin. Sebab kunci keberhasilan suatu perusahaan bukan hanya pada keunggulan teknologi dan tersedianya modal tapi manusia atau tenaga kerja merupakan faktor terpenting bagi kemajuan perusahaan. Kondisi lingkungan kerja merupakan salah satu hal yang mempengaruhi produktivitas dalam suatu perusahaan. Lingkungan yang membuat pekerja tidak nyaman dalam melakukan aktifitasnya akan membuat produktivitas perusahaan menurun, kurangnya semangat para pekerja dalam melakukan tugas-tugasnya dalam perusahaan dan tingkat kepuasan kerja akan pada posisi yang rendah. Dalam meningkatkan produktivitas
karyawan
diperlukan
lingkungan kerja
yang dapat
membangkitkan semangat kerja dan memberikan kenyamanan bagi karyawan dalam melakukan pekerjaannya agar dapat maksimal, sehingga produktivitas yang dihasilkan juga dapat dimaksimalkan.
3
Kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai keadaan lingkungan sekitarnya, antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini, manusia akan selalu berusaha untuk beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan sekitarnya. Demikian pula halnya ketika melakukan pekerjaan, karyawan sebagai manusia tidak dapat dipisahkan dari berbagai keadaan disekitar tempat mereka bekerja, yaitu lingkungan kerja. Selama melakukan pekerjaan, setiap pegawai akan berinteraksi dengan berbagai kondisi yang terdapat dalam lingkungan kerja. Setiap perusahaan selalu mengharapkan karyawannya mempunyai prestasi, karena dengan memiliki karyawan yang berprestasi akan memberikan kinerja yang optimal bagi perusahaan. Sebuah perusahaan memberikan fasilitas bagi karyawannya diharapkan dapat memacu mereka agar memberikan produktivitas yang maksimal untuk perusahaan. Selain fasilitas, lingkungan kerja termasuk yang mempengaruhi kinerja karyawan. PT. Star Asia Distributions Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang kosmetik dan produk tersebut hampir tersebar diseluruh Indonesia, dengan produk unggulan seperti Adidas dan Playboy. PT. Star Asia Distributions Indonesia berdiri tahun 2008 oleh Rudianto dan Sanny Ali. Pada tahun 2013 PT. Star Asia Distributions Indonesia berpindah kepemilikan kemudian bergabung dengan Coty Southeast Asia Pte. Ltd. dan nama perusahaan masih sama.
4
Dari gambaran diatas peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan kerja terhadap peningkatan produktivitas karyawan. Untuk itu peneliti mengambil judul penelitian: “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Star Asia Distributions Indonesia Jakarta”. Dengan tujuan untuk mengetahui adakah pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada perusahaan tersebut.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa hal yaitu : 1. Apakah hubungan antar karyawan dapat mempengaruhi produktivitas kerja di PT. Star Asia Distributions Indonesia Jakarta ? 2. Apakah hubungan atasan dengan karyawan dapat mempengaruhi produktivitas kerja di PT. Star Asia Distributions Indonesia Jakarta ? 3. Apakah lingkungan kerja mempengaruhi produktivitas karyawan PT. Star Asia Distributions Indonesia Jakarta ? 4. Apakah lingkungan kerja yang aman dan nyaman dapat meningkatkan produktivitas karyawan PT. Star Asia Distributions Indonesia Jakarta ? 5.
Apakah lingkungan kerja fisik mempengaruhi produktivitas kerja di PT. Star Asia Distributions Indonesia Jakarta?
5
C. Pembatasan Masalah Agar memudahkan dalam proses penelitian, dan penelitian ini lebih terarah, maka penulis membatasi lingkup masalah yang akan dibahas pada lingkungan kerja dan produktivitas kerja karyawan pada PT. Star Asia Distributions Indonesia Jakarta.
D. Rumusan Masalah Permasalahan yang dikaji peneliti dalam penyusunan tugas akhir adalah seberapa besarkah Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Star Asia Distributions Indonesia Jakarta. Apakah lingkungan kerja mempengaruhi produktivitas karyawan PT. Star Asia Distributions Indonesia Jakarta.
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Star Asia Distributions Indonesia Jakarta.
6
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti : Sebagai penambah hasanah keilmuan, pengalaman, latihan dan pengembangan teori yang diterapkan dan didapat selama dibangku kuliah. 2. Bagi perusahaan : Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja para karyawan dan juga sebagai salah satu referensi dalam mengambil keputusan. 3. Bagi masyarakat atau pun pihak lain : Terutama dilingkungan Perguruan Tinggi, Penulis berharap penelitian ini dapat dijadikan sumber inspirasi ataupun referensi untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang manajemen suber daya manusia.
G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi dimaksudkan agar terdapat tata urutan dalam penulisan untuk mempermudah pemahaman isi dari suatu hasil penelitian. Penelitian ini terdiri dari lima bab yang sistematika penulisannya adalah :
7
BAB I
Pendahuluan Dalam bab ini berisi gambaran secara umum tentang latar belakang masalah, maksuddan tujuan, metode penelitian, ruang lingkup dan sistematika penulisan
BAB II
Landasan Teori Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai teori-teori yang akan mendukung dalam penelitian ini yaitu kondisi lingkungan kerja dan produktivitas kerja.
BAB III
Metodologi Penelitian Dalam bab ini menjelaskan tentang waktu dan tempat penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, instrument penelitian, dan teknik analisis data.
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam bab ini menjelaskan tentang deskripsi data hasil penelitian, pengolahan data hasil penelitian, pengujian hipotesis.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini menjelaskan tentang simpulan dan saran.
8
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang berarti suatu usaha untuk mengarahkan dan mengelola sumber daya manusia didalam suatu organisasi agar mampu berpikir dan bertindak sebagaimana yang diharapkan organisasi. Organisasi yang maju tentu dihasilkan oleh pegawai yang dapat mengelola organisasi tersebut ke arah kemajuan yang diinginkan. Mangkunegara (2010:2) mengemukakan bahwa “Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengembangan,
pengawasan
terhadap
pengadaan,
pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi”. Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja, agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan.
9
Berdasarkan ahli diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu yang mengatur dan mengelola tenaga kerja agar dapat melakukan fungsinya secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan.
2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Fungsi manajemen sumber daya manusia merupakan dasar dari pelaksanaan proses manajemen sumber daya manusia yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan. (Hasibuan, 2011:21) menyatakan bahwa fungsi-fungsi MSDM meliputi : a. Perencanaan Perencanaan SDM adalah perencanaan tenaga kerja serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan, perencanaan dilakukan dengan menetapkan program-program kepegawaian. Program-program kepegawaian meliputi pengadaan, pengarahan, pengendalian, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian,
pemeliharaan,
koordinasi,
kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan. b. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, integrasi, hubungan kerja, delegasi wewenang dan koordinasi dalam bagan organisasi. Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
10
Dengan organisasi yang baik maka akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif. c. Pengarahan Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama secara efektif dan efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik dan benar sesuai waktu yang ditentukan. d. Pengendalian Pengendalian
adalah
kegiatan
pengendalian
semua
karyawan agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan. Pengendalian karyawan meliputi kedisiplinan, kehadiran, tingkah laku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan. e. Pengembangan Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan. Tujuan pokok pengembangan manajemen adalah mempersiapkan tenagatenaga manajemen yang terampil, menguasai konsep manajemen, profesional dan bertanggung jawab.
11
f. Pengadaan Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan dari sebuah perusahaan. Pengadaan tenaga kerja merupakan langkah pertama dan yang mencerminkan berhasil tidaknya suatu perusahaan mencapai tujuannya. g. Kompensasi Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah. h. Pengintegrasian Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perushaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam MSDM, karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang. i. Pemeliharaan
12
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada internal
dan
eksternal
konsistensi.
Dimaksudkan
untuk
mempertahankan stamina SDM dalam melakukan pekerjaannya dalam perusahaan. j. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan dan norma-norma sosialnya. k. Pemberhentian Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya. Pelepasan ini diatur oleh Undang-undang No. 12 Tahun 1964. Pemberhentian karyawan adalah fungsi operasional yang terakhir dari manajemen sumber daya manusia. Pemberhentian karyawan hendaknya berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang ada agar tidak menimbulkan masalah.
13
3. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Tujuan manajemen sumber daya manusia tidak harus mencerminkan kehendak manajemen senior, namun juga harus menyeimbangkan tantangan organisasi, fungsi sumber daya manusia masyarakat dan orang-orang yang terpengaruh. Simamora (dalam Sunyoto, 2012:8) mengemukakan bahwa ada empat tujuan manajemen sumber daya manusia yaitu : a. Tujuan Sosial Tujuan Sosial manajemen sumber daya manusia adalah agar organisasi bertanggung jawab secara sosial dan etis terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat sehingga meminimalkan dampak negatif tuntutan itu terhadap organisasi. Organisasi bisnis diharapkan dapat meningkatkan kualitas masyarakat membantu memecahkan masalah sosial.
14
b. Tujuan Organisasi Tujuan organisasi manajemen sumber daya manusia adalah sasaran formal organisasi yang dibuat untuk membantu organisasi mencapai tujuan. Departemen sumber daya manusia meningkatkan efektivitas organisasi dengan cara : a) Meningkatkan produktivitas perusahaan dengan menyediakan tenaga kerja yang terlatih dan termotivasi dengan baik. b) Mendayagunakan tenaga kerja secara efektif dan efisien serta mampu mengendalikan biaya tenaga kerja. c) Membantu organisasi mencapai tujuannya. c. Tujuan Fungsional Tujuan fungsional manajemen sumber daya manusia adalah tujuan untuk mempertahan kontribusi departemen sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan tingkat kebutuhan organisasi. Departemen sumber daya manusia harus menghadapi peningkatan kompleksitas pengelolaan sumber daya manusia dengan memberikan konsultasi canggih.
15
d. Tujuan Pribadi Tujuan pribadi manajemen sumber daya manusia adalah tujuan individu dari setiap anggota organisasi yang hendak dicapai melalui aktivitasnya didalam organisasi. Kalangan karyawan mengharapkan organisasi agar memuaskan kebutuhan mereka yang terkait dengan pekerjaan.
4. Lingkungan Kerja a. Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan
kerja
adalah
tempat
dimana
karyawan
melakukan aktifitas setiap harinya. Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan oleh pihak manajemen dalam perusahaan, pihak manajemen dalam perusahaan diharapkan mampu mengelola lingkungan kerja dengan baik sehingga mampu meningkatkan produktivitas karyawan. Lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk menciptakan lapangan kerja yang menyenangkan, karena akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Selain memperhatikan faktor-faktor yang ada dalam perusahaan, juga harus memperhatikan faktor-faktor yang ada dalam perusahaan atau lingkungan sekitarnya.
16
Beberapa ahli mendefinisikan pengertian lingkungan kerja antara lain sebagai berikut : Sedarmayanti
(2009:21)
mengemukakan
bahwa
“Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.” “Lingkungan kerja merupakan suatu keadaan tenaga kerja sebagai akibat dari kebijaksanaan yang diambil atau dilakukan oleh organisasi demi untuk kesejahteraan tenaga kerja organisasi tersebut” (Sunyoto, 2012:10). Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada dilingkungan yang dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung seseorang atau sekelompok orang didalam melaksanakan aktifitasnya. “Lingkungan kerja memegang peranan penting terhadap baik buruknya kualitas hasil kinerja karyawan. Bila lingkungan kerja nyaman dan komunikasi lancar antar karyawan berjalan lancar, maka bisa dipastikan performa yang dihasilkan pun akan maksimal” (Basuki dan Susilowati, 2005:40).
17
Dari beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja baik fisik maupun non fisik yang mempengaruhi tugastugas yang dibebankan, namun secara umum pengertian lingkungan kerja adalah merupakan lingkungan dimana para karyawan tersebut melaksanakan tugas dan pekerjaannya. b. Jenis Lingkungan Kerja Sedarmayanti (2009:21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu : lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Berikut ini penjelasan mengenai lingkungan kerja tersebut : 1) Lingkungan Kerja Fisik Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu : a) Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan pegawai, seperti tata ruang (office layout) yang akan mendukung terciptanya hubungan kerja yang baik antara sesama karyawan maupun dengan atasan.
18
b) Lingkungan perantara atau lingkungan umum juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi karyawan, misalnya : temperatur, kelembaban, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna ruangan, dan lain-lain. 2) Lingkungan Kerja Non Fisik Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun sesama rekan kerja, maupun antara atasan dengan bawahan. “Komunikasi dalam lingkungan kerja non fisik menjadi hal utama, komunikasi adalah proses mengirimkan dan menerima berita diantara pihak-pihak yang saling berhubungan sehingga dari padanya diperoleh pemahaman tentang apa yang dimaksud satu sama lain” (Siswandi, 2011:151). Didalam perusahaan, komunikasi ibarat aliran darah kehidupan. Tanpa adanya komunikasi maka organisasi tidak dapat bergerak dan melaksanakan aktivitasnya. Setiap orang yang berada dilingkungan perusahaan tidak dapat menghindari diri dari komunikasi, jika mengharapkan keinginan atau kebutuhannya dapat dipenuhi dalam perusahaan. Oleh karena itu, komunikasi menepati posisi strategis dalam perusahaan. Melalui komunikasilah maka berbagai pihak yang terlibat
19
langsung maupun tidak langsung dapat saling berhubungan secara efektif dan efisien. a) Fungsi-fungsi Komunikasi Komunikasi mempunyai empat fungsi utama dalam sebuah kelompok atau organisasi, yaitu fungsi kendali, motivasi, pernyataan emosi dan informasi. Komunikasi berfungsi untuk mengendalikan perilaku anggotanya dalam beberapa cara. Organisasi mempunyai otoritas hierarkis dan pedoman resmi di mana anggota-anggotanya diwajibkan untuk mematuhinya. Sebagai contoh, para karyawan wajib untuk selalu
mengkomunikasikan keluhannya yang
berhubungan dengan pekerjaan kepada atasan langsungnya, untuk mengetahui rincian kerja mereka, atau untuk memaksa mereka tunduk pada peraturan perusahaan, komunikasi disini melaksanakan fungsi kendali. Tetapi komunikasi informal juga dapat mengendalikan perilaku. Ketika kelompok-kelompok kerja menggoda atau mengganggu seorang anggota yang berkinerja lebih baik (dan membuat seluruh kelompok kelihatan buruk), mereka secara informal sedang
berkomunikasi,
anggotanya.
dan
mengendalikan
perilaku
20
Komunikasi
memelihara
motivasi
dengan
memberikan penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang
harus
dilakukan,
seberapa
baik
mereka
mengerjakannya, dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada dibawah standar. Pembentukan tujuan khusus, umpan balik terhadap kemajuan ke arah pencapaian tujuan dan penguatan perilakuperilaku yang diinginkan semuanya merangsang motivasi dan memerlukan komunikasi. Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka adalah sumber utama bagi interkasi sosial. Komunikasi yang terjadi dalam kelompok merupakan suatu mekanisme mendasar dimana para anggotanya dapat mengungkapkan dan melukiskan perasaan kecewa dan rasa puas mereka. Oleh karenanya, komunikasi adalah jalan untuk menyatakan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial. Fungsi terakhir komunikasi berhubungan dengan perannya dalam memfasilitasi pengambilan keputusan. Fungsi tersebut memberikan informasi bagi perseorangan atau
kelompok
untuk
membuat
keputusan
dengan
menyertakan data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan.
21
Tidak satu pun keempat fungsi tersebut tampak lebih menonjol dari yang lainnya. Untuk melaksanakannya secara efektif kelompok perlu menjaga beberapa bentuk untuk pengendalian terhadap anggota-anggotanya mendorong mereka untuk melaksanakannya, menyediakan media untuk mengungkapkan emosi, dan membuat pilihan. Anda dapat beranggapan bahwa setiap-setiap interaksi komunikasi yang terjadi dalam kelompok atau organisasi menampilkan satu atau lebih dari keempat fungsi tersebut. b) Arah Komunikasi (1) Komunikasi Ke Atas Stephen (2002:146) mengemukakan bahwa “komunikasi ke atas adalah komunikasi yang berlangsung dari bawahan ke atasan”. Pola ini digunakan untuk memberikan umpan balik pada pimpinan yang di atas, menginformasikan kepada mereka tentang kemajuan dalam menuju sasaran kerja, dan menyampaikan masalah yang terjadi saat ini. Komunikasi dalam bentuk ini membantu para manajer untuk selalu peka terhadap perasaan karyawan akan pekerjaan mereka, rekan kerja dan
perusahaan
pada
umumnya.
Para
manajer
perusahaan bergantung pada komunikasi ini untuk
22
mendapatkan gagasan guna berhubungan dengan ide-ide tentang bagaimana meningkatkan kinerja.
23
(2) Komunikasi Ke Bawah Komunikasi ke bawah adalah komunikasi
yang
berlangsung dari pimpinan ke bawahan. Komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. (3) Komunikasi Horizontal Komunikasi horizontal merupakan bentuk komunikasi secara mendatar dalam menyampaikan pertukaran pesan, dan dilakukan oleh para pemimpin, pejabat atau staff yang satu tingkat dalam suatu organisasi.
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja “Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan kerja yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi, keadaan lingkungan
24
yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien”(Sedarmayanti, 2009:19). Banyak
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi
terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah : a. Penerangan/cahaya ditempat kerja. b. Temperatur /suhu udara ditempat kerja. c. Kebisingan ditempat kerja. d. Bau tidak sedap ditempat kerja. e. Keamanan ditempat kerja. Berikut ini akan diuraikan masing-masing faktor tersebut dikaitkan dengan kemampuan manusia, yaitu : a. Penerangan/cahaya ditempat kerja Salah satu faktor penting dari lingkungan kerja yang dapat memberikan rasa nyaman dan semangat dalam bekerja adalah penerangan lingkungan kerja
yang baik. Dalam hal
penerangan lingkungan kerja yang baik disini tidak hanya terbatas pada hal penerangan listrik tetapi juga penerangan matahari, oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami
kesulitan,
kesalahan,
dan
pada
akhirnya
25
menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai. b. Temperatur/suhu udara ditempat kerja Lingkungan kerja dapat dirasakan nyaman jika ditunjang oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang menunjang adalah suhu udara. Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur tubuh berbeda. Tubuh manusia akan selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi diluar tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh. Produktivitas manusia kan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24-27℃.
26
c. Kebisingan ditempat kerja Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Kebisingan semua suara yang tidak dikehendaki bersumber dari alat-alat proses produksi dan alatalat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Suara bising tersebut dapat merusak konsentrasi kerja karyawan sehingga kinerja karyawan
menjadi
tidak
optimal.
Karena
pekerjaan
membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja dapat meningkat. Semakin lama telinga mendengar suara bising, maka akan semakin buruk akibatnya, diantaranya pendengaran dapat makin berkurang. Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suara bunyi yang bisa menimbulkan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu :
27
1. Lama bunyi Semakin lama telinga kita mendengar kebisingan maka semakin buruk akibatnya bagi pendengaran (tuli). 2. Intensitas kebisingan Intensitas biasanya diukur dengan satuan desibel (dB), yang menunjukan besarnya arus energi persatuan luas dan batas pendengaran manusia mencapai 70 desibel. 3. Frekuensi Frekuensi suara menunjukan jumlah dari gelombang suara yang sampai ke telinga kita setiap detik yang dinyatakan dalam jumlah getaran perdetik atau Hertz (HZ). Batas pendengaran manusia mencapai 70 desibel, jika suara yang didengar manusia melebihi batas tersebut maka konsentrasi manusia akan mudah kabur dan mengganggu konsentrasi dalam bekerja. d. Bau tidak sedap ditempat kerja Adanya bau-bauan ditempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, karena dapat mengganggu konsentrasi bekerja, dan
bau-bauan
mempengaruhi
yang kepekaan
terjadi
terus
penciuman.
menerus Pemakaian
dapat air
conditioner yang tepat merupakan salah satu cara yang digunakan
untuk
menghilangkan
bau-bauan
mengganggu disekitar tempat kerja terhadap perasaan.
yang
28
e. Keamanan ditempat kerja Keamanan kerja untuk sebuah kantor memang harus diperhatikan baik itu untuk keamanan terhadap peralatan yang digunakan dan keamanan lingkungan kerja. Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan keberadaan keamanan itu sendiri.
5. Produktikvitas Kerja a. Pengertian Produktivitas Kerja Secara umum yang dimaksud dengan produktivitas kerja adalah perbandingan anatara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi dalam bentuk memberikan produktivitas kerja yang maksimal. Produktivitas kerja karyawan bagi suatu perusahaan sangatlah penting sebagai alat pengukur keberhasilan dalam menjalankan usaha. Karena semakin tinggi produktivitas kerja karyawan dalam perusahaan, berarti laba perusahaan dan produktivitas akan meningkat. Kemudian untuk mendapatkan
gambaran
lebih
jelas
mengenai
pengertian
produktivitas, berikut pengertian produktivitas menurut ahli, antara lain yaitu :
29
Produktivitas kerja adalah sebagai rasio keluaran barang dan jasa dibagi masukan atau sumber daya yang dipergunakan untuk memproduksi barang dan jasa tersebut. Sinungan (2014:17) mengemukakan bahwa ”Produktivitas adalah pendekatan intradisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan sumber secara efisien dan tetap menjaga adanya mutu yang tinggi”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan karyawan dalam berproduksi dilihat dari perbandingan antara input yang digunakan dengan output yang dihasilkan. Seorang karyawan dikatakan produktif apabila dia mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan yang diharapkan dalam waktu yang relatif singkat dan tepat. Dengan kinerja karyawan yang produktif sebuah perusahaan atau organisasi akan mudah mencapai keberhasilan dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. b. Pengukuran Produktivitas Pengukuran produktivitas merupakan suatu masalah sistem dalam arti tertentu, dikarenakan ada banyak arti dari segi pekerjaan atau kegiatan perusahaan yang mempunyai dampak terhadap produktivitas kerja. Dalam perusahaan sangat jarang ditemukan kegiatan teknik atau metode tunggal yang merupakan satu-satunya
30
landasan bagi peningkatan produktivitas, bagi perusahaan adalah mengenai suatu kegiatan yang paling relevan dan mempunyai potensi-potensi yang paling benar untuk meningkatkan suatu produktivitas kerja pada perusahaan itu sendiri Sedarmayanti (2009:59) menyatakan bahwa “Produktivitas mencakup efisiensi, efektivitas dan kualitas”. Efisiensi berorientasi pada masukan dan efektivitas berorientasi pada keluaran. Perbedaan produktivitas dengan efektivitas dan efisiensi adalah bahwa produktivitas merupakan ukuran tingkat efisiensi dan efektivitas dari setiap sumber yang digunakan selama proses produksi berlangsung dengan membandingkan antara jumlah yang dihasilkan (output) dengan masukan dari setiap sumber yang dipergunakan atau seluruh sumber (input). Tinggi rendahnya efisiensi ditentukan oleh nilai input dan output, sedangkan tinggi rendahnya nilai efektivitas ditentukan oleh pencapaian target. Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input yang direncanakan dengan input yang sebenarnya. Apabila input yang sebenarnya digunakan semakin besar penghematannya, maka tingkat efisiensi semakin tinggi. Tetapi semakin kecil input yang dihemat akan semakin rendah tingkat efisiensinya. Efektivitas merupakan ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh keberhasilan atau target yang dapat dicapai. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas, walau terjadi peningkatan efektivitas, efisiensinya belum tentu meningkat.
31
Pengukuran tingkat produktivitas tenaga kerja menurut pemasukan jumlah karyawan seluruhnya dan pengeluaran dapat diartikan sebagai jumlah yang dikeluarkan. Tujuan pengukuran produktivitas antara lain untuk membandingkan hasil-hasil pertambahan produksi dari waktu ke waktu dan pertumbuhan kesempatan kerja dari waktu ke waktu. c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan disuatu perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktorfaktor yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan. Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja antara lain : 1. Motivasi Motivasi
merupakan
kekuatan/motor
pendorong
kegiatan seseorang ke arah tujuan tertentu dan melibatkan berbagai kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya. Setiap pegawai memiliki identifikasi yang berlainan sebagai akibat dari latar belakang pendidikan, pengalaman dan lingkungan masyarakat yang beraneka ragam, maka ini akan terbawa dalam hubungan kerja sehingga akan mempengaruhi sikap dan tingkah
32
laku pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Pada hakikatnya motivasi pegawai dan pimpinan berbeda karena adanya perbedaan kepentingan, sehingga perlu diciptakan motivasi yang searah untuk mencapai tujuan bersama dalam rangka kelangsungan usaha dan ketenagakerjaan, sehingga apa yang menjadi kehendak dan cita-cita kedua belah pihak dapat terwujud. Dengan demikian pegawai akan mengetahui fungsi, peranan dan tanggung jawab di lingkungan kerjanya. Serta pimpinan perlu menumbuhkan iklim kerja sehat, dimana hak dan kewajiban pegawai diatur selaras dengan fungsi, peranan dan tanggung jawab pegawai. 2. Kedisiplinan Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan etika, norma dan kaidah yang berlaku. Disiplin juga dapat diartikan sebagai pengendalian diri agar tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan falsafah dan norma pancasila. Manusia yang sukses adalah manusia yang mampu mengatur, mengendalikan diri yang menyangkut peraturan cara hidup dan cara kerja. Maka erat hubungannya antara manusia sukses dengan pribadi disiplin. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin mengacu pada pola tingkah laku
33
dengan ciri sebagai berikut : adanya hasrat kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang sudah menjadi norma dan etika yang berlaku dalam masyarakat, adanya perilaku yang dikendalikan, adanya ketaatan. 3. Etos Kerja Etos kerja merupakan salah satu faktor penentu produktivitas, karena etos kerja merupakan pandangan untuk menilai sejauh mana kita melakukan suatu pekerjaan dan terus berupaya untuk mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan. Usaha untuk mengembangkan etos kerja yang produktif pada dasarnya mengarah pada peningkatan produktivitas yang bukan saja produktivitas individu melainkan juga produktivitas masyarakat keseluruhan. 4. Keterampilan Faktor keterampilan, baik teknis maupun manajerial sangat menentukan tingkat pencapaian produktivitas. Setiap individu selalu dituntut untuk terampil dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Seseorang dinyatakan terampil dan produktif apabila yang bersangkutan dalam satuan waktu tertentu dapat menyelesaikan sejumlah hasil tertentu. Dengan demikian menjadi faktor penentu suatu keberhasilan dan produktivitas, karena dari waktu itulah dapat dimunculkan
34
kecepatan dan percepatan yang akan sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kehidupan. 5. Pendidikan Tingkat pendidikan harus selalu dikembangkan, baik melalui jalur pendidikan formal maupun non formal. Karena setiap penggunaan teknologi hanya akan dapat dikuasai dengan pengetahuan, keteramilan dan kemampuan yang handal. Untuk mencapai produktivitas yang tinggi suatu perusahaan memerlukan tenaga kerja yang
didukung oleh
faktor-faktor sebagai berikut : pendidikan, keterampilan, sikap, etika kerja, tingkat penghasilan, jaminan sosial, tingkat sosial, iklim kerja, motivasi, gizi, kesehatan, hubungan individu, dan teknologi. Karyawan yang memenuhi faktor-faktor pendukung produktivitas dalam bekerja dapat menghasilkan karyawan yang berkualitas, efektif dan efisien. Tingkat produktivitas karyawan dapat meningkatkan komitmen dan semangat kerja. Tingkat produktivitas juga menjadi dasar pengendalian kualitas kerja karyawan, sehingga organisasi dapat menghasilkan ide produk baru maupun metode-metode operasi yang lebih baik. Produktivitas kerja pun berjalan dengan baik sehingga kualitas suatu perusahaan akan maju. d. Indikator-indikator Produktivitas Kerja
35
Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi para karyawan yang ada di perusahaan. Dengan adanya produktivitas kerja diharapkan pekerjaan akan terlaksana secara efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Edy Sutrisno (2014:14) menyatakan bahwa untuk mengukur produktivitas kerja diperlukan suatu indikator sebagai berikut : 1. Efisiensi Perbandingan
antara
hasil
yang dicapai
dengan
keseluruhan sumber daya yang digunakan. Masukan dan pengeluaran merupakan aspek produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan. 2. Mutu Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukan kualitas kerja seorang pegawai. Jadi meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri.
36
3. Meningkatkan Hasil Yang Dicapai Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masingmasing yang terlibat dalam suatu pekerjaan. 4. Semangat Kerja Semangat dalam bekerja merupakan usaha untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya. 5. Pengembangan Diri Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang akan dihadapi. Sebab semakin kuat tantangannya, pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan.
37
6. Kemampuan Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang karyawan sangat tergantung pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam bekerja. 7. Peningkatan Produktivitas Bahwa peningkatan produktivitas kerja dapat dilihat sebagai masalah keprilakuan, tetapi juga dapat mengandung aspek-aspek teknis. Untuk mengatasi hal itu perlu pemahaman yang
tepat
tentang
faktor-faktor
penentu
keberhasilan
meningkatkan produktivitas kerja, sebagian di antaranya berupa etos kerja yang harus dipegang teguh oleh semua karyawan dalam organisasi.
6. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Mira Humairah (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. IWATA INDONESIA” yang didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa lingkungan kerja PT Iwata Indonesia berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja. Hal ini ditunjukkan dari signifikasi lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan nilai t-hitung > t-tabel yaitu 3,820 > 1,684 dengan presentase pengaruhnya sebesar 27,7 %.
38
Penelitian Irmawati (2013) Judul Penelitian “Pengaruh Lingkungan Kerja dengan Produktivitas Kerja Pegawai Bidang Pengendalian Operasional Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor”. Metode penelitian ini memiliki desain penelitian metode kuantitatif asosiatif dan peneltian survey. Hasil analisis Penelitian Ho ditolak dan Ha diterima, dengan nilai t-hitung > t-tabel sebesar 4,06 > 1,697. sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai.
7. Kerangka Berfikir Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, lingkungan kerja adalah suatu kondisi tempat karyawan melakukan tugasnya di tempat kerja. Sedangkan produktivitas adalah kecintaan dan kesetiaan karyawan kepada perusahaan dalam kondisi apapun. Peneliti memfokuskan pada lingkungan kerja sebagai variable X
dan
produktivitas karyawan sebagai variable Y. Untuk itu maka dapat digambarkan dengan gambar dibawah ini :
39
Lingkungan Kerja (x)
Produktivitas Kerja (Y)
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
8. Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan, maka penulis mengajukan dugaan atau hipotesis yaitu : Ha
: Terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan.
Ho
: Tidak terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan.
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS B. Landasan Teori 9. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang berarti suatu usaha untuk mengarahkan dan mengelola sumber daya manusia didalam suatu organisasi agar mampu berpikir dan bertindak sebagaimana yang diharapkan organisasi. Organisasi yang
40
maju tentu dihasilkan oleh pegawai yang dapat mengelola organisasi tersebut ke arah kemajuan yang diinginkan. Mangkunegara (2010:2) mengemukakan bahwa “Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengembangan,
pengawasan
terhadap
pengadaan,
pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi”. Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja, agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan.
41
Berdasarkan ahli diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu yang mengatur dan mengelola tenaga kerja agar dapat melakukan fungsinya secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan.
10. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Fungsi manajemen sumber daya manusia merupakan dasar dari pelaksanaan proses manajemen sumber daya manusia yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan. (Hasibuan, 2011:21) menyatakan bahwa fungsi-fungsi MSDM meliputi : a. Perencanaan Perencanaan SDM adalah perencanaan tenaga kerja serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan, perencanaan dilakukan dengan menetapkan program-program kepegawaian. Program-program kepegawaian meliputi pengadaan, pengarahan, pengendalian, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian,
pemeliharaan,
koordinasi,
kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan. b. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, integrasi, hubungan kerja, delegasi wewenang dan koordinasi dalam bagan organisasi. Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
42
Dengan organisasi yang baik maka akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif. c. Pengarahan Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama secara efektif dan efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik dan benar sesuai waktu yang ditentukan. d. Pengendalian Pengendalian
adalah
kegiatan
pengendalian
semua
karyawan agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan. Pengendalian karyawan meliputi kedisiplinan, kehadiran, tingkah laku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan. e. Pengembangan Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan. Tujuan pokok pengembangan manajemen adalah mempersiapkan tenagatenaga manajemen yang terampil, menguasai konsep manajemen, profesional dan bertanggung jawab.
43
f. Pengadaan Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan dari sebuah perusahaan. Pengadaan tenaga kerja merupakan langkah pertama dan yang mencerminkan berhasil tidaknya suatu perusahaan mencapai tujuannya. g. Kompensasi Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah. h. Pengintegrasian Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perushaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam MSDM, karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang. i. Pemeliharaan
44
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada internal
dan
eksternal
konsistensi.
Dimaksudkan
untuk
mempertahankan stamina SDM dalam melakukan pekerjaannya dalam perusahaan. j. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan dan norma-norma sosialnya. k. Pemberhentian Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya. Pelepasan ini diatur oleh Undang-undang No. 12 Tahun 1964. Pemberhentian karyawan adalah fungsi operasional yang terakhir dari manajemen sumber daya manusia. Pemberhentian karyawan hendaknya berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang ada agar tidak menimbulkan masalah.
45
11. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Tujuan manajemen sumber daya manusia tidak harus mencerminkan kehendak manajemen senior, namun juga harus menyeimbangkan tantangan organisasi, fungsi sumber daya manusia masyarakat dan orang-orang yang terpengaruh. Simamora (dalam Sunyoto, 2012:8) mengemukakan bahwa ada empat tujuan manajemen sumber daya manusia yaitu : e. Tujuan Sosial Tujuan Sosial manajemen sumber daya manusia adalah agar organisasi bertanggung jawab secara sosial dan etis terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat sehingga meminimalkan dampak negatif tuntutan itu terhadap organisasi. Organisasi bisnis diharapkan dapat meningkatkan kualitas masyarakat membantu memecahkan masalah sosial.
46
f. Tujuan Organisasi Tujuan organisasi manajemen sumber daya manusia adalah sasaran formal organisasi yang dibuat untuk membantu organisasi mencapai tujuan. Departemen sumber daya manusia meningkatkan efektivitas organisasi dengan cara : d) Meningkatkan produktivitas perusahaan dengan menyediakan tenaga kerja yang terlatih dan termotivasi dengan baik. e) Mendayagunakan tenaga kerja secara efektif dan efisien serta mampu mengendalikan biaya tenaga kerja. f) Membantu organisasi mencapai tujuannya. g. Tujuan Fungsional Tujuan fungsional manajemen sumber daya manusia adalah tujuan untuk mempertahan kontribusi departemen sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan tingkat kebutuhan organisasi. Departemen sumber daya manusia harus menghadapi peningkatan kompleksitas pengelolaan sumber daya manusia dengan memberikan konsultasi canggih.
47
h. Tujuan Pribadi Tujuan pribadi manajemen sumber daya manusia adalah tujuan individu dari setiap anggota organisasi yang hendak dicapai melalui aktivitasnya didalam organisasi. Kalangan karyawan mengharapkan organisasi agar memuaskan kebutuhan mereka yang terkait dengan pekerjaan.
12. Lingkungan Kerja d. Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan
kerja
adalah
tempat
dimana
karyawan
melakukan aktifitas setiap harinya. Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan oleh pihak manajemen dalam perusahaan, pihak manajemen dalam perusahaan diharapkan mampu mengelola lingkungan kerja dengan baik sehingga mampu meningkatkan produktivitas karyawan. Lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk menciptakan lapangan kerja yang menyenangkan, karena akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Selain memperhatikan faktor-faktor yang ada dalam perusahaan, juga harus memperhatikan faktor-faktor yang ada dalam perusahaan atau lingkungan sekitarnya.
48
Beberapa ahli mendefinisikan pengertian lingkungan kerja antara lain sebagai berikut : Sedarmayanti
(2009:21)
mengemukakan
bahwa
“Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.” “Lingkungan kerja merupakan suatu keadaan tenaga kerja sebagai akibat dari kebijaksanaan yang diambil atau dilakukan oleh organisasi demi untuk kesejahteraan tenaga kerja organisasi tersebut” (Sunyoto, 2012:10). Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada dilingkungan yang dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung seseorang atau sekelompok orang didalam melaksanakan aktifitasnya. “Lingkungan kerja memegang peranan penting terhadap baik buruknya kualitas hasil kinerja karyawan. Bila lingkungan kerja nyaman dan komunikasi lancar antar karyawan berjalan lancar, maka bisa dipastikan performa yang dihasilkan pun akan maksimal” (Basuki dan Susilowati, 2005:40).
49
Dari beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja baik fisik maupun non fisik yang mempengaruhi tugastugas yang dibebankan, namun secara umum pengertian lingkungan kerja adalah merupakan lingkungan dimana para karyawan tersebut melaksanakan tugas dan pekerjaannya. e. Jenis Lingkungan Kerja Sedarmayanti (2009:21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu : lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Berikut ini penjelasan mengenai lingkungan kerja tersebut : 3) Lingkungan Kerja Fisik Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu : c) Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan pegawai, seperti tata ruang (office layout) yang akan mendukung terciptanya hubungan kerja yang baik antara sesama karyawan maupun dengan atasan.
50
d) Lingkungan perantara atau lingkungan umum juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi karyawan, misalnya : temperatur, kelembaban, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna ruangan, dan lain-lain. 4) Lingkungan Kerja Non Fisik Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun sesama rekan kerja, maupun antara atasan dengan bawahan. “Komunikasi dalam lingkungan kerja non fisik menjadi hal utama, komunikasi adalah proses mengirimkan dan menerima berita diantara pihak-pihak yang saling berhubungan sehingga dari padanya diperoleh pemahaman tentang apa yang dimaksud satu sama lain” (Siswandi, 2011:151). Didalam perusahaan, komunikasi ibarat aliran darah kehidupan. Tanpa adanya komunikasi maka organisasi tidak dapat bergerak dan melaksanakan aktivitasnya. Setiap orang yang berada dilingkungan perusahaan tidak dapat menghindari diri dari komunikasi, jika mengharapkan keinginan atau kebutuhannya dapat dipenuhi dalam perusahaan. Oleh karena itu, komunikasi menepati posisi strategis dalam perusahaan. Melalui komunikasilah maka berbagai pihak yang terlibat
51
langsung maupun tidak langsung dapat saling berhubungan secara efektif dan efisien. c) Fungsi-fungsi Komunikasi Komunikasi mempunyai empat fungsi utama dalam sebuah kelompok atau organisasi, yaitu fungsi kendali, motivasi, pernyataan emosi dan informasi. Komunikasi berfungsi untuk mengendalikan perilaku anggotanya dalam beberapa cara. Organisasi mempunyai otoritas hierarkis dan pedoman resmi di mana anggota-anggotanya diwajibkan untuk mematuhinya. Sebagai contoh, para karyawan wajib untuk selalu
mengkomunikasikan keluhannya yang
berhubungan dengan pekerjaan kepada atasan langsungnya, untuk mengetahui rincian kerja mereka, atau untuk memaksa mereka tunduk pada peraturan perusahaan, komunikasi disini melaksanakan fungsi kendali. Tetapi komunikasi informal juga dapat mengendalikan perilaku. Ketika kelompok-kelompok kerja menggoda atau mengganggu seorang anggota yang berkinerja lebih baik (dan membuat seluruh kelompok kelihatan buruk), mereka secara informal sedang
berkomunikasi,
anggotanya.
dan
mengendalikan
perilaku
52
Komunikasi
memelihara
motivasi
dengan
memberikan penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang
harus
dilakukan,
seberapa
baik
mereka
mengerjakannya, dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada dibawah standar. Pembentukan tujuan khusus, umpan balik terhadap kemajuan ke arah pencapaian tujuan dan penguatan perilakuperilaku yang diinginkan semuanya merangsang motivasi dan memerlukan komunikasi. Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka adalah sumber utama bagi interkasi sosial. Komunikasi yang terjadi dalam kelompok merupakan suatu mekanisme mendasar dimana para anggotanya dapat mengungkapkan dan melukiskan perasaan kecewa dan rasa puas mereka. Oleh karenanya, komunikasi adalah jalan untuk menyatakan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial. Fungsi terakhir komunikasi berhubungan dengan perannya dalam memfasilitasi pengambilan keputusan. Fungsi tersebut memberikan informasi bagi perseorangan atau
kelompok
untuk
membuat
keputusan
dengan
menyertakan data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan.
53
Tidak satu pun keempat fungsi tersebut tampak lebih menonjol dari yang lainnya. Untuk melaksanakannya secara efektif kelompok perlu menjaga beberapa bentuk untuk pengendalian terhadap anggota-anggotanya mendorong mereka untuk melaksanakannya, menyediakan media untuk mengungkapkan emosi, dan membuat pilihan. Anda dapat beranggapan bahwa setiap-setiap interaksi komunikasi yang terjadi dalam kelompok atau organisasi menampilkan satu atau lebih dari keempat fungsi tersebut. d) Arah Komunikasi (4) Komunikasi Ke Atas Stephen (2002:146) mengemukakan bahwa “komunikasi ke atas adalah komunikasi yang berlangsung dari bawahan ke atasan”. Pola ini digunakan untuk memberikan umpan balik pada pimpinan yang di atas, menginformasikan kepada mereka tentang kemajuan dalam menuju sasaran kerja, dan menyampaikan masalah yang terjadi saat ini. Komunikasi dalam bentuk ini membantu para manajer untuk selalu peka terhadap perasaan karyawan akan pekerjaan mereka, rekan kerja dan
perusahaan
pada
umumnya.
Para
manajer
perusahaan bergantung pada komunikasi ini untuk
54
mendapatkan gagasan guna berhubungan dengan ide-ide tentang bagaimana meningkatkan kinerja.
55
(5) Komunikasi Ke Bawah Komunikasi ke bawah adalah komunikasi
yang
berlangsung dari pimpinan ke bawahan. Komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. (6) Komunikasi Horizontal Komunikasi horizontal merupakan bentuk komunikasi secara mendatar dalam menyampaikan pertukaran pesan, dan dilakukan oleh para pemimpin, pejabat atau staff yang satu tingkat dalam suatu organisasi.
f. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja “Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan kerja yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi, keadaan lingkungan
56
yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien”(Sedarmayanti, 2009:19). Banyak
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi
terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah : f. Penerangan/cahaya ditempat kerja. g. Temperatur /suhu udara ditempat kerja. h. Kebisingan ditempat kerja. i. Bau tidak sedap ditempat kerja. j. Keamanan ditempat kerja. Berikut ini akan diuraikan masing-masing faktor tersebut dikaitkan dengan kemampuan manusia, yaitu : f. Penerangan/cahaya ditempat kerja Salah satu faktor penting dari lingkungan kerja yang dapat memberikan rasa nyaman dan semangat dalam bekerja adalah penerangan lingkungan kerja
yang baik. Dalam hal
penerangan lingkungan kerja yang baik disini tidak hanya terbatas pada hal penerangan listrik tetapi juga penerangan matahari, oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami
kesulitan,
kesalahan,
dan
pada
akhirnya
57
menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai. g. Temperatur/suhu udara ditempat kerja Lingkungan kerja dapat dirasakan nyaman jika ditunjang oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang menunjang adalah suhu udara. Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur tubuh berbeda. Tubuh manusia akan selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi diluar tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh. Produktivitas manusia kan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24-27℃.
58
h. Kebisingan ditempat kerja Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Kebisingan semua suara yang tidak dikehendaki bersumber dari alat-alat proses produksi dan alatalat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Suara bising tersebut dapat merusak konsentrasi kerja karyawan sehingga kinerja karyawan
menjadi
tidak
optimal.
Karena
pekerjaan
membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja dapat meningkat. Semakin lama telinga mendengar suara bising, maka akan semakin buruk akibatnya, diantaranya pendengaran dapat makin berkurang. Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suara bunyi yang bisa menimbulkan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu :
59
4. Lama bunyi Semakin lama telinga kita mendengar kebisingan maka semakin buruk akibatnya bagi pendengaran (tuli). 5. Intensitas kebisingan Intensitas biasanya diukur dengan satuan desibel (dB), yang menunjukan besarnya arus energi persatuan luas dan batas pendengaran manusia mencapai 70 desibel. 6. Frekuensi Frekuensi suara menunjukan jumlah dari gelombang suara yang sampai ke telinga kita setiap detik yang dinyatakan dalam jumlah getaran perdetik atau Hertz (HZ). Batas pendengaran manusia mencapai 70 desibel, jika suara yang didengar manusia melebihi batas tersebut maka konsentrasi manusia akan mudah kabur dan mengganggu konsentrasi dalam bekerja. i. Bau tidak sedap ditempat kerja Adanya bau-bauan ditempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, karena dapat mengganggu konsentrasi bekerja, dan
bau-bauan
mempengaruhi
yang kepekaan
terjadi
terus
penciuman.
menerus Pemakaian
dapat air
conditioner yang tepat merupakan salah satu cara yang digunakan
untuk
menghilangkan
bau-bauan
mengganggu disekitar tempat kerja terhadap perasaan.
yang
60
j. Keamanan ditempat kerja Keamanan kerja untuk sebuah kantor memang harus diperhatikan baik itu untuk keamanan terhadap peralatan yang digunakan dan keamanan lingkungan kerja. Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan keberadaan keamanan itu sendiri.
13. Produktikvitas Kerja e. Pengertian Produktivitas Kerja Secara umum yang dimaksud dengan produktivitas kerja adalah perbandingan anatara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi dalam bentuk memberikan produktivitas kerja yang maksimal. Produktivitas kerja karyawan bagi suatu perusahaan sangatlah penting sebagai alat pengukur keberhasilan dalam menjalankan usaha. Karena semakin tinggi produktivitas kerja karyawan dalam perusahaan, berarti laba perusahaan dan produktivitas akan meningkat. Kemudian untuk mendapatkan
gambaran
lebih
jelas
mengenai
pengertian
produktivitas, berikut pengertian produktivitas menurut ahli, antara lain yaitu :
61
Produktivitas kerja adalah sebagai rasio keluaran barang dan jasa dibagi masukan atau sumber daya yang dipergunakan untuk memproduksi barang dan jasa tersebut. Sinungan (2014:17) mengemukakan bahwa ”Produktivitas adalah pendekatan intradisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan sumber secara efisien dan tetap menjaga adanya mutu yang tinggi”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan karyawan dalam berproduksi dilihat dari perbandingan antara input yang digunakan dengan output yang dihasilkan. Seorang karyawan dikatakan produktif apabila dia mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan yang diharapkan dalam waktu yang relatif singkat dan tepat. Dengan kinerja karyawan yang produktif sebuah perusahaan atau organisasi akan mudah mencapai keberhasilan dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. f. Pengukuran Produktivitas Pengukuran produktivitas merupakan suatu masalah sistem dalam arti tertentu, dikarenakan ada banyak arti dari segi pekerjaan atau kegiatan perusahaan yang mempunyai dampak terhadap produktivitas kerja. Dalam perusahaan sangat jarang ditemukan kegiatan teknik atau metode tunggal yang merupakan satu-satunya
62
landasan bagi peningkatan produktivitas, bagi perusahaan adalah mengenai suatu kegiatan yang paling relevan dan mempunyai potensi-potensi yang paling benar untuk meningkatkan suatu produktivitas kerja pada perusahaan itu sendiri Sedarmayanti (2009:59) menyatakan bahwa “Produktivitas mencakup efisiensi, efektivitas dan kualitas”. Efisiensi berorientasi pada masukan dan efektivitas berorientasi pada keluaran. Perbedaan produktivitas dengan efektivitas dan efisiensi adalah bahwa produktivitas merupakan ukuran tingkat efisiensi dan efektivitas dari setiap sumber yang digunakan selama proses produksi berlangsung dengan membandingkan antara jumlah yang dihasilkan (output) dengan masukan dari setiap sumber yang dipergunakan atau seluruh sumber (input). Tinggi rendahnya efisiensi ditentukan oleh nilai input dan output, sedangkan tinggi rendahnya nilai efektivitas ditentukan oleh pencapaian target. Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input yang direncanakan dengan input yang sebenarnya. Apabila input yang sebenarnya digunakan semakin besar penghematannya, maka tingkat efisiensi semakin tinggi. Tetapi semakin kecil input yang dihemat akan semakin rendah tingkat efisiensinya. Efektivitas merupakan ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh keberhasilan atau target yang dapat dicapai. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas, walau terjadi peningkatan efektivitas, efisiensinya belum tentu meningkat.
63
Pengukuran tingkat produktivitas tenaga kerja menurut pemasukan jumlah karyawan seluruhnya dan pengeluaran dapat diartikan sebagai jumlah yang dikeluarkan. Tujuan pengukuran produktivitas antara lain untuk membandingkan hasil-hasil pertambahan produksi dari waktu ke waktu dan pertumbuhan kesempatan kerja dari waktu ke waktu. g. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan disuatu perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktorfaktor yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan. Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja antara lain : 6. Motivasi Motivasi
merupakan
kekuatan/motor
pendorong
kegiatan seseorang ke arah tujuan tertentu dan melibatkan berbagai kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya. Setiap pegawai memiliki identifikasi yang berlainan sebagai akibat dari latar belakang pendidikan, pengalaman dan lingkungan masyarakat yang beraneka ragam, maka ini akan terbawa dalam hubungan kerja sehingga akan mempengaruhi sikap dan tingkah
64
laku pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Pada hakikatnya motivasi pegawai dan pimpinan berbeda karena adanya perbedaan kepentingan, sehingga perlu diciptakan motivasi yang searah untuk mencapai tujuan bersama dalam rangka kelangsungan usaha dan ketenagakerjaan, sehingga apa yang menjadi kehendak dan cita-cita kedua belah pihak dapat terwujud. Dengan demikian pegawai akan mengetahui fungsi, peranan dan tanggung jawab di lingkungan kerjanya. Serta pimpinan perlu menumbuhkan iklim kerja sehat, dimana hak dan kewajiban pegawai diatur selaras dengan fungsi, peranan dan tanggung jawab pegawai. 7. Kedisiplinan Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan etika, norma dan kaidah yang berlaku. Disiplin juga dapat diartikan sebagai pengendalian diri agar tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan falsafah dan norma pancasila. Manusia yang sukses adalah manusia yang mampu mengatur, mengendalikan diri yang menyangkut peraturan cara hidup dan cara kerja. Maka erat hubungannya antara manusia sukses dengan pribadi disiplin. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin mengacu pada pola tingkah laku
65
dengan ciri sebagai berikut : adanya hasrat kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang sudah menjadi norma dan etika yang berlaku dalam masyarakat, adanya perilaku yang dikendalikan, adanya ketaatan. 8. Etos Kerja Etos kerja merupakan salah satu faktor penentu produktivitas, karena etos kerja merupakan pandangan untuk menilai sejauh mana kita melakukan suatu pekerjaan dan terus berupaya untuk mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan. Usaha untuk mengembangkan etos kerja yang produktif pada dasarnya mengarah pada peningkatan produktivitas yang bukan saja produktivitas individu melainkan juga produktivitas masyarakat keseluruhan. 9. Keterampilan Faktor keterampilan, baik teknis maupun manajerial sangat menentukan tingkat pencapaian produktivitas. Setiap individu selalu dituntut untuk terampil dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Seseorang dinyatakan terampil dan produktif apabila yang bersangkutan dalam satuan waktu tertentu dapat menyelesaikan sejumlah hasil tertentu. Dengan demikian menjadi faktor penentu suatu keberhasilan dan produktivitas, karena dari waktu itulah dapat dimunculkan
66
kecepatan dan percepatan yang akan sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kehidupan. 10. Pendidikan Tingkat pendidikan harus selalu dikembangkan, baik melalui jalur pendidikan formal maupun non formal. Karena setiap penggunaan teknologi hanya akan dapat dikuasai dengan pengetahuan, keteramilan dan kemampuan yang handal. Untuk mencapai produktivitas yang tinggi suatu perusahaan memerlukan tenaga kerja yang
didukung oleh
faktor-faktor sebagai berikut : pendidikan, keterampilan, sikap, etika kerja, tingkat penghasilan, jaminan sosial, tingkat sosial, iklim kerja, motivasi, gizi, kesehatan, hubungan individu, dan teknologi. Karyawan yang memenuhi faktor-faktor pendukung produktivitas dalam bekerja dapat menghasilkan karyawan yang berkualitas, efektif dan efisien. Tingkat produktivitas karyawan dapat meningkatkan komitmen dan semangat kerja. Tingkat produktivitas juga menjadi dasar pengendalian kualitas kerja karyawan, sehingga organisasi dapat menghasilkan ide produk baru maupun metode-metode operasi yang lebih baik. Produktivitas kerja pun berjalan dengan baik sehingga kualitas suatu perusahaan akan maju. h. Indikator-indikator Produktivitas Kerja
67
Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi para karyawan yang ada di perusahaan. Dengan adanya produktivitas kerja diharapkan pekerjaan akan terlaksana secara efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Edy Sutrisno (2014:14) menyatakan bahwa untuk mengukur produktivitas kerja diperlukan suatu indikator sebagai berikut : 8. Efisiensi Perbandingan
antara
hasil
yang
dicapai
dengan
keseluruhan sumber daya yang digunakan. Masukan dan pengeluaran merupakan aspek produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan. 9. Mutu Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukan kualitas kerja seorang pegawai. Jadi meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri.
68
10. Meningkatkan Hasil Yang Dicapai Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masingmasing yang terlibat dalam suatu pekerjaan. 11. Semangat Kerja Semangat dalam bekerja merupakan usaha untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya. 12. Pengembangan Diri Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang akan dihadapi. Sebab semakin kuat tantangannya, pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan.
69
13. Kemampuan Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang karyawan sangat tergantung pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam bekerja. 14. Peningkatan Produktivitas Bahwa peningkatan produktivitas kerja dapat dilihat sebagai masalah keprilakuan, tetapi juga dapat mengandung aspek-aspek teknis. Untuk mengatasi hal itu perlu pemahaman yang
tepat
tentang
faktor-faktor
penentu
keberhasilan
meningkatkan produktivitas kerja, sebagian di antaranya berupa etos kerja yang harus dipegang teguh oleh semua karyawan dalam organisasi.
14. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Mira Humairah (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. IWATA INDONESIA” yang didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa lingkungan kerja PT Iwata Indonesia berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja. Hal ini ditunjukkan dari signifikasi lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan nilai t-hitung > t-tabel yaitu 3,820 > 1,684 dengan presentase pengaruhnya sebesar 27,7 %.
70
Penelitian Irmawati (2013) Judul Penelitian “Pengaruh Lingkungan Kerja dengan Produktivitas Kerja Pegawai Bidang Pengendalian Operasional Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor”. Metode penelitian ini memiliki desain penelitian metode kuantitatif asosiatif dan peneltian survey. Hasil analisis Penelitian Ho ditolak dan Ha diterima, dengan nilai t-hitung > t-tabel sebesar 4,06 > 1,697. sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai.
15. Kerangka Berfikir Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, lingkungan kerja adalah suatu kondisi tempat karyawan melakukan tugasnya di tempat kerja. Sedangkan produktivitas adalah kecintaan dan kesetiaan karyawan kepada perusahaan dalam kondisi apapun. Peneliti memfokuskan pada lingkungan kerja sebagai variable X
dan
produktivitas karyawan sebagai variable Y. Untuk itu maka dapat digambarkan dengan gambar dibawah ini :
71
Lingkungan Kerja (x)
Produktivitas Kerja (Y)
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
16. Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan, maka penulis mengajukan dugaan atau hipotesis yaitu : Ha
: Terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan.
Ho
: Tidak terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan.
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS C. Landasan Teori 17. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang berarti suatu usaha untuk mengarahkan dan mengelola sumber daya manusia didalam suatu organisasi agar mampu berpikir dan bertindak sebagaimana yang diharapkan organisasi. Organisasi yang
72
maju tentu dihasilkan oleh pegawai yang dapat mengelola organisasi tersebut ke arah kemajuan yang diinginkan. Mangkunegara (2010:2) mengemukakan bahwa “Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengembangan,
pengawasan
terhadap
pengadaan,
pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi”. Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja, agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan.
73
Berdasarkan ahli diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu yang mengatur dan mengelola tenaga kerja agar dapat melakukan fungsinya secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan.
18. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Fungsi manajemen sumber daya manusia merupakan dasar dari pelaksanaan proses manajemen sumber daya manusia yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan. (Hasibuan, 2011:21) menyatakan bahwa fungsi-fungsi MSDM meliputi : a. Perencanaan Perencanaan SDM adalah perencanaan tenaga kerja serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan, perencanaan dilakukan dengan menetapkan program-program kepegawaian. Program-program kepegawaian meliputi pengadaan, pengarahan, pengendalian, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian,
pemeliharaan,
koordinasi,
kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan. b. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, integrasi, hubungan kerja, delegasi wewenang dan koordinasi dalam bagan organisasi. Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
74
Dengan organisasi yang baik maka akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif. c. Pengarahan Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama secara efektif dan efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik dan benar sesuai waktu yang ditentukan. d. Pengendalian Pengendalian
adalah
kegiatan
pengendalian
semua
karyawan agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan. Pengendalian karyawan meliputi kedisiplinan, kehadiran, tingkah laku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan. e. Pengembangan Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan. Tujuan pokok pengembangan manajemen adalah mempersiapkan tenagatenaga manajemen yang terampil, menguasai konsep manajemen, profesional dan bertanggung jawab.
75
f. Pengadaan Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan dari sebuah perusahaan. Pengadaan tenaga kerja merupakan langkah pertama dan yang mencerminkan berhasil tidaknya suatu perusahaan mencapai tujuannya. g. Kompensasi Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah. h. Pengintegrasian Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perushaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam MSDM, karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang. i. Pemeliharaan
76
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada internal
dan
eksternal
konsistensi.
Dimaksudkan
untuk
mempertahankan stamina SDM dalam melakukan pekerjaannya dalam perusahaan. j. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan dan norma-norma sosialnya. k. Pemberhentian Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya. Pelepasan ini diatur oleh Undang-undang No. 12 Tahun 1964. Pemberhentian karyawan adalah fungsi operasional yang terakhir dari manajemen sumber daya manusia. Pemberhentian karyawan hendaknya berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang ada agar tidak menimbulkan masalah.
77
19. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Tujuan manajemen sumber daya manusia tidak harus mencerminkan kehendak manajemen senior, namun juga harus menyeimbangkan tantangan organisasi, fungsi sumber daya manusia masyarakat dan orang-orang yang terpengaruh. Simamora (dalam Sunyoto, 2012:8) mengemukakan bahwa ada empat tujuan manajemen sumber daya manusia yaitu : i. Tujuan Sosial Tujuan Sosial manajemen sumber daya manusia adalah agar organisasi bertanggung jawab secara sosial dan etis terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat sehingga meminimalkan dampak negatif tuntutan itu terhadap organisasi. Organisasi bisnis diharapkan dapat meningkatkan kualitas masyarakat membantu memecahkan masalah sosial.
78
j. Tujuan Organisasi Tujuan organisasi manajemen sumber daya manusia adalah sasaran formal organisasi yang dibuat untuk membantu organisasi mencapai tujuan. Departemen sumber daya manusia meningkatkan efektivitas organisasi dengan cara : g) Meningkatkan produktivitas perusahaan dengan menyediakan tenaga kerja yang terlatih dan termotivasi dengan baik. h) Mendayagunakan tenaga kerja secara efektif dan efisien serta mampu mengendalikan biaya tenaga kerja. i) Membantu organisasi mencapai tujuannya. k. Tujuan Fungsional Tujuan fungsional manajemen sumber daya manusia adalah tujuan untuk mempertahan kontribusi departemen sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan tingkat kebutuhan organisasi. Departemen sumber daya manusia harus menghadapi peningkatan kompleksitas pengelolaan sumber daya manusia dengan memberikan konsultasi canggih.
79
l. Tujuan Pribadi Tujuan pribadi manajemen sumber daya manusia adalah tujuan individu dari setiap anggota organisasi yang hendak dicapai melalui aktivitasnya didalam organisasi. Kalangan karyawan mengharapkan organisasi agar memuaskan kebutuhan mereka yang terkait dengan pekerjaan.
20. Lingkungan Kerja g. Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan
kerja
adalah
tempat
dimana
karyawan
melakukan aktifitas setiap harinya. Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan oleh pihak manajemen dalam perusahaan, pihak manajemen dalam perusahaan diharapkan mampu mengelola lingkungan kerja dengan baik sehingga mampu meningkatkan produktivitas karyawan. Lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk menciptakan lapangan kerja yang menyenangkan, karena akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Selain memperhatikan faktor-faktor yang ada dalam perusahaan, juga harus memperhatikan faktor-faktor yang ada dalam perusahaan atau lingkungan sekitarnya.
80
Beberapa ahli mendefinisikan pengertian lingkungan kerja antara lain sebagai berikut : Sedarmayanti
(2009:21)
mengemukakan
bahwa
“Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.” “Lingkungan kerja merupakan suatu keadaan tenaga kerja sebagai akibat dari kebijaksanaan yang diambil atau dilakukan oleh organisasi demi untuk kesejahteraan tenaga kerja organisasi tersebut” (Sunyoto, 2012:10). Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada dilingkungan yang dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung seseorang atau sekelompok orang didalam melaksanakan aktifitasnya. “Lingkungan kerja memegang peranan penting terhadap baik buruknya kualitas hasil kinerja karyawan. Bila lingkungan kerja nyaman dan komunikasi lancar antar karyawan berjalan lancar, maka bisa dipastikan performa yang dihasilkan pun akan maksimal” (Basuki dan Susilowati, 2005:40).
81
Dari beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja baik fisik maupun non fisik yang mempengaruhi tugastugas yang dibebankan, namun secara umum pengertian lingkungan kerja adalah merupakan lingkungan dimana para karyawan tersebut melaksanakan tugas dan pekerjaannya. h. Jenis Lingkungan Kerja Sedarmayanti (2009:21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu : lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Berikut ini penjelasan mengenai lingkungan kerja tersebut : 5) Lingkungan Kerja Fisik Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu : e) Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan pegawai, seperti tata ruang (office layout) yang akan mendukung terciptanya hubungan kerja yang baik antara sesama karyawan maupun dengan atasan.
82
f)
Lingkungan perantara atau lingkungan umum juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi karyawan, misalnya : temperatur, kelembaban, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna ruangan, dan lain-lain.
6) Lingkungan Kerja Non Fisik Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun sesama rekan kerja, maupun antara atasan dengan bawahan. “Komunikasi dalam lingkungan kerja non fisik menjadi hal utama, komunikasi adalah proses mengirimkan dan menerima berita diantara pihak-pihak yang saling berhubungan sehingga dari padanya diperoleh pemahaman tentang apa yang dimaksud satu sama lain” (Siswandi, 2011:151). Didalam perusahaan, komunikasi ibarat aliran darah kehidupan. Tanpa adanya komunikasi maka organisasi tidak dapat bergerak dan melaksanakan aktivitasnya. Setiap orang yang berada dilingkungan perusahaan tidak dapat menghindari diri dari komunikasi, jika mengharapkan keinginan atau kebutuhannya dapat dipenuhi dalam perusahaan. Oleh karena itu, komunikasi menepati posisi strategis dalam perusahaan. Melalui komunikasilah maka berbagai pihak yang terlibat
83
langsung maupun tidak langsung dapat saling berhubungan secara efektif dan efisien. e) Fungsi-fungsi Komunikasi Komunikasi mempunyai empat fungsi utama dalam sebuah kelompok atau organisasi, yaitu fungsi kendali, motivasi, pernyataan emosi dan informasi. Komunikasi berfungsi untuk mengendalikan perilaku anggotanya dalam beberapa cara. Organisasi mempunyai otoritas hierarkis dan pedoman resmi di mana anggota-anggotanya diwajibkan untuk mematuhinya. Sebagai contoh, para karyawan wajib untuk selalu
mengkomunikasikan keluhannya yang
berhubungan dengan pekerjaan kepada atasan langsungnya, untuk mengetahui rincian kerja mereka, atau untuk memaksa mereka tunduk pada peraturan perusahaan, komunikasi disini melaksanakan fungsi kendali. Tetapi komunikasi informal juga dapat mengendalikan perilaku. Ketika kelompok-kelompok kerja menggoda atau mengganggu seorang anggota yang berkinerja lebih baik (dan membuat seluruh kelompok kelihatan buruk), mereka secara informal sedang
berkomunikasi,
anggotanya.
dan
mengendalikan
perilaku
84
Komunikasi
memelihara
motivasi
dengan
memberikan penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang
harus
dilakukan,
seberapa
baik
mereka
mengerjakannya, dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada dibawah standar. Pembentukan tujuan khusus, umpan balik terhadap kemajuan ke arah pencapaian tujuan dan penguatan perilakuperilaku yang diinginkan semuanya merangsang motivasi dan memerlukan komunikasi. Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka adalah sumber utama bagi interkasi sosial. Komunikasi yang terjadi dalam kelompok merupakan suatu mekanisme mendasar dimana para anggotanya dapat mengungkapkan dan melukiskan perasaan kecewa dan rasa puas mereka. Oleh karenanya, komunikasi adalah jalan untuk menyatakan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial. Fungsi terakhir komunikasi berhubungan dengan perannya dalam memfasilitasi pengambilan keputusan. Fungsi tersebut memberikan informasi bagi perseorangan atau
kelompok
untuk
membuat
keputusan
dengan
menyertakan data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan.
85
Tidak satu pun keempat fungsi tersebut tampak lebih menonjol dari yang lainnya. Untuk melaksanakannya secara efektif kelompok perlu menjaga beberapa bentuk untuk pengendalian terhadap anggota-anggotanya mendorong mereka untuk melaksanakannya, menyediakan media untuk mengungkapkan emosi, dan membuat pilihan. Anda dapat beranggapan bahwa setiap-setiap interaksi komunikasi yang terjadi dalam kelompok atau organisasi menampilkan satu atau lebih dari keempat fungsi tersebut. f) Arah Komunikasi (7) Komunikasi Ke Atas Stephen (2002:146) mengemukakan bahwa “komunikasi ke atas adalah komunikasi yang berlangsung dari bawahan ke atasan”. Pola ini digunakan untuk memberikan umpan balik pada pimpinan yang di atas, menginformasikan kepada mereka tentang kemajuan dalam menuju sasaran kerja, dan menyampaikan masalah yang terjadi saat ini. Komunikasi dalam bentuk ini membantu para manajer untuk selalu peka terhadap perasaan karyawan akan pekerjaan mereka, rekan kerja dan
perusahaan
pada
umumnya.
Para
manajer
perusahaan bergantung pada komunikasi ini untuk
86
mendapatkan gagasan guna berhubungan dengan ide-ide tentang bagaimana meningkatkan kinerja.
87
(8) Komunikasi Ke Bawah Komunikasi ke bawah adalah komunikasi
yang
berlangsung dari pimpinan ke bawahan. Komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. (9) Komunikasi Horizontal Komunikasi horizontal merupakan bentuk komunikasi secara mendatar dalam menyampaikan pertukaran pesan, dan dilakukan oleh para pemimpin, pejabat atau staff yang satu tingkat dalam suatu organisasi.
i. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja “Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan kerja yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi, keadaan lingkungan
88
yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien”(Sedarmayanti, 2009:19). Banyak
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi
terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah : k. Penerangan/cahaya ditempat kerja. l. Temperatur /suhu udara ditempat kerja. m. Kebisingan ditempat kerja. n. Bau tidak sedap ditempat kerja. o. Keamanan ditempat kerja. Berikut ini akan diuraikan masing-masing faktor tersebut dikaitkan dengan kemampuan manusia, yaitu : k. Penerangan/cahaya ditempat kerja Salah satu faktor penting dari lingkungan kerja yang dapat memberikan rasa nyaman dan semangat dalam bekerja adalah penerangan lingkungan kerja
yang baik. Dalam hal
penerangan lingkungan kerja yang baik disini tidak hanya terbatas pada hal penerangan listrik tetapi juga penerangan matahari, oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami
kesulitan,
kesalahan,
dan
pada
akhirnya
89
menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai. l. Temperatur/suhu udara ditempat kerja Lingkungan kerja dapat dirasakan nyaman jika ditunjang oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang menunjang adalah suhu udara. Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur tubuh berbeda. Tubuh manusia akan selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi diluar tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh. Produktivitas manusia kan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24-27℃.
90
m. Kebisingan ditempat kerja Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Kebisingan semua suara yang tidak dikehendaki bersumber dari alat-alat proses produksi dan alatalat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Suara bising tersebut dapat merusak konsentrasi kerja karyawan sehingga kinerja karyawan
menjadi
tidak
optimal.
Karena
pekerjaan
membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja dapat meningkat. Semakin lama telinga mendengar suara bising, maka akan semakin buruk akibatnya, diantaranya pendengaran dapat makin berkurang. Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suara bunyi yang bisa menimbulkan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu :
91
7. Lama bunyi Semakin lama telinga kita mendengar kebisingan maka semakin buruk akibatnya bagi pendengaran (tuli). 8. Intensitas kebisingan Intensitas biasanya diukur dengan satuan desibel (dB), yang menunjukan besarnya arus energi persatuan luas dan batas pendengaran manusia mencapai 70 desibel. 9. Frekuensi Frekuensi suara menunjukan jumlah dari gelombang suara yang sampai ke telinga kita setiap detik yang dinyatakan dalam jumlah getaran perdetik atau Hertz (HZ). Batas pendengaran manusia mencapai 70 desibel, jika suara yang didengar manusia melebihi batas tersebut maka konsentrasi manusia akan mudah kabur dan mengganggu konsentrasi dalam bekerja. n. Bau tidak sedap ditempat kerja Adanya bau-bauan ditempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, karena dapat mengganggu konsentrasi bekerja, dan
bau-bauan
mempengaruhi
yang kepekaan
terjadi
terus
penciuman.
menerus Pemakaian
dapat air
conditioner yang tepat merupakan salah satu cara yang digunakan
untuk
menghilangkan
bau-bauan
mengganggu disekitar tempat kerja terhadap perasaan.
yang
92
o. Keamanan ditempat kerja Keamanan kerja untuk sebuah kantor memang harus diperhatikan baik itu untuk keamanan terhadap peralatan yang digunakan dan keamanan lingkungan kerja. Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan keberadaan keamanan itu sendiri.
21. Produktikvitas Kerja i. Pengertian Produktivitas Kerja Secara umum yang dimaksud dengan produktivitas kerja adalah perbandingan anatara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi dalam bentuk memberikan produktivitas kerja yang maksimal. Produktivitas kerja karyawan bagi suatu perusahaan sangatlah penting sebagai alat pengukur keberhasilan dalam menjalankan usaha. Karena semakin tinggi produktivitas kerja karyawan dalam perusahaan, berarti laba perusahaan dan produktivitas akan meningkat. Kemudian untuk mendapatkan
gambaran
lebih
jelas
mengenai
pengertian
produktivitas, berikut pengertian produktivitas menurut ahli, antara lain yaitu :
93
Produktivitas kerja adalah sebagai rasio keluaran barang dan jasa dibagi masukan atau sumber daya yang dipergunakan untuk memproduksi barang dan jasa tersebut. Sinungan (2014:17) mengemukakan bahwa ”Produktivitas adalah pendekatan intradisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan sumber secara efisien dan tetap menjaga adanya mutu yang tinggi”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan karyawan dalam berproduksi dilihat dari perbandingan antara input yang digunakan dengan output yang dihasilkan. Seorang karyawan dikatakan produktif apabila dia mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan yang diharapkan dalam waktu yang relatif singkat dan tepat. Dengan kinerja karyawan yang produktif sebuah perusahaan atau organisasi akan mudah mencapai keberhasilan dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. j. Pengukuran Produktivitas Pengukuran produktivitas merupakan suatu masalah sistem dalam arti tertentu, dikarenakan ada banyak arti dari segi pekerjaan atau kegiatan perusahaan yang mempunyai dampak terhadap produktivitas kerja. Dalam perusahaan sangat jarang ditemukan kegiatan teknik atau metode tunggal yang merupakan satu-satunya
94
landasan bagi peningkatan produktivitas, bagi perusahaan adalah mengenai suatu kegiatan yang paling relevan dan mempunyai potensi-potensi yang paling benar untuk meningkatkan suatu produktivitas kerja pada perusahaan itu sendiri Sedarmayanti (2009:59) menyatakan bahwa “Produktivitas mencakup efisiensi, efektivitas dan kualitas”. Efisiensi berorientasi pada masukan dan efektivitas berorientasi pada keluaran. Perbedaan produktivitas dengan efektivitas dan efisiensi adalah bahwa produktivitas merupakan ukuran tingkat efisiensi dan efektivitas dari setiap sumber yang digunakan selama proses produksi berlangsung dengan membandingkan antara jumlah yang dihasilkan (output) dengan masukan dari setiap sumber yang dipergunakan atau seluruh sumber (input). Tinggi rendahnya efisiensi ditentukan oleh nilai input dan output, sedangkan tinggi rendahnya nilai efektivitas ditentukan oleh pencapaian target. Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input yang direncanakan dengan input yang sebenarnya. Apabila input yang sebenarnya digunakan semakin besar penghematannya, maka tingkat efisiensi semakin tinggi. Tetapi semakin kecil input yang dihemat akan semakin rendah tingkat efisiensinya. Efektivitas merupakan ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh keberhasilan atau target yang dapat dicapai. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas, walau terjadi peningkatan efektivitas, efisiensinya belum tentu meningkat.
95
Pengukuran tingkat produktivitas tenaga kerja menurut pemasukan jumlah karyawan seluruhnya dan pengeluaran dapat diartikan sebagai jumlah yang dikeluarkan. Tujuan pengukuran produktivitas antara lain untuk membandingkan hasil-hasil pertambahan produksi dari waktu ke waktu dan pertumbuhan kesempatan kerja dari waktu ke waktu. k. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan disuatu perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktorfaktor yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan. Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja antara lain : 11. Motivasi Motivasi
merupakan
kekuatan/motor
pendorong
kegiatan seseorang ke arah tujuan tertentu dan melibatkan berbagai kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya. Setiap pegawai memiliki identifikasi yang berlainan sebagai akibat dari latar belakang pendidikan, pengalaman dan lingkungan masyarakat yang beraneka ragam, maka ini akan terbawa dalam hubungan kerja sehingga akan mempengaruhi sikap dan tingkah
96
laku pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Pada hakikatnya motivasi pegawai dan pimpinan berbeda karena adanya perbedaan kepentingan, sehingga perlu diciptakan motivasi yang searah untuk mencapai tujuan bersama dalam rangka kelangsungan usaha dan ketenagakerjaan, sehingga apa yang menjadi kehendak dan cita-cita kedua belah pihak dapat terwujud. Dengan demikian pegawai akan mengetahui fungsi, peranan dan tanggung jawab di lingkungan kerjanya. Serta pimpinan perlu menumbuhkan iklim kerja sehat, dimana hak dan kewajiban pegawai diatur selaras dengan fungsi, peranan dan tanggung jawab pegawai. 12. Kedisiplinan Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan etika, norma dan kaidah yang berlaku. Disiplin juga dapat diartikan sebagai pengendalian diri agar tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan falsafah dan norma pancasila. Manusia yang sukses adalah manusia yang mampu mengatur, mengendalikan diri yang menyangkut peraturan cara hidup dan cara kerja. Maka erat hubungannya antara manusia sukses dengan pribadi disiplin. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin mengacu pada pola tingkah laku
97
dengan ciri sebagai berikut : adanya hasrat kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang sudah menjadi norma dan etika yang berlaku dalam masyarakat, adanya perilaku yang dikendalikan, adanya ketaatan. 13. Etos Kerja Etos kerja merupakan salah satu faktor penentu produktivitas, karena etos kerja merupakan pandangan untuk menilai sejauh mana kita melakukan suatu pekerjaan dan terus berupaya untuk mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan. Usaha untuk mengembangkan etos kerja yang produktif pada dasarnya mengarah pada peningkatan produktivitas yang bukan saja produktivitas individu melainkan juga produktivitas masyarakat keseluruhan. 14. Keterampilan Faktor keterampilan, baik teknis maupun manajerial sangat menentukan tingkat pencapaian produktivitas. Setiap individu selalu dituntut untuk terampil dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Seseorang dinyatakan terampil dan produktif apabila yang bersangkutan dalam satuan waktu tertentu dapat menyelesaikan sejumlah hasil tertentu. Dengan demikian menjadi faktor penentu suatu keberhasilan dan produktivitas, karena dari waktu itulah dapat dimunculkan
98
kecepatan dan percepatan yang akan sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kehidupan. 15. Pendidikan Tingkat pendidikan harus selalu dikembangkan, baik melalui jalur pendidikan formal maupun non formal. Karena setiap penggunaan teknologi hanya akan dapat dikuasai dengan pengetahuan, keteramilan dan kemampuan yang handal. Untuk mencapai produktivitas yang tinggi suatu perusahaan memerlukan tenaga kerja yang
didukung oleh
faktor-faktor sebagai berikut : pendidikan, keterampilan, sikap, etika kerja, tingkat penghasilan, jaminan sosial, tingkat sosial, iklim kerja, motivasi, gizi, kesehatan, hubungan individu, dan teknologi. Karyawan yang memenuhi faktor-faktor pendukung produktivitas dalam bekerja dapat menghasilkan karyawan yang berkualitas, efektif dan efisien. Tingkat produktivitas karyawan dapat meningkatkan komitmen dan semangat kerja. Tingkat produktivitas juga menjadi dasar pengendalian kualitas kerja karyawan, sehingga organisasi dapat menghasilkan ide produk baru maupun metode-metode operasi yang lebih baik. Produktivitas kerja pun berjalan dengan baik sehingga kualitas suatu perusahaan akan maju. l. Indikator-indikator Produktivitas Kerja
99
Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi para karyawan yang ada di perusahaan. Dengan adanya produktivitas kerja diharapkan pekerjaan akan terlaksana secara efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Edy Sutrisno (2014:14) menyatakan bahwa untuk mengukur produktivitas kerja diperlukan suatu indikator sebagai berikut : 15. Efisiensi Perbandingan
antara
hasil
yang dicapai
dengan
keseluruhan sumber daya yang digunakan. Masukan dan pengeluaran merupakan aspek produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan. 16. Mutu Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukan kualitas kerja seorang pegawai. Jadi meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri.
100
17. Meningkatkan Hasil Yang Dicapai Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masingmasing yang terlibat dalam suatu pekerjaan. 18. Semangat Kerja Semangat dalam bekerja merupakan usaha untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya. 19. Pengembangan Diri Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang akan dihadapi. Sebab semakin kuat tantangannya, pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan.
101
20. Kemampuan Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang karyawan sangat tergantung pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam bekerja. 21. Peningkatan Produktivitas Bahwa peningkatan produktivitas kerja dapat dilihat sebagai masalah keprilakuan, tetapi juga dapat mengandung aspek-aspek teknis. Untuk mengatasi hal itu perlu pemahaman yang
tepat
tentang
faktor-faktor
penentu
keberhasilan
meningkatkan produktivitas kerja, sebagian di antaranya berupa etos kerja yang harus dipegang teguh oleh semua karyawan dalam organisasi.
22. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Mira Humairah (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. IWATA INDONESIA” yang didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa lingkungan kerja PT Iwata Indonesia berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja. Hal ini ditunjukkan dari signifikasi lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan nilai t-hitung > t-tabel yaitu 3,820 > 1,684 dengan presentase pengaruhnya sebesar 27,7 %.
102
Penelitian Irmawati (2013) Judul Penelitian “Pengaruh Lingkungan Kerja dengan Produktivitas Kerja Pegawai Bidang Pengendalian Operasional Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor”. Metode penelitian ini memiliki desain penelitian metode kuantitatif asosiatif dan peneltian survey. Hasil analisis Penelitian Ho ditolak dan Ha diterima, dengan nilai t-hitung > t-tabel sebesar 4,06 > 1,697. sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai.
23. Kerangka Berfikir Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, lingkungan kerja adalah suatu kondisi tempat karyawan melakukan tugasnya di tempat kerja. Sedangkan produktivitas adalah kecintaan dan kesetiaan karyawan kepada perusahaan dalam kondisi apapun. Peneliti memfokuskan pada lingkungan kerja sebagai variable X
dan
produktivitas karyawan sebagai variable Y. Untuk itu maka dapat digambarkan dengan gambar dibawah ini :
103
Lingkungan Kerja (x)
Produktivitas Kerja (Y)
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
24. Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan, maka penulis mengajukan dugaan atau hipotesis yaitu : Ha
: Terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan.
Ho
: Tidak terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan.
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS D. Landasan Teori 25. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang berarti suatu usaha untuk mengarahkan dan mengelola sumber daya manusia didalam suatu organisasi agar mampu berpikir dan bertindak sebagaimana yang diharapkan organisasi. Organisasi yang
104
maju tentu dihasilkan oleh pegawai yang dapat mengelola organisasi tersebut ke arah kemajuan yang diinginkan. Mangkunegara (2010:2) mengemukakan bahwa “Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengembangan,
pengawasan
terhadap
pengadaan,
pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi”. Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja, agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan.
105
Berdasarkan ahli diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu yang mengatur dan mengelola tenaga kerja agar dapat melakukan fungsinya secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan.
26. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Fungsi manajemen sumber daya manusia merupakan dasar dari pelaksanaan proses manajemen sumber daya manusia yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan. (Hasibuan, 2011:21) menyatakan bahwa fungsi-fungsi MSDM meliputi : a. Perencanaan Perencanaan SDM adalah perencanaan tenaga kerja serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan, perencanaan dilakukan dengan menetapkan program-program kepegawaian. Program-program kepegawaian meliputi pengadaan, pengarahan, pengendalian, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian,
pemeliharaan,
koordinasi,
kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan. b. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, integrasi, hubungan kerja, delegasi wewenang dan koordinasi dalam bagan organisasi. Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
106
Dengan organisasi yang baik maka akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif. c. Pengarahan Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama secara efektif dan efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik dan benar sesuai waktu yang ditentukan. d. Pengendalian Pengendalian
adalah
kegiatan
pengendalian
semua
karyawan agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan. Pengendalian karyawan meliputi kedisiplinan, kehadiran, tingkah laku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan. e. Pengembangan Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan. Tujuan pokok pengembangan manajemen adalah mempersiapkan tenagatenaga manajemen yang terampil, menguasai konsep manajemen, profesional dan bertanggung jawab.
107
f. Pengadaan Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan dari sebuah perusahaan. Pengadaan tenaga kerja merupakan langkah pertama dan yang mencerminkan berhasil tidaknya suatu perusahaan mencapai tujuannya. g. Kompensasi Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah. h. Pengintegrasian Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perushaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam MSDM, karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang. i. Pemeliharaan
108
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada internal
dan
eksternal
konsistensi.
Dimaksudkan
untuk
mempertahankan stamina SDM dalam melakukan pekerjaannya dalam perusahaan. j. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan dan norma-norma sosialnya. k. Pemberhentian Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya. Pelepasan ini diatur oleh Undang-undang No. 12 Tahun 1964. Pemberhentian karyawan adalah fungsi operasional yang terakhir dari manajemen sumber daya manusia. Pemberhentian karyawan hendaknya berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang ada agar tidak menimbulkan masalah.
109
27. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Tujuan manajemen sumber daya manusia tidak harus mencerminkan kehendak manajemen senior, namun juga harus menyeimbangkan tantangan organisasi, fungsi sumber daya manusia masyarakat dan orang-orang yang terpengaruh. Simamora (dalam Sunyoto, 2012:8) mengemukakan bahwa ada empat tujuan manajemen sumber daya manusia yaitu : m. Tujuan Sosial Tujuan Sosial manajemen sumber daya manusia adalah agar organisasi bertanggung jawab secara sosial dan etis terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat sehingga meminimalkan dampak negatif tuntutan itu terhadap organisasi. Organisasi bisnis diharapkan dapat meningkatkan kualitas masyarakat membantu memecahkan masalah sosial.
110
n. Tujuan Organisasi Tujuan organisasi manajemen sumber daya manusia adalah sasaran formal organisasi yang dibuat untuk membantu organisasi mencapai tujuan. Departemen sumber daya manusia meningkatkan efektivitas organisasi dengan cara : j) Meningkatkan produktivitas perusahaan dengan menyediakan tenaga kerja yang terlatih dan termotivasi dengan baik. k) Mendayagunakan tenaga kerja secara efektif dan efisien serta mampu mengendalikan biaya tenaga kerja. l) Membantu organisasi mencapai tujuannya. o. Tujuan Fungsional Tujuan fungsional manajemen sumber daya manusia adalah tujuan untuk mempertahan kontribusi departemen sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan tingkat kebutuhan organisasi. Departemen sumber daya manusia harus menghadapi peningkatan kompleksitas pengelolaan sumber daya manusia dengan memberikan konsultasi canggih.
111
p. Tujuan Pribadi Tujuan pribadi manajemen sumber daya manusia adalah tujuan individu dari setiap anggota organisasi yang hendak dicapai melalui aktivitasnya didalam organisasi. Kalangan karyawan mengharapkan organisasi agar memuaskan kebutuhan mereka yang terkait dengan pekerjaan.
28. Lingkungan Kerja j. Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan
kerja
adalah
tempat
dimana
karyawan
melakukan aktifitas setiap harinya. Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan oleh pihak manajemen dalam perusahaan, pihak manajemen dalam perusahaan diharapkan mampu mengelola lingkungan kerja dengan baik sehingga mampu meningkatkan produktivitas karyawan. Lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk menciptakan lapangan kerja yang menyenangkan, karena akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Selain memperhatikan faktor-faktor yang ada dalam perusahaan, juga harus memperhatikan faktor-faktor yang ada dalam perusahaan atau lingkungan sekitarnya.
112
Beberapa ahli mendefinisikan pengertian lingkungan kerja antara lain sebagai berikut : Sedarmayanti
(2009:21)
mengemukakan
bahwa
“Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.” “Lingkungan kerja merupakan suatu keadaan tenaga kerja sebagai akibat dari kebijaksanaan yang diambil atau dilakukan oleh organisasi demi untuk kesejahteraan tenaga kerja organisasi tersebut” (Sunyoto, 2012:10). Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada dilingkungan yang dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung seseorang atau sekelompok orang didalam melaksanakan aktifitasnya. “Lingkungan kerja memegang peranan penting terhadap baik buruknya kualitas hasil kinerja karyawan. Bila lingkungan kerja nyaman dan komunikasi lancar antar karyawan berjalan lancar, maka bisa dipastikan performa yang dihasilkan pun akan maksimal” (Basuki dan Susilowati, 2005:40).
113
Dari beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja baik fisik maupun non fisik yang mempengaruhi tugastugas yang dibebankan, namun secara umum pengertian lingkungan kerja adalah merupakan lingkungan dimana para karyawan tersebut melaksanakan tugas dan pekerjaannya. k. Jenis Lingkungan Kerja Sedarmayanti (2009:21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu : lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Berikut ini penjelasan mengenai lingkungan kerja tersebut : 7) Lingkungan Kerja Fisik Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu : g) Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan pegawai, seperti tata ruang (office layout) yang akan mendukung terciptanya hubungan kerja yang baik antara sesama karyawan maupun dengan atasan.
114
h) Lingkungan perantara atau lingkungan umum juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi karyawan, misalnya : temperatur, kelembaban, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna ruangan, dan lain-lain. 8) Lingkungan Kerja Non Fisik Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun sesama rekan kerja, maupun antara atasan dengan bawahan. “Komunikasi dalam lingkungan kerja non fisik menjadi hal utama, komunikasi adalah proses mengirimkan dan menerima berita diantara pihak-pihak yang saling berhubungan sehingga dari padanya diperoleh pemahaman tentang apa yang dimaksud satu sama lain” (Siswandi, 2011:151). Didalam perusahaan, komunikasi ibarat aliran darah kehidupan. Tanpa adanya komunikasi maka organisasi tidak dapat bergerak dan melaksanakan aktivitasnya. Setiap orang yang berada dilingkungan perusahaan tidak dapat menghindari diri dari komunikasi, jika mengharapkan keinginan atau kebutuhannya dapat dipenuhi dalam perusahaan. Oleh karena itu, komunikasi menepati posisi strategis dalam perusahaan. Melalui komunikasilah maka berbagai pihak yang terlibat
115
langsung maupun tidak langsung dapat saling berhubungan secara efektif dan efisien. g) Fungsi-fungsi Komunikasi Komunikasi mempunyai empat fungsi utama dalam sebuah kelompok atau organisasi, yaitu fungsi kendali, motivasi, pernyataan emosi dan informasi. Komunikasi berfungsi untuk mengendalikan perilaku anggotanya dalam beberapa cara. Organisasi mempunyai otoritas hierarkis dan pedoman resmi di mana anggota-anggotanya diwajibkan untuk mematuhinya. Sebagai contoh, para karyawan wajib untuk selalu
mengkomunikasikan keluhannya yang
berhubungan dengan pekerjaan kepada atasan langsungnya, untuk mengetahui rincian kerja mereka, atau untuk memaksa mereka tunduk pada peraturan perusahaan, komunikasi disini melaksanakan fungsi kendali. Tetapi komunikasi informal juga dapat mengendalikan perilaku. Ketika kelompok-kelompok kerja menggoda atau mengganggu seorang anggota yang berkinerja lebih baik (dan membuat seluruh kelompok kelihatan buruk), mereka secara informal sedang
berkomunikasi,
anggotanya.
dan
mengendalikan
perilaku
116
Komunikasi
memelihara
motivasi
dengan
memberikan penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang
harus
dilakukan,
seberapa
baik
mereka
mengerjakannya, dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada dibawah standar. Pembentukan tujuan khusus, umpan balik terhadap kemajuan ke arah pencapaian tujuan dan penguatan perilakuperilaku yang diinginkan semuanya merangsang motivasi dan memerlukan komunikasi. Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka adalah sumber utama bagi interkasi sosial. Komunikasi yang terjadi dalam kelompok merupakan suatu mekanisme mendasar dimana para anggotanya dapat mengungkapkan dan melukiskan perasaan kecewa dan rasa puas mereka. Oleh karenanya, komunikasi adalah jalan untuk menyatakan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial. Fungsi terakhir komunikasi berhubungan dengan perannya dalam memfasilitasi pengambilan keputusan. Fungsi tersebut memberikan informasi bagi perseorangan atau
kelompok
untuk
membuat
keputusan
dengan
menyertakan data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan.
117
Tidak satu pun keempat fungsi tersebut tampak lebih menonjol dari yang lainnya. Untuk melaksanakannya secara efektif kelompok perlu menjaga beberapa bentuk untuk pengendalian terhadap anggota-anggotanya mendorong mereka untuk melaksanakannya, menyediakan media untuk mengungkapkan emosi, dan membuat pilihan. Anda dapat beranggapan bahwa setiap-setiap interaksi komunikasi yang terjadi dalam kelompok atau organisasi menampilkan satu atau lebih dari keempat fungsi tersebut. h) Arah Komunikasi (10)
Komunikasi Ke Atas
Stephen (2002:146) mengemukakan bahwa “komunikasi ke atas adalah komunikasi yang berlangsung dari bawahan ke atasan”. Pola ini digunakan untuk memberikan umpan balik pada pimpinan yang di atas, menginformasikan kepada mereka tentang kemajuan dalam menuju sasaran kerja, dan menyampaikan masalah yang terjadi saat ini. Komunikasi dalam bentuk ini membantu para manajer untuk selalu peka terhadap perasaan karyawan akan pekerjaan mereka, rekan kerja dan
perusahaan
pada
umumnya.
Para
manajer
perusahaan bergantung pada komunikasi ini untuk
118
mendapatkan gagasan guna berhubungan dengan ide-ide tentang bagaimana meningkatkan kinerja.
119
(11)
Komunikasi Ke Bawah
Komunikasi ke bawah adalah komunikasi
yang
berlangsung dari pimpinan ke bawahan. Komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. (12)
Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal merupakan bentuk komunikasi secara mendatar dalam menyampaikan pertukaran pesan, dan dilakukan oleh para pemimpin, pejabat atau staff yang satu tingkat dalam suatu organisasi.
l. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja “Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan kerja yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi, keadaan lingkungan
120
yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien”(Sedarmayanti, 2009:19). Banyak
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi
terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah : p. Penerangan/cahaya ditempat kerja. q. Temperatur /suhu udara ditempat kerja. r. Kebisingan ditempat kerja. s. Bau tidak sedap ditempat kerja. t. Keamanan ditempat kerja. Berikut ini akan diuraikan masing-masing faktor tersebut dikaitkan dengan kemampuan manusia, yaitu : p. Penerangan/cahaya ditempat kerja Salah satu faktor penting dari lingkungan kerja yang dapat memberikan rasa nyaman dan semangat dalam bekerja adalah penerangan lingkungan kerja
yang baik. Dalam hal
penerangan lingkungan kerja yang baik disini tidak hanya terbatas pada hal penerangan listrik tetapi juga penerangan matahari, oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami
kesulitan,
kesalahan,
dan
pada
akhirnya
121
menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai. q. Temperatur/suhu udara ditempat kerja Lingkungan kerja dapat dirasakan nyaman jika ditunjang oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang menunjang adalah suhu udara. Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur tubuh berbeda. Tubuh manusia akan selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi diluar tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh. Produktivitas manusia kan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24-27℃.
122
r. Kebisingan ditempat kerja Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Kebisingan semua suara yang tidak dikehendaki bersumber dari alat-alat proses produksi dan alatalat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Suara bising tersebut dapat merusak konsentrasi kerja karyawan sehingga kinerja karyawan
menjadi
tidak
optimal.
Karena
pekerjaan
membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja dapat meningkat. Semakin lama telinga mendengar suara bising, maka akan semakin buruk akibatnya, diantaranya pendengaran dapat makin berkurang. Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suara bunyi yang bisa menimbulkan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu :
123
10. Lama bunyi Semakin lama telinga kita mendengar kebisingan maka semakin buruk akibatnya bagi pendengaran (tuli). 11. Intensitas kebisingan Intensitas biasanya diukur dengan satuan desibel (dB), yang menunjukan besarnya arus energi persatuan luas dan batas pendengaran manusia mencapai 70 desibel. 12. Frekuensi Frekuensi suara menunjukan jumlah dari gelombang suara yang sampai ke telinga kita setiap detik yang dinyatakan dalam jumlah getaran perdetik atau Hertz (HZ). Batas pendengaran manusia mencapai 70 desibel, jika suara yang didengar manusia melebihi batas tersebut maka konsentrasi manusia akan mudah kabur dan mengganggu konsentrasi dalam bekerja. s. Bau tidak sedap ditempat kerja Adanya bau-bauan ditempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, karena dapat mengganggu konsentrasi bekerja, dan
bau-bauan
mempengaruhi
yang kepekaan
terjadi
terus
penciuman.
menerus Pemakaian
dapat air
conditioner yang tepat merupakan salah satu cara yang digunakan
untuk
menghilangkan
bau-bauan
mengganggu disekitar tempat kerja terhadap perasaan.
yang
124
t. Keamanan ditempat kerja Keamanan kerja untuk sebuah kantor memang harus diperhatikan baik itu untuk keamanan terhadap peralatan yang digunakan dan keamanan lingkungan kerja. Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan keberadaan keamanan itu sendiri.
29. Produktikvitas Kerja m. Pengertian Produktivitas Kerja Secara umum yang dimaksud dengan produktivitas kerja adalah perbandingan anatara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi dalam bentuk memberikan produktivitas kerja yang maksimal. Produktivitas kerja karyawan bagi suatu perusahaan sangatlah penting sebagai alat pengukur keberhasilan dalam menjalankan usaha. Karena semakin tinggi produktivitas kerja karyawan dalam perusahaan, berarti laba perusahaan dan produktivitas akan meningkat. Kemudian untuk mendapatkan
gambaran
lebih
jelas
mengenai
pengertian
produktivitas, berikut pengertian produktivitas menurut ahli, antara lain yaitu :
125
Produktivitas kerja adalah sebagai rasio keluaran barang dan jasa dibagi masukan atau sumber daya yang dipergunakan untuk memproduksi barang dan jasa tersebut. Sinungan (2014:17) mengemukakan bahwa ”Produktivitas adalah pendekatan intradisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan sumber secara efisien dan tetap menjaga adanya mutu yang tinggi”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan karyawan dalam berproduksi dilihat dari perbandingan antara input yang digunakan dengan output yang dihasilkan. Seorang karyawan dikatakan produktif apabila dia mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan yang diharapkan dalam waktu yang relatif singkat dan tepat. Dengan kinerja karyawan yang produktif sebuah perusahaan atau organisasi akan mudah mencapai keberhasilan dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. n. Pengukuran Produktivitas Pengukuran produktivitas merupakan suatu masalah sistem dalam arti tertentu, dikarenakan ada banyak arti dari segi pekerjaan atau kegiatan perusahaan yang mempunyai dampak terhadap produktivitas kerja. Dalam perusahaan sangat jarang ditemukan kegiatan teknik atau metode tunggal yang merupakan satu-satunya
126
landasan bagi peningkatan produktivitas, bagi perusahaan adalah mengenai suatu kegiatan yang paling relevan dan mempunyai potensi-potensi yang paling benar untuk meningkatkan suatu produktivitas kerja pada perusahaan itu sendiri Sedarmayanti (2009:59) menyatakan bahwa “Produktivitas mencakup efisiensi, efektivitas dan kualitas”. Efisiensi berorientasi pada masukan dan efektivitas berorientasi pada keluaran. Perbedaan produktivitas dengan efektivitas dan efisiensi adalah bahwa produktivitas merupakan ukuran tingkat efisiensi dan efektivitas dari setiap sumber yang digunakan selama proses produksi berlangsung dengan membandingkan antara jumlah yang dihasilkan (output) dengan masukan dari setiap sumber yang dipergunakan atau seluruh sumber (input). Tinggi rendahnya efisiensi ditentukan oleh nilai input dan output, sedangkan tinggi rendahnya nilai efektivitas ditentukan oleh pencapaian target. Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input yang direncanakan dengan input yang sebenarnya. Apabila input yang sebenarnya digunakan semakin besar penghematannya, maka tingkat efisiensi semakin tinggi. Tetapi semakin kecil input yang dihemat akan semakin rendah tingkat efisiensinya. Efektivitas merupakan ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh keberhasilan atau target yang dapat dicapai. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas, walau terjadi peningkatan efektivitas, efisiensinya belum tentu meningkat.
127
Pengukuran tingkat produktivitas tenaga kerja menurut pemasukan jumlah karyawan seluruhnya dan pengeluaran dapat diartikan sebagai jumlah yang dikeluarkan. Tujuan pengukuran produktivitas antara lain untuk membandingkan hasil-hasil pertambahan produksi dari waktu ke waktu dan pertumbuhan kesempatan kerja dari waktu ke waktu. o. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan disuatu perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktorfaktor yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan. Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja antara lain : 16. Motivasi Motivasi
merupakan
kekuatan/motor
pendorong
kegiatan seseorang ke arah tujuan tertentu dan melibatkan berbagai kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya. Setiap pegawai memiliki identifikasi yang berlainan sebagai akibat dari latar belakang pendidikan, pengalaman dan lingkungan masyarakat yang beraneka ragam, maka ini akan terbawa dalam hubungan kerja sehingga akan mempengaruhi sikap dan tingkah
128
laku pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Pada hakikatnya motivasi pegawai dan pimpinan berbeda karena adanya perbedaan kepentingan, sehingga perlu diciptakan motivasi yang searah untuk mencapai tujuan bersama dalam rangka kelangsungan usaha dan ketenagakerjaan, sehingga apa yang menjadi kehendak dan cita-cita kedua belah pihak dapat terwujud. Dengan demikian pegawai akan mengetahui fungsi, peranan dan tanggung jawab di lingkungan kerjanya. Serta pimpinan perlu menumbuhkan iklim kerja sehat, dimana hak dan kewajiban pegawai diatur selaras dengan fungsi, peranan dan tanggung jawab pegawai. 17. Kedisiplinan Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan etika, norma dan kaidah yang berlaku. Disiplin juga dapat diartikan sebagai pengendalian diri agar tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan falsafah dan norma pancasila. Manusia yang sukses adalah manusia yang mampu mengatur, mengendalikan diri yang menyangkut peraturan cara hidup dan cara kerja. Maka erat hubungannya antara manusia sukses dengan pribadi disiplin. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin mengacu pada pola tingkah laku
129
dengan ciri sebagai berikut : adanya hasrat kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang sudah menjadi norma dan etika yang berlaku dalam masyarakat, adanya perilaku yang dikendalikan, adanya ketaatan. 18. Etos Kerja Etos kerja merupakan salah satu faktor penentu produktivitas, karena etos kerja merupakan pandangan untuk menilai sejauh mana kita melakukan suatu pekerjaan dan terus berupaya untuk mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan. Usaha untuk mengembangkan etos kerja yang produktif pada dasarnya mengarah pada peningkatan produktivitas yang bukan saja produktivitas individu melainkan juga produktivitas masyarakat keseluruhan. 19. Keterampilan Faktor keterampilan, baik teknis maupun manajerial sangat menentukan tingkat pencapaian produktivitas. Setiap individu selalu dituntut untuk terampil dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Seseorang dinyatakan terampil dan produktif apabila yang bersangkutan dalam satuan waktu tertentu dapat menyelesaikan sejumlah hasil tertentu. Dengan demikian menjadi faktor penentu suatu keberhasilan dan produktivitas, karena dari waktu itulah dapat dimunculkan
130
kecepatan dan percepatan yang akan sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kehidupan. 20. Pendidikan Tingkat pendidikan harus selalu dikembangkan, baik melalui jalur pendidikan formal maupun non formal. Karena setiap penggunaan teknologi hanya akan dapat dikuasai dengan pengetahuan, keteramilan dan kemampuan yang handal. Untuk mencapai produktivitas yang tinggi suatu perusahaan memerlukan tenaga kerja yang
didukung oleh
faktor-faktor sebagai berikut : pendidikan, keterampilan, sikap, etika kerja, tingkat penghasilan, jaminan sosial, tingkat sosial, iklim kerja, motivasi, gizi, kesehatan, hubungan individu, dan teknologi. Karyawan yang memenuhi faktor-faktor pendukung produktivitas dalam bekerja dapat menghasilkan karyawan yang berkualitas, efektif dan efisien. Tingkat produktivitas karyawan dapat meningkatkan komitmen dan semangat kerja. Tingkat produktivitas juga menjadi dasar pengendalian kualitas kerja karyawan, sehingga organisasi dapat menghasilkan ide produk baru maupun metode-metode operasi yang lebih baik. Produktivitas kerja pun berjalan dengan baik sehingga kualitas suatu perusahaan akan maju. p. Indikator-indikator Produktivitas Kerja
131
Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi para karyawan yang ada di perusahaan. Dengan adanya produktivitas kerja diharapkan pekerjaan akan terlaksana secara efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Edy Sutrisno (2014:14) menyatakan bahwa untuk mengukur produktivitas kerja diperlukan suatu indikator sebagai berikut : 22. Efisiensi Perbandingan
antara
hasil
yang dicapai
dengan
keseluruhan sumber daya yang digunakan. Masukan dan pengeluaran merupakan aspek produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan. 23. Mutu Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukan kualitas kerja seorang pegawai. Jadi meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri.
132
24. Meningkatkan Hasil Yang Dicapai Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masingmasing yang terlibat dalam suatu pekerjaan. 25. Semangat Kerja Semangat dalam bekerja merupakan usaha untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya. 26. Pengembangan Diri Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang akan dihadapi. Sebab semakin kuat tantangannya, pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan.
133
27. Kemampuan Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang karyawan sangat tergantung pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam bekerja. 28. Peningkatan Produktivitas Bahwa peningkatan produktivitas kerja dapat dilihat sebagai masalah keprilakuan, tetapi juga dapat mengandung aspek-aspek teknis. Untuk mengatasi hal itu perlu pemahaman yang
tepat
tentang
faktor-faktor
penentu
keberhasilan
meningkatkan produktivitas kerja, sebagian di antaranya berupa etos kerja yang harus dipegang teguh oleh semua karyawan dalam organisasi.
30. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Mira Humairah (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. IWATA INDONESIA” yang didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa lingkungan kerja PT Iwata Indonesia berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja. Hal ini ditunjukkan dari signifikasi lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan nilai t-hitung > t-tabel yaitu 3,820 > 1,684 dengan presentase pengaruhnya sebesar 27,7 %.
134
Penelitian Irmawati (2013) Judul Penelitian “Pengaruh Lingkungan Kerja dengan Produktivitas Kerja Pegawai Bidang Pengendalian Operasional Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor”. Metode penelitian ini memiliki desain penelitian metode kuantitatif asosiatif dan peneltian survey. Hasil analisis Penelitian Ho ditolak dan Ha diterima, dengan nilai t-hitung > t-tabel sebesar 4,06 > 1,697. sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai.
31. Kerangka Berfikir Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, lingkungan kerja adalah suatu kondisi tempat karyawan melakukan tugasnya di tempat kerja. Sedangkan produktivitas adalah kecintaan dan kesetiaan karyawan kepada perusahaan dalam kondisi apapun. Peneliti memfokuskan pada lingkungan kerja sebagai variable X
dan
produktivitas karyawan sebagai variable Y. Untuk itu maka dapat digambarkan dengan gambar dibawah ini :
135
Lingkungan Kerja (x)
Produktivitas Kerja (Y)
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
32. Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan, maka penulis mengajukan dugaan atau hipotesis yaitu : Ha
: Terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan.
Ho
: Tidak terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan.
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS E. Landasan Teori 33. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang berarti suatu usaha untuk mengarahkan dan mengelola sumber daya manusia didalam suatu organisasi agar mampu berpikir dan bertindak sebagaimana yang diharapkan organisasi. Organisasi yang
136
maju tentu dihasilkan oleh pegawai yang dapat mengelola organisasi tersebut ke arah kemajuan yang diinginkan. Mangkunegara (2010:2) mengemukakan bahwa “Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengembangan,
pengawasan
terhadap
pengadaan,
pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi”. Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja, agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan.
137
Berdasarkan ahli diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu yang mengatur dan mengelola tenaga kerja agar dapat melakukan fungsinya secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan.
34. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Fungsi manajemen sumber daya manusia merupakan dasar dari pelaksanaan proses manajemen sumber daya manusia yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan. (Hasibuan, 2011:21) menyatakan bahwa fungsi-fungsi MSDM meliputi : a. Perencanaan Perencanaan SDM adalah perencanaan tenaga kerja serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan, perencanaan dilakukan dengan menetapkan program-program kepegawaian. Program-program kepegawaian meliputi pengadaan, pengarahan, pengendalian, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian,
pemeliharaan,
koordinasi,
kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan. b. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, integrasi, hubungan kerja, delegasi wewenang dan koordinasi dalam bagan organisasi. Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
138
Dengan organisasi yang baik maka akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif. c. Pengarahan Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama secara efektif dan efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik dan benar sesuai waktu yang ditentukan. d. Pengendalian Pengendalian
adalah
kegiatan
pengendalian
semua
karyawan agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan. Pengendalian karyawan meliputi kedisiplinan, kehadiran, tingkah laku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan. e. Pengembangan Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan. Tujuan pokok pengembangan manajemen adalah mempersiapkan tenagatenaga manajemen yang terampil, menguasai konsep manajemen, profesional dan bertanggung jawab.
139
f. Pengadaan Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan dari sebuah perusahaan. Pengadaan tenaga kerja merupakan langkah pertama dan yang mencerminkan berhasil tidaknya suatu perusahaan mencapai tujuannya. g. Kompensasi Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah. h. Pengintegrasian Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perushaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam MSDM, karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang. i. Pemeliharaan
140
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada internal
dan
eksternal
konsistensi.
Dimaksudkan
untuk
mempertahankan stamina SDM dalam melakukan pekerjaannya dalam perusahaan. j. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan dan norma-norma sosialnya. k. Pemberhentian Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya. Pelepasan ini diatur oleh Undang-undang No. 12 Tahun 1964. Pemberhentian karyawan adalah fungsi operasional yang terakhir dari manajemen sumber daya manusia. Pemberhentian karyawan hendaknya berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang ada agar tidak menimbulkan masalah.
141
35. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Tujuan manajemen sumber daya manusia tidak harus mencerminkan kehendak manajemen senior, namun juga harus menyeimbangkan tantangan organisasi, fungsi sumber daya manusia masyarakat dan orang-orang yang terpengaruh. Simamora (dalam Sunyoto, 2012:8) mengemukakan bahwa ada empat tujuan manajemen sumber daya manusia yaitu : q. Tujuan Sosial Tujuan Sosial manajemen sumber daya manusia adalah agar organisasi bertanggung jawab secara sosial dan etis terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat sehingga meminimalkan dampak negatif tuntutan itu terhadap organisasi. Organisasi bisnis diharapkan dapat meningkatkan kualitas masyarakat membantu memecahkan masalah sosial.
142
r. Tujuan Organisasi Tujuan organisasi manajemen sumber daya manusia adalah sasaran formal organisasi yang dibuat untuk membantu organisasi mencapai tujuan. Departemen sumber daya manusia meningkatkan efektivitas organisasi dengan cara : m) Meningkatkan produktivitas perusahaan dengan menyediakan tenaga kerja yang terlatih dan termotivasi dengan baik. n) Mendayagunakan tenaga kerja secara efektif dan efisien serta mampu mengendalikan biaya tenaga kerja. o) Membantu organisasi mencapai tujuannya. s. Tujuan Fungsional Tujuan fungsional manajemen sumber daya manusia adalah tujuan untuk mempertahan kontribusi departemen sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan tingkat kebutuhan organisasi. Departemen sumber daya manusia harus menghadapi peningkatan kompleksitas pengelolaan sumber daya manusia dengan memberikan konsultasi canggih.
143
t. Tujuan Pribadi Tujuan pribadi manajemen sumber daya manusia adalah tujuan individu dari setiap anggota organisasi yang hendak dicapai melalui aktivitasnya didalam organisasi. Kalangan karyawan mengharapkan organisasi agar memuaskan kebutuhan mereka yang terkait dengan pekerjaan.
36. Lingkungan Kerja m. Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan
kerja
adalah
tempat
dimana
karyawan
melakukan aktifitas setiap harinya. Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan oleh pihak manajemen dalam perusahaan, pihak manajemen dalam perusahaan diharapkan mampu mengelola lingkungan kerja dengan baik sehingga mampu meningkatkan produktivitas karyawan. Lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk menciptakan lapangan kerja yang menyenangkan, karena akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Selain memperhatikan faktor-faktor yang ada dalam perusahaan, juga harus memperhatikan faktor-faktor yang ada dalam perusahaan atau lingkungan sekitarnya.
144
Beberapa ahli mendefinisikan pengertian lingkungan kerja antara lain sebagai berikut : Sedarmayanti
(2009:21)
mengemukakan
bahwa
“Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.” “Lingkungan kerja merupakan suatu keadaan tenaga kerja sebagai akibat dari kebijaksanaan yang diambil atau dilakukan oleh organisasi demi untuk kesejahteraan tenaga kerja organisasi tersebut” (Sunyoto, 2012:10). Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada dilingkungan yang dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung seseorang atau sekelompok orang didalam melaksanakan aktifitasnya. “Lingkungan kerja memegang peranan penting terhadap baik buruknya kualitas hasil kinerja karyawan. Bila lingkungan kerja nyaman dan komunikasi lancar antar karyawan berjalan lancar, maka bisa dipastikan performa yang dihasilkan pun akan maksimal” (Basuki dan Susilowati, 2005:40).
145
Dari beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja baik fisik maupun non fisik yang mempengaruhi tugastugas yang dibebankan, namun secara umum pengertian lingkungan kerja adalah merupakan lingkungan dimana para karyawan tersebut melaksanakan tugas dan pekerjaannya. n. Jenis Lingkungan Kerja Sedarmayanti (2009:21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu : lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Berikut ini penjelasan mengenai lingkungan kerja tersebut : 9) Lingkungan Kerja Fisik Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu : i) Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan pegawai, seperti tata ruang (office layout) yang akan mendukung terciptanya hubungan kerja yang baik antara sesama karyawan maupun dengan atasan.
146
j)
Lingkungan perantara atau lingkungan umum juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi karyawan, misalnya : temperatur, kelembaban, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna ruangan, dan lain-lain.
10) Lingkungan Kerja Non Fisik Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun sesama rekan kerja, maupun antara atasan dengan bawahan. “Komunikasi dalam lingkungan kerja non fisik menjadi hal utama, komunikasi adalah proses mengirimkan dan menerima berita diantara pihak-pihak yang saling berhubungan sehingga dari padanya diperoleh pemahaman tentang apa yang dimaksud satu sama lain” (Siswandi, 2011:151). Didalam perusahaan, komunikasi ibarat aliran darah kehidupan. Tanpa adanya komunikasi maka organisasi tidak dapat bergerak dan melaksanakan aktivitasnya. Setiap orang yang berada dilingkungan perusahaan tidak dapat menghindari diri dari komunikasi, jika mengharapkan keinginan atau kebutuhannya dapat dipenuhi dalam perusahaan. Oleh karena itu, komunikasi menepati posisi strategis dalam perusahaan. Melalui komunikasilah maka berbagai pihak yang terlibat
147
langsung maupun tidak langsung dapat saling berhubungan secara efektif dan efisien. i) Fungsi-fungsi Komunikasi Komunikasi mempunyai empat fungsi utama dalam sebuah kelompok atau organisasi, yaitu fungsi kendali, motivasi, pernyataan emosi dan informasi. Komunikasi berfungsi untuk mengendalikan perilaku anggotanya dalam beberapa cara. Organisasi mempunyai otoritas hierarkis dan pedoman resmi di mana anggota-anggotanya diwajibkan untuk mematuhinya. Sebagai contoh, para karyawan wajib untuk selalu
mengkomunikasikan keluhannya yang
berhubungan dengan pekerjaan kepada atasan langsungnya, untuk mengetahui rincian kerja mereka, atau untuk memaksa mereka tunduk pada peraturan perusahaan, komunikasi disini melaksanakan fungsi kendali. Tetapi komunikasi informal juga dapat mengendalikan perilaku. Ketika kelompok-kelompok kerja menggoda atau mengganggu seorang anggota yang berkinerja lebih baik (dan membuat seluruh kelompok kelihatan buruk), mereka secara informal sedang
berkomunikasi,
anggotanya.
dan
mengendalikan
perilaku
148
Komunikasi
memelihara
motivasi
dengan
memberikan penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang
harus
dilakukan,
seberapa
baik
mereka
mengerjakannya, dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada dibawah standar. Pembentukan tujuan khusus, umpan balik terhadap kemajuan ke arah pencapaian tujuan dan penguatan perilakuperilaku yang diinginkan semuanya merangsang motivasi dan memerlukan komunikasi. Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka adalah sumber utama bagi interkasi sosial. Komunikasi yang terjadi dalam kelompok merupakan suatu mekanisme mendasar dimana para anggotanya dapat mengungkapkan dan melukiskan perasaan kecewa dan rasa puas mereka. Oleh karenanya, komunikasi adalah jalan untuk menyatakan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial. Fungsi terakhir komunikasi berhubungan dengan perannya dalam memfasilitasi pengambilan keputusan. Fungsi tersebut memberikan informasi bagi perseorangan atau
kelompok
untuk
membuat
keputusan
dengan
menyertakan data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan.
149
Tidak satu pun keempat fungsi tersebut tampak lebih menonjol dari yang lainnya. Untuk melaksanakannya secara efektif kelompok perlu menjaga beberapa bentuk untuk pengendalian terhadap anggota-anggotanya mendorong mereka untuk melaksanakannya, menyediakan media untuk mengungkapkan emosi, dan membuat pilihan. Anda dapat beranggapan bahwa setiap-setiap interaksi komunikasi yang terjadi dalam kelompok atau organisasi menampilkan satu atau lebih dari keempat fungsi tersebut. j) Arah Komunikasi (13)
Komunikasi Ke Atas
Stephen (2002:146) mengemukakan bahwa “komunikasi ke atas adalah komunikasi yang berlangsung dari bawahan ke atasan”. Pola ini digunakan untuk memberikan umpan balik pada pimpinan yang di atas, menginformasikan kepada mereka tentang kemajuan dalam menuju sasaran kerja, dan menyampaikan masalah yang terjadi saat ini. Komunikasi dalam bentuk ini membantu para manajer untuk selalu peka terhadap perasaan karyawan akan pekerjaan mereka, rekan kerja dan
perusahaan
pada
umumnya.
Para
manajer
perusahaan bergantung pada komunikasi ini untuk
150
mendapatkan gagasan guna berhubungan dengan ide-ide tentang bagaimana meningkatkan kinerja.
151
(14)
Komunikasi Ke Bawah
Komunikasi ke bawah adalah komunikasi
yang
berlangsung dari pimpinan ke bawahan. Komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. (15)
Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal merupakan bentuk komunikasi secara mendatar dalam menyampaikan pertukaran pesan, dan dilakukan oleh para pemimpin, pejabat atau staff yang satu tingkat dalam suatu organisasi.
o. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja “Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan kerja yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi, keadaan lingkungan
152
yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien”(Sedarmayanti, 2009:19). Banyak
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi
terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah : u. Penerangan/cahaya ditempat kerja. v. Temperatur /suhu udara ditempat kerja. w. Kebisingan ditempat kerja. x. Bau tidak sedap ditempat kerja. y. Keamanan ditempat kerja. Berikut ini akan diuraikan masing-masing faktor tersebut dikaitkan dengan kemampuan manusia, yaitu : u. Penerangan/cahaya ditempat kerja Salah satu faktor penting dari lingkungan kerja yang dapat memberikan rasa nyaman dan semangat dalam bekerja adalah penerangan lingkungan kerja
yang baik. Dalam hal
penerangan lingkungan kerja yang baik disini tidak hanya terbatas pada hal penerangan listrik tetapi juga penerangan matahari, oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami
kesulitan,
kesalahan,
dan
pada
akhirnya
153
menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai. v. Temperatur/suhu udara ditempat kerja Lingkungan kerja dapat dirasakan nyaman jika ditunjang oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang menunjang adalah suhu udara. Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur tubuh berbeda. Tubuh manusia akan selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi diluar tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh. Produktivitas manusia kan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24-27℃.
154
w. Kebisingan ditempat kerja Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Kebisingan semua suara yang tidak dikehendaki bersumber dari alat-alat proses produksi dan alatalat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Suara bising tersebut dapat merusak konsentrasi kerja karyawan sehingga kinerja karyawan
menjadi
tidak
optimal.
Karena
pekerjaan
membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja dapat meningkat. Semakin lama telinga mendengar suara bising, maka akan semakin buruk akibatnya, diantaranya pendengaran dapat makin berkurang. Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suara bunyi yang bisa menimbulkan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu :
155
13. Lama bunyi Semakin lama telinga kita mendengar kebisingan maka semakin buruk akibatnya bagi pendengaran (tuli). 14. Intensitas kebisingan Intensitas biasanya diukur dengan satuan desibel (dB), yang menunjukan besarnya arus energi persatuan luas dan batas pendengaran manusia mencapai 70 desibel. 15. Frekuensi Frekuensi suara menunjukan jumlah dari gelombang suara yang sampai ke telinga kita setiap detik yang dinyatakan dalam jumlah getaran perdetik atau Hertz (HZ). Batas pendengaran manusia mencapai 70 desibel, jika suara yang didengar manusia melebihi batas tersebut maka konsentrasi manusia akan mudah kabur dan mengganggu konsentrasi dalam bekerja. x. Bau tidak sedap ditempat kerja Adanya bau-bauan ditempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, karena dapat mengganggu konsentrasi bekerja, dan
bau-bauan
mempengaruhi
yang kepekaan
terjadi
terus
penciuman.
menerus Pemakaian
dapat air
conditioner yang tepat merupakan salah satu cara yang digunakan
untuk
menghilangkan
bau-bauan
mengganggu disekitar tempat kerja terhadap perasaan.
yang
156
y. Keamanan ditempat kerja Keamanan kerja untuk sebuah kantor memang harus diperhatikan baik itu untuk keamanan terhadap peralatan yang digunakan dan keamanan lingkungan kerja. Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan keberadaan keamanan itu sendiri.
37. Produktikvitas Kerja q. Pengertian Produktivitas Kerja Secara umum yang dimaksud dengan produktivitas kerja adalah perbandingan anatara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi dalam bentuk memberikan produktivitas kerja yang maksimal. Produktivitas kerja karyawan bagi suatu perusahaan sangatlah penting sebagai alat pengukur keberhasilan dalam menjalankan usaha. Karena semakin tinggi produktivitas kerja karyawan dalam perusahaan, berarti laba perusahaan dan produktivitas akan meningkat. Kemudian untuk mendapatkan
gambaran
lebih
jelas
mengenai
pengertian
produktivitas, berikut pengertian produktivitas menurut ahli, antara lain yaitu :
157
Produktivitas kerja adalah sebagai rasio keluaran barang dan jasa dibagi masukan atau sumber daya yang dipergunakan untuk memproduksi barang dan jasa tersebut. Sinungan (2014:17) mengemukakan bahwa ”Produktivitas adalah pendekatan intradisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan sumber secara efisien dan tetap menjaga adanya mutu yang tinggi”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan karyawan dalam berproduksi dilihat dari perbandingan antara input yang digunakan dengan output yang dihasilkan. Seorang karyawan dikatakan produktif apabila dia mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan yang diharapkan dalam waktu yang relatif singkat dan tepat. Dengan kinerja karyawan yang produktif sebuah perusahaan atau organisasi akan mudah mencapai keberhasilan dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. r. Pengukuran Produktivitas Pengukuran produktivitas merupakan suatu masalah sistem dalam arti tertentu, dikarenakan ada banyak arti dari segi pekerjaan atau kegiatan perusahaan yang mempunyai dampak terhadap produktivitas kerja. Dalam perusahaan sangat jarang ditemukan kegiatan teknik atau metode tunggal yang merupakan satu-satunya
158
landasan bagi peningkatan produktivitas, bagi perusahaan adalah mengenai suatu kegiatan yang paling relevan dan mempunyai potensi-potensi yang paling benar untuk meningkatkan suatu produktivitas kerja pada perusahaan itu sendiri Sedarmayanti (2009:59) menyatakan bahwa “Produktivitas mencakup efisiensi, efektivitas dan kualitas”. Efisiensi berorientasi pada masukan dan efektivitas berorientasi pada keluaran. Perbedaan produktivitas dengan efektivitas dan efisiensi adalah bahwa produktivitas merupakan ukuran tingkat efisiensi dan efektivitas dari setiap sumber yang digunakan selama proses produksi berlangsung dengan membandingkan antara jumlah yang dihasilkan (output) dengan masukan dari setiap sumber yang dipergunakan atau seluruh sumber (input). Tinggi rendahnya efisiensi ditentukan oleh nilai input dan output, sedangkan tinggi rendahnya nilai efektivitas ditentukan oleh pencapaian target. Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input yang direncanakan dengan input yang sebenarnya. Apabila input yang sebenarnya digunakan semakin besar penghematannya, maka tingkat efisiensi semakin tinggi. Tetapi semakin kecil input yang dihemat akan semakin rendah tingkat efisiensinya. Efektivitas merupakan ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh keberhasilan atau target yang dapat dicapai. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas, walau terjadi peningkatan efektivitas, efisiensinya belum tentu meningkat.
159
Pengukuran tingkat produktivitas tenaga kerja menurut pemasukan jumlah karyawan seluruhnya dan pengeluaran dapat diartikan sebagai jumlah yang dikeluarkan. Tujuan pengukuran produktivitas antara lain untuk membandingkan hasil-hasil pertambahan produksi dari waktu ke waktu dan pertumbuhan kesempatan kerja dari waktu ke waktu. s. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan disuatu perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktorfaktor yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan. Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja antara lain : 21. Motivasi Motivasi
merupakan
kekuatan/motor
pendorong
kegiatan seseorang ke arah tujuan tertentu dan melibatkan berbagai kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya. Setiap pegawai memiliki identifikasi yang berlainan sebagai akibat dari latar belakang pendidikan, pengalaman dan lingkungan masyarakat yang beraneka ragam, maka ini akan terbawa dalam hubungan kerja sehingga akan mempengaruhi sikap dan tingkah
160
laku pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Pada hakikatnya motivasi pegawai dan pimpinan berbeda karena adanya perbedaan kepentingan, sehingga perlu diciptakan motivasi yang searah untuk mencapai tujuan bersama dalam rangka kelangsungan usaha dan ketenagakerjaan, sehingga apa yang menjadi kehendak dan cita-cita kedua belah pihak dapat terwujud. Dengan demikian pegawai akan mengetahui fungsi, peranan dan tanggung jawab di lingkungan kerjanya. Serta pimpinan perlu menumbuhkan iklim kerja sehat, dimana hak dan kewajiban pegawai diatur selaras dengan fungsi, peranan dan tanggung jawab pegawai. 22. Kedisiplinan Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan etika, norma dan kaidah yang berlaku. Disiplin juga dapat diartikan sebagai pengendalian diri agar tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan falsafah dan norma pancasila. Manusia yang sukses adalah manusia yang mampu mengatur, mengendalikan diri yang menyangkut peraturan cara hidup dan cara kerja. Maka erat hubungannya antara manusia sukses dengan pribadi disiplin. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin mengacu pada pola tingkah laku
161
dengan ciri sebagai berikut : adanya hasrat kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang sudah menjadi norma dan etika yang berlaku dalam masyarakat, adanya perilaku yang dikendalikan, adanya ketaatan. 23. Etos Kerja Etos kerja merupakan salah satu faktor penentu produktivitas, karena etos kerja merupakan pandangan untuk menilai sejauh mana kita melakukan suatu pekerjaan dan terus berupaya untuk mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan. Usaha untuk mengembangkan etos kerja yang produktif pada dasarnya mengarah pada peningkatan produktivitas yang bukan saja produktivitas individu melainkan juga produktivitas masyarakat keseluruhan. 24. Keterampilan Faktor keterampilan, baik teknis maupun manajerial sangat menentukan tingkat pencapaian produktivitas. Setiap individu selalu dituntut untuk terampil dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Seseorang dinyatakan terampil dan produktif apabila yang bersangkutan dalam satuan waktu tertentu dapat menyelesaikan sejumlah hasil tertentu. Dengan demikian menjadi faktor penentu suatu keberhasilan dan produktivitas, karena dari waktu itulah dapat dimunculkan
162
kecepatan dan percepatan yang akan sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kehidupan. 25. Pendidikan Tingkat pendidikan harus selalu dikembangkan, baik melalui jalur pendidikan formal maupun non formal. Karena setiap penggunaan teknologi hanya akan dapat dikuasai dengan pengetahuan, keteramilan dan kemampuan yang handal. Untuk mencapai produktivitas yang tinggi suatu perusahaan memerlukan tenaga kerja yang
didukung oleh
faktor-faktor sebagai berikut : pendidikan, keterampilan, sikap, etika kerja, tingkat penghasilan, jaminan sosial, tingkat sosial, iklim kerja, motivasi, gizi, kesehatan, hubungan individu, dan teknologi. Karyawan yang memenuhi faktor-faktor pendukung produktivitas dalam bekerja dapat menghasilkan karyawan yang berkualitas, efektif dan efisien. Tingkat produktivitas karyawan dapat meningkatkan komitmen dan semangat kerja. Tingkat produktivitas juga menjadi dasar pengendalian kualitas kerja karyawan, sehingga organisasi dapat menghasilkan ide produk baru maupun metode-metode operasi yang lebih baik. Produktivitas kerja pun berjalan dengan baik sehingga kualitas suatu perusahaan akan maju. t. Indikator-indikator Produktivitas Kerja
163
Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi para karyawan yang ada di perusahaan. Dengan adanya produktivitas kerja diharapkan pekerjaan akan terlaksana secara efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Edy Sutrisno (2014:14) menyatakan bahwa untuk mengukur produktivitas kerja diperlukan suatu indikator sebagai berikut : 29. Efisiensi Perbandingan
antara
hasil
yang dicapai
dengan
keseluruhan sumber daya yang digunakan. Masukan dan pengeluaran merupakan aspek produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan. 30. Mutu Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukan kualitas kerja seorang pegawai. Jadi meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri.
164
31. Meningkatkan Hasil Yang Dicapai Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masingmasing yang terlibat dalam suatu pekerjaan. 32. Semangat Kerja Semangat dalam bekerja merupakan usaha untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya. 33. Pengembangan Diri Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang akan dihadapi. Sebab semakin kuat tantangannya, pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan.
165
34. Kemampuan Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang karyawan sangat tergantung pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam bekerja. 35. Peningkatan Produktivitas Bahwa peningkatan produktivitas kerja dapat dilihat sebagai masalah keprilakuan, tetapi juga dapat mengandung aspek-aspek teknis. Untuk mengatasi hal itu perlu pemahaman yang
tepat
tentang
faktor-faktor
penentu
keberhasilan
meningkatkan produktivitas kerja, sebagian di antaranya berupa etos kerja yang harus dipegang teguh oleh semua karyawan dalam organisasi.
38. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Mira Humairah (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. IWATA INDONESIA” yang didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa lingkungan kerja PT Iwata Indonesia berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja. Hal ini ditunjukkan dari signifikasi lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan nilai t-hitung > t-tabel yaitu 3,820 > 1,684 dengan presentase pengaruhnya sebesar 27,7 %.
166
Penelitian Irmawati (2013) Judul Penelitian “Pengaruh Lingkungan Kerja dengan Produktivitas Kerja Pegawai Bidang Pengendalian Operasional Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor”. Metode penelitian ini memiliki desain penelitian metode kuantitatif asosiatif dan peneltian survey. Hasil analisis Penelitian Ho ditolak dan Ha diterima, dengan nilai t-hitung > t-tabel sebesar 4,06 > 1,697. sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai.
39. Kerangka Berfikir Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, lingkungan kerja adalah suatu kondisi tempat karyawan melakukan tugasnya di tempat kerja. Sedangkan produktivitas adalah kecintaan dan kesetiaan karyawan kepada perusahaan dalam kondisi apapun. Peneliti memfokuskan pada lingkungan kerja sebagai variable X
dan
produktivitas karyawan sebagai variable Y. Untuk itu maka dapat digambarkan dengan gambar dibawah ini :
167
Lingkungan Kerja (x)
Produktivitas Kerja (Y)
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
40. Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan, maka penulis mengajukan dugaan atau hipotesis yaitu : Ha
: Terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan.
Ho
: Tidak terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan.
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS F. Landasan Teori 41. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang berarti suatu usaha untuk mengarahkan dan mengelola sumber daya manusia didalam suatu organisasi agar mampu berpikir dan bertindak sebagaimana yang diharapkan organisasi. Organisasi yang
168
maju tentu dihasilkan oleh pegawai yang dapat mengelola organisasi tersebut ke arah kemajuan yang diinginkan. Mangkunegara (2010:2) mengemukakan bahwa “Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengembangan,
pengawasan
terhadap
pengadaan,
pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi”. Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja, agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan.
169
Berdasarkan ahli diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu yang mengatur dan mengelola tenaga kerja agar dapat melakukan fungsinya secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan.
42. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Fungsi manajemen sumber daya manusia merupakan dasar dari pelaksanaan proses manajemen sumber daya manusia yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan. (Hasibuan, 2011:21) menyatakan bahwa fungsi-fungsi MSDM meliputi : a. Perencanaan Perencanaan SDM adalah perencanaan tenaga kerja serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan, perencanaan dilakukan dengan menetapkan program-program kepegawaian. Program-program kepegawaian meliputi pengadaan, pengarahan, pengendalian, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian,
pemeliharaan,
koordinasi,
kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan. b. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, integrasi, hubungan kerja, delegasi wewenang dan koordinasi dalam bagan organisasi. Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
170
Dengan organisasi yang baik maka akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif. c. Pengarahan Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama secara efektif dan efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik dan benar sesuai waktu yang ditentukan. d. Pengendalian Pengendalian
adalah
kegiatan
pengendalian
semua
karyawan agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan. Pengendalian karyawan meliputi kedisiplinan, kehadiran, tingkah laku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan. e. Pengembangan Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan. Tujuan pokok pengembangan manajemen adalah mempersiapkan tenagatenaga manajemen yang terampil, menguasai konsep manajemen, profesional dan bertanggung jawab.
171
f. Pengadaan Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan dari sebuah perusahaan. Pengadaan tenaga kerja merupakan langkah pertama dan yang mencerminkan berhasil tidaknya suatu perusahaan mencapai tujuannya. g. Kompensasi Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah. h. Pengintegrasian Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perushaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam MSDM, karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang. i. Pemeliharaan
172
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada internal
dan
eksternal
konsistensi.
Dimaksudkan
untuk
mempertahankan stamina SDM dalam melakukan pekerjaannya dalam perusahaan. j. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan dan norma-norma sosialnya. k. Pemberhentian Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya. Pelepasan ini diatur oleh Undang-undang No. 12 Tahun 1964. Pemberhentian karyawan adalah fungsi operasional yang terakhir dari manajemen sumber daya manusia. Pemberhentian karyawan hendaknya berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang ada agar tidak menimbulkan masalah.
173
43. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Tujuan manajemen sumber daya manusia tidak harus mencerminkan kehendak manajemen senior, namun juga harus menyeimbangkan tantangan organisasi, fungsi sumber daya manusia masyarakat dan orang-orang yang terpengaruh. Simamora (dalam Sunyoto, 2012:8) mengemukakan bahwa ada empat tujuan manajemen sumber daya manusia yaitu : u. Tujuan Sosial Tujuan Sosial manajemen sumber daya manusia adalah agar organisasi bertanggung jawab secara sosial dan etis terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat sehingga meminimalkan dampak negatif tuntutan itu terhadap organisasi. Organisasi bisnis diharapkan dapat meningkatkan kualitas masyarakat membantu memecahkan masalah sosial.
174
v. Tujuan Organisasi Tujuan organisasi manajemen sumber daya manusia adalah sasaran formal organisasi yang dibuat untuk membantu organisasi mencapai tujuan. Departemen sumber daya manusia meningkatkan efektivitas organisasi dengan cara : p) Meningkatkan produktivitas perusahaan dengan menyediakan tenaga kerja yang terlatih dan termotivasi dengan baik. q) Mendayagunakan tenaga kerja secara efektif dan efisien serta mampu mengendalikan biaya tenaga kerja. r) Membantu organisasi mencapai tujuannya. w. Tujuan Fungsional Tujuan fungsional manajemen sumber daya manusia adalah tujuan untuk mempertahan kontribusi departemen sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan tingkat kebutuhan organisasi. Departemen sumber daya manusia harus menghadapi peningkatan kompleksitas pengelolaan sumber daya manusia dengan memberikan konsultasi canggih.
175
x. Tujuan Pribadi Tujuan pribadi manajemen sumber daya manusia adalah tujuan individu dari setiap anggota organisasi yang hendak dicapai melalui aktivitasnya didalam organisasi. Kalangan karyawan mengharapkan organisasi agar memuaskan kebutuhan mereka yang terkait dengan pekerjaan.
44. Lingkungan Kerja p. Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan
kerja
adalah
tempat
dimana
karyawan
melakukan aktifitas setiap harinya. Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan oleh pihak manajemen dalam perusahaan, pihak manajemen dalam perusahaan diharapkan mampu mengelola lingkungan kerja dengan baik sehingga mampu meningkatkan produktivitas karyawan. Lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk menciptakan lapangan kerja yang menyenangkan, karena akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Selain memperhatikan faktor-faktor yang ada dalam perusahaan, juga harus memperhatikan faktor-faktor yang ada dalam perusahaan atau lingkungan sekitarnya.
176
Beberapa ahli mendefinisikan pengertian lingkungan kerja antara lain sebagai berikut : Sedarmayanti
(2009:21)
mengemukakan
bahwa
“Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.” “Lingkungan kerja merupakan suatu keadaan tenaga kerja sebagai akibat dari kebijaksanaan yang diambil atau dilakukan oleh organisasi demi untuk kesejahteraan tenaga kerja organisasi tersebut” (Sunyoto, 2012:10). Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada dilingkungan yang dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung seseorang atau sekelompok orang didalam melaksanakan aktifitasnya. “Lingkungan kerja memegang peranan penting terhadap baik buruknya kualitas hasil kinerja karyawan. Bila lingkungan kerja nyaman dan komunikasi lancar antar karyawan berjalan lancar, maka bisa dipastikan performa yang dihasilkan pun akan maksimal” (Basuki dan Susilowati, 2005:40).
177
Dari beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja baik fisik maupun non fisik yang mempengaruhi tugastugas yang dibebankan, namun secara umum pengertian lingkungan kerja adalah merupakan lingkungan dimana para karyawan tersebut melaksanakan tugas dan pekerjaannya. q. Jenis Lingkungan Kerja Sedarmayanti (2009:21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu : lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Berikut ini penjelasan mengenai lingkungan kerja tersebut : 11) Lingkungan Kerja Fisik Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu : k) Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan pegawai, seperti tata ruang (office layout) yang akan mendukung terciptanya hubungan kerja yang baik antara sesama karyawan maupun dengan atasan.
178
l)
Lingkungan perantara atau lingkungan umum juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi karyawan, misalnya : temperatur, kelembaban, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna ruangan, dan lain-lain.
12) Lingkungan Kerja Non Fisik Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun sesama rekan kerja, maupun antara atasan dengan bawahan. “Komunikasi dalam lingkungan kerja non fisik menjadi hal utama, komunikasi adalah proses mengirimkan dan menerima berita diantara pihak-pihak yang saling berhubungan sehingga dari padanya diperoleh pemahaman tentang apa yang dimaksud satu sama lain” (Siswandi, 2011:151). Didalam perusahaan, komunikasi ibarat aliran darah kehidupan. Tanpa adanya komunikasi maka organisasi tidak dapat bergerak dan melaksanakan aktivitasnya. Setiap orang yang berada dilingkungan perusahaan tidak dapat menghindari diri dari komunikasi, jika mengharapkan keinginan atau kebutuhannya dapat dipenuhi dalam perusahaan. Oleh karena itu, komunikasi menepati posisi strategis dalam perusahaan. Melalui komunikasilah maka berbagai pihak yang terlibat
179
langsung maupun tidak langsung dapat saling berhubungan secara efektif dan efisien. k) Fungsi-fungsi Komunikasi Komunikasi mempunyai empat fungsi utama dalam sebuah kelompok atau organisasi, yaitu fungsi kendali, motivasi, pernyataan emosi dan informasi. Komunikasi berfungsi untuk mengendalikan perilaku anggotanya dalam beberapa cara. Organisasi mempunyai otoritas hierarkis dan pedoman resmi di mana anggota-anggotanya diwajibkan untuk mematuhinya. Sebagai contoh, para karyawan wajib untuk selalu
mengkomunikasikan keluhannya yang
berhubungan dengan pekerjaan kepada atasan langsungnya, untuk mengetahui rincian kerja mereka, atau untuk memaksa mereka tunduk pada peraturan perusahaan, komunikasi disini melaksanakan fungsi kendali. Tetapi komunikasi informal juga dapat mengendalikan perilaku. Ketika kelompok-kelompok kerja menggoda atau mengganggu seorang anggota yang berkinerja lebih baik (dan membuat seluruh kelompok kelihatan buruk), mereka secara informal sedang
berkomunikasi,
anggotanya.
dan
mengendalikan
perilaku
180
Komunikasi
memelihara
motivasi
dengan
memberikan penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang
harus
dilakukan,
seberapa
baik
mereka
mengerjakannya, dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada dibawah standar. Pembentukan tujuan khusus, umpan balik terhadap kemajuan ke arah pencapaian tujuan dan penguatan perilakuperilaku yang diinginkan semuanya merangsang motivasi dan memerlukan komunikasi. Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka adalah sumber utama bagi interkasi sosial. Komunikasi yang terjadi dalam kelompok merupakan suatu mekanisme mendasar dimana para anggotanya dapat mengungkapkan dan melukiskan perasaan kecewa dan rasa puas mereka. Oleh karenanya, komunikasi adalah jalan untuk menyatakan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial. Fungsi terakhir komunikasi berhubungan dengan perannya dalam memfasilitasi pengambilan keputusan. Fungsi tersebut memberikan informasi bagi perseorangan atau
kelompok
untuk
membuat
keputusan
dengan
menyertakan data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan.
181
Tidak satu pun keempat fungsi tersebut tampak lebih menonjol dari yang lainnya. Untuk melaksanakannya secara efektif kelompok perlu menjaga beberapa bentuk untuk pengendalian terhadap anggota-anggotanya mendorong mereka untuk melaksanakannya, menyediakan media untuk mengungkapkan emosi, dan membuat pilihan. Anda dapat beranggapan bahwa setiap-setiap interaksi komunikasi yang terjadi dalam kelompok atau organisasi menampilkan satu atau lebih dari keempat fungsi tersebut. l) Arah Komunikasi (16)
Komunikasi Ke Atas
Stephen (2002:146) mengemukakan bahwa “komunikasi ke atas adalah komunikasi yang berlangsung dari bawahan ke atasan”. Pola ini digunakan untuk memberikan umpan balik pada pimpinan yang di atas, menginformasikan kepada mereka tentang kemajuan dalam menuju sasaran kerja, dan menyampaikan masalah yang terjadi saat ini. Komunikasi dalam bentuk ini membantu para manajer untuk selalu peka terhadap perasaan karyawan akan pekerjaan mereka, rekan kerja dan
perusahaan
pada
umumnya.
Para
manajer
perusahaan bergantung pada komunikasi ini untuk
182
mendapatkan gagasan guna berhubungan dengan ide-ide tentang bagaimana meningkatkan kinerja.
183
(17)
Komunikasi Ke Bawah
Komunikasi ke bawah adalah komunikasi
yang
berlangsung dari pimpinan ke bawahan. Komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. (18)
Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal merupakan bentuk komunikasi secara mendatar dalam menyampaikan pertukaran pesan, dan dilakukan oleh para pemimpin, pejabat atau staff yang satu tingkat dalam suatu organisasi.
r. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja “Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan kerja yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi, keadaan lingkungan
184
yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien”(Sedarmayanti, 2009:19). Banyak
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi
terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah : z. Penerangan/cahaya ditempat kerja. aa. Temperatur /suhu udara ditempat kerja. bb. Kebisingan ditempat kerja. cc. Bau tidak sedap ditempat kerja. dd. Keamanan ditempat kerja. Berikut ini akan diuraikan masing-masing faktor tersebut dikaitkan dengan kemampuan manusia, yaitu : z. Penerangan/cahaya ditempat kerja Salah satu faktor penting dari lingkungan kerja yang dapat memberikan rasa nyaman dan semangat dalam bekerja adalah penerangan lingkungan kerja
yang baik. Dalam hal
penerangan lingkungan kerja yang baik disini tidak hanya terbatas pada hal penerangan listrik tetapi juga penerangan matahari, oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami
kesulitan,
kesalahan,
dan
pada
akhirnya
185
menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai. aa. Temperatur/suhu udara ditempat kerja Lingkungan kerja dapat dirasakan nyaman jika ditunjang oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang menunjang adalah suhu udara. Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur tubuh berbeda. Tubuh manusia akan selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi diluar tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh. Produktivitas manusia kan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24-27℃.
186
bb. Kebisingan ditempat kerja Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Kebisingan semua suara yang tidak dikehendaki bersumber dari alat-alat proses produksi dan alatalat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Suara bising tersebut dapat merusak konsentrasi kerja karyawan sehingga kinerja karyawan
menjadi
tidak
optimal.
Karena
pekerjaan
membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja dapat meningkat. Semakin lama telinga mendengar suara bising, maka akan semakin buruk akibatnya, diantaranya pendengaran dapat makin berkurang. Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suara bunyi yang bisa menimbulkan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu :
187
16. Lama bunyi Semakin lama telinga kita mendengar kebisingan maka semakin buruk akibatnya bagi pendengaran (tuli). 17. Intensitas kebisingan Intensitas biasanya diukur dengan satuan desibel (dB), yang menunjukan besarnya arus energi persatuan luas dan batas pendengaran manusia mencapai 70 desibel. 18. Frekuensi Frekuensi suara menunjukan jumlah dari gelombang suara yang sampai ke telinga kita setiap detik yang dinyatakan dalam jumlah getaran perdetik atau Hertz (HZ). Batas pendengaran manusia mencapai 70 desibel, jika suara yang didengar manusia melebihi batas tersebut maka konsentrasi manusia akan mudah kabur dan mengganggu konsentrasi dalam bekerja. cc. Bau tidak sedap ditempat kerja Adanya bau-bauan ditempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, karena dapat mengganggu konsentrasi bekerja, dan
bau-bauan
mempengaruhi
yang kepekaan
terjadi
terus
penciuman.
menerus Pemakaian
dapat air
conditioner yang tepat merupakan salah satu cara yang digunakan
untuk
menghilangkan
bau-bauan
mengganggu disekitar tempat kerja terhadap perasaan.
yang
188
dd. Keamanan ditempat kerja Keamanan kerja untuk sebuah kantor memang harus diperhatikan baik itu untuk keamanan terhadap peralatan yang digunakan dan keamanan lingkungan kerja. Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan keberadaan keamanan itu sendiri.
45. Produktikvitas Kerja u. Pengertian Produktivitas Kerja Secara umum yang dimaksud dengan produktivitas kerja adalah perbandingan anatara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi dalam bentuk memberikan produktivitas kerja yang maksimal. Produktivitas kerja karyawan bagi suatu perusahaan sangatlah penting sebagai alat pengukur keberhasilan dalam menjalankan usaha. Karena semakin tinggi produktivitas kerja karyawan dalam perusahaan, berarti laba perusahaan dan produktivitas akan meningkat. Kemudian untuk mendapatkan
gambaran
lebih
jelas
mengenai
pengertian
produktivitas, berikut pengertian produktivitas menurut ahli, antara lain yaitu :
189
Produktivitas kerja adalah sebagai rasio keluaran barang dan jasa dibagi masukan atau sumber daya yang dipergunakan untuk memproduksi barang dan jasa tersebut. Sinungan (2014:17) mengemukakan bahwa ”Produktivitas adalah pendekatan intradisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan sumber secara efisien dan tetap menjaga adanya mutu yang tinggi”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan karyawan dalam berproduksi dilihat dari perbandingan antara input yang digunakan dengan output yang dihasilkan. Seorang karyawan dikatakan produktif apabila dia mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan yang diharapkan dalam waktu yang relatif singkat dan tepat. Dengan kinerja karyawan yang produktif sebuah perusahaan atau organisasi akan mudah mencapai keberhasilan dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. v. Pengukuran Produktivitas Pengukuran produktivitas merupakan suatu masalah sistem dalam arti tertentu, dikarenakan ada banyak arti dari segi pekerjaan atau kegiatan perusahaan yang mempunyai dampak terhadap produktivitas kerja. Dalam perusahaan sangat jarang ditemukan kegiatan teknik atau metode tunggal yang merupakan satu-satunya
190
landasan bagi peningkatan produktivitas, bagi perusahaan adalah mengenai suatu kegiatan yang paling relevan dan mempunyai potensi-potensi yang paling benar untuk meningkatkan suatu produktivitas kerja pada perusahaan itu sendiri Sedarmayanti (2009:59) menyatakan bahwa “Produktivitas mencakup efisiensi, efektivitas dan kualitas”. Efisiensi berorientasi pada masukan dan efektivitas berorientasi pada keluaran. Perbedaan produktivitas dengan efektivitas dan efisiensi adalah bahwa produktivitas merupakan ukuran tingkat efisiensi dan efektivitas dari setiap sumber yang digunakan selama proses produksi berlangsung dengan membandingkan antara jumlah yang dihasilkan (output) dengan masukan dari setiap sumber yang dipergunakan atau seluruh sumber (input). Tinggi rendahnya efisiensi ditentukan oleh nilai input dan output, sedangkan tinggi rendahnya nilai efektivitas ditentukan oleh pencapaian target. Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input yang direncanakan dengan input yang sebenarnya. Apabila input yang sebenarnya digunakan semakin besar penghematannya, maka tingkat efisiensi semakin tinggi. Tetapi semakin kecil input yang dihemat akan semakin rendah tingkat efisiensinya. Efektivitas merupakan ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh keberhasilan atau target yang dapat dicapai. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas, walau terjadi peningkatan efektivitas, efisiensinya belum tentu meningkat.
191
Pengukuran tingkat produktivitas tenaga kerja menurut pemasukan jumlah karyawan seluruhnya dan pengeluaran dapat diartikan sebagai jumlah yang dikeluarkan. Tujuan pengukuran produktivitas antara lain untuk membandingkan hasil-hasil pertambahan produksi dari waktu ke waktu dan pertumbuhan kesempatan kerja dari waktu ke waktu. w. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan disuatu perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktorfaktor yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan. Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja antara lain : 26. Motivasi Motivasi
merupakan
kekuatan/motor
pendorong
kegiatan seseorang ke arah tujuan tertentu dan melibatkan berbagai kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya. Setiap pegawai memiliki identifikasi yang berlainan sebagai akibat dari latar belakang pendidikan, pengalaman dan lingkungan masyarakat yang beraneka ragam, maka ini akan terbawa dalam hubungan kerja sehingga akan mempengaruhi sikap dan tingkah
192
laku pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Pada hakikatnya motivasi pegawai dan pimpinan berbeda karena adanya perbedaan kepentingan, sehingga perlu diciptakan motivasi yang searah untuk mencapai tujuan bersama dalam rangka kelangsungan usaha dan ketenagakerjaan, sehingga apa yang menjadi kehendak dan cita-cita kedua belah pihak dapat terwujud. Dengan demikian pegawai akan mengetahui fungsi, peranan dan tanggung jawab di lingkungan kerjanya. Serta pimpinan perlu menumbuhkan iklim kerja sehat, dimana hak dan kewajiban pegawai diatur selaras dengan fungsi, peranan dan tanggung jawab pegawai. 27. Kedisiplinan Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan etika, norma dan kaidah yang berlaku. Disiplin juga dapat diartikan sebagai pengendalian diri agar tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan falsafah dan norma pancasila. Manusia yang sukses adalah manusia yang mampu mengatur, mengendalikan diri yang menyangkut peraturan cara hidup dan cara kerja. Maka erat hubungannya antara manusia sukses dengan pribadi disiplin. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin mengacu pada pola tingkah laku
193
dengan ciri sebagai berikut : adanya hasrat kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang sudah menjadi norma dan etika yang berlaku dalam masyarakat, adanya perilaku yang dikendalikan, adanya ketaatan. 28. Etos Kerja Etos kerja merupakan salah satu faktor penentu produktivitas, karena etos kerja merupakan pandangan untuk menilai sejauh mana kita melakukan suatu pekerjaan dan terus berupaya untuk mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan. Usaha untuk mengembangkan etos kerja yang produktif pada dasarnya mengarah pada peningkatan produktivitas yang bukan saja produktivitas individu melainkan juga produktivitas masyarakat keseluruhan. 29. Keterampilan Faktor keterampilan, baik teknis maupun manajerial sangat menentukan tingkat pencapaian produktivitas. Setiap individu selalu dituntut untuk terampil dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Seseorang dinyatakan terampil dan produktif apabila yang bersangkutan dalam satuan waktu tertentu dapat menyelesaikan sejumlah hasil tertentu. Dengan demikian menjadi faktor penentu suatu keberhasilan dan produktivitas, karena dari waktu itulah dapat dimunculkan
194
kecepatan dan percepatan yang akan sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kehidupan. 30. Pendidikan Tingkat pendidikan harus selalu dikembangkan, baik melalui jalur pendidikan formal maupun non formal. Karena setiap penggunaan teknologi hanya akan dapat dikuasai dengan pengetahuan, keteramilan dan kemampuan yang handal. Untuk mencapai produktivitas yang tinggi suatu perusahaan memerlukan tenaga kerja yang
didukung oleh
faktor-faktor sebagai berikut : pendidikan, keterampilan, sikap, etika kerja, tingkat penghasilan, jaminan sosial, tingkat sosial, iklim kerja, motivasi, gizi, kesehatan, hubungan individu, dan teknologi. Karyawan yang memenuhi faktor-faktor pendukung produktivitas dalam bekerja dapat menghasilkan karyawan yang berkualitas, efektif dan efisien. Tingkat produktivitas karyawan dapat meningkatkan komitmen dan semangat kerja. Tingkat produktivitas juga menjadi dasar pengendalian kualitas kerja karyawan, sehingga organisasi dapat menghasilkan ide produk baru maupun metode-metode operasi yang lebih baik. Produktivitas kerja pun berjalan dengan baik sehingga kualitas suatu perusahaan akan maju. x. Indikator-indikator Produktivitas Kerja
195
Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi para karyawan yang ada di perusahaan. Dengan adanya produktivitas kerja diharapkan pekerjaan akan terlaksana secara efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Edy Sutrisno (2014:14) menyatakan bahwa untuk mengukur produktivitas kerja diperlukan suatu indikator sebagai berikut : 36. Efisiensi Perbandingan
antara
hasil
yang
dicapai
dengan
keseluruhan sumber daya yang digunakan. Masukan dan pengeluaran merupakan aspek produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan. 37. Mutu Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukan kualitas kerja seorang pegawai. Jadi meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri.
196
38. Meningkatkan Hasil Yang Dicapai Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masingmasing yang terlibat dalam suatu pekerjaan. 39. Semangat Kerja Semangat dalam bekerja merupakan usaha untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya. 40. Pengembangan Diri Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang akan dihadapi. Sebab semakin kuat tantangannya, pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan.
197
41. Kemampuan Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang karyawan sangat tergantung pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam bekerja. 42. Peningkatan Produktivitas Bahwa peningkatan produktivitas kerja dapat dilihat sebagai masalah keprilakuan, tetapi juga dapat mengandung aspek-aspek teknis. Untuk mengatasi hal itu perlu pemahaman yang
tepat
tentang
faktor-faktor
penentu
keberhasilan
meningkatkan produktivitas kerja, sebagian di antaranya berupa etos kerja yang harus dipegang teguh oleh semua karyawan dalam organisasi.
46. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Mira Humairah (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. IWATA INDONESIA” yang didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa lingkungan kerja PT Iwata Indonesia berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja. Hal ini ditunjukkan dari signifikasi lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan nilai t-hitung > t-tabel yaitu 3,820 > 1,684 dengan presentase pengaruhnya sebesar 27,7 %.
198
Penelitian Irmawati (2013) Judul Penelitian “Pengaruh Lingkungan Kerja dengan Produktivitas Kerja Pegawai Bidang Pengendalian Operasional Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor”. Metode penelitian ini memiliki desain penelitian metode kuantitatif asosiatif dan peneltian survey. Hasil analisis Penelitian Ho ditolak dan Ha diterima, dengan nilai t-hitung > t-tabel sebesar 4,06 > 1,697. sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai.
47. Kerangka Berfikir Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, lingkungan kerja adalah suatu kondisi tempat karyawan melakukan tugasnya di tempat kerja. Sedangkan produktivitas adalah kecintaan dan kesetiaan karyawan kepada perusahaan dalam kondisi apapun. Peneliti memfokuskan pada lingkungan kerja sebagai variable X
dan
produktivitas karyawan sebagai variable Y. Untuk itu maka dapat digambarkan dengan gambar dibawah ini :
199
Lingkungan Kerja (x)
Produktivitas Kerja (Y)
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
48. Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan, maka penulis mengajukan dugaan atau hipotesis yaitu : Ha
: Terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan.
Ho
: Tidak terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan.
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS G. Landasan Teori 49. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang berarti suatu usaha untuk mengarahkan dan mengelola sumber daya manusia didalam suatu organisasi agar mampu berpikir dan bertindak sebagaimana yang diharapkan organisasi. Organisasi yang
200
maju tentu dihasilkan oleh pegawai yang dapat mengelola organisasi tersebut ke arah kemajuan yang diinginkan. Mangkunegara (2010:2) mengemukakan bahwa “Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengembangan,
pengawasan
terhadap
pengadaan,
pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi”. Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja, agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan.
201
Berdasarkan ahli diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu yang mengatur dan mengelola tenaga kerja agar dapat melakukan fungsinya secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan.
50. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Fungsi manajemen sumber daya manusia merupakan dasar dari pelaksanaan proses manajemen sumber daya manusia yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan. (Hasibuan, 2011:21) menyatakan bahwa fungsi-fungsi MSDM meliputi : a. Perencanaan Perencanaan SDM adalah perencanaan tenaga kerja serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan, perencanaan dilakukan dengan menetapkan program-program kepegawaian. Program-program kepegawaian meliputi pengadaan, pengarahan, pengendalian, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian,
pemeliharaan,
koordinasi,
kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan. b. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, integrasi, hubungan kerja, delegasi wewenang dan koordinasi dalam bagan organisasi. Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
202
Dengan organisasi yang baik maka akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif. c. Pengarahan Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama secara efektif dan efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik dan benar sesuai waktu yang ditentukan. d. Pengendalian Pengendalian
adalah
kegiatan
pengendalian
semua
karyawan agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan. Pengendalian karyawan meliputi kedisiplinan, kehadiran, tingkah laku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan. e. Pengembangan Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan. Tujuan pokok pengembangan manajemen adalah mempersiapkan tenagatenaga manajemen yang terampil, menguasai konsep manajemen, profesional dan bertanggung jawab.
203
f. Pengadaan Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan dari sebuah perusahaan. Pengadaan tenaga kerja merupakan langkah pertama dan yang mencerminkan berhasil tidaknya suatu perusahaan mencapai tujuannya. g. Kompensasi Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah. h. Pengintegrasian Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perushaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam MSDM, karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang. i. Pemeliharaan
204
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada internal
dan
eksternal
konsistensi.
Dimaksudkan
untuk
mempertahankan stamina SDM dalam melakukan pekerjaannya dalam perusahaan. j. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan dan norma-norma sosialnya. k. Pemberhentian Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya. Pelepasan ini diatur oleh Undang-undang No. 12 Tahun 1964. Pemberhentian karyawan adalah fungsi operasional yang terakhir dari manajemen sumber daya manusia. Pemberhentian karyawan hendaknya berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang ada agar tidak menimbulkan masalah.
205
51. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Tujuan manajemen sumber daya manusia tidak harus mencerminkan kehendak manajemen senior, namun juga harus menyeimbangkan tantangan organisasi, fungsi sumber daya manusia masyarakat dan orang-orang yang terpengaruh. Simamora (dalam Sunyoto, 2012:8) mengemukakan bahwa ada empat tujuan manajemen sumber daya manusia yaitu : y. Tujuan Sosial Tujuan Sosial manajemen sumber daya manusia adalah agar organisasi bertanggung jawab secara sosial dan etis terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat sehingga meminimalkan dampak negatif tuntutan itu terhadap organisasi. Organisasi bisnis diharapkan dapat meningkatkan kualitas masyarakat membantu memecahkan masalah sosial.
206
z. Tujuan Organisasi Tujuan organisasi manajemen sumber daya manusia adalah sasaran formal organisasi yang dibuat untuk membantu organisasi mencapai tujuan. Departemen sumber daya manusia meningkatkan efektivitas organisasi dengan cara : s) Meningkatkan produktivitas perusahaan dengan menyediakan tenaga kerja yang terlatih dan termotivasi dengan baik. t) Mendayagunakan tenaga kerja secara efektif dan efisien serta mampu mengendalikan biaya tenaga kerja. u) Membantu organisasi mencapai tujuannya. aa. Tujuan Fungsional Tujuan fungsional manajemen sumber daya manusia adalah tujuan untuk mempertahan kontribusi departemen sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan tingkat kebutuhan organisasi. Departemen sumber daya manusia harus menghadapi peningkatan kompleksitas pengelolaan sumber daya manusia dengan memberikan konsultasi canggih.
207
bb. Tujuan Pribadi Tujuan pribadi manajemen sumber daya manusia adalah tujuan individu dari setiap anggota organisasi yang hendak dicapai melalui aktivitasnya didalam organisasi. Kalangan karyawan mengharapkan organisasi agar memuaskan kebutuhan mereka yang terkait dengan pekerjaan.
52. Lingkungan Kerja s. Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan
kerja
adalah
tempat
dimana
karyawan
melakukan aktifitas setiap harinya. Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan oleh pihak manajemen dalam perusahaan, pihak manajemen dalam perusahaan diharapkan mampu mengelola lingkungan kerja dengan baik sehingga mampu meningkatkan produktivitas karyawan. Lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk menciptakan lapangan kerja yang menyenangkan, karena akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Selain memperhatikan faktor-faktor yang ada dalam perusahaan, juga harus memperhatikan faktor-faktor yang ada dalam perusahaan atau lingkungan sekitarnya.
208
Beberapa ahli mendefinisikan pengertian lingkungan kerja antara lain sebagai berikut : Sedarmayanti
(2009:21)
mengemukakan
bahwa
“Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.” “Lingkungan kerja merupakan suatu keadaan tenaga kerja sebagai akibat dari kebijaksanaan yang diambil atau dilakukan oleh organisasi demi untuk kesejahteraan tenaga kerja organisasi tersebut” (Sunyoto, 2012:10). Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada dilingkungan yang dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung seseorang atau sekelompok orang didalam melaksanakan aktifitasnya. “Lingkungan kerja memegang peranan penting terhadap baik buruknya kualitas hasil kinerja karyawan. Bila lingkungan kerja nyaman dan komunikasi lancar antar karyawan berjalan lancar, maka bisa dipastikan performa yang dihasilkan pun akan maksimal” (Basuki dan Susilowati, 2005:40).
209
Dari beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja baik fisik maupun non fisik yang mempengaruhi tugastugas yang dibebankan, namun secara umum pengertian lingkungan kerja adalah merupakan lingkungan dimana para karyawan tersebut melaksanakan tugas dan pekerjaannya. t. Jenis Lingkungan Kerja Sedarmayanti (2009:21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu : lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Berikut ini penjelasan mengenai lingkungan kerja tersebut : 13) Lingkungan Kerja Fisik Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu : m) Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan pegawai, seperti tata ruang (office layout) yang akan mendukung terciptanya hubungan kerja yang baik antara sesama karyawan maupun dengan atasan.
210
n) Lingkungan perantara atau lingkungan umum juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi karyawan, misalnya : temperatur, kelembaban, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna ruangan, dan lain-lain. 14) Lingkungan Kerja Non Fisik Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun sesama rekan kerja, maupun antara atasan dengan bawahan. “Komunikasi dalam lingkungan kerja non fisik menjadi hal utama, komunikasi adalah proses mengirimkan dan menerima berita diantara pihak-pihak yang saling berhubungan sehingga dari padanya diperoleh pemahaman tentang apa yang dimaksud satu sama lain” (Siswandi, 2011:151). Didalam perusahaan, komunikasi ibarat aliran darah kehidupan. Tanpa adanya komunikasi maka organisasi tidak dapat bergerak dan melaksanakan aktivitasnya. Setiap orang yang berada dilingkungan perusahaan tidak dapat menghindari diri dari komunikasi, jika mengharapkan keinginan atau kebutuhannya dapat dipenuhi dalam perusahaan. Oleh karena itu, komunikasi menepati posisi strategis dalam perusahaan. Melalui komunikasilah maka berbagai pihak yang terlibat
211
langsung maupun tidak langsung dapat saling berhubungan secara efektif dan efisien. m) Fungsi-fungsi Komunikasi Komunikasi mempunyai empat fungsi utama dalam sebuah kelompok atau organisasi, yaitu fungsi kendali, motivasi, pernyataan emosi dan informasi. Komunikasi berfungsi untuk mengendalikan perilaku anggotanya dalam beberapa cara. Organisasi mempunyai otoritas hierarkis dan pedoman resmi di mana anggota-anggotanya diwajibkan untuk mematuhinya. Sebagai contoh, para karyawan wajib untuk selalu
mengkomunikasikan keluhannya yang
berhubungan dengan pekerjaan kepada atasan langsungnya, untuk mengetahui rincian kerja mereka, atau untuk memaksa mereka tunduk pada peraturan perusahaan, komunikasi disini melaksanakan fungsi kendali. Tetapi komunikasi informal juga dapat mengendalikan perilaku. Ketika kelompok-kelompok kerja menggoda atau mengganggu seorang anggota yang berkinerja lebih baik (dan membuat seluruh kelompok kelihatan buruk), mereka secara informal sedang
berkomunikasi,
anggotanya.
dan
mengendalikan
perilaku
212
Komunikasi
memelihara
motivasi
dengan
memberikan penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang
harus
dilakukan,
seberapa
baik
mereka
mengerjakannya, dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada dibawah standar. Pembentukan tujuan khusus, umpan balik terhadap kemajuan ke arah pencapaian tujuan dan penguatan perilakuperilaku yang diinginkan semuanya merangsang motivasi dan memerlukan komunikasi. Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka adalah sumber utama bagi interkasi sosial. Komunikasi yang terjadi dalam kelompok merupakan suatu mekanisme mendasar dimana para anggotanya dapat mengungkapkan dan melukiskan perasaan kecewa dan rasa puas mereka. Oleh karenanya, komunikasi adalah jalan untuk menyatakan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial. Fungsi terakhir komunikasi berhubungan dengan perannya dalam memfasilitasi pengambilan keputusan. Fungsi tersebut memberikan informasi bagi perseorangan atau
kelompok
untuk
membuat
keputusan
dengan
menyertakan data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan.
213
Tidak satu pun keempat fungsi tersebut tampak lebih menonjol dari yang lainnya. Untuk melaksanakannya secara efektif kelompok perlu menjaga beberapa bentuk untuk pengendalian terhadap anggota-anggotanya mendorong mereka untuk melaksanakannya, menyediakan media untuk mengungkapkan emosi, dan membuat pilihan. Anda dapat beranggapan bahwa setiap-setiap interaksi komunikasi yang terjadi dalam kelompok atau organisasi menampilkan satu atau lebih dari keempat fungsi tersebut. n) Arah Komunikasi (19)
Komunikasi Ke Atas
Stephen (2002:146) mengemukakan bahwa “komunikasi ke atas adalah komunikasi yang berlangsung dari bawahan ke atasan”. Pola ini digunakan untuk memberikan umpan balik pada pimpinan yang di atas, menginformasikan kepada mereka tentang kemajuan dalam menuju sasaran kerja, dan menyampaikan masalah yang terjadi saat ini. Komunikasi dalam bentuk ini membantu para manajer untuk selalu peka terhadap perasaan karyawan akan pekerjaan mereka, rekan kerja dan
perusahaan
pada
umumnya.
Para
manajer
perusahaan bergantung pada komunikasi ini untuk
214
mendapatkan gagasan guna berhubungan dengan ide-ide tentang bagaimana meningkatkan kinerja.
215
(20)
Komunikasi Ke Bawah
Komunikasi ke bawah adalah komunikasi
yang
berlangsung dari pimpinan ke bawahan. Komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. (21)
Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal merupakan bentuk komunikasi secara mendatar dalam menyampaikan pertukaran pesan, dan dilakukan oleh para pemimpin, pejabat atau staff yang satu tingkat dalam suatu organisasi.
u. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja “Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan kerja yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi, keadaan lingkungan
216
yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien”(Sedarmayanti, 2009:19). Banyak
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi
terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah : ee. Penerangan/cahaya ditempat kerja. ff. Temperatur /suhu udara ditempat kerja. gg. Kebisingan ditempat kerja. hh. Bau tidak sedap ditempat kerja. ii. Keamanan ditempat kerja. Berikut ini akan diuraikan masing-masing faktor tersebut dikaitkan dengan kemampuan manusia, yaitu : ee. Penerangan/cahaya ditempat kerja Salah satu faktor penting dari lingkungan kerja yang dapat memberikan rasa nyaman dan semangat dalam bekerja adalah penerangan lingkungan kerja
yang baik. Dalam hal
penerangan lingkungan kerja yang baik disini tidak hanya terbatas pada hal penerangan listrik tetapi juga penerangan matahari, oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami
kesulitan,
kesalahan,
dan
pada
akhirnya
217
menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai. ff. Temperatur/suhu udara ditempat kerja Lingkungan kerja dapat dirasakan nyaman jika ditunjang oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang menunjang adalah suhu udara. Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur tubuh berbeda. Tubuh manusia akan selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi diluar tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh. Produktivitas manusia kan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24-27℃.
218
gg. Kebisingan ditempat kerja Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Kebisingan semua suara yang tidak dikehendaki bersumber dari alat-alat proses produksi dan alatalat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Suara bising tersebut dapat merusak konsentrasi kerja karyawan sehingga kinerja karyawan
menjadi
tidak
optimal.
Karena
pekerjaan
membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja dapat meningkat. Semakin lama telinga mendengar suara bising, maka akan semakin buruk akibatnya, diantaranya pendengaran dapat makin berkurang. Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suara bunyi yang bisa menimbulkan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu :
219
19. Lama bunyi Semakin lama telinga kita mendengar kebisingan maka semakin buruk akibatnya bagi pendengaran (tuli). 20. Intensitas kebisingan Intensitas biasanya diukur dengan satuan desibel (dB), yang menunjukan besarnya arus energi persatuan luas dan batas pendengaran manusia mencapai 70 desibel. 21. Frekuensi Frekuensi suara menunjukan jumlah dari gelombang suara yang sampai ke telinga kita setiap detik yang dinyatakan dalam jumlah getaran perdetik atau Hertz (HZ). Batas pendengaran manusia mencapai 70 desibel, jika suara yang didengar manusia melebihi batas tersebut maka konsentrasi manusia akan mudah kabur dan mengganggu konsentrasi dalam bekerja. hh. Bau tidak sedap ditempat kerja Adanya bau-bauan ditempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, karena dapat mengganggu konsentrasi bekerja, dan
bau-bauan
mempengaruhi
yang kepekaan
terjadi
terus
penciuman.
menerus Pemakaian
dapat air
conditioner yang tepat merupakan salah satu cara yang digunakan
untuk
menghilangkan
bau-bauan
mengganggu disekitar tempat kerja terhadap perasaan.
yang
220
ii. Keamanan ditempat kerja Keamanan kerja untuk sebuah kantor memang harus diperhatikan baik itu untuk keamanan terhadap peralatan yang digunakan dan keamanan lingkungan kerja. Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan keberadaan keamanan itu sendiri.
53. Produktikvitas Kerja y. Pengertian Produktivitas Kerja Secara umum yang dimaksud dengan produktivitas kerja adalah perbandingan anatara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi dalam bentuk memberikan produktivitas kerja yang maksimal. Produktivitas kerja karyawan bagi suatu perusahaan sangatlah penting sebagai alat pengukur keberhasilan dalam menjalankan usaha. Karena semakin tinggi produktivitas kerja karyawan dalam perusahaan, berarti laba perusahaan dan produktivitas akan meningkat. Kemudian untuk mendapatkan
gambaran
lebih
jelas
mengenai
pengertian
produktivitas, berikut pengertian produktivitas menurut ahli, antara lain yaitu :
221
Produktivitas kerja adalah sebagai rasio keluaran barang dan jasa dibagi masukan atau sumber daya yang dipergunakan untuk memproduksi barang dan jasa tersebut. Sinungan (2014:17) mengemukakan bahwa ”Produktivitas adalah pendekatan intradisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan sumber secara efisien dan tetap menjaga adanya mutu yang tinggi”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan karyawan dalam berproduksi dilihat dari perbandingan antara input yang digunakan dengan output yang dihasilkan. Seorang karyawan dikatakan produktif apabila dia mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan yang diharapkan dalam waktu yang relatif singkat dan tepat. Dengan kinerja karyawan yang produktif sebuah perusahaan atau organisasi akan mudah mencapai keberhasilan dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. z. Pengukuran Produktivitas Pengukuran produktivitas merupakan suatu masalah sistem dalam arti tertentu, dikarenakan ada banyak arti dari segi pekerjaan atau kegiatan perusahaan yang mempunyai dampak terhadap produktivitas kerja. Dalam perusahaan sangat jarang ditemukan kegiatan teknik atau metode tunggal yang merupakan satu-satunya
222
landasan bagi peningkatan produktivitas, bagi perusahaan adalah mengenai suatu kegiatan yang paling relevan dan mempunyai potensi-potensi yang paling benar untuk meningkatkan suatu produktivitas kerja pada perusahaan itu sendiri Sedarmayanti (2009:59) menyatakan bahwa “Produktivitas mencakup efisiensi, efektivitas dan kualitas”. Efisiensi berorientasi pada masukan dan efektivitas berorientasi pada keluaran. Perbedaan produktivitas dengan efektivitas dan efisiensi adalah bahwa produktivitas merupakan ukuran tingkat efisiensi dan efektivitas dari setiap sumber yang digunakan selama proses produksi berlangsung dengan membandingkan antara jumlah yang dihasilkan (output) dengan masukan dari setiap sumber yang dipergunakan atau seluruh sumber (input). Tinggi rendahnya efisiensi ditentukan oleh nilai input dan output, sedangkan tinggi rendahnya nilai efektivitas ditentukan oleh pencapaian target. Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input yang direncanakan dengan input yang sebenarnya. Apabila input yang sebenarnya digunakan semakin besar penghematannya, maka tingkat efisiensi semakin tinggi. Tetapi semakin kecil input yang dihemat akan semakin rendah tingkat efisiensinya. Efektivitas merupakan ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh keberhasilan atau target yang dapat dicapai. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas, walau terjadi peningkatan efektivitas, efisiensinya belum tentu meningkat.
223
Pengukuran tingkat produktivitas tenaga kerja menurut pemasukan jumlah karyawan seluruhnya dan pengeluaran dapat diartikan sebagai jumlah yang dikeluarkan. Tujuan pengukuran produktivitas antara lain untuk membandingkan hasil-hasil pertambahan produksi dari waktu ke waktu dan pertumbuhan kesempatan kerja dari waktu ke waktu. aa. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan disuatu perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktorfaktor yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan. Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja antara lain : 31. Motivasi Motivasi
merupakan
kekuatan/motor
pendorong
kegiatan seseorang ke arah tujuan tertentu dan melibatkan berbagai kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya. Setiap pegawai memiliki identifikasi yang berlainan sebagai akibat dari latar belakang pendidikan, pengalaman dan lingkungan masyarakat yang beraneka ragam, maka ini akan terbawa dalam hubungan kerja sehingga akan mempengaruhi sikap dan tingkah
224
laku pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Pada hakikatnya motivasi pegawai dan pimpinan berbeda karena adanya perbedaan kepentingan, sehingga perlu diciptakan motivasi yang searah untuk mencapai tujuan bersama dalam rangka kelangsungan usaha dan ketenagakerjaan, sehingga apa yang menjadi kehendak dan cita-cita kedua belah pihak dapat terwujud. Dengan demikian pegawai akan mengetahui fungsi, peranan dan tanggung jawab di lingkungan kerjanya. Serta pimpinan perlu menumbuhkan iklim kerja sehat, dimana hak dan kewajiban pegawai diatur selaras dengan fungsi, peranan dan tanggung jawab pegawai. 32. Kedisiplinan Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan etika, norma dan kaidah yang berlaku. Disiplin juga dapat diartikan sebagai pengendalian diri agar tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan falsafah dan norma pancasila. Manusia yang sukses adalah manusia yang mampu mengatur, mengendalikan diri yang menyangkut peraturan cara hidup dan cara kerja. Maka erat hubungannya antara manusia sukses dengan pribadi disiplin. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin mengacu pada pola tingkah laku
225
dengan ciri sebagai berikut : adanya hasrat kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang sudah menjadi norma dan etika yang berlaku dalam masyarakat, adanya perilaku yang dikendalikan, adanya ketaatan. 33. Etos Kerja Etos kerja merupakan salah satu faktor penentu produktivitas, karena etos kerja merupakan pandangan untuk menilai sejauh mana kita melakukan suatu pekerjaan dan terus berupaya untuk mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan. Usaha untuk mengembangkan etos kerja yang produktif pada dasarnya mengarah pada peningkatan produktivitas yang bukan saja produktivitas individu melainkan juga produktivitas masyarakat keseluruhan. 34. Keterampilan Faktor keterampilan, baik teknis maupun manajerial sangat menentukan tingkat pencapaian produktivitas. Setiap individu selalu dituntut untuk terampil dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Seseorang dinyatakan terampil dan produktif apabila yang bersangkutan dalam satuan waktu tertentu dapat menyelesaikan sejumlah hasil tertentu. Dengan demikian menjadi faktor penentu suatu keberhasilan dan produktivitas, karena dari waktu itulah dapat dimunculkan
226
kecepatan dan percepatan yang akan sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kehidupan. 35. Pendidikan Tingkat pendidikan harus selalu dikembangkan, baik melalui jalur pendidikan formal maupun non formal. Karena setiap penggunaan teknologi hanya akan dapat dikuasai dengan pengetahuan, keteramilan dan kemampuan yang handal. Untuk mencapai produktivitas yang tinggi suatu perusahaan memerlukan tenaga kerja yang
didukung oleh
faktor-faktor sebagai berikut : pendidikan, keterampilan, sikap, etika kerja, tingkat penghasilan, jaminan sosial, tingkat sosial, iklim kerja, motivasi, gizi, kesehatan, hubungan individu, dan teknologi. Karyawan yang memenuhi faktor-faktor pendukung produktivitas dalam bekerja dapat menghasilkan karyawan yang berkualitas, efektif dan efisien. Tingkat produktivitas karyawan dapat meningkatkan komitmen dan semangat kerja. Tingkat produktivitas juga menjadi dasar pengendalian kualitas kerja karyawan, sehingga organisasi dapat menghasilkan ide produk baru maupun metode-metode operasi yang lebih baik. Produktivitas kerja pun berjalan dengan baik sehingga kualitas suatu perusahaan akan maju. bb. Indikator-indikator Produktivitas Kerja
227
Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi para karyawan yang ada di perusahaan. Dengan adanya produktivitas kerja diharapkan pekerjaan akan terlaksana secara efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Edy Sutrisno (2014:14) menyatakan bahwa untuk mengukur produktivitas kerja diperlukan suatu indikator sebagai berikut : 43. Efisiensi Perbandingan
antara
hasil
yang dicapai
dengan
keseluruhan sumber daya yang digunakan. Masukan dan pengeluaran merupakan aspek produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan. 44. Mutu Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukan kualitas kerja seorang pegawai. Jadi meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri.
228
45. Meningkatkan Hasil Yang Dicapai Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masingmasing yang terlibat dalam suatu pekerjaan. 46. Semangat Kerja Semangat dalam bekerja merupakan usaha untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya. 47. Pengembangan Diri Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang akan dihadapi. Sebab semakin kuat tantangannya, pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan.
229
48. Kemampuan Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang karyawan sangat tergantung pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam bekerja. 49. Peningkatan Produktivitas Bahwa peningkatan produktivitas kerja dapat dilihat sebagai masalah keprilakuan, tetapi juga dapat mengandung aspek-aspek teknis. Untuk mengatasi hal itu perlu pemahaman yang
tepat
tentang
faktor-faktor
penentu
keberhasilan
meningkatkan produktivitas kerja, sebagian di antaranya berupa etos kerja yang harus dipegang teguh oleh semua karyawan dalam organisasi.
54. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Mira Humairah (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. IWATA INDONESIA” yang didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa lingkungan kerja PT Iwata Indonesia berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja. Hal ini ditunjukkan dari signifikasi lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan nilai t-hitung > t-tabel yaitu 3,820 > 1,684 dengan presentase pengaruhnya sebesar 27,7 %.
230
Penelitian Irmawati (2013) Judul Penelitian “Pengaruh Lingkungan Kerja dengan Produktivitas Kerja Pegawai Bidang Pengendalian Operasional Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor”. Metode penelitian ini memiliki desain penelitian metode kuantitatif asosiatif dan peneltian survey. Hasil analisis Penelitian Ho ditolak dan Ha diterima, dengan nilai t-hitung > t-tabel sebesar 4,06 > 1,697. sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai.
55. Kerangka Berfikir Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, lingkungan kerja adalah suatu kondisi tempat karyawan melakukan tugasnya di tempat kerja. Sedangkan produktivitas adalah kecintaan dan kesetiaan karyawan kepada perusahaan dalam kondisi apapun. Peneliti memfokuskan pada lingkungan kerja sebagai variable X
dan
produktivitas karyawan sebagai variable Y. Untuk itu maka dapat digambarkan dengan gambar dibawah ini :
231
Lingkungan Kerja (x)
Produktivitas Kerja (Y)
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
56. Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan, maka penulis mengajukan dugaan atau hipotesis yaitu : Ha
: Terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan.
Ho
: Tidak terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan.