Presentation1.pptx

  • Uploaded by: Guerdo
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Presentation1.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 945
  • Pages: 35
Deaf Child

1

PENDAHULUAN Pendengaran sebagai salah satu indera, memegang peranan yang sangat penting karena perkembangan bicara sebagai komponen utama komunikasi pada manusia sangat tergantung pada fungsi pendengaran.

(Iramawati, 2010)

2

PENDAHULUAN Gangguan pendengaran

2-3 bayi setiap 1.000 kelahiran hidup yang menderita tuli.

Defisist sensorik paling sering

WHO 2005 : 278 juta orang

1998 : Indonesia termasuk 4 besar

75 - 140 juta diantaranya terdapat di Asia Tenggara.

Sekitar 2% anak-anak usia sekolah mengalami gangguan pendengaran dan mendapatkan gangguan pada prestasi akademiknya.

(Iramawati, 2010) (Johnson R, 2006) 3

Anatomi Telinga

4

Anatomi Penerimaan Suara

5

Anatomi Telinga Dalam

6

Anatomi telinga dalam

7

Vaskularisasi Telinga Dalam Arteri labyrinthine

Telinga dalam

(Standring, 2008)

Arteri auricularis posterior

Arteri occipital cabang stylomastoid 11

Vaskularisasi telinga dalam Arteri Basilaris atau Arteri Cerebellar Anterior Inferior

cabang cochlear

12-14 cabang kecil pada kanal di dalam modiolus

cabang vestibular

utriculus, sacculus dan ductus semicircular.

Arteri labyrinthine

(Standring, 2008)

12

9 mgg

: 3 lapisan MT

20 mgg : maturasi telinga dalam & daun telinga menyerupai dewasa

Embriologi Telinga Dalam

30 mgg

: pneumatisasi tympani & CAE sampai 7 thn

32 mgg : osifikasi maleus & incus sempurna, stapes berkembang hingga dewasa 34 mgg

: sel udara mastoid berkembang

35 mgg

: pneumatisasi antrum

(Lalwani, 2008) 13

Definisi Hearing loss

Hearing impairment

Deafness

(Suwento, 2008)14

Definisi Tuli sebagian (hearing impaired) adalah keadaan fungsi pendengararan berkurang namun masih dapat dimanfaatkan unntuk berkomunikasi. Tuli total (deaf) adalah keadaan fungsi pendengaran yang sedemikian terganggunya sehingga tidak dapat berkomunikasi sekalipun mendapat perkerasan bunyi.

(Bailey, 2006) 15

Klasifikasi Gangguan pendengaran diklasifikasikan atas: 1) 2) 3) 4)

Konduksi (gangguan pada telinga luar atau telinga tengah), Sensorineural (gangguan pada telinga dalam atau saraf pendengaran) Campuran (sensorineural dan konduksi) Sentral (gangguan pada otak).

Klasifikasi lain : 1) 2)

Kongenital Didapat/acquired

(Suwento, 2007) 16

Etiologi Penyebab gangguan pendengaran bayi & anak (menurut waktu terjadinya) : • Prenatal (yang bisa disebabkan oleh faktor genetik dan nongenetik) • Perinatal • Postnatal (Suwento, 2007) 17

Etiologi

(Suwento, 2007) 18

Etiologi

(Suwento, 2007) 19

Gambaran Klinis Tuli • Tidak bereaksi terhadap panggilan • Tidak kebingungan terhadap bunyi yang sangat keras yang berasal dari pesawat terbang / bantingan pintu.

Gangguan perkembangan bicara • Perbendaharaan kata sangat sedikit • Kata-katanya tidak tepat

Suwento, 2008) 20

Perkiraan adanya gangguan pendengaran pada bayi dan anak

(Newton 2009 ) 21

Diagnosis Anamnesis • Riwayat kelahiran • Riwayat keluarga • Rwayat penyakit yang pernah diderita

Pemeriksaan Fisik • Sindrom gangguan pendengaran. • Pemeriksaan telinga luar • Pemeriksaan telinga tengah

(Alexiades 2009) 22

Diagnosis Pemeriksaan penunjang -

BERA (Brainstem Evoked Respone Audimetry) BOA OAE Timpanometri Audiometri nada murni.

(Alexiades 2009) 23

Penatalaksanaan “Augmentation of hearing”

(i) Alat bantu dengar (ii) Cochlear implant (direkomendasikan untuk tuli sensorineural severe -> profound).

(Alexiades 2009) 24

Penatalaksanaan Perkembangan bicara (i) Terapi wicara (ii) Lip reading (iii) Sign language

(Alexiades 2009) 25

Diskusi Dari anamnesis perlu digali dengan teliti riwayat kelahiran, riwayat keluarga dan riwayat penyakit yang diderita (terutama selama kehamilan). Sekitar 60% gangguan pendengaran pada anak terjadi karena faktor genetik. Pada sebagian besar kasus gangguan pendengaran genetik, tidak disertai dengan adanya anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit serupa.

(Cummings CW, 2005) 26

Faktor risiko untuk SNHL pada periode neonatal sebagaimana ditentukan oleh the Joint Committee on Infant Hearing (JCIH) terdiri dari faktor non-infeksi: lahir prematur (usia kehamilan <34 minggu); berat lahir rendah (BBLR, berat badan <1500 gm).

Faktor Infeksi : Toxoplasmosis, Rubella Cytomegalovirus danHerpes (TORCH).

B. U. D. Rianto, B. Herwindo, A. E. Raditya, A. Prasetyo (2017)

27

Diskusi

Dalam kasus ini, seorang anak umur 2 tahun datang ke RS Sardjito dengan keluhan utama dari orang tua anak tidak merespon dengan suara.

Dari pemeriksaan fisik, pasien tampak tidak bereaksi saat diberikan suara keras didekatnya.

28

Diskusi Pada pasien ini telah dilakukan pemeriksaan Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA) didapatkan hasil profound neural hearing loss pada telinga kanan dan kiri.

Pada riwayat kehamilan ditemukan bahwa ibu terinfeksi rubela saat usia kehamilan 4 minggu dan itu merupakan trimester pertama kehamilan yang pada saat itu terjadi proses organogenesis.

29

Diskusi Masalah Prognosis

Usia kehamilan 4 minggu Ibu positif terkena rubela

Trimester pertama  Organogenesis Organogenesis terganggu  Organ Pendengaran ? 30

Faktor risiko infeksi TORCH lebih rentan terhadap gangguan fungsi koklea dan kerusakan saraf pendengaran hingga sekitar 15,63 kali dibandingkan dengan anak-anak tanpa faktor risiko TORCH.

B. U. D. Rianto, B. Herwindo, A. E. Raditya, A. Prasetyo (2017) 31

Diskusi Disebutkan bahwa pada janin yang terinfeksi rubella mengalami hambatan dalam miniaturisasi organ secara menyeluruh. Secara histologis akan mengalami hiposeluler.

Untuk organ pendengaran terjadi kerusakan parsial dari membran reissner dan membran tectorial.

Bailey (2006)

32

Diskusi Dijelaskan bahwa TORCH membuat perubahan histopatologis yang abnormal pada striaevascularis, membran Reissner, limbus spiralis dan organ keseimbangan. Penyakit TORCH sebagai infeksi intrauterin dapat menyebabkan malformasi kongenital pada sistem saraf pusat, yang mengakibatkan kelainan neurologis, gangguan penglihatan dan ketulian, di samping malformasi lain, seperti penyakit jantung bawaan.

B. U. D. Rianto, B. Herwindo, A. E. Raditya, A. Prasetyo (2017) 33

Kesimpulan Telah dilaporkan pasien anak perempuan usia 2 tahun dengan diagnosis deaf child. Sudah dilakukan evaluai ulang OAE dengan hasil auris dekstra dan sinistra PASS. Pada pasien ini diberikan pengantar ke rehabilitasi medik untuk terapi wicara, pemeriksaan ASSR untuk evaluasi, dan edukasi pada orang tua pasien sehubungan dengan prognosis pasien.

34

TERIMA KASIH MOHON ASUPAN

35

36

HTA Indonesia_2010_Buku Panduan Tatalaksana Bayi Baru Lahir Di Rumah Sakit

37

Toxoplasmosis Infeksi toxoplasma konsumsi makanan yang terkontaminasi ookista pada kotoran kucing atau oleh produk daging kurang matang (misalnya, babi dan domba)

Ultrasonografi  kalsifikasi intrakranial, dilatasi ventrikel, pembesaran hati, asites, dan peningkatan ketebalan plasenta. Neonatus dengan toksoplasmosis kongenital  hydrocephalus, microcephaly, kalsifikasi intrakranial, chorioretinitis, strabismus, kebutaan, epilepsi, psikomotorik atau retardasi mental, trombositopenia dengan petechiae, dan anemia (Bailey, 2006)

38

More Documents from "Guerdo"

Clavicula Field.docx
November 2019 23
Presentation1.pptx
November 2019 8
Biang.docx
November 2019 9
Clavicula Field.docx
November 2019 16